Anda di halaman 1dari 17

JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS

Vol. 06 No. 01, Juni 2021

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENCATATAN KEMATIAN DI


DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
KABUPATEN OGAN ILIR
Masayu Nila Juwita
Universitas Bandar Lampung
email : masayu@ubl.ac.id

Abstrak

Penelitian ini memfokuskan pada pelaporan peristiwa kematian oleh masyarakat ke instansi
pelaksana yang ditindaklanjuti dengan dicatat pada Register Akta Kematian dan diterbitkan
Kutipan Akta Kematian. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan pelaksanaan
kebijakan Pencatatan Kematian di Kabupaten Ogan Ilir dan mengetahui kendala-kendala yang
menghambat pelaksanaan kebijakan tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif
kualitatif dengan unit analisis Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ogan Ilir.
Sumber data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi kepustakaan, yang kemudian
dianalisis dan diinterpretasikan sesuai dengan indikator dalam Model Implementasi yang
digunakan. Hasil analisis dan penelitian dilapangan menunjukkan bahwa pelaksanaan kebijakan
Pencatatan Kematian terkendala masalah minimnya jumlah pelapor kematian yang disebabkan
oleh kurangnya sosialisasi dari pihak pelaksana, tidak adanya dana untuk melaksanakan terobosan
yang dikemukakan oleh Kemendagri, kurangnya staf pegawai khususnya staf Seksi Kematian,
Pengakuan dan Pengesahan Anak, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil belum mempunyai
UPTD Instansi Pelaksana, dan Akta Kematian belum dapat menampakkan fungsi dan manfaat
bagi kepentingan masyarakat umum Kabupaten Ogan Ilir. Berdasarkan hasil temuan, beberapa
langkah yang dapat ditempuh dalam meningkatkan angka pencatatan kematian yaitu menerapkan
sistem pelayanan keliling, Intensifikasi sosialisasi, menerapkan upaya 3 dan 4 seperti yang
dikemukakan oleh Kemendagri, pembaharuan ketentuan pelaporan kematian pada Perda Nomor
19 tahun 2008, menambah jumlah staf yang berkompeten di bidang Administrasi Kependudukan
khususnya untuk mengisi posisi staf Seksi Kematian, Pengakuan dan Pengesahan Anak.

Kata kunci : kebijakan publik, implementasi kebijakan, kebijakan pencatata kematian

Abstract

This study focuses on reporting of the death by the public to the implementation agency that
recorded on the register of Death Certificate and then Death Certificate published. The purpose
of this study was to describe the implementation of Death Registration Policy in Ogan Ilir
Regency and to know the obstacles that hamper the implementation of the policy. The method
used in this research is descriptive qualitative with analysis unit was Department of Population
and Civil Registration Ogan Ilir. Source of Data were obtained by doing interviews, observations,
and documentations, then analyzed and interpreted with the indicators used in the model
implementation. Results of analysis and research in the field shows that the implementation of
Death Registration Policy was constrained by the minimum number of the death reporter that
was caused by lack of socialization from the implementer, lack of funds to conduct the ideas that
were proposed by Domestic Ministry, lack of staff employees especially staff of death section,
Department of Population and Civil Registration did not have UPTD of implementer institute yet,
and Death Certificate was not able to show its function and use in behalf of people of Ogan Ilir
Regency. Based on the result, some of the steps that can be taken to increase the number of Death

1
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

Registration is roving service system, full socialization related to the importance of the Tag of
Death Certificate ownership, implementing the ideas that were proposed by Domestic Ministry
especially point 3 and 4, renewable to the rules of death reporting to local regulations No. 19 in
the year of 2008, adding the number of staff that competence in People Administration sector
especially to fill staff of Death Section Position, Acknowledgement and Validation Children.

Key words: Public Policy, Policy Implementation, and Death Registration Policy

PENDAHULUAN umur 21 tahun, dan bagi pemerintah


dapat menetapkan kebijakan yang
Lahirnya Undang-Undang Nomor
berkaitan dengan pemakaman dan
23 Tahun 2006 menjadi payung hukum
kesehatan (Salim, 2003:50).
yang kuat bagi penyelenggaraan
administrasi kependudukan di Indonesia. Melalui Permendagri No.69/2012
Pada pasal 3 Undang-Undang Nomor 23 Pemerintah menentukan SPM
Tahun 2006 menyatakan bahwa setiap Penerbitan Kutipan Akta Kematian yang
penduduk wajib melaporkan peristiwa harus dicapai oleh Kabupaten/Kota pada
kependudukan dan peristiwa penting tahun 2020 sebesar 70%. Pada
yang dialaminya kepada instansi kenyataannya menurut hasil Rakernas
pelaksana dengan memenuhi persyaratan Pencatatan Sipil Tahun 2012
yang diperlukan dalam pendaftaran menunjukkan bahwa angka pencatatan
penduduk dan pencatatan sipil. Kategori kematian di Indonesia baru mencapai
peristiwa penting yang dimaksud salah 20%. Rendahnya angka pencatatan
satunya adalah peristiwa kematian. kematian ini juga terjadi di Kabupaten
Ogan Ilir.
Peristiwa kematian wajib
dilaporkan ke Dinas Kependudukan dan Menurut Soemartono dan
Pencatatan Sipil Kabupaten/Kota untuk Hendrastuti (2011:136) permasalahan
dicatat dalam Register Akta Kematian yang melatarbelakangi rendahnya angka
dan diterbitkan Kutipan Akta Kematian. pencatatan kematian diantaranya : 1)
Adapun manfaat dari Akta Kematian Kesadaran masyarakat masih sangat
adalah menetapkan wali bagi anak yang rendah untuk melaporkan peristiwa
belum berumur 18 tahun, menetapkan kematian kepada Instansi Pelaksana,
ahli waris, menetapkan waktu tunggu pada umumnya masyarakat sudah cukup
bagi janda yang akan kawin, bukti bebas puas dengan memiliki Surat Keterangan
izin orang tua bagi perkawinan di bawah Kematian yang dikeluarkan oleh Kepala

