Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNOLOGI DAN MEKANISASI

Nama : Bevan De Jeremi Saragih


Nim : 22836
Kelas : Antan B
Co.ass : Muhammad Rafi Alisyah
Dosen pembimbing : Rengga Arnalis Renjani, STP, M. SC

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 1


I. JUDUL ACARA I : Identifikasi Alat dan Mesin Perkebunan
II. TUJUAN ACARA :
1. Mahasiswa memahami bagian–bagian komponen utama dari peralatan
mesin perkebunan.
2. Mahasiswa memahami fungsi dan kegunaan dari masing-masing
peralatan dan mesin perkebunan.
III. DASAR TEORI
A. Hand Tractor
Traktor roda dua atau traktor tangan (power tiller/hand tractor) adalah
mesin pertanian yang dapat dipergunakan untuk menngolah tanah dan
lain-lain pekerjaan pertanian dengan alat pengolah tanahnya
digandengkan/dipasang di bagian belakang mesin. Mesin ini mempunyai
efesiensi tinggi, karena pembalikan dan pemotongan tanah dapat
dikerjakan dalam waktu yang bersamaan. Traktor roda dua merupakan
mesin serbaguna karena dapat juga berfungsi sebagai tenaga penggerak
untuk alat-alat lain seperti pompa air, alat prosesing, gandengan (trailer).
B. Transporter
Fastrex CT02 adalah unit transportasi atau transporter untuk
mengevakuasi TBS sawit dari kebun menuju tempat pengumpulan hasil.
Inovator unit ini adalah Dr. Desrial, Dosen Departemen Teknik Mesin
dan Biosistem Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dikembangkan
semenjak tahun 2012. Mulanya pengembangan unit ini bertujuan
menyediakan transporter TBS yang handal untuk kebun sawit di lahan
bergambut dan topografi berbukit. Alat ini mengangkut TBS sawit dari
kebun ke tempat pengumpulan hasil. Unit ini dapat bergerak dari satu
pohon ke pohon lainnya. Alat ini didesain mampu beroperasi pada
kemiringan hingga 30-45 derajat. Handal di lahan gambut dengan daya
dukung rendah, lahan kering dalam keadaan berbukit dan lahan basah
yang tidak stabil.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 2


C. Crane Grabber dan Grabber Jaw
Crane Grabber digunakan untuk mengambil TBS (Tandan Buah Sawit),
mengangkat dan memasukkan TBS dalam scissor lift.Crane dibuat dari
plat baja paduan kuat tarik (high tensile), dari jenis structure plate
manganeese steel, sehingga mempunyai ketahanan yang tinggi tehadap
benturan maupun pembebanan yang berlebih. Crane ini dapat
dipasangkan pada beberapa jenis traktor dengan kekuatan 24 HP hingga
65 HP. Digunakan untuk memungngut TBS pada tempat pemanenan
untuk dinaikkan pada Scissor Lift. Rangka menggunakan plat baja
paduan kuat tarik (high tensile), dari jenis structure plate manganeese
steel, sehingga mempunyai ketahanan yang tinggi tehadap benturan
maupun pembebanan yang berlebih sedangkan dan menggunakan wear
plate yang tahan terhadap gesekan.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 3


IV. ALAT DAN BAHAN
1. Hand tractor
2. Transporter
3. Crane Grabber dan Grabber Jaw
4. Scissor Lift
5. Tractor roda 4
V. CARA KERJA
A. Hand Tracktor
1. Mempelajari tentang bagian tuas gas
2. Mempelajari tentang bagian tuas belok kanan
3. Mempelajari tentang bagian tuas stang kemudi
4. Mempelajari tentang bagian tuas belok kiri
5. Mempelajari tentang bagian tuas break
6. Mempelajari tentang bagian tuas penyangga
7. Mempelajari tentang bagian ban
8. Mempelajari tentang bagian as motor
9. Mempelajari tentang bagian tuas dekompresi
10. Mempelajari tentang bagian knalpot
11. Mempelajari tentang bagian filter
12. Mempelajari tentang bagian radiator
13. Mempelajari tentang bagian tangki bahan bakar
14. Mempelajari tentang bagian penyangga mesin
15. Mempelajari tentang bagian penyangga depan
B. Transporter
1. Mempelajari tentang bagian tuas gas
2. Mempelajari tentang bagian tuas dekompresi
3. Mempelajari tentang bagian bak
4. Mempelajari tentang bagian idler roller
5. Mempelajari tentang bagian equalizer
6. Mempelajari tentang bagian sprocket
7. Mempelajari tentang bagian crawler

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 4


8. Mempelajari tentang bagian tuas hidrolik
9. Mempelajari tentang bagian tuas kemudi
10. Mempelajari tentang bagian tuas kiri dan kanan
11. Mempelajari tentang bagian tuas pengatur kecepatan
12. Mempelajari tentang bagian tuas rem
13. Mempelajari tentang bagian untuk pemijak kemudi
C. Crane Grabber dan Grabber Jaw
1. Mempelajari tentang bagian grabber jaw
2. Mempelajari tentang bagian upper arm
3. Mempelajari tentang bagian lower arm
4. Mempelajari tentang boom base
5. Mempelajari tentang swing base
6. Mempelajari tentang hidrolik
7. Mempelajari tentang tangki bahan bakar
8. Mempelajari tentang tempat air radiator
9. Mempelajari tentang tempat oli
10. Mempelajari tentang tuas gas
11. Mempelajari tentang tuas rem
12. Mempelajari tentang tuas kopling
13. Mempelajari tentang tuas porseneling
14. mempelajari tentang tuas slow dan high
15. Mempelajari tentang tuas garden 4x4
16. Mempelajari tentang tuas maju mundur
D. Scissor Lift
1. Mempelajari tentang bak muatan
2. Mempelajari tetang rangka atas
3. Mempelajari tentang tabung hidrolik
4. Mempelajari tentang ranka bawah
5. Mempelajari tentang towing bar
6. Mempelajari tentang Ban LGP

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 5


E. Tractor Roda 4
1. Mempelajari tentang fungsi tractor
2. Mempelajari tentang stir kemudi
3. Mempelajari tentang pedal gas
4. Mempelajari tentang pedal rem
5. Mempelajari tentang pedal kopling
6. Mempelajari tentang tuas transmisi
7. Mempelajari tentang tuas maju dan mundur
8. Mempelajari tentang tuas High dan low
9. Mempelajari tentang tuas PTO
10. Mempelajari tentang sistem penggandengan

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 6


VI. TABEL PENGAMATAN
A. Hand Tracktor
5 Keterangan:
3 1
1. Tuas Gas
6
2. Tuas Belok kanan
3. Stang Kemudi
4. Tuas Belok kiri
2
5. Tuas Break
6. Tuas Penyangga
4

Gambar 1.1 Hand Tracktor tampak depan

Keterangan:
1 1. Radiator
2. Tangki bahan bakar
2
3. Penyangga Mesin
4. Penyangga depan

Gambar 1.2 Hand Tracktor tampak kanan

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 7


Keterangan:
2
1. As Motor
3 2. Kenalpot
3. filtter
4 4. Tuas Dekompresi

Gambar 1.3 Hand Tracktor tampak belakang

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 8


B. Transporter
Keterangan:
1. Tuas Gas
2. Bak
3. Hidreholler
1
2 4. Crawler
7
5. Ecolizer
3
4 6. Sprocket
6 5
7. Pijakan Pengemudi
Gambar 1. 4 Transporter tampak samping

1. Saklar
ON/OFF pengoprasian
2. Tuas Posneling
1
3 3. Tuas kemudi
4. Tuas
5
2 Mengatur Kecepatan
5. Tuas Rem

6 6. Tuas Hidrolik

4
Gambar 1.5 Transporter tampak belakang

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 9


C. Crane Grabber dan scissor lift
Keterangan:
1. Grabber jau :
Untuk mengangkut TBS ke
bak
2. Upper Arm : Sebagai lengan
dari grabber jau
3. Lower Arm : Berada di
belakang upper arm
4. Bumb base : Penyangga Pada
lengan
Gambat 1.6 Crane Grabber dan Grabber Jaw 5. Swing Base : Memutar Bumb
base
6. Hidrolik : Mengangkat
Grabbeer jau

Keterangan:
1. Bak
2. Rangka Bagian atas
3. Tabung Hidrolik
4. Rangka bagian bawah
5. Towing Bar
6. Ban LGP

Gambar 1.7 Scissor Lift

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 10


d. Tractor roda 4
Keterangan
1. Tuas pengatur hidrolis
2. Tombol kecepatan
hidrolis bagian bawah
3. Pedal pengunci
diferensial
4. Kursi kemudi traktor

Gambar 1.8 komponen tractor

Keterangan
1. Roda kemudi
2. Tombol perpindahan
kecepatan ganda
3. Pedal Rem
4. Tuas Pengatur hidrolis
5. Tongkat persneling
utama
6. Pedal Kopling
7. Tombol stater
8. Tuas rem tangan

Gambar 1.9 Komponen dan transmisi tractor

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 11


VII. PEMBAHASAN
Traktor adalah suatu mesin traksi yang utamanya dirancang dan
dinyatakan sebagai penyedia tenaga bagi peralatan pertanian dan
perlengkapan usaha tani. Traktor roda ban dengan roda satu atau dua
umumnya dikenal sebagai traktor tangan untuk pertanian pada lahan sempit
atau pada luasan lahan yang tidak begitu luas. Traktor beroda empat atau
lebih umumnya mempunyai motor penggerak yang lebih besar dan sering
digunakan untuk penyiapan pada lahan pertanian. Traktor tersebut dapat
dengan penggerak 2WD atau 4WD sebagai traksi yang sangat besar untuk
traktor tersebut. Mesin dan alat pertanian dapat dikelompokkan berdasarkan
jenis pekerjaan yang dilakukannya, antara lain: alat pengolahan tanah (bajak
atau garu), alat penanam, alat pemupuk, mesin pengabut atau penyemprot,
alat penyiang, mesin pemanen dan alat pengangkut. Sumber tenaga
penggeraknya dapat dari tenaga manusia, hewan atau mesin. Mekanisasi
pertanian semakin berperan dalam pembangunan pertanian di masa
mendatang dan ikut mewarnai lingkungan strategis sektor pertanian. Saat
ini, tenaga kerja pertanian untuk bekerja di sawah maupun di perkebunan
makin sulit diperoleh. Lahan sawah yang dapat dilayani traktor tangan baru
mencapai 34%, sedangkan oleh power thresher lebih kecil lagi, hanya 22%
(Direktorat Alsintan 2004). Kondisi ini akan terus berlanjut karena mesin
utama pertanian seperti traktor tangan yang beroperasi baru mencapai
81.211 unit, traktor roda empat 1.997 unit, masih sangat kurang
dibandingkan dengan kebutuhan (Deptan 2008).
Hand traktor ada Tiga jenis yang telah diinvestigasi adalah bajak rotary,
bajak singkal dan hidro tiller. Perbedaan umum diantara ketiga tpe hand
traktor tersebut adalah pada roda, bajak, bodi dan cara kerjanya. Secara
khusus, bajak rotary digunakan untuk membajak tanah pertama dan kedua
sekali gus, sementara bajak singkal memerlukan dua tahap yaitu bajak
pertama (menyingkal) dan kedua (melumpurkan). Sedangkan hidro tiller
hanya bisa digunakan ketika air cukup tersedia dan pekerjaan membajak
dapat dilakukan hanya satu tahap saja.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 12


