Anda di halaman 1dari 34

BUDIDAYA TANAMAN BAWANG MERAH

Avifah Nur Aini

Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian dan Perikanan

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Jl. Raya KH. Ahmad Dahlan Dukuhwaluh PO BOX 202 Purwokerto

e-mail : avifahnuraini18@gmail.com

ABSTRAK

Budidaya adalah suatu proses memperbanyak sumber daya hayati, yang


biasanya terdapat dalam bidang perkebunan, peternakan, dan pertanian. Dalam
praktikum kali ini, kita akan membudidayakan tanaman bawang merah. Tanaman
bawang merah sendiri bisa diperbanyak dengan 2 cara, yaitu menggunakan biji dan
umbi bibit. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perkembangan dan
pertumbuhan tanaman bawang merah, faktor penyebab kerusakan pada tanaman
bawang merah, dan mengetahui perbedaan tumbuh tanaman dari 3 jenis pupuk yang
berbeda. 3 perlakuan pupuk yang berbeda yaitu yang pertama hanya menggunakan
pupuk kompos yang kedua menggunakan pupuk campuran (kompos dan kimia),
dan yang ketiga yaitu menggunakan pupuk kimia. Hasilnya perlakuan 1 dan 2
mempunyai atau menghasilkan bobot umbi yang banyak. Sedangkan perlakuan 3
mempunyai bobot umbi yang sedikit. Atau dapat disimpulkan bahwa perlakuan 3
merupakan perlakuan yang kurang baik dan perlakuan ke-2 adalah perlakuan yang
cocok karena menggunakan pupuk campuran (kompos dan kimia) sehingga nutrisi
yang didapat tanaman terpenuhi.
Kata kunci : Bawang merah, produksi, budidaya, pupuk

