Anda di halaman 1dari 6

e-jurnal.

Volume 12 Nomer 1 (2023), Edisi Yudisium 1 Tahun 2023, hal 42-47

ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)


TERHADAP PENGUASAAN KOGNITIF DAN PSIKOMOTORIK PEMANGKASAN
RAMBUT DASAR PADA SISWA SMK NEGERI 3 KEDIRI

Nadhiya Prita Nurdhianita Fitri


Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
Nadhiyapritan16@gmail.com

Arita Puspitorini1, Octaverina Kecvara Pritasari2, Mutimmatul Faidah3


Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
aritapuspitorini@unesa.ac.id

Abstrak
Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi dan keterampilan siswa rendah pada saat melakukan praktik
pemangkasan rambut dasar, disebabkan karena penerapan model pembelajaran pada kegiatan belajar mengajar
yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan penguasaan kognitif dan
psikomotorik siswa sebelum dan sesudah dilakukan penerapan sintak model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pemangkasan rambut dasar pada siswa SMK Negeri 3 Kediri. Jenis penelitian ini merupakan
penelitian pre-eksperimental design jenis One Group Pretest-Posttest Design. Subyek penelitiannya adalah 32
siswa dari kelas XI KC 2 SMK Negeri 3 Kediri. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
tes hasil belajar secara kognitif melalui pretest dan posttest, tes hasil belajar secara psikomotorik melalui tes
kinerja, observasi dengan lembar observasi keterlaksanaan sintak model pembelajaran Problem based
Learning (PBL), dan respon siswa dengan mengisi lembar angket. Berdasarkan hasil penelitian pada
pengukuran keterlaksanaan sintak model pembelajaran PBL ada peningkatan sebesar 0,07, dari pengukuran
hasil belajar secara kognitif hasil uji paired sample t-test ialah nilai Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 dan H0 ditolak
yang artinya ada perbedaan hasil belajar siswa secara kognitif setelah diterapkannya model pembelajaran PBL,
dari pengukuran hasil belajar siswa secara psikomotor melalui tes kinerja nilai rata-rata yang diperoleh sebesar
82,7 yang artinya lebih dari nilai KKM yaitu 78, dan respon siswa dapat dikategorikan dalam kategori sangat
baik mulai dari aspek 1 hingga aspek 6. Sehingga dapat disimpulkan model pembelajaran PBL ialah model
pembelajaran efektif untuk mengoptimalkan hasil belajar dan kemampuan psikomotor siswa.
Kata Kunci: Penerapan Problem Based Learning (PBL), Pemangkasan Rambut Dasar.

Abstract
Low student mastery of the material and students are less skilled when doing basic hair trimming practices,
caused by the application of learning models to the teaching and learning process that is not appropriate.
This study aims to find out whether there are differences in students' cognitive and psychomotor mastery
before and after the application of the Problem Based Learning (PBL) learning model for basic hair
trimming in students of SMK Negeri 3 Kediri. This type of research is a pre-experimental design research
type One Group Pretest-Posttest Design. The subjects of the study were 32 students from class XI KC 2 SMK
Negeri 3 Kediri. Data collection techniques are carried out using cognitive learning outcomes tests through
pretest and posttest, psychomotor learning outcomes tests through performance tests, observations with
observation sheets on the syntactic implementation of problem-based learning (PBL) learning models, and
student responses by filling out questionnaire sheets. Based on the results of research on measuring the
syntax implementation of the PBL learning model, there was an increase of 0.07, from the measurement of
cognitive learning outcomes, the paired sample t-test result is a Sig. (2-tailed) value of 0.000 < 0.05 and H0
is rejected which means that there is a difference in student learning outcomes cognitively after the
application of the PBL learning model, from the measurement of student learning outcomes psychomotorly
through the performance test, the average score obtained was 82.7, which means more than the KKM score
of 78, and student responses can be categorized in very good categories ranging from aspect 1 to aspect 6.
So it can be concluded that the Problem based learning (PBL) learning model is an effective learning model
to improve student learning outcomes and psychomotor abilities
Keywords: Application of Problem Based Learning (PBL), Basic Hair Trimming.

