Anda di halaman 1dari 90

LAPORAN

KULIAH KERJA LAPANGAN I - 2023

Disusun Oleh:

NAMA : Abdul Iqram


NIM 2101095001
KELAS : IV A

KELOMPOK : 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul: “Laporan KKL-1 Mahasiswa Semester IV


Program Studi Pendidikan Geografi Tahun 2023”

Disusun Oleh:
NAMA : Abdul Iqram
NIM 2101095001
KELAS : IV A
KELOMPOK 3

Dibimbing Oleh TIM Dosen Pembimbing Program Studi


Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA

1. Drs. Tricahyono NH, M.Si


2. Mushodiq, M.Pd
3. Siti Dahlia, SPd., M.Sc
4. Alwin, M.Pd
5. Agung Adiputra, SPd., M.Si

Diterima dan disahkan

Di Jakarta, November 2023


Oleh Ketua Program Studi Pendidikan Geografi FKIP-UHAMKA

Dr. M. B. Ali Sya’ban, M.Pd


KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan
Kuliah Kerja Lapangan I.
Sebagaimana ketentuan yang ditetapkan oleh Universitas Muhammadiyah
Prof. Dr. Hamka Jakarta, bahwa seluruh mahasiswa semester IV diharuskan
menyusun laporan Kuliah Kerja Lapangan I untuk menjadi salah satu syarat yang
harus dipenuhi untuk melangkah ke jenjang Pendidikan berikutnya. Kuliah Kerja
Lapangan I dilaksanakan pada tanggal 11 s.d 13 September 2023 di UHAMKA
Boarding School. Dan kunjungan Instansi pada tanggal 24 dan 26 Oktober 2023 di
BIG, BMKG, BRIN Oseanografi, dan BNPB.
Dalam menyelesaikan Kuliah Kerja Lapangan I ini penulis banyak
mendapat bantuan, dorongan, bimbingan serta saran dan motivasi dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini perkenankan pula penulis mengucapkan
terima kasih yang setulus-tulusnya Kepada :
1. Bapak Dr. Purnama Syae Purrohman, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, beserta
staf.
2. Bapak Moh. Balya Ali Sya’ban, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Geografi.
3. Para dosen pembimbing yaitu Bapak Drs. Tricahyono NH, M.Si, Bapak
Mushoddik, M.Pd, Ibu Siti Dahlia, SPd., M.Sc, Bapak Agung Adiputra, SPd.,
M.Si, Bapak Alwin, M.Pd, yang telah membantu dalam memberikan arahan
yang terbaik bagi kami sebagai peserta Kuliah Kerja Lapangan I Tahun 2023.
4. Pihak UHAMKA Boarding School yang telah menerima dan memfasilitasi
peserta Kuliah Kerja Lapangan I Tahun 2023.
5. Seluruh Staf Instansi BIG, BMKG, BRIN Oseanografi, dan BNPB yang telah
memberikan materi serta bimbingannya.
6. Kepada Orang tua dan Keluarga tercinta yang tiada henti selalu memberikan
kasih sayang, motivasi dan dukungannya.
7. Seluruh rekan-rekan Kuliah Kerja Lapangan I yang telah berkonstribusi
dalam kegiatan Kuliah Kerja Lapangan I ini.
8. Seluruh anggota kelompok III yang telah bekerja sama dalam pengumpulan data
– data sampai dengan penyusunan laporan ini.
9. Berbagai pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Untuk semua bimbingan dan arahan yang telah diberikan, penulis mengucapkan
terimakasih. Semoga kebaikan Bapak/Ibu sekalian mendapat balasan yang berlipat
dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa
laporan ini tentu saja jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari berbagai pihak untuk menjadi bahan perbaikan dan
meningkatkan mutu laporan Kuliah Kerja Lapangan I i n i .
Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih dan diharapkan Laporan
Kuliah Kerja Lapangan I ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai sarana
menambah ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Aamiin ya robbal a’lamin.
Wassalammualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Bekasi , 30 Oktober 2023

Abdul Iqram
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................iv
BAB I PENGUMPULAN DATA...............................................................1
A. Geologi dan Geomorfologi................................................................1
B. Tanah dan Penggunaan Lahan...........................................................7
C. Metereologi, Klimatologi, dan Hidrologi........................................12
D. Kartografi.........................................................................................23
E. Demografi dan Sosial-Ekonomi......................................................35
BAB II KUNJUNGAN INSTANSI..........................................................68
A. BIG..................................................................................................68
B. BMKG.............................................................................................73
C. BNPB...............................................................................................77
D. BRIN................................................................................................80
BAB III PENUTUP...................................................................................86
DAFTAR PUSTAKA................................................................................88
LAMPIRAN..............................................................................................90
BAB I
PENGUMPULAN DATA

A. Geologi dan Geomofologi


1. Geologi

Kata geologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, yaitu geos (yang
berarti bumi) dan logos (yang berarti ilmu). Jadi, Geologi adalah studi
mengenai bumi dan fenomena yang terjadi di dalamnya. Menurut Munir
(1996) Geologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang gejala-gajala yang berkaitan dengan proses terbentuknya bumi.
Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari planet Bumi,
termasuk Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Karena Bumi
tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan
sejarahnya merupakan merupakan hal utama dalam memahami memahami
sejarah sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama
yang dipelajari dalam geologi.

Gambar 1 : Peta Geologi Bogor, Jawa Barat

Kabupaten Bogor terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia,


berdekatan dengan Jakarta di sebelah baratnya. Wilayah ini terletak
antara 106°24'00" hingga 106°48'00" Bujur Timur dan 6°37'00" hingga
7°11'15" Lintang Selatan. Dengan luas wilayah sekitar 2.712,5 km²,
kabupaten ini bersinggungan dengan Kabupaten Sukabumi di utara, Kota
Depok dan Kota Bogor di timur, Kabupaten Lebak (Provinsi Banten) di
selatan, serta Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang (Provinsi Banten)
di barat.

Topografi Kabupaten Bogor didominasi oleh pegunungan di bagian


utara dan selatan, sementara bagian tengahnya terdiri dari dataran rendah
dengan sungai- sungai yang melintasi daerah pertanian. Wilayah ini
memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang
tahun.
Kecamatan Jonggol di Kabupaten Bogor memiliki topografi yang
beragam, dengan kombinasi antara dataran rendah, perbukitan, dan area
pertanian. Terdapat pula beberapa sungai kecil yang melintasi wilayah
ini, serta kawasan hutan dan area alami di sekitar gunung atau bukit-bukit
kecil. Wilayah ini terletak antara 06°30’06” Bujur Timur dan
107°04’47,89” Lintang Selatan.
Daerah kabupaten Jonggol secara geologi merupakan area yang
terbilang masuk kedalam area geologi yang terdiri dari sejumlah struktur
sesar dan struktur lipatan regional, seperti Sesar Baribis, Sesar Jatiluhur,
Sesar Pelabuhan ratu dan Antiklin Jatiluhur, menunjukan bahwa aktivitas
tektonik pada kedua daerah tersebut di atas cukup tinggi. ARea Jonggol
umumnya berupa daerah perbukitan dan bergelombang. perbukitan
dengan kemiringan sedang hingga terjal disusun oleh batuan sedimen
Tersier, batuan vulkanik Kuarter dan intrusi batuan beku. Sebaran batuan
sedimen Tersier membentuk rangkaian perbukitan berarah barat-timur.
Batuan sedimen yang terdapat di daerah ini meliputi batu pasir,
batu lempung, dan batu kapur. Batuan-batuan ini terbentuk dari endapan
material yang terkumpul di lingkungan laut, sungai, dan danau pada masa
lampau. Selain itu, di sekitar Jonggol juga terdapat beberapa gunung dan
perbukitan yang merupakan hasil dari aktivitas vulkanik. Salah satu
gunung yang terkenal di wilayah tersebut adalah Gunung Pangrango yang
termasuk dalam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Gunung ini
memiliki potensi untuk aktivitas gunung api yang masih aktif di masa
lalu. Wilayah Jonggol juga dilintasi oleh beberapa sungai dan memiliki
potensi kegiatan hidrologi yang penting. Dengan topografi yang berbukit-
bukit, daerah ini memiliki kemiringan yang cukup curam, sehingga erosi
dan sedimentasi dapat menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan
dalam pengelolaan lingkungan.
2. Geomorfologi

Verstappen (1983) mendefinisikan geomorfologi sebagai


studi bentang alam, juga dalam proses pembentukan, pembentukan
dan hubungan dengan lingkungan. Sebagai salah satu ilmu alam,
geomorfologi dapat didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan
fisik. Karena kehidupan di dunia ini tidak dapat lepas dari bentang
alam, penting untuk penerapan geomorfologi yang digunakan dalam
kehidupan.
Bloom (1978) percaya bahwa geomorfologi harus diperiksa
terhadap komponen-komponennya. Menggunakan faktor
mineralogi, litologi, proses perubahan asal (eksogen) dan faktor
endogen seperti gaya tektonik atau vulkanik. Dengan demikian
Geomorfologi adalah bidang sains yang meneliti bentuk permukaan
bumi (morfologi) bentuklahan / lanskap. Ditinjau dari asal bahasa,
geomorfologi terdiri dari tiga kata, yaitu geos, morphos, dan logos.
Geos berarti bumi, morfos berarti bentuk dan logo berarti ilmu.
Geomorfologi adalah studi tentang bentuk permukaan bumi.
Geomorfologi di Uhamka Boarding School Jonggol
Kabupaten Jawa Barat didapatkan dua satuan geomorfologi, yaitu 1.
Satuan Geomorfologi Berbukit- Bergelombang Denudasional 2.
Satuan Geomorfologi Berbukit Tersayat Tajam/Terjal Struktural.
Relief pada satuan ini dicirikan dengan ketinggian antara 200-
5010m di atas permukaan laut. Kondisi topografi yang berlereng
terjal menyebabkan daerah ini rawan akan pergerakan tanah atau
longsor. Jenis litologi batuannya berupa batulempung karbonatan
meningkatkan pula kerawanan terhadap pergerakan tanah atau
longsor. Serta memiliki kemiringan lereng mencapai 15%-25% hal
ini yang menyebabkan mudahnya longsor apa lagi ketika masuk
musim penghujan.

Gambar 1.1 : Peta Geomorfologi Bogor, Jawa Barat


Relief pada satuan ini dicirikan dengan ketinggian antara 0-
5m di atas permukaan laut. Kenampakan di lapangan berupa daerah
persawahan. Kondisi topografi yang berlereng landai menyebabkan
daerah ini mempunyai tingkat kerawanan longsor yang minim
namun jenis litologi batuan yang terkandung dalam morfologi ini
adalah Satuan Batupasir selang-seling batulempung karbonatan
yang dapat meningkatkan kerawanan terhadap kemungkinan
pergerakan tanah. Terletak tepat dengan sekolah Uhamka Boarding
School.

Gambar 1.2 : Kondisi sungai di UHAMKA Boarding School

Pola aliran sungai subdendritik memiliki ciri-ciri percabangan


anak sungai membentuk seperti ranting pohon bercabang, dimana
disebabkan adanya pengaruh litologi dari batuan berestitensi
rendah. Berkembang di batuan sedimen litologi homogen, dimana
biasanya mempunyai ciri morfologi yang relative datar. Secara
genetik, jenis sungai di daerah pemetaan dapat dibagi menjadi 1
jenis yaitu: Sungai Subsekuen, merupakan sungai yang mengalir
searah dengan jurus perlapisan batuan, contoh kali yang digunakan
masyarakat setempat untuk MCK.
B. Tanah dan Penggunaan Lahan

Tanah merupakan lapisan teratas lapisan bumi. Tanah memiliki ciri


khas dan sifat-sifat yang berbeda antara tanah di suatu lokasi dengan lokasi
yang lain. Menurut Dokuchaev (1870) dalam Fauizek dkk (2018), Tanah
adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah
mengalami proses lanjut, karena perubahan alami di bawah pengaruh air,
udara, dan macam-macam organisme baik yang masih hidup maupun yang
telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna
hasil pelapukan.

Menurut Das (1995), dalam pengertian teknik secara umum, tanah


didefinisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-
mineral padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain
dan dari bahan-bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat
disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi ruangruang kosong di antara
partikel- partikel padat tersebut

Gambar 1.3 : Peta Tanah daerah Jonggol, Kab Bogor

Kelas kesesuaian lahan S1 merupakan lahan yang tidak mempunyai


pembatas besar untuk pengelolaan yang diberikan apabila digunakan sebagai
lahan sawah. Kelas kesesuaian lahan S1 di Kecamatan Jonggol dan
Klapanunggal memiliki luasan sebesar 1 446.18 ha atau 6.32 % dari total
keseluruhan. Lahan ini setelah diverifikasi lapang umumnya merupakan
lahan sawah, sehingga lahan sawah yang ada saat ini sangat sesuai untuk
tanaman padi sawah. Titik sampel tanah yang digunakan menggunakan tanah
sawah yang ada di wilayah tersebut Sifat fisik dan kimia yang sesuai dengan
kriteria kesesuaian lahan sehingga wilayah ini dikategorikan kelas S1.
Gambar 1.4 : Kondisi Fisik Tanah di UHAMKA Boarding School
Kriteria kesesuaian lahan yang digunakan dibedakan menjadi 2
(dua):kriteria dengan karakteristik lahan permanen, yang berarti relatif
tidak berubah dengan waktu, dan kriteriakarakteristik lahan tidak
permanen, yang berarti berubah dengan waktu dan/atau pengelolaan.Faktor
pembatas lahan yang dapat diperbaiki dan beberapa faktor pembatas tidak
dapat diperbaikipada skala usahatani, misalnya media perakarandengan
karaktersitiktekstur tanah.