I. PENDAHULUAN
Salah satu komoditas memberikan kontribusi
yang sudah lama yang cukup tinggi
diusahakan oleh para terhadap perkembangan
petani yaitu bawang ekonomi di Indonesia.
merah. Komoditas Karena hal ini, banyak
bawang merah sekali para pengusaha di
Indonesia yang sudah tugu yang mereka buat
mulai membudidayakan (Rukmana, 1994).
bawang merah. Tingginya
Bawang merah
minat masyarakat yang
termasuk sebagai salah
mau membudidayakan
satu sayuran umbi yang
bawang merah, masih
mulltiguna. Paling
terdapat berbagai kendala
banyak digunakan
baik secara teknis maupun
sebagai bumbu dapur dan
ekonomis (Sumarni,
penyedap masakan
2005).
sehari-hari. Selain itu,
Bawang merah bawang merah juga bisa
diduga berasal dari Asia. dimanfaatkan sebagai
Sebagian mengatakan obat tradisional. Seperti
bahwa tanaman ini umbi bawang merah yang
berasal dari Asia Tengah dapat digunakan sebagai
terutama Palestina dan obat nyeri perut. Daerah
India. Namun, sebagian penyebaran tanaman
lagi mengatakan bahwa bawang merah di
tanaman ini berasal dari Indonesia antara lain
Asia Tenggara dan terdapat di Tegal,
Mediterranean. Terdapat Cirebon, Pekalongan,
kesamaan pandang bahwa Wates (Yogyakarta),
bawang merah Brebes, dan Solo
merupakan tanaman (Rukmana, 1994).
tertua dari silsilah
Bawang merah dapat
budidaya tanaman
tumbuh dan berproduksi
manusia. Ini bisa kita
di daerah dengan
ketahui pada zaman I dan
ketinggian ± 1.100 meter
II Dynasti bangsa Mesir
diatas permukaan laut.
dimana mereka sering
Tapi, bawang merah
melukiskan bawang
paling baik diproduksi di
merah pada patung atau
dataran rendah yang
memiliki suhu udara 25° - diatas permukaan laut
32℃ dengan iklim yang (Nurmalinda dkk, 1995).
kering. Dan mendapat
Bawang merah dapat
sinar matahari ±70%.
diperbanyak dengan 2
Jenis tanah yang paling
cara, yaitu berupa biji dan
baik untuk budidaya
umbi bibit. Perbanyakan
bawang merah adalah
bawang merah dengan
jenis tanah lempung
menggunakan umbi bibit
berpasir atau lempung
memerlukan beberapa
berdebu. Derajat
kriteria khusus, seperti
keasaman tanah (pH)
ukuran umbi yang terdiri
berkisar 5,5 – 6,5. Dan
dari umbi besar dengan
harus memiliki tata air
berat sekitar 2,5 – 7,5
dan tata udara yang
gram/umbi dan ukuran
berjalan baik (Rukmana,
umbi sedang dengan berat
1994).
5 – 7,5 gram/umbi. Selain
Di Pulau Jawa, ukuran umbi, yang perlu
bawang merah banyak diperhatikan adalah
ditanam pada jenis tanah bahwa umbi yang akan
Aluvial, tipe iklim D3/E3 dibudidayakan harus
yaitu antara (0-5) bulan sudah mengalami masa
basah dan (4-6) bulan penyimpanan selama 2-3
kering, dan pada bulan, dan umbi ini tidak
ketinggian < 200 meter boleh tercampur dengan
diatas permukaan laut. varietas lain atau cacat
Selain itu, bawang merah (sobek). Ciri lain umbi
juga bisa diusahakan pada yang siap ditanam adalah
jenis tanah Andosol, tipe ujung umbi yang
iklim B2/C2 yaitu (5-9) dipotong akan tampak
bulan basah dan (2-4) tunasnya (Rukmana,
bulan kering dengan 1994).
ketinggian > 500 meter
Bawang merah dapat hujan dilakukan pada
menghasilkan umbi di lahan tegalan. Bawang
daerah yang memiliki merah dapat ditanam
suhu udara rata-rata 22℃, secara tumpangsari,
tetapi hasil umbinya tidak seperti dengan tanaman
sebaik di daerah yang cabai merah (Sutarya,
memiliki suhu lebih 1995).
panas. Sebaliknya, di
Bawang merah dapat
daerah dengan suhu
dipanen setelah berumur
dibawah 22℃, bawang
60-90 hari dari saat
merah tidak akan
tanam. Ciri umum
berumbi. Kualitas umbi
bawang merah yang siap
bawang merah ditentukan
dipanen yaitu tanaman
oleh beberapa faktor,
telah cukup tua, 60% -
seperti warna, kepadatan,
90% leher batangnya
rasa, aroma, dan bentuk
lemas, daunnya
(Rismunandar, 1986).
menguning, umbi lapis
Waktu tanam bawang sudah kelihatan penuh
merah yang paling baik (padat), dan warna kulit
adalah pada saat musim telah mengkilap atau
kemarau dengan memerah. Untuk
ketersediaan air yang keperluan konsumsi,
cukup, yaitu sekitar bulan biasanya bawang merah
April/Mei setelah panen dipanen saat daunnya
padi atau sekitar bulan menguning 60% - 70%.
Juli/Agustus. Penanaman Sedangkan umbi yang
