Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KINERJA

Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari


2018

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG


HARI
DINAS KESEHATAN
Jalan Pramuka Muara Bulian Telp.
(0743)21067
BATANG HARI TAHUN 2018
Laporan Kinerja 2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum
Keadaan Geografi
2
Kabupaten Batang Hari mempunyai luas wilayah 5.804,83 km . Secara

administratif Kabupaten Batang Hari menjadi 8 kecamatan yang terdiri dari

100 desa dan 13 kelurahan termasuk unit pemukiman transmigrasi.

Ditinjau dari letak geografis, Kabupaten Batang Hari di sebelah Utara

berbatasan dengan Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan

Kabupaten Tanjung Jabung Barat, sebelah Selatan berbatasan dengan

Propinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Muaro

Jambi dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tebo serta

disebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi.

Bila ditinjau dari letak astronominya Kabupaten Batang Hari terletak


0 0
pada garis lintang 1 15 sampai dengan 2 2 Lintang Selatan dan pada garis
0 0
bujur 102 30 sampai dengan 104 30 Bujur Timur.

Daerah ini beriklim tropis, dengan tingkat elevasi sebagian besar terdiri

dari dataran rendah dengan ketinggian 11-100 meter diatas permukaan laut

(sebesar 92,67 persen). Sedangkan 7,33 persen lainnya berada pada

ketinggian 101-500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten ini juga dilalui

dua sungai besar yaitu Sungai Batang Hari dan Sungai Tembesi.

1
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan yang ada di Kabupaten Batang Hari sampai
dengan Tahun 2018, sebagai berikut :
 Rumah Sakit Umum Daerah : 1 buah
 Puskesmas rawat inap : 8 buah
 Puskesmas non rawat inap : 9 buah
 Puskesmas Pembantu (Pustu) : 60 buah
 Pusling (Roda 4) : 21 buah
 Rumah Bidan Desa : 35 buah
 Apotek : 13 buah
 Depot obat berizin : 11 buah
 Poskesdes : 62 buah
 Posyandu : 298 buah

Sumber Daya Manusia Kesehatan


Tabel 2.1
Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten Batang Hari
Tahun 2018

Jumlah (orang) PNS/PTT dan


NO Tenaga Kesehatan
RS Daerah/Swasta

1. Dokter Spesialis 30
2. Dokter Umum 69
3. Dokter Gigi 21
4. Bidan 236
5. Perawat 345
6. Tenaga Kefarmasian 28
7. Kesehatan Masyarakat 59
8. Kesehatan Lingkungan 21
9. Nutrisionis 11
10. Ahli Laboratorium Medik 20
11. Tenaga Teknik Biomedika Lainnya 3
12. Keterapian Fisik 2
13. Keteknisian Medis 40
Sumber : Bagian HKU Dinkes, RSUD Hamba & RS. MMB, 2018

2
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

B. Gambaran Dinas Kesehatan


Kedudukan dan Dasar Hukum

Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari merupakan salah satu unit kerja di
Kabupaten Batang Hari yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Batang Hari Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Dinas Kesehatan
Kabupaten Batang Hari.

Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Batang Hari Nomor 11 Tahun 2016


tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Batang Hari Tahun 2016 Nomor 11) dan Peraturan Bupati Batang Hari
Nomor 34 Tahun 2016 tanggal 25 Oktober 2016 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan pada Dinas
Kesehatan Kabupaten Batang Hari, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas. Kepala Dinas Kesehatan mempunyai tugas
memimpin, menetapkan arah kebijakan, mengarahkan, pengoordinasian,
mengawasi pelaksanaan tugas agar berjalan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Kepala Dinas Kesehatan membawahi :
1. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif
serta koordinasi pelaksanaan tugas di lingkungan Dinas Kesehatan.
Sekretaris Dinas Kesehatan membawahi :
- Subbagian Hukum, Kepegawaian dan Umum.
- Subbagian Keuangan.
- Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

2. Bidang Sumber Daya Kesehatan dipimpin Kepala Bidang.


Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kefarmasian, alat
kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT) serta sumber
daya manusia.
3
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Kepala Bidang Penyusunan Program dan Tenaga Kesehatan


membawahi :
- Seksi Kefarmasian
- Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Rumah
Tangga
- Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan

3. Bidang Kesehatan Masyarakat dipimpin oleh Kepala Bidang.


Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja, dan olah raga.

Kepala Bidang Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat


membawahi :
- Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat
- Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat
- Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah
Raga

4. Bidang Pelayanan Kesehatan dipimpin oleh Kepala Bidang.


Kepala Bidang Pelayanan kesehatan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang
pelayanankesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk
peningkatan mutunya, serta pelayanan kesehatan tradisional.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan membawahi :
- Seksi Pelayanan Kesehatan Primer
- Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan
- Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional

5. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dipimpin oleh Kepada


Bidang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mempunyai tugas
melaksanaan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang

4
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018
surveilans dan imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


membawahi :
- Seksi Survailens dan Imunisasi
- Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular
- Seksi Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan
Jiwa

Isu Strategis

Permasalahan bidang kesehatan yang memerlukan perhatian serius dan


penanganan segera serta menjadi landasan pembangunan bidang kesehatan ke
masa depan adalah; 1) Peningkatan anggaran kesehatan, sistem pembiayaan dan
jaminan kesehatan, 2) Peningkatan pemerataan, produktivitas dan mutu tenaga
kesehatan, 3) Peningkatan kerjasama lintas sektor, dan 4) Standarisasi pelayanan
kesehatan, serta 5) Peningkatan peran swasta dalam sektor kesehatan.

Berbagai upaya untuk mengatasi isu strategis diatas haruslah dilandasi prinsip etika
dan orientasi yang jelas. Perlu keseimbangan antara kepentingan perorangan dan
kepentingan publik. Perundang-undangan di bidang kesehatan harus berlandaskan
upaya menghindari masyarakat dari ancaman bahaya, menolong masyarakat,

5
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

menghormati hak masyarakat, menjunjung tinggi pemerataan dan keadilan serta


menegakkan azas manfaat, akuntabitas dan keterbukaan.

Orientasi sasaran khusus pelayanan kesehatan haruslah tertuju pada kelompok


masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang rentan
(perempuan pekerja, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi baru lahir,
anak balita, kelompok usia lanjut, dan penyandang cacat). Kelompok masyarakat
ini perlu perhatian khusus karena mereka rentan, beresiko tinggi, dan kemampuan
terbatas untuk mengatasi masalah kesehatan secara mandiri.
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit menular (seperti malaria,
DBD, tuberkulosis, HIV/AIDS) dan penyakit tidak menular (seperti hipertensi,
Diabetes Melitus, dan Kanker) terus ditingkatkan melalui kegiatan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).

