Untuk teks deskripsi yang menggambarkan objek makhluk hidup, kamu bisa
mendeskripsikan orang tua, sahabat, hewan, tumbuhan, atau idolamu. Sementara
untuk benda, kamu bisa mendeskripsikan alat musik, laptop, kendaraan, dan
sebagainya.
Selain itu, kamu juga bisa mendeskripsikan tempat dan peristiwa, seperti kamar, rumah
adat, gunung, pantai, bencana banjir, demonstrasi, maupun pentas seni. Gimana,
sudah nggak bingung lagi dong mau pilih objek apa untuk dideskripsikan?
Dari segi tujuan, teks deskripsi dibuat untuk menggambarkan objek serinci dan
selengkap mungkin dari sudut pandang penulis. Dengan begitu, pembaca bisa
membayangkan objek tersebut seolah-olah mengalaminya sendiri. Itu sebabnya, teks
deskripsi melibatkan 5 kesan atau panca indera dari penulisnya. Melihat, mendengar,
mengecap, merasa, dan mencium.
Ciri objek yang digambarkan pada teks deskripsi bersifat khusus, individual dan personal.
Artinya, hasil pengamatan objek yang dideskripsikan bisa jadi berbeda meskipun
jenisnya sama. Contoh, ketika menulis teks deskripsi tentang tempat wisata, kamu
menggambarkan tempat tersebut terlalu ramai dan sesak. Namun, bisa saja temanmu
menggambarkan tempat tadi sebagai objek wisata yang seru untuk dikunjungi beramai-
ramai.
Ingat ya, meskipun objeknya sama, hasil penggambaran setiap penulis bisa berbeda, lho.
Ciri teks deskripsi yang terakhir yaitu dari segi isi. Sebuah teks deskripsi harus memuat
informasi yang lengkap, jelas, rinci dari pengamatan penulis. Teks deskripsi dibuat
berdasarkan pendapat personal (subjektif), sehingga akan ditemukan penggunaan kata-kata sifat.
Contoh: “Kucingku berumur 1 tahun. Bulunya halus, lebat, berwarna abu-abu. Ekornya
panjang dan bergoyang setiap kali aku memanggil namanya. Sungguh lucu dan
menggemaskan…”
1. Berdasarkan Bentuk
Teks deskripsi berdasarkan bentuk terdiri dari teks deskripsi yang berdiri sendiri dan
teks deskripsi yang termasuk dalam bagian teks lain.
Artinya teks tersebut berdiri sendiri dan tidak dicampuradukkan dengan teks lain.
Artinya teks tersebut hanya muncul sekilas di dalam cerita pendek, novel, lirik lagu,
atau iklan.
2. Berdasarkan Isi
Teks deskripsi berdasarkan isi terdiri dari teks deskripsi spasial, objektif, dan subjektif.
Teks yang menggambarkan objek dengan sudut pandang ruang dan waktu.
Teks yang memuat informasi sebuah objek dengan apa adanya tanpa harus diberi
opini tambahan.
Teks yang memuat informasi dengan tambahan opini penulis sesuai dengan apa yang
dilihat, didengar, atau dirasakannya.
Ada 3 struktur teks deskripsi, yaitu identifikasi, deskripsi bagian, dan simpulan/kesan.
Oke, kita bahas satu per satu, ya.
1. Identifikasi
Struktur identifikasi adalah bagian awal dari teks deskripsi yang berisi pengenalan nama
objek, makna nama, lokasi, sejarah lahirnya, atau gambaran umum lainnya tentang objek
yang dideskripsikan.
Misalnya, kamu memiliki objek pantai, kamu bisa menginformasikan nama dan lokasi
dari pantai tersebut. Kamu dapat menuliskan betapa terkenalnya pantai itu.
2. Deskripsi Bagian
Struktur deskripsi bagian adalah gambaran rinci dari sudut pandang penulis tentang
suatu objek. Penulis menggambarkan apa yang telah ia lihat, dengar, dan rasakan
selama mengamati objek pilihannya. Jadi, pada bagian ini, penulis bisa
menggambarkan tiap bagian yang ada di objeknya.
3. Simpulan/Kesan
Struktur simpulan/kesan adalah bagian yang berisi kesimpulan atau kesan dari hasil
pengamatan penulis terhadap objek. Namun, bagian ini bersifat opsional. Artinya, boleh
dituliskan ataupun tidak.
