Anda di halaman 1dari 21

5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.

com

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah kekurangan vitamin A (KVA) telah dikenal sebagai penyebab utama
masalah kebutaan (xeropthalmia) di banyak negara. Adanya gambaran klinik ini telah
melalaikan orang dari melihat gejala subklinik yang terjadi pada mereka yang mengalami
kekurangan vitamin A dalam tingkat yang ringan sampai sedang, dampak terhadap kesehatan
dan kelangsungan hidupnya cukup bermakna (Sommer, 1996 dalam Martin W.Bloem, Saskia
de Pee dan Ian Darnton Hill).
Angka kebutaan di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan survai

kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan angka


kebutaan di Indonesia 1,5 % dari jumlah penduduk atau setara dengan 3 juta orang. Jumlah
ini jauh lebih tinggi dibanding Bangladesh (1%), India (0,7 %), dan Thailand (0,3 %)
(Gsianturi, 2004).
Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan
Makanan Departemen Kesehatan RI pada Tahun 2006 memperlihatkan balita dengan Serum
Retinol kurang dari 20μg/dl adalah sebesar 14,6%. Hasil studi tersebut menggambarkan
terjadinya penurunan bila dibandingkan dengan Survei Vitamin A Tahun 1992 yang
menunjukkan 50% balita mempunyai serum retinol kurang dari 20 μg/dl. Oleh karena itu,
masalah kurang Vitamin A (KVA) sudah tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi
karena berada di bawah 15% (batasan IVACG). Hal tersebut salah satunya berkaitan dengan
strategi penanggulangan KVA dengan pemberian suplementasi Vitamin A yang dilakukan
setiap bulan Februari dan Agustus (Bulan Kapsul Vitamin A) ( buku panduan suplemen vit.
A).
Kekurangan vitamin A dalam makanan sehari-hari menyebabkan setiap tahunnya
sekitar 1 juta anak balita di seluruh dunia menderita penyakit mata tingkat berat
(xeropthalmia) ¼ diantaranya menjadi buta dan 60 % dari yang buta ini akan meninggal
dalam beberapa bulan. Kekurangan vitamin A menyebabkan anak berada dalam resiko besar
mengalami kesakitan, tumbuh kembang yang buruk dan kematian dini. Terdapat perbedaan

1
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 1/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

angka kematian sebesar 30 % antara anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin A


dengan rekan-rekannya yang tidak kekurangan vitamin A (Unicef,1991 dalam Myrnawati).
Salah satu penyebab terjadinya masalah gizi khususnya kekurangan vitamin A (KVA)
adalah karena kurangnya pengetahuan ibu mengenai pola konsumsi vitamin A maupun

sumplemen vitamin A bagi balita. Melalui Penelitian di Sulsel tahun 1986 menunjukkan
bahwa sebagian besar ibu-ibu belum dan tidak mengetahui manfaat kapsul vitamin A dan
bahan sumber vitamin A. Kekurangtahuan ini karena kurang informasi dan pada umumnya
sebenarnya ibu-ibu memasak bahan makanan seperti kangkung, daun ubi, bayam, daun
pepaya. Ibu-ibu memperoleh kapsul vitamin A untuk balitanya kurang dari 50%. (Purjanto,
1994).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apa defenisi dari penyakit kekurangan vitamin A?
2. Bagaimana persebaran epidemiologi kejadian kekurangan vitamin A di masyarakat?
3. Apa saja dan bagaimana faktor determinan terjadinya kekurangan vitamin A ?
4. Apakah yang menjadi indikator untuk mengetahui kejadian kekurangan vitamin A ?
5. Bagaimana bentuk pencegahan dan penanggulangan dari kekurangan vitamin A ?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui defenisi dari penyakit kekurangan vitamin A
2. Mengetahui persebaran epidemiologi kejadian kekurangan vitamin A di masyarakat
3. Mengetahui faktor determinan terjadinya kekurangan vitamin A.
4. Mengetahui indikator untuk mengetahui kejadian kekurangan vitamin A
5. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan dari kekurangan vitamin A

2
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 2/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Kurang Vitamin A (KVA)


Dalam buku panduan pemberian suplemen vitamin A, kurang vitamin A adalah suatu
kondisi dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh berkurang. Keadaan ini ditunjukan dengan
kadar serum retinol dalam darah kurang dari 20μg/dl. Masih dalam buku tersebut terdapat
Xeroptalmia merupakan Istilah yang menerangkan gangguan pada mata akibat kekurangan
vitamin A, termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata dan gangguan fungsi sel retina
yang dapat menyebabkan kebutaan.
KVA adalah suatu keadaan, ditandai rendahnya kadar Vitamin A dalam jaringan

