Anda di halaman 1dari 14

A.

Pembagian Kerja (Division of Labor)

Division of Labor atau Pembagian Kerja adalah konsep ekonomi yang menyatakan bahwa
membagi proses produksi ke dalam tahapan yang berbeda yang memungkinkan pekerja fokus
pada tugas-tugas tertentu. Jika pekerja dapat berkonsentrasi pada satu aspek kecil dari
produksi, ini akan meningkatkan efisiensi keseluruhan.

Pembagian tugas paling sering diterapkan pada sistem produksi massal dan merupakan
salah satu prinsip pengorganisasian dasar agar proses produksi menjadi lebih cepat.
Pembagian tugas menggabungkan spesialisasi dari tugas produksi yang kompleks menjadi
banyak atau beberapa. Dengan pembagian tugas kerjaPentingnya dalam ekonomi terletak
pada kenyataan bahwa sejumlah pekerja dapat menghasilkan output yang jauh lebih banyak
dengan menggunakan pembagian kerja dibandingkan dengan jumlah pekerja yang sama jika
masing- masing bekerja sendiri.

Ada 4 Pembagian kerja, yaitu:

1. Pembagian kerja yang sederhana

Ini berarti pembagian orang dalam masyarakat menurut pekerjaan. Dalam hal ini setiap
individu mengambil jenis pekerjaan tertentu yang paling cocok bagi dirinya. Jadi, di
masyarakat ada yang menjadi guru, dokter, pedagang, dan lainnya. Ketika seluruh karya
produksi tertentu dilakukan oleh pekerja yang sama, hal ini disebut simple division of
labor.

2. Pembagian kerja menjadi proses lengkap atau pembagian tugas yang kompleks

Ketika seluruh pekerjaan dalam produksi suatu komunitas dibagi menjadi proses yang
berbeda dan setiap proses diberikan kepada orang yang berbeda itu disebut “proses
spesialiasasi”. dibawah dari proses spesialisasi tersedia divisi-divisi tertentu dan setiap
divisi atau proses dilakukan oleh satu orang.

3. Pembagian kerja menjadi sub-proses

Ketika proses lengkap dibagi menjadi sub-proses dan kemudian pekerjaan selesai, ini disebut
pembagian tugas sub-proses. Satu proses tidak lengkap tanpa bantuan dan kerjasama proses
lainnya, ini juga disebut “personal pembagian tugas”.

4. Pembagian kerja wilayah atau geografis

Ketika suatu tempat atau wilayah khusus industri tertentu atau dalam produk si komoditas
tertentu.
B. Departementalisasi

Departementalisasi adalah sektorisasi menurut departemen yang dijalankan suatu perusahaan,


sesuai dengan kegiatan dan kebutuhannya. Organisasi ini dihasilkan dengan membentuk
kelompok kerja yang masing- masing individu bertanggung jawab untuk menjalankan suatu
fungsi sesuai dengan tugas yang dibina. Pada gilirannya, departemenisas i didasarkan pada
struktur organisasi yang benar.

Bergantung pada kriteria yang diterapkan, departementalisasi dapat diklasifikas ikan


sebagai berikut:

1. Menurut waktu: yang dilakukan menurut shift kerja atau hari kerja.

2. Menurut klien: ini diatur menurut jenis layanan yang diberikan kepada klien
tertentu, sesuai dengan kebutuhan mereka.

3. Menurut wilayah: menurut wilayah geografis tempat layanan disediakan.

4. Berdasarkan produk atau layanan: jenis produk atau layanan yang ditawarkan
diperhitungkan.

5. Berdasarkan proyek: tim yang berbeda dibuat sesuai dengan masing- masing proyek
yang direncanakan.

6. Menurut tim: tim kerja dibagi sehingga aktivitas sepenuhnya dilakukan dan biayanya
berkurang.

7. Melalui proses: berusaha untuk mengoptimalkan dan membuat


produksi menguntungkan, melalui proses yang berkontribusi pada kinerja yang lebih
baik.

8. Menurut fungsi: pekerjaan dibagi menurut kegiatan dan wilayah yang sesuai dengan
setiap pekerjaan.

Departemen dalam perusahaan sangat penting, karena memungkinkan pengembanga n


berbagai spesialisasi yang memfasilitasi kegiatan organisasi. Dengan kata lain, ini membantu
mengatur pekerjaan untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien.

