Anda di halaman 1dari 14

Seni Kaligrafi

Awang Samahita Bhumi (22206244030)


Ananda Putri Safitri(2206244013)
Muhammad Rizky Satya N. (22206244009)
Kompetensi Dasar
K.D. 1.1 Mengidentifikasi jenis kaligrafi dan macam-macamnya
1.2 Mengetahui sejarah kaligrafi arab dan perkembangannya dari
masa ke masa
1.3 Mempelajari dan menguasai khot naskhi serta membuat qalam/ alat tulis
kaligrafi
Materi
Pengertian
Wikipedia: Menurut Wikipedia KBBI: kaligrafi/ka·li·gra·fi/ n seni menulis indah dengan pena
Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan pena Kaligrafi (khat) adalah seni yang terlahir seiring proses panjang
sebagai hiasan. Meskipun biasanya tidak untuk dibaca sejarah Islam dalam mencari dan menemukan gaya
dalam waktu lama karena membuat mata cepat lelah, penulisan quran hingga bentuknya yang indah seperti
ada penerapan kaligrafi dalam tulisan latin juga. saat ini. Ornamen (Zukhrufah) dikemas untuk
mempercantik ruang-ruang kosong agar indah
dan bernilai keindahan.

Dalam buku Seni Kaligrafi (1985) oleh Abdul Karim Husain: Kata "kaligrafi" berasal dari bahasa Latin,
gabungan dari "kalios" yang berarti indah dan "graf" yang berarti gambar atau tulisan. Dalam bahasa Inggris, istilah yang
dikenal adalah Calligraphy, merujuk pada seni menulis indah. Sedangkan dalam bahasa Arab, istilahnya adalah
Khat yang berarti garis atau tulisan indah. Definisi kaligrafi mencakup ilmu
mengenai bentuk huruf, penempatan, dan penyusunan tulisan yang indah.
Sejarah Kaligrafi

Sejarah Perkembangan Kaligrafi Perkembangan kaligrafi Arab terus berkembang


ke berbagai pelosok negeri seperti Mesir pada masa Dinasti Mameluk (1205-1736 M)
muncul Taj Salmani yang menemukan gaya Farisi yang disempurnakan sebagai gaya Ta'iq oleh Abdul Hayy.
Pada masa ini muncul juga Nastaliq yang ditemukan oleh Mir Ali Sulthan at-Tabrizi dengan gaya Syikashth yang
ditemukan oleh Darwys Abd. Al-Majid al-Taliqani.Di Turki juga berkembang pada
masa Dinasti Ustmani (1281-1924) dengan munculnya Syeikh Hamdullah al-Amasy
yang menyempurnakan rumus-rumus dan gaya tulisan yang sudah ada, dan Ibrahim
Munif menyempurnakan gaya Diwani. Sedangkan Hafizh Ustman (1624-1698 M)
disamping menyempurnakan gaya Naskhi dan Tsuluts juga menemukan gaya Diwani Jali.
Kemudian pada abad selanjutnya, diteruskan oleh murid-muridnya
Gaya Penulisan
Kaligrafi
Kufi
Gaya penulisan kaligrafi ini banyak digunakan untuk penyalinan Alquran
periode awal. Karena itu, gaya Kufi ini adalah model penulisan paling tua
di antara semua gaya kaligrafi. Gaya ini pertama kali berkembang
di Kota Kufah, Irak, yang merupakan salah satu kota terpenting dalam
sejarah peradaban Islam sejak abad ke-7 M. Pada awal pertumbuhannya,
gaya penulisan kaligrafi yang diperkenalkan oleh Bapak Kaligrafi Arab,
Ibnu Muqlah, ini memiliki karakter huruf yang sangat kaku, patah-patah,
dan sangat formal. Gaya ini kemudian berkembang
menjadi lebih ornamental dan sering dipadu dengan ornamen floral.

Tsuluts
Seperti halnya gaya Kufi, kaligrafi gaya Tsuluts kali pertama diperkenalkan
oleh Ibnu Muqlah yang merupakan seorang menteri (wazir) di masa
Kekhalifahan Abbasiyah. Tulisan kaligrafi gaya Tsulus sangat ornamental dengan
banyak hiasan tambahan dan mudah dibentuk dalam
komposisi tertentu untuk memenuhi ruang tulisan yang tersedia. Karya kaligrafi yang
menggunakan gaya Tsuluts bisa ditulis dalam bentuk kurva dengan kepala meruncing dan
terkadang ditulis dengan gaya sambung dan interseksi yang kuat. Karena keindahan dan
keluwesannya ini, gaya Tsuluts banyak digunakan sebagai ornamen arsitektur
masjid, sampul buku, dan dekorasi interior.
Naskhi
Kaligrafi gaya Naskhi paling umum digunakan dalam penulisan naskah keagamaan
dan sehari-hari oleh umat Islam. Gaya ini termasuk salah satu yang tertua, dengan
kaidah penulisannya dirumuskan oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10. Naskhi memiliki
karakter huruf sederhana dan mudah dibaca karena kurangnya hiasan tambahan.

