Anda di halaman 1dari 50

Outline:

1.Gambaran Umum
2.Kondisi Kesehatan di Kab. Semarang
3.Permasalahan yang dihadapi
4.Upaya Kesehatan di Kab. Semarang
5.Stunting
6.Kebijakan PIS-PK
GAMBARAN UMUM
VISI
“Bersatu, Berdaulat, Berkepribadian, Sejahtera dan Mandiri (BERDIKARI),
dengan Semangat Gotong Royong, berdasarkan Pancasila dalam Bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber-Bhinneka tunggal Ika “

MISI
1. Meningkatkan kualitas SDM Unggul yang Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, Berkepribadian serta Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
2. Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Daerah yang berbasis pada Industri, Pertanian,
Pariwisata (INTANPARI), Perdagangan, Jasa serta sektor lain yang Berwawasan Lingkungan
3. Meningkatkan Pemerintahan yang baik, bersih, Demokratis dan Bertanggung Jawab,
didukung oleh Aparatur yang Kompeten dan Profesional
4. Meningkatkan Pemerataan Pembangunan guna menunjang Pengembangan Wilayah,
Penyediaan Pelayanan Dasar dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah
5. Meningkatkan kepastian Hukum, penegakan HAM, mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan
Gender, serta Perlindungan Anak di semua Bidang Pembangunan
6. Meningkatkan Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup dengan tetap menjaga
kelestariannya
7. Meningkatkan Pemberdayaan Pemuda, Olahraga serta melestarikan seni dan Budaya Lokal
VISI
Menjadi Institusi yang Mewujudkan Masyarakat Sehat Mandiri

ARAH KEBIJAKAN:
1. Menurunkan kematian ibu, bayi dan balita serta meningkatkan status gzi ibu,

4 MISI bayi dan anak balita;


2. Penurunkan angka kesakitan dan angka kematian penyakit menular,
mengendalikan faktor resiko penyakit menular dan tidak menular serta
meningkatkan surveilans;
3. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan dasar sesuai standar
Misi I dan pemenuhan sumber daya manusia kesehatan;
Meningkatnya 4. Meningkatkan cakupan sanitasi dasar dan tempat-tempat umum serta
pelayanan kesehatan
pengolahan makanan yang memenuhi syarat;
yang bermutu bagi
masyarakat sehat 5. Meningkatkan pengawasan kualitas penyediaan dan distribusi sediaan farmasi
mandiri makanan minuman, alat kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga
(PKRT)
Misi II ARAH KEBIJAKAN:
Meningkatkan mutu
1. Memfasilitasi SDM kesehatan dalam rangka peningkatan kapasitas dengan
sumber daya manusia
kesehatan dan mengikuti pendidikan dan pelatihan;
pengembangan 2. Penempatan tenaga kesehatan sesuai kompetensi.
profesionalisme
ARAH KEBIJAKAN:
1. Menjadikan pembanguana kesehatan sebagai program prioritas daerah;
Misi III 2. Menjamin kemitraan, dunia usaha, ormas dan LSM dalam mengatasi masalah
Menyelengggarakan kesehatan;
pembangunan
kesehatan melalui peran
3. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
serta masyarakat dan masalah kesehatan melalui pemberdayaan masayarakat.
pemangku kepentingan

ARAH KEBIJAKAN:
1. Mempermudah dan menyederhanakan penerbitan ijin dan registrasi sumber
daya kesehatan;
Misi IV 2. Meningkatkan tata kelola kepegawaian, aset, keuangan, perencanaan dan
Penyelenggaraan evaluasi pembangunan kesehatan sesuai standar dan berbasis teknologi
pelayanan publik yang informasi;
bermutu
3. Meningkatkan tata kelola administrasi perkantoran dan pembiayaan kesehatan
sesuai standar;
4. Meningkatkan kualitas layanan informasi kesehatan
berbasis web.
STRUKTUR ORGANISASI

Kepala Dinas Kesehatan

Sekretariat

Sub Bagian Sub Bagian Umum Sub Bagian


Perencanaan dan Kepegawaian Keuangan

Bidang Kesehatan Bidang Pencegahan dan Bidang Pelayanan


Masyarakat Pengendalian Penyakit Kesehatan

Sub Koordinator Sub Koordinator


Kesehatan Keluarga Pelayanan Kesehatan
Sub Koordinator
dan Gizi Surveilans dan Imunisasi dan Jaminan
Sub Koordinator Promosi Kesehatan
Kesehatan dan
Pemberdayaan Sub Koordinator Sub Koordinator
Masyarakat Pencegahan dan Kefarmasian dan
Pengendalian Penyakit Perbekalan Kesehatan
Sub Koordinator Menular
Penyehatan Lingkungan,
Kesehatan Kerja dan Olah
Sub Koordinator Sub Koordinator Sumber
Raga Daya Manusia dan
Penyakit Tidak Menular
dan Kesehatan Jiwa Informasi Kesehatan

