Anda di halaman 1dari 12

Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X

MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi


Vol 2 No 2 November 2019
PENTINGNYA KOMUNIKASI DAN INFORMASI DALAM IMPLEMENTASI
PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2014
(STUDI KASUS TENTANG SURAT KETERANGAN TINGGAL SEMENTARA DI
KOTA BANJARMASIN)

Jamaluddin1), Siswanto Rawali2) dan Nike Purnamawati3)

Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin


Email: nikepwati@gmail.com

ABSTRAK

Administrasi kependudukan diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 dan telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya komunikasi dan
informasi dan faktor-faktor apa yang berperanpada implementasi kebijakan penyelenggaraan peraturan daerah
nomor 21 tahun 2014 tentang kependudukan di Kota Banjarmasin. Metode penelitian dengan pendekatan
kualitatif dan tipe deskriptif. Instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan datanya
yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Fokus penelitian menggunakan teori implementasi kebijakan
Marille S. Grindle Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Validitas data
yang digunakan dengan teknik uji kredibilitas data menggunakan triangulasi untuk mengujinya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa komunikasi dan informasi menjadi unsur yang sangat penting dalam implementasi
kebijakan penyelenggaraan implementasi peraturan daerah nomor 21 tahun 2014. Namun ada hal yang belum
maksimal terlaksana mengenai efektifitas penyelenggaraan administrasi kependudukan di kota banjarmasin
(studi kasus tentang surat keterangan tinggal sementara). Dilihat dari kedua faktor menurut Marille S. Grindle,
faktor Content Of Policy (Isi Kebijakan), Karena dari keenam indikator hanya satu yang berhasil dilaksanakan
yaitu indikator Program Implementer (Pelaksana Kebijakan). Sedangkan indikator lainnya tidak berjalan karena
pelaksana kebijakan yang kurang mengetahui siapa saja lembaga yang terlibat, masih ada masyarkat yang tidak
mengetahui perda tersebut sehingga tidak dapat merasakan manfaatnya, bagaimana letak pengambilan
keputusannya.

Kata kunci: Komunikasi dan Informasi;Pembangunan Daerah;Implementasi Kebijakan;Surat


Keterangan Tinggal Sementara.

LATAR BELAKANG setiap penduduk wajib melaporkan peristiwa


Identitas kependudukan adalah hal yang kependudukan dan peristiwa penting yang
penting bagi masyarakat dan perlu jadi perhatian dialaminya kepada instansi pelaksana dengan
khusus bagi pemerintah. Setiap tahun jumlah memenuhi persyaratan yang diperlukan dalam
penduduk yang ada di Indonesia semakin pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil1.
meningkat sehingga menimbulkan banyak Salah satu permasalahan yang perlu
permasalahan seperti masalah ekonomi, sosial, diperhatikan pemerintah dalam administrasi
politik dan pembangunan serta kesejahteraan bagi kependudukan yaitu adminstrasi kependudukan
masyarakat. Hal tersebut lah yang menyebabkan bagi penduduk pendatang yang tinggal sementara
identitas penduduk menjadi penting. Tujuan dari di suatu Kabupaten/Kota. Tanpa disadari
identitas kependudukan tyaitu untuk memberikan keberadaan penduduk pendatang, dapat
perlindungan, pengakuan, menentukan status memberikan dampak negatif bagi adminstrasi
pribadi dan status hukum bagi semua peristiwa kependudukan. Data kependudukan yang wajib
kependudukan dan kejadian lainnya yang dialami dimiliki penduduk pendatang yang tinggal
masyarakat. sementara di suatu daerah, terutama di Kota
Hal mengenai identitas kependudukan Banjarmasin adalah Surat Keterangan Tinggal
diatur dalam adminstrasi kependudukan. Di Sementara. Di Kota Banjarmasin, Surat Keterangan
Indonesia administrasi kependudukan diatur dalam Tinggal Sementara diatur dalam Keputusan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 dan telah Walikota Nomor 31 Tahun 2016 Tentang Standar
diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun Pelayanan Kebijakan Sistem Layanan Dokumen
2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Kependudukan Kota Banjarmasin dan Peraturan
Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Daerah Kota Banjarmasin Nomor 21 Tahun 2014,
Kependudukan. Pada pasal 3 Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa 1
UU Nomor 23 Tahun 2006
2
Perda Nomor 21 Tahun 2014

