Anda di halaman 1dari 15

HERBAL UNTUK PENYAKIT “DEMAM CAMPAK”

Dosen Pengampu: apt. Haiyul Fadhli, M.Si

Nama Kelompok 4:

1. Africa Widia Sari 2100002

2. Ezi Chairunisa 2100015

3. Fahdya Avisa Putri 2100017

4. R. Trio Hikmah Fala 2100040

1. Pendahuluan

Campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi


perhatian serius dalam kesehatan anak-anak dan bayi di Indonesia. Namun, imunisasi
telah membuktikan efektivitasnya dalam mengurangi dampak penyakit ini. Dalam
skala global, program imunisasi campak telah berhasil mengurangi angka kematian
akibat penyakit ini sebanyak 15,6 juta jiwa atau sekitar 75% dari total kematian
akibat campak di seluruh dunia.(Ambarita, 2016).

Campak, juga dikenal sebagai rubeola, merupakan penyakit infeksi yang


sangat menular yang memengaruhi saluran pernapasan. Gejalanya termasuk
munculnya ruam di seluruh tubuh dan gejala yang mirip dengan flu. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus dan biasanya gejala muncul sekitar satu hingga dua
minggu setelah seseorang terpapar virus tersebut. Meskipun penyakit ini paling
umum terjadi pada anak-anak dan dapat berakibat fatal, namun campak dapat
dihindari dengan menerima vaksin.(Ambarita, 2016)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi bahwa sejumlah


negara, termasuk Venezuela, Serbia, Madagaskar, Sudan, Thailand, Prancis, Amerika
Serikat, Ukraina, Albania, Liberia, Yaman, Georgia, Montenegro, dan Yunani, telah
melaporkan peningkatan kasus campak selama 17 tahun terakhir. Pada tahun 2017,
terjadi peningkatan sebanyak 30% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan jumlah
kematian mencapai 110 ribu jiwa (Detik Health, 2018). WHO juga menyatakan
bahwa beberapa negara di wilayah SEARO, termasuk Indonesia, belum mencapai
target eliminasi campak pada tahun 2020. Pada tahun 2023, WHO telah menetapkan
target regional untuk mencapai eliminasi campak serta melakukan upaya
pengendalian dan penyelenggaraan surveilans campak (WHO SEARO, 2019)

Virus campak tidak memiliki reservoir pada hewan dan hanya ada pada
manusia. Virus ini sangat mudah menular, dan setiap kasus dapat menyebabkan
penularan sekunder pada 14 hingga 18 individu yang rentan. Campak menular
melalui kontak dari orang ke orang melalui percikan pernapasan, partikel aerosol
kecil, dan sentuhan langsung. Masa inkubasi penyakit ini berkisar antara 10 hingga
14 hari, meskipun ada laporan mengenai periode inkubasi yang lebih panjang. Bayi
dan wanita hamil yang belum divaksinasi memiliki risiko tinggi tertular campak, dan
penyakit ini cenderung menginfeksi anak-anak kecil. Program imunisasi saat ini
semakin menargetkan anak-anak dan remaja yang lebih tua karena peningkatan
cakupan vaksinasi dan perubahan dalam tingkat kekebalan di berbagai kelompok
umur. Bayi yang lahir dari ibu dengan kekebalan pasif akan mendapatkan
perlindungan sementara dari campak, tetapi kekebalan ini akan berkurang seiring
waktu, membuat mereka rentan. Kemampuan penularan penyakit mencapai
puncaknya dalam empat hari sebelum hingga empat hari setelah munculnya ruam
kulit, yang juga bersamaan dengan puncak viremia serta gejala batuk, konjungtivitis,
dan pilek.(Saputri, 2020).