Perubahan dan perkembangan lingkungan internal, regional dan global juga perlu
diantisipasi dengan tepat sehingga dapat menjad faktor pendorong atau tidak
menjadi faktor penghambat upaya kesehatan. Faktor tersebut antara lain :
perubahan dan tuntutan politik, tuntutan ekonomi pasar seperti industri obat dan
perumahsakitan, implementasi ekonomi dan menguatnya kekuasaan pemerintah
daerah, serta menguatnya tuntutan masyarakat.

Di samping itu, harus disadari bahwa pembangunan kesehatan merupakan


investasi sumber daya manusia. Perbaikan status kesehatan akan berkontribusi
pada pembangunan melalui; menurunnya tingkat fertilitas, meningkatnya prestasi
belajar, meningkatnya produktivitas kerja, dan meningkatnya stabilitas ekonomi
makro. Perlu penguatan pandangan bahwa pembangunan bidang kesehatan harus
ditempatkan pada pusat pengambilan keputusan dan bukan dianggap sebagai hasil
sampingan pembangunan ekonomi.

6
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Permasalahan Utama

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kabupaten


Batang Hari perlu dilakukan analisis situasi untuk menetapkan permasalahan
utama sehingga dapat disusun langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi
masalah tersebut.

Ukuran yang biasa digunakan untuk mengetahui derajat kesehatan diantaranya


adalah angka kematian, kesakitan, kelahiran, status gizi, dan lain-lain. Salah satu
angka yang digunakan adalah angka kematian bayi, di Kabupaten Batang Hari
masih berada dibawah angka nasional namun jika dilihat dari enam tahun terakhir
menunjukkan kecenderungan fruktuatif. Seperti terlihat pada tahun 2012 : 6,28
per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2013 : 4,03 per 1.000 kelahiran hidup
serta tahun 2014 : 4,29 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2015 : 4,37 per 1.000
kelahiran hidup, tahun 2016 : 5,44 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2017 : 3,43
per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2018 : 4,88 per 1.000 kelahiran hidup.

Banyak faktor yang menyebabkan kejadian kematian dan kesakitan, diantaranya


masih buruknya sanitasi/kesehatan lingkungan, pengetahuan masyarakat yang
masih rendah tentang kesehatan, adanya beberapa kebiasaan/kebudayaan
masyarakat yang bertentangan dengan kaidah kesehatan, masyarakat ada yang
belum berprilaku hidup bersih dan sehat, rendahnya perekonomian masyarakat.

Dalam upaya penanggulangan masalah tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten


Batang Hari merencanakan program-program yang mengutamakan kegiatan pada
upaya promotif dan preventif, yang dilaksanakan secara serasi dengan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Prioritas tinggi akan diberikan pada penyelenggaraan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, penanggulangan penyakit menular,
dan gizi buruk (termasuk kegiatan surveilans dan kewaspadaan dini), promosi
kesehatan, penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana, dan

7
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

pembangunan kesehatan di daerah terpencil, daerah tertinggal, dan daerah


perbatasan. Pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata sesuai kebutuhan
pelayanan kesehatan.

Maksud dan Tujuan Laporan Kinerja

Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari disusun untuk


memberikan gambaran sejauh mana keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari. Pengukuran
kinerja ini sangat penting guna melihat pencapaian kinerja atau hasil-hasil yang
telah diperoleh.

Laporan Kinerja memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai sarana untuk
menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders, dan
merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sebagai upaya untuk
memperbaiki kinerja di masa datang.

Landasan Hukum Penyusunan Laporan Kinerja

Landasan Hukum yang digunakan dalam penyusunan Laporan Kinerja ini adalah
sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah
diamanatkan tentang adanya pelimpahan wewenang dari Pemerintah
Pusat ke Pemerintah Daerah. Dalam melaksanakan maksud dari
pemerintahan yang mempunyai akuntabilitas pekerjaan yang dapat diukur
secara nyata.
2. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomot 54 Tahun 2011 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata

8
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana


Pembangunan Daerah.
4. Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Reviu Atas
Laporan Kinerja.
5. Edaran Menteri PAN dan RB Nomor 3 Tahun 2018 tentang Revisi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Tata Cara Penyampaian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
6. Peraturan Bupati Nomor 43 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksana
Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu
atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Batang Hari.

9
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RENCANA STRATEJIK
Perencanaan Stratejik merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun secara sistematis
dan berkesinambungan dengan memperhatikan potensi, peluang, dan kendala yang
ada atau mungkin timbul. Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari telah menyusun
Rencana Stratejik dengan rumusan sebagai berikut :

A. Visi dan Misi

Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari adalah “Terwujudnya Batang Hari
Sehat Melalui Pendekatan Keluarga. ”

Masyarakat yang sehat mandiri dan berkeadilan adalah suatu kondisi yang
merupakan gambaran masyarakat Kabupaten Batang Hari di masa depan, yakni
masyarakat yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya di seluruh wilayah Kabupaten Batang Hari.

Diharapkan visi ini dapat menjadi pandangan, kemana dan bagaimana Dinas
Kesehatan sebagai instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya dengan kondisi
yang tetap konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif dan produktif.

Untuk mencapai visi tersebut telah ditetapkan misi-misi yang harus diemban atau
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari yaitu :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat yang
paripurna, merata, bermutu dan terjangkau.

2. Mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan dan


menggerakkan masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat.

10
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

3. Meningkatkan tata kelola manajemen pembangunan


kesehatan.

B. Tujuan

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5
tahun. Tujuan yang ditetapkan telah mengacu pada visi dan misi organisasi dan
bersinergis dengan RPJMD Kabupaten Batang Hari Tahun 2016-2021.
Tujuan tersebut adalah :
1. Mewujudkan status kesehatan masyarakat.
2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrasturktur
kesehatan.

TABEL 2.1
TUJUAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BATANG HARI
TAHUN 2018

Data Capaian
TUJUAN INDIKATOR Satuan Pada Tahun Awal
Perencanaan
1 2 3 4

Angka Harapan Hidup Tahun 69,71

Meningkatnya Derajat
Kesehatan Masyarakat Jumlah Kematian Ibu Maternal ibu 3

Angka Kematian Bayi bayi 3,43

Persentase Pemenuhan Alkes dan persen 72


Perbekalan Kesehatan Rumah Sakit
Meningkatnya Kualitas dan sesuai standar
Kuantitas Infranstruktur
Kesehatan
Persentase FKTP sesuai Standar persen 40,87

C. Sasaran

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam
rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari
tujuan dan dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu. Sasaran-sasaran yang telah
11
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018
ditetapkan Dinas kesehatan Kabupaten Batang Hari adalah :

1. Terwujudnya gerakan masyarakat hidup sehat.


2. Menurunnya prevalensi penyakit.
3. Mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna.
4. Meningkatnya Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Rumah Sakit sesuai
dengan standar.

TABEL 2.2 SASARAN KINERJA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BATANG HARI
TAHUN 2018

Sasaran Indikator Sasaran Satuan Data Capaian Target Kondisi Kinerja


Pada Awal Tahun Pada Akhir
Perencanaan Periode Renstra
1 2 3 4 5 6
Terwujudnya Indeks Keluarga
Gerakan Sehat
Masyarakat - 0 0,5 0.8
Hidup Sehat

Menurunnya Case Detection


Rate Persen 53,2% 72% 82.5%
prevalensi
penyakit Persentase
Persen 100% 100% 100%
Penderita
Diabetes Melitus
yang
mendapatkan
pelayanan
kesehatan sesuai
standar
Mewujudkan Persentase
Puskesmas yang Persen 0% 0% 55,56%
pelayanan
kesehatan Terakreditasi
paripurna Utama
Jumlah RSUD
dengan akreditasi
Paripurna Unit 1
1 1
Meningkatnya Persentase
puskesmas, puskesmas
Persen
puskesmas dengan instalansi 47% 70,58% 100%
pembantu dan Gawat Darurat
rumah sakit yang
sesuai standar
Persentase
Pemenuhan Persen 40.78% 63,3% 86.70%
Fasilitas
Puskesmas sesuai
Standar
Persentase
Pemenuhan Persen 23% 45% 54,25%
fasilitas Puskesmas
Pembantu sesuai
Standar
Persentase
Puskesmas Rawat Persen 47,05% 47.05% 55.56%
Inap
Persentase
Pemenuhan Persen 60% 80% 95%
Fasilitas RSUD
sesuai Standar

12
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

D. Program
Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan
hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah maupun dalam
rangka kerja sama dengan masyarakat guna mencapai sasaran tertentu.

Program yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari adalah


:
1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3. Program Pegawasan Obat dan Makanan
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
5. Program Pengembangan lingkungan Sehat
6. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
7. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
8. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
9. Program Pengadaan Peningkatan dan Perbaikan Sarana
Prasarana Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
10. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
11. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana
Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-paru/
Rumah Sakit Mata.

13
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian
kinerja antara atasan dan bawahan, dalam hal ini penetapan kinerja antara Bupati
Batang Hari dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari untuk
mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan sumber daya yang dimiliki oleh
pemerintah dan Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari. Perjanjian kinerja ini
ditetapkan pada awal tahun 2018 sehingga masih mengacu pada Renstra Dinas
Kesehatan tahun 2016-2021.
Perjanjian kinerja, diantaranya memuat kegiatan yang akan dilaksanakan pada
tahun 2018 untuk mencapai target dari indikator kinerja, yang merupakan ukuran
keberhasilan dari sasaran strategis yang telah ditetapkan. Berikut diuraikan sasaran
strategis, program dan kegiatan yang mendukung untuk tahun 2018.

TABEL 2.2 PERJANJIAN KINERJA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2018

Sasaran Indikator Sasaran Target


1 2 3
Terwujudnya Gerakan Masyarakat Indeks Keluarga Sehat
Hidup Sehat 0,5

Menurunnya prevalensi penyakit Case Detection Rate 72%


Persentase Penderita Diabetes Melitus yang mendapatkan 100%
pelayanan kesehatan sesuai standar
Mewujudkan pelayanan kesehatan Persentase Puskesmas yang Terakreditasi Utama 0%
Paripurna
Jumlah RSUD dengan akreditasi Paripurna 1 unit

Meningkatnya puskesmas, Persentase puskesmas dengan instalansi Gawat Darurat


puskesmas pembantu dan rumah 70,58%
sakit yang sesuai standar
Persentase Pemenuhan Fasilitas Puskesmas sesuai Standar
63,3%

Persentase Pemenuhan Fasilitas RSUD sesuai Standar


80%

Persentase Pemenuhan fasilitas Puskesmas Pembantu sesuai


Standar 42.5%

Persentase Puskesmas Rawat Inap 47,05%

14
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas merupakan hal yang penting untuk menjamin nilai-nilai seperti


efisiensi dan efektivitas. Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai
dari segi besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang
dijalankan. Sedangkan efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau
memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan dari
beberapa pilihan lainnya. Dalam sistem pemerintahan dikenal akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah (Laporan Kinerja). Akuntabilitas kinerja digunakan sebagai
dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan dengan kegiatan
sesuai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi
dan misi instansi pemerintah.

Untuk melakukan pengukuran kinerja, telah digunakan indikator kinerja sebagai


berikut :
1. Indikator Kinerja pada tingkat sasaran yang merupakan tolok ukur
keberhasilan suatu sasaran tersebut agar dapat dicapai.
2. Indikator Kinerja pada tingkat kegiatan yang terdiri atas :
a. Indikator Input (masukan) yaitu segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan kegiatan agar dapat menghasilkan output
(keluaran).
b. Indikator Output (keluaran) yaitu sesuatu yang diharapkan
langsung dicapai dari suatu kegiatan baik fisik ataupun non fisik.

Penyusunan dan pengembangan sistem pengumpulan data kinerja di lingkungan


Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari diarahkan untuk mendapatkan data
kinerja yang akurat, lengkap, dan konsisten. Sistem pengumpulan data dimulai dari
pelaporan bidan di desa ke Puskesmas, kemudian data direkap dan diolah di
puskesmas dan dikirim/dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari
dengan menggunakan Format SP2TP (Sistem Pelaporan dan Pencatatan Terpadu
Puskesmas) sebelum tanggal 5 setiap bulannya.
15
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018
Laporan tersebut diolah menjadi data yang digunakan untuk menilai/mengevaluasi
capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari dalam proses
pengambilan keputusan bagi perbaikan kinerja, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip
keseimbangan biaya dan manfaat serta efisiensi, keekonomisan, dan efektivitas.
Secara rutin setiap enam bulan sekali dilaksanakan pertemuan evaluasi capaian
indikator kinerja untuk mendiskusikan pencapaian kinerja, mencari solusi
permasalahan yang dihadapi. Pertemuan dihadiri pemegang program dinas
kesehatan dan kepala puskesmas se-Kabupaten Batang Hari.
Hasil pengukuran kinerja beserta nilai kuantitasnya dapat dilihat pada
Formulir Rencana Kinerja Tahunan dan Formulir Pengukuran Kinerja pada lampiran
Laporan ini.

A. Capaian Kinerja Dinas Kesehatan

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan program kerja pada Dinas Kesehatan


Kabupaten dilakukan pengukuran kinerja terhadap indikator tujuan dan indikator
sasaran. Tujuan jangka menengah Dinas Kesehatan ada dua yaitu :
1. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat, dengan indikator :
a. Angka Harapan Hidup, realisasi : 70,12.
b. Jumlah Kematian Ibu Maternal, realisasi : 3 orang.
Kematian ibu pada tahun 2018 sejumlah 3 orang, dibandingkan
tahun sebelumnya terjadi penurunan dari 8 orang menjadi 3 orang
sehingga realisasi capaian indikator ini menjadi 162,5%. Kematian ibu ini
terdiri dari 1 orang ibu hamil (dengan penyebab kematian : Pre eklamsia
Berat), 2 orang ibu bersalin (dengan penyebab kematian inversion uteri
dan perdarahan). Penolong persalinan, tempat persalinan, dan
pengambilan keputusan keluarga juga menjadi beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap kematian ibu. Sebagian besar masih disebabkan
karena perdarahan saat persalinan (2 orang) yaitu dari wilayah
Puskesmas Muara Bulian dan Mersam, dan 1 (satu) orang dengan
hipertensi dalam kehamilan dari Puskesmas Muara Tembesi.

18
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Untuk menggali permasalahan yang berperan atas kejadian morbiditas


maupun maupun mortalitas yang berakar pada pasien/keluarga, petugas
kesehatan, manajemen pelayanan, serta kebijakan pelayanan telah
dilakukan AMP pada semua kasus kematian ibu yang terjadi di Kabupaten
Batang Hari.

Permasalahan yang terjadi di pasien/keluarga yaitu pada saat


pengambilan keputusan tempat melahirkan, sebagian besar keputusan
ditentukan oleh keluarga yang cenderung masih memilih persalinan
dilakukan dirumah, hal ini terlihat dari persentase persentase persalinan
yang dilakukan di non fasilitas kesehatan sebesar 13,45% atau ada 719
ibu bersalin di rumah.

Untuk menurunkan jumlah kematian ibu sebenarnya Dinas Kesehatan


telah melakukan berbagai upaya antara lain menempatkan bidan di desa,
pelayanan kesehatan ibu hamil (antennal care) deteksi dini faktor risiko
melalui kunjungan dokter spesialis kandungan dan spesialis anak ke
puskesmas, peningkatan kompetensi bidan dengan pelatihan-pelatihan
teknis, melakukan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak (PWS-KIA), Kelas Ibu Hamil, Orientasi Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi, dan kerjasama lintas sektor
seperti Gerakan Sayang Ibu (GSI). Di samping itu juga telah dilakukan
kemitraan bidan dan dukun yang diikat dengan perjanjian kerja sama
yang disaksikan oleh kepala desa, kepala puskesmas dan tokoh
masyarakat. Dari total 285 dukun yang telah bermitra dengan bidan
sebanyak 254 orang (89,12%).

c. Angka Kematian bayi/1.000 kelahiran hidup, realisasi : 4,88 per


1.000 kelahiran hidup.
Jumlah bayi yang meninggal pada tahun 2018 adalah 25 orang dari 5.117
kelahiran hidup atau 4,88 per 1.000 kelahiran hidup, terjadi peningkatan

19
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

dibandingkan tahun 2017 (18 orang dari 5.240 kelahiran hidup atau 3,43
per 1.000 kelahiran hidup) , terdiri dari :

 Kematian Neonatus umur kurang dari 7 hari


Jumlah kematian neonatus umur kurang dari 7 hari sejumlah 21 kasus
kematian yang tersebar di Puskesmas Muara Bulian (2), Puskesmas
Tenam (2), Puskesmas Penerokan (1), Puskesmas Batin (1),
Puskesmas Tidar Kuranji (3), Puskesmas Pasar Muara Tembesi (1),
Puskesmas Muara Tembesi (3), Puskesmas Sungai Rengas (1),
Puskesmas Durian Luncuk (1), Puskesmas Jangga Baru (1),
Puskesmas Jembatan Mas (1), dan Puskesmas Sungai Puar (4).
Adapun penyebab kematiannya adalah Asfiksia, BBLR, premature,
kelainan/cacat kongenital (jantung, paru, dan pencernaan), sepsis
neonatorum.
 Kematian Neonatus Umur 7 sampai 28 Hari
Kematian neonatus umur 7 sampai 28 hari pada tahun 2018 adalah 2
(dua) yaitu 1 (satu) di wilayah Puskesmas Muara Bulian yang
disebabkan oleh Hischiprung, dan 1 (satu) di wilayah Puskesmas
Penerokan yang disebabkan kelainan jantung dan Down Syndrome.
 Kematian Bayi Umur 29 Hari Sampai Kurang dari 11 Bulan
Jumlah kematian bayi pada umur tersebut adalah 2(dua) orang yaitu 1
(satu) orang di wilayah Puskesmas Muara Tembesi karena Death on
Arrival, dan 1 (satu) di wilayah Puskesmas Pasar Muara Tembesi
karena kelainan jantung.

Data tersebut menunjukkan tiga perempat kematian bayi terjadi pada


minggu pertama kelahiran bayi. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas
pelayanan persalinan dan penanganan bayi baru lahir yang kurang optimal
pada saat segera setelah lahir dan beberapa hari pertama setalah lahir.
Dalam hal ini adalah kualitas pelaksanaan kunjungan neonatus pada bayi
baru lahir. Sejalan dengan hal tersebut ternyata belum semua neonatus

20
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

dengan komplikasi mendapatkan penanganan oleh tenaga kesehatan


(95,49% seharusnya 100%).

Berdasarkan penyebab kematian bayi, kematian tertinggi disebabkan


asfiksia (9 bayi atau 36%), Berat Badan Lahir Rendah (5 bayi atau 20%),
Sepsis dan kelainan jantung masing-masing 3 orang (12 %), premature (1
orang), kelainan bawaan (1 orang), death on arrival (1 orang). Lebih jelas
dapat dilihat pada grafik 3.1.

Grafik 3.1
Penyebab Kematian Bayi di Kabupaten Batang Hari Tahun 2018

Kematian bayi ini juga berhubungan erat dengan kejadian komplikasi


kebidanan pada ibu hamil yang sifatnya tidak dapat diprediksi kapan akan
terjadi dan siapa yang akan mengalami, yang sebagian besar dapat
diselamatkan jika pada saat komplikasi muncul, ibu dapat mengakses
pelayanan kebidanan berkualitas setiap saat (24 jam 7 hari). Tetapi sampai
saat ini hanya 8 Puskesmas yang bisa diakses 24 jam.
Jika dilihat dari kemampuan dan ketrampilan SDM ternyata semua bidan di
desa belum mendapatkan pelatihan yang berhubungan dengan
penanganan kegawatdaruratan pada ibu hamil dan bayi baru lahir, serta
21
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

pelatihan Asuhan Persalinan Normal (APN). Selain itu juga kurangnya


pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir
sehingga menyebabkan keterlambatan penanganan oleh petugas
kesehatan.

Grafik 3.2 menunjukkan kecendrungan Angka Kematian Bayi di Kabupaten


Batang Hari mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2018, angka tertinggi
terjadi pada tahun 2012 (6,28 per 1.000 kelahiran hidup) dan pada tahun
2018 sebesar 4,88 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh lebih
rendah adari AKB Nasional yaitu 24 per 1.000 kelahiran hidup.

