Anda di halaman 1dari 10

edupedia Vol. 3, No.

1, Juli 2018 | 23

OTONOMI DAN REFORMASI


PENDIDIKAN
Abstract:

Oleh: Autonomy and reformation in education is an improvement effort in the field of


Abdul Muis education. Educational reform has two basic characteristics: programmed and
Minhaji systemic. Programmed educational reform refers to the curriculum or program of an
Email: educational institution. Included in this programmed educational reform is innovation.
mu082301583008@gmail.com Innovation is the introduction of new ideas, new methods or new tools to improve
moh_minhaji@yahoo.co.id some aspects in the educational process. There are three education centers that are
responsible for the implementation of education. They are family, school, and society.
Fakultas Tarbiyah IAI Ibrahimy In the educational process, before getting to know the wider society environment and
Situbondo before getting guidance from the school environment, the student first gets guidance
from the family environment.

Keywords: Autonomy, Reformation, Education

PENDAHULUAN di dalam lingkungan masyarakat tertentu tempat ia


Pendidikan merupakan suatu proses mengalami pendidikan.
tranformasi budaya dari satu generasi ke generasi
yang lain. Seperti bayi yang lahir sudah berada Pendidikan berlangsung dalam tiga
di dalam suatu lingkungan budaya tertentu1. Di lingkungan pendidikan, yaitu dalam keluarga, di
dalam lingkungan masyarakat dimana seorang sekolah, dan dalam masyarakat, ada yang secara
bayi dilahirkan telah tendapat kebiasaan-kebiasaan formal, informal dan ada pula secara nonformal2.
tertentu, larangan- larangan dan anjuran, dan ajakan Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan-lingkungan
tertentu yang dikehendaki masyarakat. Hal-hal tersebut disebut dengan tripusat pendidikan.
tersebut dapat mengenai banyak hal seperti bahasa, Pada masyarakat yang masih sederhana,
cara menerima tamu, makan, istirahat, bekerja, keluarga mempunyai dua fungsi; fungsi konsumsi
bercocok tanam dan seterusnya pendidikan juga dan fungsi produksi. Kedua fungsi ini mempunyai
sebagai proses pendidikan langsung melalui tahap- pengaruh yang sangat besar bagi anak. Kehidupan
tahap yang sistematis berkesinambungan (prosedural) masa depan anak pada masyarakat tradisional tidak
dan sistemik oleh karena berlangsung dalam semua jauh berbeda dengan kehidupan orang tuannya. Pada
situasi kondisi, di semua lingkungan yang saling masyarakat semacam ini, orang tua yang mengajar
mengisi (lingkungan rumah sekolah dan masyarakat). pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai hidup. Orang tua pula yang melatih dan memberi
usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Sampai
orang lain agar mencapai tingkat hidup yang lebih anak menjadi dewasa dan berdiri sendiri.
tinggi dalam arti mental. Anak didik adalah anak Tetapi pada masyarakat modern, makna
(pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada pendidikan yang semula menjadi tanggung jawab
tanggung jawab pendidik. Inti kegiatan pendidikan keluarga itu kini sebagian besar diambil alih oleh
adalah pemberian bantuan kepada anak didik dalam sekolah dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Pada
rangka mencapai kedewasaan. Dilihat dari segi tingkat permulaan fungsi ibu sebagian sudah
anak didik, tampak bahwa anak didik tetap hidup diambil alih oleh pendidikan prasekolah. Bahkan
1
Azmuyardi Asra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional 2
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan (Jakarta, Aksara Baru,
(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2002), 15. 1985), 65.
24 Otonomi dan Reformasi Pendidikan

