Anda di halaman 1dari 20

Perhitungan Harga

Pokok Proses
Kelompok 10
1. Muhammad Ferdy Firmansyah 1910103098
2. Amalia Isnaini Purinda Laksana 1910103099
3. Muhammad Ilham Yudhan 1910103101
4. Naela Lailatul Wahidah 1910103103
Perhitungan harga pokok proses

Ciri-Ciri Perusahaa Yang Menerapkan Perhitungan Harga Pokok


Produksi

1. Produk yang dihasilkan bersifat homogen atau standar,serta biasanya produsinya


dilakukan dalam jumlah yang besar atau masal.
2. Produk yang bersifat homogen tersebut dihasilkan atau diproduksi secara terus
menerus sepanjang tahun,karena tujuanya yaitu untuk memenuhi kebutuhan
konsumen/pasar.
Ciri-Ciri Perhitungan Harga Pokok Proses
1. Harga pokok produk dihitung pada akhir periode akuntansi.Akhir periode akuntansi tergantung
pada periode peyusunan laporan keuangan perusahaan.
Apabila produk diolah melalui satu departemen,harga pokok per unit dihitung dengan rumus :
Harga pokok per unit = Biaya Produksi Selama Periode
Jumlah Unit yang Dihasilkan

Apabila produk diolah melalui beberapa departemen produksi,harga pokok produk dihitung
untuk setiap departemen produksi dengan rumus :

Harga pokok per unit = Biaya Produksi Untuk Setiap Departemen


Unit Dihasilkan Oleh Setiap Departemen
Lanjutan.......

2. Biaya bahan baku langsung,biaya tenaga kerja langsung,dan biaya ovehead pabrik dibebankan
ke produk berdasrkan biaya sesungguhnya.
3. Biaya produksi dikumpulkn dengan media yang disebut dengan Laporan Harga Pokok
Produksi.
Laporan Harga Pokok Produksi
◦ Terdiri atas tiga bagian :
a. Data Produks
b. Biaya Dibebankan
c. Elemen Biaya Produksi
Perhitungan harga pokok proses
Laporan Harga Pokok Produksi
a. Data Produksi
Pada bagian ini berisi mengenai informasi kuantitas produk selama periode waktu
tertentu,seperti berikut ini :

Persediaan BPD awal ................... Satuan Produk masuk proses


................... Satuan Total produk yang di proses ...................
Satuan Produk jadi dan disimpan dalam gudang ................... Satuan +¿ 
Persedian BDP akhir ................... Satuan
Total ................... Satuan
+¿ 
b. Biaya Dibebankan
Pada bagian ini berisi tentang informasi mengenai perhitungan biaya per unit untuk masing-
masing biaya produksi dn total.

Biaya Per Unit = Biaya Untuk Masing-Masing Unsur Biaya Produksi


Unit Setara Untuk Masing-Masing Unsur Biaya Produksi

c. Biaya Diperhitungkan
Pada bagian ini berisi informasi mengenai alokasi total biaya yang dibebankan ke barang jadi
dan persediaan barang dalam pross akhir.
Harga Pokok Barang Jadi .......... Satuan x Rp,- ......Rp,-
Harga Pokok BDP akhir .......Rp,-
Jumlah Produksi = .......Rp,-
Perlakuan Terhadap Persediaan Barang Dalam Proses Awal Dan Laporan Harga
Pokok Produksi

1. Metode HP Rata-Rata
Pada metode ini produk selesai dan BDP akhir tidak dibedakan apakah berasal dari BDP awal
atau produk masuk proses periode ini.Total biaya untuk setiap elemen biaya produksi dihitung
dengan menambahkan masing-masing elemen biaya BDP awal (biaya yang terjadi periode lalu)
dengan biaya produksi yang terjadi periode ini.