penyimpanan (hati) & melemahnya kemampuan adaptasi terhadap gelap & sangat rendahnya
konsumsi/ masukkan karotin dari Vitamin A (WHO, 1976)
Peranan nyata vitamin A adalah pada fungsi penglihatan mata, yaitu ketika jaringan retinol
kehilangan vitamin A, fungsi rod (batang) dan cone (kerucut) pada mata mengalami
kegagalan. Hal inilah yang menyebabkan gangguan kemampuan adaptasi gelap mata. Vitamin
A juga berperan dalam pertumbuhan, reproduksi, sintesa glycoprotein, stabilisasi membran
dan kekebalan tubuh. Defisiensi Vitamin A terjadi jika kebutuhan vitamin A tidak tercukupi.
Kebutuhan vitamin A tergantung golongan umur, jenis kelamin dan kondisi tertentu. Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan adalah seperti pada tabel berikut ;

3
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 3/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

Pada anak-anak, kekurangan vitamin A berakibat lebih parah dibandingkan dewasa.


Pertumbuhan badan terganggu dan kekebalan terhadap penyakit infeksi berkurang. Sering
ditemukan hubungan peningkatan defisiensi vitamin A terjadi seiring peningkatan angka

kesakitan khususnya pada penyakit infeksi. Konsumsi vitamin A dan provitamin A yang
rendah (di bawah kecukupan konsumsi vitamin A yang dianjurkan), berlangsung dalam waktu
lama, akan mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal dengan Kekurangan Vitamin A
(KVA).
Pada dewasa normal, simpanan vitamin A dalam hati bisa memenuhi kebutuhan selama ±
24 bulan. Pada anak-anak yang mengalami tumbuh kembang, jika konsumsi makanan yang
mengandung vitamin A tidak memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan, maka
xeropthalmia kelihatan dalam beberapa minggu. Sebuah gejala awal kekurangan vitamin A
adalah buta senja (night blindness). Buta senja terjadi ketika cadangan vitamin A di hati
hampir habis. Kemudian ocular lesions seperti conjunctiva xerosis, Bitot's spot,
keratomalacia, dan xeropthalmia dapat terjadi. Untuk mendeteksi kondisi buta senja
seseorang, dapat melalui suatu proses pengujian dengan metode yang sesuai, seperti rapid
dark adaptation test atauphotostress test (Gibson, 1990). Tingkatan kekurangan Vitamin A
(Depkes, 2003) adalah :
a. Buta Senja (XN) :

b. Xerosis Konjungtiva (X1A)


c. Xerosis Konjungtiva dan Bercak Bitot (X1B)
d. Xerosis Kornea (X2)
e. Keratomalasia dan Ulcus Kornea (X3A dan X3B)
f. Xerophtalmia Scar (XS)
g. Xerophtalmia Fundus (XF)

B. Epidemiologi KVA
Estimasi yang dibuat oleh WHO adalah lebih dari 250 juta anak mengalami kekurangan
penyimpanan vitamin A (Sommer, 1996). Prevalensi KVA yang tertinggi ditemukan pada
anak prasekolah, ibu hamil dan menyusui. Namun tingkat KVA subklinik juga terlihat banyak
pada anak sekolah dan dewasa di beberapa lokasi. Data yang selalu tersedia di setiap negara

4
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 4/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

hanyalah prevalensi dari anak prasekolah yang berarti prevalensi pada kelompok umur
lainnya tidak tersedia. (Bloem, dkk, 1998).
Kekurangan vitamin A dalam makanan sehari-hari menyebabkan setiap tahunnya sekitar 1
juta anak balita di seluruh dunia menderita penyakit mata tingkat berat (xeropthalmia) ¼

diantaranya menjadi buta dan 60 % dari yang buta ini akan meninggal dalam beberapa bulan.
Kekurangan vitamin A menyebabkan anak berada dalam resiko besar mengalami kesakitan,
tumbuh kembang yang buruk dan kematian dini. Terdapat perbedaan angka kematian sebesar
30 % antara anak-anak yang mengalami kekurangan vitamin A dengan rekan-rekannya yang
tidak kekurangan vitamin A (Unicef,1991 dalam Myrnawati).
Angka kebutaan di Indonesia tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan survai
kesehatan indera penglihatan dan pendengaran tahun 1993-1996 menunjukkan angka
kebutaan di Indonesia 1,5 % dari jumlah penduduk atau setara dengan 3 juta orang. Jumlah ini
jauh lebih tinggi dibanding Bangladesh (1%), India (0,7 %), dan Thailand (0,3 %) (Gsianturi,
2004).
Kekurangan vitamin A (defisiensi vitamin A) yang mengakibatkan kebutaan pada anak-
anak telah dinyatakan sebagai salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Kebutaan karena
kekurangan vitamin A terutama dikalangan anak pra sekolah masih banyak terdapat di
daerah-daerah.
Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2010 Pada pasca persalinan, atau masa nifas, ibu

