Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan Pressure Transmitter

Pada industri minyak dan gas, terdapat alat pressure transmitter yang dibutuhkan
untuk mengukur dan menstandarisasi sinyal yang dikeluarkan oleh pressure sensor menjadi
sinyal yang dapat diterima dan dibaca oleh suatu kontroler. Dengan adanya alat ini,
kebocoran gas di dalam pipa pada industri dapat terdeteksi dan mencegah timbulnya
kecelakaan lain yang dapat diakibatkan oleh kejadian ini. Banyak industri yang menggunakan
alat pressure ini. Misalnya saja industri pesawat terbang, otomotif, makanan dan minuman,
dan industri lainnya. Alat ini dapat bekerja dengan mengukur tekanan bahan bakar, air,
udara, dan sebagainya. Pressure transmitter adalah alat yang digunakan untuk
menstandarisasi sinyal yang dikeluarkan oleh pressure sensor menjadi suatu sinyal yang
dapat diterima dan kemudian dibaca oleh kontroler. Alat ini banyak digunakan di industri
yang banyak menggunakan minyak dan gas, seperti industri otomotif, pesawat terbang,
makanan dan minuman, dan banyak industri lain. Tekanan yang diukur berasal dari fluida
atau segala zat yang bisa mengalir seperti bahan bakar, air, udara, dan lain-lain. Pada
umumnya, gaya tekan yang diukur dalam industri adalah segala zat yang bisa mengalir atau
fluida jadi tidak heran apabila pressure transmiter banyak digunakan pada industri
pengolahan air dan gas, tujuan adanya pengujian ini adalah untuk mengetahui tekanan yang
terukur pada alat ketika udara dialirkan dan mengetahui lebih lanjut cara keja pengukuran
tekanan pada pressure transmitter. Udara yang dibuat untuk feed percobaan menggunakan
compressor.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merangkai alat yang akan digunakan
sesuai modul. Rangkaian dimulai dengan power supply yang disambungkan pada APK
fieldmate dan multimeter. Hasil pengukuran yang tidak konsisten akan berpengaruh langsung
terhadap kualitas produk. Jenis arus listrik yang digunakan adalah AC karena arus ini lebih
aman dibandingkan arus DC. Hal tersebut dikarenakan besarnya arus AC lebih kecil
dibandingkan arus DC. Pressure Transmitter akan menstandarkan sinyal yang dikeluarkan
oleh sensor tekanan. Sehingga sinyal tersebut nantinya bisa diterima oleh kontroler. Adapun
rentang sinyal yang bisa diterima oleh kontroler yaitu 3-15 Psi (pound square inch), 1-20 mA,
dan 1-5 Volt. Alasan sinyal dari sensor pressure harus distandarkan adalah karena sinyal
output dari sensor ini terlalu kecil yakni 0-3 mV. Setelah semua alat dirangkai atau
tersambung, praktikan menyalakan power supply dan mulai mengkalibrasi pressure
transmitter. Selanjutnya mengkalibrasi kompresor dinyalakan agar udara dapat mengalir dan
dapat diukur tekananya. Pengukuran tekanan dilakukan dengan menaikan dan menurunkan
pressure gauge secara bertahap sesuai dengan nilai eperasi yang ditentukan. Nilai percobaan
tekanan akan otomatis muncul pada pressure transmitter sementara nilai percobaan arus akan
muncul pada multimeter.

Pada praktikum percobaan ini, kami melakukan 4 kali percobaan dnegan


menggunakan 2 tegangan yang berbeda yaitu 12 V dan 24 V. Kedua tegangan trsebut
digunakan agar mengetahui perbandingan hasil yang didapat. Keempat percobaan tersebut
dilakukan dengan nilai operasi berturut-turut sebesar 0 psi, 10 psi, 20 psi, 30 psi, dan 40 psi
serta nilai perhitungan multimeter berturut-berturut sebesar 4 mA, 7,2 mA, 10,4 mA, 13,6
mA, dan 17,8 mA. Percobaan dimulai dengan menaikkan dan menurunkan tekanan agar
terbaca oleh pressure transmitter. Pada percobaan pertama dengan resistor 12 Volt dan nilai
operasi 0-40 Psi, Pada pengukuran naik didapat hasil percobaan tertinggi sebesar 81,1 Psi
pada nilai operasi 40 dan hasil percobaan terendah adalah 0,1 Psi pada nilai operasi 0. Pada
pengukuran turun didapat hasil percobaan tertinggi sebesar 81,4 Psi pada nilai operasi 40 dan
hasil percobaan terendah adalah 0,1 Psi pada nilai operasi 0. Selanjutnya, untuk nilai hasil
percobaan arus naik hasil percobaan tertinggi sebesar 13,8 mA pada nilai operasi 17,8 dan
hasil percobaan terendah adalah 4,022 Psi pada nilai operasi 4. Untuk kondisi turun nilai
hasil percobaan tertinggi sebesar 13,8 mA pada nilai operasi 17,8 dan hasil percobaan
terendah adalah 4,041 mA pada nilai operasi 4. Untuk perhitungan nilai error pada tekanan
berturut turut mendapatakan nilai kenaikan -1,23%, -0,72%, -1,06%, dan -1,02% dan data
turun -1,03%, -1,18%, -1,21% dan -1,57%. Selain itu menghitung nilai error tekanan berturut
turut sebesar pada kenaikan -0,005%, 0,027%, 0,002%, 0,06%, dan 0,22%, sementara didata
turun 0,22%, 0,07%, 0%, -0,11%, dan -0,01%. Praktikan melakukan kembali pengukuran
yang kedua dengan resistor yang sama. Pada percobaan kedua dengan resistor 12 Volt dan
nilai operasi 0-40 Psi, Pada pengukuran naik didapat hasil percobaan tertinggi sebesar 78,4
Psi pada nilai operasi 40 dan hasil percobaan terendah adalah 0,1 Psi pada nilai operasi 0.
Pada pengukuran turun didapat hasil percobaan tertinggi sebesar 78,4 Psi pada nilai operasi
40 dan hasil percobaan terendah adalah 0,1 Psi pada nilai operasi 0. Selanjutnya, untuk nilai
hasil percobaan arus naik hasil percobaan tertinggi sebesar 13,973 mA pada nilai operasi 17,8
dan hasil percobaan terendah adalah 4,015 Psi pada nilai operasi 4. Untuk kondisi turun nilai
hasil percobaan tertinggi sebesar 13,982 mA pada nilai operasi 17,8 dan hasil percobaan
terendah adalah 4,03 mA pada nilai operasi 4. Untuk perhitungan nilai error pada tekanan
berturut turut mendapatakan nilai kenaikan -1,14%, -0,985%, -0,94%, dan -0,96% dan data
turun -0,96%, -0,963%, -0,985% dan -1,1%. Selain itu menghitung nilai error tekanan
berturut turut sebesar pada kenaikan -0,0037%, -0,033%, 0,0029%, -0,011%, dan 0,215%,
sementara didata turun 0,214%, 0,0012%, 0,038%, 0,0034%, dan -0,0075%.