2. Tumbuhan untuk Herbal

N Nama tumbuhan Bagian Etnis / Cara Literatur/Jurnal


o (nama latin) tumbuha Daerah Penggunaa
n n
1. Belimbing wuluh Buah Aceh Direbus (Andriyanto,
(Averrhoa bilimbi) dkk., 2016)
2 Daun Tempuyung Daun Halmahera Direbus (Asep, dkk.
(Sonchus arvensis Utara 2014)
Linn.)
3 Diremas
Jorong /dibaluri (Asmaliyah,
Pacing putih Daun
Koto Tuo pada bagian 2010)
(Costus speciosa)
tubuh
4 Diremas
Cocor bebek
Jorong /dibaluri
(Kalanchoe Daun (Friliana,2017)
Koto Tuo pada bagian
pinnata)
tubuh
5 Diremas
Cikarau
Jorong /dibaluri Sarma, et al.,
(Enhydrafluctuans Daun
Koto Tuo pada bagian 2014).
)
tubuh
6 Diremas
Rumput cupscale
Jorong /dibaluri (Sarma, et al.,
(Sacciolepis Daun
Koto Tuo pada bagian 2014
interupta)
tubuh
7 (BalaiPenelitian
Kelapa muda Air Jorong Air kelapa KelapaDanPalm
(Cocos nucifera) kelapa Koto Tuo diminum a
Lain,2004).
8 Terong (Solanum Jorong (Hazimah dkk,
Akar Direbus
melongena) Koto Tuo 2018)
9 Diremas
Jarak (Jatropha Jorong /dibaluri (Wulandari,
Daun
curcas L.) Koto Tuo pada bagian 2018)
tubuh
10 Pegagan Daun Surakarta Direbus (Redclift, 2002)
(Centella asiatica )
11 Bawang putih Digeperk (Silveira er
Umbi Surakarta
(Alium Sativum) /direbus al.2020)
12 Jeruk Nipis
(Kastiwi, Hendy
(Citrus Buah Surakarta Diperas
and Gatut, 2022)
aurantifolia)
13 Kulit batang pule ( Kulit Kayu Infusa (Anonymus,
alstonia scholaris gebus 1989)
cortex )
14 Daun bayam duri ( Daun Hayum Ekstrak (Anonymus,
amaranthi folium ) kerui 1982)
15 Daun jambu mede Daun Jambu Infusa (Depkes RI ,
( anarcadium erang 1989)
occidentale folium
)
16 Daun kemuning Daun Kemuning Fraksi etil (Sulaksana I.
( murrayae ,kamuning asetat Jayusman D.I
paniculutae folium 2005)
)
17 Daun ketepang Daun Daun Ekstrak (Depkes RI ,
china ( cassiae kupang hidro- 1988 )
alatae folium ) etanol
18 Daun ketumbar Daun Keutumba Ekstrak (Diederichsen A,
( curiandri sativi , ketumeur ( perkolasi 1999)
folium) )
19 Biduri (Calotropis Daun Afrika Ekstrak (Sisiana, C. P. P.
gigantea) tropis dan 2021)
Asia
Tenggara
20 Asam jawa Buah Jawa barat Direbus (Soemardji,
(tamarindus 2007)
indica)
21 Lemon (citrus Buah Asia Diperas (Herman dan
limon) dermawan,
2020)
22 Kunyit (curcuma Umbi Asia Direbus (Mukarromah
domestica) tenggara dan Hayati
2023)
23 Cengkeh Bunga Maluku Direbus (Poernomo dkk,
(syzygium 2018)
aromaticum)
24 Sitawa (Costus Daun Asia Diremas (Britto,2011)
speciosa) tenggara /dibaluri
pada bagian
tubuh
25 Gendola (Basella Daun dan Sulawesi Direbus (Darsana et al.,
rubra) buah Utara 2012)
26 Binahong Daun Sulawesi Ekstrak (Darsana et al.,
(Anredera Utara 2012)
cardifolia)
27 Ciplukan (Physalis Daun Bali dan Ekstrak (Salgado, E.L.,
Angulata) Jawa 2013)
28 Tembelekan Daun Uganda Ekstrak (Sanjeeb, 2012)
(Lantana camara Barat Daya
L.)
29 Kemenyan Kulit Kerinci Di asapkan (Elmonda, I.,
(Stryrax Sp) kayu 2022)
30 Meniran Daun Suku Direbus (Ross, 1999)
(Phyllanthus Dayak
urinaria ) Ngaju-
Kalimanta
n Tengah
31 Sambiloto Daun Maluku Direbus ( syamsuhidayat
(Andrographis Utara & Hutapea,
paniculate) 1991)
32 Ilalang (Imperata Akar Kalimanta Diseduh (Kinko, dkk.,
cylindrica) n Tengah 2011)
33 Kecombrang Bunga Badui- Ditumbuk, (Yusuf dan
Banten dioleskan Dasir, 2014)
34 Serai merah Batang Bugis Direbus (Dewi, dkk.,
(Cymbopogon 2015)
nardus (L.)
Rendle)
35 Akar kelapa Akar Sougb- Direbus (Mardiatmoko,
(Cocos nucifera) Irian Jaya dkk., 2018)
3. Pembahasan