bawang merah di musim digunakan untuk bibit,
kemarau, biasanya dipanen setelah 80% -
dilaksanakan pada lahan 90% batangnya lemas dan
bekas sawah padi atau daunnya menguning.
tebu. Sedangkan Bawang merah dipanen
penanaman di musim saat tanahnya kering
dengan cara mencabut sudah disiapkan
rumpun tanaman beserta (Rukmana, 1994).
batangnya (Rukmana,
II. METODE
1994).
PRAKTIKUM
Penanganan bawang A. Waktu dan Tempat
merah setelah panen yaitu Praktikum
dengan membersihkan dilaksanakan setiap hari
umbi bawang merah dari Rabu, dimulai pada
tanah yang masih tanggal 21 April – 5 Juli
menempel. Setelah itu, 2021. Praktikum
bawang merah dilaksanakan pukul 15.30
dikeringkan dengan cara WIB. Dan dilaksanakan di
tradisional maupun Greenhouse Lahan
buatan. Pengeringan Percobaan Fakultas
secara tradisional Pertanian dan Perikanan
dilakukan dengan cara UMP.
menjemur bawang merah B. Alat dan Bahan
dibawah sinar matahari Alat yang diperlukan
selama 1-2 minggu dalam praktikum kali ini
sambil dibolak-balik antara lain : cangkul,
hingga kering merata. kayu, timbangan,
Sedangkan untuk penggaris, bolpoin, buku,
pengeringan buatan alat penyiram, pH meter.
dilakukan dengan cara Sedangkan bahan yang
memasukkan bawang diperlukan antara lain:
merah ke dalam ruang benih bawang merah,
atau tempat yang tanah, kapur dolomit,
memiliki suhu sekitar pupuk urea, SP36, KCl,
46℃ selama 16 jam. NPK, ZA, air, dan pupuk
Kemudian bawang merah kompos.
yang sudah dikeringkan
disimpan ke tempat yang
C. Cara Kerja Praktikum ini dimulai
1. Menyiapkan alat pada tanggal 21 April
dan bahan. 2021, dimulai dengan
2. Menyiapkan media penyiapan bedengan dan
tanam. kemudian dilanjutkan
a. Membuat dengan mengukur pH
bedengan. tanah dengan
b. Mengecek pH menggunakan pH meter
tanah. di 10 titik pada tanah
3. Pemupukan. bedengan. Karena pH
4. Menyiapkan bibit yang dihasilkan < 6,5
dan proses maka dilakukan
penanaman. pengapuran sebanyak 6
5. Menyirami kg kapur dolomit.
tanaman bawang
Langkah selanjutnya
merah.
yaitu pemupukan pra
6. Menangani OPT
tanam yang dilaksanakan
pada tanaman
pada tanggal 28 April
bawang merah.
2021. Pemupukan ini
7. Proses pemanenan.
menggunakan 3
8. Pengolahan
perlakuan yang berbeda.
pascapanen.
Untuk perlakuan 1 yang
9. Pengamatan.
dilakukan oleh bedengan
III. HASIL DAN
1 dan 2 hanya
PEMBAHASAN
menggunakan pupuk
A. Proses Pengukuran
kompos. Untuk perlakuan
pH, Pemupukkan
2, yang dilakukan oleh
Pratanam-Panen
bedengan 3 dan 4
Pada praktikum kali menggunakan pupuk
ini, kita akan campuran (kompos dan
membudidayakan kimia). Sedangkan
tanaman bawang merah. perlakuan 3 dilakukan
oleh bedengan 5 dan 6 dengan menaburkan
hanya menggunakan pupuk tersebut diatas
pupuk kimia. Untuk tanah bedengan secara
perlakuan 1 yang hanya merata. Setelah diberi
menggunakan pupuk pupuk, semua bedengan
kompos, mereka hanya disiram dan dibiarkan
menggunakan pupuk selama satu minggu.
kandang sebanyak 30kg
Langkah ketiga yaitu
dan kemudian dicampur
persiapan bibit dan proses
dengan tanah secara
penanaman. Proses ini
merata. Untuk perlakuan
dilakukan pada tanggal 2
2 yang menggunakan
Mei 2021. Karena pada
pupuk campuran,
praktikum ini
dibutuhkan pupuk
menggunakan umbi
kandang sebanyak 15 kg,
sebagai bibit, maka kita
NPK 250 gram, SP36 100
harus menggunakan umbi
gram, dan KCl sebanyak
yang sudah disimpan
60 gram. Pupuk kandang
selama 2 bulan. Umbi
diaplikasikan dengan cara
yang sudah disimpan,
ditabur diatas tanah
kemudian dilakukan
kemudian diratakan
pemotongan ujung umbi
dengan menggunakan
sepanjang 1/3 bagian.
cangkul, baru setelah itu
Sebelum umbi ditanam,
ditaburkan lagi pupuk
kita harus menentukan
kimia. Untuk perlakuan 3
jarak tanam diatas
yang menggunakan
bedengan. Jarak tanam
pupuk kimia, dibutuhkan
tersebut kira-kira 20x20
NPK sebanyak 500 gram,
cm. Bibit yang sudah
SP36 sebanyak 100 gram,
dipotong kemudian
dan KCl sebanyak 60
ditanam satu per satu
gram. Cara
sehingga 2/3 bagian siung
pengaplikasiannya yaitu
masuk ke dalam tanah
dan posisi suing jangan mencabut secara manual
sampai terbalik. Setelah dengan menggunakan
