Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK


BANTUAN OPERASIONAL KESEHATAN UKM
UPAYA PENYEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN ANGGARAN 2022

KEMENTERIAN NEGARA/ : Kementerian Kesehatan RI


/LEMBAGA
UNIT ESELON I/ II : Ditjen Kesehatan Masyarakat
PROGRAM : Bantuan Operasional Kesehatan Upaya
Kesehatan Masyarakat
SASARAN PROGRAM : Meningkatnya Upaya Kesehatan
Masyarakat
Meningkatnya kualitas lingkungan
INDIKATOR KINERJA PROGRAM :
masyarakat
KEGIATAN : Pelayanan Upaya Penyehatan Lingkungan

SASARAN KEGIATAN : Meningkatnya Upaya Penyehatan


Lingkungan

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN : 1 Meningkatnya akses masyarakat yang


mengkonsumsi air minum aman
2 Meningkatnya akses masyarakat
terhadap jamban layak
KLASIFIKASI RINCIAN OUTPUT : 3 Kualitas pengawasan terhadap Tempat
Pengolahan makanan yang aman
4 Kualitas pengawasan terhadap Tempat-
tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan
5 Pengelolaan limbah yang memenuhi syarat

INDIKATOR KRO : 1. Persentase masyarakat yang


mengkonsumsi air minum aman
2. Persentase masyarakat yang mengakses
jamban layak
3. Persentasi Tempat Pengolahan
Makanan yang memenuhi syarat
kesehatan
4. Persentase Tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan
5. Persentase pengelolaan limbah yang
memenuhi syarat

RINCIAN OUTPUT : Upaya Penyehatan Lingkungan


INDIKATOR RO : Jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan
ke masyarakat

VOLUME RO : ……..

SATUAN RO : Dinas Kesehatan Kabupaten

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
e. Undang-UndangNomor 25 Tahun 2004 tentangSistemPerencanaanNasional
f. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
g. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
h. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah kedua kalinya adengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
i. Peraturan Pemerintah RI Nomor 96 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
j. Peraturan Pemerintah RI Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
k. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan;
l. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah
antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota;
m. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
Lingkungan
n. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan
o. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas
p. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait Dan/Atau Penugasan Tambahan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2017, Renstra OPD disusun


sesuai tugas dan fungsi OPD serta berpedoman kepada RPJMD dan bersifat indikatif.
Renstra OPD merupakan penjabaran teknis RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen
perencanaan teknis operasional dalam menentukan arah kebijakan serta indikasi program
dan kegiatan setiap urusan bidang dan/atau fungsi pemerintahan untuk jangka waktu 5
(lima) tahunan, yang disusun oleh setiap OPD.
Gambaran pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
merupakan gambaran hasil penyelenggaraan upaya kesehatan yang tidak terlepas dari
amanat Pembukaan UUD 1945 yang bertujuan mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya. Oleh karena itu, untuk dapat menggambarkan penyelenggaraan
pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat dari tahun 2014 - 2019 yang menjadi
dasar dalam perencanaan strategis dapat ditinjau dari keberhasilan penyelenggaraan upaya
kesehatan sebagai suatu sistem.
Berdasarkan Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 58 Tahun 2016 tentang
Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat,
dijelaskan bahwa Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah, dipimpin
oleh kepala dinas yang berkududukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati
melalui sekretaris daerah.

3. Gambaran Umum

Secara astronomis, Lombok Barat berada di 115° 49,12’ 04” - 116°20’15,62”