42
e-jurnal. Volume 12 Nomer 1 (2023), Edisi Yudisium 1 Tahun 2023, hal 42-47

Saefuddin dan Berdiati (2014:48) menyatakan


PENDAHULUAN bahwa, model pembelajaran merupakan kerangka
Pendidikan formal yang ditujukan untuk konseptual yang berfungsi sebagai pedoman bagi
mempersiapkan peserta didik menjadi tenaga ahli perancang pembelajaran dan pendidik dalam
yang profesional dikenal dengan pendidikan merencanakan dan melaksanakan kegiatan
kejuruan. Hal ini didasarkan pada kebutuhan tenaga pembelajaran. Ini menggambarkan prosedur
kerja saat ini dan di masa mendatang yang sistematis untuk mengatur sistem pembelajaran
membutuhkan tenaga terampil. SMK berorientasi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
membekali siswa dengan keahlian di bidang Pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah
tertentu yang nantinya setelah lulus menjadi tenaga model pembelajaran yang menggunakan masalah
ahli siap kerja atau melanjutkan pendidikan. kehidupan sehari-hari sebagai konteks
Dalam pendidikan kejuruan ada banyak pembelajaran. Suatu metode pembelajaran yang
keterampilan, salah satunya keterampilan tata rias. berbasis masalah (problem) sebagai tahap
Keterampilan tata rias adalah program kompetensi pengumpulan data untuk menggugah siswa berpikir
yang mempelajari perawatan kulit dan rambut serta kritis dan berlatih memecahkan masalah secara
tata rias. Pendidikan kejuruan memiliki standar perseorangan atau grup kecil.
kualifikasi yang harus dipahami siswa SMK, Secara etimologis, kata potong rambut terdiri
keterampilan tata rambut salah satunya adalah dari akar kata “trimmi” yang berarti memotong,
potong rambut dasar. sehingga konsep potong rambut merupakan
Basic hair adalah tata cara memperpendek langkah penting dalam menata rambut, mengurangi
panjang rambut dengan menggunakan teknik panjang rambut untuk mencapai tujuan yang
tertentu dan bantuan sisir, gunting, dan jari-jari, dicapai.
guna memperindah rambut, menyesuaikan bentuk Pemangkasan solid form ialah pemangkasan
wajah, jenis rambut, dan kepribadian seseorang. yang dilakukan dengan sudut pengangkatan 0º,
Didalam pemangkasan rambut dasar terbagi atau dilakukan tanpa melakukan pengangkatan.
menjadi beberapa kelompok salah satunya yaitu Rambut yang terpanjang jatuh pada ketinggian
pemangkasan rambut dasar solid pola pangkas sejajar dari rambut yang paling pendek maka dari
datar(parallel), solid diagonal ke depan, dan solid itu rambut jatuh dalam garis lurus. Permukaan
