1. Pengertian KVA
Kekurangan vitamin A (KVA) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
rendahnya kadar vitamin A dalam jaringn penyimpanan (hati) dan melemahnya
kemampuan adaptasi terhadap kondisi gelap dan sangat rendahnya konsumsi vitamin A
(WHO 1998). KVA tingkat subklinis yaitu tingkat KVA yang belum menampakkan
gejala nyata atau tidak menunjukkan gejala secara fisik, masih menimpa masyarakat luas
terutama kelompok balita (Depkes 2003).
Defisiensi vitamin A adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering
terjadi. Penyebab utamanya adalah kurangnya kandungan vitamin A dalam makanan
secara kronis sehingga gagal memenuhi kebutuhan fungsi tubuh normal seperti
pertumbuhan jaringan, metabolisme normal dan ketahanan terhadap infeksi. Vitamin A
merupakan mikronutrien yang sangat penting untuk menjadi bagian dari
asupan makanan. Tubuh manusia tidak memiliki kemampuan memproduksi sendiri
vitamin A sehingga harus mengandalkan asupan dari luar. Makanan yang kaya akan
vitamin A antara lain hati, minyak hati ikan, telur, biji-bijian, daging, produk olahan susu.
Vitamin A lebih diketahui fungsinya dalam penglihatan, sebagai komponen yang
penting dalam sel-sel penangkap cahaya pada retina. Oleh sebab itu, defisiensi vitamin A
merupakan penyebab utama kebutaan di negara-negara berkembang. Selain kebutaan,
kurangnya vitamin A dapat berpengaruh terhadap menurunnya dayatahan tubuh sehingga
anak lebih mudah terkena penyakit infeksi, misalnya campak, malaria atau diare.
2. Gejala KVA
Beberapa gejala yang umumnya dikaitkan dengan defisiensi vitamin A adalah:
Kulit kering. Vitamin A berperan penting dalam pembentukan dan perbaikan sel
kulit. Vitamin ini juga membantu melawan inflamasi yang disebabkan oleh
berbagai masalah kulit. Eksim serta masalah kulit lainnya sering kali dikaitkan
dengan defisiensi vitamin A.
Mata kering. Mata kering yang diakibatkan oleh penurunan produksi air mata,
sering dikaitkan dengan defisiensi vitamin A. Dalam kasus yang parah,
kekurangan vitamin ini juga dapat mengakibatkan kebutaan atau kekeringan pada
kornea yang ditandai dengan bercak Bitot (bitot’s spot).
Gangguan penglihatan pada malam hari (nyctalopia). Sama seperti masalah mata
lainnya, defisiensi vitamin A juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Infertilitas atau kemandulan. Vitamin A berperan penting dalam sistem reproduksi
baik pada pria maupun wanita dan tumbuh kembang bayi. Selain itu defisiensi
vitamin A juga sering dikaitkan sebagai salah satu penyebab keguguran.
Tumbuh kembang yang terhambat. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan
kekerdilan atau stunting pada Anak.
Infeksi dada dan tenggorokan. Infeksi, khususnya pada dada atau tenggorokan,
juga dapat mengindikasikan defisiensi vitamin A. Beberapa riset menyatakan,
orang dengan kadar vitamin A yang tinggi dalam darahnya jarang mengalami
infeksi dada atau tenggorokan.
Luka yang sulit disembuhkan. Luka yang sulit sembuh setelah cedera atau operasi
mungkin dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Hal ini dikarenakan, vitamin
A dapat mendorong produksi kolagen yang penting bagi kesehatan kulit. Vitamin
A oral (minum) atau topikal (oles) dipercaya dapat membantu proses
penyembuhan luka.
Jerawat sebagai salah satu masalah kulit juga sering dikaitkan dengan defisiensi
vitamin A. Salah satu bentuk vitamin A yang cukup populer digunakan untuk
menangani jerawat adalah isotretinoin. Pengobatan ini dianggap sangat efektif
dalam mengatasi jerawat namun dapat menimbulkan berbagai efek samping.
Pengawasan dokter diperlukan sebelum penggunaan obat ini.
sebanyak 50.000 IU dalam enam bulan pertama kehidupan. Tiga dosis ini
Defisiensi vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin A yang
direkomendasikan. Diet tertentu yang biasanya direkomendasikan meliputi konsumsi
makanan-makanan Seperti : Hati, Daging sapi, Ayam, Telur, Susu, Wortel, Mangga,
Jeruk, Ubi, Bayam dan sayuran hijau lainnya
Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik
secara menyeluruh dan terarah, pemeriksaan tumbuh kembang anak, dan
mencari adanya tanda-tanda yang mendukung kelainan sesuai hasil
anamnesia. Pada pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan tanda tanda yang
mengarah pada gangguan tumbuh, anemia, retardasi mental, peningkatan
tekanan intracranial (rongga kepala).
Pemeriksaan mata juga dapat menunjukan karakteristik yang khas.
Pada tahap awal, kornea tampak kering, bersisik, dan opak. Kondisi ini
memudahkan terjadinya infeksi. Selanjutnya dapat terjadi ulserasi (luka)
dan nekrosis kornea yang berujung pada kerusakan permanen pada kornea
dan berakhir pada kebutaan.
Pemeriksaan Penunjang
Sumber :
https://www.sehatq.com/penyakit/defisiensi-vitamin-a
https://www.honestdocs.id/defisiensi-vitamin-a
https://www.academia.edu/29817714/Kekurangan_Vitamin_A_PEMBAHASAN_Definisi_Vitamin_A_dan
_Kekurangan_Vitamin_A_Sub_Klinis?auto=download