Grafik 3.2
Angka Kematian Bayi
Di Kabupaten Batang Hari Tahun 2009-2018

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi


tersebut antara lain pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, pelayanan kunjungan
neonatus, pemberian imunisasi dasar lengkap, melaksanakan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), peningkatan pemberian ASI Eksklusif, Kunjungan
dokter spesialis kandungan dan spesialis anak ke Puskesmas, Pemberian
Makanan Tambahan bagi 50 ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK),
Pelatihan Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir bagi 12 bidan.

22
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian bayi


tersebut antara lain pelaksanaan Kelas Ibu Hamil, pelayanan kunjungan
neonatus, pemberian imunisasi dasar lengkap, melaksanakan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD), peningkatan pemberian ASI Eksklusif, Kunjungan
dokter spesialis kandungan dan spesialis anak ke Puskesmas.

2. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur kesehatan, dengan


indikator :
a. Jumlah RSUD sesuai dengan standar, realisasi 1 unit
b. Persentase FKTP sesuai dengan standar, realisasi 35,29%.
Puskesmas yang memenuhi standar adalah puskesmas yang telah
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 75
tahun 2014 tentang Puskesmas. Puskesmas di Kabupaten Batang Hari
yang telah memenuhi standar sebanyak 6 puskesmas (35,29%) yaitu
Puskesmas Muara Bulian, Jembatan Mas, Durian Luncuk, Mersam,
Pasar Terusan dan Sungai Rengas. Pada tahun 2018, Puskesmas
Sungai Rengas mendapat dana rehabilitasi sebesar Rp. 1.805.393.158,-.
Pembangunan baru/rehab puskesmas sangat tergantung pada dana
Dana Alokasi Khusus (DAK).

Berdasarkan formulir Pengukuran Kinerja tersebut, analisis yang dapat dilakukan


atas akuntabilitas kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari selama tahun
Anggaran 2018 adalah sebagai berikut :

23
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Sasaran
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun 2018
Indikator Sasaran Satuan Kondisi Target Realisasi Capaian Ket
Awal
1 2 3 4 5 6 7
Indeks Keluarga Sehat - 0,075 0,5 0,1 20%

Case Detection Rate (CDR) Persen 53.2% 72% 43,44% 60,33%


Persentase Penderita Diabetes Melitus Persen 35.3% 100% 18,58% 18,58%
yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Persentase Puskesmas yang Persen 0% 0% 0% 0% Survei pd
Terakreditasi Utama thn 2019
Jumlah RSUD dengan akreditasi Unit 1 unit 1 unit 1 unit 100%
Paripurna
Persentase puskesmas dengan
Persen 47% 70,58% 64,71% 91,68%
instalansi Gawat Darurat
Persentase Pemenuhan Fasilitas
Persen 30% 63,3% 56,24% 88,84%
Puskesmas sesuai Standar
Persentase Pemenuhan Fasilitas RSUD
Persen 60% 80% 78,65% 98,31%
sesuai Standar
Persentase Pemenuhan fasilitas
Persen 35% 45% 35% 77,78%
Puskesmas Pembantu sesuai Standar
Persentase Puskesmas Rawat Inap Persen
47.05% 47,05% 47,05% 100,0%

Capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari tahun 2018 sudah
cukup baik, dari 10 indikator yang ada 4 indikator (40%) yang telah diatas 90%
target yang ditetapkan. Beberapa indikator belum mencapai target yang
ditetapkan, seperti (1) Indeks Keluarga Sehat, (2) Case Detection Rate, (3)
Persentase Penderita Diabetes Melitus yang mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar (4) Persentase Pemenuhan Fasilitas Puskesmas sesuai Standar
(5) Persentase Puskesmas yang Terakreditasi Utama, (6) Persentase Pemenuhan
Fasilitas Puskesmas Pembantu sesuai Standar.

INDEKS KELUARGA SEHAT

Pembangunan Kesehatn adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen


bangsa untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud masyarakat yang memiliki derajat kesehatan
optimal.
24
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Dalam rencana strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 yang menegaskan


Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dalam
mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

Pemerintah Kabupaten Batang Hari melalui Dinas Kesehatan Kabupaten


Batang Hari juga berperan aktif dalam mendukung Program Indonesia Sehat.
Pada tahun 2018 sudah mulai dilaksanakan pendataan keluarga pada
Puskesmas yang sudah dilatih. Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara
puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya
dengan mendatangi keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan didalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan
mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya.
Dengan melakukan kunjungan rumah dari satu keluarga ke keluarga rumah dari
satu keluarga ke keluarga lain secara rutin dan terjadwal.
Hasil pendataan keluarga diperoleh nilai Indeks Keluarga Sehat (IKS), yang
merupakan status kondisi kesehatan keluarga. Ada 12 indikator yang digunakan
untuk menilai IKS, yaitu :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita tuberculosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional.
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

25
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Pada tahun 2018 dari hasil survey diketahui IKS Kabupaten Batang Hari sebesar
0.1 yang artinya 10% keluarga yang dikunjungi dan dientri datanya ke aplikasi KS
merupakan keluarga sehat (dikatakan sehat jika nilai IKS > 0,8), atau sebanyak
34.052 keluarga yang didata hanya 3.310 keluarga yang sehat.
Indeks ini masih belum mencapai target yang ditetapkan (0.5). Namun jika
dibandingkan dengan realisasi tahun 2017, angka IKS mengalami sedikit kenaikan
dari 0,075 menjadi 0,1.

Case Detection Rate (CDR)


CDR merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam penanganan TB.
Pada Tahun 2018 diperkirakan 72%, namun baru realisasi sekitar 43,44%
sehingga capaian kinerja untuk indikator ini sebesar 60,33%. Rendahnya capaian
ini disebabkan beberapa faktor diantaranya (1) Masih lemahnya sistem
pencatatan dan pelaporan (2) Belum terpenuhinya Sumber Daya Manusia (SDM)
yaitu tenaga analis laboratorium untuk semua puskesmas (3) Masih kurangnya
kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan.

Persentase Penderita Diabetes Melitus yang mendapatkan pelayanan


kesehatan sesuai standar
Dalam penetapan target kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari
mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Persentase penderita Diabetes
Melitus yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar sebesar 100%.
Sampai dengan Desember 2018 baru 13,44% penderita Diabetes Melitus yang
mendapatkan pelayanan kesehatan sehingga capaian kinerja indikator ini hanya
13,44%. Namun persentase ini mengalami sedikit peningkatan bila dibandingkan
tahun 2017 yang hanya 8,73%. Rendahnya cakupan ini disebabkan kurangnya
penemuan kasus penderita Diabetes Melitus. Di Kabupaten Batang Hari
diperkirakan terdapat 18.627 orang (berdasarkan angka prevalensi Nasional
sebesar 6,9%) menderita Diabetes Melitus namun baru ditemukan sebanyak 2.504
orang (13,44%) dan semua yang telah ditemukan telah mendapatkan pelayanan
kesehatan sesuai standar.

26
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Upaya penemuan kasus dilakukan melalui skreening, di 131 posbindu, yang


sangat membutuhkan alat pemeriksa gula darah.
Pada tahun 2018, keterbatasan sarana juga sangat dirasakan, karena dari 17
puskesmas yang memiliki posbindu kit hanya 13 puskesmas (76,47%) dan hanya
25,95% posbindu yang memiliki posbindu kit (34 paket).

Persentase Puskesmas yang Terakreditasi Utama

Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan penerapan


manajemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan di puskesmas, maka
perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar yang
ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi. Puskesmas wajib diakreditasi
secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali (Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,
Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi).

Pada tahun 2016, Kabupaten Batang Hari pertama kali melakukan


Survei Akreditasi untuk 7 puskesmas (41,17%) dan dinyatakan sudah
terakrediatasi dengan akreditasi madya sebanyak 4 puskesmas (Puskesmas
Muara Bulian, Penerokan, Durian Luncuk, dan Mersam), dan akreditasi dasar
sebanyak 3 puskesmas (Puskesmas Muara Tembesi, Jembatan Mas dan Sei
Rengas).

Pada Tahun 2017, dilakukan pendampingan kepada 6 Puskesmas


(Puskesmas Tenam, Pasar Terusan, Maro Sebo Ilir, Sei Puar, Aro dan Batin).
Survei akreditasi telah dilakukan oleh Komisi Akreditasi FKTP Pusat pada akhir
tahun 2017. Hasil penilaian akreditasi yaitu puskesmas dengan akreditasi
madya sebanyak 4 puskesmas (Puskesmas Sei Puar, Marosebo Ilir, Batin,
Pasar Terusan) dan akreditasi dasar sebanyak 2 puskesmas (Puskesmas Aro,
Puskesmas Tenam).

27
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Pada tahun 2018, telah dilakukan pendampingan akreditasi 4 Puskesmas


(Puskesmas Jangga Baru, Tidar Kuranji, Pasar Muara Tembesi dan Selat).
Setelah melewati 6 tahapan pendampingan akreditasi, puskesmas tersebut
dilakukan penilaian akreditasi oleh Komisi Akreditasi FKTP pada bulan Nopember
dan Desember 2018. Seluruh puskesmas dinyatakan telah lulus akreditsi oleh
Komisi Akreditasi FKTP dengan kriteria 3 puskesmas terakreditasi Madya
(Puskesmas Tidar Kuranji, Pasar Muara Tembesi dan Selat) dan 1 puskesmas
terakreditasi Dasar (Puskesmas Jangga Baru).
Untuk meningkatkan kualitas Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas,
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari menargetkan tahun Tahun 2019,
ada 4 puskesmas dengan akreditasi Utama.

Jumlah RSUD dengan akreditasi Paripurna


Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2017
tentang Akreditasi Rumasi, Rumah Sakit diwajibkan menjaga mutu pelayanan
Rumah Sakit sesuai standar Akreditasi. Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel
Madjid Batoe (RS HAMBA) pada bulan Nopember 2017 telah dilakukan
penilaian survei Akreditasi Rumah Sakit oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS). Hasil penilaian menunjukkan RS HAMBA telah terakreditasi
PARIPURNA. Capaian indikator ini sudah mencapai 100%. Akreditasi Rumah
Sakit dilakukan secara berkala paling sedikit 3 (tiga) tahun.

Persentase Puskesmas dengan Instalansi Gawat Darurat


Pelayanan Gawat Darurat merupakan pelayanan yang dapat memberikan
tindakan yang cepat dan tepat pada seorang/ kelompok orang agar dapat
meminimalkan angka kematian dan mencegah terjadinya kecacatan yang tidak
perlu. Dengan semakin meningkatnya kejadian gawat darurat, maka diperlukan
peningkatan pelayanan kegawatdaruratan di Puskesmas melalui fasilitas
Instalansi Gawat Darurat. Tahun 2018, ditargetkan 12 puskesmas telah memiliki
(IGD) atau 70,58% namun baru terealisasi sebanyak 11 puskesmas (64,71%). Jika
dibandingkan tahun 2017, Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari mengalami
sedikit peningkatan dari 58,82% atau terdapat 10 puskesmas menjadi 70,58%.

28
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Persentase Pemenuhan Fasilitas Puskesmas sesuai Standar


Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, harus
dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
Pada tahun 2018, pemenuhan fasilitas kesehatan puskesmas sesuai standar
sebesar 56,24%. Realisasi ini lebih rendah dari target yang ditetapkan
(63,3%) sehingga capaian kinerja indikator ini sebesar 88,84%.
Data fasilitas Puskesmas diperoleh dari Aplikasi Sarana Prasarana dan Alat
Kesehatan (ASPAK) yang harus diisi penanggung jawab tiap puskesmas.
Dari ASPAK diketahui (1) persentase kelengkapan sarana di puskesmas sebesar
78,13%, (2) Persentase kelengkapan prasarana di puskesmas sebesar 36,74%,
(3) persentase kelengkapan alat kesehatan di puskesmas sebesar 23,62%.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan prasarana dan
alat kesehatan masih sangat rendah, sehingga perlu menjadi prioritas dalam
pemenuhannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pemenuhan fasilitas ini didukung oleh Dana Alokasi Khusus (DAK),
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan APBD Kabupaten Batang Hari. Untuk
mendukung indikator ini dilakukan rehabilitasi Aula Puskesmas Jangga Baru dan
Rehab rumah Medis di Puskesmas Tidar Kuranji.

Persentase Pemenuhan Fasilitas RSUD sesuai Standar


Fasilitas RSUD sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, sesuai dengan peraturan
tersebut maka persentase pemenuhan fasilitas RSUD sebesar 78,65%, belum
mencapai target yang ditetapkan (80%) dengan capaian kinerja sebesar 98,31%.

Persentase Pemenuhan fasilitas Puskesmas Pembantu sesuai Standar


Puskesmas Pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan
berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan puskesmas dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan

29
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Jumlah Puskesmas


Pembantu yang ada di Kabupaten Batang Hari sebanyak 60 unit. Persentase
Pemenuhan Fasilitas di Puskesmas Pembantu baru terpenuhi sekitar 35%,
masih berada dibawah target yaitu 45% dengan capaian kinerja sebesar 77,78%.
Kegiatan yang dilaksanakan masih berupa rehabilitasi pada beberapa puskesmas
pembantu seperti Sungai Ruan, Sungai Lingkar, Sengkati, Rantau Kapas Mudo,
Rantau Kapas Tuo, Muara Jangga, Bulian Baru, Bajubang, Rantau Puri.

Persentase Puskesmas Rawat Inap


Puskesmas Rawat Inap merupakan Puskesmas yang diberi tambahan sumber
daya untuk menyelenggarakan pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan. Puskesmas Rawat Inap di Kabupaten Batang
Hari pada Tahun 2018 sebanyak
8 unit dari 17 puskesmas yang ada atau sekitar 47,05% sesuai dengan target
yang ditetapkan (47,05%) sehingga capaian kinerja sebesar 100%. Peningkatan
status puskesmas rawat inap direncanakan tahun 2019. Pada tahun 2018, Dinas
Kesehatan Kabupaten Batang Hari telah melaksanakan 11 program yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagian besar
capaian indikator ditetapkan sudah menunjukkan capaian kinerja yang baik.
Perkembangan setiap program tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3.

30
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja Program


Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun 2018
KONDISI TARGET
N PROGRAM INDIKATOR REALISASI CAPAIAN
2017 2018
O KINERJA
1 2 3 4 5 6 7
1 Program
Kemitraan Persentase penanganan 142,8% 73% 100% 136,98%
Peningkatan kasus gawat arurat medis di
Pelayanan luar rumah sakit sesuai
Sistem Penanggulangan
Kesehatan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT)

Persentase desa yang


memiliki kelompok asuhan 3,23% 20,16% 28,22% 139,9%
mandiri kesehatan tradisional
ramuan dan keterampilan

2 Program Presentase pelayanan


Pelayanan kesehatan pada masyarakat 63,52% 80% 40,99% 51,23%
Kesehatan miskin di pelayanan dasar
Penduduk dan rujukan
Miskin
3 Program
Pencegahan Persentase desa yang 78,22% 100% 96,77% 96,77%
dan memiliki Posbindu
Penanggulaan
Penyakit
Menular dan
Tidak Menular
4 Program Presentase
Pengemba desa/kelurahan ODF 25% 45,16% 45,97% 101,79%
ngan (stop buang air besar
Lingkungan sembarangan)
Sehat
5 Program Presentase rumah
Promosi tangga ber PHBS 72% 73% 73,46% 100,63%
Kesehatan
dan
Pemberda
yaan
Masyarakat
6 Program
Standarisasi Jumlah fasilitas - 18 1 5,56%
Pelayanan pelayanan kesehatan
Kesehatan yang terakreditasi
utama dan paripurna

7 Program Presentase penurunan


Pengawasan pelanggaran sediaan 100% 100% 99% 99%
Obat dan farmasi dan makanan
Makanan
8 Program Obat Presentase ketersediaan
92,47% 85% 80% 94,12%
dan Perbekalan obat dan perbekalan
Kesehatan kesehatan pada fasyankes

9 Program Upaya Presentase bayi baru lahir


Kesehatan 100% 86% 97,39% 113,24%
yang mendapat pelayanan
Masyarakat kesehatan sesuai standar

Persentase Bayi kurang


dari 6 bulan mendapat 75% 90% 77,42% 86,02%
ASI eksklusif

31
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

10 Program Presentase puskesmas


Pengadaan, yang memiliki sarana dan
Peningkatan dan prasarana sesui standar 50,67% 50% 56,24% 112,48%
Perbaikan
Sarana dan
Prasarana
Puskesmas/Pusk
esmas Pembantu
dan Jaringannya
11 Program Presentase rumah sakit
Pengadaan, yang memiliki
Peningkatan saranandan prasarana 74,39% 72% 78,65% 109,23%
Sarana dan sesuai standar
Prasarana
Rumah
Sakit/RS
Jiwa/RS
Paru/RS

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2018, pada umumnya telah berjalan
dengan baik, dapat dilihat pada tabel 3.4. Sebagian Kegiatan yang telah
menunjukkan capaian kinerja baik, sebagaimana terlihat pada tabel 3.4.

32
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Tabel 3.4 Capaian Indikator Kinerja Kegiatan


Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari Tahun 2018
KONDISI TARGET
NO Kegiatan INDIKATOR REALISASI CAPAIAN
2017 2018
1 2 3 4 5 6 7
1 Pengadaan Obat dan Presentase puskesmas
yang memiliki 80% obat 80,22% 96,50%
Perbekalan Kesehatan 91,13% 94,44%
dan vaksin essensial

2 Distribusi Obat dan Presentase ketepatan


100% 81,27% 100%
Perbekalan Kesehatan distribusi obat dan 123,05%
perbekalan kesehatan di
puskesmas
3 Perbaikan Gizi Presentase bumil KEK
100% 100% 100% 100%
Masyarakat mendapat pemberian
makanan tambahan (PMT)

100% 100% 100% 100%


Presentase balita kurus
mendapat PMT

4 Pelayanan Dasar dan


Rujukan Indeks kepuasan 79,50 81,27 80,5% 99,05%
masyarakat di puskesmas

Indeks kepuasan 70,25 80 85,05 106,31%


masyarakat di RS

5 Peningkatan Pelayanan
95,40% 95% 95,88%
Kesehatan Ibu dan Presentase ibu hamil 100,9%
Anak mendapat pelayanan
antenatal minimal 4 kali
(K4)
Presentase kunjungan
100% 100% 100% 100%
neonatus
6 Bantuan Operasional Presentase pencapaian
Kesehatan (BOK) DAK 33,16% 80 50% 50,00%
target SPM bidang
Non Fisik kesehatan

7 Jaminan Persalinan (DAK Presentase persalinan di


68,13% 80 82,46%
non fisik) fasilitas pelayanan 103,07%
kesehatan
8 Pengawasan Pos Market Jumlah objek pos market
dan Produk Makan dan IRT yang diawasi 100 50 99% 99%
Minuman Industri Rumah
Tangga
9 Pengembangan media Jumlah media
Promosi dan Informasi promosi 4.185 3.000 6.076 202,5%
Sadar Hidup Sehat kesehatan
10 Upaya Kesehatan Presentase
Masyarakat dan merokok - 4,5% 20 % -244 %
Perorangan Terhadap penduduk < 18
Bahaya Rokok (Pajak tahun
Rokok)
11 Upaya Pengembangan Presentase
dan Penanggulangan fasilitas kesehatan - 4,5% 10,39% 230,89%
Dampak Asap Rokok yang memiliki alat
(DBH-CHT) untuk mendektesi
dan
menanggulangi
penderita dampak
asap rokok
12 Penyuluhan Menciptakan Presentase
lingkungan Sehat desa/kelurahan ODF 25% 45,16% 45,97% 101,79%
(stop buang air besar

33
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

sembarangan)

13 Pelayanan Pencegahan 33,89% 72% 43,44% 60,28%


dan Penanggulangan Case Detection Rate
Penyakit Menular
14 Pencegahan penularan Mikrofilaria Rate 0,96 0,90 0,02 122%
Penyakit
Endemik/Epidemik
15 Peningkatan Imunisasi
95,9%
Presentase 94,20% 100 95,9%
desa/kelurahan
Universal Child
Imunization (UCI)

16 Pencegahan dan Presentase


Penanggulangan penemuan kasus 69,44% 80 1,27% 1,58%
Penyakit Hepatitis hepatitis pada
kelompok berisiko