Penggunaan herbal dalam mengatasi demam campak membawa beragam


manfaat. Dalam menghadapi infeksi campak, penggunaan herbal seperti daun
pegagan, jeruk nipis, dan bawang putih dan sesuai tanel diatas, dapat membantu
meredakan gejala demam yang sering kali mengganggu. Selain itu, kaya akan
antioksidan, herbal ini juga dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, yang
merupakan hal yang sangat penting dalam melawan penyakit ini. Beberapa gejala
campak, seperti pilek dan batuk, juga dapat diatasi dengan bantuan jeruk nipis, yang
kaya akan vitamin C. Selain itu, herbal membantu mempercepat proses penyembuhan
tubuh, membantu pasien pulih lebih cepat. Penggunaan herbal juga dapat mengurangi
risiko komplikasi yang dapat muncul akibat campak. Terutama, penggunaan herbal
ini dapat dianggap sebagai alternatif atau terapi tambahan yang aman dengan sedikit
efek samping. Meskipun demikian, penting untuk selalu berkonsultasi dengan ahli
medis sebelum menggunakan herbal, terutama dalam kasus campak yang serius, dan
menjadikan perawatan medis konvensional sebagai prioritas utama.

Asam jawa mengandung flavonoid dan tanin yang bersifat antioksidan dan
mengurangi risiko peradangan. Pada saat terkena demam campak akan terjadi
peradangan, senyawa antioksidan ini memiliki peran krusial dalam melindungi sel-sel
tubuh dari kerusakan oksidatif yang seringkali meninkat selama infeksi seperti
campak.

Lemon memiliki kandungan vitamin c yang dimana bermanfaat untuk


menjaga daya tahan tubuh serta sebagai antioksidan hingga membantu penyerapan zat
besi pada tubuh. Saat terkena demam campak, peningkatan daya tubuh sangat penting
sehingga lemon bisa dimanfaatkan dalam hal ini pada saat terkena campak.

Salah satu obat-obatan herbal yang efektif atasi gejala campak adalah kunyit.
Tanaman yang biasanya digunakan untuk bumbu masakan ini dipercaya dapat
mengatasi gejala campak. Tanaman tersebut dapat mengurangi ruam yang timbul
pada kulit. Hal tersebut karena kandungan kurkumin dapat berguna sebagai
antioksidan yang baik untuk mengatasi radang.

Cengkeh merupakan tanaman yang dapat untuk mengatasi peradangan yang


terjadi, terutama yang disebabkan campak karena kandungan flavonoid pada cengkeh
ini memiliki sifat antiinflamasi . Maka dari itu, cengkeh dapat menjadi pilihan yang
baik digunakan untuk mengatasi gejala campak.

Sitawa (Costus speciosa) merupakan tumbuhan yang dapat digunakan untuk


mengobati sakit campak, demam dan bisul. Sitawa mengandung alkaloid, fenol, tanin,
flavon, xanton/ flavonoid, flavonol, flavononols, flavonon, dan saponin.

