Anda di halaman 1dari 3

a.

Sejarah Singkat
Cetak tinggi merupakan teknik cetak tinggi paling tua karena sudah ditemukan
di Cina pada tahun 1440 oleh Johannes Guttenberg. Di Indonesia sendiri, teknik
ini mulai dikenal pada masa perjuangan dan kemerdekaan oleh Suromo dan
Abdul Salam.

Sumber : tipspercetakan.com
b. Pengertian
Cetak tinggi atau bisa juga disebut sebagai Letterpress adalah salah satu teknik
dalam pembuatan karya seni grafis menggunakan acuan cetak berbentuk panel
ukiran atau panel relief dan bidang negatif (terbalik). Pola atau gambar gambar
yang diukir inilah yang akan dihasilkan pada media gambar seperti kertas atau
kain.

Sumber : tipspercetakan.com
- Cara Kerja:
Letterpress menggunakan tekanan secara langsung ke media cetak. Setelah
cetakan dipersiapkan dengan tinta, media cetak ditempatkan di bawah
tekanan yang kuat untuk mentransfer gambar atau teks ke media cetak.
- Media Cetak:
Letterpress umumnya digunakan pada media cetak berkualitas tinggi seperti
kertas tebal atau karton. Efek tinta pada media ini dapat menciptakan tekstur
dan dimensi yang menarik.
- Material
Tradisionalnya, cetakan dibuat dari logam atau kayu. Logam, seperti baja
atau timah, memberikan ketahanan dan ketajaman yang baik. Kayu
memberikan sentuhan organik dan memberikan hasil cetak dengan
karakteristik yang berbeda.
1. Pengalaman
Sebelum melakukan proses pembuatan karya untuk pemenuhan tugas mata
kuliah Metode Produksi Grafika, saya melakukan beberapa research tentang
pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi, beberapa video yang menunjukan
proses pembuatan bahkan seorang artist yang menekuni bidang poster manual cetak
tinggi. Hal pertama yang saya pikirkan adalah bagaimana cetak tinggi yang sudah
berabad abad lamanya ditemukan masih bertahan eksistensinya sampai sekarang?
Hal ini menunjukan betapa bersejarah, berpengaruh, dan berkualitasnya seni atau
teknik letterpress ini. Selain itu saya salut terhadap orang orang yang masih
melestarikannya seperti cerita Dirk Fowler dalam video “F2 Design : Letterpress
Printing and Poster Design” di channel youtube LinkedIn Learning.
Berlanjut ke pengalaman yang saya rasakan saat membuat karya yang
sesungguhnya menggunakan teknik ini untuk pertama kalinya. Sebelum membuat
cetakan atau acuan gambar yang akan saya buat, saya memikirkan tema atau konsep
posternya. Seperti yang bapak Aji bilang, beliau berkata kalau sebaiknya kita
belajar untuk membuat karya dengan hati, akhirnya saya memutuskan untuk
mengambil konsep hewan atau kucing karena saya memang suka dengan kucing,
meski poster kucing tidak saya pilih untuk tugas utama, saya merasakan dan
mendapat makna dari bagaimana “berkarya dengan hati’ itu.
Dari memikirkan konsep, membuat relief atau acuan sampai akhirnya selesai,
bagian favorite saya adalah ketika menempelkan acuan dan membuka hasilnya, ini
kemungkinan tidak akan kita didapatkan dari pembuatan karya seni lain, seolah olah
ada surprise tersendiri, apakah hasilnya akan bagus? Atau bahkan lupa di-
mirror/dijadikan negatif sampai harus diulang kembali? Hehe, ketika ternyata
hasilnya bagus, wah perjuangan terbayar ternyata.
Kesimpulannya, ketika membuat poster dengan teknik cetak tinggi ini, selain
pengalaman yang kita dapat, saya jadi sadar bahwa seni itu tidak hanya dibayar
hasilnya saja, namun perjuangan dan proses pembuatannya. Ketidak sempurnaan
hasil cetakan, tadinya saya fikir kita harus membuat hasilnya sempurna, sesempurna
goresan kuas, tapi justru hal ini bukan merupakan kegagalan, namun ciri khas dari
seni letterpress itu sendiri, ujar beliau.

Anda mungkin juga menyukai