Anda di halaman 1dari 5

3.

KVA ( KEKURANGAN VITAMIN A)

1. Pengertian KVA
Kekurangan vitamin A (KVA) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
rendahnya kadar vitamin A dalam jaringn penyimpanan (hati) dan melemahnya
kemampuan adaptasi terhadap kondisi gelap dan sangat rendahnya konsumsi vitamin A
(WHO  1998). KVA tingkat subklinis yaitu tingkat KVA yang belum menampakkan
gejala nyata atau tidak menunjukkan gejala secara fisik, masih menimpa masyarakat luas
terutama kelompok balita (Depkes  2003).
Defisiensi vitamin A adalah salah satu masalah kesehatan yang paling sering
terjadi. Penyebab utamanya adalah kurangnya kandungan vitamin A dalam makanan
secara kronis sehingga gagal memenuhi kebutuhan fungsi tubuh normal seperti
pertumbuhan jaringan, metabolisme normal dan ketahanan terhadap infeksi. Vitamin A
merupakan mikronutrien yang sangat penting untuk menjadi bagian dari
asupan makanan. Tubuh manusia tidak memiliki kemampuan memproduksi sendiri
vitamin A sehingga harus mengandalkan asupan dari luar. Makanan yang kaya akan
vitamin A antara lain hati, minyak hati ikan, telur, biji-bijian, daging, produk olahan susu.
Vitamin A lebih diketahui fungsinya dalam penglihatan, sebagai komponen yang
penting dalam sel-sel penangkap cahaya pada retina. Oleh sebab itu, defisiensi vitamin A
merupakan penyebab utama kebutaan di negara-negara berkembang.  Selain kebutaan,
kurangnya vitamin A dapat berpengaruh terhadap menurunnya dayatahan tubuh sehingga
anak lebih mudah terkena penyakit infeksi, misalnya campak, malaria atau diare.

2. Gejala KVA
Beberapa gejala yang umumnya dikaitkan dengan defisiensi vitamin A adalah:
 Kulit kering. Vitamin A berperan penting dalam pembentukan dan perbaikan sel
kulit. Vitamin ini juga membantu melawan inflamasi yang disebabkan oleh
berbagai masalah kulit. Eksim serta masalah kulit lainnya sering kali dikaitkan
dengan defisiensi vitamin A.
 Mata kering. Mata kering yang diakibatkan oleh penurunan produksi air mata,
sering dikaitkan dengan defisiensi vitamin A. Dalam kasus yang parah,
kekurangan vitamin ini juga dapat mengakibatkan kebutaan atau kekeringan pada
kornea yang ditandai dengan bercak Bitot (bitot’s spot).
 Gangguan penglihatan pada malam hari (nyctalopia). Sama seperti masalah mata
lainnya, defisiensi vitamin A juga dapat menyebabkan kondisi ini.
 Infertilitas atau kemandulan. Vitamin A berperan penting dalam sistem reproduksi
baik pada pria maupun wanita dan tumbuh kembang bayi. Selain itu defisiensi
vitamin A juga sering dikaitkan sebagai salah satu penyebab keguguran.
 Tumbuh kembang yang terhambat. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan
kekerdilan atau stunting pada Anak.
 Infeksi dada dan tenggorokan. Infeksi, khususnya pada dada atau tenggorokan,
juga dapat mengindikasikan defisiensi vitamin A. Beberapa riset menyatakan,
orang dengan kadar vitamin A yang tinggi dalam darahnya jarang mengalami
infeksi dada atau tenggorokan.
 Luka yang sulit disembuhkan. Luka yang sulit sembuh setelah cedera atau operasi
mungkin dapat disebabkan oleh defisiensi vitamin A. Hal ini dikarenakan, vitamin
A dapat mendorong produksi kolagen yang penting bagi kesehatan kulit. Vitamin
A oral (minum) atau topikal (oles) dipercaya dapat membantu proses
penyembuhan luka.
 Jerawat sebagai salah satu masalah kulit juga sering dikaitkan dengan defisiensi
vitamin A. Salah satu bentuk vitamin A yang cukup populer digunakan untuk
menangani jerawat adalah isotretinoin. Pengobatan ini dianggap sangat efektif
dalam mengatasi jerawat namun dapat menimbulkan berbagai efek samping.
Pengawasan dokter diperlukan sebelum penggunaan obat ini.