Contoh: “Meskipun pantai ini indah, tetapi banyak pengunjung yang masih membuang sampah
sembarangan..”
Ejaan mencakup penulisan huruf kapital. Ada 5 aturan mengenai penggunaan huruf
kapital, yakni:
Sinonim adalah kesamaan makna antara satu kata dengan kata lainnya. Di dalam teks
deskripsi, sinonim dapat digunakan untuk mengganti kata agar tidak membosankan
untuk dibaca.
Kata umum (hipernim) adalah kata yang ruang lingkupnya luas dan mencakup banyak
hal. Sedangkan kata khusus (hiponim) merupakan kata yang cakupan maknanya lebih
sempit.
Contoh: Toko itu menjual berbagai jenis bunga. Ada bunga mawar, melati, anggrek,
kenanga, lili, sampai kamboja.
Kata umum dalam kalimat tersebut adalah ‘bunga’. Sementara kata khususnya yaitu
‘mawar’, ‘melati,’ ‘anggrek’, ‘kenanga,’ ‘lili’, dan ‘kamboja’.
4. Kata Sifat
Kata sifat atau adjektiva merujuk pada keterangan pada objek yang dideskripsikan.
Kata ini juga sering diawali dengan kata ‘lebih’ dan ‘sangat’. Contoh: ‘sangat
jernih’, ‘lebih bersih‘, dan sebagainya.
5. Kalimat Perincian
Kalimat perincian dalam teks deskripsi berguna untuk menjelaskan objek sehingga
mudah dibayangkan oleh pembaca.
Contoh: “Bunga mawar adalah bunga kesukaanku. Wanginya harum dan memiliki banyak
warna. Tetapi, kita harus berhati-hati saat memegangnya. Sebab, bunga mawar mempunyai
batang berduri yang bisa membuat tangan terluka,”
Pantai ini disebut sebagai pesaing Pantai Pandawa karena keindahannya. Daya tarik
Pantai Melasti sudah terlihat dari akses jalan menuju pantai. Jalan berliku dan tebing
menjulang justru membuat wisatawan tak bisa menahan diri untuk mengabadikan
momen. Sesampainya di sana, kamu akan disambut dengan pemandangan laut yang
jernih, gua-gua kecil, dan pasir putih yang bersih.
Banyak aktivitas yang bisa dilakukan di Pantai Melasti. Selain menikmati sunset, kamu
bisa snorkeling dan berenang karena ombaknya tidak terlalu besar. Meskipun masih
dalam pengembangan, Pantai Melasti menyediakan toilet, tempat membilas kaki, serta
ruang ganti yang nyaman.
Untuk menikmati suasana Pantai Melasti, kamu tidak dikenakan biaya alias gratis.
Maka dari itu, pengunjung diharapkan terus menjaga kebersihan dan kelestarian di
area pantai.
Penjelasan Struktur:
Judul: Dari judul, kita sudah menebak teks deskripsi tersebut menjelaskan mengenai
Pantai Melasti.
Identifikasi/Gambaran Umum: Paragraf pertama dari teks menjelaskan gambaran
umum dan lokasi Pantai Melasti sebagai salah satu destinasi wisata di Bali.
Deskripsi Bagian: Penjelasan rinci mengenai keindahan Pantai Melasti. Di paragraf
2-3, penulis menyebutkan secara detil gambaran akses menuju lokasi, suasana
pantai, dan aktivitas yang bisa dilakukan.
Simpulan/Kesan: Simpulan serta kesan dari teks di atas terdapat di paragraf 4
dengan mengajak pembaca untuk sama-sama menjaga kebersihan Pantai Melasti.
Aku memiliki seekor kucing bernama Love. Ia berjenis kelamin betina dan keturunan
ras Mainecoon. Love adalah kesayangan keluargaku. Ia selalu membuat kami gemas
dengan tingkah lakunya.
Love berusia 1 tahun. Bulunya halus, lebat, berwarna abu-abu. Biru cerah adalah
warna matanya. Ekornya panjang dan bergoyang setiap kali aku memanggil namanya.
Love mempunyai dua telinga yang meruncing layaknya serigala.
Love suka sekali makan. Itu sebabnya ia cepat membesar. Sekarang, beratnya
mencapai 5 kilogram. Meski begitu, Love tetap lincah bergerak kesana-kemari. Tetapi,
aku harus waspada saat mengajaknya bermain, karena Love sesekali suka mencakar.