Tanpa departementalisasi, pengorganisasian tugas akan sulit, karena tatanan yang


memberikan efisiensi dan kecepatan untuk pemenuhan aktivitas tidak dapat dihormati. Dan
juga akan sulit untuk melakukan kontrol yang tepat terhadap pekerjaan karyawan.

Berikut beberapa contoh untuk memahami departementalisasi:

• Di bank, departementalisasi dilakukan ketika aktivitas dibagi dengan cara berikut:


manajer, perbankan komunitas, perbankan bisnis, perbankan institusional, perbankan
pertanian, dan pinjaman hipotek dan real estat.
• Dalam sebuah perusahaan dimungkinkan untuk menemukan sektor-sektor berikut:
Keuangan, Pemasaran, Produksi dan Kepresidenan. Divisi ini disebut departementalisasi

C. Koordinasi dan Rentang Kendali

1. Koordinasi

Koordinasi adalah sebuah proses dalam menyatukan dan mengintegras ikan kepentingan
bersama. Fungsi koordinasi yaitu untuk mencapai tujuan bersama dengan cara yang efektif
dan efisien. Istilah koordinasi ini mungkin biasa kita temukan dalam aktivitas yang
melibatkan banyak orang atau bekerja secara kolektif dalam kelompok. Ini karena sebuah
organisasi harus memiliki koordinasi yang baik.

Untuk bisa memiliki koordinasi yang baik, maka sebuah kelompok membutuhka n pemimpin
yang mampu mengatur anggotanya dengan baik. Ketika suatu kelompok dapat bekerja secara
efektif dan harmonis, maka tujuan pun akan lebih mudah tercapai.

Berikut adalah pengertian koordinasi dari beberapa ahli:

• Fayol

Koordinasi berarti mengikat bersama serta menyelaraskan semua kegiatan dan usaha.

• Terry

Koordinasi adalah sinkronisasi yang teratur dalam usaha untuk menciptaka n kuantitas,
waktu, pengarahan, dan persamaan yang menghasilkan keselarasan dan kesatuan tindakan
untuk tujuan yang ditetapkan bersama.

• Koonts dan Donnel

Koordinasi adalah pencapaian keselarasan usaha individu dalam rangka mencapai tujuan
serta target kelompok.

• Handoko

Koordinasi adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegia tan pada satuan-
satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan bersama secara efisien.
Jenis-Jenis Koordinasi

Menurut Handayaningrat, koordinasi terbagi menjadi dua jenis yaitu koordinasi intern dan
koordinasi ekstern. Perbedaan dua jenis ini didasarkan pada hubungan antara pejabat yang
mengoordinasikan dan pejabat yang dikoordinasikan.

1) Koordinasi Intern

Jenis koordinasi ini terbagi lagi menjadi tiga, yaitu koordinasi vertikal, horizontal, dan juga
diagonal.

 Koordinasi vertikal adalah saat di mana antara yang mengoordinas ikan dan yang
dikoordinasikan terdapat hubungan hirarki. Contoh koordinasi vertikal misalnya koordinasi
yang dilakukan oleh seorang kepala divisi terhadap kepala sub divisinya.

 Koordinasi horizontal adalah ketika kedudukan antara orang yang mengoordinasikan


dan yang dikordinasikan memiliki kedudukan yang setara. Contoh koordinasi jenis ini adalah
ketika kepala divisi acara melakukan koordinasi terhadap kepala divisi logistik.

 Koordinasi diagonal terjadi saat orang yang mengkoordinasi memilik i tingkatan lebih
tinggi dari orang yang dikoordinasi tetapi tidak berapa pada satu garis komando. Contoh
koordinasi diagonal adalah koordinasi yang dilakukan oleh kepala divisi acara terhadap
anggota divisi logistik.

2) Koordinasi Ekstern

Jenis koordinasi ini adalah suatu bentuk relasi antara organisasi dan anggotanya, dengan
lingkungan di luarnya. Contoh dari koordinasi ekstern adalah hubungan antara perusahaan
dengan pemerintahan.

Ciri-Ciri Koordinasi

Handayaningrat memberikan pendapatnya mengenai ciri-ciri koordinasi.

Menurutnya, terdapat enam ciri-ciri koordinasi, keenam ciri itu yaitu:

 Tanggung jawab

 Koordinasi adalah proses terus menerus (continous process)

 Koordinasi adalah suatu usaha untuk bekerja sama.

