Division of Labor atau Pembagian Kerja adalah konsep ekonomi yang menyatakan bahwa
membagi proses produksi ke dalam tahapan yang berbeda yang memungkinkan pekerja fokus
pada tugas-tugas tertentu. Jika pekerja dapat berkonsentrasi pada satu aspek kecil dari
produksi, ini akan meningkatkan efisiensi keseluruhan.
Pembagian tugas paling sering diterapkan pada sistem produksi massal dan merupakan
salah satu prinsip pengorganisasian dasar agar proses produksi menjadi lebih cepat.
Pembagian tugas menggabungkan spesialisasi dari tugas produksi yang kompleks menjadi
banyak atau beberapa. Dengan pembagian tugas kerjaPentingnya dalam ekonomi terletak
pada kenyataan bahwa sejumlah pekerja dapat menghasilkan output yang jauh lebih banyak
dengan menggunakan pembagian kerja dibandingkan dengan jumlah pekerja yang sama jika
masing- masing bekerja sendiri.
Ini berarti pembagian orang dalam masyarakat menurut pekerjaan. Dalam hal ini setiap
individu mengambil jenis pekerjaan tertentu yang paling cocok bagi dirinya. Jadi, di
masyarakat ada yang menjadi guru, dokter, pedagang, dan lainnya. Ketika seluruh karya
produksi tertentu dilakukan oleh pekerja yang sama, hal ini disebut simple division of
labor.
2. Pembagian kerja menjadi proses lengkap atau pembagian tugas yang kompleks
Ketika seluruh pekerjaan dalam produksi suatu komunitas dibagi menjadi proses yang
berbeda dan setiap proses diberikan kepada orang yang berbeda itu disebut “proses
spesialiasasi”. dibawah dari proses spesialisasi tersedia divisi-divisi tertentu dan setiap
divisi atau proses dilakukan oleh satu orang.
Ketika proses lengkap dibagi menjadi sub-proses dan kemudian pekerjaan selesai, ini disebut
pembagian tugas sub-proses. Satu proses tidak lengkap tanpa bantuan dan kerjasama proses
lainnya, ini juga disebut “personal pembagian tugas”.
Ketika suatu tempat atau wilayah khusus industri tertentu atau dalam produk si komoditas
tertentu.
B. Departementalisasi
1. Menurut waktu: yang dilakukan menurut shift kerja atau hari kerja.
2. Menurut klien: ini diatur menurut jenis layanan yang diberikan kepada klien
tertentu, sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Berdasarkan produk atau layanan: jenis produk atau layanan yang ditawarkan
diperhitungkan.
5. Berdasarkan proyek: tim yang berbeda dibuat sesuai dengan masing- masing proyek
yang direncanakan.
6. Menurut tim: tim kerja dibagi sehingga aktivitas sepenuhnya dilakukan dan biayanya
berkurang.
8. Menurut fungsi: pekerjaan dibagi menurut kegiatan dan wilayah yang sesuai dengan
setiap pekerjaan.
1. Koordinasi
Koordinasi adalah sebuah proses dalam menyatukan dan mengintegras ikan kepentingan
bersama. Fungsi koordinasi yaitu untuk mencapai tujuan bersama dengan cara yang efektif
dan efisien. Istilah koordinasi ini mungkin biasa kita temukan dalam aktivitas yang
melibatkan banyak orang atau bekerja secara kolektif dalam kelompok. Ini karena sebuah
organisasi harus memiliki koordinasi yang baik.
Untuk bisa memiliki koordinasi yang baik, maka sebuah kelompok membutuhka n pemimpin
yang mampu mengatur anggotanya dengan baik. Ketika suatu kelompok dapat bekerja secara
efektif dan harmonis, maka tujuan pun akan lebih mudah tercapai.
• Fayol
Koordinasi berarti mengikat bersama serta menyelaraskan semua kegiatan dan usaha.
• Terry
Koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur dalam usaha untuk menciptaka n kuantitas,
waktu, pengarahan, dan persamaan yang menghasilkan keselarasan dan kesatuan tindakan
untuk tujuan yang ditetapkan bersama.
Koordinasi adalah pencapaian keselarasan usaha individu dalam rangka mencapai tujuan
serta target kelompok.
• Handoko
Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegia tan pada satuan-
satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama secara efisien.
Jenis-Jenis Koordinasi
Menurut Handayaningrat, koordinasi terbagi menjadi dua jenis yaitu koordinasi intern dan
koordinasi ekstern. Perbedaan dua jenis ini didasarkan pada hubungan antara pejabat yang
mengoordinasikan dan pejabat yang dikoordinasikan.
1) Koordinasi Intern
Jenis koordinasi ini terbagi lagi menjadi tiga, yaitu koordinasi vertikal, horizontal, dan juga
diagonal.