Daun biduri mengandung senyawa metabolit sekunder berupa saponin,


flavonoid, tannin, polifenol, dan kalsium oksalat. Kandungan metabolit sekunder
yang terdapat dalam daun biduri berkhasiat untuk pengobatan luka, luka dengan
infeksi, kudis (scabies), lesi mulut (sariawan), gatal pada cacar air (varicella),
campak, demam, dan batuk.

Tanaman gendola (Basella rubra) dan binahong (Anredera cardifolia)


merupakan tanaman obat alami yang ada di Indonesia.Daun dan buah gondola banyak
dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional untuk radang usus buntu, disentri,
influenza, radang kandung kemih, campak dan cacar air.

Physalis angulata merupakan tanaman yang banyak di jumpai di Indonesia,


memiliki berbagai macam manfaat dan telah lama digunakan sebagai obat herbal.
Kandungan fitokimianya telah banyak diteliti dan memiliki efek terutama sebagai
antiinflamasi, antioksidan dan antibakteri, sehingga berpotensi tinggi dikembangkan
sebagai terapi baru untuk berbagai macam penyakit termasuk dalam bidang
dermatologi, ekstraknya juga berkhasiat dalam pegobatan demam campak.

Tembelekan (Lantana camara L.) adalah tanaman obat penting dengan


beberapa kegunaan obat dalam sistem pengobatan tradisional. Daun tembelekan
digunakan untuk mengobati luka, rematik, borok, infeksi catarrhal, tetanus, rematik,
malaria, kanker, cacar air, asma, maag, pembengkakan, eksim, tumor, tekanan darah
tinggi, demam empedu, ataksia radang perut, luka, campak, demam, tekanan darah
dingin dan tinggi.

Pemanfaatan kemenyan telah dikenal luas terutama sebagai bahan obat


tradisional di kerinci karena dinilai ampuh untuk mengobati berbagai penyakit salah
satu penyakit campak. Kayu kemenyan sangat banyak memiliki manfaat dan
kandungan yang berguna untuk mengobati penyakit. Salah satunya penyakit pada
kulit dan juga untuk membersihkan udara oleh sebab itu peneliti memiliki opini
mungkin pada zaman dahulu belum adanya olahan dari kayu kemenyan maka dari itu
digunakan asapnya karena itu yang paling mudah serta wangian yang khas
menjadikan udara disekitar bisa bersih karena kita ketahui penyakit campak bisa
tertular melalui udara.

Sambiloto merupakan tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan dalam


pengobatan tradisional oleh masyarakat untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Penggunaan sambiloto sebagai obat tradisional ini antara lain adalah untuk mengobati
penyakit-penyakit seperti demam, kencing manis, radang telinga, masuk angin,
campak, batuk, diare, tekanan darah tinggi, dan gatal-gatal. Penggunaan sambiloto
sebagai obat tradisional masih menggunakan cага yang sederhana, yaitu dengan
merebus daun sambiloto, kemudian air rebusan tersebut diminumkan kepada
penderita.

Herba meniran memiliki khasiat untuk meningkatkan kembali aktivitas respon


sistem imun atau biasa disebut dengan imunomodulator. Herba meniran memiliki
kandungan kimia flavonoid seperti kuersetin, kuersitrin, isokuersitrin, astragalin, dan
rutin, serta mengandung kaempferol-1-4-ramnopiranosid, eridiktol-7-ramnopiranosid,
nirurin, nirurisid, filantin, hipofilantin, triterpene, dan alkaloid sekurinin yang
berfungsi sebagai imunomodulator alami yang berperan dalam menjaga imunitas
tubuh saat terkena demam campak.
Ilalang dikenal sebagai tumbuhan gulma yang termasuk famili rumput-
ramputan (Poaceae). Pemanfaatan akar ilalang digunakan untuk mengobati darah
tinggi, dan obat penyakit dalam, sakit pinggang, sakit kuning, dan obat muntah darah,
misisan, kencing nanah, hepatitis akum, campak, dan radang ginjal.

