Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KESEHATAN DAN TUMBUH KEMBANG ANAK

INDIKATOR TUMBUH KEMBANG ANAK SETIAP FASE SERTA


PROGRAM DAN KEBIJAKANNYA

Oleh:

Kelompok 8

Cindy Amalia Pulungan 2111211011

Novira Ramadani 2111211019

Rakhma Khalisha 2111213047

Rahmi Syahriza 2111212061

Dosen Pengampu:

Dr. Mery Ramadani, S.KM. M.KM

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2023
1. Masa prenatal
a. Fase embrio
Fase embrio yaitu bagian dari perkembangan sebelum kelahiran yang
terjadi dari 2-8 minggu sejak masa pembuahan. Selama fase embrio,
kecepatan dalam proses pembedaan sel semakin intensif,system
pendukung pada sel mulai terbentuk,dan organ tubuh mulai terlihat.
1) Bulan Pertama (Minggu ke 1-4)
Minggu pertama kehamilan dihitung sejak hari pertama menstruasi
terakhir. Pada minggu pertama, belum ada janin yang terbentuk di
dalam Rahim, Dokter akan menghitung usia kehamilan ibu dari hari
terakhir menstruasi hingga minggu ke 40. Memasuki minggu kedua,
ibu mengalami ovulasi, yaitu lepasnya sel telur yang sudah matang
ke saluran tuba falopi dan siap dibuahi oleh sel sperma. Rahim akan
mempersiapkan kehamilan dengan mempertebal dinding rahim
untuk tempat menempelnya embrio. Memasuki minggu ketiga, janin
sudah berbentuk blastokista yang merupakan hasil pertemuan sel
telur dengan sel sperma, dan siap melakukan perjalanan dari tuba
fallopi untuk menempel di Rahim. Minggu keempat, terjadi
penempelan (implantasi) embrio di dinding rahim. Embrio telah
membelah dan memiliki tiga lapisan yang kelak akan menjadi organ-
organ tubuh bayi, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
2) Bulan Kedua (Minggu ke 5-8)
Masuk bulan kedua mulai adanya fetus, fetus adalah janin yang
berkembang perkembangan setelah fase pembuahan. Janin dalam
kandungan telah berukuran sebesar biji jeruk, dan terus tumbuh
dengan cepat. Saat ini, jantung dan pembuluh darahnya mulai
terbentuk. Memasuki minggu ke 5 dan 6, embrio akan berukuran
kurang lebih 5 seperempat inci dari kepala hingga bokong. Rahang,
pipi, dan dagunya mulai terbentuk, titik hitam di wajah akan
terbentuk menjadi mata si Kecil kelak. Selain itu, organ ginjal, hati
dan paru-paru akan mulai terbentuk dan jantungnya sudah mulai
berdetak. Minggu ke 7 sudah berukuran sebesar bluberi (10.000 kali
lebih besar dari ukurannya saat pembuahan), dan otak sudah mulai
terbentuk. Di periode yang sama, perkembangan janin dalam
kandungan mulai membentuk kaki dan tangannya akan mulai
terbentuk, dan ginjal akan bergeser ke posisinya dan mulai
membentuk urin. Memasuki minggu ke 8, sudah berukuran sebesar
buah raspberry. Bibir, hidung, alis mata dan kaki mulai terbentuk.
Meskipun si ibu belum bisa merasakan Gerakan kakinya namun
embrio sudah bisa menggerakan kakinya.
b. Fase fetus
1) Bulan Ketiga (Minggu ke 9-13)
Pada minggu ke 9, telah berubah dari embrio menjadi fetus atau
janin, dengan ukuran kurang lebih 1 inci, kira-kira sebesar buah
zaitun dan berbentuk seperti bayi. Otot-ototnya pun sudah mulai
terbentuk, hingga gerakannya semakin kuat, meskipun ibu belum
bisa merasakannya. Memasuki minggu ke 10, janin berukuran 1
setengah inci berukuran sebesar buah prune. Rangka dan tulang
rawannya sudah terbentuk, siku dan lengan mulai bisa digerakkan
meskipun ukurannya masih sangat kecil dan calon giginya terbentuk
di bawah gusinya. Jika janin berjenis kelamin laki-laki, testisnya
sudah mulai memproduksi hormon testosteron. Pada minggu ke 11,
perkembangan janin dalam kandungan sudah berukuran kurang
lebih 2 inci. Kuku tangan dan kakinya pun mulai terbentuk. Jika
janin berjenis kelamin perempuan, maka indung telurnya mulai
berkembang. Memasuki minggu ke 12, janin telah tumbuh hingga
2,5 inci dan memiliki berat kurang lebih setengah ons dengan ukuran
sebesar buah plum. Sistem pencernaannya mulai bekerja, sumsum
tulang mulai membentuk sel darah, dan kelenjar pituitary di otaknya
mulai memproduksi hormon. Pada minggu ke 13 memasuki
trimester kedua perkembangan si Kecil. Ia telah berukuran sebesar
buah peach, dengan ukuran kepalanya setengah dari ukuran seluruh
tubuh.
2) Bulan Keempat (Minggu ke 14-17)
Di periode perkembangan janin dalam kandungan ini, kehamilan
memasuki trimester kedua. Mulai periode ini, perkembangan janin
dalam kandungan tumbuh lebih cepat atau lebih lambat dari teman-
teman sebayanya. Saat ini janin berukuran sebesar kepalan tangan
ibu. Lehernya mulai memanjang dan kepalanya semakin tegak.
Rambut kepala dan alisnya mulai tumbuh, seperti juga rambut halus
di seluruh tubuhnya yang disebut lanugo yang berfungsi sebagai
selimut penghangat untuk si Kecil sebelum deposit lemak dibawah
kulitnya terbentuk. Di minggu ke 15, janin telah berukuran sebesar
jeruk navel. Saat ini, si Kecil mulai bisa melakukan gerakan bernafas
dan menelan, dan bahkan bisa menghisap jarinya. Janin akan
semakin aktif menendang, menekuk tangan dan kaki, dan
menggerakkan lengan dan kaki. Di minggu ke 16, janin akan
berukuran 4 sampai 5 inci dan beratnya kurang lebih 3 sampai 5 ons.
Ototnya semakin kuat dan wajahnya akan semakin terlihat , dengan
mata dan telinga yang sudah tepat pada posisinya. dan mulai bisa
bergerak ke kanan dan kiri. Memasuki minggu ke 17 si Kecil sudah
seukuran telapak tangan ibu. Jaringan lemaknya mulai berkumpul di
bawah kulitnya, meskipun si Kecil masih tampak kurus, dan kulitnya
