Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fitria Utami Rahayu

NIM : 6511421087

Rombel : 5B Gizi

Tugas Manajemen Data Kesehatan

1. Uji Korelasi Pearson (BBA dan Kebutuhan Energi)

Keterangan :

- Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka berkorelasi.


- Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak berkorelasi.

Derajat hubungan :

- 0,00 s/d 0,20 = tidak ada korelasi


- 0,21 s/d 0,40 = korelasi lemah
- 0,41 s/dd 0,60 = korelasi sedang
- 0,61 s/d 0,80 = korelasi kuat
- 0,81 s/d 1,00 = korelasi sempurna

Berdasarkan output, nilai signifikansi 0,000 < 0,05, maka berkorelasi. Yang artinya terdapat
hubungan antara berat badan dengan kebutuhan energi. Derajat korelasi berdasarkan output
yaitu 0,748 (korelasi kuat). Artinya berat badan actual secara positif berhubungan dengan
kebutuhan energi dengan derajat korelasi kuat.

- r hitung > r tabel = berhubungan


- r hitung < r tabel = tidak berhubungan

r hitung = 0,748

r tabel = 0,432

0,748 > 0,537, sehingga terdapat hubungan variabel berat badan actual dengan angka
kebutuhan energi.

2. Uji korelasi Pearson (TB, BB, Fat Mass Cabor)

Dari output diketahui nilai signifikansi X1 dan Y yaitu 0,112 > 0,05, maka tidak
berkorelasi. Yang berarti tidak terdapat hubungan antara tinggi badan dan fat mass cabor.
Selanjutnya, nilai signifikansi X2 dan Y yaitu 0,000 < 0,05, maka berkorelasi. Artinya
terdapat hubungan antara berat badan dan fat mass cabor. Derajat korelasi antara X2 dan
Y yaitu 0,461 (korelasi sedang), berarti berat badan secara positif berhubungan dengan fat
mass cabor dengan derajat korelasi sedang.
r hitung = 0,461
r tabel = 0,278
0,461 > 0,278, sehingga terdapat hubungan antara variabel berat badan dan fat mass
cabor.

Anda mungkin juga menyukai