Kelompok Rumah
Jabatan UPTD (26 Puskesmas,
Sakit
Fungsional 1 Labkesda)
Perbup No. 68 Tahun 2021
TUGAS
Melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di
bidang Kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah

FUNGSI
Peraturan Bupati 1. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan;
No. 68 Tahun 2021 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan;
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang
kesehatan;
4. Pelaksanaan administrasi Dinas; dan
5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
Bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.
JUMLAH PENDUDUK PUSKESMAS
1.008.646 JIWA PEMBANTU : 66 UNIT

LUAS WILAYAH PKD/POLINDES


95.020,674 Ha 174 UNIT

JUMLAH KECAMATAN BP/KLINIK


19 66 UNIT

JUMLAH DESA/KEL RUMAH SAKIT : 5 UNIT


235
RSUD : 2 UNIT
RS SWASTA: 3 UNIT
PUSKESMAS
26 UNIT
STATUS
PERAWATAN : 11 PUSK
NON PERAWATAN: 15 PUSK

BLUD STATUS
TAHUN 2017 : 6 PUSK PONED : 7 PUSK
TAHUN 2018 : 20 PUSK NON PONED : 19 PUSK

AKREDITASI
PARIPURNA : 2 PUSK
UTAMA : 5 PUSK
MADYA : 15 PUSK
DASAR : 4 PUSK
PROGRAM UNGGULAN BUPATI
TAHUN 2023

Penyediaan tenaga Kartu Serasi Sehat Gratis Penyediaan ambulans


pendamping kesehatan Penyediaan Pembayaran dan mobil jenazah
masyarakat desa/ kel 78 iuran JKN-KIS (PBI) gratis Dinkes, 26
orang 100.000 Pusk
Sb. Dana: APBD Kab peserta Sb. Sb. Dana: APBD Kab
Dana: APBD
Kab,
Pajak Rokok

Pemantauan Pelayanan kesehatan


Penerapan Protokol ibu dan anak,
Kesehatan Dinkes, 26 pelayanan gizi
Pusk Dinkes, 26 Pusk
Sb. Dana: APBD Kab, Sb. Dana: DAK, Pajak
DAK Rokok
RENCANA STRATEGIS DINAS KESEHATAN TA. 2023
T u j u a n dan Sasaran PD
TUJUAN PD SASARAN PD

Meningkatkan Derajat Kesehatan Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang
Masyarakat berkualitas

Angka Harapan Persentase Puskesmas


dengan strata akreditasi
Hidup Angka KematianIbu Angka Kematian
utama dan paripurna
114 per 100.000 KH Bayi
75,83 Tahun 8,34 per 1000 KH
30,77%

Rasio daya tampung


Persentase RS
RS terhadap jumlah
Rujukan Tingkat
penduduk
Kab/Kota yang
0,85 per 1000 terakreditasi
penduduk 100%

Meningkatkan Efektivitas dan


Efisiensi Manajemen Meningkatnya capaian
Perangkat Daerah kinerja Perangkat Daerah

Nilai LKjIP Persentase capaian


Indikator Kinerja Utama
Skor: 66,60 (IKU) Perangkat Daerah
(B) 95%
Inovasi
Pencegahan dan
Pelayanan Pengendalian Pengawasan
Kesehatan Penyakit Obat, Makanan Pelayanan
Pelayanan Gizi
Ibu, Anak Menular dan dan Minuman Kesehatan
Masyarakat Penyakit Tidak
dan Lansia Menular

• Menambah
• Theurapetic jumlah • Hotline Pemenuhan • Pelayanan
• MPDN (Maternal Feeding Center Puskesmas Komitmen SPP-IRT Ambulans dan
Perinatal Death (Rumah Pemulihan PDP via WA Mobil Jenazah
Notification) Gizi) (Perawatan (HOMPIMPA) Gratis
Aplikasi pelaporan Dukungan • Call center Ambulans
AKI/AKB Pengobatan)
• Jejaring ibu bayi HIV
selamat melalui • Masyarakat Siaga
WA Gateway Bencana
• Monitoring • Desa Siaga Sehat
ibu hamil Jiwa
melalui WA • Desa Siaga Covid-19
grup • Layanan
• Monitoring Informasi
tumbuh Covid-19
kembang balita
melalui WA
grup
• Kohort online
(ibu, bayi, balita,
lansia)
PENERAPAN TUGAS DAN FUNGSI PPPK