diagonal ke belakang, rambut di depan hasil dan diagonal padat di
Pada saat peneliti melakukan Pengenalan belakang Pemangkasan solid form menghasilkan
Lapangan Persekolahan (PLP) yang dilaksanakan tekstur pasif dan licin.
pada tanggal 9 Agustus - 10 Desember 2021 di Proses belajar mengajar merupakan dua bagian
SMKN 3 Kediri dalam pembelajaran pemangkasan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Siswa
rambut dasar, peneliti menemukan sebuah terlibat dalam kegiatan pembelajaran., sedangkan
permasalahan yaitu (1) penerapan model mengajar mengarah pada aktivitas guru.
pembelajaran yang kurang mengembangkan Menurut Nana Sudjana (2014 :22), hasil belajar
kreatifitas siswa dikarenakan pembelajaran adalah keterampilan yang dimiliki siswa setelah
berpusat pada guru, (2) aktifitas siswa masih mendapatkan pengalaman belajar. Pengalaman
rendah pada saat proses belajar mengajar, (3) belajar ini melahirkan keterampilan yang menurut
penguasaan siswa terhadap materi masih sangat buku Nana Sudjana karya Horwart Kingsley (2014
rendah, dan (4) siswa kurang terampil pada saat :22) terbagi menjadi tiga jenis keterampilan (hasil
melakukan praktik. belajar) antara lain: (1). Keahlian dan rutinitas, (2).
Salah satu usaha untuk mengoptimalkan Wawasan dan arah, (3). Tindakan dan harapan.
keaktifan siswa dalam menguasai materi adalah Tiga hasil belajar (keterampilan) yang harus
dengan menerapkan model pembelajaran PBL. dimiliki siswa.
Model pembelajaran PBL sesuai diaplikasikan Respon siswa dan guru terhadap metode atau
dalam materi pemangkasan rambut dasar karena model yang diterapkan guru di kelas dapat dilihat
membantu siswa belajar berpikir kritis dan di dalam kelas selama proses pembelajaran
memecahkan masalah, keterampilan pemecahan berlangsung. Menurut Nugraha (2013),
masalah dan menjadi pembelajar mandiri. menjelaskan respon positif siswa dapat dijadikan
Berdasarkan uraian masalah diatas maka tujuan tolok ukur agar siswa merasa lebih nyaman dalam
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran.Respon yang diberikan bisa
sebagai berikut:
berupa respon positif ataupun respon negatif.
(1) mengetahui keterlaksanaan sintak model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), (2)
METODE
mengetahui penguasaan siswa secara kognitif dan
Penelitian ini adalah penelitian jenis pre-
psikomotorik, (3) mengetahui respon siswa
eksperimental designbjenisbOne>Group<Pretest-
terhadap
Posttest Design) dengan tujuan untuk mengetahui
penerapan model pembelajaran Problem Based
ada
Learning (PBL).