masih transparan. Keterampilan penting untuk menghisap dan
menelan sudah mulai berkembang agar si Kecil bisa menyusu saat
sudah ia lahir.
3) Bulan Kelima (Minggu ke 18-22)
Minggu ke 18 janin sudah berukuran 5,5 inci dan beratnya kurang
lebih 5 ons. Saat ini ibu sudah bisa merasakan gerakan janin, karena
dia mulai aktif berputar, meninju dan menendang. Memasuki
minggu ke 19, si Kecil sudah berukuran sebesar buah mangga.
Lapisan lemak (vernix caseosa) di atas kulitnya mulai terbentuk
untuk melindunginya dari cairan amnion. Jika tidak, maka janin
akan tampak keriput saat lahir. Saat minggu ke 20, janin sudah
tumbuh seukuran buah blewah, pada minggu ke 22 kita sudah bisa
melihat jenis kelamin janin. Alat reproduksi janin mulai terbentuk,
misalnya indung telur dan vagina untuk bayi perempuan dan testis
dan kantung kemaluan pada bayi laki-laki. Memasuki kehamilan
minggu ke 21 si Kecil mulai bisa menelan cairan ketuban, dan dia
bisa merasakan apa yang ibu makan. Di minggu ke 22, janin
berukuran 1 pon dan panjang 8 inci, kira-kira seukuran boneka kecil.
Indera perasa, penglihatan, pendengaran dan pengecapan mulai
berfungsi.
4) Bulan Keenam (Minggu ke 23-27)
Memasuki minggu ke 23, janin sudah berukuran panjang 8 inci dan
berat 1 pon lebih. Pada minggu ke 24, janin semakin menumpuk
lemak di tubuhnya, sebagaimana tumbuhnya tulang, otot dan organ-
organ tubuhnya. Saat ini wajahnya sudah hampir sempurna
terbentuk dengan helai rambut masih berwarna putih dan belum
terbentuk pigmen. Pada minggu ke 25, paru-parunya mulai mulai
membentuk kantung-kantung udara, tetapi belum siap untuk
berfungsi menghirup udara. Lubang hidungnya telah terbentuk dan
si Kecil mulai dapat berlatih untuk "bernafas". Pada minggu ke 26,
berat si Kecil kira-kira 2 pon dan panjangnya 9 inci. Si Kecil sudah
bisa membuka matanya di minggu ini, setelah retina matanya
berkembang, walau bagian mata yang berwarna (iris) masih belum
punya pigmen. Pada minggu ke 27, si Kecil sudah memiliki organ
pengecapan di lidahnya lebih banyak dari saat dia lahir. Sehingga
dia lebih bisa merasakan apa yang Mama makan melalui rasa air.
5) Bulan Ketujuh (Minggu ke 28-31)
Pada minggu ke 28, si Kecil berukuran panjang 16 inci dengan berat
badan 2,5 pon. Si Kecil saat ini mulai bisa mengedip, dan dia juga
mulai bisa tertidur dan bermimpi. Memasuki minggu ke 29, si Kecil
akan lebih banyak menumpuk lemak di dalam tubuhnya, dan rahim
Mama mungkin semakin sempit baginya untuk bergerak. Mama
mungkin bisa merasakan tendangan dan sikutan yang lebih kuat saat
ini. Di minggu ke 30, si Kecil berukuran panjang 17 inci, dan berat
3 pon lebih. Minggu ini, otak si Kecil berkembang pesat dan lipatan-
lipatan pada otaknya semakin banyak dan besar. Si Kecil akan mulai
kehilangan rambut-rambut halusnya seiring dengan semakin
banyaknya lemak di dalam tubuhnya. Pada minggu ke 31, otak si
Kecil mulai tumbuh pesat, dan membuat sambungan antar sel saraf
(neuron) semakin banyak dan kompleks agar ia siap untuk
mempelajari hal-hal baru kelak. Saat ini si Kecil lebih sering tertidur
dan Mama bisa merasakan pola tidurnya, di mana ia akan lebih
sedikit bergerak saat ia tertidur.
6) Bulan Kedelapan (Minggu ke 32-35)
Memasuki perkembangan janin dalam kandungan minggu ke 32, si
Kecil semakin sering berlatih untuk bertahan hidup di luar rahim,
misalnya dengan melakukan gerakan menghisap, menelan, bernafas
dan menendang. Minggu ini kulit si Kecil semakin tebal dan tidak
lagi transparan. Pada minggu selanjutnya, antibodi dari Mama mulai
mengalir kepada si Kecil melalui tali pusatnya. Antibodi ini berguna
untuk melindunginya dari berbagai kuman penyakit. Pada minggu
ke 33, si Kecil berukuran kurang lebih panjangnya 20 inci dan
memiliki berat 5 pon, dengan kuku yang mulai memanjang. Pada
minggu ke 34, si Kecil terus tumbuh dan berat badannya bisa baik
setengah pon per minggu. Minggu ini, si Kecil dalam rahim Mama
mungkin sudah berada di posisi kepala di bawah, atau jika bokong
di bawah, ia mungkin akan berputar sebentar lagi.
7) Bulan Kesembilan (Minggu ke 35-40)
Akhirnya Mama sampai ke bulan ke sembilan. Saat ini si Kecil
berukuran panjang 20 inci dan berat 6 pon. Sistem peredaran darah,
otot dan tulangnya sudah matang untuk kehidupan diluar rahim.
Tapi sistem pencernaannya belum siap, karena ia masih mendapat
suplai nutrisi dari Mama melalui tali pusatnya. Memasuki minggu
ke 37 si Kecil sudah siap dilahirkan, dan bisa disebut cukup bulan
saat ini. Namun bukan berarti ia berhenti tumbuh. Si Kecil terus
tumbuh kira-kira setengah pon per minggu (meskipun setiap bayi
bisa berbeda-beda). Pada minggu ke 38, semua sistem organ sudah
siap berfungsi untuk si Kecil. Si Kecil masih terus meluruhkan
lanugo (rambut halus) dan vernix caseosa (lapisan lemak di kulit)
dan menimbun lemak dalam tubuhnya, sehingga Mama bisa
menciumi pipi tembemnya kelak ia sudah lahir. Paru-parunya akan
memproduksi surfaktan, substansi yang berguna untuk
pengembangan organ saat ia pertama kali bernafas. Pada minggu ke
39, kepala si Kecil sudah turun ke rongga panggul ibu, sehingga ibu
bisa bernafas lebih lapang, tetapi mungkin sedikit tidak nyaman saat
berjalan. saat memasuki minggu ke 40, si Kecil sudah siap
dilahirkan.. Dan jika si Kecil belum juga lahir pada minggu ke 40,
dokter biasanya akan menunggu sampai minggu ke 42.

