Anda di halaman 1dari 47

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN IR. H.

DJUANDA
PT KERETA API INDONESIA (PERSERO)
Nama SYAHRIZAL

Lahir 23 September 1964

TMT Kerja 01 Maret 1986

Jabatan Trainer Madya

Email 39632@kereta-api.co.id

HP / WA 083170589222

STATUS MENIKAH + 2 ANAK, 1 Cucu


2
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
A. Memahami Kebijakan Pengelolaan Keuangan
1. Pengertian :
Kebijakan adalah suatu tindakan yang memiliki
tujuan dan dilaksanakan untuk memecahkan masalah
tertentu.
Kebijakan Pengelolaan Keuangan adalah bentuk
kebijakan yang dilaksanakan oleh pelaku usaha untuk
mengelola sumber dana agar menghasilkan
keuntungan sesuai tujuan.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Sumber Keuangan Investasi :

1. Pendapatan
2. Pemerintah
3. Pinjaman
4. Pelaku Usaha

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Perencanaan Pengelolaan Keuangan :
Adalah suatu pedoman yang disusun untuk
mencapai suatu tujuan organisasi.
Langkah Perencanaan :
1. Penetapan Tujuan
2. Pengumpulan dan Penetapan Target
3. Pengembangan Perencanaan
4. Menyusun Kerangka Evaluasi
5. Peninjauan kembali Perencanaan Keuangan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Evaluasi dan Analisis
Perencanaan keuangan

1. Pembiayaan Perusahaan
2. Pengeluaran dana Perusahaan
3. Penganggaran Modal Perusahaan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


MACAM-MACAM KEBIJAKAN
PENGELOLAA KEUANGAN Investasi :

1. MENCARI DANA

2. MENGGUNAKAN DANA

3. MENGELOLA ASET

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


ASPEK PENGELOLAAN KEUANGAN INVESTASI:
1. Kebijakan Ekonomi
2. Kebijakan Hutang
3. Kebijakan Penghasilan
4. Kebijakan Pengeluaran
5. Kebijakan Pelaksanaan
6. Kebijakan Akuntan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


TUJUAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN INVESTASI :

1. Memaksimalkan Perencanaan
2. Mengurangi Penggunaan Dana yang tidak
diinginkan
3. Meminimalkan Penyimpangan
4. Dapat mencapai Target yang ditentukan
5. Mengefektifkan segala kegiatan Perusahaan
6. Membuat lingkungan kerja yang sehat

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


CIRI - CIRI KEBIJAKAN KEUANGAN INVESTASI

1. Kebijakan dibuat oleh pihak yang terkait


dengan keuangan
2. Kebijakan dapat diterima semua pihak
3. Kebijakan tidak merugikan perusahaan
4. Kebijakan bersifat transparan

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
DAERAH TARGET REALISASI %
Daop 1 3.274.582.918.000 3.850.835.724.349 117,6
Daop 2 841.371.175.820 936.652.206.745 111,32
Daop 3 437.231.010.585 457.308.358.850 104,59
Daop 4 919.536.442.906 892.306.184.406 97,04
Daop 5 757.877.326.095 712.539.348.946 94,02
Daop 6 1.222.801.514.654 1.288.963.852.154 105,41
Daop 7 422.509.737.748 416.610.834.981 98,6
Daop 8 1.417.305.240.132 1.540.471.457.030 108,69
Daop 9 196.425.684.200 188.814.424.935 96,13
Divre 1 299.779.200.735 239.798.678.565 79,99
Divre 2 111.480.320.000 67.711.241.281 60,74
Divre 3 3.196.400.062.608 2.958.834.395.089 92,57
Divre 4 2.793.288.970.000 2.838.755.294.735 101,63
TOTAL 15.890.589.603.483 16.389.602.002.066 103

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


1. Program Investasi dilaksanakan dengan mengacu pada :
a. RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan)
b. RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan)
c. Aspirasi Manajemen dan Program yg bersifat Mandatory
berupa penugasan dari Pemerintah.
2. Investasi di Perusahaan perlu dilakukan secara terpadu mulai
dari Pengelolalaan :
a. Perencanaan
b. Penganggaran
c. Pendanaan
d. Pelaksanaan
e. Pengendalian
f. Evaluasi sampai dengan operasional berkesenambungan