semua umbi bibit tangan.
ditanam, kita harus
Setelah umbi bibit
menyiram tanah
ditanam, kemudian
menggunakan air yang
dilakukan pemupukan
bersih sampai bedengan
tahap 1 yang
cukup basah (lembab).
dilaksanakan pada
Setelah proses tanggal 20 Mei 2021.
penanaman selesai, kita Untuk perlakuan 1 tidak
harus menyiram tanaman perlu diberi pupuk
setiap hari di pagi dan tambahan. Untuk
sore hari. Lahan disiram perlakuan 2 dan 3,
dengan air yang cukup dibutuhkan pupuk urea
sampai lahan basah sebanyak 180 gram dan
(lembab). Jika dalam ZA sebanyak 400 gram.
keadaan hujan, maka kita Pupuk langsung ditabur
hanya perlu diatas tanaman secara
memantaunya, apakah merata. Untuk
lahan masih kering atau pemupukan tahap 2
sudah cukup lembab. dilaksanakan pada
Proses penyiraman tanggal 9 Juni 2021. Dan
dilakukan saat pagi yang melakukan
sebelum pukul 09.00 pemupukan hanya
WIB dan sore hari kelompok yang
sebelum pukul 16.00 menggunakan perlakuan
WIB. Saat proses 2 dan 3. Yaitu dengan
penyiraman, kita juga memberikan pupuk urea
harus memperhatikan sebanyak 180 gram.
serangan OPT yang ada.
Untuk proses
Jika yang ada hanya OPT
pengamatan tanaman,
ringan, kita hanya perlu
dimulai pada tanggal 19
Juni 2021. Pengamatan B. Perkembangan dan
dilakukan dengan Pertumbuhan
mengamati tinggi dan Tanaman Bawang
jumlah daun dari setiap
Tanaman bawang
tanaman. Pengamatan ini
merah memiliki 2 fase
dilakukan setiap hari
tumbuh, yaitu fase
Rabu.
vegetatif dan fase
Setelah tanaman generatif. Fase vegetatif
berusia ± 60 hari atau mulai masuk saat bawang
pada pekan ke-8, maka merah berusia 11-35
tanaman bawang merah setelah tanam, dan fase
siap untuk dipanen. Panen generatif terjadi saat
bawang merah dilakukan bawang merah berusia 36
dengan cara mencabut hari setelah tanam. Pada
rumpun tanaman serta fase generatif, ada yang
batangnya. Proses ini disebut fase pertumbuhan
dilakukan pada tanggal 1 umbi (36-50 hari setelah
Juli 2021. Setelah bawang tanam) dan fase
merah dipanen, maka pematangan umbi (51-56
harus dijemur dibawah hari setelah tanam).
sinar matahari selama Bawang merah dapat
kurang lebih satu minggu, tumbuh dan berkembang
sambil dibolak-balik. baik di dataran rendah
Setelah bawang merah dengan suhu udara 25° -
kering, maka dapat 32℃ dan memiliki iklim
disimpan pada tempat yang kering. Pertumbuhan
yang sudah ditentukan. atau perkembangan umbi
yang optimal pada
ketinggian 0-400 meter
diatas permukaan laut.
Pertumbuhan umbi yang
optimal juga didukung
oleh iklim yang kering dan satuan luas, dan
suhu udara yang cukup persaingan antar tanaman
tinggi serta lama dalam penggunaan
penyinaran matahari. cahaya, air, unsur hara,
Apabila tanaman bawang dan ruang, sehingga dapat
merah ditanam ditempat berpengaruh terhadap
yang terlindungi, dapat pertumbuhan dan hasil
menyebabkan umbi (Brewster dan
pertumbuhan umbi yang Salter, 1980).
kecil dan hasilnya kurang
Selain itu tanaman
memuaskan (Rahayu dkk,
yang mempunyai jarak
2006).
tanam yang rapat akan
Perlakuan jarak tanam mengakibatkan
memberikan pengaruh pemanjangan daun
yang signifikan terhadap sehingga tanaman menjadi
pertumbuhan dan hasil lebih tinggi. Hal ini
tanaman bawang merah. didukung oleh pernyataan
Secara umum hasil Putra (2012) yang
tanaman persatuan luas menyatakan bahwa daun
tertinggi diperoleh pada lebih cepat memanjang
kerapatan tanaman, akan ketika menerima sedikit
tetapi bobot masing- cahaya karena adanya
masing secara individu etiolasi. Semakin rapat
menurun karena jarak tanam, maka cahaya
terjadinya persaingan yang diterima oleh
antar tanaman (Stallen tanaman semakin
dkk, 1991). berkurang karena adanya
persaingan antar tanaman
Hal tersebut
dalam mendapatkan
disebabkan karena
cahaya matahari.
kerapatan/jarak tanam
berhubungan erat dengan Pada praktikum kali
populasi tanaman per ini, dapat dilihat bahwa
tanaman bawang merah oleh gulma dan hama
mulai tumbuh pada hari lainnya yang menyerang
ke 7 setelah tanam. tumbuhan. Akibatnya,
Namun, pada pekan ke-2 tanaman menjadi sedikit
terlihat bahwa daun yang terganggu dan tak jarang
mulai tumbuh terganggu tanaman mulai mati/rusak.