Kecombrang selain dimanfaatkan untuk bahan campuran atau bumbu


penyedap berbagai macam masakan di Nusantara, juga dapat dimanfaatkan sebagai
sabun. Tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat untuk penyakit yang
berhubungan dengan kulit, termasuk campak. Kecombrang tersebut mengandung
senyawa bioaktif seperti polifenol, alkaloid, flavonoid, steroid, saponin dan minyak
atsiri yang diduga memiliki potensi sebagai antioksida dan juga alternatif bahan
pengawet alami.

Serai merah atau Cymbopogon nardus (L.) Rendle. merupakan tanaman herba
tahunan dari suku Poaceae yang sering digunakan untuk penambah cita rasa dan
pengobatan tradisional. Serai merah mengandung senyawa kimia aktif seperti minyak
atsiri, polifenol, alkaloid, flavonoid, dan saponin yang dapat mengurangi gatal-gatal
pada campak.

Banyaknya pemanfaatan kelapa sebagai obat tradisional tidak terlepas dari


kandungan kelapa yang mengandung elektrolit, antioksidan, penawar racun, anti
trimosis, anti terosklerotik, anti kolecystitic, anti virus, anti jamur, anti protizoal, anti
kanker, anti diabetes, desinfektan, kardioprotektif, hipolipidemik, anti bakteri,
imunostimulan, hepatoprotektif, penolak serangga, dan biodisel ramah lingkungan.
Meminum air rebusan akar pohon kelapa tersebut secara rutin hingga rasa gatal-gatal
pada kulit menghilang, selain itu akar kelapa mampu menurunkan suhu panas pada
tubuh karena demam. . Air buah kelapa juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati
penyakit serampah atau lebih dikenal dengan penyakit campak.

Salah satu tanaman obat yang memiliki banyak khasiat adalah belimbing
wuluh (Averrhoa bilimbi). Secara empiris dilaporkan bahwa daun, bunga, dan buah
belimbing wuluh berkhasiat sebagai penurun panas, penurun tekanan darah, obat
batuk, dan sariawan. Senyawa-senyawa aktif alkaloid, flavonoid, dan saponin
berpotensi memiliki efektivitas dalam menurunkan demam.

Imunitas merupakan suatu reaksi dalam tubuh terhadap bahan asing yang
masuk ke dalam tubuh secara molekuler atau selular. Sel yang terlibat dalam sistem
imun dalam tubuh adalah sel T yang dihasilkan oleh timus dan sel B yang dihasilkan
di sumsum tulang belakang. Sel B dan sel T sulit dibedakan secara mikroskopis,
sehingga untuk membedakannya dapat dilihat pada permukaan molekulnya.
Kandungan metabolit sekunder pada daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.)
berupa senyawa kimia salah satunya adalah flavonoid (kaempferol, luteolin-7- O-
glikosida, dan apigenin-7-O-glikosida). Daun tempuyung (Sonchus arvensis Linn.)
mengandung flavonoid yang mempunyai efek imunomodulator yang membaantu
menjaga daya tahan tubuh selama terkena demam campak.

Kulit Batang Pule,kandungan kimia Reserpin, deserpidin, alstonin,


tetrahidroalstonin, alstonidin, yohimbin. Echitamin (ditain), alstonidin, alstonin,
akuammicin, akuammidin, tubotaiwine, picrinine, ditamine, echitanine, alstonamine.
Efek farmakologi Antipiretik, Memberikan efek penurun demam pada tikus putih
dengan metode Buller, Miya & Cair, menggunakan induksi pepton pada dosis 7,5
g/kg bb; 10 g/ kgbb; 12,5 g/kgbb; 15 g/kgbb (infus 10%)Analgesik, Memberikan efek
penghilang rasa sakit pada mencit putih dengan metode Siegmund menggunakan
induksi fenilkinon pada penggunaan dosis 7,5 g/kgbb; 10 g/kgbb; 12,5 g/kgbb (infus
10%)

Daun bayam duri, kandungan kimia , Flavonoid, saponin, polifenol, tannin.


