Anda di halaman 1dari 4

40/20/10m EFHW

bam yb1ko, febr. 2017


(di-alih bahasa & sunting dr berbagai sumber di “antennes forum”, www.zendamateur.com dr PA-land)

Ke-ogah-an kebanyakan amatir utk menggunakan antena vertikal di band HF adalah adanya “mythos” yg
menyebutkan bhw antena vertikal memerlukan sistim pentanahan/grounding dlm bentuk radial ato
counterpoises yg cukup intensip utk bisa dan mau bekerja dg baik, SESUATU yg bakal bikin ribet.com pol
dan buntut-buntutnya bakal makan lahan juga …
Sebenarnya anggapan ini NGGA’ TERLALU SALAH adanya, tetapi ini LEBIH berlaku utk antena vertikal dr
jenis 1/4λ/QUARTER wave (ato kelipatan GANJIL-nya), dan TIDAK berlaku utk antena dr jenis 1/2λ/HALF
wave, spt juga pd antena EFHW/end fed HALF wave yg diwedar berikut ini.
Antena EFHW utk band 40, 20 dan 10m yg jadi topik bahasan kali ini bisa dibikin sndr ( = di-biksen/
homebrew) dr
<< seutas kawat sepanjang 10.1 mtr + kumparan/coil 34uH (90 lilitan rapat kawat dia. 1 mm
pd potongan pipa PVC dia. 3/4”) + kawat 1.85 mtr sbg “kawat penghujung/end piece” >>
Pd awal proses pembuatan/perakitan bikin “end piece” ini seyogyanya dipotong sdkt lbh
panjang (mis.: 2.25 mtr), utk nantinya di-trim sdk-demi-sdkt pd saat penalaan (utk
mengantisipasi kemungkinan adanya interaksi dg kondisi lingkungan sekitar ato setempat),
shg didapatkan tongkrongan “jadi” sbb. :

Konon di PA-land dan di negri-negri yg amatir radionya mudeng utk ber-Hollands spreken (macam rekans
ham yg tinggal di Suriname, Kep. Antillen dan Aruba di Karibia, bbrp tempat di pelosok Brazil dsb.) versi
komersial dr rancangan ini (HyEndFed antenna dr Rob PA3EKE dan Ron PA3RK serta End-fedz EF 10/20/40
dr PAR Electronics) cukup sohor adanya, lantaran dianggap cukup sangkil & mangkus (effective &
efficient), luwes dlm instalasi (bisa dipasang jejeg vertikal, membentang horizontal atopun sloping (dr
pangkal/feedpoint sampai ke ujung ditarik miring ke arah atas) sbg sebuah sloper *), berderau
rendah/low noise, nggak bikin RFI di kamar operator (dan sekitarnya),nir-ATU (klo perlu, dan asal tlatèn pd
proses penalaan) … serta bagi para pembiksen/homebrewers relatip mudah pembikinan, perakitan dan
penalaannya.
*) Dg mempertimbangkan sudut pancaran (take off angle) dan polarisasi (yg dual polarization =
kombinasi VERT dan HOR) yg dihasilkan, instalasi sbg sebuah SLOPER inilah yg paling
dianjurkan/recommended klo mmng dikehendaki antena ini lebih banyak digunakan utk
nge-DX, terutama di band 10m dmn antena bekerja sbg sebuah FULL WAVE radiator.
[Quote: “A FULL wavelength antenna has a null at the horizon, and thus may not be suitable
for DX work if the antenna is deployed as a vertical. Deployment as a SLOPER overcomes this
problem” unquote, Copas dr FAQ Par Electronics EF 10/20/40 Instr. Manual].
Dr awal dirancang bg mereka yg berlahan cekak (misalnya yg tinggal di lantai atas flat ato apartment, krn
‘ngegelarnya tinggal dilemparin aja ke bawah dr jendela ato balkon) …. colek Dadang Darwis, Patri Adri
Pamikiran ... ato jg bg mrk yg mau membawanya utk WKG/p (bekerja portable/di luar rumah) macam
selagi jalan-jalan mudik ato inspeksi ke “proyek”, hiking & camping, KomDar/EmComm (utk ber-NVIS),

[Type text] << bam yb1ko: 40/20/10m EFHW antenna, hlmn. 1/4 >> [Type text]
DuKom di HF, ber-IOTA, SOTA, ROTA dsb. spt yg biasa dilakukan rekans Budi Santoso, Adhi Bimbo, Wowok
Wibowo, Roy Slamet EZ, Bung Yon, Tia Jo-Vin, Djojo Nusa, Jonathan H Lemuel, Rio Febrian Soepardjo
Poetra, Gus Rudy, Budi Ambong, Lmf Purwanto, Onoy Riyono, Onno W. Purbo, Eko Prabawanto, Wyn W
Pur, Andie Coey, Agung Priyo Sembodo, Dian Harmuningsih/Moch Lutfi, Hendro S. Joedho, Paksi
Whybezerocesar .....