 Adanya pengaturan usaha kelompok.

 Konsep kesatuan tindakan merupakan inti dalam koordinasi.

 Tujuan koordinasi merupakan tujuan bersama (common purpose).


1. Ruang Lingkup Koordinasi

George Terry dalam buku yang ia tulis yang berjudul Principles of Management memberi
tahu bahwa ada empat ruang lingkup dalam koordinasi. Keempat ruang lingkup itu adalah
koordinasi individu, koordinasi antarindividu dalam kelompok, koordinasi antarkelompok
dalam suatu perusahaan, dan koordinasi antarperusahaan.

1) Koordinasi Individu

Koordinasi dalam individu ini tidak punya keterkaitan langsung dengan manajemen
organisasi. Meskipun begitu, kemampuan seorang individu dalam menyelesaikan tanggung
jawabnya akan memberikan dampak baik bagi perusahaan dan dirinya sendiri.

2) Koordinasi Antara Individu dalam Kelompok

Koordinasi yang terjalin antarindividu akan menentukan kesuksesan suatu kelompok. Oleh
karena itu, setiap individu harus memiliki kemampuan untuk berkolaborasi agar tercapainya
tujuan bersama.

3) Koordinasi Antara Kelompok dengan Perusahaan

Setiap perusahaan pasti memiliki beberapa kelompok/departemen yang memiliki tanggung


jawab masing- masing. Bentuk koordinasi itu harus terjalin dengan baik dan selaras agar
tercapainya target perusahaan.

4) Koordinasi Antara Perusahaan

Suatu organisasi perusahaan juga perlu menjaga hubungan yang baik dengan pihak yang
berada di luar perusahaan tersebut. Berbagai koordinasi dengan pihak luar harus selaras
dengan lingkungan eksternal itu sendiri.

2. Rentang Kendali (Span of Control)

Span of Control atau rentang kendali adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin
dan dikendalikan secara efektif oleh seorang atasan. Span of Control sangat diperlukan dalam
lingkungan organisasi yang terstruktur. Hal ini karena menyangk ut kepada pembagian
kerja, koordinasi dan kepemimpinan seorang pemimpin atau manajer. prinsip dari span of
control berkaitan dengan jumlah bawahan yang secara langsung memberikan laporan kepada
seorang manager atau supervisor. Span of control biasa juga disebut dengan istilah span of
authority, span of attention, atau span of supervision.

Rentang kendali dibutuhkan karena adanya beberapa faktor berikut:

a. Keterbatasan waktu
Setiap orang memiliki waktu yang sama, yaitu 24 jam sehari. Memimpin sebuah kelompok
pada saat yang bersamaan dengan berbagai jenis pekerjaan tentu membutuhkan waktu dan
konsentrasi yang penuh. Untuk itu keterbatasan waktu menjadi pertimbangan dalam
menentukan span of control.

b. Keterbatasan pengetahuan

Faktor ini menyangkut dengan pembagian kerja pada sebuah struktur kelompok atau
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan, tidak mungkin pemimpin harus menguasa i seluruh
rantai aktivitas perusahaan. Kalau pun ada, kemungkinan lingkup perusahaan masih kecil
dan efektivitas perusahaan menjadi berkurang. Oleh karenanya, pembagian tugas kepada
bawahan bisa jadi pertimbangan dalam menentukan span of control.

c. Keterbatasan kemampuan

Faktor ini sebenarnya berkaitan dengan faktor sebelumnya, yaitu faktor waktu dan
pengetahuan. Dengan kata lain, kemampuan seorang pemimpin memiliki keterbatasan. Oleh
karenanya, perlu dipertimbangkan batas jumlah bawahan langsung yang dipimpinnya.

d. Keterbatasan perhatian

Dengan berbagai tanggungjawab yang diembannya, seorang pemimpin tentu memiliki


perhatian yang terbatas. Oleh karena itu, jika semakin banyak jumlah bawahan langsung
yang dipimpinnya, maka akan semakin sedikit juga fokus perhatiannya pada tiap
bawahannya. Yang akhirnya, kinerja perusahaan terutama untuk divisi yang dipimpinnya
akan tidak optimal.