Aku sangat sayang dengan Love. Semenjak ada dia, aku lebih bersemangat dalam
menjalani hari. Semoga Love selalu sehat dan menemaniku hingga tua nanti.
Penjelasan Struktur:
Judul: Dari judul, kita sudah menebak penulis akan menceritakan tentang kucing
peliharaannya.
Identifikasi/Gambaran Umum: Paragraf pertama dari teks menjelaskan gambaran
umum kucing tersebut, mulai dari nama, ras, dan tingkah lakunya.
Deskripsi Bagian: Di paragraf 2-3, penulis menjelaskan secara rinci ciri-ciri fisik dan
tingkah laku kucingnya.
Simpulan/Kesan: Penulis menyampaikan harapan agar kucingnya panjang umur.
Hal ini terdapat di paragraf 4.
1. Faktual
Artinya, teks eksplanasi memuat informasi yang nyata dan benar adanya.
2. Bersifat Keilmuan
Teks eksplanasi membahas fenomena yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan.
Misalnya, gempa bumi dikaitkan dengan ilmu Geografi. Atau aksi demonstrasi yang
dibahas dari sudut pandang ilmu Sosiologi.
3. Informatif
Teks eksplanasi bertujuan untuk memberikan informasi tanpa mempengaruhi pembaca.
Ingat ya, teks eksplanasi hanya menjelaskan proses terjadinya suatu kejadian, bukan untuk
membujuk siapapun.
4. Membahas hal-hal yang bersifat umum
Teks eksplanasi menjelaskan peristiwa yang sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari.
Contoh:
“Pada Juli 1826, Belanda mengulangi serangannya ke Daksa lagi. Oleh Pangeran Diponegoro,
Daksa telah dikosongkan terlebih dahulu. Sewaktu tentara Belanda kembali dari Daksa untuk
menuju ke Yogyakarta, dengan tiba-tiba, dihadang dan dibinasakan oleh pasukan pangeran
Diponegoro dari tempat persembunyiannya. Setelah mendapat kemenangan itu, pasukan
Pangeran Diponegoro dengan secepat kilat menghilang dari Daksa. Beberapa bulan
setelahnya, atas anjuran Kyai Mojo, Pangeran Diponegoro mengadakan penyerangan besar ke
Surakarta. Di bulan Oktober 1926, pasukan Diponegoro menyerang Belanda di Gawok dan
memperoleh kemenangan yang gemilang.”
Kata yang dicetak tebal pada teks eksplanasi di atas menandakan urutan peristiwa
tersebut terjadi. Gimana, teman-teman? Apakah kalian sudah paham?
2. Pronomina Penunjuk
Pronomina penunjuk adalah kata yang digunakan untuk menggantikan penyebutan
benda. Contoh pronomina penunjuk yang biasa digunakan dalam teks eksplanasi,
antara lain: ini, itu, dan tersebut. Misalnya, pada kalimat “Tawuran pelajar menjadi
fenomena yang sering muncul di ibukota. Penyimpangan sosial tersebut biasanya dilakukan
selepas pulang sekolah.” Kata tersebut digunakan untuk menjelaskan nomina di depannya,
yaitu tawuran pelajar.
3. Kata Pasif
Kata pasif diawali dengan imbuhan di- atau ter-. Contohnya pada kalimat “Para buruh yang
tergabung dalam organisasi Ikatan Buruh Indonesia menyampaikan aspirasi mereka di
depan Istana Presiden.” Kata tergabung merupakan bentuk kata kerja pasif.
4. Kata Denotatif
Kata denotatif adalah kata yang memiliki makna sebenarnya. Wah, maksudnya gimana, sih?
Eits, jangan bingung. Kata denotatif adalah kata yang sesuai dengan observasi berdasarkan
penglihatan, penciuman, pendengaran, atau pengalaman. Jadi, kata denotatif bersifat faktual
dan objektif.
5. Kata Teknis
Kata teknis adalah kata atau gabungan kata yang mengungkapkan konsep, proses, keadaan, atau
sifat dalam bidang tertentu. Singkatnya, kata teknis dapat disebut sebagai istilah. Contohnya
nih, kamu sedang membaca teks eksplanasi mengenai kebakaran hutan. Kamu
menemukan istilah firespot, yang berarti titik awal penyebaran api.