Traktor roda 2 juga digunakan untuk mengolah tanah pada lahan yang
sempit. Merk dari hand traktor yang digunakan adalah Quick model Quick
Zeva G300 buatan Indonesia dengan mesin penggeraknya berupa diesel.
Traktor ini memiliki panjang 2,9 meter, lebar 1,33 meter, dan tinggi 1,57
meter dengan berat traktor 222 kg. Jumlah kecepatan majunya sebanyak dan
tidak memiliki kecepatan mundur juga tidak memiliki kecepatan cakar.
Versnelingnya berbentuk seperti huruf F dan tidak memiliki PTO. Traktor
roda 4 adalah mesin berdaya gerak sendiri berupa motor diesel beroda
empat. Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas
tempat duduk sambil mengemudikannya. Traktor tersebut memiliki panjang
1,9 meter, lebar 1,1 meter dan tinggi 1,12 meter. Memiliki power take off
(PTO) berjumlah 3, yang terletak di mesin 1, implemen 1, dan transmisi 1.
Serta versneling berbentuk seperti huruf I untuk high or low dan H dengan 6
versneling.
Mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk traktor,
penggunaan mesin pertanian akan mengonsumsi minyak solar minimal
522,5 juta liter/tahun. Angka ini jauh melebihi kebutuhan solar bersubsidi
yang harus dipenuhi oleh biodiesel dalam negeri yang hanya 300 juta liter
(Prastowo 2008c). Oleh karena itu, selain dengan menghemat konsumsi
energi, juga diperlukan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan
bakar minyak asal fosil (BBM). Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden
No. 5/2006 dan Instruksi Presiden No. 1/2006, yang mendorong
pemanfaatan bahan bakar nabati. Di negara-negara ASEAN, energi
biomassa dari limbah kayu dan pertanian memberi kontribusi 40% dari
konsumsi total energi, yaitu lebih dari 2,5 juta terajoule/tahun. Potensi
energi bahan bakar nabati di Indonesia sangat besar, berkisar antara 441-470
juta gigajoule (ZREU 2000; Kamaruddin 2002; Prastowo 2007c). Hal ini
menunjukkan adanya peluang sinergi yang cukup besar antara
pengembangan alsintan dan pemanfaatan bahan bakar nabati dalam
perancangan alsintan di masa yang akan datang.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 13


VIII. KESIMPULAN

1. Mekanisasi pertanian semakin berperan dalam pembangunan pertanian


di masa mendatang dan ikut mewarnai lingkungan strategis sektor
pertanian.
2. Mampu mengetahui bagian-bagian penting pada transportasi alsintan
dan jenis-jenis traktor yang di gunakan
3. Mengetahui Traktor bermesin diesel dipilih karena memiliki power
yang besar untuk proses pengangkutan hasil pertanian maupun
perkebunana
4. Untuk mengetahui fungsi-fungsi setiap tompol maupun tuas yang ada
pada mesin traktor
5. Mengetahui fungsi pada setiap jenis traktor yang di gunakan seperti
Hand Traktor, Transporter, rane Grabber.
6. Mengetahui jeni-jenis roda atau ban yang di gunakan pada traktor

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 14


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pertanian Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sdm Pertanian. 2015. Traktor
Roda Dua (Hand Tractor).
Ritawati, Sri, Yuhelsa Putra. 2013. Petunjuk Praktikum Mesin dan Alat Pertanian.Serang.
UNTIRTA
Rizaldi, Taufik. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
Kementerian Pertanian Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sdm Pertanian. 2015. Traktor
Kementerian Pertanian Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sdm Pertanian. 2015. Traktor
Roda Dua (Hand Tractor).
Hariyadi, B. W., Ali, M., & Nurlina, N. (2017). Damage Status Assessment Of Agricultural
Land As A Result Of Biomass Production In Probolinggo Regency East Java. ADRI
International Journal Of Agriculture, 1.

Yogyakarta, 30 Januari 2023

Mengetahui,
Co. Ass Praktikum Praktikan

( Muhammad Rafi Alisyah ) (Bevan De Jeremi Saragih )

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 15


I. JUDUL ACARA II : Sistem Transmisi dan Kendali
II. TUJUAN ACARA :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan fungsi dan cara kerja transmisi manual.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi macam-macam transmisi manual.
3. Mahasiswa mampu mengidentifiikasi Komponen-komponen utama transmisi
manual.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan perhitungan perbandingan roda gigi
dan perbandingan rpm.
III. DASAR TEORI
Untuk memindahkan daya (power) dari putaran mesin ke roda penggerak diperlukan
suatu mekanisme tertentu. Mekanisme yang digunakan untuk memindahkan daya dari
motor hingga ke roda penggerak tersebut dinamakan Sistem Transmisi Daya atau Sistem
Drive Train (Suriadi et al., 2014).
Gaya traksi yang terjadi pada bidang kontak roda penggerak dan jalan dipengaruhi
oleh banyak faktor diantaranya adalah : karakteristik torsi mesin, karakteristik coupling,
rasio dan tingkat transmisi, rasio gardan, karakteristik propeller shaft, diameter efektif
roda, karakteristik kontak roda dan jalan. Dari sekian banyak parameter yang
mempengaruhi salah satu yang sangat besar pengaruhnya adalah rasio dan tingkat
transmisi. Besar kecilnya traksi untuk setiap tingkat gigi serta kecepatan kendaraan yang
mampu dicapai dapat dikendalikan dengan mengatur rasio dan tingkat transmisi,
sedangkan jumlah tingkat kecepatannya berpengaruh terhadap pemindahan proses
transmisi dan transformasi daya (Suriadi et al., 2014)
a) Transmisi slidingmesh Roda gigi jenis Spur bentuk giginya lurus sejajar dengan
poros, dipergunakan untuk roda gigi geser atau yang bisa digeser (Sliding mesh)
(Laksono, 2019). Gambar 2.1 Proses Transmisi Slidingmesh. Posisi Netral, setiap
transmisi mempunyai posisi ini dimana putaran poros input tidak dipindahkan ke poros
output. Posisi ini digunakan saat berhenti atau yang lainnya dimana sedang tidak
memerlukan tenaga mesin. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka kedua roda gigi
pada poros output (C & D) digeser agar tidak berhubungan dengan roda gigi dari poros
input (A & B). Posisi gigi 1, digunakan untuk menggerakan kendaraan pertama kali.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 16


b) Transmisi Constant Mest Sistem pemindahan kecepatan pada sistem ini tidak
memindah roda gigi, namun dengan menambah satu perlengkapan kopling geser.
Hubungan roda gigi C & D terhadap poros output bebas bukan sliding seperti pada
model sebelumnya. Sedangkan yang terhubung sliding dengan poros output adalah
kopling gesernya. Pada model transmisi roda gigi tetap ini memungkinkan dipergunakan
bentuk roda gigi selain model spur. Sehingga memungkinkan penggunaan roda gigi yang
lebih kuat. Kopling geser dapat digeser kekanan atau kekiri. Bila kopling ada ditengah
maka berarti transmisi pada posisi netral. Pada posisi ini meskipun roda gigi C & D terus
berputar bersama roda gigi A & B, namun tidak ada pemindahan putaran keporos output.
Hal ini karena baik roda gigi C maupun roda gigi D terpasang bebas terhadap poros
output. Posisi gigi 1, kopling geser digeser kekiri hingga berhubungan dengan roda gigi
D. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda gigi A memutar roda gigi D dan
membawa kopling geser yang telah terhubung, dan akhirnya poros output terbawa
putaran melalui kopling geser. Posisi gigi 2, kopling digeser kekanan hingga
berhubungan dengan roda gigi C. Sehingga putaran poros input disalurkan melalui roda
gigi B memutar roda gigi C dan membawa 16 kopling geser yang telah terhubung, dan
akhirnya poros output terbawa putaran melalui kopling geser (Anonim, 2004).
c) Transmisi Synchromesh Transmisi syncrhomesh adalah jenis transmisi terakhir yang
masih digunakan hingga saat ini. Transmisi syncromesh lebih baik jika dibandingkan
dengan kedua jenis transmisi manual sebelumnya (Slidingmesh dan constantmesh). Ini
dikarenakan pada transmisi syncrhomesh memiliki perpindahan yang lebih lembut
sehingga menambah rasa kenyamanan dalam berkendara. Transmisi terdiri atas clutch
housing, transmission case extension housing, gear shifter upper case, case-case gear-
gear dari gear shifter lower case dan shaft, dan lainnya.
Roda gigi miring banyak digunakan sebagai roda gigi transmisi daya karena relatif
memiliki kerja lebih halus dan kebisingan rendah dengan kapasitas beban besar dan
kecepatan kerja lebih tinggi. Roda gigi miring memiliki kerja lebih halus karena sudut
miring yang besar sehingga menambah panjang garis kontak roda gigi (Sutanto, 2017).

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 17


IV. ALAT DAN BAHAN
Unit alat peraga transmisi Synchromesh
V. CARA KERJA
Pengenalan system transmisi Synchromesh
1. Mempelajari tentang pengertian transmisi
2. Mempelajari tentang poros input
3. mempelajari tentang gigi transmisi
4. Mempelajari tentang gigi penyesuaian (syncronemesh)
5. Mempelajari tentang garpu pemindah
6. Mempelajari tentang tuas vresneling
7. Mempelajari tentang output shaft
8. Mempelajari tentang poros propeller
9. Mempelajari tentang gardan
10. Mempelajari tentang bantalan

Melakukan perhitungan rpm dan Gear Rasio


a. Perbandingan rpm

1. Menentukan rpm Pada Gigi Counter Gear

𝐺𝑃 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑥 𝑅𝑃𝑀 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡


𝐶𝐺 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
2. Menghitung rpm Poros Output
𝐶𝐺𝑛 𝑥 𝑅𝑃𝑀 𝐶𝐺
𝐺𝑃𝑛
Keterangan:
GP : Gear Percepatan
CG : Counter Gear
rpm : Rotation Per Minute

