Naskah Tawanan Politik
Naskah Tawanan Politik
Lampu mati
Demostran mahasiswa demo
Scen 2
Lampu menyorot kesisi kiri kearah kursi kerja ( lampu kuning)
Ada seorang duduk terikat tali menghadap belakang penoton menunduk..
Davin
Mengakat kepala lalu berbicara
Diam sejenak
Sesorang masuk dari arah depan pangung..
Lampu meyorot ke Muhyi..
Sudah selesai omong kosong hari ini?
Apakah kau sudah melupakan darah dan air mata yang dulu pernah kita perjuangkan????
Apa matamu sudah buta!!!
Lihat kemiskinan yang telah kau sajikan seolah kau tak merasa bersalah???
Dimana mimpi besarmu
Dimana mimpi yang dulu kau janjikan??? Apakah
kau sudah tak sanggup bermimpi???
Lihat... lihat!!!!! Lihatlah Tangis meraka!!
Rakyat mu!!! Iya rakyatmu!!! Yang dulu berada disampingmu berjuang
bersamamu,mempercayakan kursi kuasa padamu,tanpa engkau sadari, banyak dari
mereka yang menghabiskan sisa hidupnya duduk di kursi yang sekaligus menjadi
tempat tidurnya?
Davin
Shtttttttt…………….
Diam kau...
Aku sedang fokos menjadi pejabat!!!
Apa kau tak tau cara menjadi pejabat yang benar di negri ini????
Kau ini, datang-datang menggangu ku saja..
Harusnya kau sudah paham!!!
Kalau menjadi pejabat di negri ini.. ya harus jumawa !!!
Kau ini belagak tak tau saja!!!
Muhyi
Mimpi besarmu sudah mulai tercerabut, dan kau tak sebenar-benarnya berkuasa????
Bahkan kau saja ragu menatap mata rakyatmu!!!!
Davin membalikan badan tertunduk diam, mengakat kepala ragu kearah penonton
Sambil menarik nafas kuat..
Tersenyum sinis..
Muhyi
Davin
Hahahahahaha
Sudah berapa kali kau mengatakan itu kepadaku...
1,2,3 5 kali 10 kali.. aaaaaaah beribu kali kau mengatakan itu pada kuuuuu.
Nyatanya...
Setiap kali kau mengatakan perkataan itu
Alih-alih menengkan Fikiran, malah menambah kacau kepala ku ini...
Lalu…
Apa yang kau mau?
Negri ini sudah terlalu rumit.
Untuk kau uraikan satu persatu.
Disetiap sudut kantor, disetiap lembaran uang, dipasar, di jalan, di trotoar, (melihat keatas)
Bahkan (melihat penonton) di pembuangan sampahpun nasip rakyat alat taruhan
Muhyi
Aku hanya ingin kau kembali,
Kembali melawan.
Seperti perlawanan mu di jalanan waktu itu.
Mungkin kau sudah sadar kalau nasip rakyat menajadi alat taruhan seperti yang katakan tadi.
Davin
Aku tak lagi mampu berupat apa apa.
Kau sudah tau kondisiku saat ini.
Dan kau sudah tau kondisi pejabat saat ini
Aku sudah tersandra, dan tak mungkin kebali ke jalan perlawanan
Hanya ada dua pilihan dalam hidup ku, aku bersujud kepada mereka, atau aku melawan dan mati
dalam penjara.
Muhyi