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PENGELOLAAN HUTANG MELALUI
KEBIJAKAN INVESTASI
Kerjasama dan Koordinasi antar unit organisasi agar
pengelolaan Investasi yang akan maupun yang sedang
dilaksanakan atau dioperasikan dapat berdaya guna dan
berhasil guna
Penggunaaan berbagai sumber dana Investasi harus
dilakukan secara terpadu dan terarah sesuai tujuan yang
ingin dicapai oleh perusahaan.

Sebelum Investasi dilaksanakan telah dianalisis


kelayakan dan asessmen resiko

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Keputusan Investasi pada dasarnya bersifat discreational,
yaitu harus dapat menghasilkan nilai tambah (value
creation) bagi perusahaan ditinjau dari aspek financial
dan ekonomi
Kegiatan Investasi berupa usulan Investasi (tahap
pengusulan), Tahap Implementasi dan kinerja operasional
pasca Implementasi menjadi Key Performance Indikator
(KPI)

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Pusat dan Daerah rutin melakukan koordinasi yang efektif
dalam hal pengelolaan hutang dengan tujuan investasi :
a. Pelaksanaan pekerjaan masing-masing unit organisasi
terkait lebih terarah dan jelas.
b. Pekerjaan dilakukan lebih efisiensi dan efektif
c. Proses dan waktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat
d. Peningkatan produktivitas pegawai dapat terwujud

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Pembatasan jumlah kumulatif Hutang terhadap Pendapatan untuk mencegah
defisit berlebihan, yang dapat mengganggu stabilitas Cash Flow Perusahaan,
serta memberikan beban berlebihan pada bagian pembiayaan RKAP yang
berujung pada utang yang berlebihan pula.

Jumlah kumulatif defisit RKAP dibatasi tidak melebihi 5 % (lima


persen) dari Pendapatan tahun yang bersangkutan,

Jumlah kumulatif pinjaman Perusahaan dibatasi tidak melebihi


30% ( tiga puluh persen) dari Pendapatan yang
bersangkutan. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi jumlah
utang perusahaan agar tidak berlebih dan masih dalam batas
yang aman untuk dapat dibayar kembali.

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Studi Kasus PEMBANGUNAN JALUR KERETA API
JAKARTA - BANDARA SOEKARNO-HATTA VIA
TANGERANG

Hanya unt konsumsi pelatihan


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Stasiun
Manggarai
Stasiun
Duri

Pengembangan
Double track
12.3 km Stasiun
Batu Ceper

Stasiun Bandara
Soekarno Hatta

KRL 10 train-set @ 6 kereta


Hanya unt konsumsi pelatihan
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Total Biaya
Proporsi Investasi Para Pihak No. Item Pekerjaan Pihak
(Juta Rp)
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan Bandara
5% Transportasi Struktur Atas A. Transportasi 164,312 KAI
City Air Terminal
8%
6% 3% Struktur Bawah B. Struktur Atas 65,596 KAI
2%
C. Struktur Bawah 63,290 KAI
Revitalisasi Stasiun
1%
LAA
7%
D. LAA 191,168 KAI
Pagar Telekomunikasi
E. Telekomunikasi 11,668 KAI
Sepanjang
Track
1% F. Signal 114,000 KAI
1%
Signal
4%
G. Pembebasan Lahan 708,675 KAI
Pembebasan
H. Bangunan 196,560 KAI
I. Sarana 720,000 Railink
Sarana
27%
Pagar Sepanjang
J. Track 28,473 KAI

Pembebasan K. Revitalisasi Stasiun 28,305 KAI


Lahan
Pembebasan 27% L City Air Terminal 217,000 KAI
Bangunan
8%
M Pekerjaan Bandara 140,000 AP II
Total Biaya 2,649,047
Railink
Angkasa Pura KAI
27%
5% 68% Hanya unt konsumsi pelatihan
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Asumsi per rangkaian kereta dapat mengangkut 240 penumpang (6 rangkaian per
Train Set) dan akan ditingkatkan menjadi 320 penumpang (8 rangkaian per Train
Set) pada tahun 2020 dan 400 penumpang (10 rangkaian per Train Set) pada tahun
2030.