fungsi pembentukan watak dan sikap mental pada sendiri, hak mana diperoleh dari pemerintah pusat.
masyarakat modern berangsur-angsur diambil alih Wayong mengemukakan bahwa otonomi daerah
oleh sekolah dan organisasi sosial lainnya. Meskipun adalah kebebasan untuk memelihara dan memajukan
keluarga kehilangan sejumlah fungsi yang semula kepentingan khusus daerah, dengan keuangan sendiri,
menjadi tanggung jawabnya, namun keluarga masih menentukan hukum sendiri, dan pemerintahan sendiri.
tetap merupakan lembaga yang paling penting Sugeng Istanto menyatakan bahwa otonomi diartikan
dalam proses sosialisasi anak, karena keluarga yang sebagai hak dan wewenang untuk mengatur dan
memberikan tuntunan dan contoh-contoh semenjak mengurus rumah tangga daerah. Sementara itu, Ateng
masa anak sampai dewasa dan berdiri sendiri. Namun Syafruddin mengemukakan bahwa istilah otonomi
dalam masyarakat modern orang tua harus membagi mempunyai makna kebebasan dan kemandirian, tetapi
otoritas dengan orang lain terutama guru dan pemuka bukan kemerdekaan. Kebebasan yang terbatas atau
masyarakat, bahkan dengan anak mereka sendiri yang kemandirian itu adalah wujud pemberian kesempatan
memperolah pengetahuan baru dari luar keluarga. yang harus dipertanggungjawabkan.3
Perubahan sifat hubungan orang tua dengan anaknya
itu, akan diiringi pula dengan perubahan hubungan Pengertian Reformasi Pendidikan
guru siswa serta didukung iklim keterbukaan yang Reformasi secara etimologi yang berasal
demokratis dalam masyarakat. dari kata formasi, yang berarti susunan atau bentuk
susunan instansi. Pendidikan yaitu pengetahuan
tentang mendidik. Nasional yaitu yang berkenaan
PEMBAHASAN dengan bangsa sendiri. Reformasi berarti perubahan
radikal untuk perbaikan dalam bidang sosial, politik
Pengertian Otonomi Pendidikan atau agama di dalam suatu masyarakat atau Negara.
Otonomi atau autonomy berasal dari bahasa Orang-orang yang melakukan atau memikirkan
Yunani autos yang berarti sendiri, dan nomos yang reformasi itu disebut reformis yang tak lain adalah
berarti Hukum atau aturan. Dalam konteks etimologis orang yang menganjurkan adanya usaha perbaikan
ini, beberapa penulis memberikan pengertian tentang tersebut tanpa kekerasan.
otonomi. Otonomi diartikan sebagai “perundangan Menurut Banathy (1991) dalam buku
sendiri, mengatur atau rnemerintah sendiri”. menyemai benih teknologi pendidikan Reformasi
Otonomi Pendidikan menurut UU Sistem dikatakan sebagai usaha “doing more of the same”.
Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 adalah Usaha ini kemudian ditingkatkan dengan “doing more
terungkap pada hak dan kewajiban warga negara, of the same but doing it better”, yang merupakan usaha
orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Pada peningkatan efesiensi.4
bagian ketiga hak dan kewajiban masyarakat pasal Reformasi berarti perubahan dengan melihat
8 disebutkan bahwa “Masyarakat berhak berperan keprluan masa depan, menekankan kembali pada
serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, bentuk asal, berbuat lebih baik dengan menghentikan
dan program evaluasi pendidikan. Pasal 9, masyarakat penyimpangan-penyimpangan dan praktek yang
berkewajiban memberikan dukungan sumber daya salah atau memperkenalkan prosedur yang lebih
dalam penyelenggaraan pendidikan”. Begitu juga baik, suatu perombakan menyeluruh dari suatu
pada bagian keempat hak dan kewajiban pemerintah, system kehidupan dalam aspek politik, ekonomi,
dan pemerintah daerah pasal 11 ayat 2 “Pemerintah hokum, social dan tentu saja termasuk bidang
dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya pendidikan. Reformasi juga berarti memperbaiki,
daya guna terselenggaranya pendidikan bagi warga membetulkan, menyempurnakan dengan membuat
negara yang berusia 7-15 tahun. sesuatu yang salah menjadi benar. Oleh karena itu,
Secara konseptual banyak konsep tentang
otonomi yang diberikan oleh para pakar dan penulis, 3
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja
di antaranya Syarif Saleh mengartikan otonomi Grafindo Persada, 2001), 6.
sebagai hak mengatur dan memerintah daerah
4
Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan
(Jakarta: Kencana prenadamedia Group, 2013), 641.
Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam | Juli. ISSN: 225-8164 | 2018 25

reformasi berimplikasi pada merubah sesuatu untuk pemantapan pribadi yang berbudaya, pengajaran
menghilangkan yang tidak sempurna seperti melalui dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan
perubahan kebijakan institusional.5 pelatihan dalam rangka pemahiran keterampilan.9
Reformasi pendidikan adalah upaya Keluarga
perbaikan pada bidang pendidikan. Reformasi Keluarga merupakan pengelompokan primer
pendidikan memiliki dua karakteristik dasar yaitu yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan
terprogram dan sistemik. Reformsi pendidikan yang semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk
terprogram menunjuk pada kurikulum atau program keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak),
suatu institusi pendidikan. Yang termasuk kedalam ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti ada
reformasi terprogram ini adalah inovasi. Inovasi orang lain: kakek, nenk, adik/ipar, pembantu dan
adalah memperkenalkan ide baru, metode baru atau lain-lain). Keluarga merupakan lembaga pendidikan
sarana baru untuk meningkatkan beberapa aspek tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama
dalam proses pendidikan agar terjadi perubahan dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang
secara kontras dari sebelumnya dengan maksud- bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab
maksud tertentu yang ditetapkan. memelihara, merawat, melindungi dan mendidik
Tripusat Pendidikan anak agar berkembang dengan baik.