Gambar 1.5 : Kondisi Lahan di UHAMKA Boarding School


DESKRIPSI UMUM SAMPEL TANAH - KKL-1 Pendidikan Geografi FKIP UHAMKA di Uhamka Boarding School Kabupaten Bogor JAWA BARAT

Nomor Lokasi Elevasi Bentuk Lahan, Kemiringan Vegetasi Drainase Kedalaman Material Singkapan Pengaruh Jenis dan
Sampel (meter) Fisiografi / Lereng Penggunaan Lahan Air Tanah Permukaan Batuan Manusia Keadaan
Topografi, Bentuk lereng Erosi
01 06°30'13,06 220M Struktural 15/25% Perkebunan - Bengkah Batu Agak Penggalian Splash Erotion
" (Melinjo dan Jambu Rombakan tersingkap, Tanah
LS dan Monyet) dengan
107°04'47,89 sample
" LS batuan yang
ditemukan
berjenis
(perlite)
yang
terbentuk
dari batuan
obsidian
DESKRIPSI SIFAT-SIFAT TANAH PENGAMATANLAPANGAN

Nomor Lokasi Horison Ap Batas


Sampel Tebal Warn Warn Tekstu Struktur Konsistensi Konsistensi pH Kelembaban Bahan Organik Ca Lepas
Konsistensi Krotovinas Crust Perakaran Horison
(cm) a a r Tnh Basah Tnh Lembab Tnh Kering
Bercak
01 06°30'1 494 Cm Dark Pinkish Pasir Granular Agak Gembur Tanah 6,8 10% - - Lubang - - -
3 Raddish White 40%, . Lekat dan Kering Tikus
06" LS Brown (HUE 5 Debu Agak agak Kera
dan (HUE Yr) 8/2 15%, Liat
107°04'4 2,5 Yr) Lia
7,87" 35%
LS
2, 5/3
DESKRIPSI SIFAT-SIFAT TANAH PENGAMATAN LAPANGAN
Uhamka Boarding School Kabupaten Bogor Jawa Barat

Horison Ap dan Horizon A


Nomor
Lokasi
Sampel Erodibilitas Metode Crumb Erodibilitas Metode Pinhole
Permeabilitas tanah Metode Inversed Augerhole
Test Test
01 06°30'13,06" Diketahui : Prosedur Kerja Crumb Test Prosedur kerja Pinhole Test
LS dan Diameter Langkah-langkah : Langkah-langkah :
107°04'47,87" : 8,4
1. Menyiapkan 3 Gelas 1. Langah awal yaitu
LS Jari-jari : 4,2 Piala. Masing- dengan perbuatan pasta
h (ti) : 32 masing berukuran tanah (tanah yang di
150 cc. campuri dengan air) pada
h (tn) p1 : 24 2. Diisi dengan air titik lekat
h (tn) p5 : 27 murni 2. Kemudian tanah yang
3. Kemudian membuat telah dicampur dengan
Lubang : 30 cm 3 gumpalan tanah air, dibentuk bulat
Paralon : 100 cm berdiameter 1 cm seperti bola yang
tanah yang hendak di kompak
Rumus : K = 1,15 r log [h (t ) r / 2] log [h (t ) r / 2] selidiki 3. Tanah yang berbentuk
tn - ti 4. Tenggelamkan lingkaran seperti bola
gumpalan tanah ke ditusuk dengan alat
gelas piala yang telah penusuk, hinggga tanah
terisi oleh air tersebut berlubang
5. Amati perubahan
gumpalan pada tanah
Jawaban : selama 5-10 menit berukuran 1 mm

K = 1,15 r log [h (t i) + r / 2] log [h (t n) + r / 2] Hasil Akhir : Hasil Akhir :


tn - ti Berdasarkan hasil dari Berdasarkan hasil pengamatan
pengamatan yang telah yang telah dilakukan maka
K = 1,15. 4,2 log [32 + 2,1] log [24 + 2,1] dilakukan, maka di peroleh diperoleh hasil yaitu : Kelas 1
hasil pengamatan yaitu (Air jernih tidak ada erosi pada
24 - 32 gumpalan tanah tidak berubah luban bola tanah)
dan ikatan partikel tanah
K = 1,15. 4,2 [1,53275438] - [1,41664051] masih utuh
24 - 32 (TINGKAT KELAS 1)
K = 1,15. 4,2 [0,11611387] = 0,07 m/s
-8
C. Meteorologi, Klimatologi dan Hidrologi
Meteorologi adalah cabang dari ilmu atmosfer yang mencakup kimia
atmosfer dan fisika atmosfer, dengan fokus utama berada pada ilmu
prakiraan cuaca. Menurut KBBI, meteorologi didefinisikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang ciri-ciri fisika dan kimia atmosfer. Meteorologi juga
mempelajari tentang bumi dan gejala- gejalanya, yang terkait dengan
komponen bumi yang berupa gas atau biasa disebut udara.
Klimatologi atau ilmu iklim adalah cabang ilmu pengetahuan yang
membahas sintesis unsur-unsur cuaca dan berkaitan dengan faktor-faktor
yang menentukan dan mengontrol distribusi iklim di atas permukaan bumi.
Klimatologi juga merupakan studi yang mempelajari tentang iklim yang
menjadi cabang dari ilmu atmosfer.
1. Data Curah hujan BMKG Stasium Klimatologi Karangploso
 Data Sekunder Curah Hujan

Rata-rata
Curah Hujan (mm) Pada Tahun Suhu
Bulan
Tahunan
2017 2018 2019 2020 2021
(mm)
Januari 310 129 206 129 346 224
Februari 388 182 315 182 219,3 257
Maret 276 173 460 173 352,3 287
April 167 235 66 235 525,3 246
Mei 165 6 61 6 348,8 117
Juni 22 15 2 15 30 17
Juli 1 7 0 7 93 22
Agustus 8 1 47 1 134 38

September 1 10 8 10 187 43
Oktober 15 61 92 61 142 74

November 25 272 174 272 466 242

Desember 208 423 241 423 261 311


Curah
Hujan 1.586 1.512 1.672 1.523 3.105,10 1.880
Tahunan
Banyaknya
Bulan Basah 6 6 5 6 10 7

Banyaknya
Bulan 0 1 3 1 1 1
Lembab
Banyaknya
Bulan Kering 6 5 3 5 1 4

Tabel 1. Data sekunder rata-rata curah hujan


(Sumber Data Curah Hujan stasiun klimatologi karangpoloso Tahun
2017- 2021)

Untuk menentukan tipe iklim dapat ditentukan melalui rumus:


Q = jumlah rata-rata bulan kering X 100 jumlah rata-rata bulan basah
= 4/7 x 100
= 0,57
Berdasarkan nilai quotion 0,57 dan menurut klasifikasi tipe iklim
Ferguson maka iklim desa Ngijo termasuk tipe iklim C dengan karakteristik
Agak Basah.
1. Data Kelembaban Udara Rata-rata
Kelembapan atau kelengasan adalah konsentrasi kandungan dari
uap air yang ada di udara. Kelembapan udara dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Kelembapan Spesifik: Merupakan rasio massa uap air per massa udara
kering.
b. Kelembapan Absolut: Merupakan massa total uap air dalam volume
udara tertentu.
c. Kelembapan Relatif (Nisbi): Merupakan perbandingan antara
kelembapan absolut dengan kelembapan maksimum pada suhu yang
sama.
Setiap jenis kelembapan ini memiliki peran dan pengaruhnya masing-
masing terhadap kondisi cuaca dan iklim.
 Data Sekunder kelembaban minimal

Kelembaban Minimal (%) Pada Tahun Rata-rata


Bulan
Kelembaban(%
2017 2018 2019 2020 2021
)
Januari 49 48 55 48 48 49,6
Februari 52 52 58 52 53 53,4
Maret 54 42 61 42 56 51
April 52 57 53 57 59 55,6
Mei 45 43 41 48 57 46,8
Juni 48 60 43 60 45 51,2
Juli 44 48 40 48 62 48,4
Agustus 39 44 56 44 64 49,4

September 36 27 28 27 55 34,6
Oktober 30 40 33 40 47 38

November 37 47 59 47 45 47

Desember 48 55 56 55 51 53

Rata-rata
kelembaba 45 47 49 47 54
n tahunan
Tabel 1.1 Data sekunder kelembaban minimal
(Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso 2017-2021)

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, bulan yang memiliki


minimal rata-rata kelembaban udara yang paling besar terjadi apada bulan
April sebesar 55,6%, yang memilki rata -rata kelembaban minimal udara
paling kecil adalah bulan September yaitu dengan nilai rata-rata 34,6%.
Untuk rata- rata kelembaban minimal tahunan yang paling besar di tahun
2021 dan paling kecil yaitu tahun 2017.
 Data Sekunder kelembaban maksimal

Rata-rata
Kelembaban Maksimal (%) Pada Tahun
Bulan Kelembaba
2017 2018 2019 2020 2021 n (%)
Januari 98 98 99 98 99 98
Februari 98 97 98 97 98 98
Maret 96 98 98 98 98 98
April 95 97 92 97 97 96
Mei 96 90 96 90 98 94
Juni 90 91 94 91 94 92
Juli 94 91 88 91 98 92
Agustus 98 95 94 95 94 95

Septembe 96 82 96 82 96 90
r
Oktober 88 88 95 88 98 91

Novembe 90 96 96 96 99 95
r

Desember 95 100 100 100 97 98

Rata-rata
kelembaban 95 94 96 94 97
tahunan
Tabel 1.2 Data Kelembaban Maksimal
(Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso 2017-2021)

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh bulan yang memiliki


maksimal rata-rata kelembaban udara yang paling besar terjadi pada bulan
Januari, Februari, maret dan desember sebesar 98%, yang memilki rata -rata
kelembaban minimal udara paling kecil adalah bulan September yaitu
dengan nilai rata-rata 90%. Untuk rata-rata kelembaban maksimal tahunan
yang paling besar di tahun 2021 sebesar 97% dan paling kecil yaitu tahun
2018 dan 2020 yaitu sebesar 94%.
 Data Sekunder kelembaban

Kelembaban Rata-rata (%) Pada Tahun Rata-rata


Bulan Kelembaba
n
2017 2018 2019 2020 2021 (%)
Januari 81 78 81 78 83 80,2
Februari 84 82 80 82 84 82,4
Maret 83 83 86 84 83 83,8
April 81 83 78 83 86 82,2
Mei 80 75 75 75 83 77,6
Juni 76 75 73 75 80 75,8
Juli 74 73 72 73 81 74,6
Agustus 72 73 77 73 78 74,6

Septembe 69 71 71 71 80 72,4
r
Oktober 66 71 74 71 80 72,4

Novembe 69 79 83 79 78 77,6
r

Desember 79 83 85 83 82 82,4

Rata-
rata 76,1 77,1 78 77 81,5 -
suhu
tahunan
Tabel 1.3 Data sekunder rata rata kelembaban
(Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso 2017-
2021)

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, bulan yang memiliki


rata- rata kelembaban udara yang paling besar terjadi pada bulan maret yaitu
sebesar 83,8% dan yang memilki rata -rata kelembaban udara paling kecil
adalah bulan september dan oktober yaitu dengan nilai rata-rata 72,4%.
Kelembaban udara jika dilihat dari tahun data yang menunjukan rata-rata
yang paling besar ada pada tahun 2021 dengan nilai rata-rata 81,5%,
sedangkan nilai rata-rata udara terkecil ada pada tahun 2017 dengan nilai
rata- rata 76,1%.
2. Data Rata- rata Tempratur udara

 Data Sekunder minimum Rata- rata Tempratur udara

Tempratur Minimum (℃) Pada Tahun Rata-rata


Bulan Tempratur
2017 2018 2019 2020 2021 (℃)
Januari 21 20,4 20,4 20,4 21,1 20,7
Februari 20,4 20,9 21,1 20,9 21,2 20,9
Maret 20,6 21,2 20,2 21,2 21,6 21,0
April 20,7 20,8 20,1 20,8 21,3 20,7
Mei 20,2 20,1 19,7 20,1 21,9 20,4
Juni 18,3 19,7 18,4 19,7 20,6 19,3
Juli 17,3 18,8 17,2 18,8 19,8 18,4
Agustus 17,1 17,8 18,1 17,8 19,9 18,1

September
17,1 17,7 18,1 17,7 20,8 18,3
Oktober 18,8 19,7 21 19,7 20,9 20,0
November 20,7 20,3 21,1 20,3 20,8 20,6
Desember 21,3 20,6 20,7 20,6 21 20,8
Rata-rata
temptature 19,5 19,8 19,7 19,8 20,9
tahunan

Tabel 1.4 Data sekunder rata-rata tempratur udara


minimum
(Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso 2017-2021)
Berdasarkan data rata-rata temperatur udara minimum dapat
diketahui data temperature minimum yang paling besar yaitu terjadi pada
bulan maret dengan rata-rata bulanan 21 0C dan data tempratur udara
mininum yang terkecil terdapat di bulan September dengan rata-rata
bulanan 18,1 0C. jika dilihat dari tahun data yang menunjukan rata-rata yang
paling besar ada pada tahun 2021 dan yang paling kecil di tahun 2019.
 Data Sekunder maksimum Rata- rata Tempratur udara

Tempratur Maksimum (℃) Pada Tahun Rata-rata


Bulan Kelembaba
2017 2018 2019 2020 2021 n (℃)
Januari 23,9 28,5 28,3 28,5 28,4 27,5
Februari 28,2 28,6 27,6 28,6 29 28,4
Maret 28,3 28 28 28 29,2 28,3
April 28,6 28,6 28,6 28,6 28,7 28,6
Mei 28,3 29,1 27,8 29,1 28,7 28,6
Juni 26,9 27,9 27,7 27,9 28,3 27,7
Juli 27,1 27,5 27 27,5 28,6 27,5
Agustus 27,1 26,8 28 26,8 28,2 27,4

September
28,8 28,5 28 28,5 28,3 28,4
Oktober 30,5 30,1 30,2 30,1 28,6 29,9

November
31,6 29 28,8 29 28,9 29,5
Desember 29,7 28,2 27,5 28,2 28 28,3
Rata-rata
temprature 28,3 28,4 28,1 28,4 28,6
tahunan

Tabel 1.5 data sekunder rata rata minimal tempratur udara


(Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso 2017-2021)

Berdasarkan data rata-rata temperatur udara maksimum dapat


diketahui data temperature maksimum yang paling besar yaitu terjadi pada
bulan oktober dengan rata-rata bulanan 29,90C dan data tempratur udara
maksimum yang terkecil terdapat di bulan Januari dan juli dengan rata-rata
bulanan 27,5 0C. jika dilihat dari tahun data yang menunjukan rata-rata yang
paling besar ada pada tahun 2021 dan yang paling kecil di tahun 2019.
 Data Sekunder Rata- rata Tempratur udara