1
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
pasal 14 ayat 1 yang berbunyi : “Setiap penduduk oleh Kepala Bidang Kependudukan Kota
yang datang dari luar daerah Kota Banjarmasin Banjarmasin, 2013 yang mengatakan bahwa:
yang ingin menetap sementara diberikan SKTS”2. “Bagi warga pendatang, sebaiknya
Dampak yang dirasakan apabila tidak membawa surat pengantar pindah dari Dinas
memiliki Surat Keterangan Tinggal Sementara Kependudukan dan Pencatatan Sipil
seperti sulitnya mencari pekerjaan karena ada (Disdukcapil) kota asalnya. Bila masih belum
beberapa perusahaan yang mengharuskan yakin menetap di tempat baru, yang bersangkutan
pegawainya yang bukan berasal dari daerah Kota cukup melapor ke RT dan kelurahan kemudian
Banjarmasin untuk memiliki Surat Keterangan mengurus Surat Keterangan Tinggal Sementara
Tinggal Sementara terdahulu. Selain itu dampak (SKTS) di Disdukcapil Kota Banjarmasin. Karena
lainnya yaitu tidak bisa membuka rekening Bank di menurut data dilapangan masih banyak warga
Kota Banjarmasin apabila tidak memiliki Surat. pendatang yang menggunakan identitas awalnya
Peraturan tersebut dibuat salah satunya dan tidak melapor ke dinas terkait. Sulitnya
dilator belakangi karena Banjarmasin sebagai Ibu mencari pekerjaan membuat Joko, asal Solo, Jawa
Kota Provinsi Kalimantan Selatan yang memiliki Tengah memilih menetap sementara di
jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan Banjarmasin untuk mencari pekerjaan. Menurut
Kabupaten/Kota lainnya yang terdapat di dia, karena pekerjaannya masih belum pasti,
Kalimantan Selatan yaitu hingga Februari 2018 dirinya memilih membikin kartu sementara dan
mencapai 625,481 jiwa. Dimana jumlah penduduk belum mencabut berkas untuk menetap disini”6.
laki-laki sebanyak 312,740 jiwa dan jumnlah Menurut Frank Dance dalam Littlejohn et al.,
penduduk perempuan sebanyak 312,741 jiwa3. (2011), salah satu aspek penting di dalam
Salah satu Kelurahan di Kota Banjarmasin komunikasi adalah konsep reduksi ketidakpastian.
yang banyak didiami oleh penduduk penduduk Komunikasi itu sendiri muncul karena adanya
pendatang adalah Kelurahan Sungai Miai, karena kebutuhan untuk mengurangi ketidakpastian,
letaknya yang sangat strategis. Menurut Lurah supaya dapat bertindak secara efektif demi
Sungai Miai pada Bulan Desember 2016 saja melindungi atau memperkuat ego yang
penduduk pendatang di Kelurahan Sungai Miai bersangkutan dalam berinteraksi secara individual
sebanyak 45 orang4. Selain itu, di Kelurahaan ini maupun kelompok.
terdapat dua Universitas, yaitu Universitas Islam Berdasarkan masalah diatas maka judul
Kalimantan (UNISKA) dan Akademi Farmasi ISPI. penelitian yang diangkat oleh peneliti yakni
Sehingga banyak tersedia rumah sewaan dan kos. “Implementasi Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun
Tetapi dengan banyaknya jumlah penduduk 2014 Tentang Penyelenggaraan Administrasi
pendatang di Kelurahan ini tidak sama dengan Kependudukan Di Kota Banjarmasin (Studi Kasus
partisipasi masyarakatnya dalam kepemilikan Surat Tentang Surat Keterangan Tinggal Sementara)”.
Keterangan Tinggal Sementara yang sebenarnya
wajib dimiliki oleh setiap penduduk pendatang Fokus Penelitian
yang tinggal sementara di Kota Banjarmasin. Fokus penelitian digunakan dalam
Banyaknya warga pendatang yang tidak penelitian implementasi peraturan daerah nomor 21
memiliki Surat Keterangan Tinggal Sementara tahun 2014 tentang penyelenggaraan administrasi
(SKTS) ini, dapat dilihat dari data yang dimiliki kependudukan di Kota Banjarmasin (studi kasus
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tentang surat keterangan tinggal sementara) yaitu
Kota Banjarmasin. Dapat dilihat pada Tahun 2018 menggunakan teori implementasi kebijakan
jumlah penduduk pindah datang (pendatang) di menurut Marille S. Grindle, dalam teori ini terdapat
Kota Banjarmasin Sebanyak 10.236 jiwa dua faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
sedangkan penduduk pindah datang (pendatang) implementasi kebijakan, yaitu:
yang memiliki Surat Keterangan Tinggal a. Content of Policy (isi kebijakan) menurut
Sememntara (SKTS) di Kota Banjarmasin pada Grindle adalah :
Tahun 2018 sebanyak 1.446 jiwa5. Dari data 1. Interest Affected (kepentingan-
tersebut dapat dilihat penduduk pindah datang kepentingan yang mempengaruhi)
(pendatang) yang memiliki Surat Keterangan 2. Type of Benefit (tipe manfaat)
Tinggal Sementara (SKTS) hanya sedikit. 3. Extents of Change Envision (derajat
Kewajiban kepemilikan Surat Keterangan perubahan yang diinginkan dicapai)
Tinggal Sementara (SKTS) juga telah disampaikan 4. Site of Decision Making (letak
pengambilan keputusan)
5. Program Implementer (pelaksana
program)
2
Perda Nomor 21 Tahun 2014 6. Resources Committed (sumber-sumber
3
Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, 2018 daya yang diinginkan)
4
Data Kelurahan Sungai Miai, 2016
5
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banjarmasin,
6
Desember 2018 Banjarmasinpost.co.id,edisirabu,14Agustus2013

2
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
b. Context of implementation (lingkungan d. Implementasi kebijakan (policy
implementasi) menurut Grindle adalah : implementation) yaitu suatu proses dalam
1. Power, Interest, And Strategy Of Actor melaksanakan kebijakan agar dapat mencapai
Involved (kekuasaan, kepentingan dan hasil.
strategi aktor yang terlibat) e. Evaluasi kebijakan (policy evaluation), yaitu
2. Institution And Regime Characteristic suatu proses dalam memantau dan menilai
(kartakter lembaga dan rezim yang hasil atau kinerja dari suatu kebijakan.
berkuasa)
3. Compliance And Responsiveness (tingkat Lebih lanjut menurut Wahab (2015:20)
kepatuhan dan adanya respon dari ada 4 konsep kebijakan publik:
pelaksana) a. Kebijakan merupakan tindakan sengaja
dilakukan dan mengarah pada tujuan tertentu.
RUMUSAN MASALAH b. Kebijakan terdiri atas tindakan saling berkaitan
Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: dan berpola.
bagaimanakah sistem komunikasi informasi dalam c. Kebijakan itu ialah apa yang nyata dilakukan
content of policy (isi kebijakan) dan context of pemerintah dalam bidang-bidang tertentu.
implementation (lingkungan implementasi) d. Kebijakan publik dapat berbentuk negatif dan
mengenai implementasi peraturan daerah nomor 21 positif.
tahun 2014 tentang penyelenggaraan administrasi
kependudukan di Kota Banjarmasin? Selanjutnya Agustino (2014:157)
mengatakan terdapat beberapa faktor yang
TUJUAN PENELITIAN mempengaruhi pelaksanaan atau tidaknya suatu
Tujuan penelitian ini adalah kebijakan publik, yaitu:
- untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana a. Faktor penentu pemenuhan kebijakan, yang
komunikasi dan informasi yang ada dalam sistem terdiri dari: Respek masyarakat pada otoritas
informasi di Kota Banjarmasin, studi kasus dan keputusan pemerintah, adanya kesadaran
mengenai surat keterangan tinggal sementara untuk menerima kebijakan, adanya sanksi
- untuk mengetahui content of policy (isi hukum, adanya kepentingan publik, adanya
kebijakan) dan context of implementation kepentingan pribadi dan masalah waktu.
(lingkungan implementasi) dalam implementasi b. Faktor penentu penolakan kebijakan, terdiri
peraturan daerah nomor 21 tahun 2014 tentang dari ada kebijakan bertentangan dengan sistem
penyelenggaraan administrasi kependudukan di nilai mengada, tidak adanya kepastian hukum,
Kota Banjarmasin adanya keanggotaan seseorang dalam suatu