Perkiraan Kebutuhan Kereta Api


Kecepatan rata-rata 60 Km/jam
Jarak 37.646 Km
Waktu Tempuh 37.646 Menit
Total Waktu Berhenti di Stasiun 13 Menit

Waktu Putar Handle di Duri 10 Menit


Total Waktu Perjalanan 60.6 Menit
Tahun 2014 2015 2020 2025 2030 Tahun
Headway Rencana 15 15 15 15 15 Menit
Kebutuhan KA dalam 1 Jam
8 8 8 8 8 Train set
(2 arah)*

Total KA yang dibutuhkan 10 10 10 10 10 Train Set

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Headway Gabungan Lingkar dengan
Bandara Soekarno Hatta
Headway Gabungan Koridor Manggarai - Duri
2014 2015 2020 2025 2030
Headway Basoeta 16.2 15.9 16.2 12.5 12.0
Headway Jalur Lingkar 20 20 4.4 3.4 3.2
Headway Gabungan 9.0 8.9 3.5 2.7 2.5
Headway Gabungan Koridor Duri - Batu Ceper
2014 2015 2020 2025 2030
Headway Basoeta 16.2 15.9 16.2 12.5 12.0

Headway Duri - Tangerang 20 20 6 5 4

Headway Gabungan 9.0 8.9 4.4 3.6 3.0

Hanya unt konsumsi pelatihan


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Total Prediksi Penumpang Kedatangan
2014 2015 2020 2025 2030
a Prediksi Penumpang Pesawat per Tahun 60,700,000 64,400,000 83,700,000 108,800,000 141,400,000

b Prediksi Kedatangan 27,315,000 28,980,000 37,665,000 48,960,000 63,630,000

c Penumpang switch (20.55%) 5,613,233 5,955,390 7,740,158 10,061,280 13,075,965


Penumpang switch adjusted (start up factor
d 3,929,263 4,168,773 5,418,110 7,042,896 9,153,176
dan competition factor)
Demand yang Berpindah per hari (18 jam
e 10,765 11,421 14,844 19,296 25,077
kerja)
f Demand per jam 598 635 825 1,072 1,393

Total Prediksi Penumpang Keberangkatan


2014 2015 2020 2025 2030
a Prediksi Penumpang Pesawat per Tahun 60,700,000 64,400,000 83,700,000 108,800,000 141,400,000

b Prediksi Keberangkatan 29,136,000 30,912,000 40,176,000 52,224,000 67,872,000

c Penumpang switch 5,987,448 6,352,416 8,256,168 10,732,032 13,947,696


Prediksi penumpang pengantar (passanger
d 419,121 444,669 577,932 751,242 976,339
companion)
Penumpang switch adjusted (start up factor
e 4,686,590 4,757,960 6,183,870 8,038,292 10,446,824
dan competition factor)
Demand yang Berpindah per hari (18 jam
f 12,840 13,036 16,942 22,023 28,621
kerja)
g Demand per jam 713 724 941 1,223 1,590

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Berdasarkan keseluruhan hasil survei, penumpang yang
bersedia pindah (switch) ke Kereta Api Bandara adalah
20.55%, yang berasal dari:
- DAMRI = 40.4% pindah
- Travel = 34.6% pindah

Frekuensi Responden Taksi Switch Mobil


pribadi
3%
11%

Mobil
Taksi pribadi
31% 25%

Bus/Travel Damri
10% 46% Bus/Travel
40%

Damri
34%

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Mengacu terhadap pengalaman pengoperasian KA Bandara Kuala Namu