Kerja EFHW versi tribander 40-20-10m ini bisa dinalar sbb. :


1. Di 40m bentangan kawat 10.1 mtr (sebelum kumparan 34uH) adalah elemen 1/4λ pd band ini,
tetapi secara keseluruhan ( + kumparan 34uH sbg loading coil + kawat penghujung 1.85 mtr sbg
topi kapasitip/capacitive hat) secara elektrik (electrically) akan bekerja sbg sebuah antena 40m
FULL HALF WAVE seperti yg di”niat”kan pd awal perancangan.
2. Di 20m (sbg band tengah) bentangan kawat 10.1 mtr (sebelum kumparan 34uH) adalah elemen
FULL HALF WAVE pd band ini, sedangkan kumparan 34uH yg ber-IMPEDANSI TINGGI akan mem-
blok sinyal 20m utk jalan-jalan sampé ke ujung antena.
3. Di 10m bentangan kawat 10.1 mtr ini bekerja sbg sebuah FULL WAVE antenna, dan spt di 20m
kumparan 34uH yg ber-IMPEDANSI TINGGI juga akan mem-blok sinyal 10m utk jalan-jalan sampé
ke ujung antena.
Catatan: Sampai saat penulisan ini (6/2/2017) yb1ko BELUM pernah ngejajal sndr utk nge-biksen
rancangan ini, tp dg merujuk kpd karakter dasar sbh Dipole ada terpikir (husnudzon ajahh) bhw
antena ini bisa dipekerjakan juga (walau MNGKN harus dibantu ATU) di band 15m sbg triple
harmonic dr 40m.
Berikut adalah gambaran distribusi arus di band 40/20/10m pd bentangan antena sepanjang +/- 12mtr
ini:

Kinerja yg diharapkan.
Signal reports di 20m disebutkan sbg *very* good baik saat TX maupun RX, tarohlah sebanding dan
bahkan lebih baik dr stasiun lain yg menggunakan full size dipole ato Windom di band ini. Begitu juga di
10m … namun dg penunjukan RS(T) yg sdkt lbh baik dan ada Gain krn bekerja sbg sebuah Full Wave
antenna, sedangkan di 40m RS(T) bisa dibilang setara dg laporan yg dipertukarkan rekan yg menggunakan
Doublet 2 x 10mtr yg diumpan dg open wire/balanced line.
Betapapun, bandwidth di 40m lumayan sempit, cuma sekitar 50/70 kHz (!), namun bg yg demen
bereksperimen dan mmng punya lahan yg sdkt lbh lebaran ato tiang/mast yg lbh tinggian utk ‘ngebentang
versi “improved” berikut ini, berikut kiat yg anda bisa lakukan utk mendapatkan bandwidth yg lbh lebar:
1. Ganti kumparan 34uH dg coax trap utk band 20m (7.5 lilitan renggang dr 93 cm coax RG-58 pd pipa
PVC dia. 1”, lihat foto di bwh sub alinea “Membuat Matching Unit” pd postingan ini).

[Type text] << bam yb1ko: 40/20/10m EFHW antenna, hlmn. 2/4 >> [Type text]
2. Ganti (ato tambah) kawat penghujung sehingga didapatkan “end piece” baru sepanjang 5-6 mtr
(panjang yg “benar” tergantung besaran induktansi dr trap, sehingga bisa dibayangkan bakal ada
kerjaan nge-trim dsb utk mendapatkan panjang resonan di frekuensi yg dikehendaki), shg total
panjang 40/20/10m EFHW anda sekarang jadi +/- 16 mtr.

Namun begitulah, dg mengapikasikan konsep Kejawèn “Jèr basuki mowo beyo” yakni dg bersakit-sakit
dahoeloe utk ngebiksen (ato minta tolong dibikinin) coax trap 20m ini (serta dimensi antena yg jadi sdkt
lbh panjang) bandwidth di 40m akan terdongkak, “melebar” dg cakupan 150 – 200 kHz … yg jadinya
tibang pas utk rentang cakupan pd band 40m yg memang 200 kHz itu.