yang mendapat kapsul vitamin A hanya 52,2 persen (rentang: 33,2% di Sumatera Utara dan
65,8% di Jawa Tengah). Berdasarkan tingkat pendidikan, cakupan Ibu nifas yang tidak
sekolah mendapat kapsul vitamin A hanya 31 persen dibanding yang tamat PT (62,5%).
Demikian pula kesenjangan yang cukup lebar antara ibu nifas di perkotaan dan perdesaan,
serta menurut tingkat pengeluaran. Persentase anak umur 6-59 bulan yang menerima kapsul
vitamin A selama enam bulan terakhir disajikan pada Tabel berikut . Persentase distribusi
kapsul vitamin A untuk anak umur 6-59 bulan sebesar 69,8%. Persentase tersebut bervariasi

antar provinsi dengan persentase terendah di Papua Barat (49,3%) dan tertinggi di Di
Yogyakarta (91,1%).

5
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 5/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

Masalah kesehatan di Provinsi Sulawesi Selatan yang cukup serius adalah gangguan mata.
Proporsi low vision di Sulawesi Selatan cukup tinggi 9,8%, dua kali lipat dari angka nasional,
bahkan di Kota Makassar, angka proporsi low vision sangat tinggi (31,1%). Demikian juga
proporsi kebutaan di Sulawesi Selatan adalah 2,6%, hampir tiga kali lipat dari angka nasional
(0,9%).
Secara keseluruhan di Sulawesi Selatan cakupan distribusi kapsul vitamin A untuk anak
umur 6 - 59 bulan sebesar 74,2%, sedikit lebih baik dari angka nasional (71,5%) seperti

terlihat dalam tabel 3.36. Cakupan tersebut bervariasi antar kabupaten dengan cakupan
terendah di Bone (53,8%) dan tertinggi di Enrekang (90,9%).

6
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 6/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

C. Faktor Determinan KVA


Penyebab utama dari kekurangan vitamin A di negara berkembang adalah rendahnya
asupan vitamin A dan rendahnya bioavailabilitas dari vitamin A yang dikonsumsi (sayur-

sayuran dan buah-buahan). Faktor yang turut berpengaruh adalah meningkatnya kebutuhan
akan vitamin A pada kelompok umur tertentu (masa balita, ibu hamil dan menyusui) dan
terjadinya infeksi.
Namun demikian gambaran yang sederhana ini tidak memperlihatkan faktor lainnya yang
turut berpengaruh terhadap status vitamin A dari suatu populasi seperti perbedaan fisiologi,
kultur sosial, dan geografis. Adanya gangguan kesehatan dapat mempengaruhi status vitamin
A baik dalam hal metabolismenya maupun jumlah asupannya. Adanya kasus xeropthalmia

yang ditemukan pada kelompok-kelompok masyarakat tertentu menunjukkan bahwa kultur


sosial sangat berpengaruh. Di samping itu, adanya perbedaan prevalensi pada laki-laki dan
wanita menunjukkan bahwa adanya distribusi yang tidak merata pada anggota keluarga
(intrafamilial food distribution).
Interrelasi berbagai faktor penyebab kekurangan vitamin A ini digambarkan pada bagan
berikut ini :

7
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 7/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

Bagan :
Sistem yang mendukung timbulnya defisiensi vitamin A

Menurut Depkes tahun 2003, masalah KVA diibaratkan sebagai fenomena (gunung es)
dimana kasus xeroftalmia yang tampak dipermukaan hanya sedikit, sedangkan KVA sub
klinis ditemukan banyak di masyarakat. Bila masalah ini tidak diatasi dengan segera, akan
menyebabkan jumlah kasus bertambah banyak dan dapat terjadi ledakan kasus yang berakibat

makin sulit untuk ditanggulangi.

8
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 8/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

Untuk menjaring lebih dini kasus xeroftalmia, perlu diperhatikan berbagai faktor antara
lain :
1. Faktor Sosial budaya dan lingkungan dan pelayanan kesehatan
a. Ketersediaan pangan sumber vitamin A

b. Pola makan dan cara makan


c. Adanya paceklik atau rawan pangan
d. Adanya tabu atau pantangan terhadap makanan tertentu terutama yang merupakan
sumber Vit A.
e. Cakupan imunisasi, angka kesakitan dan angka kematian karena penyakit campak dan
diare
f. Sarana pelayanan kesehatan yang sulit dijangkau
g. Kurang tersedianya air bersih dan sanitasi lingkungan yang kurang sehat
h. Keadaan darurat antara lain bencana alam, perang dan kerusuhan
2. Faktor Keluarga
a. Pendidikan : Pendidikan orang tua yang rendah akan berisiko lebih tinggi kemungkinan
anaknya menderita KVA karena pendidikan yang rendah biasanya disertai dengan
keadaan sosial ekonomi dan pengetahuan gizi yang kurang.
b. Penghasilan : Penghasilan keluarga yang rendah akan lebih berisiko mengalami KVA
Walaupun demikian besarnya penghasilan keluarga tidak menjamin anaknya tidak