Tripusat pendidikan ialah setiap pribadi Lingkungan keluarga adalah merupakan


manusia yang akan selalu berada dan mengalami lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam
perkembangan dalam tiga lingkungan pendidikan6. keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan
Pada garis besarnya kita mengenal tiga lingkungan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan
pendidikan. Tiga lingkungan pendidikan ini disebut yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan
juga tripusat pendidikan.7 Tripusat pendidikan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan
adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam
terselenggarakannya pendidikan yaitu dalam keluarga, keluarga.
sekolah, dan masyarakat. Hal ini juga diungkapkan Keluarga sebagai lingkungan pendidikan
para tokoh pendidikan, hanya saja ada perbedaan yang pertama memiliki Fungsi dan peranan dalam
dalam menentukan ketiga pusat pendidikan tersebut pendidikan, yaitu:
di antaranya; Dr. M. J. Langeveld mengemukakan
tiga macam lembaga pendidikan yaitu keluarga, a. Pengalaman pertama masa kanak kanak,
negara, dan gereja. Sedangkan Ki Hajar Dewantara
b. Menjamin kehidupan emosional anak,
mengemukakan tricentra atau tripusat. Ketiga pusat
itu kini dikenal dengan istilah tripusat pendidikan c. Menanamkan dasar pendidikan moral,
yang meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.8
d. Memberikan dasar pendidikan sosial, dan
Peran ketiga tripusat itu bervariasi meskipun
ketiganya melakukan tiga kegiatan pokok dalam e. Peletakan dasar-dasar keagamaan.
pendidikan yaitu membimbing, mengajar, dan Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana
melatih. Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-
memberi kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang
pendidikan yakni: Pembimbingan dalam upaya (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial.
Keluarga itu tempat untuk melangsungkan pendidikan
5
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Jakarta: PT Raja kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak
Grafindo Persada, 2001), 27.
6
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan (Jakarta: Aksara Baru, saja bagi anak-anak kecil tetapi juga bagi para remaja.
1985), 65. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun,
7
Amir Dien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan
(Surabaya: Usaha Nasional , 1972), 108. 9
Erviana zk, http://ervianazk.blogspot.com/2013/06/
8
Abu Ahmadi dan Nur Uhbity, Ilmu Pendidikan (Jakarta: tripusat-pendidikan.html, diakses tanggal 1 april 2017
Rneka Cipta, 1991), 171-172. pukul 23:20 WIB.
26 Otonomi dan Reformasi Pendidikan

sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara Masyarakat


khusus terdapat dasar-dasar tanggung jawab orang Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan
tua terhadap anaknya, meliputi: orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh
pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki
a. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang sejumlah persesuaian dan sadarkan persatuan dan
menjiwai hubungan orang tua dan anak. kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk
b. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai mencukupi krisis kehidupannya.
konsekuensi kedudukan orang tua terhadap Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu
anaknya. bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan
c. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah
yang pada gilirannya akan menjadi tanggung wadah dan wahana pendidikan; medan kehidupan
jawab masyarakat, bangsa dan negara. manusia yang majemuk (plural:suku, agama, ekonomi,
dan lain sebagainya). Manusia berada dalam multi
d. Memelihara dan membesarkan anaknya. kompleks antar hubungan dan antar aksi dalam
e. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu masyarakat.
pengetahuan dan keterampilan yang berguna Dalam pembahasan ini masyarakat
bagi kehidupan anak kelak. merupakan lingkungan ketiga dalam pendidikan.
Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak
Sekolah anak lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar
Pada dasarnya pendidikan di sekolah pendidikan sekolah.
merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga,
yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan Untuk agak memperjelas pengertian kita
dalam keluarga. Tidak semua tugas mendidik dapat tentang lingkungan itu, baiklah kita jangan terlalu
dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama terikat pada “tempat”. Kita adakan tinjauan tentang
dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam lingkungan bukan atas dasar tempat, melainkan atasa
keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke dasar “peranan” orang-orang yang berada dalam
sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban lingkungan-lingkungan itu.
manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat Jika orang tua atau anggota keluarga yang
sentral dalam pendidikan keluarga. Hal ini karena lain, tidak berperan lagi terhadap anak, artinya tidak
pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku
efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi perbuatan anak, maka dapat dikatakan bahwa anak
semacam ideologi dalam proses pendidikan disekolah. tersebut tidak berada dalam lingkungan keluarga.
Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini Biarpun ia mungkin masih berada di halaman
adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di rumahnya. Misalnya ia sedang bermain-main dengan
sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan kawan-kawan sebayanya.
dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
Sebaliknya, biarpun ia tidak berada di sekitar
Ada beberapa karakteristik proses halaman rumahnya, akan tetapi orang tua atau
pendidikan yang berlangsung disekolah ini yaitu: 1. anggota keluarga yang lain masih mengadakan
Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan anak,
yang memiliki hubungan hierarkis. 2. Usia anak maka dapat dikatakan, bahwa anak itu berada di
didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogeny. dalam lingkungan keluarga. Misalnya mereka sedang
3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan berjalan-jalan di sebuah taman, mereka pergi ke
pendidikan yang harus diselesaikan. 4. Materi atau tempat-tempat hiburan dan sebagainya.
isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan
umum. 5. Adanya penekanan tentang kualitas tentang Dengan demikian, yang dimaksud dengan
pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan anak berada di dalam lingkungan masyarakat, apabila
dimasa yang akan mendatang. anak itu tidak berada di bawah pengawasan orang tua
Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam | Juli. ISSN: 225-8164 | 2018 27