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN,


ASN terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

PPPK memiliki tugas melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh


Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; memberikan pelayanan publik yang profesional
dan berkualitas; dan mempererat persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Selain itu, PPPK berperan sebagai perencana, pelaksana, dan


pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
KONDISI KESEHATAN
DI KABUPATEN SEMARANG
ANGKA KEMATIAN IBU
2016-2021
NO TAHUN JUMLAH AKI
KASUS
1 2016 14 103,39 /100.000 KH

2 2017 15 111,83 /100.000 KH

3 2018 7 51,47 /100.000 KH

4 2019 10 70,71 /100.000 KH


5 2020 25 173,94 / 100.000 KH
6 2021 20 151,09 / 100.000 KH
AKI data s/d akhir September 2022 = 9 kasus
Jumlah Kasus Kematian Ibu Menurut Puskesmas
TAHUN 2021

3
TOTAL : 20 KASUS
AKI : 151, 09 /100.000 KH
2 2 2 2 2

1 1 1 1 1 1 1
KEMATIAN BAYI 2016-2021

NO TAHUN JUMLAH AKB


KASUS
1 2016 151 11,15 /1000 KH
2 2017 102 7,60 /1000 KH
3 2018 97 7,13 /1000 KH
4 2019 105 7,42 /1000 KH
5 2020 120 8,34 / 1000 KH
6 2021 119 8,99 / 1000 KH
AKB s/d akhir September 2022 = 80 kasus
KEMATIAN BAYI TAHUN 2021
PER PUSKESMAS
12
11 Total : 119 kasus
AKB : 8,99/1000 KH
10
9

8 8
8
7 7

6 6 6 6
6
5 5 5

4 4 4 4
4
3 3

2 2
2
1 1 1

0
Perbandingan Jumlah Kasus Kematian Balita
(Usia 12-59 bulan)
Kabupaten Semarang Th. 2016-2021

18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kasus 17 16 17 11 10 11
KEMATIAN BALITA PER
PUSKESMAS TAHUN 2021
2.5

1.5

0.5

0
Perbandingan Jumlah Kasus Gizi buruk
Kabupaten Semarang Th. 2016-2021

80 Kasus
70
60
50
40
Kasus
30
20
10
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Kasus 66 61 57 67 76 74
0
2
3
5
7
8

1
4
6
7
Tengaran

7
Kalongan

6
Susukan

6
Lerep

5
Suruh
Bringin 5
5
Bancak
5

Bergas
5

Pringapus
4

Ambarawa
4

Ungaran
3

Pabelan
2

Getasan
2

Kaliwungu
2

Semowo
2

Sumowono
1
Kabupaten Semarang Tahun 2020

Dadapayam
1

Tuntang
1

Gedangan
Total: 76 kasus

Banyubiru
Jumlah Akumulasi Kasus Gizi Buruk Per Puskesmas

Jambu
1

Jimbaran
Persentase Kepala Keluarga Akses Jamban
Kabupaten Semarang Tahun 2018

Sharing/ BABS
nunut 0%
14,27%

Jamban
Jamban sehat
sehat semi
permanen
permanen
8,25% 77,49%

KK akses jamban: 100%


Kecamatan ODF : 19 Kecamatan
Desa/Kel ODF : 235 Desa/Kel
Perbandingan Angka Kesakitan DBD (IR)
Kabupaten Semarang Th. 2016-2021

120

100

80

60

40

20

0
2016 2017 2018 2019 2020 2021
IR 102,76 24,22 17,23 44,99 16,44 16

Satuan per 100.000 penduduk


Perbandingan Jumlah Kasus Baru HIV/AIDS
Kabupaten Semarang Th. 2016-2021

120
100
80
60
40
20
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021
HIV 82 74 77 85 82 103
AIDS 29 21 17 11 25 15
PERMASALAHAN YANG
DIHADAPI
PERMASALAHAN

• Masih adanya kasus kematian bayi, balita dan ibu


Kesh • Adanya beban penyakit ganda→ Pola penyakit yg diderita masy adl penyakit infeksi
Masy menular & pada waktu yg bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular

• Belum maksimalnya penerapan pola hidup bersih dan sehat


Perilaku dimasyarakat

• Masih rendahnya kondisi kesehatan lingkungan


Lingk

• Kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) belum


SDM optimal.