2
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

Desa/Lurah, 2) Manfaat Akta Kematian mengindikasikan rendahnya angka


belum dirasakan langsung, terutama pencatatan kematian di Kabupaten Ogan
bagi kalangan menengah ke bawah dan Ilir. Adapun rincian secara lengkap
masyarakat yang hidup di daerah mengenai daftar pencatatan kematian di
terpencil. Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil tahun 2020 dapat dilihat pada tabel
Tabel 1. Realisasi Penerbitan Akta Kematian
di Disdukcapil Kabupaten Ogan Ilir Tahun berikut.
2020
Tabel 2 Daftar Pencatatan Kematian di
Jumlah Penduduk Disdukcapil Kabupaten Ogan Ilir
(450.933 jiwa) Berdasarkan Nomor Akta Kematian Tahun
No. Kecamatan Akta Kematian 2020
WNI WNA Kecamatan
1. Indralaya 7 - No Akta Nama /Kota
No
2. Indralaya Utara 1 - Kematian Jenazah asal
3. Indralaya Selatan 1 - 1. 1610-KM- ARIFIN Indralaya
4. Pemulutan 2 - 08112020-
5. Pemulutan Barat - - 0001
6. Pemulutan Selatan - - 2. 1610-KM- DAMIRI Indralaya
21102020-
7. Tanjung Raja 8 -
0001
8. Rantau Panjang - -
3. 1610-KM- SOPIAN Indralaya
9. Sungai Pinang 1 -
01102020-
10. Kandis - -
0001
11. Rantau Alai - -
4. 1610-KM- NAILAH Indralaya
12. Tanjung Batu 3 - 20092020-
13. Payaraman - - 0001
14. Lubuk Keliat - - 5. 1610-KM- M.YUSUF Indralaya
15. Muara Kuang - - 29072020- HALIM
16. Rambang Kuang 1 - 0001
Jumlah 24 0 6. 1610-KM- M.ZAINU Indralaya
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan 25022020- RI.B
Sipil Kabupaten Ogan Ilir, Tahun 2021 0001
7. 1610-KM- BULAN Indralaya
12022020- ROHILA
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat 0001
8. 1610-KM- ZAKIAH Indralaya
bahwa pada tahun 2020 peristiwa 24122020- Utara
0001
Kematian yang dilaporkan oleh 9. 1610-KM- BASTOMI Indralaya
12112020- HARUN Selatan
masyarakat Kabupaten Ogan Ilir ke 0001
Dinas Kependudukan dan Pencatatan 10. 1610-KM- NABILA Pemuluta
26062020- MAHARA n
Sipil hanya sebanyak 24 peristiwa. Pada 0001 NI
11. 1610-KM- MERIATI Pemuluta
tahun yang sama jumlah penduduk di 15032020- n
0001
Kabupaten Ogan Ilir bertambah 8.860 12. 1610-KM- BAHRUD Tanjung
jiwa dan peristiwa kematian yang terjadi 12112020- DIN Raja
0002
sekitar 540 peristiwa. Hal ini