43
e-jurnal. Volume 12 Nomer 1 (2023), Edisi Yudisium 1 Tahun 2023, hal 42-47

tidaknyanpengaruhtsebelumdpenerapanbmodelupe model pembelajaran Problem Based Learning


mbelajaran Problem Based Learning (PBL) dan (PBL) terhadap penguasaan kognitif dan
sesudah penerapan model pembelajaran Problem psikomotorik pemangkasan rambut dasar pada
Based Learning (PBL) pada pemangkasan rambut siswa SMK Negeri 3 Kediri adalah sebagai berikut:
dasar. Sasaran dalam penelitianyini yaitu 1. Analisis keterlaksanaan sintak model
siswaukelasgXI KC 2 sejumlahy32 siswa di SMK pembelajaran Problem Based Learning
Negeri 3 Kediri. (PBL)
Sebelumdpenelitianuinimdilaksanakan di SMK Refleksi dari keterlaksanaan model
Negeri 3 Kediri. Instrumen, perangkat pembelajaran PBL diketahui dari data
pembelajaran, dan media pembelajaran terlebih aktivitas guru dan siswa. Lembar observasi ini
dahulu harus divalidasi oleh seorang validator yaitu disusun berlandaskan langkah-langkah
seorang dosen pembimbing, dua orang dosen yang pembelajarannya.
memenuhi syarat di jurusan dan seorang guru Observasi berkenaan dengan proses KBM
kecantikan. Instrumen yang dilakukan proses yang diaplikasikan untuk melihat penerapan
validasi yaitu: sarana belajar berupa RPP , Silabus, sintaks model pembelajaran PBL terhadap
Modul, media pembelajaran yang berupa video penguasaan kognitif dan psikomotor
tutorial pemangkasan rambut dasar teknik solid pemangkasan rambut dasar pada siswa SMK
form, dan instrumen pengambilan data yang Negeri 3 Kediri.
berupa lembar keterlaksanaan sintak model Lembar observasi dinilai oleh observer
pembelajaran Problem Based Learning (PBL), soal yang telah memahami rubrik atau pedoman
pretest dan posttest, tes kinerja, dan.lembar.angket penelitian sehingga observer dapat
respon.siswa.. menggunakan dan menilai pelaksanaan
Data dikumpulkan dengan menggunakan berbagai pembelajaran dengan benar. Analisis
metode, diantaranya: keterlaksanaan sintaks model pembelajaran
1. Observasi dipakai buat mengawasi pelaksanaan Problem Based Learning (PBL) dilakukan
sintaks pembelajaran berbasis masalah (PBL) penilaian oleh 4 observer yaitu dua guru mata
pada pemangkasan rambut dasar. pelajaran pemangkasan dan pewarnaan
2. Tes yang diberikan sebelum dan sesudah rambut SMK Negeri 3 Kediri dan dua orang
penerapan model pembelajaran Problem Based mahasiswa S1 Pendidikan Tata Rias Unesa.
Learning (PBL) pada pokok bahasan potong Analisis ini mengaplikasikan skala Likert.
rambut dasar digunakan untuk mengetahui tes Skala Likert ini diaplikasikan untuk menilai
yang digunakan untuk mengukur hasil belajar sikap, dan presepsi individu maupun
kognitif dan psikomotorik siswa. kelompok tentang peristiwa atau gejala sosial.
3. Angket digunakan sebagai tolak ukur respon Setiap aspek diberi skala 1-4.
siswa pada pelaksanaan model pembelajaran Analisis data hasil penelitian dilakukan
PBL dalam materi pemangkasan rambut dasar. melalui analisa lembar observasi
Analisis data yang diterapkan pada penelitian keterlaksanaan sintak untuk mengetahui
ini adalah sebagai berikut: penerapan sintak pembelajaran Problem
1. Analisis Based Learning (PBL) pada penguasaan
keterlaksanaannsintaklmodelvpembelajaran kognitif dan psikomotor pemangkasan rambut
ProblemuBased Learningj(PBL) menggunakan dasar.
Skala Likert dan dihitung dengan rumus rata- Menurut Kriswantari (dalam
rata (mean). Lintang,2022), penerapan sintak pembelajaran
2. Analisis penguasaan siswa terhadap penerapan dapat dinyatakan berhasil apabila
model pembelajaran PBL dalam analisis hasil keterampilan guru dalam melakukan proses
belajar siswa secara kognitif dilakukan.uji KBM dinilai baik atau sangat baik.
normalitas.dan.uji-t berpasangan.(paired sample
t-test). Dan analisis hasil belajar siswa secara
psikomotor dilakukan.uji normalitas dan.one
sample t-test.,
3. Analisis respon siswa mengenai penerapan
model pembelajaran PBL dengan menggunakan
rata-rata nilai presentase dari respon siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data yang diperoleh pada saat melakukan
penelitian kemudian dianalisis sesuai dengan Gambar 1 Rata-rata Keterlaksanaan Sintak PBL
analisis data yang telah dirancang sebelumnya. Dari hasil penelitian pada aspek pertama
Uraian dari hasil penelitian tentang penerapan pengukuran keterlaksanaan sintak model PBL