Produk Masuk Proses + BDP awal = Produk Selesai + BDP Akhir


Perhitungan harga pokok proses
Elemen biaya produksi dg metode
HP rata-rata:

Perhitungan unit setara dengan menggunakan metode HP rata-rata:

Unit setara = produk selesai + (persediaan BDP akhir x persentase penyelesaian)


2. Metode MPKP / FIFO
Pada metode ini persediaan BDP awal diasumsikan diproses lebih dahulu dan setelah selesai baru
dilakukan pemrosesan terhadap produk masuk proses periode ini.Biaya produksi (harga pokok) BDP
awal dipisahkan dari biaya produksi yang terjadi periode ini.

Elemen biaya produksi dg metode FIFO:


Total Biaya Produksi
HP
BDP Awal
Biaya periode ini:
◦ BBB xxx
◦ BTKL xxx
◦ BOP xxx
Total Biaya Dibebankan xxx
Lanjutan.....
• Perhitungan unit setara dengan menggunakan metode FIFO:

Unit setara = Persediaan BDP awal x %-tase penyelesaian yang diperlukan + produk selesai
dari proses periode ini + persediaan BDP Akhir x %-tase penyelesaian.

• Harga Pokok Produk per unit :

Biaya per unit untuk setiap elemen produksi= Total biaya utk setiap elemen biaya periode
Unit setara
Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu
Departemen
•Jika suatu produk diolah melalui lebih dari satu departemen produksi, akun persediaan barang
dalam proses dibuat per departemen produksi.
•Laporan harga pokok produksi disusun untuk setiap departemen produksi, jika perusahaan
memiliki empat departemen prouksi, perusahaan harus menyusun empat laporan produksi.
Harga pokok barang jadi milik departemen berikutnya
•Biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik akan dibebankan ke semua departemen produksi,
namun tidak semuja departemen prouksi memakai bahan baku karena bang jadi dari
departemen sebelumnya akan menjadi bahan baku untuk diproses untuk diproses ke
departemen berikutnya
Produk Hilang
(Lost Units)
•Produk hilang adalah produk yang menguap, mengkristal dan menyusut dalam proses produksi
karena sifat bahannya.
•Contoh: Gas(mudah menguap), Es(mencair), Garam atau Gula (mudah menyusut)
•Produk hilang dapat terjadi pada awal proses (beginning of process), saat diproses (midpoint of
process), atau akhir proses( end of process)
Produk Cacat (Defective Units)
•Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi atau standar kualitas dan secara
ekonomis masih memungkinkan untuk diperbaiki. Total biaya produksi setelah produk cacat
diperbaiki masih lebih renda daripada harga jualnyha. Artinya, produk tersebut masih
menguntungkan
•Titik permasalahan terkait produk cacat adalah cara memperhitungkan biaya perbaikan produk
cacat. Apakah produk cacat itu akan diperhitungkan sebagai penambah biaya produksi atau
tidak
•Perlakuan terhadap produk cacat tergantung penyebab terjadinya, ada yhang bersifat normal
dan tidak normal (abnormal)
•Produk cacat yang bersifat normal adca karena kesulitan atau kerumitan dari proses
pengerjaannya sehingga terjadi produk cacat tidak bisa diihndarkan
•Produk cacat tidak normal terjadi karena kelalaian atau keteledoran pekerja.
•Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi spesifikasi atau standar kualitas dan secara
ekonomis tidak mungkin diperbaiki. Walaupun secara teknis produk rusak dapat diperbaiki
menjadi produk baik, tetapi biaya perbaikanya terlalu mahal sehingga produk tidak
menguntungkan.
Contoh ; kue bolu yang diproduksi hangus sepenuhnya atau sebagian besar sehingga tidak dapat
dijual atau jika laku dijual, harganya pun sangat murah.
Rumus unit stara dengan metode harga pokok rata-rata
Unit setara = unit selesai + unit rusak + (unit persediaan BDP Akhir x tingkat penyelesaian)