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 18


b. Perbandingan Gear Rasio
Pebandingan 4 Roda Gigi

GR= B/A × D/C

Gambar 2.3 Pebandingan 4 Roda Gigi

Perbandingan 5 Roda Gigi

GR= B/A × E/C × D/E

Gambar 2.4 Perbandingan 5 Roda Gigi

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 19


VI. TABEL PENGAMATAN

Keterangan:
1. input poros
2. gigi transmisi
3. synchronice ring/gigi penyesuaian
4. garpu pemindah /cluth hub
5. counter gear
6. output shaft
7. idle gear
8. shif fork
9. hub sleeve/kopling geser sinkromes
10. hub/roda gigi sinkromes
11. key spring/pegas pengunci
12. shifting key/pengunci sinkromes
13. synchronizering/cincin sinkromes

a. Poros Input i. Roda Gigi Sinkromes


b. Gigi Percepatan j. Kopling Geser Sinkromes
c. Syncronize Ring k. Pengunci Sinkromes
d. Cluth Hub l. Pegas Pengunci
Gambar 2.5 Komponen Transmisi
e. Counter Gear m. Cincin Sinkromes
f. Ouput shaft
g. Idle Gear
h. Shift Fork

Keterangan:
14. Hitunglah perbandingan Gear rasio Input
Gear 1, 2, 3, 4?
15. Jika putaran mesin 14300 rpm berapakah rpm
Poros Output pada gear Percepatan 1,2,3,4 pada
gambar disamping.
Gambar 2.6 Gear Rasio

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 20


14. -perbandingan gigi 1
45/27 x 33/14 =3,7
-perbandingan gigi percepatan 2
45/27 x 28/20 = 2,24
-perbandingan gigi percepatan 3
45/27 x 27/31 = 1,3
-perbandingan gigi percepatan 5
45/27 x 23/46 = 0,8
15. GR = 27/14.300 x 45 = 0,084
RPM poros output
GP 1= 14/0,084 x 33 = 5.500 RPM
GP 2= 20/0,084 x 28 = 6.667 RPM
GP 3= 31/0,084 x 27 = 9.964 RPM
GP 4= 45/0,084 x 27 = 14.464 RPM

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 21


VII. PEMBAHASAN

Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya


traktor.Untuk mempermudah jalannya operasional, traktor tangan ada banyak tuas
kendali. Namun begitu banyaknya tuas kendali ini akan mengakibatkan traktor
menjadi lebih berat, dan harganya lebih mahal. Untuk itu sekarang banyak diproduksi
traktor yang hanya dilengkapi dengan beberap tuas kendali.Tujuannya agar traktor
menjadi ringan, dan harganya menjadi lebih murah.Meskipun kemampuan traktor
menjadi terbatas.
Transmisi merupakan komponen pada mesin yang memiliki tujuan untuk
merubah kecepatan dan tenaga putar dari mesin yang tertuju pada roda yang nantinya
bisa digunakan untuk menggerakkan kendaraan. Transmisi diperlukan karena mesin
pembakaran yang umumnya digunakan dalam mobil merupakan mesin pembakaran
internal yang menghasilkan putaran rotasi. Sistem Transmisi dalam otomotif, ialah
sistem yang berfungsi sebagai perubahan torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin
menjadi torsi berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini
mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga,
atau sebaliknya. Secara umum, sistem transmisi dapat diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu :
a. Transmisi belt and pulley, digunakan apabila jarak antar dua poros berjauhan
sehingga tidak memungkinkan transmisi langsung.
b. Transmisi direct coupled ialah transmisi langsung menggunakan poros atau as, /
c. merupakan transmisi paling sederhana dan digunakan unutk menyalurkan tenaga
pada jarak yang dekat.
d. Transmisi rantai-sproket (chain and sprocket) transmisi rantai-sproket digunakan
untuk transmisi tenaga pada jarak sedang.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 22


VIII. KESIMPULAN

1. Transmisi merupakan komponen pada mesin yang memiliki tujuan untuk merubah
kecepatan dan tenaga putar dari mesin yang tertuju pada roda yang nantinya bisa
digunakan untuk menggerakkan kendaraan
2. Mengetahui cara perhitungan RPM dan perbandingan setiap gigi transmisi.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari transmisi dan fungsinya.
4. Mampu mengetahui arah perputaran tranmisi
5. Untuk mengetahui cara kerja transmisi pada mobil/traktor.
6. Tuas kendali adalah tuas-tuas yang digunakan untuk mengendalikan jalannya
traktor.
7. Mampu mengetahui jenis jenis transmisi yang digunakan pada mesin

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 23


DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pertanian Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sdm Pertanian. 2015.


Sistem Transmisi dan Kendali.
Pratiwi, Y. I., Ali, M., Setiawan, M. I., Budiyanto, H., & Sucahyo, B. S. (2017). Urban
Agriculture Technology to Support Urban Tourism. ADRI International Journal Of
Agriculture, 1.
Agus, S. (2014). Transmisi Manual Pada Mobil Kijang. Nozzle: Journal Mechanical
Engineering, 2.
Anonim. 2004. Modul Pemeliharaan/Servis Transmisi Manual. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Sutanto, H. (2017). Analisis Tegangan Roda Gigi Miring pada Transmisi Kendaraan Roda
Empat berdasarkan AGMA dan ANSYS. Media Teknika, 12.

Yogyakarta, 30 Januari 2023

Mengetahui,
Co. Ass Praktikum Praktikan

(Muhammad Rafi Alisyah) (Bevan De Jeremi Saragih)

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 24


I. JUDUL ACARA III : Simpel Driving Crane Grabber, Scissor lift, Trakor
Roda 4 dan Transporter
II. TUJUAN ACARA :
1. Mengetahui dan dapat menganalisis sistem kerja pengoperasian alat mesin
2. Mengetahui sistem kerja hidrolik dan perhitungannya
III. DASAR TEORI
Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia dan
bersamasama dengan Malaysia saat ini menguasai pangsa pasar sekitar 85 persen
produksi minyak kelapa sawit dunia. Oleh karenanya minyak kelapa sawit (Crude
Palm Oil, CPO) dan termasuk juga minyak biji kelapa sawit (Palm Kernel Oil, PKO)
yang berasal dari tandan buah segar (TBS) menjadi komoditas ekspor yang sangat
penting dan strategis bagi Indonesia. Demikian juga produk turunan dari CPO berupa
food base yang digunakan untuk membuat kebutuhan rumah tangga sehari-hari, di
antaranya Cooking Oil. CPO juga bisa dijadikan pencampur bahan bakar solar
menjadi bio-solar yang popular dengan sebutan B20 sebagai penunjang di sektor
energi. Dengan demikian produksi CPO harus dilakukan seoptimal mungkin
(Arkeman, 2019).
Pemeliharaan untuk traktor pertanian saat ini menggunakan tiga cara, yaitu
preventive maintenance, boroscope dan major overhaul. Namun downtime yang
cukup besar dan kerusakan-kerusakan mesin traktor pertanian yang tidak terdeteksi
selama proses operasi masih sering terjadi, khususnya equipment utama dalam
mekanisasi pertanian. Pemeliharaan yang tepat sasaran dan optimal sangat
diperlukan. Untuk pemeliharaan periode harian dan berkala dilakukan menggunakan
sistem pakar sebagai tools untuk mempermudah pemantauan dan proses pemeliharan.
Penelitian ini dilakukan pada instalasi PT. Madu Baru yang beralamat di Desa
Tirtomulyo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini di lakukan melalui
wawancara, studi, dan pengujian kegiatan perawatan traktor dan komponennya.
Database disusun berdasarkan data 17 komponen traktor , pemeriksaan harian,
pemeriksaan berkala. Sistem pakar ini juga dikonstruksikan untuk pemberian saran
teknis pemeliharaan bagian yang harus diperiksa , dikerjakan, dan diganti.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 25


Melihat kebutuhan alat angkut tandan kelapa sawit yang terus meningkat, maka
perlu dirancang dan diproduksi suatu alat angkut yang harus mampu beroperasi
dengan baik pada lahan kering ataupun pada lahan gambut dengan harga yang relatif
lebih murah bila dibandingkan dengan produk impor. Saat ini, kebanyakan alat
angkut yang digunakan adalah alat angkut dengan menggunakan crawler track
sehingga dapat berfungsi di lahan gambut. Namun fungsinya hanya untuk
mengangkut TBS ke tempat pengumpulan untuk selanjutnya diangkut dengan truk ke
bak penampungan. Alat angkut TBS lainnya adalah jenis truk yang menggunakan
roda karet . Fungsinya hanya mengangkut TBS dari tempat pengumpulan ke bak
penampungan. Alat angkut inididesain dan diproduksi oleh Institut Pertanian STIPER
Jogja. Karena menggunakan roda karet, maka alat angkut ini hanya sesuai untuk
digunakan di kebun sawit lahan kering. Salah satu tahapan penting dalam
perancangan mesin sesuai dengan VDI2221 adalah optimasi secara kuantitatif konsep
varian menjadi rancangan konsep optimum. Tahapan ini merupakan satu rangkaian
dengan tahapan sebelumnya yaitu abstraksi perancangan, membuat struktur fungsi
beserta prinsip solusi yang dieavaluasi lebih lanjut menjadi konsep variant. Dikatakan
penting karena rangkaian tahapan perancangan ini dapat meminimalisir kesalahan
dalam membuat perancangan mesin (Soeharsono, 2016).

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 26


IV. ALAT DAN BAHAN :
1. Tracktor roda 4
2. Crane Grabber
3. Transporter
4. Hand Tracktor
V. CARA KERJA :
1. Mempelajari alur maju simple driving pada crane grabber
2. Mempelajari alur mundur simple driving pada crane grabber
3. Mempelajari alur zig-zag simple driving pada crane grabber
4. Mempelajari cara menghidupkan hand tractor
5. Memepalajari cara menghidupkan mesin engkol
6. Mempelajari cara membawa hand tractor
7. Mempelajari cara menghidupkan dan mengoperasikan transporter
8. Mempelajari cara menaikkan tuas gas
9. Mempalajari cara menaikkan tuas dekompresi
10. Mempelajari cara menghidupkan transporter
11. Mempalajari cara pengoperasian transporter alur maju
12. Mempelajari cara pemberhentian transporter
13. Mempelajari cara pengoperasian transpoerter alur mundur
14. Mempelajari cara menghidupkan tracktor
15. Mempelajari cara pengoprasian tracktor alur maju
16. Mempelajari cara pemberhentian tractor
17. Mempelajari cara pengoprasian tractor alur mundur

VI. TABEL PENGAMATAN :


Tuliskan langkah-langkah dalam pengoperasian tracktor roda 4, grane grabber,
transporter dan hand tracktor :

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 27


Langkah-Langkah
1.Pastikan PTO dalam
keadaan netral.
2.Kemudian nyalakan
tractor.
3.Dan langsung oprasikan
tuas.

Gambar 3.1 Crane Grabber


Langkah-Langkah:
1.Pastikan tuas gas
transmisi dalam keadaan
netral,
2.Tuas kopling ada di
posisi rem,
3.Naikan tuas gas,
4.Naikan tuas
Gambar 3.2 Transporter
dekompresi,
5.Kemudian stater.
Langkah-Langkah
1.Pastikan tuas maju dan
mundur berada di posisi
parkir,
2.Naikan tuas gas,
3.Tahan tuas dekompresi
sambal di engkol,
4.Apabila engkolan sudah

Gambar 3.3 Hand Tractor ringan lepaskan


dekompresi dan engkolan
secara bersamaan.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 28


Langkah-Langkah
1.Pastikan tuas gas
berada dalam kondisi
netral,
2.Nyalakan tractor,
3.Kemudian tekan tuas
kopling,
4.Dan masukan tuas PTO.