Selain itu, ada dua faktor yang menentukan jumlah ideal karyawan yang dibawahi langsung
oleh seorang pemimpin yaitu faktor subyektif dan faktor objektif.

• Faktor subjektif melekat kepada tingkat kemampuan personalnya, seperti:


kepandaian, pengalaman, kesehatan, umur, kejujuran, keahlian, kecakapan dll.

• Faktor Objektif adalah faktor ini berasal dari eksternal, seperti: corak pekerjaan, jarak
antar-bawahan, stabil atau tidaknya organisasi, jumlah tugas, waktu menyelesaikan
pekerjaan, dll.
D. Sentralisasi dan Desentralisasi

a) Sentralisasi

Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang
berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan pada
pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.

Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah di mana seluruh keputusan dan kebijakan di
daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang
diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah di mana
pemerintah pusat tidak harus pusing-pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan
pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinir seluruhnya oleh
pemerintah pusat.

Keunggulan Sentralisasi:

1) Organisasi menjadi lebih efisien. Seluruh aktivitas organisasi terpusat


sehinggapengambilan keputusan lebih mudah.

2) Sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien karena dilakukan secara terpusat.

3) Perbaikan koordinasi. Koordinasi menjadi lebih mudah karena adanya komando


ygterpusat.

4) Pemusatan keahlian. maksudnya tuh Keahlian dari anggota organisasi dapatdimanfaatkan


secara maksimal karena pimpinan dapat memberi wewenang.

Kelemahan Sentralisasi:

1) Pengambilan keputusan menjadi lama. keputusan diambil secara independen tidak


terlalumemikirkan pendapat org lain. Kualitas keputusan juga tidak bagus.
Pengambilankeputusan seringkali tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya
berpengaruhterhadap pengambilan keputusan tersebut.

2) Anggota organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada


wewenanguntuk menyampaikan aspirasinya dan dominasi pimpinan yang terlalu tinggi.

3) Organisasi sangat bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.

4) Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena adanya kesenjangan antara manajerdan
bawahannya.
b) Desentralisasi

Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan


kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur
organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta
menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas
dan produktifitas suatu organisasi.

Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem sentralisasi,
melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian wewenang yang
tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat di putuskan di tingkat
pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar keputusan dan
kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari
pemerintahan di pusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisas i pada otonomi khusus
untuk daerah adalah euforia yang berlebihan di mana wewenang tersebut hanya
mementingkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk
keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh
pemerintah di tingkat pusat.

Keunggulan Desentralisasi:

1) Jenjang manajemen lebih sedikit (flat)

2) Birokrasi berkurang. Pengambilan keputusan akan berada pada unit yang


sekaligusmelaksanakan.

3) Lebih responsif terhadap perubahan. Unit organisasi akan lebih mudah menghadapisituasi
terkini karena pengambilan keputusan ada pada unit desentralisasian.

4) Lebih mendorong kreativitas dan pengembangan ide baru. Unit-unit organisasi yang
adaakan berupaya mengembangkan potensi dirinya.

5) Motivasi karyawan lebih tinggi. Anggota organisasi akan mempunyai rasa


memilikiorganisasi yang tinggi dan termotivasi untuk mengembangkan dan meningkatkan
kinerjaunit organisasinya.

6) Keterlibatan karyawan lebih besar. Banyak penelitian yang menunjukkan


bahwapartisipasi yang lebih tinggi akan meningkatkan kinerja organisasi.

7) Kapabilitas organisasional meningkat. Kecakapan organisasi akan lebih meningkat


karenatersedianya sumber daya manusia yang terlatih dan teruji dalam memimpin organisasi.

Kelemahan Desentralisasi:

1) Manajer pada tingkat yang lebih rendah dapat membuat keputusan yang tidak
sejalandengan strategi umum perusahaan
2) Dapat terjadi kurangnya koordinasi antar manajer

3) Manajer pada level yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari
tujuanperusahaan secara keseluruhan.

4) Dalam organisasi terdesentralisasi, agak sulit untuk menyebarkan gagasan inovatifsecara


efektif.

