Perpaduan kerja dan alat ukur tersebut dijelaskan secara rinci pada panduan kerja kepala
madrasah. Dalam panduan tersebut alat ukur seorang kepala madrasah yang mengembangkan
jiwa kewirausahaan paling tidak memiliki sifat-sifat yang mengarah kepada jiwa
kewirausahaan, diantara:
a. Kreatif
b. Enerjik
c. Wawasan luas
d. Inovatif
e. Resiko bisnis
f. Agresif
g. Ulet
h. Supel
i. Antusias
j. Hemat
k. Asa
l. Ambisi
m. Negosiati
Dalam teori tentang jiwa kewirausahaan di atas ada yang disebut kreatif dan inovatif.
kewirausahaan itu didefinisikan sebagai kemampuan menciptakan sesuatu yang baru secara
kreatif dan inovatif untuk mewujudkan nilai tambah. Sebenarnya kalau kita amati dan cermati
satu persatu kepala madrasah kita saat ini sudah memiliki kedua persyaratan tersebut bahkan
semua persyaratan dalam anonym 1 2005 di atas. Hanya saja permasalahannya adalah daya
dukung membangkitkan semangat melakukan hal tersebut belum terbuka lebar.
II. Permasalahan
Dalam narasi akhir pendahuluan di atas disinggung bahwa permasalah yang dihadapi
oleh kepala madrasah saat ini adalah dukungan untuk membangkitkan naluri kewirausahaan
itu yang belum didapatkan dari unsur terkait. Unsur terkait ini bisa peraturan pemerintah
sebagai legalitas, bisa lembaga, bisa masyarakat dan bahkan bisa dari dalam dirinya sendiri.
IV. Pembahasan
Dalam mengembangkan madrasah yang berkualitas, diperlukan seorang kepala
madrasah yang tidak saja berperan sebagai pemimpin tapi lebih lagi menjadi manajer. Dalam
aktivitas manajerial, kepala madrasah dalam melakukan proses manajerialnya bekerja sesuai
dengan tatanan manajemen, yaitu melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan control, walau pada teori manajemen lain lebih banyak dari itu. Prinsip manajerial di atas
hanyalah pelengkap dari jiwa interpreneur seorang kepala madrasah yang harus tertanam
dalam diri kepala madrasah. Jiwa interpreneur tersebut antara lain:
b. Bekerja keras.
Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan madrasah sebagai organisasi pembelajar
yang efektif. Kepala madrasah yang interpreneur tentu pekerja keras. Tiada waktu
baginya untuk berdiam diri kecuali efektif sebagai rehat, karena terlalu banyak kerja.
Berdiam diri kepala madrasah sama dengan merenungkan akan apa yang harus dilakukan
dalam kurun waktu tertentu hingga batas tertentu. Waktu baginya laksana pedang yang
memiliki dua mata, satu untuk membedah hal-hal yang menghambat kemajuan madrasah
atau ide-ide kreatifnya, satunya lagi untuk memuluskan jalan kearah cita-citanya.
Kepala madrasah yang memupunyai jiwa wirausaha senantiasa mengoptimalkan
kerjanya dengan memadukan prinsip manajemen sehingga pekerjaannya selalu
dilandasari dengan perencanaan yang matang, sehingga ada keterkaitan yang kuat yang
efektif antara kerja keras dengan usaha pengembangan.
d. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang
dihadapi sekolah/madrasah.
Pantang menyerah dalam istilah kewirausahaan merupakan jiwa yang ulet,
istiqamah dalam mencapai tujuan walaupun kendala yang dihadapi begitu kuat. Jiwa ini
dibutuhkan oleh kepala madrasah agar yang yang menjadi tujuan pengembangan bisa
tercapai.
V. Penutup
A. Kesimpulan
Membangun kerja wirausaha bagi kepala madrasah merupakan keniscayaan di era
pemerintahan saat ini. Dimana madrasah dengan regulasi PMA 58 tahun 2017, harus
mampu berdiri sendiri, dilatih untuk berdiri sendiri sebagai persiapan swastanisasi
lembaga pendidikan. Manakala lembaga pendidikan seperti madrasah mampu berdiri
sendiri, maka pemerintah bisa mengalokasi pendanaan pendidikan di sumber belajar yang
lain. Karenanya semangat kewirausahaan tetap harus ditumbuhkan di kalangan madrasah,
mulai dari jiwa interpreneur kepala madrasah, juga guru-guru harus mampu mencari
peluang sekecil apapun untuk memanfaatkan media yang ada memaksimalkan proses
pembelajaran di kelas. Demikian juga peserta didik diarahkan mandiri untuk memenuhi
kebutuhan belajarnya.
B. Saran-Saran
Salah satu keinginan guru yang utarakan disini adalah hendaknya ada sinergitas
pelaksanaan semangat kewirausahaan ini antara kepala madrsasah, lembaga Pembina,
seperti kanwil, kemenag, dan lembaga terkait lainnya untuk sama-sama mendorong upaya
yang dilakukan kepala madrasah baik aspek sumber daya, maupun rencana anggaran yang
bisa diberikan. Kalau tidak maka berikan ruang seluas-luasnya bagi kepala madrasah untuk
memaksimalkan masyarakat untuk mendukung kerja kepala madrasah.
Kepada Yth.
Di Tempat
Dengan ini kami melaporkan kepada Ketua Yayasan Madrasah Ibtidaiyah Al-Amalul Khair
Palembang, bahwasannya keadaan tahun ajaran baru 2023/ 2024 :
1. Wali kelas dan guru berjumlah 23 orang
2. Jadwal mata Pelajaran
3. Ruang kelas berjumlah 21 kelas
Demikian laporan ini kami sampaikan, atas perhatiannya kamu ucapkan terima kasih
Kelas V
Di
Tempat
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Kepada bapak/ibu Orang Tua/wali Siswa semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Bersama ini Kami mengharap kehadiran Bapak/Ibu Orang Tua/Wali:
Nama Siswa : Amel
Kelas :V
Kehadiran Bapak/Ibu Orang Tua/Wali Siswa sangat kami harapkan untuk kepentingan mengenai
pindahan yang belum diselesaikan (NISN) Siswi tersebut.
Demikian surat ini kami berikan, atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Palembang, Agustus 2023
Kepala MI Al Amalul Khair
Kelas V
Di
Tempat
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Kepada bapak/ibu Orang Tua/wali Siswa semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT.
Bersama ini Kami mengharap kehadiran Bapak/Ibu Orang Tua/Wali:
Nama Siswa : Alfaro
Kelas :V
Kehadiran Bapak/Ibu Orang Tua/Wali Siswa sangat kami harapkan untuk kepentingan mengenai
pindahan yang belum diselesaikan (NISN) Siswi tersebut.
Demikian surat ini kami berikan, atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Palembang, Agustus 2023
Kepala MI Al Amalul Khair