Rumus unit setara dengan metode masuk pertama keluar pertama (MPKP)
Unit setara = (unit persediaan awal x tambahan tingkat penyelesaian yang diperlukan) + unit
selesai periode ini + unit rusak + (unit persediaan BDP Akhir x tingkat penyelesiaan)
Tambahan bahan baku di departemen
berikutnya
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahan baku mungkin ditambahkan di departemen produksi
beriktya. Tambahan bahan baku di depertemen berikutnya dapat menyebabkan dua
kemungkinan.
1. Tambahan bahan baku di departemen berikutnya tidak dapat menambah jumlah unit produk
yang dihasilkan, seperti penambahan roda untuk kursi. Tambahan roda untuk kursi tidak
menambah jumlah kursi yang dihasilkan. Tetapi menambah biaya produksi kursi. Akibatnya,
harga pokok produksi akan menjadi lebih tinggi
2. Tambahn bahan baku di departemen berikutnya menambah jumlah unit produk yang
dihasilkan. Contohnya, penambahan madu didalam sirup yang akan menambah volume sirup
yang dihasilkan.
DAMPAK FLEXIBLE MANUFACTURING SYSTEM (FMS) DAN JUST IN TIME (JIT) DALAM
PENENTUAN HARGA POKOK PROSES
Dampak FMS terhadap penentuan harga pokok proses
FMS merupakan komputerisasi proses produksi yang meliputi kumputer aided desain (CAD)
komputer aided manufacturing (CAM) progremebel macinetools,dan robot dengan pnggunaan
FMS waktu setup dan waktu peralihan produksi dari satu jenis produk ke jenis produk lainya akan
berkurang sehingga perusahaan menjadi lebih efisien perancangan produk sampe dengan
sampainya produk tersebut menjadi lebih pendek dan perubahan perancangan teknik menjadi
meningkat FMS fokus dengan produk bersifat setandar ke produk skala kecil karna dengan
menggunakan alat sehingga lebih efisien mesin yang di kontrol oleh konputer dapat memperbaiki
kualitas dan keandalan produk selain itu memperpendek waktu produksi menurunkan tingkat
persediaan dan menurunkan biaya.
 
Akibatnya pergeseran dari perhitungan harga pokok pesanan ke perhitungan harga pokok
proses di karenakan sering terjadi perpindahan tenaga dan peralatan mengakibatka sulitnya
penelusuran biaya tenaga kerja tetapi dengan FMS pesanan di produksi melalui proses yang sama
sehingga produk standar dan biaya yang rendah
Dampak JIT terhadap perhitungan harga pokok proses
1. Berkurangnya aktifitas pencatatan persediaan
Tujuan JIT meminimalkan persediaan bahkan mengkosongkan persediaan menggunakan
sistem tarik (pullsyst) dengan melakukan produks jika ada pesanan yang membeli bahan baku
produksi tanpa berdasarkan pesana merupakan pemborosan .dalam penerapan JIT perusahaan
memiliki persediaan barang dalam proses yang tidak siknifikan karena adanya pengurangan waktu
proses sehingga pencatatan biaya produksi dalam konsep JIT dilakukan dengan metode backflush
costing .
2. Tidak perlunya perhitungan unit setara dan harga pokok persediaan barang dalam proses akhir
Karna tidak ada persediaan barang dalam proses semua biaya produksi yang di keluarkan
selama periode di bebankan sepenuhnya ke produk yang selesai dan di transfer ke departemen
berikutnya atau gedung moleh karena itu ,perhitungan harga pokok barang dalam proses akhir
juga tidak perlu di lakukan . Sebagai akibat penerapan JIT penyusunan harga pokok produksi
menjadi mudah.
 
DAMPAK PENERAPAN KONSEP PENGENDALIAN KUALITAS DAN PROGRAM
CACAT NIHIL (ZERO DEFECT) TERHADAP PRODUK RUSAK NORMAL DAN TIDAK
NORMAL

Akuntansi produk akan berubah seiring dengan keberhasilan perusahaan dalam menerapkan
konsep pengendalian kualitas dan program cacat nihil . Standar cacat nihil menekankan pada di
mulainya pekerjaan dengan baik pertama kali baik perusahaan jasa maupun perusahaan
manufaktur .berbeda lagi dengan pendekatan kualitas kontemporer di sebut robusetkuality ,cacat
nihil tidak menggunakan batas toleransi hal ini membuat karyawan berusaha terus menerus
melaksanakan tugas .

Anda mungkin juga menyukai