3
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

13. 1610-KM- ARWANI Tanjung oleh masih kurangnya penyebaran


11102020- Raja
0001 informasi ke publik mengenai
14. 1610-KM- AHMAD Tanjung
30072020- KOPLATI Raja pentingnya kepemilikan Akta Kematian,
0001
Pemerintah Daerah belum dapat
15. 1610-KM- ERMA Tanjung
11072020- SURYANI Raja menciptakan kondisi butuh terhadap
0001
16. 1610-KM- ERNA Tanjung Akta Kematian, dan kondisi geografis
20122020- RUKIAH Raja
0001 yang tidak mendukung pelayanan yang
17. 1610-KM- HIRYANI Tanjung
30042020- Raja
maksimal.
0001
18. 1610-KM- ABDUL Tanjung Berdasarkan permasalahan-
11032020- MANAN Raja
0001 permasalahan terkait rendahnya angka
9. 1610-KM- BAMBAN Tanjung pencatatan kematian di Kabupaten Ogan
18012020- G Raja
0001 DWIHARJ Ilir yang telah diuraikan sebelumnya,
ANA
20. 1610-KM- ROMLI Sungai maka penulis terdorong untuk mengkaji
17052020- Pinang
0001 lebih dalam lagi untuk memperoleh
21. 1610-KM- CHOSYIY Tanjung
18102020- ARRAHM Batu
kejelasan mengenai pelaksanaan
0001 ANAS kebijakan Pencatatan Kematian di
22. 1610-KM- HASAN Tanjung
30122020- BASRI Batu Kabupaten Ogan Ilir beserta kendala-
0001
23. 1610-KM- RUDI Tanjung kendala yang menghambat dalam
16052020- HARTON Batu
0001 O pelaksanaannya.
24. 1610-KM- MUHAM Rambang
29102020- MAD Kuang Permasalahan yang akan dikaji
0001 SARMIDI
Sumber : Bidang Pencatatan Sipil, Tahun 2021 secara lebih mendalam melalui
penelitian ini adalah bagaimanakah
Melalui Perda Nomor 19 Tahun
implementasi serta kendala apa saja yang
2008 juga dijelaskan bahwa Pencatatan
menghambat pelaksanaan kebijakan
Kematian di Kabupaten Ogan Ilir bebas
Pencatatan Kematian di Dinas
dari biaya retribusi. Pada kenyataannya
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
kebijaksanaan ini tidak dapat
Kabupaten Ogan Ilir. Adapun yang
meningkatkan angka Pencatatan
menjadi tujuan yang ingin di capai
Kematian. Rendahnya angka pencatatan
peneliti adalah untuk menganalisis
kematian di Kabupaten Ogan Ilir selain
implementasi kebijakan pencatatan
disebabkan oleh minimnya tingkat
kematian di dinas kependudukan dan
partisipasi masyarakat, juga disebabkan
pencatatan sipil kabupaten Ogan Ilir.

4
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

Selain itu penelitian bertujuan untuk Kabupaten Ogan Ilir, Petugas Operator,
menganalisis aspek penghambat dalam Beberapa masyarakat Kabupaten Ogan
implementasi kebijakan pencatatan Ilir yang salah satu anggota keluarganya
kematian di dinas kependudukan dan meninggal dunia.
pencatatan sipil kabupaten Ogan Ilir.
Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara
METODOLOGI PENELITIAN
(teknik) sebagai berikut : a) Studi
Jenis penelitian yang digunakan Kepustakaan (Library Research). Studi
dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dilakukan untuk
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah memeperoleh data skunder dengan
prosedur penelitian yang menguraikan melalui serangkaian kegiatan membaca,
data deskriptif berupa kata-kata tertulis mencatat, mengutip dan menelaah
atau lisan dari orang-orang dan prilaku badan-badan pustaka yaitu berupa karya
yang dapat diamati. tulis dari para ahli yang tersusun dalam
Subyek Penelitian pada penelitian literature dan peraturan perundang-
ini berjumlah 2 (dua) orang untuk undangan yang berlaku, serta ada
pejabat di lingkungan Disdukcapil kaitannya dengan permasalahan yang
Kabupaten Ogan Ilir sebagai pengambil berkaitan dengan penulisan proposal ini.
kebijakan program, yaitu Kepala b) Studi Lapangan (Field Research).
Disdukcapil Kabupaten Ogan Ilir dan Studi lapangan merupakan usaha yang
Kepala Bidang Pencatatan Sipil dilakukan untuk memperoleh data
Disdukcapil Kabupaten Ogan Ilir. primer. Kegiatan yang dilakukan untuk
Pengumpulan data dalam penelitian memeperoleh data primer tersebut
ini diperoleh dari wawancara dengan dengan mengajukan pertanyaan dan
beberapa informan yang terlibat dalam meminta penjelasan kepada beberapa
implementasi kebijakan pencatatan pihak yang dianggap mengetahui
kematian di dinas kependudukan dan masalah yang berhubungan dengan
pencatatan sipil kabupaten Ogan Ilir. penelitian ini. Metode yang digunakan
Informan dalam penelitian ini berjumlah adalah Wawancara, Observasi dan
7 (tujuh) orang yang terdiri dari Kepala Dokumentasi.
Seksi Kematian, Pengakuan, dan
Pengesahan Anak Disdukcapil

5
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

Wawancara adalah teknik Pada penelitian ini, dokumentasi


pengumpulan data dengan mengajukan diperoleh dari buku pedoman peraturan
pertanyaan langsung oleh pewawancara kementerian pariwisata, arsip-arsip
kepada responden dan jawaban jawaban peraturan pendaftaran usaha pariwisata
responden dicatat atau direkam. daerah kota Bandar Lampung.