Struktur dan Cara Membuat Teks Eksplanasi
Setelah mengetahui ciri-ciri, pola pengembangan, dan kaidah kebahasaan teks
eksplanasi, sekarang kita berlatih membuat teks eksplanasi sendiri, yuk. Sebelum
membuat teks eksplanasi, kita harus mengetahui strukturnya terlebih dahulu.
Ada Identifikasi Fenomena, Penggambaran Rangkaian Kejadian, dan Ulasan.
1. Identifikasi Fenomena
Adalah gambaran awal tentang fenomena yang disampaikan. Di tahap ini, kamu bisa
memilih topik yang ingin kamu bahas. Misalnya, kebakaran hutan. Pada tahap identifikasi
fenomena, kamu akan menjelaskan definisi tentang apa itu kebakaran hutan dan dampaknya.
Definisi ini kamu letakkan di paragraf pertama, ya.
2. Penggambaran Rangkaian Kejadian
Struktur yang kedua memuat proses terjadinya fenomena tersebut. Kamu bisa
menjelaskan penyebab atau tahapan-tahapan bagaimana kebakaran hutan itu
berlangsung.
3. Ulasan
Struktur teks eksplanasi yang terakhir yaitu ulasan. Berisi komentar atau penilaian
penulis mengenai dampak fenomena yang dibahas.
Saat ini, membaca dan menulis tidak hanya dilakukan lewat buku tulis, tetapi sudah bisa
dilakukan di telepon genggam yang hampir dimiliki oleh setiap orang. Dengan membaca
informasi yang kita dapatkan semakin bertambah daya imajinasi bertambah. Sedangkan dengan
menulis, maka daya imajinasi bisa dituangkan dalam bentuk karya. Semakin tinggi daya
imajinasi akan membuat tulisan semakin menarik.
Pada dasarnya, setiap orang sudah memiliki daya imajinasinya masing-masing hanya saja tidak
semua orang mampu mengasah daya imajinasinya. Salah satu cara agar daya imajinasi seseorang
semakin terasah adalah dengan menulis cerita fantasi. Cerita fantasi ini biasanya disukai oleh
anak-anak karena dijadikan sebagai hiburan untuk dirinya.
Menulis cerita fantasi ini bisa dikatakan sebagai salah satu cara untuk mengasah kemampuan
kreatif yang dimiliki seseorang. Bahkan, dengan cerita fantasi ini kamu bisa menjadi penulis
hebat, seperti Ugi Agustono dan Djoko Lelono. Cerita fantasi yang mereka tulis bernuansa lokal
atau kedaerahan. Selama kamu belajar dan berlatih dengan sungguh-sungguh bisa jadi kamu bisa
menulis cerita fantasi seperti mereka.
Membaca dan menulis memang tak bisa dipisahkan. Maka dari itu, jika kamu ingin menulis
cerita fantasi sebaiknya membaca struktur dari cerita fantasi beserta contohnya. Dengan
mengetahui struktur cerita fantasi, maka membuat cerita fantasi akan lebih mudah. Sedangkan
membaca cerita fantasi, daya imajinasi akan meningkat, sehingga ide-ide untuk membuat cerita
fantasi semakin banyak.
Struktur cerita fantasi dan contoh cerita fantasi akan dijelaskan lebih lanjut di dalam artikel ini.
Jadi, tunggu apalagi segera membaca artikel ini sampai selesai. Selamat membaca Grameds.
Sementara itu, Nurgiyantoro mengatakan bahwa cerita fantasi adalah cerita yang menampilkan
tokoh, alur, latar, atau tema yang derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir)
seluruh ataupun hanya sebagian cerita.
Dengan demikian, cerita fantasi adalah sebuah karangan yang dibuat dengan daya imajinasi atau
khayalan seseorang yang didalamnya terdapat berbagai kisah.
Sama dengan cerita-cerita pada umumnya, cerita fantasi memiliki tokoh, alur, latar, dan
sebagainya, sehingga cerita fantasi termasuk ke dalam salah satu bentuk karya sastra. Pada
umumnya, cerita fantasi yang ditulis oleh penulis akan menceritakan tentang berbagai macam
hal yang mudah dipahami oleh anak-anak.
