Anda di halaman 1dari 8

EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika ISSN: 2338-2759 (print)

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/edumat ISSN: 2597-9051 (online)

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (AKM)


NUMERASI KONTEKS KEARIFAN LOKAL KALIMANTAN SELATAN
UNTUK SISWA SMA

Mahpi Aulia*1, Karim2, Taufiq Hidayanto3


1,2,3Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia
*Penulis Korespondensi (mahpi033@gmail.com)

DOI: http://dx.doi.org/10.20527/edumat.v11i1.15505
Received : 2 Februari 2023 Accepted : 30 April 2023 Published : 30 April 2023

Abstrak: Kurangnya sumber referensi soal-soal Assessmen Kompetensi Minimum


(AKM) numerasi yang membuat siswa SMA kurang terampil menyelesaikan masalah
dalam AKM yang dilaksanakan oleh sekolah. Oleh karena itu, diperlukan kesediaan
soal-soal AKM numerasi untuk siswa SMA. Tujuan penelitian ini untuk menghasilkan
instrumen AKM numerasi konteks kearifan lokal Kalimantan Selatan untuk siswa SMA.
Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dengan model Plomp. Subjek uji
coba penelitian adalah 35 siswa kelas XI MIPA 5 SMAN 7 Banjarmasin. Teknik
pengumpulan data menggunakan instrumen validasi ahli, angket respon siswa, dan
tes. Hasil penelitian menunjukkan: (1) instrumen AKM numerasi termasuk valid secara
logis karena nilai validitasnya sebesar 3,85 dengan kategori valid, (2) setiap butir soal
dalam instrumen AKM numerasi termasuk valid secara empiris karena nilai validitas
butir soal dengan tingkat signifikansi 5% antara r-hitung > r-tabel atau r-hitung >
0,334, (3) instrumen AKM numerasi termasuk praktis karena nilai kepraktisannya
sebesar 4,03 dengan kategori praktis. Dengan demikian, instrumen AKM numerasi
konteks kearifan lokal Kalimantan Selatan yang dikembangkan berkategori valid dan
praktis.

Kata kunci: AKM, Numerasi, Kearifan Lokal.


Abstract: The lack of reference sources of Minimum Competency Assessment (MCA)
questions in numeration part makes high school students less skilled in solving
problems in the MCA carried out by schools. Therefore, this study aims to produce a
numeration instrument of MCA in the context of South Kalimantan local wisdom for
Senior High School. This research includes development research using the Plomp
model. The subjects of the research trial were 35 students of eleventh grade of SMAN
7 Banjarmasin. Data collection techniques used expert validation instruments, student
response questionnaires, and tests. The results showed: (1) the numeration
instrument of MCA was logically valid because the validity value was 3.85 with a valid
category, (2) each item in the numeration AKM instrument was empirically valid
because the value of the validity of the items with a significance level of 5% was
between r-calculation > r table or r-calculation > 0.334, (3) The numeration AKM
instrument is considered practical because its practicality value is 4.03 in the practical
category. Thus, the numeration instrument of MCA in the context of South Kalimantan
that have been developed are categorized as valid and practical.

Keywords: Minimum Competency Assessment (MCA), Numeration, Local Wisdom.

This is open access article under the CC-BY-ND license © 2023 EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika
144, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 11, Nomor 1, April 2023, hlm. 143 – 150