MATCHING UNIT
“Jantung” yg membuat rancangan EFHW bisa (dan mau) bekerja dg baik adalah Matching Unit ( =
Matching Transformer pd gambar) yg berfungsi utk menurunkan impedansi tinggi (2500 – 3000 ohm) di
Feedpoint ke sekitaran 50 ohm pd terminal keluaran dr XCVR (dan feeder line).
Kalau ihwal penurunan impedansi ini ngg’ KEUDAK dg menggunakan penjodoh impedansi “standard”
(seperti Zee-matcher), maka calon penggunanya kudulah bersedia utk membuat/meminta dibuatkan
sebuah unit penjodoh impedansi yg "dedicated" (UN-UN dengan ratio 1:50 - 1:60), yg "untung"nya
rancangan unit penjodoh yg satu ini cukup luwes kerjanya: hanya dg sekedar mengganti type toroid yg
digunakan SATU UNIT ini sahaja bisa digunakan utk bekerja apakah QRP, barefoot/nir-thèklèk ato-pun
QRO di rentang frekuensi 3.5 -30 MHz.
(utk bekerja QRP dan/ato nir-thèklèk dg Po 100 watt-an dg liputan 40-20-(15)-10m cukuplah klo
digunakan toroid FT 140-43, sedangkan utk liputan ke bawah sampé 80m dan WKG QRO sampé +/- 250W
PEP silah gunakan toroid FT 240-43 (bahkan utk QRO sampé 400W PEP dg meng-stack 2 bh FT 240-43).

Membuat MATCHING UNIT


Penjodoh impedansi yg "dedicated" utk 40/20/10m EFHW ini (UN-UN dengan ratio 1:50 - 1:60) dibuat dg
ratio lilitan primer : sekunder 2:14 (1:7) ato 2:16 (1:8) utk mendapatkan transformasi impedansi
sekitar 1:50 – 1:64 spt yg diperlukan utk menjodohkan impedansi di feedpoint yg 2,5 – 3k Ohm dg kluaran
XCVR (ato ATU) yg 50 Ohm.
Sambil mengamati gambar-gambar di bawah, awali lilitan pd toroid FT140-43 (ato FT240-43) dr sisi
grounded (titik A pd gambar) dg 2x lilitan bifilar (2 kawat yg dirangkap dan diplintir).
Salah satu sisi/kawat dr lilitan bifilar ini berakhir ke pin inner (hot) dr coaxial connector SO-239 (titik B pd
gambar), sedangkan sisi lain dililitkan sebanyak 7x lilitan renggang sepanjang sebagian/separuh dr toroid.
Dari sini kawat ditarik “menyeberang” ke sisi/paruh yg lain, utk kembali dililitkan sebanyak 7x juga dan
diakhiri di titik C (binding post ke elemen antena).
Dengan pelilitan macam ini akan didapatkan didapatkan transformasi impedansi sekitar 1:50 – 1:64 spt yg
diharapkan.
BTW, spt disebutkan di depan di 10m antena ini bekerja sbg sebuah FULL WAVE antenna yg berimpedansi
tinggi, sehingga perlu disisipkan sebuah kapasitor 150 pF (tanda “C” pd gambar) di titik INPUT transformer
(coaxial connector SO-239) utk menurunkan SWR di band ini.

[Type text] << bam yb1ko: 40/20/10m EFHW antenna, hlmn. 3/4 >> [Type text]
Ato yg dlm bentuk “jadi”-nya seperti terlihat pd foto berikut (kiri), sedangkan di foto kanan adalah Coax
trap 20m seperti yg diwedar di atas.

Contoh Matching XFRMR Coax trap 20m: 7.5 lilitan 93 cm


rakitan rekan di PA-land RG-58pd 8 cm pipa PVC dia.1”
dan

NAH, sekarang “judulnya”: Siapa yg mau nyoba ngebiksen (nge-homebrew) duluan?


CU OTA, then … 73 de bam yb1ko, …

Colek:
Agus Wibisono, Bram Palgunadi, Bambang Watuadji, Amponaswien Ycsixax, Adrianus F Tumewu, Thomas
Bambang, Siswoyo Haryono, Saifuddin Sofyan, Papi Ram, Doni, Djoko Marjono Susilo, Mahfud Alaidin ...
FYI, n tks fr reading …

[Type text] << bam yb1ko: 40/20/10m EFHW antenna, hlmn. 4/4 >> [Type text]

Anda mungkin juga menyukai