Temprature rata-rata (℃) Pada Tahun Rata-rata


Bulan Tempratu
2017 2018 2019 2020 2021 r (℃)
Januari 23,9 23,8 23,6 23,8 23,8 23,8
Februari 23,6 23,7 23,6 23,7 24 23,7
Maret 23,6 23,5 23,1 23,5 24,4 23,6
April 23,8 23,8 23,6 23,8 23,9 23,8
Mei 23,6 23,8 23 23,8 24,6 23,8
Juni 22,1 23,1 22,4 23,1 23,8 22,9
Juli 21,8 22,2 21,5 22,2 23,2 22,2
Agustus 21,5 21,7 22,1 21,7 23,4 22,1

September
22,3 22,7 23,2 22,7 23,8 22,9
Oktober 24,2 24,4 24,7 24,4 24,1 24,4

November
23,4 23,9 24,2 23,9 24,4 24,0
Desember 24,8 23,6 23,3 23,6 23,8 23,8
Rata-rata
temptature 23,2 23,4 23,2 23,4 23,9
tahunan
Tabel 1.6 data sekunder rata rata minimal tempratur udara
(Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso 2017-2021)

Berdasarkan data rata-rata temperatur udara dapat diketahui data


temperatur maksimum yaitu terjadi pada bulan oktober dengan rata-rata
bulanan 24,40C dan data tempratur udara minimum terdapat di bulan
Agustus dengan rata-rata bulanan 22,10C. Jika dilihat dari tahun data yang
menunjukan rata-rata maksimum terjadi pada tahun 2021 sebesar 23,9 0C
dan yang paling kecil di tahun 2019 dan 2019 sebesar 23,40C.
3. Data Kecepatan Angin Rata-rata
 Data Sekunder Kecepatan Angin Rata-rata

kecepatan angin (km/jam) Pada Tahun Rata-rata


kecepatan
Bulan angin
2017 2018 2019 2020 2021
(km/jam)
Januari 7,2 7,5 8,5 7,5 4,1 7,0
Februari 7 6,3 12,5 6,3 4,9 7,4
Maret 7,2 7,7 5,3 7,7 5,8 6,7
April 7,2 7,2 8,5 7,2 16 9,2
Mei 7,2 9 9,9 9 7 8,4
Juni 7,2 5,4 6,7 5,4 4,7 5,9
Juli 9 7,2 10,6 7,2 4,1 7,6
Agustus 9 10,8 8,8 10,8 5,2 8,9
September 10,8 11 10,8 11 4,5 9,6
Oktober 10,8 6 10,4 6 7,2 8,1

November
13,6 9 8,8 9 5,2 9,1

Desember
4 9 7,2 9 4 6,6
Rata-rata
kecepatan
8,4 8,0 9,0 8,0 6,1 -
angin
tahunan
Tabel 1.7 Data sekunder rata rata kecepatan angin
(Sumber : BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso 2017-2021)

Dapat diketahui dari data tabel kecepatan angin rata-rata yang


memiliki nilai paling tinggi terdapat pada bulan September dengan rata-rata
bulanan 9,6 km/jam dan nilai paling kecil pada bulan Desember dengan
rata- rata bulanan 6,6 km/jam. Rata-rata kecepatan angin tahunan
maksimum terjadi pada tahun 2019 sebesar 9,0 km/jam dan Rata-rata
kecepatan angin tahunan minimum terjadi pada tahun 2021 sebesar 6,1
km/jam
4. Suhu Bola Basah dan Bola Kering
 Pengamatan Klimatologi KKL 1 Tahun 2023

KELEMBABAN UDARA
HARI / SUHU (%) Kecepatan
TANGGA JAM UDARA
HIGROME PSYCHROM Angin
L (oC ) TER ETER
Selasa/ 12 09.30 Maks : 31 54 % Suhu Bola 338 m/s
September WIB 0C Basah: 300C
2023 Min : - Suhu Bola
Kering: 360C
RH : 58

Tabel 3.9 Data pengamatan Klimatologi


(Sumber : Data Pengukuran Lapangan)
Pada hari selasa tanggal 12 September 2023 jam 09.30 WIB
dilakukan pengamatan suhu udara maksimal dan diperoleh hasil suhu yaitu
31°C.
Telah dilakukan pengukuran kelembaban udara, diperoleh
Higrometer dengan hasil 54% dan psychoremeter dengan perolehan suhu
bola basah 30°C dan suhu bola kering 36°C. dengan menggunakan alat
Termometer bola basah dan bola kering.

Hidrologi
Hidrologi berasal dari bahasa Yunani, Hydro = Air, Logia = Ilmu,
yang berarti Ilmu Air. Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air di bumi
dalam segala bentukannya baik yang berupa cairan, padat, dan gas. Lebih
lanjut, hidrologi juga mempelajari karakteristik air tersebut, baik sifat-sifat
air, bentuk penyebarannya dan siklus air berlangsung di muka bumi.
Beberapa ahli berpendapat mengenai pengertian hidrologi.
Menurut Asdak (1995), hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air
dalam segala bentuknya (cairan, gas, padat) pada, dalam, dan di atas
permukaan tanah. Sedangkan Arsyad (2009) berpendapat bahwa hidrologi
adalah ilmu yang mempelajari proses penambahan, penampungan, dan
kehilangan air di bumi. Singh (1992), menjelaskan pengertian hidrologi
adalah ilmu yang membahas karakteristik kuantitas dan kualitas air di bumi
menurut ruang serta waktu, termasuk proses hidrologi, pergerakan,
penyebaran, sirkulasi tampungan, eksplorasi, pengembangan maupun
manajemen. Serta Linsley (1986) mengatakan bahwa hidrologi adalah ilmu
yang membicarakan tentang air di bumi baik itu mengenai kejadiannya,
jenis- jenis, sirkulasi, sifat kimia dan fisika serta reaksinya terhadap
lingkungan maupun kehidupan.

 PENGAMATAN MATAAIR

Hari/Tanggal Pengamatan Selasa, 12 September 2023


Jam Pengamatan Pukul 10.20 WIB
Nama Mata Air Sumur Kadu

1 Letak Astronomis :107° 05,2808’ BT , 6° 30,6200’ LS

2 Nama Lokasi Sumur : Desa Bendungan, UBS

3 Tinggi tempat (elevasi) : 185 M


dpal
4 Penggunaan Lahan Sekitar : kebun

5 Kemiringan Lereng : 10%


Sekitar
6 Kondisi cuaca :Cerah
saat
Pengukuran
7 Kedalaman Muka Air : 30 m
Tanah
8 Suhu Air : 27,5

9 Warna Air : Tidak Berwarna

10 Bau Air : Tidak Berbau

11 Rasa Air : Tidak Berasa

12 Kekeruhan Air :-

13 pH Air : 5,8

14 Daya Hantar Listrik Air : 70 µ s

15 Salinitas Air : 0,02 ppt

16 Penggunaan Air : MCK

17 Tipe mata air : Depresion Spring


Tabel 1.8 Pengamatan mata air
(Sumber : Data pengukuran Lapangan)
 PENGAMATAN AIR TANAH

Hari/Tanggal Pengamatan Selasa, 12 September 2023


Jam Pengamatan Pukul 12.14 WIB

1 Letak Astronomis :107° 04,300’ BT , 6° 30.820’ LS

2 Nama Lokasi Sumur :Desa Bendungan, UBS

3 Tinggi tempat (elevasi) :207 M


dpal
4 Penggunaan Lahan Sekitar :Sekolah, Perkebunan

5 Kemiringan Lereng :25%


Sekitar
6 Kondisi cuaca :Cerah
saat
Pengukuran
7 Kedalaman Muka Air : 30 m
Tanah
8 Suhu Air : 28,5

9 Warna Air : Tidak Berwarna

10 Bau Air : Tidak Berbau

11 Rasa Air : Tidak Berasa

12 Kekeruhan Air :-

13 pH Air :6

14 Daya Hantar Listrik Air : 100 µ s

15 Salinitas Air : 0,04 ppt

16 Penggunaan Air : MCK

Tabel 1.9 Pengamatan Air Tanah


(Sumber : Data pengukuran Lapangan)
 PENGAMATAN KUALITAS AIR SUNGAI

Hari/Tanggal Pengamatan Selasa, 12 September 2023


Jam Pengamatan Pukul 11.30 WIB

1 Nama Sungai :-

2 Nama Lokasi Sungai : Desa Bendungan, UBS

3 Letak Astronomis : 107° 4,80 ’ BT , 6° 29,94’ LS

4 Tinggi tempat (elevasi) : 133 M


dpal
5 Penggunaan Lahan Sekitar : Sawah

6 Kemiringan Lereng : 17 %
Sekitar
7 Kondisi cuaca : Cerah
saat
Pengukuran
8 Suhu Udara : 39,2

9 Suhu Air : 34,9

10 Rasa Air : Tidak Berasa

11 Kekeruhan Air/turbidity :-

12 pH Air : 8,2

13 Daya Hantar Listrik Air : 70 µ s

14 Salinitas Air :0,03 ppt

15 Penggunaan Air : pertanian


Tabel 3.12 Pengamatan kualitas air sungai
(Sumber : Data pengukuran Lapangan)
D. Kartografi

Lokasi adalah letak suatu tempat yang dilihat dari garis lintang dan
bujur (astronomis) atau dilihat dari kenampakan sekitar lokasi tersebut
(geografis). secara umum konsep lokasi dibagi menjadi dua yakni lokasi
absolut dan lokasi relatif.

 Lokasi Absolut: Letak suatu tempat yang dilihat dari garis


lintang dan garis bujur. Absolut yang artinya mutlak,
sehingga keadaan lokasi tidak dapat berubah karena
berpedoman dengan garis astronomi bumi.
 Lokasi Relatif: Letak suatu tempat yang dilihat dari
daerah atau kenampakan sekitarnya. Relatif kebalikan
dari absolut yang artinya tidak mutlak, lokasi ini dapat
berganti sesuai dengan objek atau kenampakan sekitarnya

1.6 Gambar. Peta Rupabumi Digital Indonesia Semi Detail Kab.


Bogor , Jawa Barat
Gambar 1.7 : Lokasi Penelitian di UHAMKA Boarding School Jonggol,
Kab Bogor, Jawa Barat

 Lokasi Absolut di UHAMKA Boarding School


secara astronomis terletak pada :
-6.502916174830263
107.08027912131875

Lokasi Relatif di UHAMKA Boarding School terletak pada :


 Batas sebelah utara = Desa Sirnagalih
 Batas sebelah selatan = Desa Balekambang
 Batas sebelah timur = Desa Tegal Panjang
 Batas sebelah barat = Desa Sukasirna
SKETSA
TABEL PENGUKURAN PEMETAAN LAPANGAN
(Teodolith) KKL-I PENDIDIKAN GEOGRAFI

Hari/Tanggal : Rabu, 13 September 2023 Lokasi : UBS, Kecamatan Jonggol Pemetaan : Halaman :
Lokasi GPS Tinggi Alat Benang Benang Benang Sudut BackAzimut Azimuth Sudut Jarak (D) Jarak Beda Tinggi
Patok/Titik
Lintang Selatan Bujur Timur (BA)
BA-SA Koreksi
koreksi (D) Sketsa
TA (meter) Atas (BA) Bawah (BB) Tengah (BT) Azimut (SA) Vertikal Miring (meter)
(m) Datar (m)

I A 6°30'08"LS 107°05'01" 147 cm 1530 1410 1470 80°27’16” 180°27’06” 180 0 180° 91°35’00” 120 1,2 1323

I B 6°30'08"LS 107°05'01" 147 cm 1550 1380 1465 265°44'23" 85°44'23" -171 0 265° 86°33'57" 170 1,7 1318

80.45

256.73
 RUMUS-RUMUS AZIMUT
BA (Back Azimut)
>180 maka dikurang 180
<180 maka ditambah 180
Rumus mengubah decimal degress: Derajat+menit/60+detik/3600
1. Diketahui SA = 80°27’16”
Jawab = 80°+27/60+16/3600
= 80+0.45+0.004
= 80.45

2. Diketahui SA = 265°44'23"
Jawab = 265°+44/60+23/3600
= 256+0.73+0.006
= 256.73

Rumus Back Azimut


1. Diketahui :
BA = 80.454
Jawab = 80.45 + 180
= 260.45

2. Diketahui :
BA = 256.73
Jawab = 256.73 – 180
= 76.73

Rumus Koreksi
(BA-BA-SA)
1. Diketahui :
BA = 260.45 BA - SA = 180
Jawab = 260.45 – 180
= 80.45
2. Diketahui :
BA = 76.73 BA - SA = -171
Jawab = 76.73 – 171
= -94.27
Rumus Azimut Koreksi
SA-KOREKSI
1. Diketahui :
SA = 80.45
Koreksi = 0
Jawab = 80.45 – 0
= 80.45

2. Diketahui :
SA = 256.73
Koreksi = 0
Jawab = 256.73 – 0
= 256.73

Rumus Jarak Miring


BA-BB
1. Diketahui :
BA = 1530
BB = 1410
Jawab = 1530 – 1410
= 120

2. Diketahui :

BA = 1550
BB = 1380
Jawab = 1550 – 1380
= 170
PENGUKURAN PROFIL MELINTANG LERENG (WATERPASSING
)
Halaman:
Lokasi : KKL - I PENDIDIKAN GEOGRAFI UHAMKA SEMESTER IV
Kedudukan Letak Elevasi Tinggi Alat Titik Bidik Pembacaan Benang Beda Jarak Datar (d) meter
Alat Astronomis : (m dpal) (TA) Muka Belakang
azimuth
ba bb bt Tinggi Muka Belakang Sketsa
Titik A 6°30’08’’ 244 142 cm 0 90° 240 cm 229 cm 234 cm 92 11,3
LS
107°5’01’’
BT
Titik B 6°30’08’’ 244 142 cm 3 260° 275 cm 257 cm 194 cm 52 18,5
LS
107°5’01’’
BT
Titik C 6°30’08’’ 244 142 cm 0° 235 cm 229 cm 232 cm 90 29,8
LS
107°5’01’’
BT
SKETSA PLOTTING BEDA TINGGI
(WATERPASSING) KKL-1 PENDIDIKAN
GEOGRAFI
Rumus Waterpass
Beda tinggi = ΔH = Bt-Ta
ΔH = beda tinggi antara titik a dengan titik b Bt = benang tengah
Ta = tinggi alat Diketahui Titik A
Bt : 234 cm Ta : 142 cm Dijawab :
ΔH = Bt-Ta
ΔH = 234-142= -92