KEGUNAAN PENELITIAN c. organisasi dan konsep ketidak patuhan selektif


a. Diharapkan dapat digunakan untuk terhadap hukum.
perkembangan ilmu pemerintahan khususnya yang
berkaitan dengan implementasi kebijakan. Implementasi Kebijakan
b. Sebagai bahan acuan lebih lanjut untuk Menurut Van Meter dan Van Horn, 1975
penelitian sejenis. (Nawawi, 2017:131) implementasi kebijakan
c. Sebagai bahan pertimbangan kepada pemerintah adalah suatu tindakan yang dilakukan baik oleh
Kota Banjarmasin, khususnya Kelurahan Sungai individu, pejabat dan kelompok pemerintah atau
Miai dalam kepemilikan Surat Keterangan Tinggal swasta yang diarahkan untuk mencapai tujuan ingin
Sementara (SKTS). digariskan dalam keputusan kebijakan.
Adapun untuk model pendekatan dalam
TINJAUAN PUSTAKA implementasi kebijakan, terdiri dari:
Kebijakan Publik a. Implementasi kebijakan Model Donald Van
Berdasarkan pendapat Michael dan M. Metter dan Carl Van Horn
Ramesh, 1995 (Nawawi, 2009:16) terdapat lima Terdapat enam variabel, yang
tahapan proses kebijakan: mempengaruhi kebijakan publik, yaitu: ukuran
a. Penyusunan agenda (agenda setting), adalah dan tujuan kebijakan, sumberdaya,
sebagai suatu proses agar suatu masalah bisa karakteristik agen pelaksana,
mendapatkan perhatian dari pemerintah. sikap/kecendrungan (disposition) para
b. Formulasi kebijakan (policy formulation) pelaksana, komunikasi atar organisasi dan
adalah suatu proses perumusan pilihan aktivitas pelaksana dan lingkungan ekonomi,
kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah. sosial dan politik
c. Pembuataan kebijakan (decision making), b. Implementasi Kebijakan Model Daniel
yaitu suatu proses dimana pemerintah memilih Mazmanian dan Paul Sabatier
untuk melakukan suatu tindakan atau tidak Model implementasi kebijakannya
melakukan tindakan tersebut. dinamakan “A Framework For Policy

3
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
Implementation Analysis”. Ada tiga variabel diterbitkan oleh instansi yang bertanggung jawab
yang menentukannya: mudah atau tidaknya dan berwenang dalam memberikan pelayanan
masalah yang digarap, kemampuan kebijakan adminstrasi kependudukan yaitu dalam hal ini
menstruktur proses implementasi secara tepat adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dan variabel diluar Undang-Undang yang yang diberikan kepada warga Negara Indonesia
mempengaruhinya. yang tinggal sementara diKota/Kabupaten tertentu
c. Implementasi Kebijakan Model George C. yang memiliki Peraturan Daerah mengenai
Edward II kewajiban kepemilikan Surat Keterangan Tinggal
Model implementasi kebijakan Sementara tersebut. Adapun manfaatnya adalah
George C. Edward III, 1980 (Agustino, sebagai bukti lapor diri penduduk yang tinggal
2014:149) yang dikenal dengan “Direct and sementara di suatu daerah. Dimana masa
Indirect Impact On Implementation”. Model berlakunya satu tahun.
ini terdiri dari faktor komunikasi, sumber daya, Sedangkan untuk kegunaan Surat
disposisi dan struktur birokrasi. Keterangan Tinggal Sementara, yaitu:
d. Implementasi Kebijakan Model Merilee S. a. Memperoleh kemudahan mendapatkan
Grindle pertolongan dari orang lain.
Menurut Merilee S. Grindle, 1980 b. Mempunyai identitas diri sebagai penduduk
dalam bukunya yang berjudul Politics and yang tinggal sementara di daerah yang tinggal
Policy Implementation in the Third World sementara.
(Nawawi, 2009:141) bahwa keberhasilan
implementasi kebijakan dipengaruhi oleh dua
c. Bukti identitas domisili sementara bertempat
tinggal di suatu daerah.
variabel yaitu isi kebijakan (content of policy)
dan lingkungan implementasi (context of d. Bagi mahasiswa di luar daerah, dapat
implemtation). mengurus beasiswa, membuat SKCK,
e. Implementasi Kebijakan Model G. Shabbir membuat SIM, membuat pernyataan sebagai
Cheema & Dennis A. Rondinelli (1983) mahasiswa baru dan lainnya.
Menurut G. Shabbir Cheema & e. Bagi penduduk sementara dapat digunakan
Dennis A. Rondinelli,1983 (Nawawi, untuk memperoleh pekerjaan, mengkredit
2009:148) ada 4 variabel yang mempengaruhi, rumah, motor, mobil dan sebagainya.
yaitu kondisi lingkungan, hubungan antar
organisasi, sumberdaya organisasi untuk METODE PENELITIAN
implementasi program, karakteristik dan Pada penelitian ini, pendekatan yang
kemampuan agen pelaksana. dipilih yaitu jenis pendekatan kualitatif dengan
f. Implementasi Kebijakan Model David tipe penelitian deskriptif. Sedangkan Lokasi
L.Weimer & Aidan R. Vinning (1999) penelitiannya adalah Kelurahan Sungai Miai, Kota
Weimer dan Vinning, 1999 (Nawawi, Banjarmasin karena di Kelurahan tersebut banyak
2009:151) mengatakan terdapat tiga variabel ditinggali atau didiami penduduk pendatang yang
yang mempengaruhi implementasi kebijakan, tinggal sementara dengan berbagai macam faktor
yaitu: logika dari suatu kebijakan, sebuah penyebabnya.
kebijakan harus sesuai dengan tuntunan Lebih lanjut lagi, Subyek atau informan
lingkungan dan kemampuan implementor. penelitiannya yaitu:
a. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
Surat Keterangan Tinggal Sementara Kota Banjarmasin
Dasar hukum Surat Keterangan Tinggal  Kasubag bidang kependudukan=
Sementara yaitu Peraturan Daerah Kota Drs.M.Yusuf Effendi
Banjarmasin Nomor 21 Tahun 2014 Tentang b. Lurah di Kelurahan Sungai Miai= Nabehanun
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan di Naji, S.AP
Kota Banjarmasin. Dimana dalam Perda tersebut c. Ketua RT di Kelurahan Sungai Miai= 2 orang
terdapat pada pasal 14 yang berbunyi :  Rosdiana, S.Kom (Ketua RT 002)
(1) Setiap penduduk yang datang dari luar daerah  Rosmilawaty (Ketua RT 005)
Kota Banjarmasin yang ingin menetap d. Penduduk pendatang di Kelurahan Sungai
sementara di berikan SKTS. Miai = 4 orang
(2) Setiap penduduk dari luar daerah yang  Mayasari (mahasiswi ULM dari Kintap
melakukan kegiatan ekonomi dan menetap yang tidak memiliki SKTS)
sementara dalam daerah wajib menyetorkan  Damayanti (mahasiswi ULM dari
uang jaminan. Martapura yang tidak memiliki SKTS)
(3) Ketentuan SKTS diatur lebih lanjut dalam  Tri Anggara Mukti (mahasiswa Uniska
Peraturan Walikota. dan pekerja yang memiliki SKTS)
Surat Keterangan Tinggal Sementara  Khusnul Khotimah (bekerja di Transmart
(SKTS) adalah salah satu surat keterangan yang Banjarmasin yang memiliki SKTS)