Efek Farmakologi, Memberikan efek penghilang rasa sakit pada mencit jantan galur
swiss Webster dengan metode Siegmund pada penggunaan dosis 140 mg/kg bb
(ekstrak etanol) yang efeknya setara dengan asetosal 75 mg/kg bb.,Indikasi Analgesik

Daun jambu mede, kandungan kimia, Daun mengandung: lanin-galal,


llavanol, asam anacardiol, asam eiagat, senyawa fenol, kardol dan metilkardol. Efek
farmakologi, lnfusa daun memiliki efek sebagai penenang dan mengurangi rasa nyeri
pada mencit, lnfusa daun muda mempunyai pengaruh analgesik yang sama kuat
dongan parasetamol pada kasus priodontitis akut., Infusum 10% daun jambu mede
menunjukkan, Indikasi Analgesik (penghilang rasa nyeri). misalnya nyeri sendi
derajat sedang, Kontraindikasi Belum diketahui

Daun kemuning. kandungan kimia,Flavonoid eksotisim, senyawa kumarin


panikuiin, kumurin dan febalosin, minyak atsiri, alkaloid yuehchuken.

Efek farmakologi, Pemberian infusa daun pada tikus menunjukkan efek


analgesik pada metode hot plate (Kristanti, 11>91). Ekstrak etanol dosis 64.8 mg per
mencit juga menunjukkan efek analgesik.Fraksi etil asetat infusa daun kemuning
memiliki efek anti inflamasi pada udema kaki tikus yang diinduksi karagenin (Hayati,
1995). Infusa daun dengan dosis 540 mg per 200 g tikus juga dilaporkan memiliki
efek anti inflamasi pada tikus (Rosrini, 1993). Indikasi Analgesik

4. Daftar Pustaka

Ambarita, B. (2016) ‘Perilaku Ibu Terhadap Kejadian Penyakit Campak Di Wilayah


Kerja Puskesmas Labuhan Deli Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Tahun
2016’, 13(3), pp. 44–50.

Andriyanto, Ni Made Ria Isriyanthi, Edwin Ligia Sastra, Ridi Arif, Aulia Andi
Mustika, Wasmen Manalu. (2016). Aktivitas Antipiretik Ekstrak Etanol Buah
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi) pada Tikus Putih Jantan. Jurnal Veteriner.
Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan,
Institut Pertanian Bogor: Bogor.

Asep E. Sukmayadi, Sri A. Sumiwi, Melisa I. Barliana, Anisa D. Aryanti. (2014).


Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Tempuyung (Sonchus arvensis
Linn.). Jurnal Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Sumedang: Jawa
Barat
Asmaliyah, (2010). Pengenalan Tumbuhan Penghasil Pestisida Nabati dan
Pemanfaatannya Secara Tradisional. Palembang: Pusat Litbang
Produktivitas Hutan.

Balai Penelitian Kelapa Dan Palma Lain. (2004) “Potensi Buah Kelapa Muda Untuk
KesehatanDan Pengolahannya”. Jurnal Ilmiah Indonesia Coconut And
Palme Reseach InstitueManado,Vol3No2Desember,h.51-52.

Britto., Raquel, Moreira., et al. (2011). Aqueous fraction from Costus spiralis (Jacq)
Roscoe Leaf Reduces Contractility by Impairing The Calcium Inward Current
in The MammalianMyocardium.

Darsana, I.G.O., Besung, I.O.K., Mahatmi, H. (2012). Potensi Daun Binahong


(Anredera cordifolia) Dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri E. Coli Secara
In Vitro. Indonesia Medicus Vetrinus. 1 (3): 337-351.

Dewi ZY, Nur A & Hertriani T. (2015). Efek Penghambatan Biofilm Ekstrak Sereh
(Cymbopogon nardus L.) terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Majalah
Kedokteran Gigi Indonesia. 1(2): 136-141.

Elmonda, I. (2022). Manfaat Kayu Kemenyan (Stryrax Sp) Sebagai Obat Tradisional
yang digunakan Masyarakat Desa Sangir Kecamatan Kayu Aro Kabupaten
Kerinci. Science Education Journal Departement of Science Education
Universitas Negeri Padang: Padang

Friliana, Rani Okta et al. (2017). Inovasi Saleb Ekstrak Cobek (Cocor Bebek) sebagai
Obat Anti Bisul. URECOL. ISSN : 2407-9189.