Diketahui Titik B
Bt : 194 cm Ta : 142 cm Dijawab :
ΔH = Bt-Ta
ΔH = 194-142= -52

Diketahui Titik
Bt : 107 cm Ta : 118 cm Dijawab :
ΔH = Bt-Ta
ΔH = 232-142= -90
E. Demografi dan Sosial Ekonomi\

A. Kondisi Desa
Desa Sugihwaras merupakan salah satu desa dalam wilayah
Kabupaten Kediri yang merupakan desa yang terletak paling Timur wilayah
Kecamatan Ngancar dan terletak didataran tinggi dengan ketinggian 500 –
600 M dari atas permukaan laut. Secara administratif, wilayah Desa
Sugihwaras memiliki batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Sepawon Kecamatan Plosoklaten
Sebelah Selatan : Desa Sempu Kecamatan Ngancar
Sebelah Timur : PDP. Margomulyo
Sebelah Barat : Desa Babadan

Luas wilayah Desa Sugihwaras adalah ± 3,700 Ha (3,7 km2 )


yang terdiri dari 40% berupa pemukiman, 60 % berupa daratan yang
digunakan untuk lahan pertanian dengan didominasi oleh kegiatan pertanian
di tanah tegal ( Ladang ) yaitu Tebu, Nanas, Ketela, Holtikultura dan
sebagai andalan penghasilan masyarakat adalah sebagai petani cenggkih.
Sebagaimana wilayah tropis, Desa Sugihwaras mengalami musim kemarau
dan musim penghujan dalam tiap tahunnya.
B. Sejarah Desa
Sejarah terbentuknya wilayah dan pemerintahan desa yang ada
sekarang ini tidak diketahui secara pasti dan tidak pernah ditemukan
dokumen sejarah dari pemerintahan desa sebelumnya, namun dari cerita
para sesepuh bahwa Desa Sugihwaras dahulunya adalah sebuah hutan
belantara yang belum berpenghuni, pada masa Kolonial Belanda dibukalah
hutan tersebut untuk lahan perkebunan dengan memperkerjakan penduduk
pribumi, seiring dengan perjalanan waktu maka kaum pribumi yang pada
waktu itu sebagai pekerja perkebunan membentuk komunitas masyarakat
sehingga terbentuklah pemukiman warga yang tersebar tidak teratur, hal
tersebut berlangsung sampai masa Kemerdekaan.
Pada masa baru terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Desa Sugihwaras secara adminitrasi masuk kewilayah Desa Ngancar yang
pada waktu itu masih masuk wilayah Kecamatan Wates. Seiring dengan
kebijakan dan keputusan dari Pemerintah maka sejak tahun 1970
terbentuklah Desa Sugihwaras yang terbagi menjadi 3 ( tiga ) dusun yaitu
dusun Rejomulyo, dusun Sugihwaras dan dusun Mulyorejo, sedangkan
Pemerintahan Desa Sugihwaras sudah mengalami 5 ( lima ) kali
pemerintahan yaitu :
1. Periode 1970 – 1991 Kastam Sulaiman
2. Periode 1991 – 1999 Bibit Santoso
3. Periode 1999 – 2007 Bejo Utami
4. Periode 2008 – 2013 Bejo Utami
5. Periode 2013 – Sekarang Sukemi

A. Distribusi Penduduk
a. Jumlah Penduduk di masing – masing dusun

No Dusun KK Persentase L Persentase P Persentase Jumlah


1. Rejomulyo 458 37 % 565 35 % 612 36 % 1.177
2. Sugihwaras 363 30 % 502 30 % 521 30 % 1.023
3. Mulyorejo 402 33 % 582 35 % 581 34 % 1.163
Jumlah 1.223 100 1.649 100 1.714 100 3.363
(sumbr: Data Demografi Desa Sugihwaras tahun 2021)
Berdasarkan table di atas merupakan data jumlah penduduk Desa
Sugihwaras. Jumlah KK pada Desa Sugiwaras 1.223, dan jumlah
penduduk laki - laki sebanyak 1.649, dan jumlah penduduk Perempuan
pada Desa Sugiwaras 1.714. Dan dapat dilihat bawah jumlah penduduk
Perempuan lebih banyak dibandingkan dengan penduduk laki – laki.
b. Jumlah penduduk menurut kelompok umur

Rentang Usia Laki - Laki Persentase Perempua Persentase Jumlah


n
0–4 96 6% 98 6% 194
5–9 112 7% 106 6% 218
10 – 14 81 5% 72 4% 153
15 – 19 86 5% 102 6% 188
20 – 24 192 12 % 214 12 % 406
25 – 29 266 16 % 336 20 % 602
30 – 34 240 15 % 220 13 % 460
35 – 39 110 7% 135 8% 245
40 – 44 84 5% 106 6% 190
45 – 49 157 10 % 116 7% 273
50 – 54 42 3% 63 4% 105
55 – 59 63 4% 54 3% 117
60 – 64 47 3% 45 3% 92
65+ 73 4% 47 3% 120
Jumlah 1.649 100 1.714 100 3.363
(sumbr: Data Demografi Desa Sugihwaras tahun 2021)
Berdasarkan table di atas, penduduk Desa Sugiwaras menurut umur dan
jenis kelamin pada rentang usia laki – laki terbanyak pada usia 25 – 29 tahun
sebanyak 16%. Sedangkan rentang usia Perempuan terbanyak diduduki pada usia
25 – 29 tahun, sebanyak 20%.

c. Sex Rasio
𝑃𝑙
𝑆𝑅 =
𝑃𝑝
𝑆𝑅 = 1.649
𝑋 100
1.714
𝑆𝑅 = 96,20
Jadi, angka penduduk Desa Sugihwaras menunjukan sebesar 96,20.
Yang dapat di artikan bahwa lebih banyak penduduk Perempuan
dibandingkan dengan penduduk laki – laki.
d. Depensy Ratio (DR)
𝑃(0 − 14) + 𝑃 (65+)
𝐷𝑅 = 𝑋 100
𝑃 (15 −
64)
565 + 120
𝐷𝑅 = 𝑋 100
2678
685
𝐷𝑅 = 𝑋 100
2678
𝐷𝑅 = 25,6
Jadi, berdasarkan perhitungan diatas beban yang harus
ditanggung penduduk Desa Sugih waras yang berusia produktif
sebannyak 25,6 jiwa. Dan terdapat piramida yang menunjukan angka
usia produktif di Desa Sugiwaras.
Piramida Penduduk Desa Sugihwaras

60 – 64
50 – 54
40 – 44
30 – 34
20 – 24
10 – 14
0–4

-300 -200 -100 0 100 200 300 400

Laki - LakiPerempuan

e. Kepadatan penduduk Desa Sugihwaras


Jumlah penduduk = 3.363 jiwa
Luas wilayah = 3,7 km2
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘
Kp= 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
3.363 𝐽𝑖𝑤𝑎
Kp = 3,7 𝑘𝑚2
Kp = 908,92 jiwa/km2

Jadi, pada perhitungan di atas kepadatan penduduk di Desa


Bendungan berjumlah 909 jiwa/km2. Terdapat 909 jiwa/km2, yang
dapat di artikan bahwa Desa Sugiwaras merupakan wilayah yang
jumlah penduduknya cukup padat.
f. Pertumbuhan Penduduk
Po = Jumlah penduduk tahun awal (2011) = 3.091 jiwa
Pt = Jumlah penduduk tahun akhir (2021) = 3.363 jiwa
𝑟 = 1 𝑙𝑛 𝑝𝑡
𝑋100
𝑡 𝑝
𝑜
𝑟 = 1 𝑙𝑛 3.363
𝑋100
10 3.091
1
𝑟= 𝑙𝑛1.088
10
𝑟 = 0,109 𝑥 100
𝑟 = 10,9
Pertumbuhan penduduk pada desa Sugihwaras pada tahun 2011
hingga tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 10,9 per tahunnya.
Dengan itu dapat di simpulkan bahwa pertumbuhan penduduk di Desa
Sugihwaras rendah.

g. Pekerjaan Penduduk
Jenis Pekerjaan Laki – Laki Persentase
Petani 1087 89 %
PNS, TNI, dan 84 7%
Polri
Karyawan 41 3%
Wirausaha 11 1%
Jumlah 1223 100
(sumbr: Data Demografi Desa Sugihwaras tahun 2021)
Pada table di atas menunjukan bawa penduduk Desa
Sugihwaras banyak yang bekerja sebagai petani sebesar 89%, dan
Sebagian penduduknya bekerja sebagai PNS, TNI POLRI sebesar 6%,
karyawan 3 %, dan wirausaha 8 %. Penduduk Desa Sugihwaras
Sebagian besar warganya bekerja sebagai petani.
h. Kondisi jalan
1. Jalan Tanah = 4.00 m
2. Jalan makadam = 1.600 m
3. Jalan beton = --
4. Jalan aspal = 6.000 m

i. Sarana dan Prasarana Desa


Balai Desa TK SD PUSTU Masjid Mushola Greja
1 unit 3 unit 5 unit 1 unit 5 Buah 7 Buah 1 unit

j. Keadaan Sosial

Pendidikan Laki – Persentas Peremp Persentase Jumlah


laki e uan
SD / MI 134 55% 155 55% 289
SMP / MTs 70 29% 75 28% 145
SMA / SMK / MA 30 12% 35 12% 65
Perguruan Tinggi 10 4% 15 5% 25
Jumlah 244 100 280 100 533
a. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan table di atas menunjukan bahwa tingkat pendidikan
Masyarakat Desa Sugiwaras bahwa pada tingkat SD/MI menunjukan
persentase sebanyak 55%, baik laki – laki maupun Perempuan. Tingkat
SMP/MTs menunjukann persentase pada laki – laki sebanyak 29%,
sedangkan Perempuan 28%. Dan pada tingkat SMA/SMK/MA
menunjukukan persentase 12%. Sedangkan Masyarakat yang menggambil
perguruan tinggi tidak terlalu banyak persentasenya hanyan mencapai 4%.

b. Agama

Agama Laki Persentase Perempua Persentase Jumlah


– laki n
Islam 1.550 93% 1.612 94% 3.162
Kristen 99 6% 102 6% 201
Katolik - - - - -
Hindu - - - - -
Budha - - - - -
Konghucu - - - - -
Jumlah 1649 100 1714 100 3.363

(sumbr: Data Demografi Desa Sugihwaras tahun 2021)


Berdasarkan pada table diatas keyakinan yang di pegang pada
Masyarakat Desa Sugiwaras menganut agama islam sebanyak 93% atau
1150 jiwa laki – laki. Sedangkan penganut agama islam pada Perempuan
sebanyak 94% atau 1612 jiwa. Dan sisa penduduknya menganut agama
Kristen sebanyak 6% atau 99 jiwa pada laki – laki. Sedangkan Perempuan
sebanyak 6% atau 102 jiwa.
c. Fasilitas Sosial

No Fasilitas Jumlah
1 Tempat Ibadah
a. Masjid 13
b. Mushola 18
c. Gereja -
d. Pura -
e. Wihara -
f. Klenteng -
2 Sekolah
a. TK 3
b. Sekolah Dasar 2
c. Sekolah Menengah Pertama 1
d. Sekolah Menengah Atas 1
3 Kesehatan
a. Puskesmas 1
b. Posyandu 10
(sumbr: Data Demografi Desa Sugihwaras tahun 2021)

d. Keadaan ekonomi desa


Kekayaan Sumber Daya Alam yang ada di Desa Sugihwaras amat
sangat mendukung baik dari segi pengembangan ekonomi maupun sosial
budaya. Selain itu letak geografis desa yang cukup strategis dan
merupakan jalur transportasi yang mempertemukan dari 3 desa, yaitu Desa
Sambirobyong, Desa Peh Kulon Kecamatan Papar dan Desa Bangsongan.
Pendapatan desa merupakan jumlah keseluruhan penerimaan desa
yang dibukukan dalam APBDes setiap tahun anggaran. Menurut Peraturan
Desa Sugihwaras Nomor 01 Tahun 2015 bahwa Sumber Pendapatan Desa:
1. Sumber Pendapatan Desa
a. Pendapatan asli desa terdiri dari hasil kekayaan desa, hasil
swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong dan lain-lain
pendapatan asli desa yang sah;
b. Bagi hasil pajak daerah kabupaten paling sedikit 10 %
untuk desa dan dari retribusi kabupaten sebagian
diperuntukkan bagi desa yang merupakan pembagian untuk
setiap desa secara proporsional;
c. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah
yang diterima oleh kabupaten untuk desa paling sedikit 10
% yang pembagiannya untuk setiap desa secara
proporsional yang merupakan alokasi dana desa;
d. Bantuan keuangan dari pemerintah, Pemerintah Propinsi
dan Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan urusan
Pemerintah;
e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
2. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d disalurkan melalui kas desa;
3. Sumber Pendapatan Desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh
Desa tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah,
Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Daerah.
Desa Sugihwaras sebagaian besar mata pencaharian
penduduknya adalah petani yang mayoritas memeluk agama
Islam dan juga memiliki kepatuhan terhadap adat dan tradisi.
e. Kondisi Pemerintahan Desa
Luas wilayah Desa Sugihwaras dengan luas wilayah 3,8 Km2. Desa
Sugihwaras terdiri dari 3 ( tiga ) Dusun, yaitu Dusun Rejomulyo, Dusun
Sugihwaras, dan Dusun Mulyorejo. Perangkat Desa menurut jenis
jabatannya di Desa Sugihwaras terdiri dari Kepala Desa, Sekretaris Desa
saat ini belum diisi sehingga untuk sementara dijabat oleh Pelaksana
Tugas (Plt) Sekretaris Desa, Kaur Keuangan, Kaur Pembangunan, Kaur
Kesra, Kaur Umum, Kaur Pemerintahan dan 3 Kepala Dusun Secara
adminitratif Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri
terdiri menjadi 3
(tiga) dusun dan masing masing dusun terbagi menjadi 31 RT dan
6 RW, dengan rincian sebagai berikut :