Tidak hanya satu resistor praktikan juga menggunakn resistor 24 Volt, Pada
percobaan pertama dengan resistor 24 Volt dan nilai operasi 0-40 Psi, Pada pengukuran naik
didapat hasil percobaan tertinggi sebesar 80 Psi pada nilai operasi 40 dan hasil percobaan
terendah adalah 0,1 Psi pada nilai operasi 0. Pada pengukuran turun didapat hasil percobaan
tertinggi sebesar 80,7 Psi pada nilai operasi 40 dan hasil percobaan terendah adalah 0,1 Psi
pada nilai operasi 0. Selanjutnya, untuk nilai hasil percobaan arus naik hasil percobaan
tertinggi sebesar 16,5 mA pada nilai operasi 17,8 dan hasil percobaan terendah adalah 4,02
Psi pada nilai operasi 4. Untuk kondisi turun nilai hasil percobaan tertinggi sebesar 16,73
mA pada nilai operasi 17,8 dan hasil percobaan terendah adalah 4,02 mA pada nilai operasi 4.
Untuk perhitungan nilai error pada tekanan berturut turut mendapatakan nilai kenaikan -
0,96%, -1,045%, -0,96%, dan -1% dan data turun -1,005%, -0,936%, -1,005% dan -0,98%.
Selain itu menghitung nilai error tekanan berturut turut sebesar pada kenaikan -0,005%,
0,027%, 0,002%, 0,06%, dan 0,22%, sementara didata turun 0,22%, 0,07%, 0%, -0,11%, dan
-0,01%. Praktikan melakukan kembali pengukuran yang kedua dengan resistor yang sama.
Pada percobaan kedua dengan resistor 12 Volt dan nilai operasi 0-40 Psi, Pada pengukuran
naik didapat hasil percobaan tertinggi sebesar 78,4 Psi pada nilai operasi 40 dan hasil
percobaan terendah adalah 0,1 Psi pada nilai operasi 0. Pada pengukuran turun didapat hasil
percobaan tertinggi sebesar 78,4 Psi pada nilai operasi 40 dan hasil percobaan terendah
adalah 0,1 Psi pada nilai operasi 0. Selanjutnya, untuk nilai hasil percobaan arus naik hasil
percobaan tertinggi sebesar 13,973 mA pada nilai operasi 17,8 dan hasil percobaan terendah
adalah 4,015 Psi pada nilai operasi 4. Untuk kondisi turun nilai hasil percobaan tertinggi
sebesar 13,982 mA pada nilai operasi 17,8 dan hasil percobaan terendah adalah 4,03 mA
pada nilai operasi 4. Untuk perhitungan nilai error pada tekanan berturut turut mendapatakan
nilai kenaikan -1,14%, -0,985%, -0,94%, dan -0,96% dan data turun -0,96%, -0,963%, -
0,985% dan -1,1%. Selain itu menghitung nilai error tekanan berturut turut sebesar pada
kenaikan -0,0037%, -0,033%, 0,0029%, -0,011%, dan 0,215%, sementara didata turun
0,214%, 0,0012%, 0,038%, 0,0034%, dan -0,0075%. (Sukun struk ,2023).

Pada Percobaan ini, untuk penggunaan alat multimeter yang error akan menghasilkan
nilai percobaan yang kurang akurat. Untuk menghindari masalah tersebut agar tidak terulang
kembali, praktikan harus melakukan pengecekan secara berkala pada alat yang digunakan
sebelum percobaan dimulai. Salain itu, saat praktikum terdapat kendala pada alat, dan
terpaksa alat tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu . Dalam pembacaan, praktikan
terlambat untuk membaca hasil.

Anda mungkin juga menyukai