Brainies Bertanya
Counselling & Parenting
What's New in BA
Search for:
Bagaimana cara membuat teks deskripsi yang baik dan benar? Yuk, pahami ciri, jenis, struktur,
dan contohnya.
Halo, Brainies! Pernahkah kamu mencoba membuat teks deskripsi? Misalnya, teks deskripsi
tentang seseorang yang kamu kagumi, hewan peliharaan, tempat wisata, tumbuhan, atau objek
lain yang ada di sekitarmu. Nah, sebelum menulis teks deskripsi, kamu harus memahami tujuan
dan ciri-ciri dari teks tersebut. Selanjutnya, kamu bisa menyusun teks deskripsi dengan struktur
dan kaidah kebahasaan yang berlaku.
Hmm, jadi penasaran, susah nggak sih membuat teks deskripsi? Kita belajar bareng-bareng di
artikel ini ya!
Berdasarkan hal itu, maka teks deskripsi adalah teks yang berisi penggambaran suatu objek,
baik makhluk hidup, benda, tempat, atau peristiwa secara terperinci, sehingga pembaca
seolah-olah melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami sendiri hal yang
dideskripsikan oleh penulis. Oleh karena itu, ketika membuat teks deskripsi, pilihlah objek-
objek yang juga bisa dibayangkan oleh pembaca ya.
Untuk teks deskripsi yang menggambarkan objek makhluk hidup, kamu bisa mendeskripsikan
orang tua, sahabat, hewan, tumbuhan, atau idolamu. Sementara untuk benda, kamu bisa
mendeskripsikan alat musik, laptop, kendaraan, dan sebagainya.
Selain itu, kamu juga bisa mendeskripsikan tempat dan peristiwa, seperti kamar, rumah adat,
gunung, pantai, bencana banjir, demonstrasi, maupun pentas seni. Gimana, sudah nggak bingung
lagi dong mau pilih objek apa untuk dideskripsikan?
Baca juga: 10 Contoh dan Struktur Teks Deskripsi dengan Berbagai Tema
Dari segi tujuan, teks deskripsi dibuat untuk menggambarkan objek serinci dan selengkap
mungkin dari sudut pandang penulis. Dengan begitu, pembaca bisa membayangkan objek
tersebut seolah-olah mengalaminya sendiri. Itu sebabnya, teks deskripsi melibatkan 5 kesan atau
panca indera dari penulisnya. Melihat, mendengar, mengecap, merasa, dan mencium.
Ciri objek yang digambarkan pada teks deskripsi bersifat khusus, individual dan personal.
Artinya, hasil pengamatan objek yang dideskripsikan bisa jadi berbeda meskipun jenisnya sama.
Contoh, ketika menulis teks deskripsi tentang tempat wisata, kamu menggambarkan tempat
tersebut terlalu ramai dan sesak. Namun, bisa saja temanmu menggambarkan tempat tadi sebagai
objek wisata yang seru untuk dikunjungi beramai-ramai.
Ingat ya, meskipun objeknya sama, hasil penggambaran setiap penulis bisa berbeda, lho.
Ciri teks deskripsi yang terakhir yaitu dari segi isi. Sebuah teks deskripsi harus memuat
informasi yang lengkap, jelas, rinci dari pengamatan penulis. Teks deskripsi dibuat berdasarkan
pendapat personal (subjektif), sehingga akan ditemukan penggunaan kata-kata sifat.
Contoh: “Kucingku berumur 1 tahun. Bulunya halus, lebat, berwarna abu-abu. Ekornya panjang
dan bergoyang setiap kali aku memanggil namanya. Sungguh lucu dan menggemaskan…”
1. Berdasarkan Bentuk
Teks deskripsi berdasarkan bentuk terdiri dari teks deskripsi yang berdiri sendiri dan teks
deskripsi yang termasuk dalam bagian teks lain.
Teks Deskripsi yang Berdiri Sendiri, artinya teks tersebut berdiri sendiri dan tidak
dicampuradukkan dengan teks lain.
Teks Deskripsi yang Termasuk dalam Bagian Teks Lain, artinya teks tersebut hanya
muncul sekilas di dalam cerita pendek, novel, lirik lagu, atau iklan.
2. Berdasarkan Isi
Teks deskripsi berdasarkan isi terdiri dari teks deskripsi spasial, objektif, dan subjektif.
Teks Deskripsi Spasial, adalah teks yang menggambarkan objek dengan sudut pandang
ruang dan waktu.
Teks Deskripsi Objektif, adalah teks yang memuat informasi sebuah objek dengan apa
adanya tanpa harus diberi opini tambahan.
Teks Deskripsi Subjektif, adalah teks yang memuat informasi dengan tambahan opini
penulis sesuai dengan apa yang dilihat, didengar, atau dirasakannya.
