Anda di halaman 1dari 15

Penentuan Biaya Proses

Unit Tambahan dan Unit Hilang

Sri Fitriani 210901600017


Akuntansi Terapan A
TOPIK PEMBAHASAN

Penambahan Unit
01
Akibat Penambahan Pengaruh
Bahan 03 Terjadinya Produk
Hilang Dalam Proses
Terhadap Perhitungan
Unit yang Hilang
02 Harga Pokok Produksi Per
Satuan
Dalam Proses
Penambahan Unit Akibat Penambahan Bahan
Pada umumnya, bahan baku diolah pertama kali di departemen pertama (produksi),
sedangkan departemen produksi berikutnya hanya mengolah lebih lanjut produk yang
dihasilkan di departemen pertama dengan mengeluarkan biaya tenaga kerja dan
biaya overhead pabrik. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi dengan adanya
tambahan bahan baku tersebut.
1) Tidak menambah jumlah produk yang dihasilkan oleh departemen yang
mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut.
2) Menambah produk yang dihasilkan oleh departemen produksi yang
mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut.
Penambahan bahan di departemen lanjutan dapat menambah volume atau jumlah
unit produk yang diproses oleh departemen tersebut. Kemungkinan dampak
penambahan bahan oleh departemen setelah departemen pertama terhadap jumlah
unit dan biaya adalah sebagai berikut:

1) Tidak menambah unit tetapi menambah biaya, contohnya penambahan roda oleh
perusahaan mobil.
2) Menambah unit tetapi tidak menambah biaya, contohnya penambahan air di
perusahaan cat tembok jika perusahaan tidak perlu bayar dalam pemakaian air.
3) Menambah unit dan menambah biaya, contohnya penambahan cairan gula di
perusahaan minuman.
Unit yang Hilang Dalam Proses
Dalam proses produksi sering dijumpai adanya produk yang hilang. Penyebab produk
hilang banyak sekali, di antaranya adanya pencurian, kebakaran, cacat (tidak bisa
diolah kembali). Jumlah unit yang diproses dapat berkurang karena hilang akibat
penguapan atau proses alamiah yang bukan akibat kesalahan perusahaan. Unit
hilang dalam proses akan mengakibatkan jumlah unit yang menanggung biaya
berkurang sehingga mengakibatkan biaya per unitnya naik, sedangkan tambahan unit
akibat penambahan bahan akan mengakibatkan jumlah unit yang menanggung biaya
bertambah sehingga biaya per unitnya turun.
Produk yang hilang pada awal proses produksi pada umumnya belum
menyerap biaya produksi yang dikeluarkan pada departemen yang
bersangkutan, sehingga tidak diikutsertakan dalam perhitungan-perhitungan
unit ekuivalensi produk yang dihasilkan dalam departemen yang
bersangkutan.
Hilang awal proses, asumsinya:
1) Belum menyerap biaya pada departemen bersangkutan, oleh karena itu
tidak dibebani biaya produksi.
2) Karena hilang awal proses, tidak diperhitungan dalam unit ekuivalen
produksi.
3) Apabila terjadi produk hilang awal proses pada departemen lanjutan,
maka akan terjadi penyesuaian harga pokok per unit terhadap harga
pokok yang diterima dari departemen sebelumnya.
Produk yang hilang pada akhir proses produksi ikut menyerap biaya
produksi yang dikeluarkan dalam departemen yang bersangkutan, sehingga
harus diperhitungkan dalam penentuan unit ekuivalensi produk yang
dihasilkan oleh departemen tersebut.

Hilang akhir proses, asumsinya:


1) Telah menyerap biaya pada departemen dimana terjadinya produk
hilang.
2) Diperhitungkan dalam unit ekuivalen produksi.
3) Produk hilang akhir proses diperhitungkan ke dalam harga pokok
produk selesai.
4) Terjadi penambahan harga produk selesai, karena diperhitungkan
dengan produk yang hilang pada akhir proses.
Produk cacat adalah produk yang dihasilkan dalam proses
produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan, tetapi secara ekonomis
produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya
tertentu, dan biaya yang dikeluarkan harus lebih rendah dari nilai
jual setelah produk tersebut diperbaiki. Terjadinya produk cacat
diakibatkan oleh kesalahan dalam proses produksi seperti
kurangnya perencanaan, pengawasan dan pengendalian,
kelalaian pekerja, dll.
Produk rusak adalah produk yang dihasilkan dalam proses
produksi, dimana produk yang dihasilkan tersebut tidak sesuai
dengan standar mutu yang ditetapkan, tetapi secara ekonomis
produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya
tertentu, tetapi besarnya biaya yang dikeluarkan cenderung
lebih besar dari nilai jual setelah produk selesai diperbaiki.
Produk rusak umumnya diketahui setelah proses produksi
selesai.
Pengaruh Terjadinya Produk Hilang dalam Proses
Terhadap Perhitun gan Harga Pokok Produksi Per
Persatuan

Dalam proses produksi ada kalanya produk tidak memenuhi standar


mutu yang telah ditetapkan. Sehingga pada saat dibuat laporan
produksi jumlahnya tidak sesuai. Jika dilihat produk bisa saja hilang
pada saat awal proses, sepanjang proses dan pada akhir proses.
Untuk menghitung harga pokok produksi per satuan, produk yang
hilang sepanjang proses harus dapat ditentukan pada tingkat
penyelesaian beberapa produk yang hilang tersebut. Produk yang
hilang selama proses diperlakukan sebagai produk yang hilang
pada awal atau akhir proses.
Produk Hilang Pada Awal Proses

Produk yang hilang diawal proses ini mempunyai akibat :


1) Menaikkan harga pokok produksi persatuan yang diterima dari
departemen sebelumnya.
2) Menaikkan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan
dalam departemen produksi berikutnya.
Produk Hilang Pada Akhir Proses

Apabila produk hilang dianggap terjadi pada akhir proses maka


pengaruhnya terhadap harga pokok sebagai berikut:
1) Produk hilang akhir proses dianggap telah menikmati biaya produksi
pada departemen atau tahap dimana produk hilang.
2) Produk hilang akhir proses dimasukkan ke dalam perhitungan produksi
ekuivalen, karena produk hilang akhir proses dianggap telah menikmati
biaya.
3) Produk hilang akhir proses diperhitungkan harga pokok, harga
pokok produk hilang tersebut dibebankan kepada produk selesai
yang dipindahkan ke departemen berikutnya atau ke Gudang
produk selesai.
4) Dengan pembebanan harga pokok produk hilang akhir proses
kepada harga pokok produk selesai, mengakibatkan jumlah total
harga pokok produk selesai menjadi lebih besar, oleh karena
pemikul harga pokok jumlahnya tidak bertambah yaitu sebesar
produk selesai maka harga pokok satuan yang dipindahkan ke
gudang produk selesai atau departemen berikutnya ikut
bertambah.
KESIMPULAN
Penambahan bahan di departemen lanjutan dapat menambah
volume atau jumlah unit produk yang diproses oleh departemen
tersebut. Dalam suatu proses produksi, kadang terjadi produk
hilang yang disebabkan oleh sifat produk yang mudah menguap,
menyusut, atau disebabkan proses pengolahan. Produk hilang tidak
mempunyai wujud secara fisik. Unit hilang dalam proses akan
mengakibatkan jumlah unit yang menanggung biaya berkurang
sehingga mengakibatkan biaya per unit naik, sedangkan tambahan
bahan akan mengakibatkan jumlah unit yang menanggung biaya
bertambah sehingga biaya per unitnya turun.
THANKS<3

Anda mungkin juga menyukai