4
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
Kemudian untuk sumber data yang Tabel 2. Penduduk Pindah Keluar
digunakan yaitu data primer diperoleh melalui di Kelurahan Sungai Miai Tahun 2018
wawancara dan observasi langsung dan data Jenis Kelamin Banyaknya
sekunder diperoleh melalui pengumpulan No Bulan L P L+P
dokumen, studi pustaka, serta data-data dan buku
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
yang berhubungan dengan penelitian.
Teknik pengumpulan data digunakan 1. Januari 15 11 26
dengan cara observasi, wawancara dan 2. Februari 14 8 22
dokumentasi sedangkan analisis data yang 3. Maret 14 2 16
digunakan yaitu menggunakan analisis data 4. April 5 4 9
kualitatif deskriptif versi Miles-Huberman (1992) 5. Mei 22 8 30
terbagi menjadi reduksi data, penyajian data dan 6. Juni 12 9 21
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Lebih lanjut 7. Juli 13 9 22
untuk validitas data yang dipilih untuk uji 8. Agustus 10 10 20
keabsahan dalam penelitian kualitatif yaitu dengan 9. September 17 6 23
cara uji kredibilitas dengan jenis triangulasi. 10. Oktober 10 14 24
11. November 9 3 12
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 12. Desember 9 6 15
Gambaran Umum Jumlah 150 90 240
Kelurahan Sungai Miai dahulunya
Kampung Sungai Miai yang merupakan kampong
induk dari tiga Kelurahan di Kecamatan Tabel 3. Penduduk Pindah Datang
Banjarmasin Utara. Sungai Miai adalah salah satu di KelurahanSungai Miai Tahun 2018
kelurahan di Kecamatan Banjarmasin Utara. Luas Jenis Kelamin Banyaknya
wilayahnya + 11 % dari luas wilayah Kecamatan No Bulan
Banjarmasin Utara, yaitu sebesar 179,98 Ha. / L P L+P
1,799 . Kelurahan Sungai Miai memiliki 2 RW (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
yang membawahi 35 RT (Perda Kota Banjarmasin 1. Januari 20 - 20
No. 23 Tahun 2010). Penduduk Kelurahan Sungai 2. Februari - - -
Miai sampai akhir September 2018 berjumlah 3. Maret 6 9 15
14.218 jiwa terdiri dari 7.074 jiwa laki-laki dan 4. April 6 1 7
7.144 jiwa perempuan, dengan kepala keluarga 5. Mei 5 3 8
3.935 KK. Tabel ini dapat dilihat penduduk pindah 6. Juni 1 4 5
datang di Kota Banjarmasin Tahun 2018. 7. Juli 8 5 13
8. Agustus 16 2 18
Tabel 1. Penduduk Pindah Datang 9. September - 1 1
Di Kota BanjarmasinTahun 2018 10. Oktober - 3 3
Kecamatan Tot 11. November 12 11 23
No Bln 12. Desember 1 1 2
B.Sel B.Tim B.Bar B.Ut B.Te /Bln
148 126 180 196 90 740 Jumlah 75 40 115
1. Jan
Selanjutnya, menunjukkan jumlah
2. Fe 191 150 169 174 99 783 penduduk pendatang tinggal sementara di Kota
3. Mar 208 200 175 228 94 905 Banjarmasin sebanyak 1446 jiwa dan Kelurahan
4. Apr 213 194 225 238 103 973 Sungai Miai sebanyak 79 jiwa memiliki Surat
5. Mei 231 218 206 224 98 977 Keterangan Tinggal Sementara Tahun 2018.
6. Jun 133 96 111 124 68 532
Tabel 4. Penduduk yang Memiliki SKTS di
7. Jul 246 227 287 234 159 1153
Kota Banjarmasin Tahun 2018
8. Agus 181 241 197 231 133 983
9. Sep 125 180 165 209 101 780 No Bulan Banyaknya
10. Okt 196 172 213 211 144 936 (Jiwa)
153 127 184 211 74 749 1. Januari 143
11. Nov
2. Februari 44
12. Des 153 147 133 177 115 725
3. Maret 116
Tot/Kec. 2178 2078 2245 2457 1278 10236
4. April 136
Tabel dibawah adala jumlah penduduk 5. Mei 101
pindah keluar 240 jiwa dan pindah datang 115 jiwa 6. Juni 77
tahun 2018 di Kelurahan Sungai Miai (membuat 7. Juli 156
surat keterangan pindah dan datang). 8. Agustus 106
9. September 129

5
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
10. Oktober 190 Sehingga indikator ini belum berjalan secara
11. Novomber 129 maksimal.
12. Desember 119
Jumlah 1446 2. Type Of Benefit (Tipe Manfaat)
Pada implementasi kebijakan Surat
Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) ini
manfaat positif yang ingin dicapai agar
Tabel 5. Penduduk yang Memiliki SKTS di Kel masyarakat tertib administrasi kependudukan,
Sungai Miai Tahun 2018 terdaftar di data base daerah lain dan dapat
Banyaknya diketahui penduduk asli dan tidak di suatu
No Bulan daerah. Agar apabila terjadi sesuatu terhadap
(Jiwa)
penduduk tersebut dapat diketahui dan dibantu
1. Januari 8
apabila terdaftar sebagai penduduk sementara
2. Februari 2
di daerah tersebut.
3. Maret 3
Hal ini juga diungkapkan oleh semua
4. April 5 instansi pelaksana kebijakan. Tetapi
5. Mei 6 kenyataannya manfaatnya belum berhasil
6. Juni 4 tercapai. Sesuai dengan pernyataan semua
7. Juli 13 instansi pelaksana kebijakan. Karena hanya
8. Agustus 4 sedikit penduduk pendatang yang tinggal
9. September 5 sementara menyadari manfaatnya sehingga
10. Oktober 15 tidak membuat Surat Keterangan Tinggal
11. Novomber 4 Sementara. Sehingga indikator ini belum
12. Desember 10 dilaksanakan secara maksimal.
Jumlah 79 Berikut dapat dilihat contoh kartu
Surat Keterangan Tinggal Sementara.
CONTENT OF POLICY (ISI KEBIJAKAN)
1. Interest Affected (Kepentingan-
Kepentingan yang Mempengaruhi)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksana kebijakan masih belum mengetahui
dengan jelas siapa saja lembaga yang terlibat
atau kepentingan-kepentingan yang
mempengaruhi dalam Surat Keterangan
3. Extent Of Change Envision (Derajad
Perubahan yang Ingin Dicapai)
Tinggal Sementara (SKTS) dan bagaimana
Dari lapangan peneliti melihat bahwa semua
pengaruh dari setiap lembaga tersebut. Setiap
instansi pelaksana kebijakan dan penduduk
instansi pelaksana yang seharusnya
pendatang yang tinggal sementara mengetahui
mengetahui dengan jelas siapa saja lembaga
derjad perubahan yang dicapai. Salah satu
yang terlibat malahan memiliki pengetahuan
pelaksana kebijakan Ketua RT 005
yang berbeda-beda mengenai lembaga yang
mengatakan masih belum mengetahui
terlibat. Hanya Lurah Sungai Miai dan Ketua
perubahannya karena tidak adanya sosialisasi
RT 002 yang mengetahui kepentingan-
dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan
kepentingan yang mempengaruhi dalam
Sipil. Sedangkan Ketua RT 002 mengatakan
kebijakan Surat Keterangan Tinggal
perubahan yang diharapkan yaitu peningkatan
Sementara.
pelayanan simpel dan tidak bertele-tele dan
Kepentingan-kepentingan yang ikut
perubahan tersebut menurutnya belum
berpengaruh pada kebijakan Surat Keterangan
signifikan dirasakan karena terdapat kendala
Tinggal Sementara (SKTS) ini pada dasarnya
lainnya.
adalah Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sedangkan menurut Dinas
Sipil, Kelurahan dan Ketua RT. Tentunya
Kependudukan dan Pencatatan Sipil perubahan
setiap instansi pelaksana ini memiliki tugas
yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
dan fungsinya masing-masing. Begitu juga
kebijakan ini adalah untuk membuka
dengan penduduk pendatang yang tidak
kesadaran masyarakat bahwa dimana pun
memiliki Surat Keterangan Tinggal Sementara
mereka berada mereka sebenarnya ditandai
(SKTS) tersebut. Karena tidak membuat Surat
dengan Surat Keterangan Tinggal Sementara
Keterangan Tinggal Sementara (SKTS)
(SKTS). Menurut Lurah Sungai Miai
tersebut mereka jadi tidak mengetahui
perubahan yang ingin dicapai, agar masyarakat
kepentingan-kepentingan yang ikut
yang bukan penduduk sebenarnya disuatu
mempengaruhi dalam kebijakan tersebut.
daerah agar melapor administrasi