44
e-jurnal. Volume 12 Nomer 1 (2023), Edisi Yudisium 1 Tahun 2023, hal 42-47

yaitu pengamatan KBM bagian pendahuluan


pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua Rata-rata Hasil Belajar
dilihat dari aspek keseluruhan memiliki.rata- Siswa Secara Kognitif
rata sebesar.4 (sangat baik), pada bagian 85,7
kegiatan inti.nilai rata- rata pada pertemuan 90 73,2 Rata-rata
pertama dan petemuan kedua mengalami 80 Hasil Belajar
70
kenaikan sebesar 0,19, dan pada bagian 60 Siswa
penutup pada pertemuan pertama dan Secara
pertemuan kedua dilihat dari aspek Kognitif
keseluruhan memiliki rata-rata sebesar 4
(sangat baik). Gambar 2 Rata-rata Hasil Belajar Siswa Secara Kognitif
Dalam aspek pengelolaan pembelajaran
inti.nilai rata-rata pada pertemuan pertama Selanjutnya dilakukan pengukuran hasil
dan petemuan kedua mengalami kenaikan belajar siswa secara kognitif melalui analisis
sebesar 0,08, dan pada aspek yang terakhir data statistik inferensial yakni uji.normalitas
yaitu suasana kelas inti nilai rata-rata.pada dan uji-t berpasangan (paired sample t-test).
pertemuan pertama dan petemuan kedua
mengalami kenaikan sebesar 0,07.
Pada pengukuran keterlaksanaan sintak
model pembelajaran PBL ditemukan rata-rata
secara keseluruhan sebesar 3,91 dengan
keterlaksanaan sintaks pada pertemuan
pertama sebesar 3,87 dengan kategori baik,
sedangkan rata-rata yang diperoleh pada
pertemuan kedua sebesar 3,94 dengan kriteria
baik. Ada peningkatan keterlaksanaan sintaks
pembelajaran dengan menggunakan model
PBL sebesar 0,07.
Tabel 1 Uji Normalitas Kognitif
Sehingga dapat disimpulkan tingkat
penguasaan kognitif dan psikomotor
Berdasarkan uji normalitas diperoleh
pemangkasan rambut dasar meningkat setelah
Asymp. Sig. (2-tailed) sejumlah 0,011.>.0,05
dilakukannya pembelajaran dengan
maka.data berdistribusi normal. Selanjutnya
menerapkan model PBL.
dilakukan uji-t berpasangan (paired sample t-
2. Analisis penguasaan siswa terhadap
test)..
penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL)
Analisis data hasil penelitian dilakukan
melalui analisis statistik deskriptif dan
inferensial untuk mengukur hasil belajar
kognitif siswa dan psikomotor.
Nawawi (dalam Susanto, 2013:5),
keberhasilan siswa dapat diartikan dari segi
Tabel 2 Uji Paired Sample t-test
hasil belajar dalam menginterpretasikan suatu
Tabel uji paired sample t-test
mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan
menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) 0,000
dalam poin-poin yang diperoleh dari hasil tes
< 0,05 dan maka H0 ditolak artinya ada
mata pelajaran tertentu.
perbedaan hasil belajar siswa setelah
Pada pengukuran hasil belajar siswa
melakukan pembelajaran dengan menerapkan
secara kognitif melalui analisis data statistik
model pembelajaran PBL.
deskriptif ditemukan bahwa rerata skor yang
Pada pengukuran psikomotor dilakukan
diperoleh secara koherensi pada pretest
melalui praktik yang menunjukkan bahwa
sebesar 73,2 dengan kategori tinggi,
rata-rata yang diperoleh pada psikomotor
sedangkan rerata skor yang didapat secara
sebesar 82,9 dengan kategori terampil. Maka
keseluruhan untuk posttest sejumlah 85, 7
siswa dianggap terampil setelah dilakukannya
dengan kategori sangat tinggi. Maka tingkat
pembelajaran dengan menerapkan model
penguasaan hasil belajar siswa meningkat
PBL.
setelah dilakukannya pembelajaran dengan
Selanjutnya dilakukan pengukuran
menerapkan model PBL. Diagram rata-rata
psikomotor siswa melalui analisis data
hasil belajar secara kognitif pada pretest dan
statistik inferensial yakni uji normalitas dan
posttest adalah sebagai berikut:
one sample t-test.