mengalami KVA, karena harus diimbangi dengan pengetahuan gizi yang cukup
sehingga dapat memberikan makanan kaya vitamin A.
c. Jumlah anak dalam keluarga : Semakin banyak anak semakin kurang perhatian orang
tua dalam mengasuh anaknya.
d. Pola asuh anak : Kurangnya perhatian keluarga terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak seperti pasangan suami istri (pasutri) yang bekerja dan perceraian.
3. Faktor individu

a. Anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BB < 2,5 kg).
b. Anak yang tidak mendapat ASI Eksklusif dan tidak diberi ASI sampai usia 2 tahun.
c. Anak yang tidak mendapat MP-ASI yang cukup baik kualitas maupun kuantitas
d. Anak kurang gizi atau dibawah garis merah (BGM) dalam KMS.
e. Anak yang menderita penyakit infeksi (campak, diare, Tuberkulosis (TBC), Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA), pneumonia dan kecacingan.

9
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 9/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

f. Frekuensi kunjungan ke posyandu, puskesmas/pelayanan kesehatan (untuk


mendapatkan kapsul vitamin A dan imunisasi).
Defisiensi vitamin A primer disebabkan oleh kekurangan vitamin tersebut, sedangkan
defisiensi sekunder karena absorpsi dan utilisasinya yang terhambat.

D. Indikator KVA
1. Indikator Klinis
Tanda-tanda dan gejala klinis
Kurang vitamin A (KVA) adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi jaringan epitel
dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata dan organ lain, akan tetapi
gambaran yang karakteristik langsung terlihat pada mata.
Kelainan kulit pada umumnya tampak pada tungkai bawah bagian depan dan lengan atas
bagian belakang, kulit tampak kering dan bersisik seperti sisik ikan. Kelainan ini selain
disebabkan karena KVA dapat juga disebabkan karena kekurangan asam lemak essensial,
kurang vitamin golongan B atau Kurang Energi Protein (KEP) tingkat berat atau gizi buruk.
Gejala klinis KVA pada mata akan timbul bila tubuh mengalami KVA yang telah
berlangsung lama. Gejala tersebut akan lebih cepat timbul bila anak menderita penyakit
campak, diare, ISPA dan penyakit infeksi lainnya.
Tanda-tanda dan gejala klinis KVA pada mata menurut klasifikasi WHO/USAID

UNICEF/HKI/ IVACG, 1996 sebagai berikut :


a. Buta senja = Rabun Senja = Rabun Ayam= XN
Tanda-tanda :
1) Buta senja terjadi akibat gangguan pada sel batang retina.
2) Pada keadaan ringan, sel batang retina sulit beradaptasi di ruang
yang remang-remang setelah lama berada di cahaya terang
3) Penglihatan menurun pada senja hari, dimana penderita tak

dapat melihat di lingkungan yang kurang cahaya, sehingga


disebut buta senja.
Untuk mendeteksi apakah anak menderita buta senja dengan cara :
a) Bila anak sudah dapat berjalan, anak tersebut akan membentur/ menabrak benda
didepannya, karena tidak dapat melihat. Bila anak belum dapat berjalan, agak sulit
untuk mengatakan anak tersebut buta senja.

10
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 10/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

b) Dalam keadaan ini biasanya anak diam memojok bila di dudukkan ditempat kurang
cahaya karena tidak dapat melihat benda atau makanan di depannya.
b. Xerosis konjungtiva = XIA
Tanda-tanda :

1) Selaput lendir bola mata tampak kurang mengkilat


atau terlihat sedikit kering, berkeriput, dan
berpigmentasi dengan permukaan kasar dan kusam.
2) Orang tua sering mengeluh mata anak tampak kering
atau berubah warna kecoklatan.
c. Xerosis konjungtiva dan bercak bitot = X1B
Tanda-tanda :
1) Tanda-tanda xerosis kojungtiva (X1A) ditambah
bercak bitot yaitu bercak putih seperti busa sabun
atau keju terutama di daerah celah mata sisi luar.
2) Bercak ini merupakan penumpukan keratin dan sel
epitel yang merupakan tanda khas pada penderita
xeroftalmia, sehingga dipakai sebagai kriteria penentuan prevalensi kurang vitamin A
dalam masyarakat.
Dalam keadaan berat :

a) Tampak kekeringan meliputi seluruh permukaan konjungtiva.


b) Konjungtiva tampak menebal, berlipat-lipat dan berkerut.
c) Orang tua mengeluh mata anaknya tampak bersisik
d. Xerosis kornea = X2
Tanda-tanda :
1) Kekeringan pada konjungtiva berlanjut sampai
kornea.