PENDAHULUAN sekolah menengah atas di Indonesia masih


Asesmen kompetensi minimum tergolong rendah sebagai agen perubahan.
merupakan kebijakan pemerintah terkait Hasil wawancara dengan perwakilan
perubahan pendidikan di tanah air yang lebih siswa SMA di Kota Banjarmasin yang telah
baik. Pengukuran Asesmen Kompetensi Mini- mengikuti ANBK terkait soal numerasi,
mum (AKM) terbagi menjadi dua, yaitu literasi dominan siswa terkejut terkait banyaknya
dan matematika (numerasi). Menurut Kemen- kemunculan soal asing yang cukup jarang
dikbud (2020) Literasi merupakan kemam- terdapat di sekolah. Hal ini menjadi kendala
puan, memahami, menggunakan, mengeva- dalam menyelesaikan soal-soal berkonteks
luasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks tersebut. Pemberian soal-soal numerasi pada
tertulis sedangkan numerasi adalah kemam- siswa SMA penting untuk mempersiapkan
puan berpikir membangun konsep, fakta, mereka dalam mengikuti ANBK guna menun-
prosedur, dan alat matematika dalam menye- jang kemampuan literasi matematika. Selain
lesaikan masalah dalam kehidupan sehari- itu, hasil wawancara dengan guru SMA, beliau
hari. mengatakan bahwa wajar saja siswa cukup
Menurut Wulandari & Puspadewi kesulitan dalam mengerjakan soal-soal AKM
(2016) mempadukan pengalaman siswa numerasi dikerenakan soal-soal yang diberi-
antara konten matematika dan budaya yang kan merupakan soal literasi matematika yang
tepat dapat mencapai keberhasilan belajar berkonteks, yang mana dalam pembelajaran
matematika mereka. Sejalan dengan itu, biasanya guru cukup jarang memberikan soal
Fajriyah (2018) mengatakan bahwa berdasar- menggunakan masalah kontekstual pada
kan pengetahuan pembelajaran siswa meng- siswa.
gunakan konteks budaya dapat memfasilitasi Pengembangan soal AKM numerasi
siswa dalam membangun motivasi dalam telah dilakukan oleh Rahmi et al. (2022) dan
belajar konsep matematika. secara khusus konteks lingkungan lahan
Kearifan lokal menurut Fajarini basah khas Kalimantan Selatan dilaksankan
(2014) adalah sebuah pengetahuan, pan- oleh Mawaddah et al. (2022). Setara dengan
dangan hidup, dan strategi kehidupan untuk AKM Numerasi, beberapa peneliti mengem-
memenuhi kehidupan sehari-hari. Pemanfa- bangkan soal literasi Matematika yang
atan yang tepat terkait kearifan lokal Kali- berkonteks daerah, diantaranya berkonteks
mantan Selatan diharapkan mampu lebih Minahasa (Kaunang, 2018), berkonteks
memahami mengenai aspek sosial dan Banten (Khaerunnisa & Pamungkas, 2018),
kekayaan budaya lokal sehingga dapat berkonteks Jambi (Charmila et al., 2016), dan
meningkatkan kemampuan literasi di berkonteks Kalimantan Selatan (Maulana et
lingkungan sekitar. al., 2022; Fatmawati et al., 2022). Namun,
Hasil PISA 2018 (OECD, 2019) penelitian-penelitian tersebut berfokus pada
menyatakan bahwa skor Indonesia relatif jenjang SMP. Dengan demikian, dibutuhkan
turun, Keterampilan numerasi siswa berumur pengembangan instrumen AKM numerasi
15 tahun di Indonesia mengalami penurunan untuk melatih kemampuan literasi numerasi
skor dari tahun 2015 yakni 386 menjadi 380 siswa SMA. Tujuan penelitian ini mengha-
pada tahun 2018. Padahal skor tersebut silkan instrumen AKM numerasi konteks
masih berada pada level bawah sehingga kearifan lokal Kalimantan Selatan untuk siswa
penilaian kemampuan numerasi siswa SMA.
Mahpi Aulia, et al., Pengembangan Instrumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)....... 145