Ada 3 struktur teks deskripsi, yaitu identifikasi, deskripsi bagian, dan simpulan/kesan.
Oke, kita bahas satu per satu, ya.
1. Identifikasi
Struktur identifikasi adalah bagian awal dari teks deskripsi yang berisi pengenalan nama objek,
makna nama, lokasi, sejarah lahirnya, atau gambaran umum lainnya tentang objek yang
dideskripsikan.
Misalnya, kamu memiliki objek pantai, kamu bisa menginformasikan nama dan lokasi dari
pantai tersebut. Kamu dapat menuliskan betapa terkenalnya pantai itu.
2. Deskripsi Bagian
Struktur deskripsi bagian adalah gambaran rinci dari sudut pandang penulis tentang suatu
objek. Penulis menggambarkan apa yang telah ia lihat, dengar, dan rasakan selama mengamati
objek pilihannya. Jadi, pada bagian ini, penulis bisa menggambarkan tiap bagian yang ada di
objeknya.
Misalnya, ketika mendeskripsikan pantai, kamu bisa menggambarkan bahwa pantai merupakan
tempat yang sangat indah dengan deburan ombak yang ramai, tetapi udaranya sangat panas,
sehingga membuatmu harus terus memakai topi agar tetap bisa menikmati pemandangan. Kamu
juga bisa mendeskripsikan kondisi pasir dan keadaan saat senja di pantai itu, lho.
3. Simpulan/Kesan
Struktur simpulan/kesan adalah bagian yang berisi kesimpulan atau kesan dari hasil
pengamatan penulis terhadap objek. Namun, bagian ini bersifat opsional. Artinya, boleh
dituliskan ataupun tidak.
Contoh: “Meskipun pantai ini indah, tetapi banyak pengunjung yang masih membuang sampah
sembarangan..”
Ejaan mencakup penulisan huruf kapital. Ada 5 aturan mengenai penggunaan huruf kapital,
yakni:
Sedangkan Tanda Baca membahas penggunaan tanda titik dan koma dalam teks deskripsi:
Baca juga: 600 Contoh Kata Baku dan Tidak Baku, Kamu Wajib Tahu!
2. Sinonim
Sinonim adalah kesamaan makna antara satu kata dengan kata lainnya. Di dalam teks deskripsi,
sinonim dapat digunakan untuk mengganti kata agar tidak membosankan untuk dibaca.
Kata umum (hipernim) adalah kata yang ruang lingkupnya luas dan mencakup banyak
hal. Sedangkan kata khusus (hiponim) merupakan kata yang cakupan maknanya lebih
sempit.
Contoh: Toko itu menjual berbagai jenis bunga. Ada bunga mawar, melati, anggrek, kenanga,
lili, sampai kamboja.
Kata umum dalam kalimat tersebut adalah ‘bunga’. Sementara kata khususnya yaitu ‘mawar’,
‘melati,’ ‘anggrek’, ‘kenanga,’ ‘lili’, dan ‘kamboja’.
4. Kata Sifat
Kata sifat atau adjektiva merujuk pada keterangan pada objek yang dideskripsikan. Kata ini juga
sering diawali dengan kata ‘lebih’ dan ‘sangat’. Contoh: ‘sangat jernih’, ‘lebih bersih‘, dan
sebagainya.
5. Kalimat Perincian
Kalimat perincian dalam teks deskripsi berguna untuk menjelaskan objek sehingga mudah
dibayangkan oleh pembaca.
Kalimat serapan pancaindra adalah kalimat yang penulisannya berhubungan dengan indra
penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, dan pengecap.
Contoh: “Bunga mawar adalah bunga kesukaanku. Wanginya harum dan memiliki banyak
warna. Tetapi, kita harus berhati-hati saat memegangnya. Sebab, bunga mawar mempunyai
batang berduri yang bisa membuat tangan terluka,”
Aku memiliki seekor kucing bernama Love. Ia berjenis kelamin betina dan keturunan ras
Mainecoon. Love adalah kesayangan keluargaku. Ia selalu membuat kami gemas dengan tingkah
lakunya.
Love berusia 1 tahun. Bulunya halus, lebat, berwarna abu-abu. Biru cerah adalah warna matanya.
Ekornya panjang dan bergoyang setiap kali aku memanggil namanya. Love mempunyai dua
telinga yang meruncing layaknya serigala.
Love suka sekali makan. Itu sebabnya ia cepat membesar. Sekarang, beratnya mencapai 5
kilogram. Meski begitu, Love tetap lincah bergerak kesana-kemari. Tetapi, aku harus waspada
saat mengajaknya bermain, karena Love sesekali suka mencakar.
Aku sangat sayang dengan Love. Semenjak ada dia, aku lebih bersemangat dalam menjalani hari.
Semoga Love selalu sehat dan menemaniku hingga tua nanti.