atau anggota keluarga yang lain, dan tidak berada di di terima oleh anak, dan sangat kuat meresap di
bawah pengawasan guru atau petugas sekolah yang hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah
lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa
lingkungan masyarakat ialah oleh petugas-petugas menjadi anak brandalan. Oleh karena itu menjadi
hukum di dalam masyarakat, atau juga orang-orang tugas bagi orang tua untuk selalu mengadakan
lain yang berada dalam masyarakat. pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus
tahu dan selalu mengawasi dengan siapa anaknya itu
Sebenarnya di dalam masyarakat itu tidak bergaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-
ada pendidikan. Masyarakat tidak mendidik orang- bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga agar si
orang atau anak-anak yang berada di dalamnya. Di anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh
dalam masyarakat yang ada hanyalah “pengaruh” yang tidak diinginkan
dari masyarakat itu. Pendidikan yang ada di dalam
masyarakat adalah yang terdapat dalam perkumpulan- Contoh: setiap kali anak minta izin untuk
perkumpulan pemuda. Sehingga Ki Hajar Dewantara belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa
secara tegas menyebutkan lingkungan pendidikan buku dan pulang jam 10 atau 11 malam di mana
yang ketiga ialah pergerakan pemuda. orang tua sudah tidur. Demikian berjalan beberapa
lama tetapi apa hasilnya? Anak telah menjadi pecandu
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang ganja.
bersifat positif terhadap anak dan juga bersifat negatif.
Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif Memang kita bisa menyalahkan kepada anak.
ialah segala sesuatu yang membawa pengaruh baik Dan mungkin kita bisa juga menyalahkan kepada
terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu kawan yang mengajaknya. Tetapi di samping itu, orang
pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal tua lah yang bersalah paling besar. Mengapa ia tidak
yang baik dan berguna bagi anak itu sendiri maupun selalu mengadakan pengawasan yang teliti terhadap
bagi kehidupan bersama. anaknya. Andaikata orang tua selalu mengadakan
pengawasan dengan teliti, selalu mengawasi dengan
Pengaruh yang positif dari masyarakat banyak siapa saja anak itu bergaul, kiranya tidak akan terjadi
kita jumpai dalam perkumpula-perkumpulan pemuda, hal-hal yang demikian. Hal hal semacam itu kiranya
organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa maupun akan bisa di cegah sebelumnya.
organisasi yang lain. Baik perkumpulan atau organisasi
itu bergerak dalam bidang kesenian, kebudayaan, Guru Sebagai Salah Satu Kunci Keberhasilan
olahraga, politik, maupun yang merupakan organisasi Pendidikan
biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan
para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi Kesuksesan pendidikan bukan sekedar
pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah mengahadirkan peserta didik memenuhi kelas di
atau fakultas. Tetapi perlu ditekankan di sini sekolah. Tantangan terberat justru memastikan
bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang para peserta didik mendapatkan layanan pendidikan
memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi bermutu sehingga mereka mampu mencapai tujuan
atau perkumpulan pemuda yang di organisasi secara belajar, menyelesaikan sekolah, dan memiliki
baik dan “legal”. kemampuan menghadapi masa depan. Untuk
mencapai pendidikan yang berkualitas, guru memiliki
Sedang yang di maksud dengan pengaruh peran penting dan strategis. Institusi penyelenggara
yang bersifat negatif ialah segala macam pengaruh pendidikan membutuhkan guru ideal, berkualitas,
yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan terlatih, dan bermotivasi tinggi alam menjalani
merugikan. Baik, merugikan bagi pendidikan dan profesi dan tanggung jawabnya. Guru harus mampu
perkembangan anak maupun merugikan kepada menjaga keseimbangan antara tuntutan untuk
kehidupan bersama. berbuat normatif ideal dengan suasana kehidupan
masa kini yang ditandai dengan pola kehidupan
Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak materialistis, pragmatif, individualistis, kompetitif,
terhitung banyaknya di dalam masyarakat. Dan dan lain sebagainya. Apabila guru mampu bertugas
anehnya , pengaruh yang negatif ini sangat mudah
28 Otonomi dan Reformasi Pendidikan