Observasi digunakan untuk Setelah tahap pengumpulan dan


mengetahui secara langsung tentang pengelolaan data dilakukan, maka tahap
lokasi tempat penelitian berdasarkan selanjutnya adalah menganalisisnya.
cara pengamat yang dilakukan, observasi Dalam penelitian ini dipergunakan
dapat dibedakan atas dua yaitu : metode analisis kualitatif. Analisis
Observasi berstruktur merupakan secara kualitatif dilakukan dengan cara
observasi dimana pengamat dalam menggambarkan kenyataan atau keadaan
melaksanakan observasinya terhadap suatu obyek dalam bentuk
menggunakan pedoman pengamatan kalimat, berdasarkan keterangan,
Dan Observasi tak berstruktur penjelasan dan jawaban-jawaban dari
merupakan observasi dimana pengamat para responden yang berhubungan
dalam melaksanakan observasinya langsung dengan penelitian ini dengan
melakukan pengamatan secara bebas. menguraikan data secara sistematis,
sehingga diperoleh arti dan kesimpulan.
Pada metode dokumentasi yang
dilakukan adalah mencari data yang Pengelolaan data dalam metode

berupa catatan, transkrip, buku, surat kualitatif ada 3 tahap yaitu a) Tahap

kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, Reduksi. Pada tahapan ini data yang

legger, agenda dan sebagainya. Nawawi diperoleh dari lapangan dicatat secara

(2005:133) menyatakan bahwa studi teliti dan rinci, serta dirangkum, memilih

dokumentasi adalah cara pengumpulan hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

data melalui peninggalan tertulis hal-hal yang penting. Dengan demikian

terutama berupa arsip-arsip dan data yang telah direduksi akan

termasuk juga buku mengenai pendapat, memberikan gambaran yang lebih jelas.

dalil yang berhubungan dengan masalah b) Setelah data direduksi maka langkah

penyelidikan. selanjutnya dilakukan Tahap Display


Data atau menyajikan data, dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan,

6
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

hubungan antar kategori, dan jenisnya. 1) Tahap I


Dalam penelitian ini digunakan a. Ukuran dan Tujuan
penyajian data berupa teks yang bersifat Ukuran dari tahap I yaitu
naratif. c) Tahap Kesimpulan dan pelapor memenuhi persyaratan
Verifikasi menjadi langkah terakhir yang diperlukan dalam
dalam penelitian ini dengan menarik pembuatan Akta Kematian.
kesimpulan dari analisis data. Persyaratan tersebut meliputi
Kesimpulan menjurus pada jawaban atas Surat Keterangan Kematian
pertanyaan penelitian berdasarkan (bagi yang meninggal di rumah
aspek, factor, domensi, sentral fenomena maka Surat Keterangan
penelitian dengan berdasarkan hasil Kematian dikeluarkan oleh
temuan yang diperoleh. Secara esensial Kepala Desa/Lurah dan yang
berisi uraian tentang sub kategori tema meninggal di Rumah Sakit
yang ada pada tabel kategorisasi dan maka Surat Keterangan
pengkodean yang sudah terselesaikan Kematian dikeluarkan oleh
disertai dengan quota verbatim pihak Dokter/Paramedis),
wawancara, sub tersebut di urutkan satu fotokopi Kartu Keluarga,
persatu yang kemudian disimpulkan fotokopi KTP, dan SK Pangkat
secara spesifik. Terakhir bagi ASN yang
meninggal. Ukuran Tahap I
PEMBAHASAN belum tercapai karena dari 24
A. Implementasi Kebijakan pemohon Akta Kematian tahun
Pencatatan Kematian di Dinas 2020, total pelapor yang
Kependudukan dan Pencatatan melampirkan berkas
Sipil Kabupaten Ogan Ilir persyaratan secara lengkap
yaitu 4 orang pelapor. Dari segi
Pada implementasi kebijakan
tujuan sudah tercapai, karena
pencatatan kematian di Dinas
tidak adanya kesulitan yang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
dialami pelaksana ketika
Kabupaten Ogan Ilir ada beberapa
memproses pembuatan Akta
tahapan yang dilakukan yaitu :
Kematian dengan persyaratan

7
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

yang sebelumnya dilampirkan yang memang membutuhkan


oleh pelapor. Akta Kematian.
b. Sumber Daya e. Kondisi Ekonomi, Sosial, dan
Sumber Daya Pelaksana tidak Politik
terlibat karena pada tahap ini Pelapor kematian tahun 2020
pelapor yang terlibat secara didominasi oleh golongan
keseluruhan. Jumlah pelapor penduduk yang meninggal
tahun 2020 sangat sedikit yaitu dengan status sebagai ASN.
24 orang jika dibandingkan
2) Tahap II
dengan peristiwa kematian
a. Ukuran dan Tujuan
yang terjadi tahun 2020 yaitu
Ukuran dari tahap peristiwa
540 peristiwa kematian.
kematian dilaporkan paling
c. Sikap Pelaksana
lambat 30 hari kerja sejak
Sikap dan pemahaman
tanggal kematian belum
pelaksana berpengaruh pada
tercapai. Pada pelaporan tahun
sikap dan pemahaman pelapor.
2020, terdapat 8 peristiwa
Pemahaman pelapor terhadap
kematian yang dilaporkan
persyaratan yang harus
melebihi batas waktu
dilengkapi dalam pembuatan
ketentuan. Tujuan pada tahap
Akta Kematian di Disdukcapil
ini juga belum tercapai. Hal ini
Kabupaten Ogan Ilir masih
terlihat dari masih rendahnya
kurang.
angka pencatatan
d. Komunikasi Antar Organisasi
kematian/kepemilikan Akta
dan Aktivitas Pelaksana Data
Kematian tahun 2020
pelapor yang melengkapi
dibandingkan dengan peristiwa
persyaratan pembuatan Akta
kematian yang terjadi di
Kematian didominasi oleh
Kabupaten Ogan Ilir pada tahun
pihak ASN, hal ini
2020.
mengindikasikan bahwa
b. Sumber Daya
informasi tentang Akta
SDM Disdukcapil sebagai
Kematian lebih banyak
instansi yang menerima
diketahui oleh pihak-pihak
pelaporan kematian dari

8
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

masyarakat secara keseluruhan Komunikasi internal berjalan


sudah baik. Tetapi bidang dengan lancar, tetapi
Pencatatan Sipil membutuhkan komunikasi eksternal belum
pegawai untuk mengisi posisi berjalan dengan lancar, karena
staf Seksi Kematian, pada tahun 2020 belum ada
Pengakuan dan Pengesahan agenda kegiatan/sosialisasi
Anak. Sumber Daya Finansial terkait Akta Kematian oleh
tidak ada kendala karena Disdukcapil ke masyarakat.
pengadaan barang-barang f. Kondisi Ekonomi, Sosial, dan
ditunjang oleh APBD. Kondisi Politik
fasilitas/alat perlengkapan juga Dukungan dari elit politik dan
cukup baik. kelompok kepentingan belum
c. Karakterstik Agen Pelaksana ada. Dukungan dari Pemda
Pendelegasian tugas dan melalui penganggaran barang-
wewenang pelaksana sudah barang keperluan Pencatatan
sesuai dengan stuktur Kematian yang berasal dari
organisasi. Pola hubungan yang APBD. Lingkungan ekonomi
terjadi antar pelaksana dan sosial masyarakat turut
hubungan kekeluargaan tetapi berpengaruh, terlihat dari
dalam menjalankan tugas tetap peminat Akta Kematian yang
disesuaikan pada Tupoksi. berasal dari golongan ASN.
d. Sikap Pelaksana
Pihak pelaksana sudah 3) Tahap III
sepenuhnya memahami a. Ukuran dan Tujuan
terhadap adanya ketentuan Ukuran dan tujuan dari tahap ini
pelaporan peristiwa kematian belum tercapai karena masih
paling lambat 30 hari kerja ada pelapor/masyarakat yang
sejak tanggal kematian dan tidak mengisi formulir, terdapat
respon pelaksana juga telah beberapa formulir pelaporan
mengindikasikan respon positif. yang diisi oleh petugas regitrasi
e. Komunikasi antar Organisasi dengan mengacu pada berkas
dan Aktivitas Pelaksana persyaratan yang dilampirkan.

9
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

b. Sumber Daya Pengesahan Anak. Penugasan


Tidak ada ketentuan mengenai pelaksana sudah sesuai dengan
pegawai yang bertugas ketentuan dan secara jumlah
menerima pelaporan dari cukup, karena didukung dengan
masyarakat sehingga tidak ada kondisi sedikitnya jumlah
kejelasan mengenai pemohon Akta Kematian. Dari
petugas/pegawai yang segi finansial dan peralatan,
menerima pelaporan kematian pengadaannya berasal dari dana
dari masyarakat. APBD yang meliputi
c. Karakteristik Agen Pelaksana pengadaan buku Register Akta
Karakteristik agen pelaksana Kematian dan alat tulis.
tidak jelas, hal ini dikarenakan c. Karakteristik Agen Pelaksana
tidak jelasnya pegawai Pendelegasian tugas dan
penerima berkas pelaporan wewenang untuk pelaksana
kematian dari masyarakat. tahap ini sudah sesuai dengan
d. Sikap Pelaksana Tupoksi.
Tidak jelasnya pelaksana dan d. Sikap Pelaksana
karakteristik pelaksana Respon dan pemahaman
berpengaruh pada sikap dan pelaksana baik, terlihat dari
pemahaman pelaksana pada tidak ada kendala dalam
tahap ini yang belum tegas. melaksanakan tugas. Seluruh
kematian yang dilaporkan tahun
4) Tahap IV
2020 telah dicatat pada buku
a. Ukuran dan Tujuan
Register Akta Kematian.
Ukuran dan tujuan sudah
tercapai, peristiwa kematian 5) Tahap V
yang dilaporkan tahun 2020 a. Ukuran dan Tujuan
sudah seluruhnya dicatat pada Ukuran dan tujuan pada tahap
buku Register Akta Kematian. ini belum tercapai. Penerbitan
b. Sumber Daya Kutipan Akta Kematian tahun
Pelaksana adalah Petugas 2020 baru sebanyak 24 Akta
Registrasi yaitu Kepala Seksi sedangkan peristiwa kematian
Kematian, Pengakuan dan yang terjadi kurang lebih 540