Kebijakan Pemerintah :

Kebijakan pemerintah yang terdapat dalam PERATURAN MENTERI


KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2021 :

1. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan paling sedikit 6 (enam) kali


selama masa kehamilan meliputi:
a) 1 (satu) kali pada trimester pertama
b) 2 (dua) kali pada trimester kedua; dan
c) 3 (tiga) kali pada trimester ketiga
2. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan dan paling sedikit 2 (dua) kali oleh dokter atau dokter spesialis
kebidanan dan kandungan pada trimester pertama dan ketiga
3. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
wajib dilakukan melalui pelayanan antenatal sesuai standar dan secara
terpadu
4. Pelayanan antenatal sesuai dengan standar sebagaimana dimaksud pada ayat
(6) meliputi:
a. pengukuran berat badan dan tinggi badan;
b. pengukuran tekanan darah;
c. pengukuran lingkar lengan atas (LiLA);
d. pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri);
e. penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin;
f. pemberian imunisasi sesuai dengan status imunisasi;
g. pemberian tablet tambah darah minimal 90 (sembilan puluh) tablet;
h. tes laboratorium;
i. tata laksana/penanganan kasus; dan
j. temu wicara (konseling) dan penilaian Kesehatan jiwa.
5. Pelayanan antenatal sesuai standar dan secara terpadu dilakukan dengan
prinsip:
a. deteksi dini masalah penyakit dan penyulit atau komplikasi
kehamilan;
b. stimulasi janin pada saat kehamilan;
c. persiapan persalinan yang bersih dan aman;
d. perencanaan dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
terjadi komplikasi; dan
e. melibatkan ibu hamil, suami, dan keluarga dalam menjaga kesehatan
dan gizi ibu hamil dan menyiapkan persalinan dan kesiagaan jika
terjadi penyulit atau komplikasi
6. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil harus dicatat dalam kartu ibu/rekam
medis, formulir pencatatan kohort ibu, dan buku kesehatan ibu dan anak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
7. Pelayanan konseling dilakukan sebelum dan setelah pelayanan medis