METODE Penelitian ini menggunakan data


Metode penelitian yang digunakan kuatitatif dan kuanlitatif. Data kualitatif berupa
yaitu pengembangan yang berfokus pada kritik, komentar, dan saran dari validator
Instrumen Asesmen Kompetensi Minimum terkait soal yang dikembangkan. Sedangkan
(AKM) numerasi menggunakan konteks data kuantitatif berupa skor dari lembar
kearifan lokal Kalimantan Selatan. Penggu- validasi yang diisi oleh validator, skor dari
naan model pengembangan pada penelitian lembar angket siswa, dan hasil jawaban siswa
ini adalah model pengembangan Plomp perbutir soal. Berikut instrumen pengumpulan
dengan tiga tahapan uji coba terhadap siswa data, yaitu:
SMA kelas XI sebagai Subjek di SMAN 7 1. Lembar validasi, bertujuan untuk melihat
Banjarmasin, yaitu sebagai berikut. kevalidan soal meliputi validasi isi dan
1. Tahap Preliminary bahasa. Kepada tiga validator, peneliti
Tahap preliminary disebut juga tahap memberikan lembar validasi.
persiapan dalam memilih subjek dan 2. Lembar angket respon peserta didik
tempat penelitian untuk observasi dan menganalisis kepraktisan dan terhadap
wawancara. soal.
2. Tahap Prototype 3. Tes instrumen yang dikembangkan
Pada tahap ini dilakukan proses pengem- berfungsi untuk mengumpulkan data
bangan instrument AKM dengan menyu- hasil uji coba lapangan sehingga
sun 10 butir soal sesuai pedoman penyu- diperoleh hasil analisis kevalidan
sunan AKM. Kemudian tiga validator dari empiris.
dua dosen dan satu guru ahli melakukan
validasi expert. Lalu dilanjutkan uji keter- Teknik analisis data dalam penelitian
bacaan sebelum diuji cobakan kepada sebagai berikut:
siswa. 1. Analisis data kevalidan expert dan
3. Tahap Assesment empiris. Pada teknik ini, soal dinyatakan
Tahap asesmen adalah tahap uji coba valid jika memenuhi kriteria Valid dan
lapangan terhadap siswa. Pada tahap ini Sangat Valid. Sedangkan untuk validasi
dilakukan uji coba instrumen AKM empiris, dilakukan dengan melakukan uji
terhadap 35 siswa SMA kelas XI untuk korelasi Product Moment. Butir soal
mengetahui kevalidan butir soal dan dinyatakan valid jika nilai r-hitung > r-
kepraktisan soal. tabel. Kriteria validasi expert tersaji pada
Tabel 1.

Tabel 1 Kriteria Kevalidan


Interval Skor Kriteria
𝟏 ≤ 𝑽𝑹 < 𝟐 Tidak Valid
𝟐 ≤ 𝑽𝑹 < 𝟑 Kurang Valid
𝟑 ≤ 𝑽𝑹 < 𝟒 Valid
𝑽𝑹 = 𝟒 Sangat Valid
Sumber: adaptasi dari Riyani et al. (2017)
146, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 11, Nomor 1, April 2023, hlm. 143 – 150

2. Analisis Data Kepraktisan Soal menggu- siswa yang yang diberikan. Berikut tabel
nakan analisis deskriptif, Instrumen yang pedoman skor penilaian angket respon
digunakan berupa lembar angket respon siswa dan kriteria kepraktisan.

Tabel 2 Kriteria Kepraktisan


Skor rata-rata Kriteria
1 ≤ 𝑉𝑝 < 2 Sangat Tidak Praktis
2 ≤ V𝑝 < 3 Tidak Praktis
3 ≤ 𝑉𝑝 < 4 Kurang Praktis
4 ≤ 𝑉𝑝 < 5 Praktis
𝑉𝑝 = 5 Sangat Praktis
Sumber: Maulana, M. A. (2017)

Soal dinyatakan praktis apabila meme- Selatan dan teori tentang AKM, kemudian
nuhi kriteria yang ditentukan. melakukan kajian tentang pengembangan
3. Analisis Respon Siswa, diperoleh dari instrumen AKM dan melakukan wawancara
banyaknya siswa memberikan jawaban ke sekolah jenjang SMA yang ada di kota
positif terhadap pernyataan yang dibe- Banjarmasin. Pada tahap ini peneliti juga
rikan pada lembar angket respon siswa. menentukan tempat penelitian yakni SMAN 7
Berikut rumus untuk menghitung persen- Banjarmasin.
tase respon siswa.
P=
𝑓
× 100% Tahap Prototipe
𝑁
Peneliti mendesain 10 butir soal
Keterangan:
AKM, lembar validasi, dan angket respon
P : Persentase respon siswa terhadap
siswa. Soal yang dikembangkan sebanyak 10
soal
butir berbentuk uraian dengan 4 stimulus
f : frekuensi penilaian
yakni rumah adat banjar, adat behuma, seni
N : banyak responden
pertunjukkan mamanda, dan adat meiwak.
Angket respon terdiri dari 8 pertanyaan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan aspek isi dan bahasa pada lembar
Diperoleh 10 butir soal dalam instru-
validasi
men AKM numerasi konteks kearifan lokal
Pada tahap prototype ini, instrumen
Kalimantan Selatan. Soal dinyatakan dalam
AKM dilakukan validasi oleh 3 orang ahli dari
bentuk draft yang memuat kisi-kisi dan rubrik
dua dosen pendidikan matematika dan satu
penskoran
guru matematika SMA. Adapun hasil dari
Tahap preliminary
validasi expert dapat dilihat pada tabel 3
Peneliti melakukan kajian teori
berikut.
tentang konteks kearifan lokal Kalimantan
Mahpi Aulia, et al., Pengembangan Instrumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)....... 147