2) Kornea tampak suram dan kering dengan


permukaan tampak kasar.
3) Keadaan umum anak biasanya buruk (gizi buruk
dan menderita, penyakit infeksi dan sistemik lain)

11
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 11/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

e. Keratomalasia dan ulcus kornea = X3A, X3B


Tanda-tanda :
1) Kornea melunak seperti bubur dan dapat terjadi ulkus.
2) Tahap X3A : bila kelainan mengenai kurang dari 1/3

permukaan kornea.
3) Tahap X3B : Bila kelainan mengenai semua atau lebih
dari 1/3 permukaan kornea.
4) Keadaan umum penderita sangat buruk.
5) Pada tahap ini dapat terjadi perforasi kornea (kornea
pecah).
Keratomalasia dan tukak kornea dapat berakhir dengan perforasi dan prolaps jaringan
isi bola mata dan membentuk cacat tetap yang dapat menyebabkan kebutaan.
Keadaan umum yang cepat memburuk dapat mengakibatkan keratomalasia dan ulkus
kornea tanpa harus melalui tahap-tahap awal xeroftalmia.
f. Xeroftalmia scar (XS) = sikatriks (jaringan parut) kornea
Kornea mata tampak menjadi putih atau bola mata
tampak mengecil. Bila luka pada kornea telah
sembuh akan meninggalkan bekas berupa sikatrik
atau jaringan parut.

Penderita menjadi buta yang sudah tidak dapat


disembuhkan walaupun dengan operasi cangkok kornea.
g. Xeroftalmia Fundus (XF)
Dengan opthalmoscope pada fundus tampak gambar
seperti cendol

12
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 12/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

2. Indikator Laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung diagnosa kekurangan vitamin
A, bila secara klinis tidak ditemukan tanda-tanda khas KVA, namun hasil pemeriksaan
lain menunjukkan bahwa anak tersebut risiko tinggi untuk menderita KVA. Dimana

WHO telah menetapkan klasifikasi batasan dimana KVA dijadikan masalah kesehatan
masyarakat, dapat dilihat pada bagan berikut ;

b. Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan serum retinol. Bila ditemukan serum
retinol < 20 ug/dl, berarti anak tersebut menderita KVA sub klinis.
c. Pemeriksaan laboratorium lain dapat dilakukan untuk mengetahui penyakit lain yang
dapat memperparah seperti pada :
1) pemeriksaan darah malaria
2) pemeriksaan darah lengkap
3) pemeriksaan fungsi hati

4) pemeriksaan radiologi untuk mengetahui apakah ada pneumonia atau TBC


5) pemeriksaan tinja untuk mengetahui apakah ada infeksi cacing serta pemeriksaan
darah yang diperlukan untuk diagnosa penyakit penyerta.
d. Pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan di Puskesmas, Rumah Sakit/Labkesda atau
BKMM, sesuai dengan ketersediaan sarana laboratorium.

13
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 13/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

E. Pencegahan dan Penanggulangan KVA


1. Pencegahan
Vitamin A terdapat di dalam pangan hewani sedangkan karoten terutama di dalam pangan
nabati. Sumber vitamin A adalah hati, kuning telur, susu (di dalam lemaknya), dan mentega.

Sedangkan sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-buahan
yang berwarna kuning-jingga seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang
panjang, buncis, wortel, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak dan jeruk.
Minyak kelapa sawit yang berwarna merah kaya akan karoten.
2. Penanggulangan
a. Suplementasi Kapsul Vitamin A
Justifikasi suplementasi kapsul vitamin A dosis
tinggi (retinol) adalah adanya kenyataan bahwa lemak
dapat disimpan dalam tubuh utamanya di hati.
Pemberian suplementasi secara periodik ini
dimaksudkan untuk mencegah terjadinya KVA dan
meningkatkan simpanan/cadangan vitamin A (WHO, 1997). Dengan demikian, rendahnya
asupan vitamin A dan meningkatnya kebutuhan akan vitamin A dapat diimbangi dengan
pemberian suplementasi.

Umur Dosis Frequency


Bayi 6-11 bulan Kapsul Biru (100.000 IU) 1 kali

Anak 12-59 bulan Kapsul Merah (200.000 Setiap 6 bulan Februari dan
IU) Agustus

Ibu Nifas (0-42 hari) Kapsul Merah (200.000 IU) Diberikan 2 kapsul (400.000 IU)
1 kapsul segera setelah

melahirkan & 1 kapsul Lagi


setidaknya 24 jam Setelah
pemberian kapsul pertama

14
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 14/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