6
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
kependudukannya dan keberadaannya di Salah satu faktornya kurangnya koordinasi
daerah tersebut. antar setiap instansi pelaksana kebijakan dan
Dengan adanya hal ini seharusnya menyebabkan indikator ini belum berjalan.
dengan koordinasi yang baik di setiap instansi
pelaksana kebijakan dapat menghasilkan 5. Program Implementer (Pelaksana
pengetahuan yang sama pada setiap instansi Kebijakan)
pelaksana tentang derajad perubahan yang Salah satu indikator yang terdapat
ingin dicapai. Hal serupa juga diungkapkan pada implementasi kebijakan yaitu pelaksana
oleh penduduk pendatang yang tidak memiliki kebijakan itu sendiri. Pelaksana kebijakan
Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS), tentunya harus mengetahui tugasnya masing-
yang tidak merasakan perubahannya karena masing dengan jelas. Selain itu pelaksana
tidak memilki Surat keterangan Tinggal kebijakan dalam melaksanakan tugasnya juga
Sementara (SKTS) tersebut. Sementara harus kompoten dan kafabel dibidangnya dan
penduduk pendatang yang memiliki Surat tentunya pelaksana kebijakan mempunyai
Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) jumlah staff pelaksana yang memadai. Pada
merasakan perubahannya setelah memilikinya implementasi kebijakan Surat Keterangan
sesuai dengan keperluan mereka untuk Tinggal Sementara (SKTS) instansi pelaksana
menggunakannya. Sehingga indikator ini kebijakan yang terlibat yaitu Dinas
belum berjalan dengan baik sesuai dengan Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
pendapat Grindle. Kelurahan dan Ketua RT sudah mengetahui
Berikut ini dapat dilihat staff yang dengan jelas tugasnya masing-masing. Selain
menangani Surat Keterangan Tinggal itu staff yang menangani kebijakan disetiap
Sementara (SKTS) di Dinas Kependudukan instansi pelaksananya sudah kompoten dan
dan Pencatatan Sipil. memadai jumlahnya.
Contohnya di Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil staffnya mengetahui
dengan jelas syarat-syarat pembuatan Surat
Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) agar
penduduk yang syarat-syaratnya sudah lengkap
segera diproses pembuatan Surat Keterangan
Tinggal Sementara (SKTS) nya. Selain itu
jumlah staffnya juga memadai karena terdapat
dua orang staff diloket tersebut yang bergiliran
4. Site Of Decision Making (Letak
waktunya dalam mengerjakannya. Di
Pengambilan Keputusan)
Kelurahan Sungai Miai staffnya juga
Menurut keterangan pelaksana kebijakan,
kompoten dan memadai. Jumlah staffnya ada
masih ada pelaksana kebijakan yang tidak
mengetahui letak pengambilan keputusan Surat dua orang yaitu sebagai administrasi dan
Keterangan Tinggal Sementara (SKTS). sebagai operator. Sedangkan di RT tidak
Seperti yang diungkapkan Ketua RT 002 dan terdapat staff khusus yang menangani Surat
Ketua RT 005. Ketua RT 002 mengatakan Keterangan Tinggal Sementara (SKTS)
tidak mengetahui letak pengambilan tersebut tetapi hanya Ketua RT saja. Karena
keputusannya karena kurangnya sosialisasi dan RT hanya bertugas memberikan stempel dan
tanda tangan saja pada form formulirnya. Hal
koordinasi diantara lembaga-lembaga yang
ini juga sesuai dengan pernyataan yang
berkaitan. Sedangkan menurut Ketua RT 005
juga tidak mengetahui karena tidak pernah ada diungkapkan oleh penduduk pendatang yang
sosialisasi dari Dinas Kependudukan dan membuat dan mengurus Surat Keterangan
Pencatatan Sipil. Tinggal Sementara (SKTS) tersebut. Sehingga
indikator ini dapat dikatakan sudah berhasil
Sedangkan pelaksana kebijakan
lainnya yang mengetahui letak pengambilan dilaksanakan.
keputusan, Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil mengatakan mengetahui yaitu 6) Resources Committed (Sumber-Sumber
eksekutif dan legislatif yang mengambil Daya yang Diinginkan)
keputusan. Sedangkan Lurah Sungai Miai letak Sumber-sumber daya yang diingikan
dalam implementasi kebijakan ini tentunya
pengambilan keputusannya yaitu Dinas
sarana dan prasarana pendukung yang terdapat
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Walaupun kedua instansi pelaksana di setiap instansi pelaksana kebijakan.
mengetahui, tetapi mengungkapkan hal yang Berdasarkan hasil penelitian sumber-sumber
berbeda. Sehingga dapat dilihat dengan jelas daya yang dinginkan (sarana dan prasarana
pendukung) yang dimiliki oleh semua
pengetahuan instansi pelaksana dalam letak
pengambilan keputusan masih sangat kurang. pelaksana kebijakan Surat Keterangan Tinggal