Tabel 3 Hasil Validasi expert Seluruh Soal


Validator Jumlah skor Rata-rata skor Kategori
V1 38,182 3,8182 Valid
V2 38,818 3,8818 Valid
V3 38,637 3,8637 Valid
VR 3,8546 Valid

Berdasarkan tabel 3 didapatkan Selanjutnya dilakukan uji keterba-


hasil skor validasi 3,8546 masuk dalam caan oleh tiga orang siswa SMAN 7 Banjar-
kategori valid. Setelah validasi produk oleh masin kelas XI memperoleh hasil tidak ada
validator, maka diperoleh saran dan masukan revisi.
dari validator untuk perbaikan yaitu untuk
memudahkan siswa pada masalah 1.1 dan Tahap Asesmen
1.2 perlu ditambahkan gambar segitiga dari Pada tahap ini dilakukan uji coba
sisi samping atap rumah. Kemudian perlunya langsung kepada 35 siswa kelas XI MIPA 5
penyesuaian kunci jawaban pada masalah SMAN 7 Banjarmasin. Hasil validitas butir
1.2. soal secara empiris dapat dilihat pada tabel 4
berikut.

Tabel 4 Hasil validitas butir soal secara empiris


Nomor Soal 𝒓𝒙𝒚 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
1.1 0,4588 0,334 Valid
1.2 0,3985 0,334 Valid
2.1 0,4310 0,334 Valid
2.2 0,6523 0,334 Valid
3.1.a 0,4299 0,334 Valid
3.1.b 0,4262 0,334 Valid
3.1.c 0,3817 0,334 Valid
4.1 0,5820 0,334 Valid
4.2 0,6560 0,334 Valid
4.3 0,3892 0,334 Valid

Berdasarkan tabel 4 tersebut penggunaan konteks kearifan lokal yang


diperoleh hasil bahwa setiap butir soal dalam kaitannya dekat dengan kehidupan siswa
instrument AKM numerasi tersebut valid sehingga siswa mampu menyelesaikan
secara empiris. Hasil respon siswa pada uji masalah matematika tersebut (Wijaya, 2012).
coba setelah menjawab soal prototype II Selain itu, hal ini menunjukkan terdapat
menunjukkan bahwa lebih dari 57% siswa beberapa siswa yang mengalami kesulitan
memberikan respon positif terhadap aspek dalam menyelesaikan 10 butir soal AKM
pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. karena belum terbiasa dengan soal-soal
berdasarkan hasil analisis respon siswa numerasi berupa pemahaman fakta,
tersebut artinya respon siswa ada yang positif prosedur, alat, menerapkan konsep dalam
dan ada juga yang negatif, namun lebih situasi nyata yang runtut, dan menalarkan
dominan positif. Hal ini dipengaruhi oleh konsep matematika untuk memecahkan
148, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 11, Nomor 1, April 2023, hlm. 143 – 150

masalah yang yang bersifat nonrutin sesuai Kemudian dilakukan uji kepraktisan
dengan karakteristik soal AKM numerasi menggunakan angket respon siswa yang
dalam Kemendikbud (2020). Hal ini sejalan dibagikan setelah siswa mengerjakan soal
dengan hasil penelitian Handayu (2020) yang tersebut. Hasil uji kepraktisan dapat dilihat
mengatakan bahwa sebagian siswa belum pada tabel 5 berikut.
mampu menunjukkan proses literasi mate-
matika dengan baik.