No Dusun Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah Total


RT RW KK %
1. Rejomulyo 12 39 % 2 33% 458 37 % 472 37
2. Sugihwaras 8 26 % 2 33% 363 30% 373 30
3. Mulyorejo 11 35 % 2 33% 402 34% 415 33
Jumlah 31 100 6 100 1223 100 1260 100
(sumbr: Data Demografi Desa Sugihwaras tahun 2021)

Bedasarkan table di atas, pada persebaran desa yang berada didaerah


Desa Sugihwaras terdapat jumlah 8 RT, 2RW, dan 373 KK. Sedangkan
pada Desa Rejomulyo terdapat 12 RT, 2 RW, dan 458 KK. Dan pada Desa
mulyorejo terdapat 11 RT, 2 RW, dan 415 KK didalam Desa tersebut.
f. Data Primer Wawancara
No. Nama Umur Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
1. Ani 47 thn Perempuan SD Pedagang 2,5 juta
2. Edi 45 thn Laki – laki SMA Pedagang 2 juta
3. Ujang 51 thn Laki – laki SD Kuli 4 juta
bangunan
4. Enur 45 thn Perempuan SD IRT 1 juta
5. Mulyana 30 thn Laki – laki SMP Pedagang 3 juta
6. sukadi 63 thn Laki – laki SMA Pesiunan 4 juta
TNI
7. Jaya 34 thn Laki – laki SD Pedagang 3 juta
8. Eni 42 thn Perempuan SD Pedagang 200 rb

Kelompok L P Jumlah
umur
0 – 14 0 0 0
15 – 64 5 3 8
65+ 0 0 0
Jumlah 5 3 8

a. Sex Ration


� 𝑋 100
𝑆𝑅 =
𝑃
5 𝑋 100
𝑆𝑅 =
3
𝑆𝑅 = 166
Pada Desa Bendungan, penduduk laki – laki lebih banyak
dibandingkan dengan penduduk Perempuan.
b. Jumlah Penduduk Menurut jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan Banyaknya %
Pedagang 5 62,5%
Kuli bangunan 1 12,5%
IRT 1 12,5%
Pensiunan TNI 1 12,5%
Jumlah 8 100
Pada table di atas menunjukan bahwa, penduduk Desa Bendungan
banyaknya pekerjaan sebagai pedagang dengan persentase 62,5%.
Sedangkan pafa kuli bangunan, irt, dan pensiunan dengan persentase
12,5%
c. Jumlah penduduk berdasarkan penghasilan
Penghasilan Banyaknya Persentase
200.000 1 12,5%
1.000.000 – 2.500.000 3 37,5%
3.000.000 – 4.000.000 4 50%
Total 8 100
Pada table diatas menunjukan bahwa Desa Bendungan yang
mendapatkan penghasilan 200.000 dengan persentase 12,5%. Penduduk
yang berpenghasilan 1.000.000 – 2.500.000 dengan persentase 37,5%. Dan
penduduk dengan penghasilan 3.000.000 – 4.000.000 dengan persentase
50%.

d. Jumlah penduduk menurut Pendidikan


Pendidikan Laki Perempuan Jumlah % laki % %
– – laki Perempuan
laki
Tidak sekolah 0 0 0 0 0 0
SD 2 3 5 25% 37,5% 62,5%
SMP 1 0 1 12,5% 0 12,5
SMA 2 0 2 25% 0 25%
S1 0 0 0 0 0 0
Jumlah 5 3 8 65,2% 37,6% 100
Berdasarkan pada table diatas, pendidikan yang ditempuh pada
Desa Bendungan menunjukan bahwa jumlah laki – laki yang menempuh
mendidikan hanya sampe SD adalah 25%, yang menempuh Pendidikan
SMP berjumlah 12,5%, yang menempuh pendidikan SMA berjumlah 25%.
Sedangkan Perempuan, yang menempuh Pendidikan SD berjumlah 37,5%.
LEMBAR PERTANYAAN
KONDISI DEMOGRAFIS DAN SOSIAL EKONOMI
PENDUDUK DI DESA
Bendungan
(Responden
UMUM)

No.Responden : 02
1. Nama Kepala Keluarga : Ani
2. Umur : 47 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pendidikan KK : SD
5. Jumlah Anggota Keluarga : 6 Orang
6. Berapa Jumlah Anak : 4 Orang
7. Pekerjaan pokok Kepala Keluarga : wirausaha.
8. pendapatan pekerjaan pokok KK : Rp. 2.500.000 jt
KONDISI SOSIAL EKONOMI
1. Kondisi rumah tinggal
a. Status kepemilikan lahan tempat tinggal : Milik Sendiri
b. Bahan Lantai : Lantai
c. Bahan Dinding : Tembok
d. Bahan Atap : Genteng
e. Penerangan Rumah : Lampu
f. Sumber Air Bersih : PAM
g. Fasilitas MCK ... Ada ... di dalam rumah/diluar rumah terpisah
2. Kepemilikan Barang
A. Alat Transportasi yang dimiliki : Motor
B. Alat elektronik seperti : TV, HP
3. Jika sakit berobat ke : Puskesmas
LEMBAR PERTANYAAN
KONDISI DEMOGRAFIS DAN SOSIAL EKONOMI
PENDUDUK DI DESA
Bendungan
(Responden
UMUM)

No.Responden : 02
1. Nama Kepala Keluarga : Sukadi
2. Umur : 63 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki – laki
4. Pendidikan KK : SMA
5. Jumlah Anggota Keluarga : 5 Orang
6. Berapa Jumlah Anak : 3 Orang
7. Pekerjaan pokok Kepala Keluarga : Pesiunan TNI
8. pendapatan pekerjaan pokok KK : Rp. 4.000.000 jt
KONDISI SOSIAL EKONOMI
1. Kondisi rumah tinggal
a. Status kepemilikan lahan tempat tinggal : Milik Sendiri
b. Bahan Lantai : Lantai
c. Bahan Dinding : Tembok
d. Bahan Atap : Genteng
e. Penerangan Rumah : Lampu
f. Sumber Air Bersih : Air Tanah
g. Fasilitas MCK ... Ada ... di dalam rumah/diluar rumah terpisah
2. Kepemilikan Barang
a. Alat Transportasi yang dimiliki : Motor dan Mobil
b. Alat elektronik seperti : TV, HP
3. Jika sakit berobat ke : Puskesmas
BAB II
KUNJUNGAN INSTANSI
A. Badan Informasi Geospasial
Visi
Menjadi penggerak utama penyelenggaraan informasi geospasial
yang berhasil guna dan berdaya guna dalam mewujudkan Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong
Misi
 Meningkatkan ketersediaan informasi geospasial nasional yang
lengkap dan akurat dalam rangka mendukung pembangunan
nasional
 Mewujudkan penyelenggaraan informasi geospasial nasional yang
berhasil guna dan berdaya guna melalui koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi
 Mewujudkan infrastruktur informasi geospasial nasional yang
berkualitas mencakup aspek kebijakan, kelembagaan, SDM,
teknologi, dan standar
 Melaksanakan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, dan
terpercaya dalam mendukung penyelenggaraan informasi
geospasial nasional
Struktur Organisasi

Layanan dan Produk Badan Informasi Geospasial


 Sistem Referensi Geospasial Indonesia
Sistem koordinat nasional yang menjadi referensi berbagai macam
aplikasi penentuan posisi dari kegiatan survei dan pemetaan.
Pengguna dapat mengakses informasi terkait deskripsi, sketsa, foto,
nilai koordinat, serta nilai gaya berat. Pengguna juga bisa
mengakses layanan Continuously Operating Reference Station
(CORS), Data dan Model Pasang Surut, Model Geoid, Model
Deformasi, dan Transformasi Koordinat.
 Ina Geoportal
Sebagai geoportal nasional, Ina-Geoportal menghubungkan
berbagai kementerian, lembaga, provinsi, dan daerah yang menjadi
mitra penghubung simpul jaringan informasi geospasial nasional.
Pengguna dapat mengunduh peta Rupabumi Indonesia dalam
format shp, jpg, atau pdf. Beberapa peta tematik seperti peta
dampak bencana sewaktu-waktu diunggah pada portal tersebut.
 Sistem Informasi Nama Rupabumi (sinar.big.go.id)
SINAR merupakan aplikasi yang kami kembangkan sebagai media
informasi penyelenggaraan pembakuan nama rupabumi Indonesia.
Pengguna dapat menelusuri toponim yang telah dibakukan dalam
Gazeter Republik Indonesia.
 Peta Kita (petakita.big.go.id)
Aplikasi peta kita dikembangkan untuk memperluas keterlibatan
masyarakat dalam penyelenggaraan informasi geospasial melalui
skema pemetaan partisipatif
 Atlas Nasional Indonesia (atlas.big.go.id)
Halaman Atlas Nasional Indonesia menyediakan berbagai tema
atlas seperti wilayah NKRI, fisik, lingkungan alam, potensi sumber
daya, sejarah, dan kependudukan. Bagian Storymap menyajikan
informasi tentang Indonesia dalam bentuk peta yang dinamis.
 Layanan Diklat
1. Diklat Fungsional Surveyor Pemetaan
2. Sistem Informasi Geografis
3. Penginderaan Jauh
4. Survei dan Pemetaan:
a. Penataan batas wilayah
b. Penyusunan peta tata ruang
5. Pelatihan Teknis:
a. Fotogrametri
b. Hidrografi
c. Kartografi
6. Kompetensi Bidang IG:
a. Pembuatan dan pengelolaan WebGIS
Kerja Sama dan Kolaborasi
Badan Informasi Geospasial telah lama menjalin kerja sama di berbagai
sektor. Kami percaya, bersama-sama kita bisa menata Indonesia yang lebih
baik. Antara lain :
 Kebijakan Satu Peta
Kebijakan Satu Peta (KSP) merupakan upaya mewujudkan satu
peta yang mengacu pada satu referensi geospasial, satu standar,
satu basis data, dan satu geoportal.
 Jaringan Informasi Geospasial Nasional
Simpul jaringan adalah institusi yang bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pengumpulan, pemeliharaan, pemutakhiran,
pertukaran, dan penyebarluasan data dan informasi geospasial
beserta metadatanya.
 Penegasan Batas Wilayah
BIG tergabung dalam keannggotaan Tim Penegasan Batas Daerah
Pusat yang diketuai oleh Menteri Dalam Negeri. BIG memberikan
bantuan teknis dalam menentukan titik-titik koordinat batas daerah
secara kartometrik.
 Pemetaan Lahan Baku Sawah
BIG ditunjuk menjadi pelaksana kegiatan verifikasi luas lahan
sawah bersama BRIN, Kementerian ATR/ BPN, Kementerian
Pertanian, dan BPS. Data yang dihasilkan dimanfaatkan untuk
menghitung produksi pertanian yang mempengaruhi keputusan
impor/ekspor.
 Survei Landasan Kontinen
Survei Landas Kontinen menghasilkan data primer batimetri untuk
menentukan batas penambahan wilayah laut Indonesia. Dasar laut
dalam di landas kontinen menyimpan cadangan potensi mineral
yang sangat besar.
 Indonesia Tsunami Early Warning System
BIG tergabung dalam komponen struktur InaTEWS bersama
Badan Geologi, BMKG, dan BPPT. Komponen tersebut harus
bersinergi dalam melaksanakan rangkaian kegiatan penyediaan dan
penyebaran informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.
 Parangtritis Geomaritime Science Park
Pengunjung dapat belajar banyak dari koleksi bertema gumuk pasir,
geoekologi kepesisiran kemaritiman, dan teknologi pemetaan.

B. Materi Pengenalan Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas


Fungsi menurut “PERATURAN BIG NO 8 TAHUN 2020
TANGGAL 31 AGUSTUS 2020” mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan rencana dan program, perumusan dan pengendalian
kebijakan teknis, pengintegrasian informasi geospasial tematik,
pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan informasi
geospasial tematik yang belum diselenggarakan selain Badan, dan
pelaksanaan kerja sama teknis di bidang pemetaan tata ruang dan atlas.
PPTRA antara lain :
 penyusunan rencana dan program di bidang pemetaan tata ruang
dan atlas;
 penyiapan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang
pemetaan tata ruang dan atlas;
 penyusunan norma, pedoman, prosedur, standar, dan spesifikasi di
bidang pemetaan tata ruang dan atlas;
 pengintegrasian informasi geospasial tematik yang diselenggarakan
oleh instansi pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pemetaan tata
ruang dan atlas;
 pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, dan penggunaan data dan
informasi geospasial tematik di bidang pemetaan tata ruang dan
atlas yang belum diselenggarakan selain Badan Informasi
Geospasial; dan
 pelaksanaan kerja sama teknis dengan badan atau lembaga
pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau luar negeri
di bidang pemetaan tata ruang dan atlas.
Tugas Koordinator Pembinaan Pemetaan Tata Ruang antara lain :
 mengoordinasikan penyusunan rencana dan program di bidang
pemetaan tata ruang,
 penyiapan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis dl bidang
pemetaan tata ruang,
 penyiapan bahan penyusunan norma, pedoman, prosedur, standar,
dan spesifikasi di bidang pemetaan tata ruang,
 penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan di bidang
pemetaan tata ruang,
 pembinaan pemetaan rencana tata ruang melalui mekanisme
konsultasi, supervisi, asistensi, dan pemberian rekomendasi di
bidang pemetaan tata ruang,
 penyusunan bahan dan pelaksanaan kerja sama teknis dengan
badan atau lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam
dan/atau luar negeri di bidang pemetaan tata ruang,
 pelaporan tugas kelompok fungsional di lingkungan Pusat
Pemetaan Tata Ruang dan Atlas.
Tugas Koordinator Atlas antara lain :
 mengoordinasikan penyusunan rencana dan program di bidang
atlas,
 penyiapan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang
atlas,
 penyiapan bahan penyusunan norma, pedoman, prosedur, standar,
dan spesifikasi di bidang atlas,
 penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan di bidang atlas,
 pembinaan penggunaan informasi geospasial pada setiap orang,
 penyelenggaraan atlas,
 penyusunan bahan dan pelaksanaan kerja sama teknis dengan
badan atau lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam
dan/atau luar negeri di bidang atlas,
 Pelaporan tugas kelompok fungsional di lingkungan Pusat
Pemetaan Tata Ruang dan Atlas.
Tugas Koordinator Integrasi IGT Strategis Bidang Sosial Ekonomi dan
Lingkungan antara lain :
 mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program di bidang
pengintegrasian informasi geospasial tematik di bidang sosial,
ekonomi, dan lingkungan,
 Penyiapan perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang
pengintegrasian informasi geospasial tematik di bidang sosial,
ekonomi, dan lingkungan,
 penyiapan bahan penyusunan norma, pedoman, prosedur, standar,
dan spesifikasi di bidang pengintegrasian informasi geospasial
tematik di bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan,
 penyusunan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan di bidang
pengintegrasian Informasi geospasial tematik di bidang sosial,
ekonomi, dan lingkungan,
 pengintegrasian informasi geospasial tematik di bidang sosial,
ekonomi, dan lingkungan yang diselenggarakan oleh
kementerian/lembaga/pemerintah daerah,
 pelaporan tugas kelompok fungsional di lingkungan Pusat
Pemetaan Tata Ruang dan Atlas.
Macam-macam Atlas antara lain :