E. Bentuk-Bentuk Organisasi

Bentuk-bentuk organisasi Dikutip dari buku Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan
Aplikasi (2008) karya Chr. Jimmy L. Gaol, ada lima bentuk organisasi, yakni:

• Bentuk organisasi lini/garis (line organization)

Bentuk organisasi lini/garis (line organization) adalah jenis organisasi yang memiliki
garis wewenang atau kekuasaan secara vertikal dari atasan ke bawahan. Biasanya diterapkan
oleh organisasi kecil dengan jumlah pegawai yang masih sedikit, dan pemilik menjadi
pemimpin organisasinya. Dalam Buku Ajar Perilaku Organisasi (2019) karya Ni Kadek
Suryani dan kawan-kawan, bentuk organisasi lini masih sangat sederhana, dan tingkat
spesialisasinya masih belum tinggi. selain itu, tiap kepala unit mempunya i wewenang serta
tanggung jawab penuh terhadap pekerjaan di unitnya.

Memiliki ciri-ciri:

1.Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung dengansatu garis wewenang.

2. Jumlah karyawan sedikit.

3.Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi.

4.Belum terdapat spesialisasi

5. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh atas segala
bidang pekerjaan.

6.Struktur organisasi sederhana dan stabil.

7.Organisasi tipe lini biasanya organisasi kecil

8. Disiplin mudah dipelihara (dipertahankan)

Keuntungan-keuntungan penggunaan organisasi tipe lini adalah:

1. Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik

2.Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)

3.Koordinasi lebih mudah dilaksanakan


4.Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat berjalan cepat

5.Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan langsung berhubungan
dengan bawahannya sehingga semua perintah dapatdimengerti dan dilaksanakan.

6.Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi

7.Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat

8.Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan bakat- bakat pimpinan.

9.Adanya penghematan biaya

10.Pengawasan berjalan efektif

Kelemahan-kelemahan organisasi lini:

1.Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan dengantujuan organisasi.

2.Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang sendiri

3.Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otoriter atau diktaktor,cenderung


bersikap kaku (tidak fleksibel).

4.Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar untukmengambil


inisiatif sendiri.

5.Organisasi terlalu tergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan.

6.Kurang tersedianya staf ahli.

• Bentuk organisasi lini dan staf (line and staff organization)

Bentuk organisasi lini dan staf (line and staff organization) adalah jenis organisasi yang
mempertahankan garis komando dan pelimpahan wewenang dari pucuk pimpinan (tingkat
vertikal) ke pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap memiliki wewenang untuk
menentukan keputusan, kebijakan, serta merealisasikannya. Sering diterapkan dalam
organisasi besar dengan jumlah pegawai banyak. Bentuk organisasi ini tidak memungkinkan
adanya hubungan langsung di antara seluruh anggota perusahaan. Karena adanya garis
komando dan jumlah pegawai banyak.

Memiliki ciri-ciri:

1.Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung

2.Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff


3.Terdapat dua kelompok wewenang yaitu lini dan staff

4.Jumlah karyawan banyak

5.Organisasi besar, bersifat komplek

6.Adanya spesialisasi

Keuntungan penggunaan bentuk organisasi lini dan staff:

1.Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu tangan.

2.Adanya tugas yang jelas antara pimpian staff dan pelaksana

3.Tipe organisasi lini dan staff fleksibel (luwes) karena dapat ditempatkan pada organisasi
besar maupun kecil.

4.Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat bantuansumbangn pemikiran dari


staff.

5.Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang jelas.

6.Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai denganspesialisasinya.

7.Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.

8.Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.

Kelemahan-kelemahan dari bentuk organisasi lini dan staff:

1.Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan perintah dan bantuan nasihat.

2.Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak saling mengenal.

3.Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing menganggaptugas yang


dilaksanakannyalah yang penting.

4.Pimpinan lini mengabaikan advis (nasihat) staff.

5.Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai pekerjaan antara pejabat lini dan staff
tidak tegas, maka akan menimbulkan kekacauandalam menjalankan wewenang.

6.Penggunaan staff ahli bisa menambah pembebanan biaya yang besar.

7.Kemungkinan pimpinan staff melampaui kewenangan staffnya sehinggamenimbulkan


ketidaksenangan pegawai lini.

8.Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang lini danstaf dalam
kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan sehingga menimbulkan permasalahan menjadi
kompleks
• Bentuk organisasi fungsional (functional organization)

Bentuk organisasi fungsional (functional organization) adalah jenis organisasi yang tidak
terlalu menekankan hubungan hierarki secara struktural. Bentuk organisasi ini lebih berfokus
pada sifat dan jenis fungsi yang dijalankan para anggotanya. Maka dari itu, dalam organisasi
fungsional terlihat jelas adanya pembagian tugas yang tegas. Dalam organisasi ini,
bawahan menerima perintah dari atasan. Para petinggi organisasi akan dikelompokka n sesuai
spesialisasi yang dimilikinya. Sehingga spesialisasi karyawannya dapat semak in berkembang
dan dimanfaatkan secara optimal.