Seseorang yang menulis cerita fantasi biasanya akan mengembangkan cerita yang dibuatnya
supaya pembaca terutama anak-anak mudah memahami dan menerima cerita tersebut. Dalam
cerita fantasi, pengarang akan menciptakan atau membuat dunia fantasinya sendiri.
Setiap pembaca yang membaca cerita fantasi, maka daya imajinasi dari orang tersebut akan
meningkat. Daya imajinasi yang meningkat akan menghasilkan atau menciptakan ide-ide kreatif
yang bisa dijadikan sebagai sebuah karya.
Struktur Cerita Fantasi
Dalam membuat karya tulis agar lebih mudah, maka perlu menggunakan struktur. Begitu pun,
dengan cerita fantasi yang memiliki struktur, yaitu orientasi, konflik, resolusi, dan ending atau
penutup.
1. Orientasi
Pada struktur orientasi para pembaca akan menemukan sebuah cerita berupa pengenalan yang
dimulai dari tema, tokoh, dan alur yang ditulis oleh pengarang. Beberapa pengarang akan
menceritakan karakter tokoh di bagian orientasi.
Misalnya, Saya adalah seorang laki-laki yang bernama Siska dan berumur 10 tahun. Di sekolah
saya memiliki seorang teman yang bernama Putri dan Dinda. Kami sangat senang melakukan
belajar bersama di rumah dan bermain bersama-sama.
2. Konflik
Struktur konflik bisa dikatakan sebagai bagian dari cerita fantasi yang di mana cerita fantasi
akan memunculkan suatu permasalahan, Permasalahan yang muncul ini merupakan inti dari
jalannya cerita fantasi.
Pengarang akan membuat konflik yang membuat pembaca selalu ingin membaca cerita fantasi
sampai selesai. Sementar itu, karakter tokoh-tokoh pada struktur ini akan lebih ditunjukkan
kepada pembaca.
Misalnya, Putri menyampaikan kabar buruk kepada diriku bahwa Dinda tiba-tiba pingsan dan
sedang dilarikan ke rumah sakit.
3. Resolusi
Resolusi merupakan bagian dari struktur cerita fantasi yang menceritakan tentang jalan keluar
dari permasalahan yang ada. Pada bagian ini konflik akan mulai mereda, sehingga pembaca
mulai bertanya-tanya bagian akhir cerita seperti apa.
Misalnya, kami mendengar kabar bahwa kondisi Dinda sudah membaik, sehingga beberapa hari
lagi akan pulang ke rumah.
4. Ending
Ending atau bagian akhir dari cerita fantasi. Pada bagian akhir cerita biasanya ada yang berakhir
dengan bahagia dan ada juga yang berakhir dengan kesedihan. Pembaca akan selalu menunggu
bagian akhir cerita fantasi yang ditulis oleh pengarang.
Misalnya, setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Dinda bisa pulang ke rumah.
Kami sebagai temannya merasa bahagia.
Kesedihanku semakin bertambah karena tak ada orang tuaku yang menemani diriku dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Perasaan campur aduk, mulai dari merasa kesepian, merasa
kesedihan, hingga merasa kecewa. Perasaan-perasaan itu terkadang membuat diriku patah
semangat untuk menjalani hidup.
Kekecewaanku semakin bertambah ketika ada makhluk lain yang mengejekku kalau tubuh yang
aku miliki sangat jelek dan pergerakanku sangat lambat. Aku selalu berharap dan berdoa supaya
kondisi tubuhku ini akan mengalami perubahan.
Doa dan harapanku yang aku tunggu-tunggu tak kunjung datang, sehingga aku diejek lagi oleh
beberapa makhluk lain. Lagi dan lagi aku merasa kecewa dengan keadaan yang aku miliki.
Hingga pada suatu hari, tubuhku mengalami perubahan yang cukup drastis. Aku pun merasa
terkejut karena bukan hanya bergerak pelan, tetapi tubuhku menjadi tidak bisa bergerak dan
hanya bisa diam di suatu tempat saja. Lagi dan lagi aku kecewa karena tubuhku menjadi tidak
bisa bergerak.
Meskipun tidak bisa bergerak, diriku masih menyimpan cadangan makanan, sehingga aku masih
bisa bertahan hidup. Dalam kondisi yang tidak bisa bergerak ini, aku tetap berharap dan berdoa
supaya tubuhku mengalami perubahan dan aku bisa melihat keindahan dunia.