Atlas Bentang Sumberdaya Lahan Gunungapi Atlas Atlas


Atlas yang berisi informasi terkait sumberdaya lahan Geospasial Indikator
gunungapi tipe A Indonesia Tujuan
Pembangunan
Atlas yang Berkelanjutan
berisi informasi
tentang sejarah
perkembangan Atlas yang
sosial, ekonomi menyajikan
dan penduduk informasi
mulai jaman pra capaian
kemerdekaan beberapa
sampai indikator
reformasi, TPB/SDGs
hingga kondisi secara spasial,
saat ini. baik secara
nasional
maupun per
provinsi.
Selain itu,
ditampilkan
pula analisis
gap dan
proyeksi
capaian
indikator
TPB/SDGs
dibandingkan
angka target
yang telah
ditetapkan
pada tahun
tertentu.
Atlas
Atlas Taktual Indonesia Pariwisata

Menyajikan
Menyajikan IG dengan tema wilayah administrasi bagi informasi
penyandang disabilitas netra. terkait
kepariwisataan
di Provinsi Bali
dalam bentuk
Atlas.

Peran IGT Strategis Bidang Sosek antara lain :


IGT Neraca Spasial Sumber Daya Alam-Lingkungan Hi
IGT Integrasi Spasial-Statistik Penyusunan indikator
Penyusunan SDGs
neraca tingkat
(aktiva, desadan
pasiva sebanyak 21 indikator
perubahannya) penutS

IGT Neraca Spasial Sumber Daya Alam


Pesisir
IGT Pemodelan Dinamika Spasial untuk dan Tata
Rencana LautRuang
Penyusunan neraca (Aktiva, Pasiva dan
Pemodelanspasialyang
mampu perubahan
memperkirakandampak
lahan ke depan dari beberapa skenario rencana tata ruang.
Pembinaan IGT Terkait Tata Ruang antara lain :

Pembinaan Fasilitasi Pemerintah


Fasilitasi dan Pemanfaatan DG dan Daerah dalam
Pembinaan IG Kepada Penyelenggaraan IGT
Penyusunan Pemerintah Daerah RTR
IGT Kemampuan Untuk Perencanaan
Lahan Pembangunan Pembinaan kepada
Pemerintah Daerah
Pembinaan kepada Pembinaan terhadap untuk penyelenggaraan
pemerintah daerah jenis-jenis DG/IGD dan IGT Rencana Tata Ruang
dalam analisis dan memanfaatkannya khususnya RTRW
penyusunan untuk analisis tematik Kabupaten/Kota dalam
kemampuan dan tertentu mendukung tata bentuk fasilitasi dan
kesesuaian lahan ruang. pendampingan kepada
Pemerintah Daerah
dalam pemutakhiran peta
dasar.

C. Penerapan Teknologi Sistem Informasi Geografis


Definisi SIG
Sistem Informasi Geografis : kumpulan yang terorganisir dari perangkat
keras komputer, perangkat lunak, data geografis dan personil yang
didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi
geografis
Sub Sistem SIG
• Sub sistem Input Data
• Sub sistem Penyimpanan dan Pengelolaan Data
• Sub sistem Data Manipulasi dan Analisis,
• Sub sistem Output dan Penyajian

Komponen SIG antara lain :


Perangkat Keras ini berupa perlengkapan yang mendukung
kerja SIG, seperti CPU, monitor, printer, digitizer, scanner, plotter, CD
rom, VDU, dan flash disk. Bagian-bagian perangkat keras beserta
fungsinya
yaitu:
 CPU (Central Processing Unit): perangkat utama komputer untuk
pemrosesan semua instruksi dan program
 VDU (Visual Display Unit): komponen yang digunakan sebagai
layar monitor untuk menampilkan hasil pemrosesan CPU
 Disk drive: bagian CPU untuk menghidupkan suatu program
 Tape drive: bagian dari CPU yang menyimpan data hasil
pemrosesan
 Digitizer: alat untuk mengubah data teristris menjadi data digital
(digitasi)
 Printer: alat untuk mencetak data maupun peta dalam ukuran relatif
kecil
 Plotter: berfungsi seperti printer, digunakan untuk mencetak peta
tetapi keluarannya lebih lebar.
Perangkat lunak (Software), yaitu komponen SIG yang berupa program-
program pendukung kerja SIG seperti input data, proses data, dan output
data. Contoh perangkat lunak dari SIG adalah program kerja seperti Q-
GIS, ArchView, dan ArcGis.
Manusia sebagai pengguna (brainware), yaitu pelaksana yang
bertanggung jawab dalam pengumpulan, proses, analisis, dan publikasi
data geografis. Komponen brainware-lah yang mengolah data hasil
lapangan untuk selanjutnya diproses atau di-digitasi menjadi sebuah peta
yang dapat digunakan untuk keperluan tertentu sesuai dengan fungsinya.

Analisis Data Sistem Informasi Geografis


Kita bahas lebih lanjut mengenai analisis SIG. Analisis SIG dapat
dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan kebutuhan pengguna data
seperti analisis klasifikasi, overlay, networking, buffering, dan tiga
dimensi. Kita jabarkan satu persatu analisisnya Antara lain:
1. Analisis Klasifikasi
Analisis klasifikasi adalah suatu proses mengelompokkan data keruangan
(spasial). Contohnya dalam klasifikasi pola tata guna lahan untuk
permukiman, pertanian, perkebunan, atau hutan berdasarkan analisis data.

2. Analisis Overlay
Analisis overlay adalah proses untuk menganalisis dan mengintegrasikan
(tumpang tindih) dua atau lebih data keruangan yang berbeda.
Contohnya dalam analisis daerah rawan erosi dengan menggabungkan
data ketinggian, jenis tanah dan kadar
3. Analisis Networking
Analisis ini bertitik tolak pada jaringan yang terdiri dari garis-garis
dan titik-titik yang saling terhubung. Analisis networking seringkali
dipakai dalam sistem jaringan telepon, kabel listrik, pipa minyak atau gas,
maupun pipa air minum atau saluran pembuangan.
4. Analisis Buffering
Analisis ini menghasilkan penyangga berbentuk lingkaran atau
poligon yang meliputi suatu objek sebagai pusatnya. Dengan
menggunakan analisis buffering, kalian bisa mengetahui berapa
parameter objek dan luas wilayahnya.

5. Analisis Tiga Dimensi


Analisis ini digunakan untuk memudahkan pemahaman karena data
divisualisasikan dalam bentuk tiga dimensi. Penerapannya bisa digunakan
untuk menganalisis daerah yang rawan terkena bencana.

Ranah Aplikasi Sistem Informasi Geografi antara lain :


No. Bidang Aplikasi SIG

1. Lingkungan dan manajemen o Kesesuaian lahan untuk


sumberdaya alam tanaman
pertanian
o Manajemen hutan, Manajemen
lahan pertanian, Manajemen
sumberdaya air, Manajemen lahan
basah dan lain-lain
o Analisis dampak lingkungan
o Mitigasi dan manajemen bencana
o Pemilihan lokasi
2. Jaringan jalan o Navigasi kendaraan (penentuan
rute dan jadwal)
o Alamat rumah dan jalan
o Pemilihan lokasi
o Pelayanan ambulan
o Perencanaan pra-sarana
transportasi

3. Perencanaan dan rekayasa o Perencanaan perkotaan


o Perencanaan wilayah
o Perencanaan lokasi jaringan
fasilitas
umum
o Pengembangan fasilitas umum

4. Sistem informasi pertanahan o Administrasi pertanahan


o Perpajakan (PBB dan pajak
lainnya)
o Zonasi penggunaan lahan untuk
perijinan dan kelas lahan
o Pembebasan tanah dan lahan
D. PUSAT JARING KONTROL GEODESI DAN GEODINAMIKA
BADAN INFORMASI GEOSPASIAL
Badan Informasi Geospasial adalah:
“Lembaga pemerintah nonkementerian (LPNK) yang mempunyai
tugas, fungsi, dan kewenangan yang membidangi urusan tertentu dalam
bidang informasi geospasial Geospasial (ruang kebumian): aspek
keruangan yang menunjukkan posisi suatu objek di bumi yang dinyatakan
dalam sistem koordinat tertentu. Informasi Geospasial adalah data
geospasial yang sudah diolah sehingga bermanfaat untuk pengambilan
keputusan, kebijakan, pelaksanaan kegiatan.
Dasar hukum
 UU No.04 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial
 UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja
 Perpres No. 45 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Informasi
Geospasial
 Perpres No. 23 Tahun 2021 Tentang Percepatan Pelaksanaan
Kebijakan Satu Peta
 Perpres No. 93 Tahun 2019 Tentang Penguatan dan Pengembangan
Sistem Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami

Definisi System Referensi Geogspasial :


SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL (SRG)
suatu sistem referensi yang digunakan dalam pendefinisian dan
penentuan posisi suatu entitas geospasial mencakup posisi horizontal,
posisi vertikal, dan nilai gayaberat berikut perubahannya sebagai fungsi
waktu.

SISTEM REFERENSI GEOSPASIAL INDONESIA (SRGI)


SRG yang digunakan secara nasional dan konsisten untuk seluruh
wilayah NKRI serta kompatibel dengan sistem referensi geospasial
global. SRGI yang digunakan saat ini adalah SRGI2013 Sistem Referensi
Geospasial Indonesia (SRGI) Tahun 2013 merupakan jaring kontrol
geodesi yang menjadi acuan dalam penentuan posisi suatu obyek dalam
sistem kinersial dan terestrial, dan penentuan medan gaya berat.
Penetapan SRGI 2013 dilakukan dengan kajian akademis yang
melibatkan para akademisi dari beberapa perguruan tinggi terkemuka di
Indonesia. Hal tersebut dikemukakan oleh Sekretaris Utama Badan
Informasi Geospasial (BIG), Budhy Andhono Soenhadi saat menjadi
pembicara kunci dalam Seminar “Sistem Referensi Geospasial Indonesia
(SRGI) Tahun 2013”, di Institut Teknologi Padang, Sumatera Barat, 19
Mei 2014.
Komponen Sistem Referensi Geospasial Indonesia

Stasiun Ina Cors dan Penjelasannya


Ina Cors merupakan jaring kontrol geodetik aktif di Indonesia
berupa stasiun Global Navigation Satellite System (GNSS) permanen
dipermukaan bumi untuk kebutuhan informasi geospasial dasar termasuk
pemetaan. Pembangunan stasiun CORS tersebut merupakan kerja sama
antara ITERA dan Badan Informasi Geospasial (BIG).
InaCORS Badan Informasi Geospasial (BIG) merupakan sebuah
sistem yang terdiri atas beberapa komponen yaitu perangkat stasiun di
lapangan, server, jaringan komunikasi, dan pengguna. Dari seluruh
stasiun InaCORS yang tersebar di seluruh Indonesia, semua data mengalir
ke server BIG melalui komunikasi internet. Setelah data masuk ke server
BIG, maka proses pemantauan kondisi stasiun InaCORS dapat dilakukan
untuk memastikan seluruhnya berfungsi optimal. Stasiun yang mengalami
kendala akan segera diperbaiki agar kembali berfungsi. Data yang
dihasilkan di server BIG kemudian digunakan oleh pengguna, baik untuk
layanan pemrosesan secara postprocessing atau layanan koreksi ketika
pengukuran menggunakan metode RTK.

Alur Pengelolaan InaCORS


Stasiun InaCORS di lapangan terdiri atas perangkat outdoor dan
perangkat indoor . Perangkat luar ruangan terdiri atas antena GNSS dan
sensor meteorologi. Antena GNSS dipasang di atas pilar sedangkan
sensor meteorologi berada di dekat lokasi pilar antena. Perangkat dalam
ruangan terletak di dalam kotak perangkat yang terdiri atas sistem
daya, penerima GNSS, dan perangkat telekomunikasi.
Perangkat InaCORS
InaCORS dikelola oleh Badan Informasi Geospasial, tepatnya di
Bidang Geodinamika Pusat Jaring Kontrol Geodesi dan Geodinamika,
yang berlokasi di Jl Raya Jakarta – Bogor km 46, Cibinong. Setelah
dibangun, stasiun InaCORS dikelola agar beroperasi dengan baik selama
24jam/7 hari dan mampu melayani pengguna dengan standar pelayanan
ketersediaan data 95% untuk stasiun yang online. Pengelolaan tersebut
dilaksanakan melalui sejumlah kegiatan, antara lain:
 Stasiun Pemantauan merupakan kegiatan pemantauan untuk
memastikan seluruh perangkat stasiun InaCORS berada dalam kondisi
baik dan berfungsi normal, dengan melihat status ketersediaan data
stasiun setiap hari.