Tabel 5 Hasil kepraktisan


Pernyataan Skor keseluruhan Kategori
1 4,63 Praktis
2 4,17 Praktis
3 3,94 Kurang Praktis
4 3,77 Kurang Praktis
5 3,69 Kurang Praktis
6 4,11 Praktis
7 3,43 Kurang Praktis
8 4,54 Praktis
Vp 4,02 Praktis

Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasil nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 8. Berdasarkan


uji kepraktisan dengan skor 4,02 yang hasil analisis respon siswa tersebut artinya
masuk dalam kategori praktis. Hasil nilai respon siswa bisa berbentuk positif maupun
kepraktisan tersebut masuk dalam kategori negatif, namun lebih dominan positif. Hal ini
praktis namun nilai yang diperoleh cukup dipengaruhi oleh penggunaan konteks
rendah, hal ini dipengaruhi oleh pernyataan kearifan lokal yang kaitannya dekat dengan
P3, P4, P5, dan P7 yang mendapat nilai kehidupan siswa sehingga siswa mampu
kurang praktis. Namun dominan dipengaruhi menyelesaikan masalah matematika
oleh P7 yang mendapat skor kepraktisan tersebut.
paling rendah yakni 3,43 yang mana hanya Kesepuluh soal dalam instrumen
57,14% siswa memberikan pernyataan AKM numerasi telah diujicobakan terhadap
positif dan 42,86% siswa memberikan siswa berdasarkan validasi validator. Maka,
respon negatif terhadap pernyataan siswa soal yang dikembangkan dapat dikatakan
merasa mudah dalam mengerjakan soal. Hal valid secara logis dan empiris serta praktis.
tersebut menunjukkan beberapa siswa Arikunto (2013) mengatakan bahwa soal
merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang valid merupakan soal yang tidak terlalu
numerasi yang diberikan karena soal yang mudah namun sulit.
dikembangkan tersebut memuat proses level Terdapat beberapa kelebihan
kognitif penerapan dan penalaran produk soal yang dikembangkan dalam
(Kemendikbud, 2020). penelitian ini. Soal-soal yang dikembangkan
Hasil respon siswa setelah menja- dalam penelitian ini dapat membuat siswa
wab soal pada uji coba lapangan menunjuk- tertarik dan mendorongnya untuk memecah-
kan bahwa lebih dari 57% siswa memberikan kan soal karena berkonteks daerah di sekitar
respon positif terhadap aspek pernyataan siswa. Selain itu, soal-soal yang dikem-
Mahpi Aulia, et al., Pengembangan Instrumen Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)....... 149