Penggunaan model sewa konsesi ternyata sangat memberatkan operator

Realisasi operasi KA Bandara bisa berbeda dengan rencana sehingga resiko


perbedaan tersebut perlu ditanggung oleh para pihak yang terlibat

Usulan bagi hasil atas (EBITDA – pembayaran hutang) yang proposional


terhadap besarnya investasi para pihak dianggap lebih adil

Hanya unt konsumsi pelatihan


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Kriteria Pembagian Hasil:
a) Beban TAC diperhitungkan sesuai rumusan pemerintah dalam satuan Rp/GTKM dengan asumsi
kenaikan setiap tiga tahun
b) Tidak ada pemberian konsesi
c) Total pembagian hasil merupakan EBITDA dikurangi pembayaran hutang.
d) Pembagian hasil berdasarkan porsi investasi
PT KAI = 67,5%
PT Railink = 27.2%
AP II = 5.3%
e) Bila total pembagian hasil negatif (saat pembayaran hutang lebih besar daripada EBITDA), PT KAI
mendapatkan penyusutan bangunan stasiun KA di Sudirman Baru dan PT AP II mendapatkan
penyusutan bangunan stasiun KA di Bandara Soekarno-Hatta
f) Sebelum pembagian hasil, tiap-tiap pihak bertanggung jawab membayar Cashflow Investment
g) Cashflow for investment terdiri dari Net Fixed Asset Investment (Aktiva tetap) dan Net Current Asset
Investment (Modal Kerja)
h) PT KAI memperoleh cashflow sewa stabling dan dipo dari biaya pemeliharaan prasarana rutin dan
periodik proyek
i) PT AP II memperoleh cashflow sewa peron dan sewa ruang di stasiun yang diasumsikan 1/12 atau
0.83% dari biaya operasional langsung proyek.
j) Sesuai dengan hasil simulasi, dalam dua tahun pertama ada defisit untuk pembayaran hutang dan
modal kerja sebesar Rp 363,3 Miliar sehingga diperlukan penambahan modal atau pinjaman dari
pemegang saham

Hanya unt konsumsi pelatihan


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Simulasi Pembagian Hasil 1
Pembagian Hasil

AP II
5,3%

Railink
27,2%
KAI
67,5%

Hanya unt konsumsi pelatihan


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
5,000
In Billion Rupiah

Catatan :
4,000
Pada tahun ke-1 defisit
3,000
disebabkan oleh pembayaran
2,000
hutang sehingga tidak ada
1,000
pembagian hasil .
0
Proyek membutuhkan dana Rp
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
-1,000 363,3 milliar selama dua tahun

-2,000 pertama untuk pembayaran

-3,000 hutang dan modal kerja

-4,000

PT. KAI PT. Railink PT. AP II


Hanya unt konsumsi pelatihan
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
PT. Kereta Api Indonesia perlu mengalokasikan dana tambahan sebesar Rp. 292,2
Miliar untuk membayar hutang dan investasi pada dua tahun pertama.

4,000
In Billion Rupiah

3,000

2,000

1,000

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

-1,000

-2,000

-3,000

Profit Sharing Depreciation

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PT. Railink perlu mengalokasikan dana tambahan sebesar Rp. 47 Miliar untuk
membayar hutang dan investasi pada dua tahun pertama.

1,500
In Billion Rupiah

1,000

500

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

-500

-1,000
Profit Sharing Investment

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PT. Angkasa Pura II perlu mengalokasikan dana Rp 22 miliar untuk membayar
hutang dan investasi dari tahun pada dua tahun pertama.
300
In Billion Rupiah

250

200

150

100

50

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
-50

-100

-150

-200

Profit Sharing Depreciation Rent Investment

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PT. KAI PT. PT. AP II Kelebihan :
Railink • Pembagian hasil adil sesuai proporsi investasi
• Resiko pembayaran hutang ditanggung bersama
NPV 2,594 1,073 229 • Tiap pihak memiliki NPV yang positif dan IRR di atas
miliar miliar miliar biaya modal ekuitas dan biaya pinjaman (WACC
Rupiah Rupiah Rupiah
konservatif)

Kekurangan :
IRR 29% 30,16% 30,4% • PT. KAI, PT. Railink, dan PT AP II perlu mengalokasikan
tambahan dana untuk membayar hutang proyek dan
cashflow investment pada dua tahun pertama
Discoun 9,18 8,71 6,68
ted tahun tahun tahun
Payback
Period