Koordinasi vertikal adalah saat di mana antara yang mengoordinas ikan dan yang
dikoordinasikan terdapat hubungan hirarki. Contoh koordinasi vertikal misalnya koordinasi
yang dilakukan oleh seorang kepala divisi terhadap kepala sub divisinya.
Koordinasi diagonal terjadi saat orang yang mengkoordinasi memilik i tingkatan lebih
tinggi dari orang yang dikoordinasi tetapi tidak berapa pada satu garis komando. Contoh
koordinasi diagonal adalah koordinasi yang dilakukan oleh kepala divisi acara terhadap
anggota divisi logistik.
2) Koordinasi Ekstern
Jenis koordinasi ini adalah suatu bentuk relasi antara organisasi dan anggotanya, dengan
lingkungan di luarnya. Contoh dari koordinasi ekstern adalah hubungan antara perusahaan
dengan pemerintahan.
Ciri-Ciri Koordinasi
Tanggung jawab
George Terry dalam buku yang ia tulis yang berjudul Principles of Management memberi
tahu bahwa ada empat ruang lingkup dalam koordinasi. Keempat ruang lingkup itu adalah
koordinasi individu, koordinasi antarindividu dalam kelompok, koordinasi antarkelompok
dalam suatu perusahaan, dan koordinasi antarperusahaan.
1) Koordinasi Individu
Koordinasi dalam individu ini tidak punya keterkaitan langsung dengan manajemen
organisasi. Meskipun begitu, kemampuan seorang individu dalam menyelesaikan tanggung
jawabnya akan memberikan dampak baik bagi perusahaan dan dirinya sendiri.
Koordinasi yang terjalin antarindividu akan menentukan kesuksesan suatu kelompok. Oleh
karena itu, setiap individu harus memiliki kemampuan untuk berkolaborasi agar tercapainya
tujuan bersama.
Suatu organisasi perusahaan juga perlu menjaga hubungan yang baik dengan pihak yang
berada di luar perusahaan tersebut. Berbagai koordinasi dengan pihak luar harus selaras
dengan lingkungan eksternal itu sendiri.
Span of Control atau rentang kendali adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin
dan dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan. Span of Control sangat diperlukan dalam
lingkungan organisasi yang terstruktur. Hal ini karena menyangk ut kepada pembagian
kerja, koordinasi dan kepemimpinan seorang pemimpin atau manajer. prinsip dari span of
control berkaitan dengan jumlah bawahan yang secara langsung memberikan laporan kepada
seorang manager atau supervisor. Span of control biasa juga disebut dengan istilah span of
authority, span of attention, atau span of supervision.
a. Keterbatasan waktu
Setiap orang memiliki waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari. Memimpin sebuah kelompok
pada saat yang bersamaan dengan berbagai jenis pekerjaan tentu membutuhkan waktu dan
konsentrasi yang penuh. Untuk itu keterbatasan waktu menjadi pertimbangan dalam
menentukan span of control.
b. Keterbatasan pengetahuan
Faktor ini menyangkut dengan pembagian kerja pada sebuah struktur kelompok atau
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan, tidak mungkin pemimpin harus menguasa i seluruh
rantai aktivitas perusahaan. Kalau pun ada, kemungkinan lingkup perusahaan masih kecil
dan efektivitas perusahaan menjadi berkurang. Oleh karenanya, pembagian tugas kepada
bawahan bisa jadi pertimbangan dalam menentukan span of control.
c. Keterbatasan kemampuan
Faktor ini sebenarnya berkaitan dengan faktor sebelumnya, yaitu faktor waktu dan
pengetahuan. Dengan kata lain, kemampuan seorang pemimpin memiliki keterbatasan. Oleh
karenanya, perlu dipertimbangkan batas jumlah bawahan langsung yang dipimpinnya.
d. Keterbatasan perhatian
Selain itu, ada dua faktor yang menentukan jumlah ideal karyawan yang dibawahi langsung
oleh seorang pemimpin yaitu faktor subyektif dan faktor objektif.
• Faktor Objektif adalah faktor ini berasal dari eksternal, seperti: corak pekerjaan, jarak
antar-bawahan, stabil atau tidaknya organisasi, jumlah tugas, waktu menyelesaikan
pekerjaan, dll.
D. Sentralisasi dan Desentralisasi
a) Sentralisasi
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang
berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada
pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.
Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di
daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang
diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana
pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan
pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh
pemerintah pusat.
Keunggulan Sentralisasi:
2) Sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat.
Kelemahan Sentralisasi:
4) Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena adanya kesenjangan antara manajerdan
bawahannya.
b) Desentralisasi
Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi,
melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang
tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat
pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan
kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari
pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisas i pada otonomi khusus
untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya
mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk
keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh
pemerintah di tingkat pusat.
Keunggulan Desentralisasi:
3) Lebih responsif terhadap perubahan. Unit organisasi akan lebih mudah menghadapisituasi
terkini karena pengambilan keputusan ada pada unit desentralisasian.