10
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

peristiwa. Realisasi penerbitan Dirjen Kependudukan dan


Akta Kematian tahun 2020 baru Pencatatan Sipil dalam
mencapai sekitar 4,4%. pencetakan blangko Kutipan
b. Sumber Daya Akta Kematian.
Petugas yang mencetak Kutipan
6) Tahap VI
Akta Kematian adalah petugas
a. Ukuran dan Tujuan
operator. Dari segi jumlah
Ukuran dan tujuan pada tahap
sudah cukup memadai. Sumber
ini sudah terlaksana. Setiap
Daya Finansial yaitu dalam
Kutipan Akta Kematian yang
pengadaan blangko Kutipan
diterbitkan sudah di paraf oleh
Akta Kematian, dan peralatan
Kepala Seksi, Kepala Bidang,
lainnya berasal dari APBD.
Sekretaris Disdukcapil untuk
c. Sikap Pelaksana
diperiksa kebenaran isinya.
Pemahaman petugas operator
Kutipan Akta Kematian
komputer dalam mengentri data
kemudian ditandatangani
kematian dan menerbitkan
Kepala Disdukcapil dan diberi
Kutipan Akta Kematian sudah
cap/stempel basah sebagai bukti
baik.
bahwa peristiwa kematian yang
d. Komunikasi antar Organisasi
diterangkan didalam Akta
dan Aktivitas Pelaksana
tersebut memang benar terjadi.
Komunikasi dan koordinasi
b. Sumber Daya
antar petugas operator
Sumber Daya Pelaksana yang
komputer tidak mengalami
terlibat dalam hal ini mencakup
permasalahan. Dalam
seluruh Pejabat Pencatatan
mengentri data dan mencetak
Sipil, yaitu Kasi Kematian,
Kutipan Akta Kematian
Pengakuan dan Pengesahan
dilakukan secara individu.
Anak, Kepala Bidang
e. Kondisi Ekonomi, Sosial, dan
Pencatatan Sipil, Sekretaris
Politik
Dinas, dan Kepala Dinas.
Dukungan dari elit politik ada,
Komposisi sumber daya
terlihat dari dukungan dari
pelaksana sudah memadai.
Kementrian Dalam Negeri dan
Peningkatan keahlian dan

11
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

kompetensi pelaksana tahap ini Ukuran dan tujuan sudah


sudah ada, melalui kegiatan tercapai. Pada pelaporan
BIMTEK. kematian tahun 2020, Kutipan
c. Karakteristik Agen Pelaksana Akta Kematian sudah
Agen pelaksana tahap ini sudah diterbitkan dan sudah diambil
sesuai dengan ketentuan, dan oleh pelapor/masyarakat. Bukti
posisi agen pelaksana tersebut pengambilan adalah
sudah jelas, baik secara tugas tandatangan pelapor pada buku
maupun kewenangannya sudah Register Akta Kematian.
sesuai dengan jabatan masing- b. Sumber Daya
masing. Pegawai yang mendistribusikan
d. Sikap Pelaksana Kutipan Akta Kematian kepada
Kejelasan pada pendelegasian pelapor/masyarakat adalah staf
tugas dan wewenang antar Seksi Kelahiran, tugas ini
Pejabat Pencatatan Sipil dalam seharusnya dilakukan oleh staf
memeriksa kebenaran Kutipan Seksi Kematian. Kosongnya
Akta Kematian dan posisi staf Seksi Kematian
penandatanganan Kutipan Akta membuat staf Seksi Kelahiran
oleh Kepala Dinas menggantikan.
mengindikasikan bahwa c. Karakteristik Agen Pelaksana
pelaksana sudah merespon Kejelasan agen pelaksana
positif dan memahami belum ada, hal ini terlihat dari
pelaksanaan pada tahap ini tugas pelaksana tahap ini
dengan baik. dilaksanakan oleh staf Seksi
e. Komunikasi antar Organisasi lain, bukan staf Seksi Kematian.
dan Aktivitas Pelaksana d. Sikap Pelaksana
Komunikasi dan koordinasi Pegawai pelaksana yang
antar pelaksana pada tahap ini mendistribusikan Kutipan Akta
berjalan dengan lancar. Kematian ke
7) Tahap VII pelapor/masyarakat yaitu staf
a. Ukuran dan Tujuan Seksi Kelahiran, Perkawinan
dan Perceraian. Dalam

12
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

mendistribusikan Akta 1) Tahap I


Kematian, tidak ditemukan Kelemahan :
masalah karena pada saat a. Tidak Lengkapnya Persyaratan
mengambil Kutipan Akta dalam Pembuatan Akta
Kematian, pelapor diwajibkan Kematian yang dilampirkan
menandatangani bukti oleh Pelapor.
pengambilan. Pada tahun 2020 b. Lemahnya Sikap Petugas
hanya terdapat 24 pelapor dan Penerima Berkas Persyaratan.
hal ini membantu
2) Tahap II
meminimalisir adanya
Kelemahan :
kesalahan dalam
a. Kurangnya sosialisasi dari
mendistribusikan Kutipan Akta
pihak pelaksana.
Kematian.
b. Tidak ada dana untuk
e. Kondisi Ekonomi, Sosial, dan
mendukung upaya terobosan
Politik
yang dikemukakan Mendagri.
Golongan masyarakat peminat
c. Disdukcapil belum mempunyai
Akta Kematian didominasi
UPTD Instansi Pelaksana.
masyarakat dengan kondisi
ekonomi menengah, hal ini 3) Tahap III
terlihat dari mayoritas Kelemahan :
penduduk yang dilaporkan Ketidakjelasan Petugas Penerima
kematiannya berstatus sebagai Formulir Pelaporan dan Berkas
Pegawai Negeri Sipil. Persyaratan Pembuatan Akta
Kematian.
B. Kendala yang Menghambat
Implementasi Kebijakan 4) Tahap IV
Pencatatan Kematian di Kelemahan :
Kabupaten Ogan Ilir Kosongnya posisi staf/pegawai
pada Seksi Kematian, Pengakuan
Adapun kelemahan-kelemahan yang dan Pengesahan Anak sehingga
ditemukan pada setiap tahap dalam Kepala Seksi Kematian,
Pencatatan Kematian yaitu : Pengakuan dan Pengesahan Anak

13
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

merangkap sebagai petugas 4) Akta Kematian belum dapat


registrasi. menampakkan fungsi dan manfaatnya
5) Tahap V bagi kepentingan masyarakat di
Kelemahan : Tidak Ada Kabupaten Ogan Ilir.
6) Tahap VI 5) Kekurangan staf/pegawai yang
Kelemahan : Tidak Ada handal dan berkompeten di bidang
7) Tahap VII Pencatatan Sipil.
Kelemahan :
KESIMPULAN
Staf Seksi Kelahiran, Perkawinan,
Berdasarkan hasil analisis dan
dan Perceraian merangkap sebagai
interpretasi data, diketahui bahwa angka
petugas yang mendistribusikan
Pencatatan Kematian di Kabupaten
Kutipan Akta Kematian ke
Ogan Ilir tahun 2020 masih rendah.
pelapor/masyarakat.
Pelaksanaan Pencatatan Kematian tahun
Berdasarkan penjabaran diatas, 2020 masih menemui permasalahan,
dapat dilihat bahwa dalam melaksanakan seperti pada kelengkapan berkas
kebijakan Pencatatan Kematian, kendala persyaratan pembuatan Akta Kematian.
yang dihadapi oleh instansi pelaksana Pada tahun 2020 terdapat sekitar 540
diantaranya yaitu : peristiwa kematian yang terjadi tetapi
1) Sosialisasi dari pihak pelaksana peristiwa kematian yang dilaporkan dan
mengenai pentingnya Kepemilikan dilakukan pencatatan sebanyak 24
Akta Kematian kepada seluruh peristiwa. Presentase pencapaian
masyarakat Kabupaten Ogan Ilir pelaksanaan pencatatan kematian di
masih kurang optimal. Disdukcapil Kabupaten Ogan Ilir tahun
2) Tidak adanya dana untuk mendukung 2020 baru mencapai sekitar 4,4 % dan
upaya peningkatan pelaporan dan masih jauh dari angka pencapaian yang
pencatatan kematian seperti yang diharapkan oleh pemerintah pusat yaitu
diungkapkan oleh Mendagri dalam 70%.
Rakernas Pencatatan Sipil Tahun Adapun kendala-kendala yang
2012. mempengaruhi yaitu sosialisasi dari
3) Dinas Kependudukan dan Pencatatan pihak pelaksana mengenai pentingnya
Sipil belum mempunyai UPTD Kepemilikan Akta Kematian kepada
Instansi Pelaksana. seluruh masyarakat Kabupaten Ogan Ilir