C. Perbedaan Tumbuh Tanaman dari 3 Perlakuan

Praktikum kali ini, mengamati mengenai perbedaan tumbuh dari


tanaman bawang merah sesuai dengan 3 perlakuan yang berbeda.
Pengamatan dimulai dari tanggal 19 Mei 2021 dan dilaksanakan setiap
hari Rabu. Perlakuan yang digunakan adalah perlakuan 1 menggunakan
pupuk kandang/kompos untuk bedengan 1 dan 2. Perlakuan 2
menggunakan pupuk campuran untuk bedengan 3 dan 4. Dan perlakuan
3 menggunakan pupuk kimia untuk bedengan 5 dan 6.

Jumlah Daun (Kelompok)


1 2 3 4 5 6
Minggu 1 3.789 5.010 5.225 3.348 3.899 4.360
Minggu 2 4.182 5.604 6.387 4.449 4.307 4.528
Minggu 3 4.734 5.046 7.227 5.353 4.568 5.035
Minggu 4 4.728 5.754 6.821 5.358 5.317 5.633
Minggu 5 4.734 4.993 5.693 4.669 4.442 5.504
Minggu 6 2.874 3.168 3.808 3.084 2.881 4.849
Minggu 7 2.795 1.701 2.095 1.422 1.988 3.077

Dari data diatas dapat jumlah daun mengalami


disimpulkan bahwa puncak atau jumlah daun
jumlah daun mengalami terbanyak pada minggu
pertumbuhan di setiap ke-4 dan pada minggu ke-
minggunya. Rata-rata 5 sudah mengalami
penurunan. Dari data diperoleh bedengan 6
diatas dapat dilihat bahwa pada minggu ke-4. Dari
pada perlakuan 1 jumlah data tersebut dapat
daun terbanyak adalah disimpulkan bahwa
5.754 yang diperoleh ketiga perlakuan yang
bedengan 2 pada minggu berbeda mempengaruhi
ke-4. Untuk perlakuan 2 banyaknya jumlah daun.
jumlah daun terbanyak Ini terbukti saat jumlah
adalah 7.227 yang daun yang paling banyak
diperoleh bedengan 3 diperoleh oleh perlakuan
pada minggu ke-3. Dan 2, dimana menggunakan
untuk perlakuan 3 jumlah pupuk campuran (kompos
daun yang terbanyak dan kimia).
adalah 5.633 yang
Panjang Daun (Kelompok)
1 2 3 4 5 6
Minggu 5.780,7 6.176,5 7.319,1 5.513 5.197,8 5.944,5
1
Minggu 5.712,6 6.549,81 8.187,1 6.164 5.351,4 6.280,5
2
Minggu 6.937 7.625 9.051,3 7.018,5 5.247,9 6.569,5
3
Minggu 7.273,7 8.099,2 8.942,6 7.593,5 5.672,5 6.805
4
Minggu 7.547,8 8.066,6 8.944,3 7.509,5 5.150,3 7.048,5
5
Minggu 7.442 8.151,3 8.103,5 7.165,5 4.933,5 6.594
6
Minggu 5.765,5 6.006 6.148 5.428,5 4.163,6 6.340,5
7
Dari data diatas, dapat bahwa perlakuan pupuk
disimpulkan bahwa kompos memberikan
tanaman bawang merah pengaruh yang signifikan
tidak hanya mengalami terhadap pertumbuhan dan
pertumbuhan jumlah daun hasil tanaman bawang
saja, namun panjang daun merah. Semakin tinggi
juga mengalami pupuk kompos yang
pertumbuhan. Dari data digunakan maka hasil
diatas dapat dilihat bahwa yang diperoleh pun akan
pada perlakuan 1 jumlah semakin meningkat
panjang daun terbanyak dengan didukung dengan
adalah 8.151,3 pada nilai rata-rata jumlah umbi
bedengan 2 minggu ke-6. per rumpun dan jumlah
Untuk perlakuan 2 jumlah daun maksimum,
panjang daun terbanyak ketersediaan unsur hara
adalah 9.051,3 pada (N,P,K) yang terdapat
bedengan 3 minggu ke-3. dalam pupuk kompos
Dan untuk perlakuan 3 memberikan respon
mempunyai jumlah positif terhadap
panjang daun terbanyak pertumbuhan umbi, yang
7.048,5 pada bedengan 6 diserap dan dibawa ke
minggu ke-5. Dari data daun untuk diasimilasikan
tersebut dapat dalam proses fotosintesis.
disimpulkan bahwa ketiga Salah satu hasil
perlakuan yang berbeda fotosintesis ini adalah
juga mempengaruhi fruktan, dimana fruktan
jumlah panjang daun, sangat diperlukan untuk
dimana yang memiliki pembentukan umbi (Yetti
panjang daun tertinggi dkk, 2008).
adalah pada perlakuan 2.
Dari data diatas
Dari kedua keterangan menunjukkan bahwa
diatas, dapat diketahui kombinasi pemberian
pupuk kompos dan pupuk nukleat, klorofil, ADP,
kimia menghasilkan dan ATP. Apabila
jumlah dan Panjang daun tanaman mengalami
bawang merah terbanyak. defisiensi kedua unsur
Kondisi ini disebabkan hara tersebut maka
karena pada perlakuan metabolisme tanaman
tersebut unsur hara yang akan terganggu sehingga
dibutuhkan tanaman telah proses pembentukan daun
sesuai. Pupuk campuran menjadi terhambat.
tersebut mampu
meningkatkan
ketersediaan unsur hara D. Faktor-Faktor

dalam tanah seperti unsur Kerusakan Tanaman

N yang dapat Bawang

meningkatkan Faktor kerusakan


pertumbuhan vegetatif tanaman salah satunya
terutama pertambahan adalah serangan OPT atau
jumlah daun. hama dan penyakit.