dan berperan secara profesional, maka pembelajaran sebagai instrument untuk melakukan perbuatan
akan berlangsung efektif. praktis. Merujuk pada definisi ini, pekerjaan-pekerjaan
yang menuntut keterampilan manual atau fisikal,
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, meskipun levelnya tinggi, tidak digolongkan dalam
aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. profesi (sekarang ini).
Sukes tidaknya para peserta didik dalam belajar di
sekolah, salah satu nya tergantung pada pendidik. Dr. Sikun Pribadi (1976) mengemukakan
Mengingat keberadaan pendidik dalam proses definisi profesi sebagai berikut: Profesi pada
kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu
maka sudah semestinya kualitas pendidik harus janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan
diperhatikan dan ditingkatkan. Salah satu usaha yang dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan. Karena
dapat dilakukan melalui kualifikasi pendidikan guru orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat
sesuai dengan persyaratan minimal yang ditentukan pekerjaan itu.10
syarat-syarat guru profesional.
Nugroho Notosusanto (1984) menuturkan
Secara etimologi, profesi berasal dari istilah bahwa profesi adalah suatu vokasi yang memerlukan
bahasa inggris profesional atau bahas latin profecus, teknik dan prosedur kerja yang harus dipelajari
yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan secara sengaja dan dalam jangka waktu tertentu.
mampu, atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan Teknik dan prosedur kerja tersebut diabadikan
tertentu. Pengakuan dari diri sendiri, dari orang sebagai layanan untuk kemaslahatan umat. Kerja
lain atau dari lembaga profesi. Kalau pengakuan itu ini ditandai oleh sifat tanggap dan sikap bijaksana
datang dari penyandang profesi itu, muncul beberapa yang didasari filosofi pekerjaan.
pertanyaan. Apakah kemampuan yang diakui atau
diklaimnya itu benar-benar sebuah kenyataan? Apakah Istilah profesional berasal dari profession,
pengakuan itu tidak lebih dari sebuah kesombongan? yang mengandung arti sama dengan occupation atau
Tidakkah pengakuan itu tidak lebih dari “riak-riak pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh
air yang sesungguhnya mengimplisistkan kedangkala melalui pendidikan atau latihan khusus. Ada beberapa
derajat profesional penyandang profesi itu? Apakah pengertian yang berkaitan dengan professionalisme
benar-benar ada bukti formal dan material yang yaitu okupasi, profesi, dan amatif.11 Terkadang
memperkuat pengakuan itu. membedakan antara para professional, amatir, dan
delitan. Maka para profesional adalah para ahli di
Penyandang profesi boleh mengatakan bahwa dalam bidangnya yang telah memperoleh pendidikan
dia mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan atau pelatihan yang khusus untuk pekerjaan itu.
tertentu asalkan pengakuannya disertai bukti riil
bahwa dia benar-benar mampu melaksanakan Sebagai pendidik, guru harus profesional
suatu pekerjaan yang diklaim sebagai keahliannya. sebagaimana ditetapkan dalam Undang-undang
Akan tetapi, pengakuan itu idealnya berasal dari Sistem Pendidikan Nasional bab IX pasal 39 ayat
masyarakat atau pengguna jasa penyandang profesi 2: “Pendidik merupakan tenaga profesional yang
itu atau berangkat dari karya ilmiah atau produk kerja bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
lain yang dihasilkan oleh penyandang profesi itu. pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
Pengakuan itu terutama didasari atas kemampuan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
konseptual-aplikatif dari penyandang profesi itu penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,
(Danim, 2002:21). terutama bagi pendidikan pada perguruan tinggi.”

Secara terminologi, profesi dapat diartikan Dari ketiga kegiatan tersebut, terutama
sebagai suatu pekerjaan yang mensyaratkan pendidikan penelitian menuntut sikap guru dinamis sebagai
tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan 10
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran
mental, bukan pekerjaan manual (Danim, 2002:21). Kreatif dan Menyenangkan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
Kemampuan mental yang dimaksudkan di sini adalah 2005), 45.
adanya persyaratan pengetahuan teoritis akademis 11
Sudarwan Danim, Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru
(Bandung: Penerbit Alfabeta.2010), 23.
Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam | Juli. ISSN: 225-8164 | 2018 29