Vitamin A dosis tinggi ditujukan pada anak prasekolah, ibu menyusui dan populasi resiko
tinggi. Dosis vitamin A yang diberikan harus cukup besar untuk memproteksi namun tidak
boleh berlebihan untuk mencegah efek samping. Dosis sebesar 200.000 IU (kurang lebih
60.000 mg) vitamin A untuk anak di atas 1 tahun dapat melindungi anak selama 4-6 bulan

dari KVA. Pengalaman menunjukkan bahwa pemberian dosis tinggi ini berjalan dengan aman
dan efektif serta tidak memberikan efek samping yang berarti. Efek samping yang dapat
terjadi seperti “buldging fontanel” dan muntah hanya terjadi ringan dan sesaat saja dan juga
tidak membutuhkan penangan.
Seluruh ibu yang baru melahirkan juga harus diberikan kapsul dosis tinggi ini dalam waktu
8 minggu setelah melahirkan. Kapsul ini sebaiknya diberikan secepat mungkin setelah
melahirkan, oleh karena akan berefek pada kandungan vitamin A pada ASI (Stoltzfus, 1993).
Juga pemberian tampaknya memberikan manfaat kepada ibunya sendiri (West et al.,1997).
Bayi dan anak yang mengalami infeksi yang berat seperti diare, campak, ISPA dan
chickenpox atau mereka yang menderita KEP berat mempunyai risiko tinggi KVA. Mereka
harus memperoleh kapsul vitamin A dosis tinggi.
Status vitamin A yang adekuat pada ibu akan memberikan perlindungan yang paling aman
terhadap terjadinya kekurangan atau kelebihan vitamin A yang berat pada ibu, janin dalam
kandungan, dan bayi yang dilahirkan. Pada pola konsumsi normal dimana asupan vitamin A
sangat rendah maka dianjurkan agar ibu hamil memperoleh asupan vitamin A sebesar 10.000

IU setiap hari atau 25.000 IU setiap minggu dari diet atau suplemen atau keduanya. Dosis
yang disebut fisiologi ini mempunyai kelebihan dibanding dengan pemberian dosis tinggi.
Studi di Nepal (West et al., 1997) memperlihatkan adanya dampak pemberian vitamin A atau
betakaroten secara terpisah terhadap kematian ibu. Hal ini memberikan gambaran bahwa
bentuk suplemen adalah relevan.
Orang tua harus mengetahui bahwa vitamin A banyak terdapat pada minyak ikan, mentega,
telur, hati, sayuran warna hijau, wortel, jagung kuning, minyak kelapa merah dan mangga,

sehingga semua orang tua perlu menghidangkannya dalam makanan sehari-hari karena selain
penting bagi kesehatan mata dan penglihatan, vitamin A dapat menjamin kelangsungan hidup
anak balita. Selain itu, ibu-ibu juga dimotivasi untuk memberikan kapsul vitamin A kepada
anak balitanya, yang pelaksanaannya jatuh pada bulan Februari dan Agustus setiap tahunnya.
(Purjanto, 1994).

15
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 15/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

b. Promosi Kapsul Vitamin A


Pada kenyataannya cakupan kapsul vitamin A masih rendah meskipun pemerintah telah
menyediakan Kapsul Vitamin A bagi masyarakat. Kemungkinan karena kurangnya sosialisasi
tempat-tempat pemasaran kapsul vitamin A selain di Puskesmas/Posyandu juga dipasarkan di

rumah kader.
Oleh karena itu penting dilakukan penyuluhan/promosi pemasaran sosial vitamin A dalam
rangka upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan tindakan ibu agar
memberikan vitamin A kepada balitanya. Pemasaran sosial vitamin A, khususnya pemberian
kapsul vitamin A dipilih dengan cara yang mudah, murah dan cepat untuk menjamin agar
anak balita di Indonesia tidak menderita kekurangan vitamin A. Beberapa pelajaran yang
dapat diambil dari pemasaran sosial vitamin A di Jateng tahun 1988 yaitu pendekatan
pemasaran sosial bersama-sama dengan perbaikan pola distribusi, dalam waktu yang relatif
singkat berdampak positif terhadap kenaikan cakupan distribusi vitamin A. Produk-produk
pemasaran sosial vitamin A adalah kapsul vitamin A, makanan kaya akan vitamin A, dan
fortifikasi makanan dengan vitamin A. Media informasi yang dapat dipergunakan secara luas
yaitu media massa (Radio, TV atau Film), spanduk, selebaran (leaflet), dengan memanfaatkan
jalur kelompok potensial seperti kader-kader Posyandu, tokoh-tokoh agama, dan tokoh
masyarakat sebagai penyebar informasi tentang vitamin A.
c. Pemberian Obat Mata :

Pada bercak Bitot tidak memerlukan obat tetes mata, kecuali ada infeksi yang
menyertainya. Obat tetes/salep mata antibiotik tanpa kortikosteroid (Tetrasiklin 1%,
Khloramfenikol 0.25-1% dan Gentamisin 0.3%)diberikan pada penderita X2, X3A, X3B
dengan dosis 4 x 1 tetes/hari dan berikan juga tetes mata atropin 1 % 3 x 1 tetes/hari.
Pengobatan dilakukan sekurang-kurangnya 7 hari sampai semua gejala pada mata
menghilang. Mata yang terganggu harus ditutup dengan kasa selama 3-5 hari hingga
peradangan dan iritasi mereda. Gunakan kasa yang telah dicelupkan kedalam larutan Nacl

0,26 dan gantilah kasa setiap kali dilakukan pengobatan. Lakukan tindakan pemeriksaan dan
pengobatan dengan sangat berhati-hati. Selalu mencuci tangan pada saat mengobati mata
untuk menghindari infeksi sekunder, Segera rujuk ke dokter spesialis mata untuk mendapat
pengobatan lebih lanjut.