Program pemerintah yang dilakukan untuk ibu hamil diantaranya :

1. Program keluarga harapan yang selanjutnya disebut PKH adalah


program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada Keluarga Miskin
(KM). PKH membuka akses keluarga miskin terutama ibu hamil dan anak
untuk memanfaatkan berbagai fasilitas layanan kesehatan (faskes) dan
fasilitas layanan pendidikan (fasdik) yang tersedia di sekitar mereka.
2. Jampersal (jaminan persalinan)
3. Kegiatan posyandu (program Kesehatan ibu hamil)
Pelayanan yang diberikan posyandu kepada ibu hamil mencakup
pemeriksaan kehamilan dan pemantauan gizi. Tak hanya pemeriksaan, ibu
hamil juga dapat melakukan konsultasi terkait persiapan persalinan dan
pemberian ASI.Agar kondisi kehamilan tetap terjaga, ibu hamil juga bisa
mendapatkan vaksin TT untuk mencegah penyakit tetanus .Setelah
melahirkan, ibu juga bisa mendapatkan suplemen vitamin A, vitamin B, dan
zat besi yang baik dikonsumsi selama masa menyusui, serta pemasangan
alat kontrasepsi (KB) di posyandu.

2. Masa Posnatal

1) Masa Neonatus

Tahapan pertumbuhan pada masa bayi dibagi menjadi masa


neonatus dengan usia 0-28 hari dan masa paska neonatus dengan usia 29
hari-12 bulan. Masa neonatus merupakan bulan pertama kehidupan kritis
karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan, perubahan
sirkulasi darah, serta mulai berfungsinya organ-organ tubuh, dan pada paska
neonatus bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.
Masa ini merupakan masa terjadinya kehidupan yang baru dalam
ekstrauteri, yaitu adanya proses adaptasi semua sistem organ tubuh. Proses
adaptasi dari organ tersebut dimulai dari aktifitas pernapasan yang disertai
pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali permenit,
penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali per menit dengan ukuran
jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada. Perubahan
selanjutnya sudah dimulai proses pengeluaran tinja yang terjadi dalam
waktu 24 jam yang didalamnya terdapat mekonium. Hal tersebut akan
dilanjutkan dengan proses defekasi, seperti pada proses ekskresi dari apa
yang dimakan (ASI). Frekuensi defekasi tersebut dapat berkisar antara 3-5
kali seminggu (bergantung pada kondisi bayi dan susu yang dikonsumsi,
apakah ASI ataukah susu formula).
Perubahan pada fungsi organ yang lainnya adalah ginjal yang belum
sempurna, urine masih mengandung sedikit protein dan pada minggu
pertama akan dijumpai urine berwarna merah muda karena banyak
mengandung senyawa urat. Keadaan fungsi hati pun masih relatif imatur
dalam memproduksi faktor pembekuan, sebab belum terbentuknya usus
yang akan berperan dalam absorpsi vitamin K dan imunologi untuk
kekebalan bayi.

Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah yang terdapat dalam PERATURAN MENTERI


KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2021 :

1. Pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir sebagaimana dimaksud pada (1)
huruf b dilakukan paling sedikit 3 (tiga) kali yang meliputi:
a. 1 (satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 2 (dua) hari
pascapersalinan;
b. 1 (satu) kali pada periode 3 (tiga) hari sampai dengan 7 (tujuh) hari
pascapersalinan; dan
c. 1 (satu) kali pada periode 8 (delapan) hari sampai dengan 28 (dua
puluh delapan) hari pascapersalinan;
2. Pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dilakukan secara terintegrasi dengan pelayanan kesehatan bagi
ibu yang meliputi:
a. pelayanan kesehatan neonatal esensial dengan mengacu pada
pendekatan manajemen terpadu balita sakit;
b. skrining bayi baru lahir;
c. stimulasi deteksi intervensi dini pertumbuhan perkembangan; dan
d. pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi kepada ibu dan
keluarganya mengenai perawatan dan pengasuhan bayi baru lahir.

Program Pemerintah

1. Penyelenggaraan pemberian profilaksis injeksi vitamin K1 dilaksanakan


oleh fasilitas kesehatan pemerintah, swasta dan masyarakat yang berbasis
hak anak melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor.
2. Skrining bayi baru lahir ,dilakukan terhadap setiap bayi baru lahir oleh
tenaga kesehatan.Skrining Bayi Baru Lahir sedikit meliputi skrining
hipotiroid kongenital. Skrining hipotiroid kongenital dilakukan melalui
pengambilan sampel darah yang harus dilakukan pada bayi usia 48 (empat
puluh delapan) sampai 72 (tujuh puluh dua) jam. Dalam hal skrining
hipotiroid kongenital menunjukkan hasil positif, pengobatan harus
dilakukan terhadap sebelum Bayi berusia 1 (satu) bulan.

2) Masa Bayi

Masa bayi ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama
(antara usia 1-12 bulan) yaitu pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat
berlangsung secara terus menerus, khususnya dalam peningkatan susunan saraf.
Tahap kedua (usia 1-2 tahun) yaitu kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai
menurun dan terdapat percepatan pada perkembangan motorik.