4) Lebih mendorong kreativitas dan pengembangan ide baru. Unit-unit organisasi yang
adaakan berupaya mengembangkan potensi dirinya.
Kelemahan Desentralisasi:
1) Manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak
sejalandengan strategi umum perusahaan
2) Dapat terjadi kurangnya koordinasi antar manajer
3) Manajer pada level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari
tujuanperusahaan secara keseluruhan.
E. Bentuk-Bentuk Organisasi
Bentuk-bentuk organisasi Dikutip dari buku Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan
Aplikasi (2008) karya Chr. Jimmy L. Gaol, ada lima bentuk organisasi, yakni:
Bentuk organisasi lini/garis (line organization) adalah jenis organisasi yang memiliki
garis wewenang atau kekuasaan secara vertikal dari atasan ke bawahan. Biasanya diterapkan
oleh organisasi kecil dengan jumlah pegawai yang masih sedikit, dan pemilik menjadi
pemimpin organisasinya. Dalam Buku Ajar Perilaku Organisasi (2019) karya Ni Kadek
Suryani dan kawan-kawan, bentuk organisasi lini masih sangat sederhana, dan tingkat
spesialisasinya masih belum tinggi. selain itu, tiap kepala unit mempunya i wewenang serta
tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan di unitnya.
Memiliki ciri-ciri:
1.Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengansatu garis wewenang.
5. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala
bidang pekerjaan.
5.Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan
dengan bawahannya sehingga semua perintah dapatdimengerti dan dilaksanakan.
8.Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat- bakat pimpinan.
1.Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengantujuan organisasi.
Bentuk organisasi lini dan staf (line and staff organization) adalah jenis organisasi yang
mempertahankan garis komando dan pelimpahan wewenang dari pucuk pimpinan (tingkat
vertikal) ke pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap memiliki wewenang untuk
menentukan keputusan, kebijakan, serta merealisasikannya. Sering diterapkan dalam
organisasi besar dengan jumlah pegawai banyak. Bentuk organisasi ini tidak memungkinkan
adanya hubungan langsung di antara seluruh anggota perusahaan. Karena adanya garis
komando dan jumlah pegawai banyak.
Memiliki ciri-ciri:
6.Adanya spesialisasi
1.Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.
3.Tipe organisasi lini dan staff fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi
besar maupun kecil.
6.Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai denganspesialisasinya.
1.Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat.
2.Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal.
5.Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai pekerjaan antara pejabat lini dan staff
tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauandalam menjalankan wewenang.
8.Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini danstaf dalam
kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi
kompleks
• Bentuk organisasi fungsional (functional organization)
Bentuk organisasi fungsional (functional organization) adalah jenis organisasi yang tidak
terlalu menekankan hubungan hierarki secara struktural. Bentuk organisasi ini lebih berfokus
pada sifat dan jenis fungsi yang dijalankan para anggotanya. Maka dari itu, dalam organisasi
fungsional terlihat jelas adanya pembagian tugas yang tegas. Dalam organisasi ini,
bawahan menerima perintah dari atasan. Para petinggi organisasi akan dikelompokka n sesuai
spesialisasi yang dimilikinya. Sehingga spesialisasi karyawannya dapat semak in berkembang
dan dimanfaatkan secara optimal.
Memiliki ciri-ciri:
5.Pengawasan ketat
4.Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan
tertib.
5.Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yangsama biasanya
cukup tinggi.
2.Sulit mengadakan perpindahan karyawan atau pegawai dari satu bagian ke bagian lain
karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasisendiri saja.
Bentuk organisasi ini menggabungkan bentuk organisasi lini dan fungsio nal. Biasanya
diterapkan dalam organisasi besar dengan jumlah karyawan banyak. Pimpina n tertinggi akan
melimpahkan wewenang kepada tiap kepala unit. Pimpinan tertinggi juga akan memberi
wewenang kepada pejabat fungsional untuk melaksanakan bidang pekerjaan
operasionalnya.
Memiliki ciri-ciri:
1.Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.
1.Solidaritas tinggi
2.Disiplin tinggi
Kelemahan:
1.Kurang fleksibel
Bentuk organisasi komite adalah bentuk organisasi yang masing-mas ing anggotanya
mempunyai wewenang sama dan pimpinan yang sifatnya kolektif. Organisasi ini
mengutamakan pimpinan kolektif presidium. Bentuk organisasi ini bisa diterapkan secara
formal ataupun informal. Organisasi komite memiliki pembagian tugas yang jelas. Tiap
anggotanya mempunyai wewenang yang sama besarnya. Tugas pimpina n dilaksanakan
secara kolektif, begitu pula dengan tanggung jawabnya. Untuk keputusannya akan diputuskan
secara bersama-sama.
Memiliki ciri-ciri:
2.Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama darimasingmasing anggota dewan.
3.Jika ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab
Memiliki ciri-ciri: