Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK


BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN (BOK) PUSKESMAS
UKM ESSENSIAL DAN COVID-19
TAHUN ANGGARAN 2022

KEMENTERIAN NEGARA/ /LEMBAGA : Kementerian Kesehatan RI

UNIT ESELON I/ II : Ditjen P2P

PROGRAM : Bantuan Operasional Kesehatan Penanganan


Covid-19

SASARAN PROGRAM : Meningkatnya Akses Pelayanan Kesehatan


Dasar Bagi Masyarakat

INDIKATOR KINERJA PROGRAM : 1. Persentase Penurunan Kasus Covid-19


2. Penurunan Kasus Kematian Akibat
Covid19
KEGIATAN : Penanganan Kasus Covid-19

SASARAN KEGIATAN : Penanganan Kasus Covid19

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : 1 Penurunan Kasus Covid-19


2 Penurunan Kasus Kematian Akibat Covid19

Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial


KLASIFIKASI RINCIAN OUTPUT :
INDIKATOR KRO : 1. Persentase Kasus Covid19
2. Persentase Kasus Kematian Akibat
Covid19

RINCIAN OUTPUT : Penanganan kasus Covid19

INDIKATOR RO : Jumlah kasus yang ditemukan dan


ditindaklanjuti

VOLUME RO : 1 Tahun
SATUAN RO : 20 Puskesmas di Kabupaten Lombok Barat

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
e. Undang-UndangNomor 25 Tahun 2004 tentangSistemPerencanaanNasional
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
g. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
h. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah kedua kaliny adengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
i. Peraturan Pemerintah RI Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
j. Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
m. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan
n. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait Dan/Atau Penugasan Tambahan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2017, Renstra OPD disusun


sesuai tugas dan fungsi OPD serta berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif.
Renstra OPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen
perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program
dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5
(lima) tahunan, yang disusun oleh setiap OPD.
Gambaran pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat merupakan
gambaran hasil penyelenggaraan upaya kesehatan yang tidak terlepas dari amanat
Pembukaan UUD 1945 yang bertujuan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Oleh karena itu, untuk dapat menggambarkan penyelenggaraan
pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2014 - 2019 yang menjadi
dasar dalam perencanaan strategis dapat ditinjau dari keberhasilan penyelenggaraan upaya
kesehatan sebagai suatu sistem.
Berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 58 Tahun 2016 tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat,
dijelaskan bahwa Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin
oleh kepala dinas yang berkududukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati
melalui sekretaris daerah.

3. Gambaran Umum

Secara astronomis, Lombok Barat berada di 115° 49,12’ 04” - 116°20’15,62”