7
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
Sementara (SKTS) masih ada yang belum Kepentingan dan Strategi dari Aktor
memadai. Sarana dan prasarana yang dimiliki yang Terlibat)
secara lengkap hanya di miliki oleh Dinas Tidak semua pelaksana kebijakan mempunyai
Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Karena strategi untuk meningkatkan partisipasi
Dinas ini yang membuat dan menerbitkan masyarakat dalam implementasi ini. Hanya
Surat Keterangan Tinggal Sementara. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil saja
Kelurahan Sungai Miai sudah cukup yang memiliki strategi dalam pelaksanaan
lengkap Karena memiliki komputer, printer, kebijakan ini. Startegi yang dilakukan oleh
stempel dan loket layanan. Sedangkan instansi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
pelaksana yang kurang lengkap yaitu Ketua yaitu dengan cara memberikan sosialisasi yang
RT, sarana dan prasarana pendukung secara diberikan kepada masyarakat. Sedangkan di
pribadi. Seperti yang diungkap penduduk yang Kelurahan dan RT yang ada di Kelurahan
tinggal sementara dan membuat Surat Sungai Miai tidak terdapat strategi untuk
Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
mengatakan bahwa di Ketua RT tidak ada kepemilikan Surat Keterangan Tinggal
komputer. Sehingga mengakibatkan berkas Sementara (SKTS). Seperti yang diungkapkan
yang diminta harus ditulis tangan oleh Ketua Lurah Sungai Miai dan Ketua RT.
RT yang kemudian dilanjutkan diketik oleh Lurah mengatakan hanya sebagai
staff Kelurahan. Indikator ini belum terlaksana pelaksana dipelayanan sedangkan strategi
dengan baik. arahnya ke Dinas Kependudukan dan
Berikut adalah sarana pendudukung Pencatatan Sipil. Padahal strategi ini wajib
di DISDUKCAPIL untuk membuat SKTS. dimiliki setiap instansi pelaksana agar dapat
meningkatkan partisipasi masyarakatnya.
misalnya dengan cara memberikan sosialisasi
ke kampus dan membuat spanduk tentang
kewajiban bagi penduduk pendatang yang
tinggal sementara untuk memiliki Surat
Keterangan Tinggal Sementara. Agar
Lebih lanjut lagi selain sarana penduduk pendatang yang tinggal sementara
pendukung, dapat dilihat aplikasinya. mengetahui kewajibannya dalam administrasi
kependudukan. Indikator ini juga belum
dilaksanakan.

2. Institution And Regine Characteristic


(Karakter Lembaga dan Rezim yang
Berkuasa)
Menurut keterangan penduduk
Berikut, hasil cetak kartunya dan pendatang yang memiliki dan mengurus Surat
prasarana pendukung di DISDUKCAPIL. Keterangan Tinggal Sementara masih
mendapat perlakuan yang kurang baik dari
salah satu instansi pelaksana. Dimana
pelayanan yang tidak maksimal ini dilakukan
oleh Kelurahan Sungai Miai. Sedangkan
penduduk lainnya mengatakan bahwa
pelaksananya kebijakannya sudah bagus, tetapi
merepotkan harus melewati tiga instansi.
Sedangkan menurut Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
Kelurahan Sungai Miai dan Ketua RT.
Berikut ini, loket pelayanan yang ada di Karakteristik lembaga dan rezim yang
Kelurahan Sungai Miai. berkuasanya sudah cukup bagus. Seperti yang
diungkapkan oleh Lurah Sungai Miai. Karena
menurut Lurah Sungai Miai tahapannya dari
bawah dan yang bersangkutan harus melewati
RT terlebih dahulu baru ke Kelurahan dan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
Sedangkan menurut Ketua RT 005
karakteristiknya juga sudah bagus karena
CONTEXT OF POLICY (ISI IMPLEMENTASI) terdapat blanko tentang Surat Keterangan
1. Power, Interest, And Strategy Of Actor Tinggal Sementara (SKTS) tersebut.
Involved (Kekuasaan, Kepentungan-

8
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
Sedangkan menurut Dinas Kependudukan dan
Pencatatn Sipil karakteristiknya sudah bagus
karena semua prosesnya berkaitan dengan
semua instansi pelaksana. Indikator ini juga
belum berjalan karena penduduk pendatang
yang mengurus Surat Keterangan Tinggal
Sementara (SKTS) masih ada yang
mendapatkan perlakukan yang tidak baik.

3. Compliance And Responsiveness (Tingkat 4. Dimensi Komunikasi dan Informasi


Kepatuhan dan Adanya Respon dari pelayanan Publik
Pelaksana) Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi
Tingkat kepatuhan dan adanya respon dan informasi menjadi unsur yang penting dan
dari pelaksana kebijakan dapat dilihat pada faktor-faktor yang berperan dalam
tugas pokok fungsi (Topuksi) yang dimiliki implementasi kebijakan penyelenggaraan
instansi pelaksana. Tetapi pada kenyataanya penanggulangan bencana.
semua instansi pelaksana Surat Keterangan Jika dikaji pentingnya komunikasi dan
Tinggal Sementara (SKTS) tidak memiliki informasi pada implementasi kebijakan tentu
tugas pokok fungsi (Topuksi) dalam saja untuk mempermudah koordinasi, integrasi
menjalankan kebijakan ini. Dinas dan sinkronisasi dalam implementasi kebijakan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang penyelenggaraan kebijakan public dalam
mengatakan bahwa tidak ada tugas pokok pengurusan surat keterangan tinggal sementara
fungsi (Topuksi) karena seharusnya tugas di Kota Banjarmasin.
pokok fungsi (Topuksi) tersebut tertuangkan Komunikasi menurut Cook & Hunsaker
dalam Perwal. Tetapi Perwal tersebut sampai (2007), bertujuan untuk meningkatkan
saat ini masih belum dibuat. koordinasi, berbagi informasi dan pemuas
Sedangkan menurut Lurah terdapat kebutuhan sosial. Dengan demikian
tugas pokok fungsi (Topuksi) yang kemudian komunikasi dapat mendukung pencapaian
ditanyakan kepada sekretaris kelurahan dan tujuan organisasi apabila komunikasi dalam
mengatakan bahwa tidak terdapat tugas pokok organisasi berjalan secara efektif dan efisien.
fungsi (Topuksi) dan SOP dalam Pada implementasi kebijakan, model
melaksanakan kebijakan ini. Ketua RT juga implementasi kebijakan menurut pandangan
tidak ada tugas pokok fungsi (Topuksi) secara Edward III dalam Agustino (2006),
resmi yang diberikan kepadanya Biasanya dari dipengaruhi empat variabel, yakni; (1)
Kelurahan hanya memberikan arahan dan komunikasi, (2) sumberdaya, (3) disposisi dan
bimbingan saja kepada Ketua RT. kemudian (4) struktur birokrasi.
Sedangkan menurut penduduk para Keempat variabel tersebut juga saling
pelaksana kebijakan sudah menjalankan berhubungan satu sama lain.
tugasnya sesuai dengan persyaratan yang ada
pada formulir Surat Keterangan Tinggal Menurut Winarno (2005), Faktor-faktor yang
Sementara (SKTS). Tetapi ada instansi mendorong ketidakjelasan informasi dalam
pelaksana yaitu salah satu Ketua RT yang implementasi kebijakan publik biasanya
meminta dana sukarela dengan alasan sebagai karena kompleksitas kebijakan, kurangnya
dana pengganti untuk tinta stempel dan konsensus mengenai tujuan-tujuan kebijakan
fotocopy Kartu Keluarga (KK) dan Kartu publik, adanya masalah-masalah dalam
Tanda Penduduk (KTP) Ketua RT tersebut memulai kebijakan yang baru serta adanya
yang digunakan sebagai penjamin sebagai kecenderungan menghindari
salah satu persyaratan pembuatannya. Padahal pertanggungjawaban kebijakan.
dalam pengurusannya tidak dipungut biaya Dalam mengelola komunikasi yang baik
apapun atau gratis. Sehingga indikator ini juga perlu dibangun dan dikembangkan saluran-
belum berjalan dengan baik sesuai dengan saluran komunikasi yang efektif. Semakin baik
pendapat Mariee S. Grindle. pengembangan saluran-saluran komunikasi
Berikut formulir yang diberikan yang dibangun, maka semakin tinggi
kepada penduduk pendatang yang ingin probabilitas perintah- perintah tersebut
membuat Surat Keterangan Tinggal Sementara diteruskan secara benar.
(SKTS). Pada penyelenggaraan kebijakan publik di
Kota Banjarmasin , pesan yang ingin
disampaikan adalah konsep umum
penyelenggaraan tentang kebijakan publik.