Doa dan harapan yang sudah kutunggu lama akhirnya terwujud aku pun merasakan kebahagiaan.
Kebahagiaanku tak bisa digambarkan dengan kata-kata, wujudku berubah menjadi sangat indah.
Doa dan harapanku untuk melihat dunia menjadi terwujud karena aku bisa terbang dengan
mudah. Perubahan wujud yang aku alami membuat makhluk hidup lainnya merasa kagum.
Sekarang aku dikenal dengan hewan pemakan nektar atau yang sering kita kenal kupu-kupu.
Penghapus Ajaib
Aku adalah seorang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sering dikenal siswa yang
selalu mendapatkan nilai-nilai pas-pasan. Aku juga tak tahu mengapa selalu mendapatkan nilai
pas-pasan. Nilai-nilai pas-pasan yang aku miliki membuat diriku selalu berada di peringkat
bawah.
Aku seperti selalu merasa kecewa karena selalu mendapatkan nilai yang tidak bisa memuaskan
diriku dan orangtuaku. Padahal hampir setiap hari aku selalu belajar dan tidak lupa untuk
mengerjakan PR.
Orangtuaku tidak pernah marah kepadaku ketika aku mendapatkan nilai yang jelek. Mereka
selalu mendukung dan selalu berkata,”selama nilai yang kamu dapatkan berasal dari kejujuran
kami tidak akan pernah marah dan kecewa”. Seperti ada suatu hal yang dapat membuat hatiku
terasa sejuk, sehingga aku merasakan ketenangan yang belum pernah aku rasakan.
Keesokan harinya ketika aku berangkat sekolah, aku bertemu dengan temanku di tengah jalan
dan kami pun mengobrol sambil berjalan ke sekolah. Berbeda dengan diriku, temanku ini sangat
pintar serta selalu mendapatkan nilai bagus. Aku pun merasakan kebahagiaan ketika berjalan
dengan temanku ini, ia selalu memberikan semangat kepada diriku supaya jangan pernah
menyerah untuk mendapatkan nilai bagus.
Hujan turun dengan sangat deras, sehingga membuat diriku terpaksa menunggu hujan reda.
Sangat disayangkan, hujan yang aku tunggu-tunggu supaya reda tak kunjung datang. Aku tidak
ingin berlama-lama di sekolah, jadi aku memberanikan diri untuk hujan-hujanan sampai rumah.
Aku berlari-lari sangat kencang supaya diriku tidak terlalu lama terkena hujan. Hingga pada saat
aku berlari aku terpeleset oleh sebuah penghapus kecil. Aku pun bingung mengapa ada sebuah
penghapus kecil yang tergeletak di tengah jalan. Anehnya lagi, penghapus itu tidak segera aku
tinggal malah aku bawa pulang. Aku dan penghapus itu seperti ada sebuah kemistri.
Sesampainya di rumah, ibu langsung menyiapkan baju baru untuk diriku dan segera
menyuruhku untuk mandai. Setelah selesai mandi aku mulai mengerjakan PR di kamar dan
sambil bergumam, “aneh penghapus ini malah aku bawa pulang”. Tak disangka-sangak
penghapus itu menjawab, “aku bisa membantumu untuk mendapatkan nilai bagus”. Aku terkejut
mendengar jawaban dari penghapus itu.
Keanehan kalau penghapus itu bisa berbicara dan rasa penasaranku yang tinggi membuat diriku
memberanikan diri untuk membuktikan apa yang dikatakan oleh penghapus itu. Kebetulan sekali
bahwa hari ini sedang ada ujian matematika.
Setiap pertanyaan yang muncul, aku cermati dengan teliti supaya tidak salah menjawab. Lagi
dan lagi aku terkejut karena penghapus itu bergerak sendiri dan bergerak ke arah jawaban yang
telah aku tulis. Aku pun berkata di dalam hati, “benar-benar penghapus ajaib”. Tiba-tiba
jawaban yang aku tulis dihapus oleh penghapus itu.
Penghapus itu selalu mengganti jawabanku yang salah. Hingga pada akhirnya hal yang selalu ku
harapkan terwujud. Aku pun selalu membawa penghapus itu saat berangkat ke sekolah.