Bujur Timur dan 8° 24’ 33,82” - 8° 55’ 19” Lintang Selatan. Berdasarkan posisi
geografisnya, Lombok Barat memiliki batasbatas: Utara - Kabupaten Lombok Utara; Selatan
- Samudera Hindia; Barat - Selat Lombok dan Kota Mataram; Timur - Kabupaten Lombok
Tengah. Secara administratif Lombok Barat terdiri dari 122 desa/kelurahan yang berada di
10 kecamatan. Luas wilayah Kabupaten Lombok Barat adalah 1.053,92 km2 terdiri dari
daratan seluas 437,271 Km2 (41,49%) dan perairan laut seluas 616,648 Km2 (58,51%),
wilayah terluas adalah kecamatan Sekotong 529,38 Km2 dan wilayah terkecil adalah
Kecamatan Kuripan sebesar 21,56 Km2.
Berdasarkan data proyeksi penduduk tahun 2010-2020, jumlah penduduk
Kabupaten Lombok Barat diperkirakan mencapai 721.512 jiwa. Struktur penduduk
Kabupaten Lombok Barat didominasi oleh penduduk usia muda, artinya 50% lebih penduduk
Kabupaten Lombok Barat berusia dibawah 29 tahun. Piramida penduduk Kabupaten
Lombok Barat berbentuk limas, semakin ke atas tampak semakin mengecil. Penduduk
Kabupaten Lombok Barat kedua terbanyak adalah kelompok umur 30-39 tahun, merupakan
usia produktif. Herbert N Casson dalam How to Live 80 year’s Old menyatakan bahwa
kerugian besar bagi suatu negara apabila ada warganya yang cakap dan baik meninggal
sebelum umur 50 tahun karena negara belum mengecap manfaat dari jasa-jasanya.
Maksudnya, di usia muda produktif agar berlomba-lomba mengukir prestasi dan melakukan
sesuatu yang bermakna sehingga tidak menjadi beban bagi masyarakat ataupun negara.
Pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin Kabupaten Lombok Barat sebanyak
111 ribu orang atau sekitar 17,43 persen dari jumlah penduduk yang tersebar di seluruh
kabupaten Lombok Barat. Angka ini terus mengalami penurunan setiap tahunnya sampai
dengan tahun 2020 menjadi 100.250 atau 14,28%. Penurunan yang terjadi selama periode
2013-2020 ini didukung berbagai program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan di
Kabupaten Lombok Barat. Penurunan jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun ini
mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam mencapai salah satu tujuan Sustainable
Development Goals (SDG’s). Namun, dengan adanya penduduk miskin yang masih lebih
dari 10 persen ini, merupakan tantangan bagi pemerintah untuk terus mengoptimalkan
berbagai usaha pengentasan kemiskinan.
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yakni
lingkungan, perilaku, keturunan dan pelayanan kesehatan. Indikator utama derajat kesehatan
masyarakat dapat dilihat antara lain dari angka kematian, angka kesakitan dan status gizi.
Pada bagian ini, derajat kesehatan di Kabupaten Lombok Barat digambarkan melalui Angka
Harapan Hidup (AHH) dan angka morbiditas penyakit. Data Umur Harapan Hidup Saat
Lahir (UHH) setiap tahun dirilis BPS yang diperoleh melalui survei. Umur Harapan Hidup
Saat Lahir (UHH) sangat dipengaruhi oleh angka kematian bayi. Apabila melihat trend
angka kematian bayi yang cenderung menurun, maka diperkirakan UHH Kabupaten Lombok
Barat akan mengalami peningkatan. Bayi-bayi yang dilahirkan menjelang tahun 2018 di
Kabupaten Lombok Barat diperkirakan mempunyai usia harapan hidup 66,16 tahun dan
mengalami peningkatan pada tahun 2019 menjadi 66,64 tahun atau meningkat sebesar 0,48
tahun. Kemudian pada tahun 2020 Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) meningkat
menjadi menjadi 66,94 tahun. Selama perode tahun 2018-2020 UHH Kabupaten Lombok
Barat mengalami peningkatan 0,78 tahun atau 9,36 bulan.
Sektor sanitasi merupakan salah satu tantangan Pemerintah Daerah yang paling
signifikan karena berhubungan langsung dengan pelayanan publik yang mempunyai kaitan
erat dengan derajat kesehatan masyarakat. Minimnya sanitasi di perkotaan dan pedesan
memiliki konsekwensi terhadap kesehatan dan lingkungan yang berkelanjutan. Situasi ini
yang menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia dalam memenuhi target Sustainable
Developmen Goals (SDGs) hingga tahun 2030. Salah satu sasaran dari SDGs ini adalah
pencapaian terhadap universal akses “Air Minum dan Sanitasi Yang Aman”. Rendahnya
kualitas air minum dan sanitasi yang buruk disuatu wilayah dipastikan akan berdampak buruk
terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan masyarakat, sedangkan rendahnya kesehatan
masyarakat diyakini menjadi penyebab menurunnya produktivitas manusia dan
memberikankan dampak berupa kerugian ekonomi.
Untuk mengatasi permasalahan diatas dibutuhkan kegiatan-kegiatan “Upaya
Penyehatan Lingkungan” melalui menu BOK Kabupaten UKM Essensial Tahun Anggaran
2022.

B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah masyarakat Kabupaten Lombok Barat, sebanyak
721.512 jiwa.

C. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik Bantuan Operasional Kesehatan UKM
Esensial dan Penanganan Covid19 Tahun Anggaran 2022 dilaksanakan dengan metode :
a. Tatap muka
b. Diskusi
c. Tanya jawab
d. Kunjungan rumah ke Masyarakat
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pelaksanaan kegiatan direncanakan sejak Januari sampai dengan Desember
2022 dengan uraian sebagai berikut :
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan Perencanaan √ V
2 Pelaksanaan V √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 Monitoring √ √ √ √ √
4 Evaluasi dan pelaporan √ √

3. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Pencapaian keluaran kegiatan dilaksanakan sepanjang tahun 2022 dan akan dilakukan
rekapitulasi dan evaluasi pada bulan Desember 2022.
4. Biaya yang diperlukan
Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan dibebankan pada Dana Alokasi Khusus
Nonfisik Bidang Kesehatan BOK kabupaten Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp
83.260.000,00,- (Delapan Puluh Tiga Juta Dua Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah)
sebagaimana RAB terlampir.
Gerung, 11 Agustus 2022
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat

Arief Suryawirawan, S.Si. Apt, MPH


Pembina TK I / IV. B
NIP. 19711211 200212 1006

Anda mungkin juga menyukai