9
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
Sosialisasi kepada pihak lain yang prasarana pendukung yang dimiliki oleh semua
berkepentingan melalui sosialisasi program. pelaksana kebijakan masih ada yang belum
Sosialisasi dilakukan secara berjenjang atau memadai. Sarana dan prasarana yang dimiliki
tingkatan, yaitu: sosialisasi tingkat pusat, secara lengkap hanya dimiliki oleh Dinas
sosialisasi tingkat propinsi, sosialisasi tingkat Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
kabupaten/kota, sosialisasi tingkat kecamatan
dan sosialisasi tingkat kelurahan/Desa. b. Faktor Context Of Policy (Isi Implementasi),
1. Power, Interest, And Strategy Of Actor
Involved (kekuasaan, kepentingan-
kepentingan, dan strategi dari aktor yang
PENUTUP terlibat)
Kesimpulan Indikator ini belum berhasil
a. Faktor Content Of Policy (Isi Kebijakan) dilaksanakan Karena hanya Dinas
1. Interest Affected (kepentingan- Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang
kepentingan yang mempengaruhi) memiliki strategi. Sedangkan di Kelurahan dan
Indikator ini belum berhasil RT tidak terdapat strategi untuk meningkatkan
dilaksanakan secara maksimal. Karena partisipasi masyarakat dalam kepemilikan
pelaksana kebijakan masih belum mengetahui SKTS. Akibatnya penduduk pendatang masih
dengan jelas lembaga yang terlibat atau yang banyak yang tidak mengetahui adanya
mempengaruhi dalam kebijakan ini dan kebijakan ini.
bagaimana pengaruh dari setiap lembaga. 2. Institution And Regime Characteristic
2. Type of Benefit (tipe manfaat) (kartakter lembaga dan rezim yang
Indikator ini belum berhasil berkuasa)
dijalankan dengan maksmimal. Dikarenakan Berikutnya juga belum berhasil
manfaat SKTS belum berhasil tercapai. Karena dilaksanakan. Disebabkan ada penduduk
hanya sedikit penduduk pendatang memiliki pendatang yang membuat SKTS mendapat
SKTS dan menyadari manfaatnya sehingga perlakuan yang kurang baik. Sedangkan
tidak membuat dan memilikinya penduduk pendatang lainnya mengatakan
3. Extents of Change Envision (derajat bahwa merepotkan melewati tiga instansi dan
perubahan yang diinginkan dicapai) ada salah satu instansi yang meminta dana
Indikator ini belum berhasil sukarela.
dilaksanakan. Karena tidak semua instansi 3. Compliance And Responsiveness (tingkat
pelaksana kebijakan dan penduduk pendatang kepatuhan dan adanya respon dari
yang tinggal sementara mengetahui derjad pelaksana)
perubahan yang ingin dicapai. Setiap instansi Indikator ini masih belum berhasil
pelaksana memiliki pengetahuan yang berbeda dilaksanakan. Karena semua instansi
dalam hal derajad perubahan yang ingin pelaksananya tidak memiliki tugas pokok
dicapai. Seharusnya dengan koordinasi yang fungsi (Topuksi) dalam menjalankan SKTS.
baik di antara semua instnasi pelaksana dapat Perwal tentang SKTS juga masih belum dibuat
mengetahui perubahannya. oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan
4. Site of Decision Making (letak Sipil. Selain itu di setiap instansi pelaksana
pengambilan keputusan) kebijakan SKTS juga tidak memiliki SOP.
Indikator ini juga belum dilaksanakan Saran
secara maksimal. Karena masih ada pelaksana a. Faktor Content Of Policy (Isi Kebijakan)
kebijakan yang tidak mengetahui letak 1. Interest Affected (kepentingan-
pengambilan keputusannya. Karena kurangnya kepentingan yang mempengaruhi)
koordinasi dan sosialisasi di antara instansi  Semua instansi pelaksana SKTS perlu
pelaksana SKTS. melakukan pertemuan agar dapat
5. Program Implementer (pelaksana mengetahui dengan jelas mengenai
program) kebijakan ini, seperti siapa instansi
Selanjutnya sudah berhasil pelaksananya, bagaimana prosedur
dilaksanakan. Pelaksana kebijakan SKTS pelayanan, perubahan apa yang diinginkan
sudah mengetahui dengan jelas tugasnya. dan lain-lainnya.
Selain itu semua instansi pelaksana juga sudah  Agar semua instansi pelaksana menjalin
memiliki staff yang memadai dan kompoten kerjasama yang lebih baik. Sehingga data
dibidangnya masing-masing. yang diperoleh setiap instansi dan data
6. Resources Committed (sumber-sumber yang diberikan sama.
daya yang diinginkan) 2. Type of Benefit (tipe manfaat)
Indikator terakhir masih belum  Manfaat SKTS banyak, seharusnya
berhasil dilaksanakan. Karena sarana dan instansi pelaksana dapat meningkatkan