16
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 16/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

d. Terapi Gizi Medis


Terapi Gizi Medis adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan kondisi atau penyakit
kronis dan luka-luka serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi pasien sesuai
intervensi yang diberikan agar klien serta keluarganya dapat meneruskan penanganan diet
yang telah disusun.
Tujuan :
 Memberikan makanan yang adekuat sesuai kebutuhan untuk mencapai status gizi normal.
 Memberikan makanan tinggi sumber vit. A. untuk mengoreksi kurang vitamin A
e. Pengobatan penyakit infeksi atau sistemik yang menyertai
Anak-anak yang menderita xeroftalmia biasanya disertai penyakit berat antara lain: infeksi
saluran nafas, pnemonia, campak, cacingan, tuberkulosis (TBC), diare dan mungkin dehidrasi.
Untuk semua kasus ini diberikan terapi disesuaikan dengan penyakit yang diderita.
Pemantauan dan Respon Pengobatan dengan kapsul vitamin A

17
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 17/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Suatu kondisi dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh berkurang. Keadaan ini
ditunjukan dengan kadar serum retinol dalam darah kurang dari 20μg/dl. (Depkes,2009)
2. KVA adalah suatu keadaan, ditandai rendahnya kadar Vitamin A dalam jaringan
penyimpanan (hati) & melemahnya kemampuan adaptasi terhadap gelap & sangat
rendahnya konsumsi/ masukkan karotin dari Vitamin A (WHO, 1976)
3. Xeroptalmia merupakan Istilah yang menerangkan gangguan pada mata akibat
kekurangan vitamin A, termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata dan gangguan

fungsi sel retina yang dapat menyebabkan kebutaan (Depkes,2009).


4. KVA sebagai masalah kesehatan masyarakat . Jika prevalensi xeropthalmia >0.5% dan
prevalensi serum retinol <20 μg/dl sebesar >15%. (IVACG 2002).
5. Menurut WHO, lebih dari 250 juta anak mengalami kekurangan penyimpanan vitamin A
(Sommer, 1996). Prevalensi KVA yang tertinggi ditemukan pada anak prasekolah, ibu
hamil dan menyusui.
6. Tingkatan kekurangan Vitamin A (Depkes, 2003) adalah :
a) Buta Senja (XN) :
b) Xerosis Konjungtiva (X1A)
c) Xerosis Konjungtiva dan Bercak Bitot (X1B)
d) Xerosis Kornea (X2)
e) Keratomalasia dan Ulcus Kornea (X3A dan X3B)
f) Xerophtalmia Scar (XS)
g) Xerophtalmia Fundus (XF)
7. Indikator dalam penentuan KVA, pertama menurut klinis yakni tanda-tanda dan gejala
dalam tingkatan KVA, kedua berdasarkan hasil laboratorium dimana dengan memeriksa
kadar serum retinol kemudian melihat batasan setiap tingkatan KVA menurut WHO.
8. Defisiensi vitamin A primer disebabkan oleh kekurangan vitamin tersebut, sedangkan
defisiensi sekunder karena absorpsi dan utilisasinya yang terhambat.

18
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 18/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

9. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A,
dan bentuk penanggulangannya dengan pemberian suplemen vitamin A.
B. Saran
1. Perlu dilakukan Penyuluhan/promosi tentang sumber bahan pangan yang juga kaya

vitamin A meliputi sayur-sayuran, buah-buahan, dan pangan hewani serta cara mengolah
makanan agar dapat mengurangi kehilangan vitamin A baik secara langsung melalui
penyuluhan di Posyandu, pengajian dan arisan maupun secara tidak langsung melalui
media eletronik (TV, radio), dan media cetak seperti spanduk, poster atau leaflet.
2. Perlu dilakukan Penyuluhan tentang pentingnya pemberian kapsul vitamin A pada anak
sampai berumur 5 tahun.