Nyakpa dkk (1998) Dalam praktikum kali ini,

menyatakan bahwa proses banyak sekali ditemui

pembentukan daun tidak penyakit busuk daun pada

terlepas dari peranan tanaman bawang merah.

unsur hara seperti nitrogen Penyakit ini menyerang

(N) dan fosfor (P) yang tanaman bawang merah

terdapat di dalam tanah. pada saat membentuk

Kedua unsur hara ini umbi. Dengan ditandai

berperan dalam timbulnya bercak hijau

pembentukan sel-sel baru pucat pada ujung daun,

dan komponen utama kemudian berubah

penyusun senyawa menguning, layu, dan

organic dalam tanaman akhirnya seluruh daun

seperti asam amino, asam mongering. Penyakit ini


dapat menular melalui inang utama, yaitu
udara (angin) dan bawang kucai, bawang
berkembang pesat pada putih, bawang daun, cabai,
musim hujan, terutama dan jagung. Ciri tanaman
bila suhu udara sangat yang terkena hama ini
lembab dan suhu malam salah satunya yaitu daun
harinya rendah. Penyakit bawang tampak bercak
ini dapat dikendalikan putih memanjang seperti
melalui 2 cara, yaitu membrane, kemudian
secara kimiawi dan non layu, berlubang, dan di
kimiawi. Untuk dekat lubang tersebut
pengendalian secara terdapat kotoran ulat.
kimiawi, dapat Penanganan secara non
menggunakan fungisida kimiawi bisa dilakukan
efektif seperti Daconil 75 dengan pergiliran (rotasi)
WP, Antracol 70 WP atau tanaman dan waktu tanam
Dithane M-45 masing- yang serempak.
masing dengan takaran Penanganan secara
2gram/liter. Sedangkan kimiawi dapat dilakukan
untuk pengendalian secara dengan pemasangan Sex
non-kimiawi, dapat Pheromone atau
dilakukan dengan perangkap ngengat jantan
penggunaan bibit yang dewasa dengan “Ugratas
sehat dan pergiliran Biru”. Atau bisa dilakukan
(rotasi) tanaman atau dengan penyemprotan
pemberaan lahan insektisida (Rukaman,
(Rukmana, 1994). 1994).

Dalam praktikum kali Dalam praktikum kali


ini juga banyak ditemui ini, semua penyakit dan
hama ulat bawang. hama yang ada pada
Penyebaran ini terjadi tanaman ditangani secara
dengan bantuan tanaman non kimiawi. Yaitu
dengan mengecek dan OPT yang ada secara
mencabut semua serangan manual.

E. Hasil Akhir dari 3 Jenis Perlakuan

Berikut disajikan data hasil akhir tanaman bawang merah dari 3


perlakuan yang berbeda :

Bedengan Waktu Bobot umbi Bobot daun


Praktikum
Bedengan 1 5 Juni 2021 5.000 gram 2.000 gram
Bedengan 2 5 Juni 2021 6.000 gram 2.000 gram
Bedengan 3 5 Juni 2021 5.800 gram 2.500 gram
Bedengan 4 5 Juni 2021 4.800 gram 1.600 gram
Bedengan 5 5 Juni 2021 2.400 gram 1.200 gram
Bedengan 6 5 Juni 2021 3.500 gram 2.500 gram