1) Perkembangan motorik halus


• Usia 1 – 4 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat
melakukan hal-hal seperti memegang suatu objek, mengikuti
objek dari sisi ke sisi, menvoba memegang dan memasukan
benda kedalam mulut, memegang benda tapi terlepas,
memerhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua
tangan, serta menahan benda di tangan walaupun hanya
sebentar.
• Usia 4 – 8 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah sudah mulai
mengamati benda, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk
memegang, mengekplorasi benda yang sedang dipegang,
mengambil objek dengan tangan tertangkup, mampu menahan
kedua benda di kedua tangan secara simultan, menggunakan
bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta memindahkan
objek dari satu tangan ketangan yang lain.
• Usia 8 – 12 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah mencari atau
merainh benda kecil; bila diberi kubus mampu memindahkan,
mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu jari,
membenturkannya, serta meletakkan benda atau kubus ke
tempatnya.
• Usia 1 – 2 tahun
Perkembangan motorik halus pada usia ini dapat ditunjukan
dengan adanya kemampuan dalam mencoba, menyusun, atau
membuat menara pada kubus.

2) Perkembangan motorik kasar

• Usia 1 – 4 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan
kemampuan mengangkat kepala saat tegkurap, mencoba duduk
sebentar dengan ditopang, mampu duduk dengan kepala tegak,
jatuh terduduk dipangkuan ketika disokong pada posisi berdiri,
kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring
terlentang, berguling dari terlentang ke miring, kesisi lengan dan
tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk merangkak.
• Usia 4 – 8 bulan
Usia perkembangan motorik kasar awal bulan ini dapat dilihat
pada pertumbuhan dalam aktivitas, seperti posisi telungkup pada
alas dan sudah mulai mengangkat kepala dengan melakukan
gerakan menekan kedua tangannya. Pada bulan ke empat sudah
mampu memalingkan kepala ke kanan dan kiri, duduk dengan
kepala tegak, membalikan badan, bangkit dengan kepala tegak,
menumpu beban pada kaki dengan lengan berayun kedepan dan
kebelakang, berguling dari terlentang dan tengkurap, serta
duduk dengan bantuan dalam waktu yang singkat.
• Usia 8 – 12 bulan
Perkembangan motorik kasar dapat diawali dengan duduk tanpa
pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berdiri
2 detik dan berdiri sendiri.
• Masa 1 – 2 tahun
Dalam perkembangan masa anak terjadi perkembangan motorik
kasar secara signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu
melangkah dan berjalan dengan tegak. Sekitar usia 18 bulan
anak mampu menaiki tangga dengan cara 1 tangan dipegang.
Pada akhir tahun kedua sudah mampu berlari-lari kecil,
menendang bola, dan mulai mencoba melompat.

3) Perkembangan bahasa

• Usia 1 – 4 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya
kemampuan bersuara dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup,
berceloteh, mengucapkan kata “oh/ah”, tertawa dan berteriak,
mengoceh spontan, serta bereaksi dengan mengoceh.
• Usia 4 – 8 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah dapat menirukan
bunyi atau kata-kata, menoleh ke arah suara atau sumber bunyi,
tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi semakin banyak,
serta menggunakan kata yang terdiri atas dua suku kata dan
dapat membuat dua bunyi vokal yang bersamaan seperi “ba-ba”.

• Usia 8 – 12 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini adalah mampu
mengucapkan kata “papa” dan “mama” yang belom spesifik,
mengoceh hingga mengatakannya secara spesifik, serta dapat
mengucapkan satu samapai dua kata.
• Masa 1 – 2 tahun
Perkembangan bahasa masa anak ini adalah dicapainya
kemampuan bahasa pada anak yang mulai ditandai dengan anak
mampu memiliki sepuluh perbendaharaan kata;
tingginyakemampuan meniru, mengenal, dan responsip terhadap
orang lain; mampu menujukan dua gambar; mampu
mengkombinasikan kata-kata; seta mulai mampu menunjukan
lambaian anggota badan.

4) Perkembangan perilaku atau adaptasi sosial

• Usia 1 – 4 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dapat diawali dengan
kemampuan mengamati tangannya: tersenyum spontan dan
membalas senyum bila di ajak tersenyum; mengenali ibunya
dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan kontak;
tersenyum pda wajah manusia; waktu tidur dalam sehari lebih
sedikit dari pada waktu terjaga; membentuk siklus tidur bangun;
menangis bila terjadi sesuatu yang aneh; membedakan wajah-
wajah yang dikenal dan tidak dikenal; senang menatap wajah-
wajah yang dikenalnya; serta terdiam bila ada orang yang tak
dikenal (asing).
• Usia 4 – 8 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini antara lain anak
merasa takut dan terganggu dengan keberadaan orang asing,
mulai bermain dengan mainan, mudah frustasi, serta memukul-
mukul lengan dan kaki jika sedang kesal.

• Usia 8 – 12 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dimulai dengan
kemampuan bertepuk tangan, menyatakan keinginan, sudah
mulai minum dengan cangkir, menirukan kegiatan orang,
bermain bola atau lainnya dengan orang lain.
• Masa anak (1 – 2 tahun)
Perkembangan adaptasi sosial masa anak dapat ditunjukan
dengan adanya kemampuan membantu kegiatan dirumah,
menyuapi boneka, mulai menggosok gigi serta mencoba
mengenakan baju sendiri.

Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah yang terdapat dalam PERATURAN MENTERI
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2021 :

1. Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan adalah setiap kegiatan


dan/atau serangkaian kegiatan yang ditujukan pada ibu selama masa nifas
dan pelayanan yang mendukung bayi yang dilahirkannya sampai berusia 2
(dua) tahun.

2. Pelayanan kesehatan bagi bayi dan anak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Program Pemerintah

1. Program Percepatan Pencegahan Stunting merupakan program prioritas


pemerintah yang didukung oleh pimpinan pemerintah pusat, yaitu Presiden
dan Wakil Presiden, Kementerian/Lembaga terkait, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota sampai dengan pemerintah desa. Bahkan ada
23 Kementerian/Lembaga yang dikerahkan untuk berkolaborasi dalam
pencegahan stunting. Masing-masing Kementerian/Lembaga diharapkan
dapat saling berkoordinasi dan berkonsolidasi pada tugas dan fungsinya
masing-masing dengan tujuan yang sama yaitu untuk mendukung
pencegahan stunting. Program Percepatan Pencegahan Stunting bertujuan
untuk:

• Memastikan agar semua sumber daya diarahkan dan dialokasikan


untuk mendukung dan membiayai kegiatan-kegiatan prioritas,
terutama meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi pada
rumah tangga 1.000 HPK (ibu hamil dan anak usia 0-2 tahun).
• Agar semua pihak di semua tingkatan dapat bekerja sama untuk
mempercepat pencegahan stunting, dan
• Melibatkan Kementerian/Lembaga, akademisi dan organisasi
profesi, masyarakat madani, dunia usaha, dan mitra
pembangunan/donor.
Prioritas utama atau sasaran dari program pencegahan stunting adalah Ibu
hamil dan anak-anak usia 0-2 tahun atau rumah tanggal dengan seribu hari
pertama kelahiran (1.000 HPK).

2. Imunisasi rutin merupakan program pemerintah yang berarti masyarakat


tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkan vaksin tersebut,
termasuk vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

a. Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0-11 bulan

• 1 Bulan : BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan


polio

• 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk


rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia

• 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3

• 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio 4

• 9 Bulan : Campak, mencegah campak

b. Imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan

• Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah


penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan
meningitis

• Imunisasi campak rubella 1 dosis

3) Masa Pra Sekolah


1. Pertumbuhan Fisik
Tubuh anak usia prasekolah akan tumbuh 6,5 hingga 7,8 cm Per
Tahun. Tinggi Rata-Rata Anak Usia 3 Tahun Adalah 96,2 Cm, Anak-
Anak Usia 4 Tahun Adalah 103,7 cm dan rata-rata anak usia 5 tahun
Adalah 118,5 Cm. Pertambahan Berat Badan Selama Periode Usia
Prasekolah Sekitar 2,3 Kg Per Tahun. Rata-Rata Berat Badan Anak
Usia 3 Tahun Adalah 14,5 Kg Dan Akan Mengalami Peningkatan
Menjadi 18,6 Kg Pada Usia 5 Tahun. Tulang Akan Tumbuh Sekitar 5
Hingga 7,5 Sentimeter Per Tahun. Panjang Tengkorak Juga Bertambah
Sedikit, Dengan Rahang Bawah Menjadi Lebih Jelas. Rahang Atas
Melebar Selama Tahun Prasekolah Sebagai Persiapan Untuk
Munculnya Gigi Permanen, Biasanya Mulai Sekitar Usia 6 Tahun
(Kyle, 2012; Medlineplus, 2019).

2. Perkembangan Psikososial
Perkembangan Psikososial Pada Usia Prasekolah Adalah
Membangun Rasa Inisiatif Versus Rasa Bersalah, Anak Usia
Prasekolah Adalah Siswa Yang Ingin Tahu, Mereka Sangat Antusias
Mempelajari Hal-Hal Baru. Anak Usia Prasekolah Merasakan Suatu
Perasaan Prestasi Ketika Berhasil Dalam Melakukan Suatu Kegiatan,
Dan Merasa Bangga Dengan Seseorang Yang Membantu Anak Untuk
Menggunakan Inisiatifnya. Selama Tahap Inilah Anak-Anak
Membangun Dasar Kepercayaan Pada Lingkungan Sekitarnya. Namun,
Ketika Mereka Maju Ke Tahap Kedua, Penting Bagi Anak-Anak Kecil
Untuk Mulai Mengembangkan Rasa Kemandirian Dan Kontrol Pribadi.
Ketika 14 Mereka Belajar Melakukan Hal-Hal Baru Untuk Diri Mereka
Sendiri, Mereka Membangun Rasa Kontrol Atas Diri Mereka Sendiri
Dan Juga Kepercayaan Dasar Pada Kemampuan Mereka Sendiri. Anak-
Anak Pada Usia Ini Menjadi Semakin Mandiri Dan Ingin Mendapatkan
Kontrol Lebih Besar Atas Apa Yang Mereka Lakukan Dan Bagaimana
Mereka Melakukannya (Kyle, 2012).
3. Kognitif
Menurut Teori Jean Piaget Anak Usia Prasekolah Berada Di
Tahap Praoperasi. Pemikiran Pra Operasi Mendominasi Selama Tahap
Ini Dan Didasarkan Pada Pemahaman Dunia Yang Mementingkan Diri
Sendiri. Pada Fase Prakonseptual Pra Operasi Berpikir, Anak Tetap
Egosentris Dan Mampu Mendekati Masalah Hanya Dari Satu Sudut
Pandang. Tempat Pendidikan Anak Usia Dini Memainkan Peran
Penting Dalam Mendukung Perkembangan Kognitif Anak-Anak.
Mereka Menyiapkan Bahan Dan Lingkungan Secara Hati-Hati,
Merencanakan Pengalaman Pembelajaran, Menyediakan Perancah
Sesuai Kebutuhan, Dan Memanfaatkan Momen Yang Dapat Digunakan
Untuk Belajar.Anak Usia Prasekolah Sangat Ingin Belajar, Dan Cara
Terbaik Bagi Mereka Untuk Belajar Pada Usia Ini Adalah Melalui
Permainan.