Gambar 3.4 Tracktor roda 4

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 29


VII. PEMBAHASAN

Dalam mengoperasikannya Traktor 4 roda 4 WD atau mengendarai sama


dengan mobil yang dilengkapi dengan stir kemudi, pedal kopling, pedal gas, tuas
perseneling dan pedal rem sebagai pengendali arah dengan operator duduk. Berbeda
dengan traktor tangan operator ikut berjalan dengan memegang handel stang. Traktor
adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi tinggi pada
kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau implement yang digunakan dalam
pertanian. Cara memberhentikan traktor 4 roda 4 WD yang harus dilakukan pertama
kali. adalah menekan pedal kopling, lalu menekan pedal rem, Traktor 4 roda 4 WD
diciptakan untuk industri pertanian bukan untuk pendidikan dan pelatihan, sehingga
alat tersebut tidak dilengkapi alat pencegahan kecelakaan. Dan ini yang harus kita
pikirkan bersama untuk memberikan solusi bagaimana, mencegah kecelakaan pada
praktikum mengoperasian traktor 4 roda 4 WD yang umumnya diakibatkan karena
melepas pedal kopling dengan penekanan pedal gas/akselerasi tidak seimbang
Crane Grabber digunakan untuk mengambil TBS (Tandan Buah Sawit),
mengangkat dan memasukkan TBS dalam scissor lift.Crane dibuat dari plat baja
paduan kuat tarik (high tensile), dari jenis structure plate manganeese steel, sehingga
mempunyai ketahanan yang tinggi tehadap benturan maupun pembebanan yang
berlebih. Crane ini dapat dipasangkan pada beberapa jenis traktor dengan kekuatan
24 HP hingga 65 HP. Digunakan untuk memungngut TBS pada tempat pemanenan
untuk dinaikkan pada Scissor Lift. Rangka menggunakan plat baja paduan kuat tarik
(high tensile), dari jenis structure plate manganeese steel, sehingga mempunyai
ketahanan yang tinggi tehadap benturan maupun pembebanan yang berlebih
sedangkan dan menggunakan wear plate yang tahan terhadap gesekan.
Transporter Fastrex CT02 merupakan mini transporter tipe crawler yang
berguna sebagai alat angkut yang didesain khusus untuk tandan buah segar kelapa
sawit dan material lainnya. Alat ini dirancang menggunakan sistem trek yang mampu
memberikan gaya traksi besar dan cocok pada semua medan, terutama diaplikasikan
pada lahan gambut. Transporter ini mampu mengangkut bobot yang berat, Bak
penampung pada alat ini dilengkapi dengan sistem hidrolik yang berguna untuk
meningkatkan kinerja alat agar lebih praktis. Mesin yang digunakan adalah mesin
disel yang tangguh dan irit bahan bakar solar serta dilengkapi dengan starter elektrik.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 30


Sistem kemudi pada alat ini menggunakan sistem tuas untuk membuka dan menutup
aliran oli hidrolik ke dalam sistem transmisi. Tranporter ini dapat beralih dari gigi 1
ke gigi 2 dengan mengubah sudut pelat swash. Gigi 1 berguna untuk keluaran torsi
besar sedangkan gigi 2 berguna untuk rotasi kecepatan tinggi. Beralihnya gigi pada
transporter ini dengan cara memindahkan tuas pada kendali ke arah high.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 31


VIII. KESIMPULAN

1. Pemeliharaan untuk traktor pertanian saat ini menggunakan tiga cara, yaitu
preventive maintenance, boroscope dan major overhaul.
2. Traktor adalah kendaraan yang didesain secara spesifik untuk keperluan traksi
tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik trailer atau implement yang
digunakan dalam pertanian
3. Mengetahui cara mengemudi traktor
4. Mengetahui bagian-bagian traktor dan fungsinya
5. Mengetahui sistem kerja huidrolik.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 32


DAFTAR PUSTAKA

Rizaldi, Taufik. 2006. Mesin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas

Pertanian Universitas Sumatera Utara

Hardjosentono, Wajito, M., Rachlan, E., Badra, I.W. dan Tarmana, R.D. (1985).

Mesin- Mesin Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.

RAHARJO, J. (2016). Pemeliharaan Traktor Pertanian Berdasarkan Periode

Harian Dan Berkala Menggunakan Sistem Pakar (Doctoral Dissertation,

Universitas Gadjah Mada).

Soeharsono, Tono Sukarnoto, Jamal M Afiff dan M Ihrom Maulana

(2016). Perancangan Alat Angkut Tandan Buah Segar Ukuran Mini Di Kebun

Kelapa Sawit. Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XV

(SNTTM XV) Bandung, 5-6 Oktober 2016.

Yogyakarta, 30 Januari 2023

Mengetahui,
Co. Ass Praktikum Praktikan

(Muhammad Rafi Alisyah) (Bevan De Jeremi Saragih)

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 33


I. JUDUL ACARA IV : Mekanisasi untuk Rawat Tanaman
II. TUJUAN ACARA :
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian pada Power Sprayer dan
Knapsack
2. Mahasiswa mampu menghitungan kalibrasi pada Power spayer dan Kanpsack
3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan penggunaan power sprayer dan Knapsack
untuk tanaman perkebunan.
III. DASAR TEORI
Alat penyemprot (Sprayer) adalah alat/mesin yang berfungsi untuk
memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau
spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam
rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Sprayer juga
didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka
pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer sangat
ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam satuan
waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida yang
akan disemprotkan. Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan
sejumlah tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam
air ke objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit).
Efesiensi dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan
aktif tersebut yang terkandung di dalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet)
yang melekat pada objek dan sasaran semprot. Tingkat efisiensi dan efektivitas alat
semprot ini sendiri ditentukan dari kualitas dan kuantitas alat semprot dan komposisi
bahan pestisida yang digunakan. Kinerja sprayer sangat dipengaruhi oleh spesifikasi
alat dan dosis pestisida yang digunakan. Dengan adanya alat spray ini sangat
memudahkan manusia untuk melakukan pencegahan hama dan penyakit tanaman
lainnya guna mendapatkan tanaman yang sehat dan subur. Alat Semprot atau alat
Sprayer memiliki fungsi utama yaitu untuk memecahkan bahan kimia aktif berbentuk
cair yang disemprotkan menjadi tetes (droplet) dan mendistribusikan secara merata
pada objek yang ingin dilindungi.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 34


IV. ALAT DAN BAHAN :
A. Alat
1. Power Sprayer (Mekanis)
2. Knapsack (Manual)
B. Bahan
Larutan
V. CARA KERJA :
A. Power Sprayer
1. Mempelajari bagian bagian dari Power Sprayer
2. Mempelajari fungsi dari Inlet Larutan
3. Mempelajari fungsi dari tangki larutan
4. Mempelajari tentang choke
5. Mempelajari fungsi engine starter
6. Mempelajari fungsi dari tuas gas
B. Knapsack
1. Mempelajari bagian-bagian dari Knapsack
2. Mempelajari fungsi dari noozle
3. Mempalajari fungsi dari stik noozle
4. Mempelajari fungsi tutup tangki
5. Mempelajari fungsi tali gendong
6. Mempelajaru tentang tangki
7. Mempelajari fungsi stik pompa
8. Mempelajari fungsi selang

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 35


VI. TABEL PENGAMATAN :
1. Bagian bagian Power Sprayer
Keterangan:
1. Cook : Untuk Mengatur tekanan
4
angin pada karburator
2. Engine strater
3. Tangki larutan : sebagai wadah

2 pestisida
3
4. Inleat larutan : tempat masuknya
1 7 larutan
8 5. Selang larutan
5 6. Tangki bahan bakar mesin

6 7. Penutup engine starter


8. Tali untuk menggendong power
sprayer
Gambar 4.1 Power Sprayer tampak depan

Keterangan:
1. Stik penghubung antara selang dan
1 3 2 nozle
2. Kran untuk membuka aliran larutan
3. Pegangan dan pengatur tekanan
larutan
4. Nozel sebagai keluarnya larutan

Gambar 4.2 bagian-bagian power sprayer

2. Bagian-Bagian dari Knapsack

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 36


Keterangan:
1. Noozle : Media keluarnya
1 larutan
2. Stik Noozle : Penyalur larutan
2
ke noozle
3 3. Tutup tangki
4 4. Tali Gendong
5. Tangki : tempat larutan
5 6. Stik Pompa : Alat untuk
6 melangsungkan
penyemprotan
7 7. Selang : Penyambung Tangki
ke stik noozle
8. Tali Penggendong
Gambar 4.3 Kanpsack

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 37


3. Analisis Data dan Perhitungan
Diketahui:
- Luas areal : 1 ha (10,000 m2)
- Rerata curah semprot : 0,065 l/m
- Rerata kecepatan 1,5 m/mnt
- Rerata lebar: 1,3 m
1. Kalibrasi sprayer secara teori
No Ulangan Volume cairan yang Waktu
keluar
1 I 950 cc
2 II 1000cc
3 III 55 cc
60 detik
Total 166 cc
Rata-rata 55 cc
𝑉
K=𝑊

983,33
30
= 32,78 m1/s x2
65,56
= 1000

1,966 L/menit
Ket:
K = Kalibrasi
V = volume
W = waktu

Volume air per hektar ( L/Ha)


𝐿
𝑐𝑢𝑟𝑎ℎ 𝑛𝑜𝑧𝑙𝑒 ( )
𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡
= 1 ℎ𝑎 𝑥
𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡𝑎𝑛 𝑥 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡 (𝑚)
𝑙
10.000 𝑚2 𝑥 0,065
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 𝑚
1,5 𝑥 1,3
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 333,75 L/Ha