seorang profesional. Untuk mewujudkan keadaan dari siswa. Apabila yang bergerak hanya satu pihak
dinamis ini pendidikan guru harus mampu membekali tentu tidak akan berhasil, yang dalam istilah sehari-
kemampuan kreativitas, rasionalitas, keterlatihan hari disebut bertepuk sebelah tangan. Sehebat-
memecahkan masalah, dan kematangan emosionalnya. hebatnya potensi guru selagi tidak direspons positif
Semua bekal ini dimaksudkan mewujudkan guru yang oleh siswa, pasti tidak berarti apa-apa. Jadi gerakan
berkualitas sebagai tenaga profesional yang sukses dua arah dalam mensukseskan pembelajaran antara
dalam menjalankan tugasnya. guru dan siswa itu sebagai gerakan sinergis.
Dalam UU No. 14 Tahun 2005 dinyatakan Bagi guru yang proofesional, dia harus
bahwa sebagai pendidikan profesional guru memiliki kriteria-kriteria tertentu yang positif. Gilbert
mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, H. Hunt menyatakan bahwa guru yang baik itu harus
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan memenuhi tujuh kriteria:
mengevaluasi peserta didik. Sementara itu profesional
dimaknai sebagai pekerjaan atau kegiatan yang a. Sifat positif dalam membimbing siswa,
dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber b. Pengetahuan yang memadai dalam mata pelajaran
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, yang dibina,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan c. Mampu menyampaikan materi pelajaran secara
pendidikan profesi. lengkap,

Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga d. Mampu menguasai metodologi pembelajaran,


profesional merupakan bagian dari pembaharuan e. Mampu memberikan harapan riil terhadap siswa,
sistem pendidikan nasional yang pelaksanaannya
memperhatikan berbagai ketentuan peraturan f. Mampu mereaksi kebutuhan siswa, dan
perundang-undangan di bidang pendidikan,
g. Mampu menguasai manajemen kelas.
kepegawaian, ketenagakerjaan, keuangan dan
pemerintah daerah. Sehubungan dengan itu Di samping itu ada satu hal yang perlu
diperlukan tentang kedudukan guru dan sebagai mendapatkan perhatian khusus bagi guru profesional
tenaga profesional dalam suatu undang-undang. yaitu kondisi nyaman lingkungan belajar yang baik
Hal ini dimaksudkan untuk mencapai keberhasilan secara fisik maupun psikis. Undang-undang Sistem
sebagai seorang guru. Pendidikan Nasional pasal 40 ayat 2 bagian 2 di muka
menyebut dengan istilah menyenangkan. Dinamika
Keberhasilan guru dapat ditinjau dari dua
juga E. Mulyasa menegaskan, bahwa tugas guru yang
segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses,
paling utama adalah bagaimana mengkondisikan
guru berhasil bila mamppu melibatkan sebagian
lingkungan belajar yang menyenangkan, agar dapat
besar peserta didik secara aktif baik fisik, mental
membangkitkan rasa ingin tahu semua peserta didik
maupun sosial dalam proses pembelajaran, juga dari
sehingga timbul minat dan nafsunya untuk belajar.
semangat mengajarnya serta adanya rasa percaya
diri. Sedangkan dari segi hasil, guru berhasil bila Adapun Bobbi Deporter dan Mike Hernachi
pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah menyarankan agar memasukkan musik dan estetika
perilaku pada sebagian besar peserta didik ke arah dalam pengalaman belajar siswa. Karena musik
yang lebih baik. Sebaliknya dari sisi siswa, belajar akan berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis
berhasil bila memenuhi dua persyaratan: (1) belajar siswa yang diiringi musik membuat pikiran selalu
merupakan sebuah kebutuhan siswa, dan (2) ada siap dan mampu berkonnsentrasi. Dalam situasi otak
kesiapan untuk belajar, yakni kesiapan memperoleh kiri sedang bekerja, masuk akan membangkitkan
pengalaman-pengalaman baru baik pengetahuan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga
maupun keterampilan. masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan
proses.
Hal ini merupakan gerakan dua arah, yaitu
gerakan profesional dari guru dan gerakan emosional
30 Otonomi dan Reformasi Pendidikan

Terkait dengan suasana yang nyaman a. Tahap Pertama, dasar fundamental seseorang
ini, perlu dipikirkan oleh guru yang profesional bekerja adalah dengan memantapkan diriya
yaitu menciptakan situasi pembelajaran yang bisa dengan iman atau hanya mengabdi kepada Allah
menumbuhkan kesan hiburan. Mungkin semua semata.
peserta didik menyukai hiburan, tetapi mayoritas
mereka jenuh dengan belajar. Bagi mereka belajar b. Tahap Kedua, melaksanakan pekerjaan dengan
adalah membosankan, menjenuhkan, dan di dalam model Arkanul Islam, yakni: merasa bersama
kelas seperti di dalam penjara. Dari evaluasi yang Allah dalam bekerja;
didasarkan pada pengamatan ini, maka sangat
1) Merasa bahwa dirinya tidak sendirian
dibutuhkan adanya proses pembelajaran yang
dalam bekerja, tetapi bersama dan bersatu
bernuansa menghibur. Nuansa pembelajaran ini
dengan masyarakat manusia yang juga
menjadi “pekerjaan rumah” bagi para guru khususnya
harus dihormati dengan duduk sama
guru yang profesional.
rendah dan berdiri sama tinggi, sehingga
Pengembangan profesional pendidik hasil kerja yang diperoleh merupakan
memerlukan peningkatan kompetensi khususnya kesejahteraan bersama;
dalam menghadapi masalah pembelajaran di kelas,
dan inovasi pembelajaran merupakan hal yang penting 2) Segala produk dari Allah –baik materi
dalam kompetensi tersebut. Inovasi Pembelajaran maupun non materi– dimanfaatkan untuk
(Depdiknas, 2007:2). apabila dilaksanakan secara meningkatkan diri masyarakat terutama
berkesinambungan akan berdampak sebagai berikut: di bidang ilmu dan akhlak;

a. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah 3) Jiwanya seantiasa diatur dan terjaga


pembelajaran akan semakin meningkat. dengan baik, agar dalam bekerja tidak
minder hingga mampu menghadapi
b. Penyelesaian masalah pembelajaran melalui pekerjaan dengan penuh kesungguhan
sebuah pengembangan inovasi akan meningkatkan dan kemampuan;
isi, masukan, proses, sarana/prasarana dan hasil
belajar peserta didik. 4) Semua pekerjaan dikerjakan demi
kemanusiaan.
c. Peningkatan kemampuan dalam pembelajaran
tersebut akhirnya akan berdampak pada c. Melaksanakan tugas sebaik-baiknya, sempurna
peningkatan kepribadian dan keprofesionalan kualitas hasil dan juga motifnya lantaran merasa
dosen dan guru. diawasi dan selalu bersama Allah.

Merunut pada pengertian Parker Palmer Guru harus memaknai pekerjaan yang
bahwa menjadi guru juga merupakan perjalanan dilakukannya itu sebagai ibadah dimana kompensasi
spiritual, dalam konteks agama Islam kita mengenal yang diperoleh bukan materi semata melainkan
Ihsan. Pemahaman iman dalam etos kerja (mengajar) juga pahala dari Allah. Bermakna ibadah artinya
seorang guru yang professional adalah bagaimana ketika mengajar harus diniati karena Allah, merasa
ihsan dalam bekerja. Ihsan mengandung makna diawasi oleh Allah dan berharap output yang
berkualitas baik dan indah. H.S. Habib Adnan dihasilkan bermanfaat bagi kemaslahatan anak didik
seorang pengajar spiritual quotient berpendapat sehingga menjalaninya dengan penuh kesungguhan.
bahwa bekerja bukan hanya untuk duniawi saja Bukanlah suatu alasan guru harus meninggalkan
namun juga ukhrowi, lantaran Islam menganggap tugas pokoknya mengajar hanya untuk ngobyek
keduanya sebagai satu kesatuan dan system kerja yang guna memenuhi tuntutan ekonomi meskipun kita
terintegrasi. Lebih lanjut Habib Adnan menjelaskan sadar bahwa penghasilan yang diperoleh belum
bahwa ada tiga tahapan ketika seorang muslim bisa sepenuhnya memenuhi tuntutan hidup yang
bekerja. semakin tinggi.
Mendidik dan mengajar itu merupakan
Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam | Juli. ISSN: 225-8164 | 2018 31