45
e-jurnal. Volume 12 Nomer 1 (2023), Edisi Yudisium 1 Tahun 2023, hal 42-47

Respon Siswa
100
Tabel 3 Uji Normalitas Psikomotor 95
90 Respon
Tabel uji normalitas menunjukkan 85 Siswa
bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) sejumlah 0,032 80
pada shapiro wilk karena subjek penelitian < 1 2 3 4 5 6
50 orang. Hasil menunjukkan Asymp. Sig. (2-
Gambar 3 Respon Siswa
tailed) sejumlah 0,032 > 0,05 maka data
berdistribusi normal.
Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa
Selanjutnya untuk melihat pengaruh
respon siswa mengenai proses KBM dengan
model pembelajaran PBL terhadap
mengaplikasian model pembelajaran PBL
psikomotor siswa, maka dilakukan uji-t.
sangat tinggi dengan presentase rata-rata
senilai 92,19% dengan skor tertinggi pada
aspek 1 senilai 96,88% dengan kategori
sangat baik dan skor terendah pada aspek 2
sebesar 87,5% dengan kategori sangat baik.
Menjelaskan respon positif siswa menurut
Tabel 4 Uji One Sample Test
Nugraha (2013) dapat dijadikan ukuran
apakah siswa lebih nyaman dengan proses
Tabel uji one sample test menunjukkan bahwa
pembelajaran. Respon yang diberikan bisa
Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 < 0,05
berupa respon positif ataupun respon negatif.
dan thitung > ttabel yaitu 11,531 > 0,2869
Dari pembahasan secara keseluruhan
maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
respon siswa dapat dikategorikan dalam
nilai rerata hasil belajar siswa setelah
kategori sangat baik mulai dari aspek 1 hingga
mengaplikasikan model pembelajaran PBL
aspek 6 yang artinya PBM mengaplikasikan
tidak setara dengan nilai KKM 78.
Model pembelajaran PBL mudah
3. Analisis respon siswa terhadap penerapan
diinterpretasikan, siswa merasa mengalami
model pembelajaran Problem Based
kemajuan setelah proses PBM, siswa merasa
Learning (PBL)
mempunyai banyak ide serta persoalan buat
Analisis data hasil penelitian dilakukan
membongkar permasalahan, siswa merasa bisa
melalui analisa angket respon siswa terhadap
mendiskusikan isu- isu yang timbul dengan
penerapan model pembelajaran Problem
baik.. kelompok dan siswa merasa membantu
Based Learning (PBL) untuk memahami
proses PBM dengan kegiatan praktikum..
keterlaksanan pembelajaran dari sudut
pandang siswa sebagi sasaran pada penelitian.
PENUTUP
Menurut Wijayanti (2015:182), respon
Simpulan
adalah hasil dari tingkah laku dari stimulus
Adapun kesimpulan dalam penelitian ini
tersebut, yaitu tindakan orang yang individu
diuraikan sebagai berikut:
yang bersangkutan, terlepas dari apakah
1. Keterlaksanaan sintak pemberlajaran Problem
stimulus tersebut dapat dikenali atau tidak.
Based Learning (PBL) terhadap penguasaan
Respon siswa kepada penerapan model
pembelajaran Problem Baesd Learning (PBL) kognitif dan psikomotorik pemangkasan
untuk penguasaan secara kognitif dan rambut dasar mencapai rata-rata sebesar 3,91
psikomotorik pemangkasan rambut dasar yang tergolong kategori baik, meningkat
sebesar 0,07 dari pertemuan pertama ke
dapat dilihat dari bagaimana siswa mampu
memecahankan masalah yang diberikan oleh pertemuan kedua yang berarti rata-rata
guru, bagaimana siswa mampu menguasai meningkat setelah penerapan model
materi dan melalui lembar angket yang pembelajaran PBL.
diberikan kepada siswa kelas XI KC 2 di 2. Pencapaian penguasaan siswa berupa kognitif
SMK Negeri 3 Kediri. ( hasil belajar) bersumber pada hasil analisis
Berdasarkan analisis hasil angket respon data statistik deskriptif memiliki rata-rata
siswa pada penggunaan model pembelajaran posttest sebesar 85,7 kategori sangat tinggi,
Problem Baesd Learning (PBL) pada sedangkan penguasaan psikomotor (kinerja
pemangkasan rambut dasar disajikan dalam pemangkasan rambut) memiliki rata-rata 82,9
diagram gambar dibawah ini: dengan kategori terampil. Berdasarkan hasil
analisis data statistik inferensial ranah kognitif
menunjukkan ada perbedaan hasil belajar