Hazimah., Zefri A., Nurlinda A.T., Yuharmen, Christine J. (2018). Evaluasi


Fitokimia Dan AktivitasAntioksidan dari Tanaman Solanum ferox L dan
Plectranthus amboinicus L. Sains
danTerapanKimia,Vol.12,No.2(Juli2018),76–83.
Herman, A., & Darmawan, F. (2020). Sistem Pakar Mendiagnosa Penyakit Campak
dan Rubella dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Ensains
Journal, 3(1), 51-59.

Kastiwi, E., Hendy, S. and Gatut, A.W. (2022) ‘Studi Etnobotani Tumbuhan sebagai
Obat Antipiretik di Masyarakat Desa Sundawenang Kecamatan Salawu
Kabupaten Tasikmalaya’, Prosiding Seminar Nasional Diseminasi, 2, pp. 365–
377.

Kinho, J., Arini, D.I.D., Tabba, S., Kama, H., Kafiar, Y., Shabri, H. dan Karundeng,
M. (2011). Tanaman Obat Tradisional Sulawesi Utara Jilid I. Manado: Balai
Penelitian Kehutanan Manado.

Mardiatmoko, G.& Ariyanti, M. (2018). Produksi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera


L.), Ambon: Badan Penerbit Fakultas Pertanian Universitas Pattimura.

Misra, S., dan Sanjeeb, K.S. (2012). Antibacterial Activity of Doxycycline-Loaded


Nanoparticles. United States:Elsevie

Mukarromah, M., & Hayati, A. (2023). Studi Etnobotani Famili Zingiberaceae dalam
Pemanfaatannya sebagai Tumbuhan Obat di Desa Ketindan, Dusun Tegalrejo
Lawang, Malang. Jurnal Biosains Medika, 1(1), 28-34.

Poernomo, H., Setiawan, S., & Senopati, S. (2018). efektifitas minyak cengkeh dan
pulperyl® terhadap bakteri staphylococcus aureus (secara in vitro). Interdental
Jurnal Kedokteran Gigi (IJKG), 14(1).

Redclift, M. (2002) ‘pengaruh daun pegagan untuk demam campak’, ウ イ ル ス ,


52(1), pp. 1–5

Ross, I. A. 1999. Medicinal Plants of the World, Chemical Constituents, Traditional


and Modern Medicinal Uses. New Jersey: Humana Press.
Salgado E.R, Arana V.G. Physalis angulata L.(Bolsa Mullaca): a review of its
traditional uses, chemistry and pharmacology. Boletín Latinoamericano y del
Caribe de Plantas Medicinales y Aromáticas, 2013. 12(5), 431-445.

Saputri, D. (2020). Epidemiologi Campak. In: Wahyuni, R. et al. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi 7. Interna Publishing.

Sarma,Upasana.Borah,V.V.Saikia,K.K.R.&Hazarika,N.K.
(2014).EnhydraFluctuans:A 8447ReviewOnItsPharmacologicalImportanceAsA
Medicinal Plant And Prevalence And Use In North–
EastIndia.InternationalJournalofPharmacyandPharmaceuticalSciences.Vol.6.Su
ppl.2.

Silveira, D. et al. (2020) ‘COVID-19: Is There Evidence for the Use of Herbal
Medicines as Adjuvant Symptomatic Therapy?’, Frontiers in Pharmacology,
11(September), pp. 1–44. doi:10.3389/fphar.2020.581840.

Syamsuhidayat dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, 305-
306, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan , Jakarata.

WHO. (2020). Measles. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/measles

Wulandari, Tri. (2018). Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin Dan


Tumbuhan Obat di DesaPagar Dalam, Pelita Jaya, Tanjung Raya dan Ulok
Manek Kecamatan Pesisir Selatan Kabupaten Pesisir Barat.
[Skripsi].Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Anda mungkin juga menyukai