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 38


\
VII. PEMBAHASAN
Alat penyemprot (Sprayer) digunakan untuk mengaplikasikan sejumlah
tertentu bahan kimia aktif pemberantas hama penyakit yang terlarut dalam air ke
objek semprot (daun, tangkai, buah) dan sasaran semprot (hama-penyakit). Efesiensi
dan efektivitas alat semprot ini ditentukan oleh kualitas dan kuantitas bahan aktif
tersebut yang terkandung didalam setiap butiran larutan tersemprot (droplet) yang
melekat pada objek dan sasaran semprot. Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi
untuk memecah suatu cairan, larutan atau suspensi menjadi butiran cairan (droplets)
atau spray. Sprayer merupakan alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam
rangka pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Sprayer juga
didefinisikan sebagai alat aplikator pestisida yang sangat diperlukan dalam rangka
pemberantasan dan pengendalian hama & penyakit tumbuhan. Kinerja sprayer
sangat ditentukan kesesuaian ukuran droplet aplikasi yang dapat dikeluarkan dalam
satuan waktu tertentu sehingga sesuai dengan ketentuan penggunaan dosis pestisida
yang akan disemprotkan.
Fungsi utama dari suatu sprayer adalah Memecah cairan menjadi tetes-tetes
dengan ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas permukaan
atau ruang yang harus dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida
untuk menghindarkan pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak
atau merupakan pemborosan. Tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama
dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad
pengganggu dalam batas-Batas yang menguntungkan petani. Sprayer yang
digunakan dibidang perkebunan yang menggunakan pompa sebagai penggerak
utama. Power sprayer juga salah satu sprayer yang mengubah larutan sebagai
menjadi partikel kecil. Bagian power sprayer diantaranya inter larutan (tutup) yaitu
sebagai tempat masuk larutan, tangki larutan sebagai wadah pestisida, mesin
sebagai penggerak semua alat, chooke digunakan untuk mengatur tekanan angin
pada karbulator, engine stater berfungsi untuk menghidupkan mesin, tombol untuk
mematikan mesin, tuas gas sebagai pengatur kecepatan, selang larutan sebagai
tempat lewatnya larutan, pengatur tekanan larutan sebagai pengatur banyaknya
larutan yang harus dikeluarkan, pegangan sebagai tempat tangan dan nozzle sebagai
pemecah larutan. Hasil studi yang dilakukan oleh Departemen Pertanian pada tahun

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 39


1997 di beberapa tempat di Indonesia mnunjukkan bahwa sprayer tipe gendong
sering mengalami kerusakan. Komponen sprayer yang sering mengalami kerusakan
tersebut antara lain yaitu tabung pompa bocor, batang torak mudah patah, katup
bocor, paking karet sering sobek, ulir aus, selang penyalur pecah, noozle dan kran
sprayer mudah rusak, tali gendong putus, sambungan las korosi, dsb (Dirjen
Tanaman Pangan, 1977).

disamping fungsi utama yang telah disebutkan diatas sprayer juga memiliki fungsi
khusus yaitu:
1. Menyemprotkan cairan insektisida untuk mencegah dan memberantas hama pada
tanaman.
2. Menyemprotkan cairan herbisida untuk mencegah dan memberantas gulma pada
tanaman.
3. Menyemprotkan cairan fungisida untuk mencegah dan memberantas penyakit.
4. Menyemprotkan cairan hormon untuk tujuan tertentu pada tanaman.
5. Menyemprotkan pupuk untuk menyuburkan tanaman

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 40


VIII. KESIMPULAN

1. Sprayer adalah alat/mesin yang berfungsi untuk memecah suatu cairan, larutan atau
suspensi menjadi butiran cairan (droplets) atau spray.
2. Power sprayer juga salah satu sprayer yang mengubah larutan sebagai menjadi
partikel kecil.
3. Untuk mengetahui power sprayer dioperasikan menggunakan tenaga dari motor.
4. Fungsi utama dari suatu sprayer adalah Memecah cairan menjadi tetes-tetes
dengan ukuran yang efektif.
5. Mengetahui cara menggunakan spayer

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 41


DAFTAR PUSTAKA

Purwadi, T., 1999, Mesin dan Peralatan, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas

Gadjah Mada; Jogjakarta.

Rion Djafar, Yunita Djamalu, 2017, “DESAIN DAN PENGUJIAN SPRAYER

GULMA TIPE DORONG” Diakses Pada tanggal 15 maret 2021, Pukul 20.11

WIB

Suharno, Benidiktus. 2005. HandsprayerAlatPenyemprotPertanian. Kumpulan

ArtikelAlat&MesinPertanian.

Yogyakarta, 30 Januari 2023

Mengetahui,
Co. Ass Praktikum Praktikan

(Muhammad Rafi Alisyah) (Bevan De Jeremi Saragih)

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 42


I. JUDUL ACARA V : Pengenalan Dasar dan Identifikasi Alat Pengolah
Tanah (Tillage)
II. TUJAUAN ACARA :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan bagian-bagian utama alat pengolah tanah
(tillage).
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan implement pengolahan tanah (tillage) untuk
perkebunan atau tanaman tahunan lainnya.
III. DASAR TEORI :
Pengolahan tanah adalah upaya untuk menyiapkan lahan agar siap tanam sesuai
dengan kondisi fisik, kimiawi dan biologis tanah dengan melakukan berbagai
kegiatan seperti pencangkulan, pembajakan ataupun penggaruan serta perataan tanah.
Tujuan pengolahan tanah dengan traktor adalah untuk menciptakan keadaan fisik
tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman yaitu memanfaatkan peralatan yang
bekerja secara mekanis dan dengan kapasitas yang besar. Pengolahan tanah pertama
(primary tillage) adalah suatu tahap pengolahan tanah dalam mempersiapkan tanah
untuk pertanaman dan membersihkan tumbuhan pengganggu, dimana pada tahap ini
tanah dipotong, dilonggarkan dan dibalik (Parera, 2018). Kegiatan pengolahan tanah
pada lahan kering untuk tanaman budidaya merupakan kegiatan yang cukup berat,
kegiatan ini memerlukan waktu, tenaga serta biaya yang cukup besar. Pengolahan
tanah biasanya menggunakan tenaga manusia, tenaga hewan atau tenaga traktor.
Penggunaan tenaga traktor akan meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil
pengolahan dibandingkan dengan menggunakan tenaga hewan (Hariati et al., 2018).
Bajak atau plow adalah alat yang biasa digunakan petani untuk mengolah tanah
mereka sebelum ditanami dengan cara membalik tanahnya. Hal ini dimaksudkan agar
kesuburan tanah sawah tetap terjaga walaupun sudah ditanami tanaman beberapa
kali.

Berikut adalah pengenalan singkat mengenai macam-macam bajak:


A. Bajak Singkal
Bajak singkal merupakan peralatan pertanian untuk pengolahan tanah yang
digandengkan dengan sumber tenaga penggerak. Penarik seperti tenaga penarik sapi,

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 43


kerbau atau traktor pertanian. Bajak singkal berfungsi untuk memotong,
membalikkan, pemecahan tanah serta pembenaman sisa-sisa tanaman ke dalam
tanah, dan digunakan untuk tahapan kegiatan pengolahan tanah pertama. Bajak
singkal berfungsi untuk memotong, membalikkan, pemecahan tanah serta
pembenaman sisa-sisa tanaman ke dalam tanah, dan digunakan untuk tahapan
kegiatan pengolahan tanah pertama (Nurmayanti, 2017).
B. Bajak Piringan
Bajak piring berbentuk piringan, yaitu bulat dan cekung dengan garis tengah berkisar
antara 60 sampai 80 cm. Bajak jenis ini hanya bias ditarik oleh traktor besar empat
roda saja, jumlahnya antara 3 sampai 8 bajak piring tergantung pada tenaga
traktornya (Nurmayanti, 2017). Bajak piringan biasa digunakan sebagai pengolah
tanah pertama untuk perbaikan struktur butir-butir tanah, memperbesar persediaan
air, memperbaiki peresapan air dan aerasi tata udara tanah, mengurangi evaporasi
tanah, mempercepat pelapukan akar sisa tanaman dan mempermudah perkembangan
akar, memperbaiki kehidupan mikroba aerob tanah dan memberantas gulma.
Piringan berfungsi untuk memotong, mengangkat serta membalikan tanah. Pada
piringan terdapat poros yang berfungsi sebagai tempat bertumpu dan berputarnya
piringan. Posisi pemasangan dan jumlah piringan disesuaikan dengan penggunaan
alat di lahan (Hariati et al., 2018). Keunggulan bajak ini baik dan efisien untuk kebun
seluas 2,5 - 5 Ha; sangat cocok untuk usaha tani lahan kering seperti tanaman
hortikultura dan palawija; dapat digandengkan dengan traktor mini bertenaga min 15
HP. Lebar pengolahan, kedalaman pembajakan dan kemiringan bajak dapat diatur
sesuai kebutuhan.
C. Bajak Rotary
Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkah- bongkah
yang masih cukup besar, biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan untuk
mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus lagi. Menggunakan bajak putar maka
pengerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary dapat
digunakan untuk pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah. Kadang- kadang
bajak putar ini digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat digunakan
untuk melakukan penyiangan ataupun pendangiran (Nurmayanti, 2017). Bajak Rotari
biasanya digunakan untuk pengolahan tanah dapat diharapkan hasilnya baik, bila
tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama sekali. Mengatasi lengketnya

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 44


tanah pada pisau dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah pisau dan mempercepat
putaran dari rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin cepat perputaran rotor
akan lebih banyak daya yang digunakan tetapi diperoleh hasil penggemburan yang
lebih halus.
D. Bajak ScrewDrill(HoleDigger)
Menurut Rinaldy, 2015 hole digger merupakan mesin bor yang dirancang khusus
untuk pelobangan tanaman ulang (replanting) pada sektor perkebunan skala besar,
mesin ini digerakkan oleh traktor ban/jonder (whelltractor) yang mempunyai rpm
PTO 540 rpm dan kecepatan boran 180 rpm. Hole digger merupakan peralatan yang
sangat ekonomis jika dipandang dari nilai investasi dan capaian kinerja yang
dihasilkan, terutama untuk proyek besar dalam tanaman ulang jika dibandingkan
dengan melobang tanam yang memakai tenaga manual dengan menggunakan tenaga
manusia.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 45


IV. ALAT DAN BAHAN
1. Bajak Singkal
2. Bajak Piringan
3. Bajak Rotary
4. Bajak Hole Digger
IV. CARA KERJA :
1. Bajak Hole digger
1.1 Mempelajari Bajak Hole digger
1.2 Mempelajari BagianToplink
1.3 Mempelajari Bagian Screw
1.4 Mempelajari Bagian Pointer
1.5 Mempelajari Bagian Rangka Bajak
1.6 Mempelajari Bagian Gardan
2. Bajak Singkal
2.1 Mempelajari Bajak Singkal
2.2 Mempelajari Bagian Top Link
2.3 Mempelajari Bagian Lower Link
2.4 Mempelajari Bagian Kerangka Utama
2.5 Mempelajari Bagian Rolling Cutter
2.6 Mempelajari Bagaian Pointer
2.7 Mempelajari Bagian Singkal
2.8 Mempelajari Bagian Landside
2.9 Mempelajari Bagian Lower
2.10Mempelajari Bagian Mould Board
3. Bajak Piringan
3.1 Mempelajari Bajak Piringan
3.2 Mempelajari Bagian Top Link
3.3 Mempelajari Bagian Penahan Ragka
3.4 Mempelajari Bagian Lower Link
3.5 Mempelajari Bagian Scrapper
3.6 Mempelajari Bagian Piringan/Disk
3.7 Mempelajari Bagian Poros/Pusat Piringan
3.8 Mempelajari Bagian Penyangga Piringan