Hingga pada suatu hari aku menyimpan penghapus itu di dalam kantong seragam sekolah. Aku
pulang dengan rasa bahagia karena mendapatkan nilai bagus. Tiba-tiba hujan turun dengan
sangat lebat, karena aku lupa membawa jas hujan, aku berlari sekencang-kencangnya agar cepat
sampai rumah.
Setelah sampai rumah dengan keadaan basah kuyup, aku langsung memegang kantong seragam.
Benar saja penghapus ajaib itu hilang begitu saja seperti ditelan bumi. Aku merasa kecewa dan
khawatir akan mendapatkan nilai yang kurang bagus lagi. Dibalik kekecewaanku selalu terselip
harapan dan doa agar penghapus ajaib kembali kepada diriku.
Teks Prosedur, Ini Pengertian, Struktur, Ciri, dan Jenis
Teks prosedur adalah teks yang berisi petunjuk untuk melakukan sesuatu. Berikut ciri, struktur,
jenis, dan kaidah kebahasaan yang ada di dalamnya.
Siapa di sini yang hobinya masak? Biar hasil masakannya lezat, kita perlu membaca
resep atau menonton tutorial terlebih dahulu. Nah, resep merupakan salah satu contoh
teks prosedur yang sering kita temui di kehidupan sehari-hari, lho!
Selain resep, ada pula contoh teks prosedur lainnya, seperti Cara Membayar Tagihan
Listrik, Cara Memesan Tiket Pesawat, Cara Mendaftar UTBK SNBT, dan masih banyak
lagi.
Sebenarnya, apa sih definisi dan tujuan dari teks prosedur? Supaya lebih paham, kita
akan membahas teks prosedur secara lengkap di artikel ini. Dibaca sampai habis ya!
Pengertian Teks Prosedur
Apa itu teks prosedur? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), prosedur
adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan aktivitas atau metode dalam memecahkan suatu
masalah. Jadi, bisa kita simpulkan teks prosedur adalah teks yang berisi cara untuk
membuat atau melakukan sesuatu. Teks ini terdiri dari tahapan-tahapan serta memiliki
struktur kalimat imperatif berupa perintah.
Tujuan Teks Prosedur
Teks prosedur bertujuan memberi petunjuk cara melakukan suatu pekerjaan dengan
menggunakan material dan metode yang detail. Misalnya, cara memasak sup ayam, cara
menyalakan vacuum cleaner, dan lain sebagainya.
Struktur Teks Prosedur
Ingat, teks prosedur bertujuan untuk memberi informasi secara berurutan dan
terperinci. Maka dari itu, terdapat 4 struktur yang tak boleh dilupakan, yaitu:
1. Tujuan
Pertama, struktur Tujuan. Tujuan adalah hal yang ingin dilakukan dalam teks prosedur.
Biasanya terdapat pada judul atau paragraf pertama teks prosedur yang dijelaskan
secara singkat.
2. Material
Struktur teks prosedur yang kedua yaitu Material. Pada bagian ini, kamu bisa
menuliskan alat, bahan, atau hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk membuat sesuatu.
Biasanya terdapat takaran, jumlah, bentuk, atau warna tertentu agar pembaca
memperoleh hasil yang maksimal.
3. Langkah-langkah
Ketiga, struktur Langkah-langkah, yaitu tahapan atau proses untuk membuat sesuatu.
Tuliskan dengan kalimat yang jelas, logis, sistematis, dan tidak bertele-tele agar
pembaca tidak kebingungan.
Struktur teks prosedur yang terakhir yaitu Penegasan Ulang. Di sini, kamu dapat
menuliskan simpulan atau manfaat jika pembaca berhasil mengikuti petunjuk yang
terdapat di dalam teks prosedur.
Tujuan
Risol mayones adalah cemilan yang cocok disantap bersama keluarga atau sajian bagi
tamu yang berkunjung ke rumah. Namun, salah satu tantangan saat membuat risol
adalah menentukan ketebalan kulit yang pas. Nah, bagaimana cara membuat risol anti
gagal yang lezat? Ikuti resepnya ya!
Material
Bahan Kulit:
500 gram tepung terigu
50 gram susu bubuk
2 butir telur
2 sdm mentega
2 sdm maizena
1 sdt lada
1 sdt garam
Bahan Risol Mayo:
180 gram mayonaise
180 gram keju cheddar
250 gram tepung panir
8 buah sosis
6 butir telur kocok lepas
Langkah-Langkah
Cara Membuat Risol Mayo:
1. Pertama, buat kulit untuk risol mayo. Caranya, masukkan tepung terigu, maizena, garam,
lada, 2 butir telur, mentega dan susu. Aduk hingga merata. Tambahkan air sedikit demi
sedikit hingga menjadi adonan.