Dari data diatas, dapat sedikit diperoleh oleh


disimpulkan bahwa 3 kelompok yang
perlakuan jenis pupuk menggunakan perlakuan 3
yang berbeda juga atau hanya menggunakan
mempengaruhi hasil akhir pupuk kimia. Untuk yang
pada budidaya tanaman menggunakan perlakuan
bawang merah. Dimana 2, mendapatkan hasil yang
bobot umbi segar yang bisa dibilang lumayan
paling banyak atau berat tinggi atau hanya beda
diperoleh oleh kelompok beberapa gram saja
yang menggunakan dengan yang
perlakuan 1 atau hanya menggunakan perlakuan
menggunakan pupuk 1.
kompos. Sedangkan untuk
Dari data diatas dapat
bobot umbi yang paling
diketahui bahwa faktor
suhu dan radiasi surya umbi bawang merah.
akan mempengaruhi laju Penggunaan kedua jenis
fotosintesis. Apabila pupuk tersebut yang
aktifitas fotosintesis dikombinasikan dengan
ditingkatkan oleh radiasi pupuk anorgnaik standar
surya dan suhu, maka selain dapat meningkatkan
aktifitas translokasi unsur hasil umbi bawang merah
hara akan meningkat juga cenderung
sehingga tanaman akan meningkatkan efisiensi
menyerap unsur hara lebih pemupukan (Rosliani dan
besar. Hal ini sejalan Hilman, 2002). Yeti dan
dengan yang diungkapkan Evawani (2008)
oleh Cahyono dan Samadi menyatakan bahwa
(2005) bahwa suhu udara kandungan unsur hara
dapat mempengaruhi pada pupuk organic masih
ukuran dan kualitas buah belum dapat memenuhi
maupun umbi. Dan pada kebutuhan tanaman
praktikum kali ini, bawang merah, sehingga
perlakuan pupuk kompos perlu dikombinasikan
tersebut dapat dengan pupuk anorganik.
mempercepat proses Oleh karena itu,
pembesaran umbi bawang penggunaan pupuk NPK
merah dan bobot yang perlu dilakukan untuk
dihasilkan semakin tinggi. melengkapi kebutuhan
unsur hara makro yang
Penggunaan pupuk
dibutuhkan oleh tanaman.
urea hayati dan pupuk
Penggunaan pupuk
organic penambat N yang
tersebut diharapkan dapat
dikombinasikan dengan
meningkatkan
pupuk anorganik standar
pertumbuhan dan hasil
urea, ZA, SP36, dan KCl
bawang merah.
cenderung meningkatkan
pertumbuhan dan hasil
Tersedianya unsur meningkatkan jumlah
hara N,P,K berpengaruh daun bawang merah.
terhadap pertumbuhan Sedangkan unsur P yang
umbi tanaman bawang merangsang pertumbuhan
merah. Nur dan Thohari akar sehingga
(2005) menyatakan bahwa mempercepat
pemberian nitrogen yang pertumbuhan umbi dan
optimal dapat merangsang pertambahan
meningkatkan sintesa jumlah umbi. Serta unsur
protein, pembentukan K yang berfungsi untuk
klorofil yang pembentukan pati dan
menyebabkan warna daun translokasi hasil-hasil
menjadi lebih hijau dan fotosintesis.

F. Analisa Budidaya Tanaman Bawang Skala 𝟏𝟎𝒎𝟐


Pengeluaran :
Benih = Rp. 75.000/3 kg
Dolomit 6 kg = Rp. 32.000
NPK 250 gram = Rp. 15.000/1 kg
ZA 400 gram = Rp. 7.000/1 kg
SP36 100 gram = Rp. 10.000/1 kg
Urea 180 gram = Rp. 10.000/1 kg
KCl 60 gram = Rp. 10.000/1 kg

Pemasukan :
1 tanaman menghasilkan 7 umbi.
Maka 250 tanaman x 7 = 1.750 umbi.
80 umbi = 1 kg.
Maka 1.750 : 80 = 21 kg.
Analisa sederhana dengan harga jual bawang merah ditingkat petani
paling rendah Rp. 20.000/kg.

21 kg x 20.000 = 420.000
Pemasukan – Pengeluaran
Rp 420.000 – Rp 159.000 = Rp. 261.000