 Perawatan Rutin dan Perbaikan, Agar dapat beroperasi secara


terus- menerus dengan baik, stasiun InaCORS perlu dirawat secara
berkala. Apabila terjadi kerusakan maka stasiun harus segera
diperbaiki agar dapat berfungsi kembali, dengan jenis perbaikan yang
sesuai terhadap kerusakan yang terjadi
 Manajemen Data Setiap hari, stasiun InaCORS menghasilkan
data mentah 30 detik yang dikonversi menjadi data RINEX. Data
RINEX diolah untuk memelihara sistem referensi geospasial serta
digunakan untuk pelayanan apabila ada pengguna yang
membutuhkan. Selain itu, stasiun InaCORS dengan kemampuan untuk
melayani koreksi RTCM ( Radio Technical Commission for Maritime
Services ) untuk layanan RTK ( Real Time Kinematic ) juga
menghasilkan data streaming setiap jamnya. Seluruh data CORS
tersebut sejak pertama kali tersedia dikelola melalui suatu sistem
manajemen data GNSS dalam server data InaCORS. Termasuk dalam
kegiatan manajemen data adalah pengelolaan informasi
metadata. Metadata InaCORS yang berisi secara mendetail tentang
setiap perangkat yang terpasang di seluruh stasiun InaCORS secara
berkala diperbarui ketika terjadi perubahan status stasiun InaCORS.
 Pengolahan Data InaCORSData , InaCORS berupa data GNSS
diolah menggunakan perangkat lunak ilmiah GAMIT/GLOBK
bersama dengan data GNSS dari stasiun IGS (International GNSS
Service). Proses pengolahannya melibatkan beberapa jenis data untuk
memastikan hasil yang diperoleh memenuhi standar ketelitian yang
ditetapkan. Hasil dari kegiatan pengolahan data GNSS tersebut berupa
definitif koordinatif serta kecepatan perubahan vektor dalam datum
yang digunakan. Indonesia telah melakukan perubahan datum nasional
mulai dari ID74 menjadi DGN95 dan terakhir, yang saat ini
digunakan, adalah SRGI2013.
 Pemutakhiran Informasi, Seluruh stasiun InaCORS baik yang
memiliki komunikasi data online maupun offline disebarluaskan
informasinya melalui http://srgi.big.go.id/srgi2/jkg (web SRGI),
sedangkan stasiun yang memiliki komunikasi data online untuk
layanan RTK menyajikan informasi
status realtime -nya melalui http://nrtk.big.go.id/ . Deskripsi stasiun
InaCORS dapat diunduh melalui web SRGI. Perubahan perangkat
yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan stasiun InaCORS
dimutakhirkan informasinya di kedua web tersebut.
B. Stasiun Klimatologi Jawa Barat (BMKG)

BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) Stasiun


Klimatologi Jawa Barat

Materi: BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika)


BMKG merupakan lembaga non-kementerian yang bertugas
melakukan pengamatan, pengolahan, analisa, dan penyebaran informasi
cuaca, iklim, gempa bumi,dan tsunami.

Tugas Pokok :
Melaksanakan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran data, pengolahan,
analisa dan prakiraan, serta pelayanan jasa meteorologi, klimatologi dan kualitas
udara.
Fungsi :
1. Pengamatan klimatologi dan kualitas udara serta meteorologi pertanian
dan hidrometeorologi.
2. Pengumpulan dan penyebaran data klimatologi dan kualitas udara serta
meteorologi pertanian dan hidrometeorologi.
3. Pengolahan, analisa dan prakiraan klimatologi dan kualitas udara serta
meteorologi pertanian dan hidrometeorologi.
4. Pelayanan jasa klimatologi dan kualitas udara serta meteorologi pertanian
dan hidrometeorologi.
5. Pelaksanaan administrasi dan kerumahtanggaan.
Ruang Lingkup Kegiatan Seksi Data dan Informasi
Manajemen Data:
 Pengumpulan dan Penyebaran Data maupun Informasi.
 Pembinaan Pos-Pos Kerja Sama di wilayah Jawa Barat.
 Manajemen Informasi: Pengembangan Produk-Produk Informasi Iklim
 Orientasi Pelayanan dan Kebutuhan Pengguna Jasa
 Pos Koordinasi / Posko Kegiatan / Kenegaraan / VVIP, Bencana Alam dan
hari-hari besar
Profil Stasiun Klimatologi Jawa Barat
Memiliki 39 Orang Pegawai dengan 9 orang PPNPN dan tingkat pegawai
beragam mulai dari Diploma 4, Strata 1, 2 dan 3 yang rata rata usia pegawai
terbanyaknya 41-45 Tahun.
Layanan Informasi Stasiun Klimatologi Jawa Barat
Layanan Buletin
Layanan Multisektor dalam Bidang Transportasi; Berperan aktif Membuka
Posko untuk
Melayani Informasi Cuaca di Jalur Mudik pada kegiatan Natal dan Tahun Baru.
Layanan Multisektor dalam Bidang Pertanian
Layanan Multisektor dalam Bidang Pariwisata; Stasiun Klimatologi Bogor,
Berperan aktif
untuk penyediaan informasi cuaca dilokasi wisata,
Layanan Multisektor dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan; Berperan
aktif untuk penyediaan informasi cuaca kemiliteran,
Layanan Multisektor dalam Bidang Kepresidenan & VVIP; Berperan aktif
penyediaan informasi cuaca untuk Kegiatan
Kepresidenan dan Kunjungan Tamu Negara (VVIP)
Layanan Multisektor dalam Bidang SDA
Layanan Multisektor dalam Bidang Pendidikan; PKL/Magang Mahasiswa,
Kunjungan Edukasi (TK, SD, SMP, SMA,Kampus, Diklat TNI, dll), BMKG Goes
To School, Narasumber di Kampus dan Pelayanan Data Tarif Rp.0
Layanan Multisektor dalam Bidang Kebencanaan; Penyediaan Informasi Cuaca di
Lokasi Bencana, Koordinasi Lapangan Kesiapsiagaan Peluang Bencana,
Pembuatan Analisis Kejadian

Informasi Iklim Dan Musim


 Metode Prakiraan Metode Statistik; HyBMKG (ARIMA, WAVELET,
WAV-ARIMA, ANFIS DANWAV-ANFIS), REGREGSI SST (ITACS)
 Metode Dinamis, Menggunakan model ECMWF
 Pemetaan dengan ArcGis
Faktor Pengendali Curah Hujan di Wilayah Indonesia

Mengenal Produk Informasi dan Prakiraan Iklim


Monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) Berturut Turut
 Periode Pengamatan didasarkan pada tanggal pemutakhiran dan dianalisis
ke belakang sampai dengan didapat hari hujan.
 Hari tanpa hujan berturut-turut dihitung dari hari terakhir pengamatan, jika
hari terakhir tidak hujan maka dihitung sesuai dengan Kriteria. Sedangkan
jika hari terakhir pengamatan ada hujan ( >= 1 mm) langsung
dikategorikan Hari Hujan (HH)
Peta Prakiraan Hujan Bulanan
Prakiraan Musim

Dampak Perubahan Iklim


 Suhu rata-rata global pada permukaan bumi telah meningkat ± 0.74 - 0.18
° C (±1.33 - 0.32 ° F) selama seratus tahun terakhir (Rahmanelli, 2008)
 Matahari telah berkontribusi terhadap peningkatan temperatur rata-rata
global selama periode 1900-2000 sekitar 45-50%. Stott (dalam
Rahmanelli, 2008)

Bencana Hidrometeorologi dan Dampaknya


 Hujan Lebat
 Putting Beliung
 Banjir
 Tanah Longsor

Deteksi Hujan Lebat dan Petir


Dengan bantuan citra satelit BMKG, Potensi Hujan lebat dapat dideteksi jenis
awan dan intensitas curah hujannya serta dapat diketahui durasi/prakiraan lama
kejadian hujan lebat. Untuk melihat potensi Curah Hujan Dasarian telah dilakukan
pemetaan wilayah sebagai peringatan dini.

Pemanfaatan Data Satelit GSMAP


Global Satellite Mapping of Precipitation (GSMaP) adalah data estimasipresipitasi
yang merupakan bagian dari Global Precipitation Measurement (GPM)Mission.
Instrumen yang digunakan dalam pengamatan presipitasi adalahDual-frequency
Precipitation Radar (DPR) yang onboard di core satelit GPM core,GPM
constellation satellites lain, dan geostationary satellites. Domain data GSMaP
adalah global dengan resolusi 0,1 0,1 derajat. Algoritmapengambilan tingkat
presipitasi GPM didasarkan pada model transfer radiasi.
Curah hujan yang sudah dikoreksi dengan data rain gouge dihitung
berdasarkanoptimalisasi dari akumulasi 24 jam dari GSMaP per jam terhadap
presipitasi hariandari pengukuran gauge NOAA/CPC. Pada saat ini data GSMaP
neon real time tersedia dalam beberapa versi, danmulai v5 hingga v8. Perbedaan
setiap versi berkaitan dengan resolusi, algoritma,atau instrumen yang digunakan
dalam menghasilkan data presipitasi.
Cara mengakses data GSMAP :
Ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk mengunduh data GSMaP, yaitu:
1. Berbasis GUI (misal: Filezilla)
2. Secara terprogram (misal: Python)
Data Ragam GSMaP :
1. Observasi Dekat Waktu Nyata, Data ini biasa digunakan untuk observasi
harian dengan waktu latensi lebih per (sekitar 4 jam).
2. Iklim, Data ini untuk keperluan analisis klimatologis dalam skala daily, 3
days, mingguan, 10 hari, dan bulanan.
3. Siaran sekarang, Nowcast mampu menyediakan data prediksi hingga 6 jam
ke depan menggunakan data curah hujan global yang diperbarui setiap
jam.
JAXA mendistribusikan data GSMaP RNC yang di-generate oleh RIKEN.
Impack Based Forecast (IBF)
Prakiraan Berbasis Dampak
Merupakan layanan cuaca terapan yang sudah dikembangkan dalam level nasional
dan akan di downscale ke level Provinsi pada pertengahan 2023
Platform IBF Sebagai Bagian dari Signature
Prakiraan Berbasis Dampak Hujan Lebat Wilayah Jawa Barat

Desiminasi
Media Pelayanan Berbasis Teknologi Indormasi
Portal Layanan Data Online
Adalah Portal layanan data berbasis web untuk pengguna (user) data MKG, baik
dari kalangan internal maupun eksternal BMKG. Layanan ini Memudahkan
penyebaran data dan informasi, serta menjamin tersedianya data MKG sehingga
dapat diakses oleh user secara free (tidak berbayar).
Lampiran Kunjungan Instansi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
(Stasiun Klimatologi Bogor)
C. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Materi : Profil BNPB, Fungsi serta Peran BNPB, Penanggulangan


Bencana, inarisk

Badan Nasional Penanggulangan Bencana merupakan Lembaga


pemerintah non departemen, sebagaimana yang telah dimaksud dalam
undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana,
BNPB juga merupakan Lembaga yang bertanggung jawab langsung
kepada presiden. Terbentuknya BNPB ini tidak terlepas dari berbagai latar
belakang bencana seperti kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan
demografis, dari hal tersebut mendorong Indonesia untuk membangun visi
untuk membangun ketangguhan bangsa dalam mengahadapi bencana.
Lembaga ini hadir sejak tahun 1945 namun sebelumnya tidak Bernama
BNPB, Pada tahun 1945-1966 BPKKP yang berfokus pada kondisi situasi
perang pasca kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1966-1967 BP2BAP dan
Bakornas PBA, pada tahun 1979-1990 berubah menjadi Bakornas PB,
2000-2005 berubah Kembali menjadi Bakornas PBP, Tahun 2005-2008
berubah Kembali dari Bakornas PBP mejadi Bakornas PB, Dalam
merespon sistem penanggulangan bencana saat itu, Pemerintah Indonesia
sangat serius membangun legalisasi, lembaga, maupun budgeting. Setelah
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang
Penanggulangan Bencana, pemerintah kemudian mengeluarkan Peraturan
Presiden Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB). BNPB terdiri atas kepala, unsur pengarah
penanggulangan bencana, dan unsur pelaksana penanggulangan bencana.
BNPB memiliki fungsi pengkoordinasian pelaksanaan kegiataan
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Menurut peraturan kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana Nomor 1 Tahun 2008 Pasal 2 tentang tugas BNPB yakni
dinataranya adalah sebagai berikut :
a. memberikan pedoman dan pengarahan terhadap usaha
penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana,
penanganan tanggap darurat,rehabilitasi, dan rekonstruksi secara
adil dan setara
b. menetapkan standardisasi dan kebutuhan penyelenggaraan
penanggulangan bencana berdasarkan peraturan
perundangundangan
c. menyampaikan informasi kegiatan penanggulangan bencana kepada
masyarakat
d. melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada
Presiden setiap sebulan sekali dalam kondisi normal dan setiap
saat dalam kondisi darurat bencana
e. menggunakan dan mempertanggungjawabkan
sumbangan/bantuan nasional dan internasional
f. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang
diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
g. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan
perundangundangan dan
h. menyusun pedoman pembentukan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah.
Sedangkan untuk fungsi dari Badan Nasional Penanggulangan
Bnecana (BNPB) Menurut peraturan kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana Nomor 1 Tahun 2008 Pasal 3 seabgai
berikut :
a. perumusan dan penetapan kebijakan
penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi
dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien
b. pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu, dan menyeluruh.
Data statistik memiliki peran penting dalam memahami sebuah
dampak kerugian maupun kerusakan akibat dari bencana, serta menjadi
salah satu indikator kebutuhan yang di perlukan untuk proses pemulihan
pasca bencana. Akses dan data merupakan hal yang penting dalam proses
keberhasalam dalam penanggulangan risiko bencana. Maupun pada saat
darurat bencana yang membutuhkan sebuah management krisis.
Berikut merupakan fungsi adanya data penanggulangan bencana yakni
sebagai berikut:

1. pencegahan dan kesiapsiagaan


a. mengetahui tingkat ancaman, kerentanan, serta resiko bencana
b. Menyusun rencana kontijensi
2. Kedaruratan
a. Operasi tanggap bencana darurat berjalan serta didukung
dengan data yang akurat
b. Pemberian bantuan lebih tepat sasaran dan merata dengan data
yang akurat dan terbaru.
3. Rehabilitasi dan rekonstruksi
a. Build back better dengan prinsip pembangunan keberlanjutan
b. Data yang akurat mengenai kerusakan dan kemajuan
proses recovery sangat membantu pengambil
kebijakan
4. Logistic dan peralatan
a. Melakukan pendataan jumlah logistic dan peralatan
sebagai salah satu kapasitas suatu daerah
Dalam penanggulangan becana terdapat tiga tahapan yang
dilakukan yakni diantaranya penanggulangan pra bencana, saat bencana,
dan juga pasca bencana. Berikut merupakan kebutuhan data dan juga
informasi bencana.