2. Saring adonan kulit agar tidak ada tepung yang menggumpal. Lalu, tuangkan ke atas
teflon panas pada api kecil hingga setengah matang. Lakukan hingga bahan habis dan
sisihkan.
3. Siapkan satu lembar kulit risol. Masukkan sosis, irisan telur, mayonaise dan parutan keju,
kemudian gulung dengan hati-hati.
4. Lumuri risol dengan telur yang sudah dikocok lepas. Setelah itu, balurkan ke tepung panir
agar crunchy.
5. Diamkan dalam kulkas selama 1 jam agar tepung panir melekat sempurna.
6. Goreng risol hingga kecoklatan. Sajikan dengan saus sambal sesuai selera.
Penegasan Ulang atau Penutup
Kamu juga dapat menyimpan risol maksimal 5 hari di dalam kulkas untuk stok bekal
atau jualan. Mudah bukan cara membuatnya? Jika kamu memahami langkah-langkah
di atas, dijamin hasilnya pasti sempurna. Selamat mencoba.
1. Kalimat
Ada 3 kategori kalimat yang bisa kamu temukan dalam teks prosedur, yakni Imperatif,
Deklaratif, dan Interogratif.
a. Kalimat Imperatif
b. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisi pernyataan. Contoh: ”Risol mayones adalah
cemilan yang cocok disajikan untuk keluarga atau tamu yang berkunjung.”
c. Kalimat Interogatif
Ada 2 jenis konjungsi yang bisa kamu temukan dalam teks prosedur, yaitu Konjungsi
Persyaratan dan Konjungsi Temporal.
a. Konjungsi Persyaratan
b. Konjungsi Temporal
Ada 2 jenis numeralia dalam teks prosedur, yaitu Numeralia Urutan dan Numeralia
Kuantitas.
a. Numeralia Urutan adalah kata yang bisa menjadi kata pengganti konjungsi temporal.
Contohnya: pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya.
b. Numeralia Kuantitas adalah kata yang berfungsi sebagai petunjuk jumlah atau durasi
dalam teks prosedur. Contohnya: ”masukkan 2 butir telur,” “diamkan selama 1 jam di
dalam kulkas,” dan sejenisnya.
4. Pronomina
Pronomina adalah kata ganti orang atau benda. Di dalam teks prosedur, ada 2 jenis
pronomina, yaitu Pronomina Penunjuk dan Pronomina Persona.
a. Verba Material adalah kata kerja yang mengacu pada tindakan fisik. Contohnya:
‘menggoreng’, ‘mengaduk,’ ‘mengiris,’ dan sebagainya.
b. Verba Tingkah Laku adalah kata kerja yang ditunjukkan lewat ungkapan, yang
tingkah lakunya tidak bisa dilihat dengan kasat mata.
1. Menentukan Judul
Buatlah judul semenarik mungkin untuk menarik perhatian pembaca. Judul juga harus
memuat prosedur apa yang akan kamu jelaskan dalam teks.
2. Membuat Tujuan
Setelah judul sudah dibuat, tuliskan secara singkat tujuan dari teks prosedur tersebut.
Bagian ini penting untuk menunjukkan pada pembaca apa yang dibuat atau dilakukan.
Pada bagian ini, kamu harus menyebutkan secara jelas hasil akhir yang akan
didapatkan.
Bagian yang satu ini bersifat opsional. Apabila kamu membuat teks prosedur tentang
cara membuat sesuatu, maka bagian alat dan bahan ini harus disertakan. Namun, jika
kamu ingin membuat teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu bagian ini tidak
harus dimasukkan.
4. Menyusun Langkah-Langkah
Bagian ini adalah bagian inti dari teks prosedur. Sajikan secara lengkap dan detail
kronologis atau urutan langkah-langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah ini
bisa dijelaskan dalam bentuk poin atau nomor.
Bagian penutup atau kesimpulan juga bersifat opsional. Bagian ini biasanya ditulis
untuk menyimpulkan tujuan akhir dari teks yang dibuat.