bangkan dapat dijadikan sebagai stimulus Fajarini, U. (2014). Penerapan kearifan lokal
bagi siswa untuk berpikir kritis. Hal ini sejalan dalam pendidikan karakter. Jurnal
dengan penelitian Charmila et al. (2016), Sosio Didaktikan, 1 (2), 123-130.
Mahdiansyah & Rahmawati (2014) dan Fajriyah, E. (2018). Peran etnomatematika
Khaerunnisa & Pamungkas (2018). terkait konsep matematika dalam
mendukung literasi. PRISMA,
PENUTUP Prosiding Seminar Nasional
Berdasarkan analisis penelitian Matematika, 1, 114–119.
yang telah divaliadasi oleh tiga orang Fatmawati, A., Pasani, C., & Hidayanto, T.
validator mendapatkan nilai rata-rata 3,85 (2022). Pengembangan Soal
berarti instrumen AKM dinyatakan valid Matematika Model PISA Level 5
secara logis, kemudian berdasarkan analisis Menggunakan Konteks Lahan
tiap butir soal dari skor jawaban siswa Basah. JURMADIKTA, 2(2), 73-81.
diperoleh nilai r hitung > r tabel, sehingga https://doi.org/10.20527/jurmadikta.
dinyatakan setiap butir soal valid secara v2i2.1242
empiris. Berdasarkan respon siswa melalui Handayu, A.R. (2020). Analisis Terhadap
angket diperoleh nilai rata-rata 4,02 berarti Butir Soal Asesmen Kompetensi
instrumen AKM yang dikembangkan dinyata- Minimum (AKM) Tingkat SMP
kan dengan kategori praktis. Ditinjau Dari Domain Literasi
Saran dari peneliti sebagai berikut. Matematis PISA. Skripsi.
Bagi peserta didik diharapkan mampu Universitas Pendidikan Indonesia.
menalar dalam menyelesaikan soal AKM. Kaunang, F.D. (2018). Pengembangan Soal
Bagi guru agar menggunakan soal AKM Literasi Matematika Berbasis
sebagai alternatif dalam melihat perkem- Kearifan Lokal Minahasa Untuk
bangan siswa dalam menyelesaikan masa- Siswa SMP. Jurnal Frontier:Jurnal
lah dan sebagai acuan dalam merancang Sains dan Teknologi Universitas
soal AKM numerasi. Untuk peneliti selan- Negeri Manado, 1(2),34-40.
jutnya disarankan melakukan pengem- Kemendikbud. (2020). AKM dan
bangan soal AKM dalam berbagai bentuk Implikasinya pada Pembelajaran.
soal seperti pilihan ganda dan menjodohkan. Jakarta: Pusat Asesmen dan
Pembelajaran Badan Penelitian
DAFTAR RUJUKAN dan Pengembangan dan
Arikunto, S. (2013).Prosedur Penelitian Perbukuan Kementerian
Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Pendidikan dan Kebudayaan.
Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta Khaerunnisa, E., & Pamungkas, A. S.
Charmila, N., Zulkardi, & Darmawijoyo. (2018). Pengembangan Instrumen
(2016). Pengembangan Soal Kecakapan Matematis Dalam
Matematika Model PISA Konteks Kearifan Lokal Budaya
Menggunakan Konteks Jambi Banten Pada Materi Bangun Ruang
(Developing Mathematics Problems Sisi Datar. Kreano: Jurnal
based on PISA Using Jambi Matematika KreatifInovatif, 9(1),
Context). Jurnal Penelitian Dan 17–27.
Evaluasi Pendidikan, 20(2), 198– Mahdiansyah & Rahmawati. (2014). Literasi
207. Matematika Siswa Pendidikan
150, EDU-MAT: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 11, Nomor 1, April 2023, hlm. 143 – 150

Menengah: Analisis Menggunakan Plomp, T, & Nieven, N. (2010). An


Desain Tes Internasional dengan Introductional to Educational
Konteks Indonesia. Jurnal Design Research. SLO: Nether-
Pendidikan dan Kebudayaan, lands institute for curriculum
20(4), 452–469. development.
Maulana, A., Pasani, C., & Juhairiah, J. Rahmi, Z., Ikhsan, M., & Susanti. (2022).
(2022). Pengembangan Soal Pengembangan Soal AKM (Asses-
Matematika Model PISA Level 4 men Kompetensi Minimum) Nume-
Menggunakan Konteks Lahan rasi untuk Siswa SMP. Skripsi tidak
Basah. JURMADIKTA, 2(1), 1-11. diterbitkan. Aceh: UIN Ar-Raniry
https://doi.org/10.20527/jurmadikta. Riyani, R., Maizora, S., & Hanifah. (2017). Uji
v2i1.1216. Validitas Pengembangan Tes untuk
Mawaddah, S., Noorbaiti, R., Aulia, M., Nur, Mengukur Kemampuan Pema-
A., Eryanto, E., & Mahlina, O. haman Relasional pada Materi
(2022). Instrumen Asesmen Persamaan Kuadrat Siswa Kelas
Kompetensi Minimum Numerasi VIII SMP. Jurnal Penelitian
Konteks Lingkungan Lahan Basah Pembelajaran Matematika Sekolah
Khas Kalimantan Selatan. EDU- (JP2MS), 1(1), 60-65.
MAT: Jurnal Pendidikan Matema- Wulandari, I. G. A. P. A., & Puspadewi, K. R.
tika, 10(1), 24–32. https://doi.org/ (2016). Budaya Dan Implikasinya
10.20527/edumat.v10i1.12062 Terhadap Pembelajaran Matema-
OECD. (2019). PISA Results from PISA tika Yang Kreatif. Jurnal Santiaji
2018. Paris: OECD Publishing. Pendidikan, 6(1), 31–37.

Anda mungkin juga menyukai