Hanya unt konsumsi pelatihan


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Kriteria Pembagian Hasil:
a) Beban TAC diperhitungkan sesuai rumusan pemerintah dalam satuan Rp/GTKM dengan
asumsi kenaikan setiap tiga tahun
b) Tidak ada pemberian konsesi
c) Total pembagian hasil merupakan EBITDA dikurangi pembayaran hutang.
d) Pembagian hasil berdasarkan porsi investasi
a) PT KAI = 67,5%
b) PT Railink = 27.2%
c) AP II = 5.3%
e) Grace Period pembagian hasil dan depresiasi sampai dengan tahun ke-2
f) Sebelum pembagian hasil, tiap-tiap pihak bertanggung jawab membayar Cashflow
Investment
g) Cashflow for investment terdiri dari Net Fixed Asset Investment (Aktiva tetap) dan Net
Current Asset Investment (Modal Kerja)
h) PT KAI memperoleh cashflow sewa stabling dan dipo dari biaya pemeliharaan
prasarana rutin dan periodik proyek
i) PT AP II memperoleh cashflow sewa peron dan sewa ruang di stasiun yang diasumsikan
1/12 atau 0.83% dari biaya operasional langsung proyek.
j) Sesuai dengan hasil simulasi, dalam dua tahun pertama ada defisit untuk
pembayaran hutang dan modal kerja sebesar Rp 360,4 Miliar sehingga diperlukan
penambahan modal atau pinjaman dari pemegang saham.
E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Pembagian Hasil

AP II
5,3%

Railink
27,2%
KAI
67,5%

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


Simulasi Pembagian Hasil 2 (Cashflow)
Catatan :
5,000

In Billion Rupiah

Pada tahun ke-3 , pembagian hasil


4,000
sudah mulai efektif dilakukan sesuai
3,000
proporsi investasi.
2,000 .
1,000 • Pada tahun ke-1 defisit disebabkan

0
oleh pembayaran hutang sehingga
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
tidak ada pembagian hasil
-1,000

-2,000
• Proyek membutuhkan dana Rp 360,4
-3,000
milliar selama dua tahun pertama
-4,000
untuk pembayaran hutang dan modal
kerja
PT. KAI PT. Railink PT. AP II

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PT. Kereta Api Indonesia perlu mengalokasikan dana tambahan sebesar Rp. 294
Miliar untuk membayar hutang dan investasi pada dua tahun pertama.
5000.0
In Billion Rupiah

4000.0

3000.0

2000.0

1000.0

-
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
(1000.0)

(2000.0)

(3000.0)

(4000.0)

PT. KAI PT. Railink

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PT. Railink perlu mengalokasikan dana tambahan sebesar Rp. 34 Miliar untuk
membayar hutang dan investasi pada dua tahun pertama.

1,500
In Billion Rupiah

1,000

500

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

-500

-1,000
Profit Sharing Investment

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PT. Angkasa Pura II perlu mengalokasikan dana Rp 23 miliar untuk membayar
hutang dan investasi dari tahun pada dua tahun pertama.
300
In Billion Rupiah

250

200

150

100

50

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
-50

-100

-150

-200

Profit Sharing Depreciation Rent Investment

E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda


PT. KAI PT. PT. AP II Kelebihan :
Railink • PT. Railink selaku operator proyek memiliki
cashflow yang kuat untuk beroperasi
NPV 2.277 1.415 203 • Pembagian hasil adil sesuai proporsi investasi
miliar miliar miliar • Resiko pembayaran hutang ditanggung bersama
Rupiah Rupiah Rupiah
• Dengan adanya grace period, cashflow Railink
akan kuat untuk menghadapi resiko operasi
IRR 26,58% 39,61 % 27,82% Kekurangan :
• PT. KAI, PT. Railink, dan PT AP II perlu
mengalokasikan tambahan dana untuk
Discoun 10,45 5,47 7,84 membayar hutang proyek dan cashflow
ted tahun tahun tahun
investment pada dua tahun pertama
Payback
Period • PT KAI dan PT AP II tidak mendapatkan bagi hasil
sampai dengan tahun ke-2

Hanya unt konsumsi pelatihan


E-Learning Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Ir. H. Djuanda

Anda mungkin juga menyukai