Anda di halaman 1dari 8

TUNKU ABDUL RAHMAN

Biografi Tunku Abdul Rahman


Tunku Abdul Rahman Putra Al-Haj ibni Almarhum
Sultan Abdul Hamid Halim Shah adalah negarawan
asal Malaysia yang merupakan Perdana Menteri
Malaysia pertama sekaligus Bapak Kemerdekaan
atau Bapak Malaysia. Sebelum menjadi perdana
menteri, ia merupakan Ketua Menteri Federasi
Malaya dari 1955 sampai 1957. Wikipedia
Kelahiran: 8 Februari 1903, Alor Setar, Malaysia
Meninggal: 6 Desember 1990, Wilayah Persekutuan
Kuala Lumpur, Malaysia
Kebangsaan: Malaysia
Anak: Tunku Khadijah, Tunku Ahmad Nerang, Tunku
Noor Hayati, Tunku Mastura, lainnya
Jabatan sebelumnya: Menteri Pemuda dan Olahraga
Malaysia (1964–1966), lainnya
Pasangan: Bibi Chong (m. 1963–1990), Sharifah
Rodziah Barakbah (m. 1939–1990), lainnya
Orang tua: Abdul Hamid Halim dari Kedah, Che
Manjalara
Kehidupan Awal
Abdul Rahman lahir pada 8 Februari 1903 di Istana
Pelamin, Kedah. Ibunya adalah istri keempat Sultan
Abdul Hamid Halim Shah, Che Manjalara.
Dia dibesarkan di istana yang dibangun oleh kontraktor
China. Masa kecilnya di kerajaan membuatnya dikelilingi
oleh sejumlah pelayan. Sang pangeran dikirim ke SD
Melayu Jalan baharu pada 1909, kemudian dipindahkan
ke Sekolah Bahasa Inggris Pemerintah. Pada 1911,
Pangeran Abdul yang masih kecil dibawa ke Bangkok
untuk menempuh pendidikan di Sekolah Debsurin. Dia
belajar di sana bersama dengan tiga saudara laki-
lakinya. Kembali ke kampung halaman pada 1915, dia
melanjutkan studi ke Penang Free School. Pada 1918,
dia mendaftar di St. Catharine's College di Universitas
Cambridge dengan beasiswa dari Kedah dan lulus
dengan gelar Seni pada 1925. Pada waktu itu, dia
menarik perhatian dan dipuji sebagai orang pertama
yang menerima gelar beasiswa dari Kedah State untuk
belajar di Inggris. Abdul lulus dari Cambridge pada
1925. Dia kembali ke Inggris untuk mendapat gelar di
bidang hukum. Namun, dia gagal mengikuti ujian awal
pada 1930.
Pada 1926, dengan sifat kepemimpinan dan semangat
kebangsaan yang mulai berkobar, Abdul berusaha
mendirikan Kesatuan Melayu Great Britain dan dia
diangkat sebagai sekretaris pertamanya.
Presiden UMNO
Mengawali karier dengan bertugas di pelayanan publik
Kedah, dia juga diangkat sebagai Petugas Distrik Kulim
dan Sungai Petani pada 1931. Pada saat itu, Malaysia
masih dikenal dengan sebutan Malaya, yang kolonialnya
masih didominasi oleh perwira Inggris. Tapi Abdul Rahman
sebagai pengecualian, seorang melayu dan memiliki
kepedulian terhadap sesama warga Malaya.
Pemerintahan Inggris tidak berani melakukan apa pun
terhadapnya karena dia adalah putra Sultan dan seorang
Melayu yang berharga. Beberapa tahun kemudian, Abdul
pergi ke Inggris dan tinggal di sana sebentar sebelum
akhirnya kembali ke Malaya setelah meletusnya Perang
Dunia II. Pada 1939, dia mengikuti ujian bahasa Inggris
yang sempat membuatnya gagal pada 9 tahun
sebelumnya. Namun kali ini, dia berhasil lulus. Dia
menyelesaikan studi hukum di Inggris di Inss of Court
untuk memperoleh kualifikasi hukum dan kembali ke Kedah.
Pada 1949, dia bekerja di pengadilan dan kemudian
ditunjuk sebagai wakil jaksa penuntut umum di
Departemen Hukum Federal Malaya, posisi yang dia
tinggalkan pada 1951 untuk memulai karier politik.
Akhirnya, dia menjadi presiden Organisasi Nasional Melayu
Besatu (UMNO) yang kemudian mempelopori aliansi
dengan Asosiasi China Melay dan Kongres India Melayu.
Kemerdekaan Malaysia dan keruntuhan rezim Pada
Januari 1956, Abdul memimpin misi ke London untuk
menegosiasikan kemerdekaan Melayu. Inggris, berjanji
akan memberikan kemerdakaan pada Agustus 1957. Janji
pun ditepati. Dia segera menjadi perdana menteri
pertama Melayu yang independen. Pada tengah malam
pada 30 Agustus 1957, dia berdiri di tiang bendera di
Lapangan Merdeka, Kuala Lumpur. ' Abdul menyaksikan
bendera Inggris Union Jack diturunkan untuk terakhir
kalinya dan bendera Federasi Malaysia atau Persekutuan
Tanah Melayu yang baru dikibarkan. Wilayah Malaysia
kala itu Singapura, Sabah, Sarawak, dan Brunei pada
1963. Namun, penambahan Singapura dalam Federal
terbukti menjadi bencana yang meningkatkan masuknya
gelombang warga China di wilayah itu. Setelah bentrokan
tak berujung, Singapura memisahkan diri dan
mendeklarasikan kemerdekaannya pada 9 Agustus 1965
sebagai negara republik. Rezim Abdul Rahman runtuh
pada 1969, ketika Partai Aliansi kehilangan sebagian
besar dukungan dalam pemilihan umum tahun itu. Dia juga
kehilangan dukungan dari orang-orang di dalam UMNO
yang sangat kritis terhadap kepemimpinannya. Pada 22
November 1970, dia mengundurkan diri dari posisi
Perdana Menteri dan kemudian dari UMNO pada tahun
berikutnya.
Akhir Hayat
Abdul Rahman diyakini memiliki setidaknya empat
istri, tapi hanya tiga pernikahan yang
terkonfirmasi. Istri pertamanya adalah seorang
perempuan China bernaama Meriam Ching.
Setelah kematian sang istri, dia menikahi Violet
Coulsen yang kemudian diceraikannya. Lalu dia
menikah dengan Sharifah Rodziah Ayed Alwi
Barakbah. Sementara, pernikahan keempatnya
dengan Bibi Cong dirahasiakan. Pada 1977,
menjadi kepala surat kabar The Star, yang
selanjutnya dilarang pada 1987 ileh Perdana
Menteri Mahathir Mohamad karena mengkritik
keras pemerintahan. Selama sisa hidupnya, dia
aktif menentang Mahathir meski kondisi
kesehatannya membutuk. Dia meninggal dunia
pada 6 Desember 1990, pada usia 1990.
Jenazahnya dimakamkan di Langgar Royal
Mausoleum.

Anda mungkin juga menyukai