Anda di halaman 1dari 3

NAMA : SULASTRI FITRIANI

NPM : 20220000063
DOSEN : DR. Ir. BAMBANG SETIKAJI, SKM, M.Kes
MATA KULIAH : KEBIJAKAN DAN HUKUM KESEHATAN DAERAH

REVIEW
Sistem Kesehatan Daerah dikaitkan dengan Sistem
Kesehatan Nasional

Sistem Kesehatan Nasional Dasar Hukumnya : Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan. Sistem Kesehatan Daerah Dasar Hukumnya : Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang undang Nomor
25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Peran Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai Pembangunan
Kesehatan. Pelaksanaan SKN ditekankan pada : Upaya kesehatan; penelitian
dan pengembangan kesehatan; pembiayaan kesehatan; sumber daya manusia
kesehatan; sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; manajemen, informasi,
dan regulasi kesehatan; dan pemberdayaan masyarakat. Prinsip dasar dari SKN
adalah Pembangunan Kesehatan Diibaratkan bahwa Sistem Kesehatan ini adalah
Lokomotif Pembangunan Kesehatan.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Amanat Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
bahwa Kementerian/Lembaga menyusun Rencana Strategis (Renstra) periode
lima tahun. Dinas Kesehatan menyusun Renstra dengan mengacu pada Visi, Misi,
dan Janji Gubernur yang ditetapkan pada Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-
2021.
Pembangunan kesehatan di Provinsi Jambi yang selama ini dilaksanakan
telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Namun
demikian derajat kesehatan di Provinsi Jambi masih terhitung rendah apabila
dibandingkan dengan provinsi-provinsi tetangga. Permasalahan utama yang
dihadapi adalah rendahnya kualitas kesehatan penduduk yang antara lain
NAMA : SULASTRI FITRIANI
NPM : 20220000063
DOSEN : DR. Ir. BAMBANG SETIKAJI, SKM, M.Kes
MATA KULIAH : KEBIJAKAN DAN HUKUM KESEHATAN DAERAH

ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian bayi, anak balita dan ibu
maternal serta tingginya proporsi balita yang menderita gizi kurang, masih
tingginya angka kematian akibat penyakit menular, kesenjangan kualitas
kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu antar wilayah,
belum meratanya pemenuhan tenaga kesehatan dan terbatasnya sumber
pembiayaan kesehatan serta belum optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan.
Berdasarkan perpres No 2 tahun 2012 bahwa menurut fungsinya SKN
sebagai Pembiayaan Kesehatan dan menurut urusannya bahwa SKN sebagai
Pembangunan Kesehatan dan Produktifitas SDM. Penguatan SKN dan SKD di
Propinsi Jambi diperkuat oleh adanya :
1. RPJMN  RPJMD 2016-2021 (Berbeda orbit, keselarasan tujuan
pembangunan pusat/provinsi – kabupaten/kota),
2. Renstra Kemenkes  Renstra Dinkes Provinsi, Dinkes Kabupaten/Kota
(Berbeda orbit, keselarasan tujuan pembangunan kesehatan pusat/provinsi –
kabupaten/kota),
3. Kependudukan (Laju pertumbuhan penduduk, aging population, perubahan
pola penyakit),
4. Unfinished Agenda (Post MDGs  Sustainable Development Goals ),
5. Disparitas Kesehatan (Kemiskinan, geografi, peran pemerintah daerah, peran
keluarga, peran individu),
6. SDM – Kesehatan (Dinkes, RSUD, Puskesmas, UPT Dinkes (Standar
ketenagaan, jumlah / jenis / kompetensi, distribusi, retensi ),
7. Revitalisasi Puskesmas (Fungsi dasar, manajemen puskesmas  P1/P2/P3,
Monev, microplanning, minilok, stratifikasi, leadership),
8. Anggaran Kesehatan Daerah (Allocative Efficiency  UKM vs UKP),
9. Costing SPM (Wajib) vs Program Kesehatan Pilihan (SPM, Standar Program
Kesehatan Pilihan  Unit Cost,
10. Cukai tembakau (Ear-Marked  Sumber pembiayaan UKM, UKBM),
11. Alokasi Dana Desa,
12. Kapasitas Fiskal Kabupaten/Kota,
13. Public-Private Partnership,
NAMA : SULASTRI FITRIANI
NPM : 20220000063
DOSEN : DR. Ir. BAMBANG SETIKAJI, SKM, M.Kes
MATA KULIAH : KEBIJAKAN DAN HUKUM KESEHATAN DAERAH

14. PNPM, ASEAN Free Trade Aggrement 2015,


15. Pengelolaan Keuangan,
16. SIK/SIM (1.Tumpang tindih SP2TP, Simpus, Laporan khusus program
vertical, 2.Jumlah dan jenis format laporan  Penyederhanaan format, 3.
Relevansi dengan perencanaan, monev kabupaten/kota vs provinsi vs pusat 
Variabel yang tidak relevan dengan kepentingan kabupaten/kota harus
dibiayai sendiri oleh yang membutuhkan, Pemanfaatan  Analisis 
Masukan untuk pengambilan keputusan),
17. Organisasi Puskesmas (Akreditasi  PPK BPJS).

Keterkaitan Sistem Kesehatan Nasional dan Sistem Kesehatan Daerah

Anda mungkin juga menyukai