IV. KESIMPULAN
• Teknik budidaya merah. Tanaman yang
tanaman bawang memiliki jarak tanam
merah dimulai dari rapat akan memiliki
persiapan lahan-proses panjang daun yang
pasacapanen. Proses lebih tinggi karena
ini dimulai dari cahaya yang diterima
persiapan lahan, akan semakin sedikit.
pengukuran pH tanah, • Pertumbuhan jumlah
pemupukan pra tanam, dan panjang daun
persiapan bibit, proses terbanyak dimiliki
penanaman, oleh bedengan yang
pemanenan, menggunakan
pengamatan, dan perlakuan 2 atau
penjemuran hasil menggunakan pupuk
tanaman yang sudah campuran. Ini
dipanen. disebabkan karena
• Tanaman bawang pada perlakuan
merah mengalami 2 tersebut unsur hara
fase pertumbuhan, yang dibutuhkan
yaitu fase vegetatif dan tanaman telah sesuai.
fase generatif. Pada Pupuk campuran
fase generatif terjadi tersebut mampu
fase pertumbuhan dan meningkatkan
pematangan umbi. ketersediaan unsur
Perlakuan jarak tanam hara dalam tanah
juga mempengaruhi seperti unsur N yang
pertumbuhan pada dapat meningkatkan
tanaman bawang pertumbuhan
vegetatife terutama meningkatkan
jumlah daun. pertumbuhan dan hasil
• Faktor penyebab umbi bawang merah.
kerusakan tanaman Selain meningkatkan
bisa tejadi karena pertumbuhan,
adanya hama dan penggunaan pupuk
penyakit. Hama yang campuran juga dinilai
paling banyak ditemui efisien.
adalah ulat bawang. • Dalam analisa
Sedangkan penyakit sederhana usaha tani
yang banyak ditemui bawang merah dapat
dalam praktikum kali disimpulkan bahwa,
ini adalah busuk daun. budidaya bawang
Masalah ini bisa merah bisa
diatasi secara kimiawi menghasilkan atau
maupun non kimiawi. menguntungkan bagi
• Perolehan asil akhir para petani. Namun,
dari budidaya tanaman keuntungan ini juga
bawang merah bisa menjadi rugi
terbanyak didapat oleh apabila harga pasaran
bedengan yang yang rendah dan hasil
menggunakan panen yang tidak
perlakuan 2. Faktor memuaskan.
suhu dan radiasi surya
akan mempengaruhi
laju fotosintesis. Suhu
udara dapat
mempengaruhi ukuran
dan kualitas buah
maupun umbi. Dan
penggunaan pupuk
campuran cenderung
V. DAFTAR PUSTAKA

Brewster, J.L., & Salter, P.J. (1980). ‘A Comparison of the effect of


regular versus random within row spacing on the yield and
uniformity of size of spring sown bulb onion’, J. Hort. Sci., vol. 55,
no 3, pp. 235-38.
Cahyono, B., & Samadi, B. 2005. Bawang Merah Intensifikasi Usaha
Tani. Yogyakarta: Kanisius.
Nurmalinda dan Suwandi. 1995. Potensi Wilayah Pengembangan
Bawang Merah. Teknologi Produksi Bawang Merah. Jakarta.
Puslitbang Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.
Rahayu, E., & Berlian, N. 2006. Bawang Merah. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Rismunandar. 1986. Membudidayakan Lima Jenis Bawang. Bandung.
Penerbit Sinar Baru.
Rosliani, R. & Y. Hilman. 2002. Pengaruh Pupuk Urea Hayati dan
Pupuk Organik Penambat Nitrogen Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Bawang Merah. Jurnal Hortikultura. 12 (1):17-27.
Rukmana, R. 1994. Bawang Merah: Budidaya & Pengolahan
Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.
Stallen, M.P.K., & Hilman, Y. 1991. Effect of plant density and bulb
size on yield and quality of shallots. Bul. Penel. Hort., 20(1), pp.
117-25.
Sumarni, N., & Achmad, H. 2005. Budidaya Bawang Merah. Bandung:
Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Supariadi, Husni Yetti, dan Sri Yoseva. 2017. Pengaruh Pemberian
Pupuk Kandang Dan Pupuk N,P,Dan K Terhadap Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Jurnal
JOM Faperta volume 4(1):4-11.
Sutarya, R. dan G. Grubben. 1995. Pedoman bertanam sayuran dataran
rendah. Gadjah Mada University Press. Prosea Indonesia – Balai
Penel. Hortikultura Lembang.
Suwandi., dkk. 2015. Efektivitas Pengelolaan Pupuk Organik, NPK,
dan Pupuk Hayati terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang
Merah. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Yetti, Y. & Elitta, E. 2008. Penggunaan Pupuk Organik dan KCL Pada
Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L). Sagu 7 (1):
13:18. Fakultas Pertanian Universitas Riau.
VI. LAMPIRAN

Gambar 1. Pengolahan lahan.

Gambar 2. Pemupukan pra tanam.

Gambar 3. Penyiraman lahan.


Gambar 4. Pembuatan jarak tanam.

Gambar 5. Persiapan bibit umbi.

Gambar 6. Penanaman.
Gambar 7. Pemupukan setelah tanam (Tahap 1).

Gambar 8. Pemupukan setelah tanam (Tahap 2).

Gambar 9. Pengamatan panjang dan jumlah daun.


Gambar 10. Penyiraman tanaman.

Gambar 11. Hasil budidaya bawang merah.


Pengamatan minggu 1.
Pengamatan minggu 2.
Pengamatan minggu 3.
Pengamatan minggu 4.
Pengamatan minggu 5.
Pengamatan minggu 6.
Pengamatan minggu 7.
Tabel Pengamatan Pascapanen.

Anda mungkin juga menyukai