Riq’ah
Kaligrafi gaya Riq'ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naskhi dan Tsuluts.
Sebagaimana halnya dengan tulisan gaya Naskhi yang dipakai dalam tulisan sehari-hari,
model tulisan lainnya, yakni Riq'ah yang dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Usmaniyah,
lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya.
Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk
ditulis cepat.
Ijazah/Raihani
Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya
Tsuluts dan Naskhi yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani.
Sesuai dengan namanya, gaya ini semula lazim digunakan untuk penulisan
ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya
seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak
lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab)..

Diwani
Model kaligrafi Diwani dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif, dan kemudian
disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah serta kaligrafer Daulah Usmani di Turki pada
akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Awalnya, gaya ini digunakan untuk menulis
kepala surat resmi kerajaan. Karakternya bulat dan tanpa harakat, dengan
keindahan yang tergantung pada permainan garis yang kadang-kadang
meninggi atau menurun jauh melebihi garis horizontal. Saat ini, Diwani sering
digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul buku.
Diwani Jali
Fungsi
Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya
Tsuluts dan Naskhi yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani.
Sesuai dengan namanya, gaya ini semula lazim digunakan untuk penulisan
ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya
seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak
lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab)..

Kaligrafi Farisi
Kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf
resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi hingga kini. Gaya Farisi menekankan
unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya tergantung pada
kelincahannya dalam memainkan tebal-tipis huruf dalam "takaran" yang tepat.
Gaya ini sering digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, sering
dipadukan dengan warna-warni arabes dan untuk tujuan praktis lainnya.
Diwani Jali
Fungsi
Tulisan kaligrafi gaya Ijazah (Raihani) merupakan perpaduan antara gaya
Tsuluts dan Naskhi yang dikembangkan oleh para kaligrafer Daulah Usmani.
Sesuai dengan namanya, gaya ini semula lazim digunakan untuk penulisan
ijazah dari seorang guru kaligrafi kepada muridnya. Karakter hurufnya
seperti Tsuluts, tetapi lebih sederhana, sedikit hiasan tambahan, dan tidak
lazim ditulis secara bertumpuk (murakkab)..

Kaligrafi Farisi
Kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf
resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi hingga kini. Gaya Farisi menekankan
unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya tergantung pada
kelincahannya dalam memainkan tebal-tipis huruf dalam "takaran" yang tepat.
Gaya ini sering digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, sering
dipadukan dengan warna-warni arabes dan untuk tujuan praktis lainnya.
Fungsi kaligrafi Ali Akbar dalam buku Kaidah
Menulis dan Karya-Karya
Master Kaligrafi Islam (1994)

A. Kaligrafi sebagai media ibadah dan dakwahKarya seni kaligrafi


bertujuan untuk mengagungkan nama Tuhan. Sehingga kaligrafi
menjadi produk seni yangtidak lepas dari unsur-unsur ibadah dan dakwah.

B. Kaligrafi sebagai sarana penyaluran kreatifvitas seni


Beberapa seniman kaligrafi (kaligrafer) mampu memadukkan
seni kaligrafi islam dengan unsur-unsur seni lokal. Pola hias
tradisional yang sudah berkembang kemudian dipertahankan
dan menghasilkan karya kaligrafi yang indah tanpa menghilangkan
karakter tulisannya.
C. Kaligrafi sebagai media komunikasiKaligrafi sebagai
alat untuk menyampaikan maksud tertentu. Fungsi ini
diwujudkan oleh salah satu sultan yang memerintah
Kerajaan Aceh Darussalam untuk mengirim surat kepada p
enguasa negara luar
CARA MENULIS
SENI KALIGRAFI
1. Buat garis bentuk atau sketsalah bentuk dan penempatan huruf secara umum.
Jika diinginkan, buatlah garis bentuk di mana Anda ingin huruf itu dituliskan.
2. Pegang alat tulis dengan benar. Kuas kaligrafi dipegang dengan cara berbeda dibanding pena.
Kuas juga dipegang secara berbeda tergantung apakah Anda menulis kaligrafi Barat atau Timur
3. Buatlah huruf. Bentuklah huruf di atas kertas. Gunakan tebal garis yang bervariasi untuk
membuat bentuk huruf yang bagus. Usahakan gerakan jari dan tangan Anda mantap dan proporsional.
4. Gunakan tekanan untuk membatasi lebar garis. Tentunya Anda ingin memakai variasi lebar garis
untuk membuat huruf-huruf Anda memiliki tampilan kaligrafi.
5. Gunakan urutan gerakan yang benar. Bagian-bagian itu ditulis dalam satu gerakan utuh sehingga
disebut coretan. Urutan coretan yang dilakukan akan berpengaruh pada huruf yang ditulis, jadi berhati-hatilah.
6. Lindungi permukaan kertas. Anda harus memastikan agar kertas yang digunakan untuk menulis tidak
tercoreng
7. Tambahkan dekorasi. Setelah tinta mengering, Anda dapat menambah dekorasi dan rincian. Hal ini dapat
berupa ilustrasi, warna, atau hiasan emas

Alat-alat yang dibutuhkan: Alat tulis berujung runcing (spidol dan pensil),
Tinta (jika menggunakan kuas) dan Kertas yang cocok

Anda mungkin juga menyukai