PRA SAAT PASCA


Peringatan Dini Kesiapsiagaan Tanggap Darurat Rehab Rekon
- Titik api - Geografis - Jenis bencana - Penilaian
kerusakan
- Gunung aktif - Demografis - Dampak bencana
dan
(korban,
- Cuaca - Sumber daya pb kerugian
- Gelombang tinggi

- Tinggi muka air - Sarana dan kerusakan, - Pendanaan


prasarana kerugian) dna
- Gemapa dan
- Potensi bahaya - Kebutuhan darurat realisasi
Tsunami
- Potensi bencana - Sumber
susulan
dana

Adapun strategi dalam pengumpulan data bencana yakni sebagai berikut:


1. Pengumpulan data dilakukan oleh BPBD baik
kabupaten maupun kota (BPBD daerah setempat)
dengan memanfaatkan atau menggunakan forat data
standar.
2. Proses verifikasi data dilakukan oleh BNPB, BPBD,
Provinsi, Kabupaten ataupun kota saling berkoordinasi
dengan kementrian atau Lembaga, organisasi perangkat
daerah terkait.
3. Penyediaan sarana pendukung ang memadai berupa
komputer, printer, jaringan koneksi internet.
Dalam proses pemantauan, penanggulangan,
maupun informasi terkait dengan kebencanaan, BNPB saat
ini telah memiliki sebuah portal informasi seputar
kebencanaan yakni INARISK.

inaRISK merupakan portal atau aplikasi yang berisikan


informasi tingkat bahaya suatu wilayah dan dilengkapi dengan
rekomendasi aksi untuk melakukan antisipasinya secara
partisipatif. Aplikasi ini disusun bersama antara pemerintah dan
pihak lain yang memiliki pengalaman dalam edukasi kebencanaan
di Indonesia.

Tampilan Portal inaRISK melalui Webside


inaRISK ini dibangun oleh Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dengan dukungan dari
Kementerian ESDM, Kementerian PU-Pera, dan BMKG serta
lembaga lain terutama dalam penyediaan data. Adapun tujuan
dibuatnya inaRISK ini yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai sarana guna mengetahui risiko maupun informasi
seputar bencana di daerah sekitar kita.
2. Guna mengetahui tahapan ataupun Langkah yang harus
dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi risiko
bencana (mitigasi).
3. Dengan adanya aplikasi inaRISK ini juga komponen
pentahelix (Akademisi, praktisi, Komunitas, Pemerintah,
TNI-POLRI, Masyarakat) saling berkontribusi serta
berkoordinasi mengenai kejadian kebencanaan. Terutama
Masyarakat, dimana Masyarkakat memiliki peran penting
untuk mengkonfirmasi atau melaporkan terjadinya bencana
diwilayahnya dengan menggunakan aplikasi inaRISK
ini,sehingga dengan hal tersebut, dapat membantu Lembaga
BNPB ini dalam meningkatkan kesiapsiagaan, penyaluran
bantuan kebencanaan secara efisien.
Untuk lebih lengkapnya berikut adalah manfaat dari inaRISK untuk
pemerintah dan Masyarakat. Manfaat Inarisk untuk pemerintah :
1. Membantu diseminasi hasil kajian risiko bencana daerah
2. Membantu pemerintah, pemda dan pengambil keputusan
lainnya dalam menyusun strategi, kebijakan, dan kegiatan
untuk mengurangi bencana di tingkat nasional hingga
daerah.
3. Membantu pemerintah dalam melakukan pemantauan
terhadap capaian penurunan indeks risiko bencana di
indonesia.
4. Menyediakan data spasial untuk kepentingan
analisis lainnya, seperti revisi RTRW Manfaat
Inarisk untuk masyarakat :
1. Sarana edukasi masyarakat untuk memahami potensi ancaman
dan risiko bencana di tempat mereka berada
2. Sarana edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat,
sehingga dapat meningkatkan kesiapsiagaan dalam
menghadapi bencana
3. Sarana berbagi data spasial melalui gis services, sehingga
pengguna dapat melakukan berbagai analisis lanjutan
Sistem informasi inaRisk terbagi menjadi dua yakni
inaRisk Web dan inaRisk Personal, InaRisk Web menggambarkan
cakupan wilayah ancaman bencana, populasi terdampak, potensi
kerugian fisik (Rp.), potensi kerugian ekonomi (Rp.) dan potensi
kerusakan lingkungan (ha) dan terintegrasi dengan berbagai data dan
informasi untuk pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana.
InaRisk Web ditujukan untuk pemerintah, perencana, akademisi,
peneliti, praktisi, dan masyarakat.
InaRisk personal adalah aplikasi android & ios yang menampilkan tingkat risiko bencana
sekaligus saran untuk mitigasinya, baik pada fase sebelum, saat, maupun pasca bencana. Inarisk
personal penting dimiliki semua orang sebagai upaya mempersiapkan diri dan keluarga dalam
menghadapi bencana,serta lapor kegiatan pencegahan. informasi yang bisa diakses di inaRisk
Personal, sebagai berikut :
a. Berbasis titik koordinat
b. Untuk bahaya gempabumi, tsunami, gunungapi, banjir, banjir bandang, longsor,
erupsi gunungapi, dan covid.
c. Dilengkapi dengan rekomendasi aksi mandiri. Informasi Dini untuk Kejadian Bencana.
d. Waktu dan lokasi kejadian bencana: gempabumi (BMKG), longsor dan status
gunungapi (PVMBG) Penilaian Mandiri untuk edukasi
e. Rumah Tahan Gempabumi.
f. Sekolah/Satuan Pendidikan Aman Bencana.
D. BRIN OSEANOGRAFI
Definisi Oseanografi
Ada perbedaan dasar dalam istilah Oseanografi dan Oseanologi:
1. Oseanografi adalah catatan/rekaman/diskripsi tentang karakteristk
fisika, kimia dan biologi dari laut baik di permukaan, pada kolom dan dasar
perairan.
2. Oseanologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh aspek tentang
laut termasuk di dalamnya oseanografi dengan menerapkan ilmu-ilmu
tradisional seperti fisika, kimia, matematik, geofisika dll, eksplorasi laut,
serta penggunaan laut di berbagai bidang seperti ekonomi, explorasi
sumberdaya alam dan militer.
Ilmu Kelautan
Sebagai proses mencari dan menemukan fakta dan menyatukan
prinsip yang menjelaskan tetang sifat/ciri laut dan bentuk kehidupan yang
beasosiasi dengan laut. Selain itu, ilmu kelautan juga sebagai integrasi dari
berbagai ilmu sebagai berikut :
a. Sebagai Ilmu Fisika : Mempelajari materi dan energi di laut
b. Sebagai Ilmu Hayati : Mempelajari kehidupan laut dan interaksinya
dengan lingkungan laut (Fisiologi, Biologi, dan Ekologi Laut).
c. Sebagai Ilmu Kebumian dan Ruang Angkasa : Mempelajari bumi
dan interaksinya terhadap sistem ruang angkasa (Geologi, Geografi,
Astronomi, Astrofisika, dll).
Selain itu, Ilmu Kelautan sendiri juga terdiri atas 4 cabang ilmu
oseanografi sebagai berikut :
1. Oseanografi Geologi

Pada oseanografi geologi ini mempelajari studi tentang bumi di


tepi lautan yang meliputi proses pembentukan dasar laut, sedimen, batuan
dan mineral, dan juga ventilasi panas bumi.
2. Oseanografi Fisik
Pada oseanografi fiisk ini mempelajari tentang mengapa lautan
bergerak, mempelajari cuaca, perpindahan panas, siklus air, gelombang,
pasang surut, arus dan juga suhu.
3. Oseanografi Kimia
Pada oseanografi kimia ini mempelajari tentang komposisi dan
sejarah air laut proses dan interaksi air laut kemudia mempelajari salinitas
gas terlarut nutrisi.
4. Oseanografi Biologi

Pada oseanografi kimia ini mempelajari tentang hubungan


organisme satu sama lain dan juga lingkungannya. Selain itu, pada ilmu
kelautan ini sedimen laut (geologis) dibuat oleh organisme hidup
biologis) hal tersebut dipengaruhi oleh nutrisi (kimia) dan arus serta suhu
(fisik).
Sejarah Oseanografi
Oseanografi ialah ilmu yang terhubung dengan seluruh sejarah dunia
seperti perdagangan, perang, sumber daya, cuaca dan lautan yang telah
membentuk masa lalu manusia. Selain itu dengan memahami oseanografi
maka orang- orang dapat menerapkan ilmu kelautan saat ini. Pada sejarah
oseanografi ini meliput tentang orang-orang bukan hanya lautan dan
tabung reaksi saja, berikut 3 tahapan utama dalam sejarah peneloitian
oseanografi :
1. Tahap Eksplorasi Laut
Pada tahap ini penjelajah terkenal meliputi Bangsa Fenisia,
Phytheas, Polinesia, Herodotus, Viking, Bartholomew Diaz, Vasco de
Gama, Ferdinand Magellan dan Sebastian del Cano.
2. Tahap Penelitian ilimiah awal mengenai distribusi tentang laut
Pada tahap ini ilmuan terkemuka meliputi James Cook, Mattew,
Fountaine Maury, Charles Darwin, C.whyville Thomson, dan Fridjof
Nansen.
3. Tahap penelitian oseanografi modern
Tahap ini meliputi penerapan metode ilmiah modern untuk
mempelajari lautan sistem
Penelitian Oseanografi
Terdapat (platform), kapal penelitian satelit, alat penelitian (instrument),
CTD (Kedalaman Suhu Konduktivitas), ADCP (Profil Arus Doppler
Akustik). Berikut transportasi dan juga alat – alat yang digunakan.
Pada gambar diatas terdapat thermometer, dimana Ketika
thermometer tersebut dibalikan maka hanya memerlukan satu pengukuran.
(Gambar botol pengambilan sampel air)

Ketika menggeluti ilmu kelautan terkadang membuat cemas,


terkadang rutin, selalu menarik. Seorang ilmuan meluncurkan roset CTD
(Konduktivitas, suhu, kedalaman) untuk mengambil sampel air. Setiap
ruang dipicu untuk mengisi pada kedalaman yang berbeda. Sampel
digunakan untuk mengkalibrasi sensor dan mengukur air dan
penguhninya.
Bathytermograph
Adalah instrument oengukur suhu air laut pada berbagai kedalamat
laut. Alat ini digunakan untuk memperoleh data suhu air pada profil
vertical yang sangat penting dalam memahami sifat termal dari lautan.
Informasi suhu ini dapat memberikan tentang struktur termal laut dan
dapat digunakan dalam berbagai aplikasi seperti penelitian geografi,
pemantauan iklim, dan keperluan kelautan lainnya. Alat ini bekerja dengan
cara mengukur perubahan suhu air seiring dengan kedalaman. Instrumen
ini biasanya dijatuhkan dari kapal ke dalam laut dan saat turun, ia mencatat
suhu air pada setiap kedalaman tertentu. Jadi data yang diperoleh dapat
dianalisis untuk memahami perubahan suhu air laut di berbagai lapisan
dalam laut. Serta penggunaan bathythermograph ini menjadi bagian
integral dari penelitian oseano untuk memahami perubahan iklim, sirkulasi
laut, dan sejumlah fenomena laut lainnya.
Salinometer
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur konsentrasi garam
(terutama garam dapur atau natrium klorida) dalam suatu larutan. Cara
kerja salinometer seringkali berdasarkan pada prinsip konduktivitas listrik
air karena iar yang mengandung garam lebih konduktif dari pada air tawar,
alat ini dapat mengukur tingkat konduktivitas dan mengonversinya
menjadi nilai salinitas. Terdapat beberapa jenis salinomter, dan mereka
dapat digunakan dalam berbagai konteks, termasuk penelitian kelautan,
penelitian perikanan, dan pemantauan kualitas air laut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan 1 (KKL 1) Tahun 2023 Prodi Pendidikan


Geografi FKIP UHAMKA yang dilaksanakan di UHAMKA Boarding School dan
empat Instansi Lembaga (BIG, BMKG, BRIN, dan BNPB) menjadikan
mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini dapat bermanfaat baik secara teori
ataupun praktek. Pada rangkaian kegiatan yang dilakukan pada KKL 1,
mahasiswa mengolah data sekunder dan praktek secara langsung di lapangan
berupa; pengukuran menggunakan alat waterpass dan theodolith berupa survei
pemetaan lahan, pengamatan iklim dan cuaca, pengamatan kualitas air dan debit
air, menganalisis jenis tanah dan batuan, permeabilitas tanah, hingga
mewawancarai penduduk setempat. Lalu, terdapat mengunjungi 4 nstansi
Lembaga yang terkait dengan kajian geografi.

Saran
Semoga dengan adanya KKL 1 yang diadakan Prodi Pendidikan Geografi
FKIP UHAMKA, dapat menciptakan mahasiswa-mahasiswi yang berkualitas dan
berkompeten pada bidang keilmuan geografi dan paham praktek alat-alat geografi
di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, S. (2014). Jati Diri Tanah. 1–50.
https://core.ac.uk/reader/198234039 Bapeda Kota Bogor.
(2014). Bab 2 Gambaran Umum Wilayah. Laporan Akhir
Layanan Persampahan Kota Bogor, 1–33.
C., ferry dwi. (2017). Proses dan Bentuk dalam
Geomorfologi. Purnomo, D. (2012). Pengertian
Kipas Alluvial.
Setiawan, P. (n.d.). Pengertian Geomorfologi.
Sukandarrumidi, Herry Zadrak, F. W. M. (2014). Geologi Umum
(Bagian Per).
LAMPIRAN
 Dokumentasi Kegiatan
Senin – Rabu 11 - 13 September 2023 (Kegiatan Lapangan di UBS)
 Kartografi

 Demografi, Sosial dan Ekonomi

 Geologi, Pedologi Tanah


 Hidrologi

Selasa –dan Kamis 24 dan 26 Oktober 2023 (Kegiatan Kunjungan Instansi)


 BIG
 Stasiun Klimatologi Jawa Barat

 BNPB

 BRIN Oseanografi

Anda mungkin juga menyukai