14
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

masih kurang optimal, tidak adanya dana 2) Mengoptimalkan sosialisasi terkait


untuk mendukung upaya peningkatan pentingnya pencatatan kematian dan
pelaporan dan pencatatan kematian kepemilikan Akta Kematian sebagai
seperti yang diungkapkan oleh Mendagri dokumen penting yang berlaku
dalam Rakernas Pencatatan Sipil Tahun selamanya. Sosialisasi ini dapat
2019, kekurangan staf/pegawai yang dilakukan dengan tatap muka secara
handal dan berkompeten di bidang langsung maupun memanfaatkan
Pencatatan Sipil khususnya pada Seksi media cetak.
Kematian, Pengakuan dan Pengesahan 3) Menerapkan upaya-upaya dalam
Anak, dan Dinas Kependudukan dan Rakernas tahun 2019 khususnya
Pencatatan Sipil belum mempunyai pada poin 3 dan 4. Relasi dengan
UPTD Instansi Pelaksana sehingga Dinas Pemakaman dapat digantikan
koordinasi dilakukan dengan dengan upaya kerjasama dengan
Kecamatan. Koordinasi ini pun belum petugas TPU di setiap
berjalan dengan lancar. Desa/Kelurahan. Koordinasi ini
juga sebaiknya dibawah
Berdasarkan hasil analisis yang
pengawasan instansi pelaksana agar
telah diuraikan sebelumnya, berikut
dapat berjalan dengan baik.
beberapa saran atau solusi untuk
4) Pembaharuan ketentuan batas waktu
mengatasi permasalahan mengenai
pelaporan kematian yang terdapat
rendahnya angka Pencatatan Kematian
pada pasal 61-64 Perda Nomor 19
di Dinas Kependudukan dan Pencatatan
tahun 2008 tentang
Sipil Kabupaten Ogan Ilir.
Penyelenggaraan Administrasi
1) Menerapkan sistem jemput bola
Kependudukan Kabupaten Ogan
atau pelayanan keliling dalam
Ilir.
mendata jumlah penduduk di
Kabupaten Ogan Ilir yang telah
DAFTAR PUSTAKA
meninggal dunia. Dengan cara ini
diharapkan dapat menjangkau
Agustino, Leo. 2012. Dasar-Dasar
penduduk yang berdomisili jauh
Kebijakan Publik. Bandung:
dari lokasi Dinas Kependudukan Alfabeta.
dan Pencatatan Sipil berada.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan

15
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Sinambela, L. (2006). Reformasi


PT Asdi Mahasatya. Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Soleh, C., & Suripto. (2011). Menilai
Rineka Cipta. Kinerja Pemerintahan Daerah.
Bandung: Fokusmedia.
Efendi, M. (2019). Faktor Penghambat
dan Pendukung Pembuatan Akta Indiahono, Dwiyanto. 2009.
Kematian. JI_MILD (Jurnal Perbandingan Administrasi
Ilmiah Magister Ilmu Publik. Yogyakarta: Gava Media.
Administrasi), 10(1).
Kusumanegara, Solahuddin. 2010.
Fahmi, I. (2010). Manajemen Kinerja. Model dan Aktor dalam Proses
Bandung: Alfabeta. Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Gava Media.
Ilham, M. (2008). Manajemen Sumber
Daya dan Kinerja Aparatur Sipil Lionardo, Andries. 2011. Administrasi
Pemerintahan Daerah. Bandung: Pemerintahan Daerah. Malang:
Indra Prahasta. Tunggal Mandiri Publishing.

Kaban, Y. T. (2004). Enam Dimensi Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi


Strategis Administrasi Publik: Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.
Konsep. Teori dan isu. Bandung: PT Remaja
Yogyakarta: Gava Media. Rosdakarya.

Labolo, M. (2008). Memahami Ilmu Muda, Ahmad A.K. 2006. Kamus


Pemerintahan. Jakarta: Raja Lengkap Bahasa Indonesia.
Grafindo Prasada. Surabaya: Reality Publisher.

Mulyana, Y. (2017). Model Kebijakan Salim. 2003. Pengantar Hukum Perdata


Peningkatan Laporan Kematian Tertulis (BW). Jakarta: Sinar
dalam Administrasi Grafika.
Kependudukan dan Catatan Sipil
di Kabupaten Bandung Barat. Soemartono, Triyuni dan Hendrastuti,
Sosiohumaniora, 19(2), 140-148. Sri. 2011. Administrasi
Kependudukan Berbasis
Prawirosentono, S. (2002). Manajemen Registrasi. Jakarta: Yayasan
Sumber Daya Manusia: Bina Profesi Mandiri.
Kebijakan Kinerja Karyawan.
Yogyakarta: BPFE. Soeparmono. 2005. Hukum Acara
Perdata dan Yurisprudensi.
Simamora, H. (2004). Manajemen Bandung: Mandar Maju.
Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: STIE YKPN. Subagyo, P. Joko. 2011. Metode
Penelitian dalam Teori dan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

16
JURNAL SOSIAL DAN HUMANIS SAINS
Vol. 06 No. 01, Juni 2021

Subarsono. 2020. Analisis Kebijakan Buku Profil Dinas Kependudukan dan


Publik Konsep, Teori, dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ogan
Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Ilir Tahun 2020
Pelajar.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Suharto, Edi. 2008. Analisis Kebijakan


Publik Paduan Praktis Mengkaji
Masalah dan Kebijakan Sosial.
Bandung: Alfabeta.

Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2010.


Metode Penelitian Sosial
Berbagai Alternatif Pendekatan.
Jakarta: Prenada Media Group.

Winarno, Budi. 2012. Kebijakan Publik:


Teori, Proses dan Studi Kasus.
CAPS: Yogyakarta.

Peraturan Perundang-Undangan :

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2006


tentang Administrasi
Kependudukan. 2006. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun


2007 Tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan.
2007. Jakarta.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor


68 Tahun 2012 Tentang Tata
Cara Pelaporan Penyelenggaraan
Administrasi Kependudukan.
2012. Jakarta.

Peraturan Daerah Kabupaten Ogan Ilir


Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan Kabupaten Ogan
Ilir. 2008. Indralaya.

17

Anda mungkin juga menyukai