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 46


3.9 Mempelajari Bagian Kerangka Bajak
3.10Mempelajari Bagian Peer/Suspensi
3.11Mempelajari Bagian Roda Alur
4. Bajak Rotary
4.1 Mempelajari Bajak Rotary
4.2 Mempelajari Bagian Kerangka Bajak
4.3 Mempelajari Bagian Lower Link
4.4 Mempelajari Bagian Mould Board
4.5 Mempelajari Bagian Pisau Rotary
4.6 Mempelajari Bagian Roda Alur
4.7 Mempelajari Bagian Ass/Poros Putar
4.8 Mempelajari Bagian In Oil
4.9 Mempelajari Bagian Gear Box
4.10Mempelajari Bagian Top Link
4.11Mempelajari Bagian Stir Pengukur Kedalaman

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 47


V. TABEL PENGAMATAN
1. Bajak Singkal (Moldboard Plow)

Keterangan :
1. Top Link : Penyambung bajak bagian atas
2. Lower link : penyambung bajak bagian bawah
3. Kerangka utama : penyangga komponen bajak
4. Rolling cutter : untuk memotong sisa sisa akar tanaman
5. Pointer : titik awal pembajakan
6. Singkal : menghancurkan dan membalikan tanah
7. Landside : mempertahankan alur pembajakan
8. Lower : sebagai penyangga landside
9. Mould board : membalikan dan menahan tanah agar tidak jatuh ke belakang

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 48


2. Bajak Piringan (Disk Plow)

Keterangan :
1. Top link : penghubung bajak dengan traktor
2. Penahan rangka : menahan kerangka utama
3. Lower link : penghubung bajak dengan traktor
4. Scrapper : menjaga piringan tetap bersih dari gumpalan tanah
5. Piringan/disk : memotong dan membalikan tanah
6. Poros/pusat piringan : tempat bertumpu dan poros disk
7. Penyangga piringan : menahan agar disk tetap pada posisinya
8. Kerangka bajak : tempat menempelnya komponen bajak
9. Peer : merendam getaran bajak pada pada saat bekerja
10. Roda alur : membuat alur pembajakan

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 49


3. Bajak Rotari

Keterangan :
1. Kerangka bajak : tempat komponen kerangka bajak
2. Lower link : tempat penghubung ke traktor ke bagian bawah
3. Mould board : mengantisipasi agar tanah tidak keluar
4. Pisau rotary : menggemburkan dan mencincang tanah
5. Roda alur : sebagai pemberi alur dan garis
6. Ass/poros putar : penyambung energy dari gear box ke mata pisau
7. In oil : tempat masuk pelumas
8. Gear box : tempat produksi dari tenaga PTO
9. Top link : tempat penyambung ke traktor bagian atas
10. Stir pengukur kedalaman : mengatur kedalaman saat bajak bekerja

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 50


4. Bajak Hole Digger

Keterangan :
1. Top link : penyambung ke traktor
2. Screw : memberi diameter pada lubang tanah
3. Pointer : pemberi titik utama pada saat melubangi tanah
4. Rangka bajak : tempat meletaknya komponen komponen holdigger
5. Garden : sebagai powe suplai

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 51


VI. PEMBAHASAN

Bajak singkal dapat digunakan untuk bermacam-macam jenis tanah dan sangat
baik untuk membalik tanah. Bagian-bagian utama dari bajak singkal yang aktif
mengolah tanah adalah pisau/bajak (share), singkal (moldboard), dan penstabil bajak
(landside). Bagian dari bajak singkal yang memotong dan membalik tanah disebut
bottom. Suatu bajak dapat terdiri dari satu bottom atau lebih. Bottom ini dibangun
dari bagian-bagian utama, yaitu: 1) singkal (moldboard), 2) pisau (share), dan 3)
penahan samping (landside). Ketiga bagian utama tersebut diikat pada bagian yang
disebut pernyatu (frog). Unit ini dihubungkan dengan rangka (frame) melalui batang
penarik (beam) (Daywin, 2008).
Bajak piring didesain untuk kondisi-kondisi dimana bajak singkal tidak dapat
bekerja, yaitu: a. Tanah lekat, berlilin, tanah debu, yang tidak meluncur pada singkal
dan tanah-tanah yang mempunyai lapisan keras di bawah telapak bajak b. Tanah
kering dank eras yang tidakmungkin dapat dipenetrasi oleh bajak singkal c. Tanah
kasar, berbatu, dan berakar-akar, dimana piringan akan melintas di atas batuan-
batuan tersebut d. Lahan bergambut dan berserasah, dimana bajak singkal tidak akan
dapat membalik potongan tanah pembajakan yang dalam. (Menurut Hadiutomo,
2012). Pada bajak piring, piringan akan diikat pada batang penarik melalui bantalan
(bearing), sehingga piringannya dapat berputar pada saat bajak ditarik oleh traktor.
Perputaran piringan ini diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah
(draft) yang terjadi. Piringan pada bajak jenis ini dapat berada disamping atau di
bawah rangka.
Pengolahan tanah dengan menggunakan bajak, akan diperoleh bongkah-
bongkah yang masih cukup besar, biasanya masih diperlukan tambahan pengerjaan
untuk mendapatkan keadaan tanah yang lebih halus lagi. Menggunakan bajak putar
maka pengerjaan tanah dapat dilakukan sekali tempuh. Bajak putar/bajak rotary
dapat digunakan untuk pengolahan tanah kering ataupun tanah sawah. Kadang-
kadang bajak putar ini digunakan untuk mengerjakan tanah kedua dan juga dapat
digunakan untuk melakukan penyiangan ataupun pendangiran (Nurmayanti, 2017).
Prinsip kerja dari bajak rotari ini adalah pisau-pisau dipasang pada rotor secara
melingkar sehingga beban terhadap mesin merata dan dapat memotong tanah secara
bertahap. Bajak Rotari biasanya digunakan untuk pengolahan tanah dapat diharapkan
hasilnya baik, bila tanah dalam keadaan cukup kering atau basah sama sekali.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 52


Mengatasi lengketnya tanah pada pisau dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah
pisau dan mempercepat putaran dari rotor dan memperlambat gerakan maju. Makin
cepat perputaran rotor akan lebih banyak daya yang digunakan tetapi diperoleh hasil
penggemburan yang lebih halus. Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 12
Menurut Rinaldy, 2015 hole digger merupakan mesin bor yang dirancang
khusus untuk pelobangan tanaman ulang (replanting) pada sektor perkebunan skala
besar, mesin ini digerakkan oleh traktor ban/jonder (whelltractor) yang mempunyai
rpm PTO 540 rpm dan kecepatan boran 180 rpm. Hole digger merupakan peralatan
yang sangat ekonomis jika dipandang dari nilai investasi dan capaian kinerja yang
dihasilkan, terutama untuk proyek besar dalam tanaman ulang jika dibandingkan
dengan melobang tanam yang memakai tenaga manual dengan menggunakan tenaga
manusia.
Bagian-bagian bajak singkal (Moldboard Plow) terdiri dari Top Link (
berfungsi untuk menghubungkan antara bajak dengan traktor pada bagian atas),
Lower Link (berfungsi untuk menghubungkan antara bajak ke traktor pada bagian
bawah), Kerangka Utama (berfungsi untuk tempat menempelnya semua komponen-
komponen yang ada di bajak), Rolling Cutter (berfungsi untuk memotong atau
menghancurkan sisa-sisa akar pada lahan yang akan dibersihkan), Pointer (berfungsi
untuk mencari titik awal pembajakan), Singkal (berfungsi untuk menghancurkan dan
membalik tanah pada saat pembajakan berlangsung), Landside (berfungsi untuk
mempertahankan alur pembajakan), Lower dan Mould Board (berfungsi untuk
membalikkan tanah kembali kelahan). Bagian-bagian bajak piringan yaitu terdiri dari
Top Link (berfungsi untuk penghubung bajak dengan traktor), Penanahan Rangka
(berfungsi untuk menahan kerangka utama), Lower Link (berfungsi untuk
penghubung bajak dengan traktor pada bagian bawah), Scrapper (berfungsi untuk
menjaga agar piringan tetap bersih dan bebas dari gumpalan tanah), Piringan/Disk
(berfungsi untuk memotong, mengangkat, menghancurkan dan membalik tanah yang
dibajak), Poros/Pusat Piringan (berfungsi untuk tempat bertumpu dan berputarnya
piringan ), Penyangga Piringan (berfungsi untuk menahan agar disk tetap pada
posisinya), Kerangka Bajak (berfungsi untuk tempat menempelnya komponen-
komponen bajak), Peer/Suspensi (berfungsi untuk meredam getaran bajak pada saat
bajak bekerja) dan Roda Alur (berfungsi untuk pembentuk atau pembuat alur dari
jalannya bajak).

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 53


VII. KESIMPULAN

1. Bagian bagian traktor tangan meliputi tenaga penggerak motor,kerangka


dan transmisi atau penerus tenaga traktor tangan dan tuas kendali
2. Bajak atau plow adalah alat yang biasa digunakan petani untuk mengolah
tanah mereka sebelum ditanami dengan cara membalik tanahnya.
3. Alat alat sederhana yang umumnya digunakan untuk mengolah tanah
seperti cangkul,parang dan sabit
4. Pengolahan tanah merupakan proses merubah sifat sifat fisik tanah dengan
cara memotong
5. Pengolahan tanah pada awalnya dilakukan secara konfensional atau secara
tradisional dengan menggunakan tenaga hewan ternak

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 54


DAFTAR PUSTAKA
Hariati YC et al. (2018). Modifikasi Garu Pegas dan Bajak Piring Menjadi Alat
Pembumbun dan Pembuat Bedengan Modification. Agroteknika, 1(1), 9–20.
Nurmayanti, I. et al. (2017). Mesin Traktor Dan Alat Tradisional Pengolah Tanah.
Jurusan Agroteknologi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah
Gresik. Gresik.
Parera, D. D. (2018). Uji Kinerja Bajak Piringan Pada Pengolahan Tanah Ultisol
Dengan BerbagaiTiltAngleDanKecepatanKerja. Universitas Sriwijaya.
Palembang.
Wijanyanto ,1994.alat dan mesin pertanian bumi aksara.jakarta.operasi pada pengolahan
pertanian

Yogyakarta, 30 Januari 2023

Mengetahui,
Co. Ass Praktikum Praktikan

(Muhammd Rafi Alisyah) (Bevan De Jeremi Saragih)

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 55


I. JUDUL ACARA VI : Cycle Time Alat dan Mesin Perkebunan
II. TUJUAN ACARA :
1. Mahasiswa mampu melakukan analisis siklus waktu proses pengangkutan Tandan
Buah Segar kelapa sawit secara mekanis.
2. Mahasiswa mampu mengimplementasikan cycle time di industri perkebunanan
kelapa sawit.
III. DASAR TEORI
A. Waktu Siklus
Waktu siklus atau cycle time adalah waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit
produk pada satu stasiun kerja (Purnomo, 2003). Waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan elemen-elemen kerja pada umumnya akan sedikit berbeda dari siklus
ke siklus lainnya, sekalipun operator bekerja pada kecepatan normal atau uniform,
tiap-tiap elemen dalam siklus yang berbeda tidak selalu akan bisa diselesaikan dalam
waktu yang persis sama. Perhitungan cycle time dilakukan dengan menghitung waktu
setiap tahap mulai dari waktu muat, waktu perjalanan dari lahan ke pabrik, waktu
bongkar dan waktu perjalanan dari pabrik ke lahan.
B. Kapasitas Kerja
Kapasitas suatu mesin pertanian merupakan laju mesin untuk mengerjakan lahan
sesuai dengan fungsi yang dimaksud atau manfaat pekerjaannya. Biasanya kapasitas
kerja dinyatakan dengan luas suatu area yang dapat dikerjakan oleh mesin dalam
kurun waktu per jam. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu lebar kerja yang
digunakan, dan kecepatan berjalan dengan memperhatikan kehilangan waktu dalam
pembelokan serta perawatan mesin (Dadhich et al, 2009).
C. Efisiensi Kerja
Menurut Harry (2010) efisiensi merupakan ukuran tingkat penggunaan sumber daya
dalam suatu proses, semakin hemat atau sedikit penggunaan sumber daya, maka
prosesnya dikatakan semakin efisien. Proses yang efisien ditandai dengan perbaikan
proses sehingga menjadi lebih murah dan cepat. Efisiensi suatu alat dinyatakan dalam
bentuk persentase (%).