Di sisi lain, konsumsi vitamin A yang berlebihan juga dapat menimbulkan


masalah kesehatan yang terbentuk seiring berjalannya waktu. Penumpukan vitamin A
pada hati dapat menimbulkan keracunan dan gejala lainnya seperti gangguan penglihatan,
pembengkakan pada tulang, kulit kering dan kasar, luka di mulut serta linglung.
Konsumsi vitamin A yang terlalu banyak juga perlu diwaspadai ibu hamil karena dapat
menyebabkan cacat lahir.
3. Penatalaksanaan KVA

a. Pencegahan Defisiensi Vitamin A

Rekomendasi pemberian vitamin A sebagai upaya pencegahan defisiensi

vitamin A adalah sebagai berikut:

 Pemberian ASI ekslusif untuk 6 bulan pertama

untuk mencegah terjadinya defisiensi vitamin A.

 Dosis vitamin A untuk ibu baru melahirkan harus ditingkatkan sampai

400.000 IU dan sebaiknya dibagi dalam 2 dosis.

 Usia di bawah satu tahun harus mendapatkan tiga dosis vitamin A

sebanyak 50.000 IU dalam enam bulan pertama kehidupan. Tiga dosis ini

dapat diberikan bersamaan dengan imunisasi.

 Pada anak diatas 12 bulan, dosis tunggal vitamin A sebanyak 200.000 IU

sebaiknya diberikan tiap 4-6 bulan.

Defisiensi vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin A yang
direkomendasikan. Diet tertentu yang biasanya direkomendasikan meliputi konsumsi
makanan-makanan Seperti : Hati, Daging sapi, Ayam, Telur, Susu, Wortel, Mangga,
Jeruk, Ubi, Bayam dan sayuran hijau lainnya

b. Diagnosis Defisiensi Vitamin A


 Anamnesa:
Vitamin A memegang peranan penting dalam memelihara fungsi
sel epitel. Pada anak dengan defisiensi vitamin A, gejala yang muncul
dapat berkaitan dengan gangguan fungsi epitel di seluruh organ tubuh
termasuk mukosa. Pada kulit, nampak menjadi kering dan bersisik
terutama pada daerah lengan, kaki, bahu dan bokong. Gangguan pada
mukosa usus dapat menyebabkan diare. Gangguan pada
mukosa saluran napas dapat menyebabkan penyumbatan saluran bronkus.
Selain itu, gangguan pada mukosa saluran kemih dapat menyebabkan
infeksi saluran kemih. Penderita kondisi ini biasanya sering mengeluhkan
masalah penglihatan dimana mengalami kesulitan mengadaptasi
penglihatan di tempat gelap (night blindness).

 Pemeriksaan Fisik:
Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan fisik
secara menyeluruh dan terarah, pemeriksaan tumbuh kembang anak, dan
mencari adanya tanda-tanda yang mendukung kelainan sesuai hasil
anamnesia. Pada pemeriksaan fisik juga dapat ditemukan tanda tanda yang
mengarah pada gangguan tumbuh, anemia, retardasi mental, peningkatan
tekanan intracranial (rongga kepala).
Pemeriksaan mata juga dapat menunjukan karakteristik yang khas.
Pada tahap awal, kornea tampak kering, bersisik, dan opak. Kondisi ini
memudahkan terjadinya infeksi. Selanjutnya dapat terjadi ulserasi (luka)
dan nekrosis kornea yang berujung pada kerusakan permanen pada kornea
dan berakhir pada kebutaan.

 Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis defisiensi vitamin A tahap awal dapat dilakukan dengan


tes adaptasi gelap. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah
dengan melakukan pemeriksaan sitologi impresi konjungtiva, pemeriksaan
kadar retinol plasma dan plasma retinol binding protein.

c. Pengobatan Defisiensi Vitamin A


Kekurangan vitamin A bisa diobati dengan suplemen vitamin A. Jumlah
dari suplemen tergantung dari umur anak-anak. Suplemen vitamin A bisa
memperbaiki rabun senja dan bisa menolong mata mendapatkan lubrikasi
alaminya lagi. Tujuan dari pengobatan defisiensi vitamin A adalah untuk
mencegah timbulnya berbagai penyakit dan komplikasi yang disebabkan dari
kondisi ini. Jika penderita defisiensi vitamin A mengalami
kondisi xeroftalmia (mata kering) maka penanganan perlu segera dilakukan untuk
menghindari destruksi kornea, kebutaan atau bahkan kematian. Selain itu,
umumnya penderita akan disarankan untuk makan makanan yang kaya akan
vitamin A. 

Sumber :

https://www.sehatq.com/penyakit/defisiensi-vitamin-a

https://www.honestdocs.id/defisiensi-vitamin-a

https://www.academia.edu/29817714/Kekurangan_Vitamin_A_PEMBAHASAN_Definisi_Vitamin_A_dan
_Kekurangan_Vitamin_A_Sub_Klinis?auto=download

Anda mungkin juga menyukai