Memiliki ciri-ciri:

1.Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.

2.Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan.

3.Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis.

4.Target-target jelas dan pasti

5.Pengawasan ketat

6.Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi

Keuntungan-keuntungan menggunakan organisasdi fungsional:

1.Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal

2.Para pegawai bekerja sesuai keterampilannya masing-masing

3.Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan

4.Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas, sehingga berjalan lancar dan
tertib.

5.Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan fungsi yangsama biasanya
cukup tinggi.

6.Pembidangan tugas menjadi jelas

Kelemahan-kelemahan organisasi fungsional:

1.Pekerjaan seringkali sangat membosankan

2.Sulit mengadakan perpindahan karyawan atau pegawai dari satu bagian ke bagian lain
karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasisendiri saja.

3.Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri, sehinggakoordinasi


menyeluruh sulit dan sukar dilakukan.
• Bentuk organisasi lini dan fungsional (line and functional organization)

Bentuk organisasi ini menggabungkan bentuk organisasi lini dan fungsio nal. Biasanya
diterapkan dalam organisasi besar dengan jumlah karyawan banyak. Pimpina n tertinggi akan
melimpahkan wewenang kepada tiap kepala unit. Pimpinan tertinggi juga akan memberi
wewenang kepada pejabat fungsional untuk melaksanakan bidang pekerjaan
operasionalnya.

Memiliki ciri-ciri:

1.Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas yang bersifat bantuan.

2.Terdapat spesialisasi yang maksimal

3.Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja

Kelebihan organisasi lini dan fungsional:

1.Solidaritas tinggi

2.Disiplin tinggi

3.Produktivitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal

4.Pekerjaan-pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan

Kelemahan:

1.Kurang fleksibel

2.Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena dikoordinasikanoleh lebih dari


satu orang.

3.Spesialisasi memberikan kejenuhan

• Bentuk organisasi komite (committee organization)

Bentuk organisasi komite adalah bentuk organisasi yang masing-mas ing anggotanya
mempunyai wewenang sama dan pimpinan yang sifatnya kolektif. Organisasi ini
mengutamakan pimpinan kolektif presidium. Bentuk organisasi ini bisa diterapkan secara
formal ataupun informal. Organisasi komite memiliki pembagian tugas yang jelas. Tiap
anggotanya mempunyai wewenang yang sama besarnya. Tugas pimpina n dilaksanakan
secara kolektif, begitu pula dengan tanggung jawabnya. Untuk keputusannya akan diputuskan
secara bersama-sama.

Organisasi komite terdiri dari:

1.Executive Committe (Pimpinan komite), yaitu para anggotanyamempunyai wewenang lini.


2.Staff Committee, yaitu orang-orang yang hanya mempunyai wewenangstaf.

Memiliki ciri-ciri:

1.Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif

2.Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama darimasingmasing anggota dewan.

3.Asas musyawarah sangat ditonjolkan

4.Organisasinya besar dan struktur tidak sederhana

5.Biasanya bergerak dibidang perbankan, asuransi, dan niaga.

Kelebihan dari struktur organisasi ini adalah:

1.Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi musyawarahdengan


pemegang saham maupun dewan.

2.Kepemimpinan yang bersifat otokratis sangat kecil

3.Pengembangan karier terjamin

Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah:

1.Proses decision making sangat lamban karena melibatkan banyak orang.

2.Biaya operasional rutin sangat tinggi.

3.Jika ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang bertanggung jawab

 Bentuk Organisasi Lini, Fungsional, dan Staff

Organisasi ini merupakan perkembangan lebih lanjut atau merupakangabungan dari


organisasi yang berbentuk lini, fungsional dan staff.

Memiliki ciri-ciri:

1.Organisasi besar dan kadang sangat ruwet

2.Jumlah karyawan banyak.

3.Mempunyai 3 unsur karyawan pokok:

-Karyawan dengan tugas pokok (line personal)

-Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal)

-Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group)

Anda mungkin juga menyukai