19
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 19/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

REFERENSI

J.H. Humphrey, dkk . 1992. Vitamin A deficiency and attributable mortality among under-5-
year-olds. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2393289/pdf/bullwho00041-

0074.pdf . diakses pada tanggal 11 oktober 2011


Victor M. Aguayo, dkk . Vitamin A Deficiency and Child Mortality in Cameroon: The
Challenge Ahead
http://www.hki.org/research/VitA_Def_ChildMortality_Cameroon-1.pdf . diakses pada
tanggal 11 oktober 2011
Zuraidah Nasution, dkk . 2006. Pemanfaatan Wortel (Daucus Carota) Dalam Pembuatan Mie
Basah Serta Analisa Mutu Fisik Dan Mutu Gizinya
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19650/1/pan-jul2006-%20(2).pdf . diakses
pada tanggal 11 oktober 2011
Salam, dkk . Peranan Suplemen Vitamin A Pada Pengobatan TB .
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4207613.pdf diakses pada tanggal 11 oktober 2011
Idah Fitri Khoiri. 2009 . Status Gizi Balita Di Posyandu Kelurahan Padang Bulan
Kecamatan Medan Baru
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14296/1/10E00269.pdf diakses pada
tanggal 11 oktober 2011
Guillermo Esteban-Pretel, dkk . 2009. Vitamin A Deficiency Increases Protein Catabolism and
Induces Urea Cycle Enzymes in Rats
http://jn.nutrition.org/content/early/2010/02/24/jn.109.119388 diakses pada tanggal 11
oktober 2011
Zainal Arifin Nang Agus . 1995. Pengaruh Kurang Vitamin A Terhadap Status Kesehatan: Suatu
Tinjauan Biokimia http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=6384 diakses pada
tanggal 11 oktober 2011

Harun Tri Joko . 2002. Cakupan Program Pemberian Kapsul Vitamin A Studi Kasus Di
Puskesmas Kampung Sawah Kota Bandar Lampung
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/16/d51293c87753abf90dd18bc2195f990769fba5
99.pdf diakses pada tanggal 11 oktober 2011
Dr.Herman Sudiman . 2008. Tantangan Litbang Lintas Disiplin Dalam Penanggulangan Masalah
Kemiskinan, Kelaparan Dan Gizi Kurang Di Indonesia

20
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 20/21
5/10/2018 makalahKVA-slidepdf.com

http://www.litbang.depkes.go.id/update/orasi/OrasiHerman.pdf diakses pada tanggal 11


oktober 2011
Depkes RI . 2003. Deteksi Dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia
http://gizi.depkes.go.id/pedoman-gizi/download/xeroftalmia.pdf diakses pada tanggal 11

oktober 2011
Murdijati-Gardjito,dkk . 2005. Pengaruh Penambahan Asam Sitrat Dalam Pembuatan Manisan
Kering Labu Kuning (Cucurbita Maxima) Terhadap Sifat- sifat Produknya
http://jtpunmul.files.wordpress.com/2011/06/vol1no2-6.pdf diakses pada tanggal 11
oktober 2011
Rinaningsih . 2007. Hubungan Kadar Retinol Serum Dengan Thyroid Stimulating Hormone
(Tsh) Pada Anak Balita Di Daerah Kekurangan Yodium
http://eprints.undip.ac.id/15824/1/Rinaningsih.pdf diakses pada tanggal 11 oktober 2011
Tutrek Rahayu . 1998. Strategi Penanggulangan Kekurangan Vitamin A
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Strategi%20Penanggulangan%20kekurangan%20Vit
amin%20A.pdf diakses pada tanggal 11 oktober 2011
Rolf D.W. Klemm, dkk. 2011. Newborn Vitamin A Supplementation Reduced Infant Mortality
in Rural Bangladesh. http://pediatrics.aappublications.org/content/122/1/e242.full.html
diakses pada tanggal 11 oktober 2011
Humphrey JH et al . 2006. Effects Of A Single Large Dose Of Vitamin A, Given During The

Postpartum Period To HIV-Positive Women And Thei Infants, On Child HIV Infection,
HIV-Free Survival, And Mortality. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16479521
diakses pada tanggal 11 oktober 2011
Universitas Indonesia. Nutrisi dan Kesehatan Kulit
http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/8e2f0996f5de733757e1c96a00afe1feff1abcb
.pdf diakses pada tanggal 11 oktober 2011
Tarmizi. Menaksir Kebutuhan Vitamin A. http://tarmiziblog.blogspot.com/2011/02/menaksir-

kebutuhan-vitamin.html. diakses pada tanggal 11 oktober 2011


Sri Murni. Kekurangan Vitamin A ( KVA ). http: //i-
lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=6384.pdf diakses pada tanggal 11 oktober 2011
Buku Panduan Pemberian Suplemen Vitamin A. Depertemen Kesehatan Republk Indonesia
Riset Kesehatan Dasar Indonesai Tahun 2010
Riset Kesehatan Dasar Sulawesi Selatan Tahun 2007

21
Kurang Vitamin A
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-kva 21/21

Anda mungkin juga menyukai