IV. ALAT DAN BAHAN

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 56


A. ALAT
1. Crane Grabber dan Grabber Jaw
2. Angkong
3. Transporter
4. Stopwatch
B. BAHAN
1. Tandan Buah Segar
V. CARA KERJA
A. Crane Grabber
1. Menghitung kapasitas muat (volume) trailer (dalam ton)
2. Menghitung waktu siklus (cycle time), yaitu : waktu mengutip TBS (picking
time), waktu muat TBS ke dalam trailer (loading time), waktu pengangkutan
(transporting time), dan waktu bongkar muat trailer (unloading time), waktu
kembali (backward time) dalam menit
3. Menghitung jarak muat sampai dengan bongkar muatan (m)
4. Menghitung kecepatan maju (m/menit)
5. Waktu siklus (cycle time) dihitung dengan persamaan :
Ddt Ddt
Cm = (nwl * Cms) + + 𝑡1 + + 𝑡2
𝑉1 𝑉2

Dengan :
nwl * Cms = waktu muat (menit) – (loading time)
nwl = jumlah siklus yang dibutuhkan crane grabber untuk
mengisi muatan ke dalam bak muat pada trailer
Cms = waktu siklus crane grabber (menit)
Ddt = jarak angkut crane grabber (m)
V1 = rerata kecepatan crane grabber dalam keadaan dengan
muatan (m/menit)
V2 = rerata kecepatan crane grabber dalam keadaan kosong
dengan muatan (m/menit)
t1 = waktu membongkar muatan (menit)
t2 = waktu yang dibutuhkan crane grabber untuk kembali
mencapai posisi untuk dimuati (menit)

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 57


6. Dengan asumsi perhitungan seperti kapasitas bak truck, maka produktivitas
dihitung dengan persamaan :
𝐶∗60∗𝐸 𝑡𝑟𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟
Q= 𝐶𝑚

Keterangan :
Q = Kapasitas produksi per jam (m3/jam)
E = Faktor efisiensi kerja crane grabber
Cm = Total waktu siklus (cycle time) crane grabber (menit)
C = Produksi per siklus (m3)
B. Transporter
1. Melakukan simulasi penyusunan TBS, dengan diposisikan berbaring dan
tersusun rapi
2. Menimbang berat masing-masing TBS dan jumlahkan
3. Menghitung berapa volume bak dan berat total bak dan muatan
4. Menghitung kapasitas muat (volume) bak (dalam ton)
5. Menghitung waktu siklus (cycle time), yaitu : waktu muat (loading time), waktu
pengangkutan (transporting time), dan waktu bongkar muat (unloading time),
dalam menit
6. Menghitung jarak muat sampai dengan bongkar muatan (m)
7. Menghitung kecepatan maju (m/menit)
8. Waktu siklus (cycle time) dihitung dengan persamaan :
Ddt Ddt
Cm = (nwl * Cms) + + 𝑡1 + + 𝑡2
𝑉1 𝑉2

Dengan :
nwl * Cms = waktu muat (menit) – (loading time)
nwl = jumlah siklus yang dibutuhkan transporter untuk
mengisi muatan ke dalam bak muat
Cms = waktu siklus transporter (menit)
Ddt = jarak angkut transporter (m)
V1 = rerata kecepatan transporter dalam keadaan dengan
muatan (m/menit)
V2 = rerata kecepatan transporter dalam keadaan kosong
dengan muatan (m/menit)
t1 = waktu membongkar muatan (menit)
t2 = waktu yang dibutuhkan crane grabber untuk kembali

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 58


mencapai posisi untuk dimuati (menit)
9. Dengan asumsi perhitungan seperti kapasitas bak truck, maka produktivitas
dihitung dengan persamaan :
𝐶∗60∗𝐸 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡𝑒𝑟
Q= 𝐶𝑚

Keterangan :
Q = Kapasitas produksi per jam (m3/jam)
E = Faktor efisiensi kerja transporter
Cm = Total waktu siklus (cycle time) transporter (menit)
C = Produksi per siklus (m3)
C. Angkong
1. Menghitung kapasitas muat (volume) bak (dalam ton)
2. Menghitung waktu siklus (cycle time), yaitu : waktu muat (loading time), waktu
pengangkutan (transporting time), dan waktu bongkar muat (unloading time) -
dalam menit
3. Menghitung jarak muat sampai dengan bongkar muatan (m)
4. Menghitung kecepatan maju (m/menit)
5. Waktu siklus (cycle time) dihitung dengan persamaan :
Ddt Ddt
Cm = (nwl * Cms) + + 𝑡1 + + 𝑡2
𝑉1 𝑉2

Dengan :
nwl * Cms = waktu muat (menit) – (loading time)
nwl = jumlah siklus yang dibutuhkan angkong untuk
mengisi muatan ke dalam bak muat
Cms = waktu siklus angkong (menit)
Ddt = jarak angkut angkong (m)
V1 = rerata kecepatan angkong dalam keadaan dengan
muatan (m/menit)
V2 = rerata kecepatan angkong dalam keadaan kosong
dengan muatan (m/menit)
t1 = waktu membongkar muatan (menit)
t2 = waktu yang dibutuhkan angkong untuk kembali
mencapai posisi untuk dimuati (menit)

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 59


6. Dengan asumsi perhitungan seperti kapasitas bak truck, maka produktivitas
dihitung dengan persamaan :
𝐶∗60∗𝐸 𝑡𝑟𝑎𝑖𝑙𝑒𝑟
Q= 𝐶𝑚

Keterangan :
Q = Kapasitas produksi per jam (m3/jam)
E = Faktor efisiensi kerja angkong
Cm = Total waktu siklus (cycle time) angkong (menit)
C = Produksi per siklus (m3)

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 60


VI. TABEL PENGAMATAN
Hasil Perhitungan melalui data yang diperoleh.
Jenis Alat Waktu Jarak
Angkut
Translator 98 Detik 40 Meter
Angkong 52 Detik

1.Translator
Diketahui :
Luas areal : 1 Ha ( 10.00 m2 )
T : 98 detik
S : 40 Meter
Ditanya : Waktu yang dibutuhkan dalam 1 hektar ?
Jawab : Mencari kecepatan :
𝑠
𝑣=𝑡
40
𝑣 = 98

𝑣 = 0,41 𝑚/s

Mencari Kecepatan :
𝑠
𝑡=𝑣
10.000
𝑡=
0,41

𝑡 = 24.930,2 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡 = 406,5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡 = 6,7 𝑗𝑎𝑚

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 61


VII. PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari perhitungan data yang didapat dari
perkebunan maka jika dilihat dari keefektifannya dan cepat kerja angkut buah sudah
dipastikan pada crane grabber paling efektif, dan cepat dalam pengangkutan. Dalam
segi tempat angkut yang besar dan traktor yang bekerja adalah traktor roda 4 maka
tenaga yang di keuarkan untuk mengangkut buah cukup banyak sesuai dengan
banyaknya buah yang di bawa dalam tempat penampug buah. Tetapi Penggunaan
crane grabber hanya bisa dilakukan pada TPH saja tidak dapat masuk kedalam pasar
pikul tidak dengan tranporter dan angkong, disisi lain walaupun transporter dan
angkong tidak diuggulkan dalam waktu pekerjaan tetapi tetap digunakan untuk
mengeluarkan buah dari pasar pikul ke TPH. Pada perbandingannya crane grabber
memiliki nilai waktu siklus dari muat hingga bongkar sebesar 45,65 menit.
Transporter merupakan alat pengangkutan atau traktor yang didesain khusus untuk
TBS kelapa sawit dan material lainnya. Penggunaan transporter cukup unggul
dibandingan angkong dan masih dibawak dari crane grabber, tetapi transporter
sendiri mampu bekerja di lahan gambut sekalipun karna dari segi roda sudah
didesain sedemikian rupa untuk melewati jalanan yang berlumpur maka transporter
masih banyak dan cukup banyak digunakan oleh perusahaan karena waktu yang
dibutuhkan transporter masih tergolong cepat dibandingkan angkong. Pada
perbandingannya transporter memiliki nilai waktu siklus dari muat hingga bongkar
sebesar 78,03 menit. Angkong merupakan alat angkut material (TBS) berupa kereta
sorong dengan penggerak satu roda dan yang memiliki dua kaki pembantu yang
terbuat dari pelat besi. Penggunaan angkong cukup dipertimbangkan karena
penggunaan alat ini kurang efektif karena penggunaannya hanya dapat mengangkut
dalam jumlah yang sedikit serta memerlukan tenaga yang cukup besar untuk
mendorongnya ketika sedang mengangkut TBS. Pada perbandingannya angkong
memiliki nilai waktu siklus dari muat hingga bongkar sebesar 99,57 menit.
Perbandingan antara crane grabber, transporter dan angkong cukup jelas diunggulkan
crane grabber dan transporter dalam segi waktu. Jika dalam segi biaya angkong
diunggulkan karena pemanen langsung mengeluarkan TBS ke TPH tidak menunggu
operator transporter mengambil TBS untuk diangkut ke TPH.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 62


VIII. KESIMPULAN

1. Transporter merupakan alat pengangkutan atau traktor yang didesain khusus


untuk TBS kelapa sawit dan material lainnya.
2. Transporter memiliki nilai waktu siklus dari muat hingga bongkar sebesar
78,03 menit, sedangkan angkong sebesar 99,57 menit.
3. Dapat mengetahui keunggulan crane grabber dibanding transporter dan
angkong.
4. Angkong merupakan alat angkut material (TBS) berupa kereta sorong
dengan penggerak satu roda dan yang memiliki dua kaki pembantu yang
terbuat dari pelat besi.
5. Crane grabber memiliki nilai waktu siklus dari muat hingga bongkar yakni
sebesar 45,65 menit