4. Perkembangan Moral Dan Spiritual


Anak Usia Prasekolah Dapat Memahami Konsep Benar Dan
Salah Dan Sedang Mengembangkan Hati Nurani. Anak-Anak Mulai
Merasakan Emosi Dan Memahami Setidaknya Ada Perbedaan Antara
Apa Yang Benar Dan Apa Yang Salah. Kohlberg Mengidentifikasi
Tahap Ini (Antara 2 Dan 7 Tahun) Sebagai Tahap Prakonvensional,
Yang Ditandai Dengan Orientasi Hukuman-Dan-Kepatuhan 15
(Kohlberg, 1984). Todler Dan Anak Usia Prasekolah Termotivasi Oleh
Konsekuensi Dari Ancaman, Oleh Karena Itu Sejak Awal
Perkembangan Moral Mereka, Dapat Diamati Bahwa Mereka Sangat
Memperhatikan Tentang Hukuman Daripada Perasaan Orang Lain.

4) Masa Sekolah

Masa sekolah adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur
6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung. Secara formal
mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian
prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri
bertambah pula.
Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut peraturan
yang ada. Dimensi psikososial yang muncul pada masa ini adalah: sense of industry
sense of inferiority Anak didorong untuk membuat, melakukan dan mengerjakan
dengan benda-benda yang praktis, dan mengerjakannya sampai selesai sehingga
menghasilkan sesuatu. Berdasarkan hasilnya mereka dihargai dan bila perlu diberi
hadiah. Dengan demikian rasa/sifat ingin menghasilkan sesuatu dapat
dikembangkan. Pada usia sekolah dasar ini dunia anak bukan hanya lingkungan
rumah saja melainkan mencakup juga lembaga-lembaga lain yang mempunyai
peranan penting dalam perkembangan individu. Pengalaman-pengalaman sekolah
anak mempengaruhi industry dan inferiority anak. Anak dengan IQ 80 atau 90 akan
mempunyai pengalaman sekolah yang kurang memuaskan walaupun sifat industri
dipupuk dan dikembangkan di rumah. Ini dapat menimbulkan rasa inferiority (rasa
tidak mampu). Keseimbangan industry dan inferiority bukan hanya bergantung
kepada orang tuanya, tetapi dipengaruhi pula oleh orang-orang dewasa lain yang
dekat dan berhubungan dengan anak

Kebijakan pemerintah yang terdapat dalam PERATURAN MENTERI


KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014
1. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditujukan agar setiap Anak memiliki kemampuan
berperilaku hidup bersih dan sehat, memiliki keterampilan hidup sehat, dan
keterampilan sosial yang baik sehingga dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia
yang berkualitas.
2. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit melalui:
a. usaha kesehatan sekolah; dan
b. pelayanan kesehatan peduli Remaja.
3. Pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dilakukan oleh tenaga
kesehatan dengan melibatkan guru pembina usaha kesehatan sekolah, guru
bimbingan dan konseling, Kader kesehatan sekolah dan konselor sebaya.

Program pemerintah
1. Usaha Kesehatan Sekolah sebagaimana dimaksud dilakukan meliputi
kegiatan:
a. pendidikan kesehatan;
b. pelayanan kesehatan; dan
c. pembinaan lingkungan sekolah sehat.
2. Usaha Kesehatan Sekolah sebagaimana dimaksud dilaksanakan melalui
koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor.
3. Pelayanan Kesehatan melalui Usaha Kesehatan Sekolah dilakukan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5) Masa Remaja
1. Pertumbuhan Fisik Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai
puncak kecepatan. Pada fase remaja awal (11-14 tahun) karakteristik
seks sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara pada remaja
perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-laki, pertumbuhan
rambut ketiak, atau rambut pubis. Karakteristik seks sekunder ini
tercapai dengan baik pada tahap remaja pertengahan (usia 14-17 tahun)
dan pada tahap remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan pertumbuhan
reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang secara fisik.