Bujur Timur dan 8° 24’ 33,82” - 8° 55’ 19” Lintang Selatan. Berdasarkan posisi
geografisnya, Lombok Barat memiliki batasbatas: Utara - Kabupaten Lombok Utara; Selatan
- Samudera Hindia; Barat - Selat Lombok dan Kota Mataram; Timur - Kabupaten Lombok
Tengah. Secara administratif Lombok Barat terdiri dari 122 desa/kelurahan yang berada di
10 kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Lombok Barat adalah 1.053,92 km2 terdiri dari
daratan seluas 437,271 Km2 (41,49%) dan perairan laut seluas 616,648 Km2 (58,51%),
wilayah terluas adalah kecamatan Sekotong 529,38 Km2 dan wilayah terkecil adalah
Kecamatan Kuripan sebesar 21,56 Km2.
Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 2010-2020, jumlah penduduk
Kabupaten Lombok Barat diperkirakan mencapai 721.512 jiwa. Struktur penduduk
Kabupaten Lombok Barat didominasi oleh penduduk usia muda, artinya 50% lebih penduduk
Kabupaten Lombok Barat berusia dibawah 29 tahun. Piramida penduduk Kabupaten
Lombok Barat berbentuk limas, semakin ke atas tampak semakin mengecil. Penduduk
Kabupaten Lombok Barat kedua terbanyak adalah kelompok umur 30-39 tahun, merupakan
usia produktif. Herbert N Casson dalam How to Live 80 year’s Old menyatakan bahwa
kerugian besar bagi suatu negara apabila ada warganya yang cakap dan baik meninggal
sebelum umur 50 tahun karena negara belum mengecap manfaat dari jasa-jasanya.
Maksudnya, di usia muda produktif agar berlomba-lomba mengukir prestasi dan melakukan
sesuatu yang bermakna sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat ataupun negara.
Pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin Kabupaten Lombok Barat sebanyak
111 ribu orang atau sekitar 17,43 persen dari jumlah penduduk yang tersebar di seluruh
kabupaten Lombok Barat. Angka ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya sampai
dengan tahun 2020 menjadi 100.250 atau 14,28%. Penurunan yang terjadi selama periode
2013-2020 ini didukung berbagai program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di
Kabupaten Lombok Barat. Penurunan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun ini
mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam mencapai salah satu tujuan Sustainable
Development Goals (SDG’s). Namun, dengan adanya penduduk miskin yang masih lebih
dari 10 persen ini, merupakan tantangan bagi pemerintah untuk terus mengoptimalkan
berbagai usaha pengentasan kemiskinan.
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yakni
lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Indikator utama derajat kesehatan
masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian, angka kesakitan dan status gizi.
Pada bagian ini, derajat kesehatan di Kabupaten Lombok Barat digambarkan melalui Angka
Harapan Hidup (AHH) dan angka morbiditas penyakit. Data Umur Harapan Hidup Saat
Lahir (UHH) setiap tahun dirilis BPS yang diperoleh melalui survei. Umur Harapan Hidup
Saat Lahir (UHH) sangat dipengaruhi oleh angka kematian bayi. Apabila melihat trend
angka kematian bayi yang cenderung menurun, maka diperkirakan UHH Kabupaten Lombok
Barat akan mengalami peningkatan. Bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2018 di
Kabupaten Lombok Barat diperkirakan mempunyai usia harapan hidup 66,16 tahun dan
mengalami peningkatan pada tahun 2019 menjadi 66,64 tahun atau meningkat sebesar 0,48
tahun. Kemudian pada tahun 2020 Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) meningkat
menjadi menjadi 66,94 tahun. Selama perode tahun 2018-2020 UHH Kabupaten Lombok
Barat mengalami peningkatan 0,78 tahun atau 9,36 bulan.
Morbiditas adalah keadaan sakit atau terjadinya penyakit atau kondisi yang
mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas merupakan derajat sakit, cedera atau
gangguan pada suatu populasi yang mengacu pada angka kesakitan, yaitu jumlah orang yang
sakit dibandingkan dengan populasi tertentu yang sering kali merupakan kelompok yang
sehat atau kelompok yang beresiko. Berdasarkan data tahun 2020 angka morbiditas
penduduk di Kabupaten Lombok Barat sebesar 22,22%. Angka morbidatas penduduk
Kabupaten Lombok Barat tahun 2020 tersebut mengartikan bahwa ada 22 persen penduduk
di Kabupaten Lombok Barat mengalami keluhan kesehatan selama tahun 2020.
Angka kesakitan pada penduduk berasal dari community based data yang
diperoleh melalui pengamatan terutama yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan
melalui pencatatan dan pelaporan rutin dan insidentil. Kasus penyakit yang paling banyak
diderita masyarakat di Kabupaten Lombok Barat berdasarkan Laporan Bulanan (LB1)
Kesakitan di Puskesmas dan jaringannya dengan kunjungan terbanyak adalah infeksi pada
saluran pernafasan bagian atas. Kondisi ini erat kaitannya dengan kesehatan lingkungan
masyarakat.
Perubahan life style kearah negatif seperti kurang aktifitas fisik, lebih sering
mengkonsumsi fast food, junk food dan faktor stress adalah beberapa faktor yang memicu
tingginya angka kejadian hipertensi dan diabetes melitus. Hal ini ditunjukkan dengan kedua
penyakit tersebut telah menjadi 10 besar penyakit terbanyak di Kabupaten Lombok Barat.
Kabupaten Lombok Barat juga dihadapkan juga pada masalah beban ganda. Di satu sisi
kasus penyakit infeksi/menular masih tinggi, namun disisi lain penyakit degeneratif juga
meningkat. Selain itu perilaku masyarakat yang tidak sehat masih menjadi faktor utama
disamping lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Terlebih sejak tahun 2020, dunia dihadapkan pada kondisi pandemi Corona Virus
Disease 19 yang menyebabkan meningkatnya angka kesakitan yang disebabkan oleh
penyebaran virus tersebut. Kasus Covid 19 di Kabupaten Lombok Barat ditemukan pertama
kali pada bulan Maret tahun 2020, adapun jumlah kasus yang ditemukan mulai Maret sampai
dengan Desember tahun 2020 untuk kasus konfirmasi sebanyak 762 kasus, kasus suspek
sebanyak 3.081, kontak erat sebanyak 6.070 dan pelaku perjalanan sebanyak 4.334. Kondisi
tersebut mengharuskan Puskesmas dan Rumah Sakit untuk melakukan beberapa adaptasi
terhadap pelayanan.
Pada awal rahun 2021 kasus covid 19 di Kabupaten Lombok Barat terus
mengalami peningkatan kasus terutama ketika terkena gelombang kedua (varian delta).
Peningkatan kasus tersebut terjadi dari bulan Januari sampai dengan bulan Agustus, dimana
pada periode tersebut Kabupaten Lombok Barat berada pada level 3 (resiko sedang), Tetapi
perlahan-lahan kasus menunjukkan trend penurunan. Pada awal September 2021, kasus
covid 19 di Kab. Lombok Barat mengalami penurunan yang cukup signifikan termasuk
angka kematian juga sudah menurun. Dari data kasus terkonfirmasi pada tahun 2021
ditemukan sebanyak 3.315, kasus sembuh sebanyak 3.157, masih isolasi sebanyak 6, dan
kasus meninggal sebanyak 152. Dari indikator resiko covid 19 pada bulan November 2021,
Kabupaten Lombok Barat masih berada pada level 2 (resiko rendah). Hal ini disebabkan
karena masih trekendala pada cakupan vaksinasi dosis 1 yang masih di angka 64%.
Untuk itu perlu kiranya ada dukungan pendanaan dalam upaya meningkatkan
pelayanan kesehatan masyarakat terutama upaya kesehatan masyarakat essensial maupun
dalam upaya penanganan kasus Covid-19 melalui pendanaan Bantuan Operasional
Kesehatan.

Adapun menu BOK Puskesmas (UKM Essensial dan Covid-19) Tahun Anggaran 2022
adalah sebagai berikut :
1. Pelacakan kontak dan Pemantauan harian selama karantina dan/ atau isolasi oleh
tracer dan/atau petugas puskesmas
2. Biaya Komunikasi Pelacakan kontak dan Pemantauan
3. Honor Pengolah data kasus Covid-19 di puskesmas
4. Biaya Komunikasi untuk pengolah data puskesmas
5. Penyelidikan Epidemiologi kasus Covid-19
6. Pengiriman spesimen suspect dan kontak erat COVID-19 ke laboratorium
kesehatan daerah atau laboratorium rujukan pemerintah di kab/kota

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah masyarakat Kabupaten Lombok Barat, sebanyak
721.512 jiwa.

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Puskesmas Menu Penanganan Covid19 Tahun Anggaran 2022 dilaksanakan dengan metode :
a. Tatap muka
b. Diskusi
c. Tanya jawab
d. Kunjungan ke Masyarakat
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pelaksanaan kegiatan direncanakan sejak Januari sampai dengan Desember
2022 dengan uraian sebagai berikut :

Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Penyusunan Perencanaan √ V

2 Pelaksanaan V √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Monitoring √ √ √ √ √

4 Evaluasi dan pelaporan √ √

D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pencapaian keluaran kegiatan dilaksanakan tahun 2022 mulai bulan Januaari sampai
Desember 2022

E. Biaya yang diperlukan.


NO. NAMA PUSKESMAS JUMLAH
1 BANYUMULEK 102.850.000
2 DASAN TAPEN 166.491.000
3 EYAT MAYANG 96.000.000
4 GERUNG 134.125.000
5 GUNUNGSARI 143.424.000
6 JEMBATAN KEMBAR 123.900.000
7 KEDIRI 121.875.000
8 KURIPAN 120.350.000
9 LABUAPI 160.500.000
10 LINGSAR 194.400.000
11 MENINTING 203.268.300
12 NARMADA 161.880.000
13 PELANGAN 96.600.000
14 PENIMBUNG 115.650.000
15 PERAMPUAN 145.935.000
16 SEDAU 131.487.000
17 SEKOTONG 159.975.000
18 SESELA 163.835.000
19 SIGERONGAN 137.600.000
20 SURANADI 102.900.000
  JUMLAH 2.783.045.300
Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dibebankan pada Dana Alokasi
Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan BOK kabupaten Tahun Anggaran 2022 sebesar
Rp. 2.783.045.300 (Dua Milyar Tujuh Ratus Delapanpuluh Tiga Juta Empatpuluh Lima
Ribu Tiga Ratus Rupiah) sebagaimana RAB terlampir.

Gerung, 11 Agustus 2022


Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat

Arief Suryawirawan, S.Si. Apt, MPH


Pembina TK I / IV. B
NIP. 19711211 200212 1006

Anda mungkin juga menyukai