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 63


DAFTAR PUSTAKA
Dicky Setiadi Hadi Effendi, ST. Alumni (2016) Program Studi Teknik Sipil,
Falkultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.
Harry, T. 2010. Uji Kinerja Traktor Tangan Yanmar Tipe TF580 pada Lahan Basah
dan Lahan Kering di Desa Dolok Hataran Kabupaten Simalungun. Jurnal
Teknologi Pertanian USU. Vol 28 (4) : 23-29
Indriyani dan A. Fuad Z. 2010. Modul Kuliah Pemindahan Tanah Mekanis Dan Alat
Berat. Politeknik Negeri Sriwijaya. Palembang.
Purnomo, H. 2003. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Yogyakarta, 30 Januari 2023

Mengetahui,
Co. Ass Praktikum Praktikan

(Muhammad Rafi Alisyah) (Bevan De Jeremi Saragih)

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 64


I. JUDUL ACARA VII : Fertilizer Spreader

II. TUJUAN ACARA :


1. Mahasiswa mampu melakukan pemupukan secara mekanis dengan Fertilizer Spreader.
2. Mahasiswa mampu menemukan dan menganalisis permasalahan pemupukan secara
mekanis.
III. DASAR TEORI
Perkebunan kelapa sawit mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan
sebagai sumber devisa negara, perluasan kesempatan kerja, kelestarian sumber daya
alam serta sebagai wahana pembangunan. Minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO)
mempunyai prospek pemasaran sangat tinggi disamping harganya yang kompetitif.
Pemupukan manual yang pernah dilakukan tidak mampu mencapai suatu hasil
yang maksimal sehingga masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki seperti
pengujian alat dan kalibrasi dosis pupuk harus sesuai dan tepat dosis, aplikasi
pemupukan harus benar dan tepat sasaran, pengawasan pekerjaan pemupukan harus
intensif dan efektif, serta kualitas pemupukan harus mencapai mutu hasil yang lebih
baik. Pemupukan dapat dilakukan dengan tiga cara, antara lain: pemupukan manual,
pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader, dan pemupukan dengan
pesawat. Pemupukan manual menghasilkan mutu yang beragam dan membutuhkan
tenaga kerja yang banyak. Hal ini merupakan masalah yang terjadi setiap tahun.
Pemupukan dengan pesawat menghadapi kendala yaitu membutuhkan biaya
operasional yang mahal. Adanya permasalahan seperti itu maka salah satu alternatif
untuk mencapai pemupukan yang lebih baik dan layak yaitu pemupukan secara
mekanis dengan menggunakan fertilizer spreader.
Pada praktikum kali ini mahasiswa sebagai seorang engineer di perkebunan
kelapa sawit yang meningkatkan produktivitas pemupukan secara mekanis
menggunakan fertilizer spreader, sudah selayaknya mampu menganalisis pola sebaran
fertilizer spreader. Praktikum pola sebaran fertilizer spreader merupakan langkah
untuk mendapatkan keseragaman distribusi disc spreader. Praktikum ini dilakukan
untuk menentukan lebar sapuan dan lebar kerja efektif fertilizer spreader. Praktikum
ini sudah disesuaikan dengan metode American Society of Agricultural Engineers
(ASAE). Pada praktium ini menggunakan rak dengan ukuran dimensi 500 x 500 x 150
mm, yang digunakan untuk mengumpulkan pupuk yang telah disebar fertilizer

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 65


spreader agar dapat diketahui pola penyebaran pupuk dan tingkat pengaplikasiannya
(application rate).

IV. ALAT DAN BAHAN

1. Jangka sorong
2. Roll meter / meteran
3. Timbangan digital
4. Rak penampung
5. Fertilizer spreader
6. Pupuk

V. CARA KERJA

1. Membagi kelompok menjadi dua tim kerja. Tim pertama untuk Mengukur sifat fisik pupuk
yang digunakan, seperti yang tersaji pada Tabel 1, bersama dengan itu menyiapan peralatan
fertilizer spreader yang digandeng pada traktor, dan memastikan untuk melalukan
pemeriksaan pada fertilizer spreader baik bukaan orifice luarnya pupuk berjalan baik. Tim
kedua membuat rancangan pola peletakan rak penampung.
2. Membuat sebuah pola peletakan rak penampung pupuk seperti Gambar 1a. Pastikan bahwa
rak penampung tidak mengenai keempat ban taktor (Gambar 1b).
3. Meletakkan fertilizer spreader yang telah digandeng pada traktor pada “titik 0”.
4. Mengukur suhu lingkungan, kecepatan angin (kencang), dan mencatat jam pelaksanaan
praktikum. Apabila kecepatan angin terlalu tinggi, sebaiknya pengujian pola sebaran
fertilizer spreader ditunda sejenak menunggu kecepatan angin yang stabil.
5. Memastikan timer kipper sudah disiapkan sebelum traktor dijalankan, dan pastikan
pengemudi (driver) traktor memahami kecepatan putar PTO dan gear yang diinginkan.
6. Mengatur kecepatan maju traktor (gear), kemudian mengaktifkan putaran PTO sesuai yang
diinginkan.
7. Mengemudikan traktor untuk maju lurus kedepan sesuai dengan arahan time kipper, dan
hentikan putaran PTO dan laju traktor apabila sudah mencapai titik yang dituju.
8. Menghitung dan mencatat sebaran pupuk yang telah di tampung di masing-masing rak,
kemudian menuliskannya pada lembar kerja praktikan (Tabel 2).
9. Mengulangi pengujian sesuai dengan arahan Co.Ass dan Asisten praktikum.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 66


10. Menghitung coefficient of variation, effective field capacity (ha/h), dan application rate
(kg/h) seperti Tabel 3, kemudian membuat grafik sebaran pupuk seperti pada Gambar 2.
11. Menganalisis fenomena yang telah dihasilkan selama pengujian sebaran fertilizer spreader.
12. Membersihkan semua peralatan yang telah digunakan dan mengambalikan ke tempat
semula.

VI. TABEL PENGAMATAN

Tabel 1. Sifat fisik pupuk

Property Pupuk

Jenis pupuk TSP


PTO 540
Jangkauan Speeder 6,2 M
Bukaan Speeder 1
Kecepatan 2,638

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 67


Gambar 1a Pola peletakan dan penomoran rak penampung

Gambar 1b Pola peletakan rak dengan traktor

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 68


Gambar 2. Contoh pola sebaran fertilizer spreader

Tabel 2 Berat pupuk di masing-masing rak pola sebaran fertilizer spreader

Weight of Material in Each


Tray (g)
Pattern Width
(m)
(Swath 1 8 6 4 2 0 2 4 6 8
)
0 B C D
A
4 7 28 68
1
1 1 3 3
2
1 2 3 2
3
1 3 4 2
4
1 2 2 3
5
1 0 2 0
6

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 69


VIII. PEMBAHASAN
Fertilizer Spreader memiliki ukuran yang bervariasi. Ukuran terkecil dapat
digerakkan oleh tangan, di mana hoppernya mampu menampung beberapa liter
saja. Pengoperasian mekanisme penebar dilakukan tuas yang ada pada pegangan.
Model yang lebih besar memerlukan tenaga untuk menariknya, yang biasanya
ditarik oleh traktor. Mekanisme penyebarannya memanfaatkan energi dari roda
penebar taburan yang ditransmisikan. Pada model yang lebih besar, mekanisme
penyebarannya menggunakan tenaga dari traktor yang ditransmisikan melalui poros
power take-off. Secara umum, penebar taburan dapat dibagi menjadi beberapa jenis
diantaranya : Penebar kotoran (manure spreader) menebar kotoran hewan di lahan
sawah dan lahan kering, Penebar benih (broadcast seeder) yang dikhususkan untuk
menebar benih. Ukuran celah pada hopper dan sirip pelempar dapat bervariasi
bergantung pada ukuran benih, Penebar pupuk (broadcast fertilizer, fertilizer
spreader) yang dikhususkan untuk menebar pupuk kimia. Bahan yang digunakan
untuk mengkonstruksi penebar pupuk dikhususkan memiliki sifat tahan karat
karena beberapa jenis pupuk kimia dapat bersifat korosif terhadap logam.
Konsep dasar pengoperasian penebar benih cukup sederhana. Bahan
ditempatkan di hopper dan diposisikan di atas cakram pemutar horisontal.
Cakramnya memiliki tiga hingga empat sirip yang terpasang untuk melempar
butiran yang jatuh dari hopper. Hopper umumnya terbuat dari plastik, baja, atau
baja tahan karat. Penggunaan baja tahan karat diperlukan ketika pupuk yang
digunakan bersifat korosif dan mampu merusak plastik. Mekanisme lainnya adalah
dengan memanfaatkan pergerakan rotor horisontal yang memiliki banyak jari. Jari-
jari tersebut "memukul" bahan curah hingga terlempar ke belakang hopper.
Mekanisme ini umumnya digunakan di penebar kotoran ternak.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 70


IX. KESIMPULAN

1. Fertilizer spreader adalah alat dan mesin pertanian yang digunakan untuk
menebar benih, kapur, pupuk, pasir, zat antibeku untuk melelehkan salju, dan
sebagainya.
2. Cara kerja mesin penebar pupuk yaitu dengan perputaran spreader di bawah
tangki pupuk yang digerakkan oleh motor listrik sehingga spreader dapat
menebarkan pupuk. Sedangkan untuk penyemprot digunakan bantuan pompa
yang dapat menyemprotkan pupuk cair.
3. Pemupukan dapat dilakukan dengan tiga cara, antara lain: pemupukan
manual, pemupukan secara mekanis dengan fertilizer spreader, dan
pemupukan dengan pesawat.
4. Dari berbagai jenis cara pemupukan, pemupukan dengan cara fertilizer
spreader merupakan cara yang efektif dan memperoleh hasil yang lebih baik.
5. Fertilizer spreader dapat menghemat biaya operasional dan tenaga kerja.

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 71


DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas, 2002. Pengetahuan Alat dan Bahan dalam kegiatan pertanian. Rineka

Cipta dan Bina Adiaksara. Malang.

Diannur,(2015) https:// nurdian25dhee.wordpress.com /2015/06/19/makalah-fertizer


spreader/

Alat Penebar Pupuk Organik (Manure Spreader)". litbang deptan. Diakses 29 Januari
2023.

H. J. Hopfen (1981). Farm Implements for Arid and Tropical Regions. Food &
Agriculture Org.

Western Plant Health Association (2010). Western Fertilizer Handbook: Ninth Edition.
Waveland Press.

Yogyakarta, 30 Januari 2023

Mengetahui,
Co. Ass Praktikum Praktikan

(Muhammad Rafi Alisyah ) (Bevan De Jeremi Saragih)

Praktikum Teknologi dan Mekanisasi 72

Anda mungkin juga menyukai