2. Kemampuan berpikir Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan


energi baru serta membandingkan normalitas dengan teman sebaya
yang jenis kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir,
mereka telah mampu memandang masalah secara komprehensif dengan
identitas intelektual sudah terbentuk.

3. Identitas Pada tahap awal,ketertarikan terhadap teman sebaya


ditunjukkan dengan penerimaan atau penolakan. Remaja mencoba
berbagai peran, mengubah citra diri, kecintaan pada diri sendri
meningkat, mempunyai banyak fantasi kehidupan, idealistis. Stabilitas
harga diri dan definisi terhadap citra tubuh serta peran jender hampir
menetap pada remaja di tahap akhir.

4. Hubungan dengan orang tua Keinginan yang kuat untuk tetap


bergantung pada orangtua adalah ciri yang dimiliki oleh remaja pada
tahap awal. Dalam tahap ini, tidak terjadi konflik utama terhadap
kontrol orang tua. Remaja pada tahap pertengahan mengalami konflik
utama terhadap kemandirian dan kontrol. Pada tahap ini terjadi
dorongan besar untuk emansipasi dan pelepasan diri. Perpisahan
emosional dan dan fisik dari orangtua dapat dilalui dengan sedikit
konflik ketika remaja akhir. (Sumantri, 2014)
5. Hubungan dengan sebaya Remaja pada tahap awal dan pertengahan
mencari afiliasi dengan teman sebaya untuk menghadapi
ketidakstabilan yang diakibatkan oleh perubahan yang cepat;
pertemanan lebih dekat dengan jenis kelamin yang sama, namun
mereka mulai mengeksplorasi kemampuan untuk menarik lawan jenis.
Mereka berjuang untuk mengambil tempat di dalam kelompok; standar
perilaku dibentuk oleh kelompok sebaya sehingga penerimaan oleh
sebaya adalah hal yang sangat penting. Sedangkan pada tahap akhir,
kelompok sebaya mulai berkurang dalam hal kepentingan yang
berbentuk pertemanan individu. Mereka mulai menguji hubungan
antara pria dan wanita terhadap kemungkinan hubungan yang
permanen.

Program Pemerintah

1. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)


Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) adalah program atau
inisiatif yang dirancang khusus untuk memberikan perhatian kesehatan
yang lebih baik kepada remaja. Program ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan kesehatan yang unik dari kelompok usia ini, termasuk aspek-
aspek seperti kesehatan reproduksi, kesehatan mental, pencegahan penyakit
menular seksual, pencegahan kehamilan remaja, dan pemberian informasi
kesehatan yang tepat bagi remaja..
2. Layanan Konseling
Layanan konseling merupakan sesi diskusi antara anak usia sekolah
dan remaja dengan tenaga kesehatan secara individu atau kelompok untuk
memahami masalah kesehatan remaja yang sedang dialami.
3. Pembinaan Posyandu Remaja
Yang dimaksud adalah menghadirkan petugas di Posyandu remaja
untuk melakukan pendampingan kader remaja dalam penyelenggaraan
Posyandu remaja. Posyandu remaja merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat untuk
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja (10 - 18 tahun).
Penyelenggaraan Posyandu remaja meliputi 3 hal yaitu pemberian
KIE, pelayanan kesehatan, dan layanan konseling.
• Pemberian KIE yang diberikan antara lain terkait kesehatan
reproduksi, pendidikan keterampilan hidup sehat, gizi, pencegahan
kekerasan, pencegahan PTM dan PM dalam bentuk penyuluhan,
permainan, dan metode interaktif lainnya.
• Pelayanan kesehatan yang dilakukan antara lain skrining kesehatan
(contoh: pemeriksaan tanda vital, pengukuran status
gizi/antropometri, skrining anemia, dll), pemberian tablet tambah
darah pada remaja putri, layanan rujukannya, dll.
• Layanan konseling merupakan sesi diskusi antara remaja dengan
tenaga kesehatan/ kader remaja secara individu atau kelompok untuk
memahami masalah kesehatan remaja yang sedang dialami.
DAFTAR PUSTAKA

Ade, W. (2014) ‘Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja Dan


Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan Dan Keperawatannya’, Jurnal
Keperawatan Anak, 2(1), pp. 39–43. Available at:
http://103.97.100.145/index.php/JKA/article/view/3954.

Anggraeni, R. and Santoso, S. (2014) ‘Implementasi Kebijakan Pelayanan


Kesehatan Reproduksi Remaja di Kota Semarang’, Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents, 5(2), pp. 40–51.

Indriawan, I. and Wijiyo, H. (2020) Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta:Rineka.,


Https://Medium.Com/. Available at:
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf.

Prof. Achmad Surjono, PhD, SpAK. 1998. Penatalaksanaan Neonatus Risiko


Tinggi. Jakarta : EGC.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21


TAHUN 2021

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25


TAHUN 2014

Saifuddin, Abdul. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: JNP KKR-POG I-Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Sumantri, M. (2014) ‘Perkembangan Peseta Didik’, Pertumbuhan dan


Perkembangan Anak, pp. 1–52. Available at: https://bit.ly/2VT9PWh.

Anda mungkin juga menyukai