46
e-jurnal. Volume 12 Nomer 1 (2023), Edisi Yudisium 1 Tahun 2023, hal 42-47

siswa sehabis melaksanakan pendidikan Mahardika, I Made Sriundy. (2015).


dengan mempraktikkan model pembelajaran Metodologi penelitian. Surabaya:
PBL, sedangkan ranah psikomotor Universitas Negeri Surabaya.
menunjukkan nilai kuantitas rata-rata hasil
belajar siswa setelah mengaplikasikan model Nana Sudjana. 2014. Penilaian Hasil Proses
pembelajaran PBL tidak setara dengan nilai Belajar Mengajar. Bandung. Remaja
KKM 78. Rosdakarya, hlm 22.
3. Reaksi siswa terhadap pelaksanaan model
Pratiwi, Eka Sakti. 2015. Penerapan Model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
menunjukkan rata-rata sebesar 92,19% yang pembelajaran Berdasarkan Masalah
menunjukkan sebanyak 92,19% (kategori (PBM) Pada Kompetensi Dasar
sangat baik) dari 32 siswa sebagai objek Pemangkasan Rambut Desain Di
penelitian menilai model pembelajaran PBL SMKN 3 Kediri. e-journal Volume 04
sangat baik untuk diterapkan karena siswa Nomor 02 Tahun 2015, Edisi
merasa pembelajaran lebih mudah dipahami, Yudisium Periode Juni 2015, hal 22-
ada perkembangan yang signifikan setelah 28.
pembelajaran, dan memperluas wawasan
dalam menyelesaikan masalah. Prihantina, Ida. 2016. Guru Pembelajar Modul
Saran Paket Keahlian Tata Kecantikan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan Rambut Sekolah Menengah Kejuruan
kesimpulan yang telah disampaikan, maka peneliti (SMK). Jakarta: Kemendikbud.
mengajukan saran sebagai berikut :
1. Dalam menerapkan model pembelajaran PBL Saefuddin., & Berdiati. (2014). Pembelajaran
dalam pembelajaran, peneliti harus dapat Efektif. Bandung: PT Remaja
mendorong siswa untuk aktif sehingga terjalin Rosdakarya.
komunikasi yang baik antara periset dengan
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian
siswa itu sendiri.
Kuantitatif. Jakarta:Kencana.
2. Meskipun pembelajaran ini dilakukan hanya
dalam dua kali pertemuan, sebaiknya guru Sujarweni, V. Wiratna. (2015). SPSS Untuk
menerapkan model pembelajaran yang tepat Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru
untuk memperkuat keterampilan siswa. Press.
3. Siswa hendaknya dilatih secara berkelompok
dan belajar secara individu untuk keberhasilan
pembelajaran di bawah bimbingan dan
kepemimpinan guru.
4. Siswa hendaknya berlatih untuk ikut terlibat
aktif dalam proses KBM di kelas.
Mengekspresikan pendapatnya dan toleransi
dengan pendapat siswa yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Amir M Taufiq. (2015). Inovasi Pendidikan
Melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Bekti, Wulandari. 2013. “Pengaruh Problem-
Based Learning terhadap hasil belajar
ditinjau dari motivasi belajar PLC di
SMK”. Jurnal Pendidikan Vokasi,
3(2), 178- 191.
Hindrasti., dkk. (2014). Pengaruh Model
Problem Based Learning Dengan
Metode Eksperimen Disertai Teknik
Roundhouse Diagram Dan Mind Map
Terhadap Hasil Belajar Biologi
Ditinjau Dari Gaya Belajar Dan
Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Inkuiri.
3(II): 2252-7893.

47

Anda mungkin juga menyukai