10
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
partisipasi masyarakat dalam  Sosialisasi Surat Keterangan Tinggal
kepemilikannya agar penduduk pendatang Sementara dapat diberikan bentuk brosur
merasakan manfaatnya dan penduduk (dibagikan kepada penghuni kos-kosan)
pendatang tertib adminstrasi poster (ditempel di wilayah yang banyak
kependudukan di Kota Banjarmasin. penduduk pendatang), melalui media
 Agar dapat merasakan manfaatnya, elektornik, dan cetak, sosialisasi melalui
penduduk pendatang saat tinggal media sosial (twiter, facebook dan
sementara di daerah tertentu melapor ke instagram) dan penyuluhan yang diberikan
ketua RT dan bertanya apa saja surat yang dikampus.
harus dimiliki. 2. Institution And Regime Characteristic
3. Extents of Change Envision (derajat (kartakter lembaga dan rezim yang
perubahan yang diinginkan dicapai) berkuasa)
 Adanya perubahan yang diinginkan dalam  Kelurahan Sungai Miai meningkatkan
pelaksanaan kebijakan ini seharusnya pelayanan dan tidak mempersulitnya.
dapat meningkatkan kinerja instansi 3. Compliance And Responsiveness (tingkat
pelaksananya agar perubahan tersebut kepatuhan dan adanya respon dari
tercapai. pelaksana)
4. Site of Decision Making (letak  Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
pengambilan keputusan) Sipil dalam memberikan pelayanan ini
 Sebaiknya pemerintah melakukan seharusnya terdapat tugas pokok dan
koordinasi dan sosialisasi kepada instansi fungsi (Topuksi) karena bertanggung
pelaksana lainnya. Sehingga dapat lebih jawab dan menerbitkan kebijakan ini dan
meningkatkan tugasnya dan pelayanan. membuat Perwal mengenai SKTS
5. Program Implementer (pelaksana sehingga semua yang berkaitan SKTS
program) akan dapat diketahui dengan jelas.
 pelaksana kebijakan SKTS sudah lengkap  Di Kelurahan Sungai Miai dan Ketua RT
dan memadai sehingga perlu juga perlu memiliki tugas pokok dan
dipertahankan dan ditingkatkan agar fungsi (Topuksi) agar dapat mengetahui
masyarakat membuat SKTS lebih merasa dengan jelas tugasnya dan agar tidak
mudah dan cepat. meminta dana sukarela kepada penduduk
6. Resources Committed (sumber-sumber pendatang dengan alasan apapun. Karena
daya yang diinginkan) pembuatan SKTS gratis yang dapat
 Sumber daya di DISDUKCAPIL dan diketahui melalui Topuksi dan SOP
Kelurahan Sungai Miai sudah lengkap. SKTS.
Terdapat mobil dinas di DISDUKCAPIL
untuk memberikan pelayanan kepada DAFTAR PUSTAKA
masyarakat. Seharusnya dapat Buku Refrensi
meningkatkan partisipasi masyarakat Adisasmita, Rahardjo. 2013. Pembangunan
dalam kepemilikan SKTS. Perdesaan Pendekatan Partisipatif ,
 Sumber daya di Ketua RT masih belum Tipologi, Strategi, Konsep Desa Pusat
lengkap. Sebaiknya pemerintah Pertumbuhan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
memberikan penyuluhan kepada Ketua RT Agustino, Leo. 2014. Dasar-Dasar Kebijakan
dan memberikan dana untuk Publik. Catakan Kelima. Bandung :
melengkapinya sehingga tidak perlu Alfabeta.
meminta dana sukarela kepada penduduk Damayanti, Deni. 2013. Paduan Lengkap
pendatang yang membuat SKTS. Menyusun Proposa, Skripsi, Tesis, Disertasi
Untuk Semua Program Studi. Yogyakarta :
b. Faktor Context Of Policy (Isi Implementasi), Araska.
1. Power, Interest, And Strategy Of Actor Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian
Involved (kekuasaan, kepentingan- Pendidikan dan Sosial Teori Konsep Dasar
kepentingan, dan strategi dari aktor yang dan Implementasinya. Bandung : Alfabeta.
terlibat) Indrawati, Purti Ayu. 2018. Partisipasi
 Kepada Dinas Kependudukan dan Masyarakat Dalam Implementasi Program
Pencatatan Sipil meningkatkan strategi Keluarga Harapan (Studi Tentang Fasilitas
pada partisipasi masyarakat dalam Kesehatan Dan Fasilitas Pendidikan
kepemilikan SKTS, seperti melalui Keluarga Penerima Manfaat Di Desa Juwet,
sosialisasi dan bekerjasama dengan Kecamatan Kujang, Kabupaten Kediri).
Kelurahan dan Ketua RT. Sehingga Jurnal UNESA. Vol.6, No.03, Jilid II, Hal.
penduduk mengetahuinya. 321-335.

11
Jamaluddin, Siswanto Rawali, dan Nike Purnamawati E-ISSN : 2686-178X
MUTAKALLIMIN; Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol 2 No 2 November 2019
Kansil, C.S.T dan Kansil, Christine S.T. 2011. Usman, Husaini dan Akbar Setiady, Purnomo.
Sistem Pemerintahan Indonesia. Cetakan 2014. Metode Penelitian Sosial, Cetakan
Keempat. Jakarta : Bumi Aksara. Ketiga. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 Tuyatno. 2014. Implementasi Kebijakan Program
Tentang Tata Cara Pendaftaran Penduduk Kartu Tanda Penduduk Elektronik di
dan Pencatatan Sipil. Kabupaten Barito Kuala.
Mardikanto, Totok dan Soebiato, Poerwoko. 2017. PASCASARJANA FISIP ULM.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Wahab, Solichin Abdul. 2015. Analisis Kebijakan
Perspektif Kebijakan Publik. Bandung : Publik Dari Formulasi ke Penyusunan
Alfabeta. Model-Model Implementasi Kebijakan
Nawawi, Ismai. 2009. Public Policy Analisis, Publik. Cetakan Ketiga. Jakarta : PT. Bumi
Strategi Advokasi teori dan Praktek. Aksara.
Surabaya : PMN.
Ndraha, Taliziduhu. 2003. Kybernology (Ilmu
Pemerintahan Baru). Jakarta: Rineka Cipta.
Pasolong, Harbani. 2014. Teori Administrasi
Publik. Cetakan Keenam. Bandung :
Alfabeta.
Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 21
Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan.
Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007
Tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Adminstrasi Kependudukan.
Sastropoetro, Santoso. 1986. Partisipasi,
Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam
Pembangunan Nasional. Bandung :
Alumni.
Selan, Juryke Fransina. 2017. Implementasi Surat
Keterangan Tinggal Sementara Online di
Kecamatan Gayungan Kota Surabaya
(Studi Kasus Pada Mahasiswa). FISH.
UNESA.
Soenarko, 2005. Public Policy : Pengertian Pokok
Untuk Memahami dan Analisa
Kebijaksanaan Pemerintah. Cetakan
Keempat. Surabaya : Airlangga University
Press.
Sugiyono, 2016. Memahami Penelitian Kualitatif.
Cetakan Keduabelas. Bandung : Alfabeta.
----------, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, Wiratna V. 2014. Metodologi Penelitian
. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Syafiie, Inu Kencana. 2011. Sistem Pemerintahan
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.
----------, Inu Kencana. 2013. Ilmu Pemerintahan.
Jakarta : Bumi Aksara.
Undang-Undang Dasar 1945 Bab VI Pasal 18.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan.

12

Anda mungkin juga menyukai