• Ketersediaan sarana prasarana belum sesuai kebutuhan


Sarpras
UPAYA KESEHATAN
KABUPATEN SEMARANG
UPAYA YANG DILAKUKAN
1. Pembangunan/ Rehablitasi gedung
puskesmas, Pustu, PKD → Sb. Dana:
Peningkatan APBN, APBD Kab, DAU, Pajak Rokok
Akses dan 2. Pengadaan sarana, prasarana dan
peralatan kesehatan → Sb. Dana:
Mutu
APBN, APBD Kab. Pajak Rokok
Pelayanan 3. Akreditasi puskesmas
Kesehatan di 4. Penerapan Puskesmas PPK-BLUD
Puskesmas 5. Pemenuhan jumlah dan jenis SDM
yang dibutuhkan melalui mekanisme
sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku
UPAYA YANG DILAKUKAN

Peningkatan 1. Upaya penurunan AKI, AKB,


Pelaksanaan AKABA
Program 2. Upaya pencegahan penyakit
Kesehatan menular
(Upaya Kesh 3. Upaya pencegahan penyakit
Promotif & tidak menular
Preventif) 4. Peningkatan PHBS

--> Sb. Dana: APBN, JKN


1. Optimalisasi jejaring rujukan melalui WA Gateway
2. Koordinasi Linsek melalui M3
3. Pemanfaaatan Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
4. OJT ke RS Ponek
5. Konsultasi Ahli
6. Supervisi Fasilitatif
7. Kajian kasus kematian ibu dan bayi melalui AMP
8. Pembelajaran hasil AMP
9. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
10.Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
UPAYA MENURUNKAN/MENCEGAH PENYAKIT
MENULAR

PENYAKIT UPAYA YANG DILAKUKAN


TB 1. Penyuluhan kepada masyarakat/ pemangku kepentingan
2. Deteksi dini TB
3. Pemantauan Minum Obat TB
HIV/AIDS 1. Mengoptimalkan peran klinik VCT → 15 Klinik VCT se-Kab. Semarang
2. Meningkatkan peran Masyarakat Peduli AIDS (MPA)
3. Penyuluhan kepada masyarakat/ pemangku kepentingan
4. Deteksi dini HIV/AIDS pada kelompok bersiko
1. Penerapan Kawasan Bebas Jentik tingkat Desa/Kel
DBD 2. Pengaktifan kembali PSN
3. Penyelidikan Epidemiologi di sekitar kasus DBD
4. Abatisasi selektif
5. Fogging Focus
UPAYA MENURUNKAN/MENCEGAH
PENYAKIT TIDAK MENULAR

1. Penyuluhan kepada
masyarakat/ pemangku
kepentingan

2. Mengoptimalkan peran
Posbindu (Masyarakat
dan Institusi
PENINGKATAN PHBS

1.Program PIS-PK
2.Pelaksanaan Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat “GERMAS”
3.Penyuluhan kesehatan melalui radio
spot
4.Mengoptimalkan desa siaga
STUNTING
APA ITU STUNTING ?????

 Indikator TB/U menggambarkan status gizi yang sifatnya kronis


 muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti
kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat, sering menderita
penyakit secara berulang karena higiene dan sanitasi yang kurang baik
1 dari 3 anak balita di Indonesia mengalami stunting (pendek)
(RISKESDAS 2013)

37,2%
USIA SEKOLAH (ANAK KELAS EMPAT SEKOLAH DASAR
DENGAN TINGGI BADAN BERBEDA)
Dampak Stunting
Produktivitas Rendah

Gangguan Kesehatan

Kemampuan Bersaing Rendah


Kemampuan motorik rendah

Anak menjadi mudah sakit


Masa Emas dan Kritis
MASA “EMAS” DAN “KRITIS”
Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Pertumbuhan Bayi & Anak

Pertumbuhan otak
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
Membangun Membangun berat
badan optimal
tinggi badan badan potensial
potensial

Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro dan mikro)


Butuh gizi
secara seimbang, diperoleh dari menyusui
mikro & protein Butuh Kalori eksklusif sampai 6 bulan, diteruskan dengan
ASI dan MP-ASI

Konsepsi 20 mg LAHIR 2 TAHUN


40
Pendekatan Kesehatan
(Intervensi Spesifik)
• Ibu hamil
• Bayi baru lahir
• Anak usia 6 bulan – 2 tahun
PENANGGULANGAN • Balita
STUNTING

Pendekatan Non Kesehatan


(Intervensi Sensitif)
PROGRAM PIS-PK

Anda mungkin juga menyukai