proses menjalankan amanah. Amanah dari Allah nilai yang mengacu pada kompeten dan belum
bahwa kita diberi kelebihan atas ilmu yang harus kompeten melainkan juga tanggung jawab moral
disampaikan kepada orang lain/anak didik kita sesuai yang pertanggung jawabannya didepan Allah.
dengan hadits nabi sampaikanlah ilmumu walau Bukankah ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh
hanya satu ayat. Amanah dari negara dimana guru yang selalu mendoakan orangtuanya adalah pahala
merupakan garda terdepan dalam usaha mencapai yang terus mengalir meskipun kita sudah mati. Pada
tujuan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. titik inilah mudah-mudahan apa yang dicita-citakan
Bahkan UU Guru dan Dosen merupakan bentuk dari pendidikan bisa terwujud.
pengakuan pemerintah terhadap profesi guru dengan
memberikan penghargaan berupa tunjangan profesi
meskipun belum seluruh guru mendapatkannya. SIMPULAN
Amanah dari orang tua yang telah menitipkan anak-
anaknya pada sekolah/guru untuk dididik menjadi Konsep Otonomi Pendidikan mengandung
manusia-manusia yang berilmu dan berakhlaqul pengertian yang luas, mencakup filosifi, tujuan, format
karimah. dan isi pendidikan serta menejemen pendidikan itu
sendiri. Impikasi dari semua itu adalah setiap daerah
Dalam kaitannya tugas guru mendidik dan otonomi harus memiliki visi dan misi pendidkan
mengajar maka pendekatan hati sangatlah penting. yang jelas dan jauh kedepan dengan melakukan
Artinya hati (qalb) menempati titik sentral dalam pengkajian yang mendalam dan meluas tentang tren
proses interaksi guru dan siswa sehingga membawa perkembangan penduduk dan masyarakat untuk
perubahan dan kebaikan dalam kehidupan peserta memperoleh masyarakat yang lebih baik kedepannya
didik. Hati/qalb dilihat dari bahasanya berarti serta merancang sistem pendidikan yang sesuai
bolak-balik (labil). Sesuatu yang labil membutuhkan dengan karakteristik budaya bangsa indonesia yang
suatu panduan yang dapat mengarahkannya pada bineka tunggal ika.
kebaikan. Rasulullah menyebutkan dalam suatu
haditsnya bahwa jika segumpal daging (hati) jelek Otonomi dan reformasi pendidikan adalah
maka jeleklah perilakunya, sebaliknya bila ia baik upaya perbaikan pada bidang pendidikan. Reformasi
maka baiklah seluruh perilakunya. Di samping itu, pendidikan memiliki dua karakteristik dasar yaitu
Alquran juga memaknia hati dengan akal (QS Al terprogram dan sistemik. Reformasi pendidikan
hajat:46) yang mampu memahami realitas kehidupan yang terprogram menunjuk pada kurikulum atau
untuk kepentingan kedekatan diri dengan Allah dan program suatu institusi pendidikan. Yang termasuk
kedekatan diri dengan manusia. kedalam reformasi terprogram ini adalah inovasi.
Inovasi adalah memperkenalkan ide baru, metode
Mendidik dan mengajar dengan hati berarti baru atau sarana baru untuk meningkatkan beberapa
guru memberikan contoh yang baik bagi anak didik aspek dalam proses pendidikan agar terjadi perubahan
kita. Proses keteladanan atau memberi contoh melalui secara kontras dari sebelumnya dengan maksud-
sikap dan tingkah laku yang baik merupakan strategi maksud tertentu yang ditetapkan.
yang ampuh dari sekadar mengajar di depan kelas.
Semua itu berpulang pada bagaimana kita mampu Tripusat pendidikan yang bertanggung jawab
mengefektifkan dan mengarahkan hati kita menjadi atas terselenggarakannya pendidikan yaitu dalam
bersih dan suci. Karena dari hati bersih dan suci keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dalam proses
itulah akan terpancar perilaku yang bersih dan suci pendidikan, sebelum mengenal lingkungan masyarakat
pula. Apabila ini bisa diterapkan di setiap jenjang yang luas dan sebelum mendapat bimbingan dari
satuan pendidikan maka bullying/kekerasan di dunia lingkungan sekolah, seorang anak terlebih dahulu
pendidikan tidak akan terjadi. memperoleh bimbingan dari lingkungan keluarga.
Dalam hal ini orang tua berperan sebagai pendidik
Dengan demikian tanggung jawab guru tidak dan si anak menjadi peserta didik. Penanaman nilai-
hanya pada tataran administrasi dan kelembagaan/ nilai karakter pada anak di lingkungan keluarga yaitu
kedinasan bagaimana siswanya bisa lulus dari religius, jujur, toleransi, disiplin, dan bertanggung
suatu jenjang pendidikan atau memperoleh nilai- jawab. Guru sebagai garda terdepan pendidikan
32 Otonomi dan Reformasi Pendidikan

adalah tokoh terpenting pendidikan yang berperan


sebagai penentu kualitas pendidikan itu sendiri oleh
karenanya dalam proses pembelajaran guru dituntut
untuk melaksanakan tugasnya secara professional
bukan hanya semata-mata dikarenakan untuk
menghasilkan pendapatan yang diperlukan sebagai
biaya hidup.

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbity. Ilmu Pendidikan. Jakarta:


Rineka Cipta, 1991.
Amir Dien Indrakusuma. Pengantar Ilmu Pendidikan.
Surabaya: Usaha Nasional, 1972.
Asra, Azmuyardi. Paradigma Baru Pendidikan Nasional.
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2002.
Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2001.
Miarso, Yusufhadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.
Jakarta: Kencana prenadamedia Group, 2013.
Mulyasa. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung:
Penerbit PT. Remaja Roosdakarya, 2005.
Sudarwan Danim. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru.
Bandung: Penerbit Alfabeta, 2010.
Suwarno. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta: Aksara
Baru, 1985.
Erviana zk. Diakses tanggal 1 april 2017 pukul 23:20
WIB. http://ervianazk.blogspot.com/2013/06/
tripusat-pendidikan.html,

Anda mungkin juga menyukai