17 Penyusunan Standar Presentase 100% 100% 100%


100%
Pelayanan Kesehatan ketersediaan
dokumen sistem
kesehatan

18 Evaluasi dan Jumlah survey


Pengembangan Standar kesehatan yang 1 2 0 0%
Pelayanan Kesehatan dilakukan

19 Fasilitasi Akreditasi Jumlah puskesmas


0
Puskesmas terakreditasi utama 7 0 0

20 Sistem Informasi Presentase


Manajemen Terpadu puskesmas yang 41% 47,05% 87,14%
41%
Puskesmas melaksanakan sistem
informasi layanan
kesehatan berbasis
teknologi informasi

28
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

21 Peningkatan Pelayanan
Kesehatan (PBI, KBI, Persentase penerimaan 63,52% 51 40,99% 80,37%
Mandiri) bantuan iuaran kesehatan
22 Pengadaan Mobil Jumlah mobil pusling
8 2 1 50%
Puskesmas Keliling yang diadakan
23 Pengadaan Sarana dan Presentase ketersediaan
Prasarana Puskesmas peralatan medis dan non 50,67% 75% 56,24% 74,99%
medis kondisi baik
24 Rehabilitasi Sedang/Berat Jumlah puskesmas
Puskesmas Pembantu, pembantu yang 1 3 9
300%
Rumah Dinas medis dan direhabilitasi
paramedis
25 Pemeliharaan/Rehabilitasi Jumlah puskesmas yang
Puskesmas 2 3 1 33,33%
direhabilitasi
26 Peningkatan Peran Serta Presentase balita
masyarakat dalam yang datang ke 81,31% 85% 86% 101,18%
pelayanan kesehatan di posyandu (D/S)
posyandu
27 Pengadaan Alat-alat Presentase
75% 78,65% 104,86%
Rumah Sakit ketersediaan peralatan 74,34%
medis dan non medis
dalam kondisi baik

28 Kegiatan Pembangunan
Gedung Perawatan VIP Jumlah gedung 1 1 0 0%
dan OK perawatan yang
dibangun
29 Kegiatan Pelaksanaan Rumah sakit
0 1 0 0%
Akreditasi Rumah Sakit terakreditasi Utama
30 Kegiatan Rencana Bisnis Jumlah RS dengan 1,0 1,0 1 100%
Anggaran RSUD badan layanan umum
daerah

B. Realisasi Anggaran
Selain penjelasan capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari
tersebut diatas, gambaran penggunaan dana APBD dan Perbantuan sebagai
berikut :

29
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018
Laporan Kinerja 2018
Laporan Kinerja 2018
Laporan Kinerja 2018

Secara umum dapat dijelaskan bahwa pencapaian realisasi anggaran sebesar


87.51% dikarenakan dilaksanakannya pengolahan anggaran yang efektif dan
efisiensi. Dengan tingkat capaian realisasi tersebut kegiatan pelayanan publik
kepada masyarakat khususnya dibidang pelayanan kesehatan dasar dapat
dilaksanakan secara optimal, baik yang dipenunjang yang bersifat anggaran rutin
maupun yang secara nyata bersentuhan dengan pelayanan kepada masyarakat
yang ada di anggaran kegiatan.

Hambatan dan Upaya Pemecahan Masalah


Untuk meraih capaian kinerja tersebut tidaklah mudah, tetapi ditemui
hambatan-hambatan dan kendala antara lain:

Dalam melaksanakan pembangunan kesehatan, permasalahan dan kendala


yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Program kegiatan dalam Renstra belum sepenuhnya dapat dijabarkan
kedalam kegiatan sesuai dengan indikator-indikator yang diharapkan baik
karena keterbatasan dana ataupun karena nomenklatur yang belum
sesuai dengan APBD.
2. Masih adanya sosial budaya masyarakat yang kurang mendukung prilaku
hidup bersih dan sehat.
3. Kondisi geografis beberapa wilayah masih sulit dijangkau.
4. Kurang terintegrasinya kegiatan baik dalam lintas program maupun lintas
sektoral.
5. Keterbatasan SDM Petugas Kesehatan di desa/puskesmas.
6. Masih rendahnya dukungan dana untuk penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.

31
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

Permasalahan yang Dihadapi


Permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Kesehatan pada tahun 2018
dalam rangka mencapai visi dan misi organisasi adalah sebagai berikut:

1. Belum optimalnya perencanaan kesehatan secara terintegrasi di setiap


program.
2. Masih rendahnya motivasi, kreativitas, dan pengetahuan
petugas kesehatan.
3. Penyebaran tenaga kesehatan belum merata dan spesifikasi tenaga
yang dibutuhkan belum terpenuhi
4. Beban kerja sebagian tenaga kesehatan terlalu banyak (tugas rangkap).
5. Beberapa kegiatan menggunakan dana berbentuk dana siaga/tunggu.

Upaya Pemecahan Masalah


Berdasarkan uraian diatas, upaya-upaya yang telah dilakukan untuk
mengurangi atau meminimalisir masalah adalah antara lain:

1. Nomenklatur kegiatan di masa mendatang dapat disesuaikan dengan


nomenklatur yang ada pada Renstra dan tahapan rencana kegiatan yang
telah dibuat dan diberi plafon dana.
2. Dalam pendistribusian pegawai, disesuaikan dengan kebutuhan dan
situasi.
3. Meningkatkan motivasi pegawai melalui pembinaan,
penghargaan, pelatihan, kursus atau peningkatan jenjang pendidikan.
4. Perlu meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas sektoral sehingga
kegiatan dapat lebih terintegrasi dan terkoordinasi.
5. Mengusulkan peningkatan penganggaran kesehatan kepada Pemda yang
didukung dengan Akurasi data dan sesuai dengan Justifikasinya.
6. Pemberdayaan masyarakat dengan menggali sumber daya yang ada di
masyarakat.

32
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari
Laporan Kinerja 2018

BAB IV
PENUTUP

Secara umum dari misi yang telah ditetapkan sebanyak 3 yang diuraikan kepada 5
sasaran yang telah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari hasil pengukuran
pada tingkat sasaran yang rata-rata telah mencapai target yang diharapkan.
Keberhasilan ini juga telah didukung penuh oleh seluruh anggota organisasi.

Walaupun secara umum kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari telah
cukup berhasil, tidak berarti tidak ada permasalahan. Permasalahan yang paling
mendasar adalah sistem pencairan dana dan penyebaran petugas kesehatan tidak
merata. Hal ini sangat mempengaruhi pencapaian program dan realisasi anggaran.

Untuk mengurangi permasalahan yang ada perlu dilakukan penyederhanaan


sistem pencairan dana dan melakukan analisis kebutuhan tenaga kesehatan dan
persebarannya.

Oleh karena itu, masukan-masukan positif bagi penyempurnaan dan


pengembangan Sistem Akuntabilitas Publik di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Batang Hari sangat diperlukan, sehingga implementasi sistem AKIP
diharapkan akan lebih baik di masa mendatang.

33
Dinas Kesehatan Kabupaten Batang
Hari

Anda mungkin juga menyukai