Materi teks deskripsi ini juga diujikan di PTS dan PAS, lho. Kalau kamu belum paham, ikut
kelas gratis Brain Academy Online bersama STAR Master Teacher dulu, yuk! Atau kamu juga
bisa datang langsung ke cabang Brain Academy Center terdekat dari kotamu. Klik banner di
bawah ya!
Referensi:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Modul 1 “Indahnya Negeriku” Bahasa
Indonesia Paket B Setara SMP/MTs. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata deskripsi adalah pemaparan atau
penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.
Teks deskripsi merupakan teks yang menggambarkan atau memaparkan suatu objek secara jelas
dan terperinci. Jadi, pembaca seolah-olah merasakan apa yang ditulis atau dideskripsikan
penulis.
2. Penggambaran atau penjelasan suatu objek yang menjadi topik dituliskan secara detail atau
terperinci sehingga pembacanya mengerti secara jelas apa yang digambarkan di dalam teks.
3. Pembaca seolah-olah merasakan, melihat, mendengarkan, atau mengalami langsung apa yang
disajikan di dalam teks.
4. Menjelaskan objek berdasarkan warna, bentuk, ukuran, dan ciri-ciri fisik objek secara detail.
1. Menggunakan kata-kata khusus untuk menggambarkan objek (warna dirinci merah, kuning,
hijau).
Ditinjau dari bentuknya, teks deskripsi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu teks deskripsi yang
berdiri sendiri sebagai teks dan teks deskripsi yang menjadi bagian teks lain (cerpen, novel, lagu,
iklan, dll). Sementara berdasarkan objeknya teks deskripsi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Teks deskripsi subjektif adalah teks deskrisi yang penggambaran objeknya menurut kesan
yang dimiliki oleh penulis teks.
2. Teks deskripsi spasial adalah teks deskripsi yang menggambarkan objek berupa tempat,
benda, ruang, dan lainnya.
3. Teks deskripsi objektif adalah teks deskripsi yang menggambarkan objek apa
adanya/berdasarkan keadaan yang sebenarnya tanpa penambahan opini dari penulis.
2. Deskripsi Bagian: berisi gambaran lebih lanjut dari deskripsi umum secara jelas dan terperinci
untuk memberikan efek emosional pada pembaca sehingga apa yang digambarkan dalam teks
seolah-olah bisa dilihat, didengar, maupun dirasakan sendiri oleh pembaca.
3. Penutup/Kesan
1. Menggunakan kata yang merujuk pada nama objek beserta kata ganti persona.
3. Menggunakan verba material (kata kerja menunjukkan tindakan fisik). Contoh: berdiri,
melompat.
4. Banyak menggunakan adjektiva (kata sifat untuk menggambarkan objek). Contoh: putih,
bening, bersih, panjang.
Harimau Sumatra
Harimau Sumatra atau yang memiliki nama ilmiah Panthera Tigris Sumatrae adalah salah satu
satwa endemik Indonesia yang menarik. Harimau ini memiliki penampakan yang khas dan
berbeda dari jenis harimau lain pada umumnya. Harimau Sumatra memiliki motif belang yang
berwarna oranye dan hitam.
Pola hitamnya memiliki ukuran lebar dan jaraknya cukup rapat, kadang sampai dempet. Bisa
dibilang, belang Harimau Sumatra tampak lebih tipis daripada sub spesies harimau lainnya.
Motif belang ini adalah salah satu kekuatan harimau jenis ini untuk berkamuflase.
Selain itu, motif belangnya ini juga yang berperan sebagai pembeda setiap individu harimau
dengan individu lain. Motif ini menyerupai fungsi pola sidik jari manusia yang khas satu sama
lain. Di antara semua sub spesies harimau, Harimau Sumatra memiliki warna yang paling gelap.
Sub spesies ini juga memiliki lebih banyak janggut dan surai dibanding sub spesies harimau
lainnya.
Selain itu, ukuran tubuhnya juga paling kecil. Untuk Harimau Sumatra jantan, panjang rata-rata
tubuhnya hanya 92 inci dari kepala ke kaki atau sekitar 250 cm, dengan berat sekitar 300 pon
atau sekitar 140 kg. Jantan dewasa bisa juga mencapai tinggi 60 cm. Sementara Harimau
Sumatra betina rata-rata panjangnya 78 inci atau sekitar 198 cm dengan berat 200 pon atau
sekitar 91 kg.
Bagian jari-jari Harimau Sumatra juga unik karena terdapat selaput. Selaput di antara jari-jari
Harimau Sumatra ini menjadikannya perenang yang handal. Ia mampu berenang dengan cepat
sehingga mampu berburu mangsa di air. Ia berbeda dengan kucing peliharaan pada umumnya
yang tidak menyukai air. (Sumber: Portal-Ilmu.com)