seni menulis dengan indah dengan pena sebagai hiasan. Meskipun kaligrafi dalam
tulisan Arab lebih dikenal, tetapi banyak pula penerapan aplikasi ke dalam tulisan
latin.
Kaligrafi Murni
Istilah ini muncul tidak lepas dari perkembangan kaligrafi kontemporer, di mana huruf bukan
menjadi sesuatu yang utama, tetapi juga keindahan yang merupakan unsur dari kaligrafi itu
sendiri. Kaligrafi pada awalnya merupakan seni memadukan huruf dengan jenis tertentu
sesuai dengan kaidah akhirnya keluar jalur tanpa memedulikan kaidah baku. Nah, yang
tetap mengikuti kaidah baku sesuai dengan jenis kaligrafi yang diakui kemudian dinamai
kaligrafi murni.
Seolah merupakan kaidah baku, kaligrafi murni tidak boleh keluar dari jalur penulisan:
bagaimana bentuk huruf, torehan, maupun ketepatan dalam sapuan. Jenis-jenis kaligrafi juga
telah diklasifikasi. Penggunaannya tidak boleh bercampur satu dengan yang lain.
Di pondok pesantren, buku kaidah ini cukup terkenal. Seperti di Pondok Pesantren Modern
Darussalam, Gontor, misalnya, karya monumental itu dicetak kembali secara internal dan di
pelajari oleh para santri yang tergabung di Aklam, Assosiasi Kaligrafer Darussalam,
kelompok belajar kaligrafi. Di Pondok Pesantren Attanwir yang terletak di Talun,
Bojonegoro juga ada Asskar, Assosiasi Kaligrafer Attanwir.
Banyak sekali sanggar-sanggar kaligrafi yang mengajarkan khat murni. Namun banyak pula
yang akhirnya keluar jalur setelah bosan mempelajari kaidah-kaidah yang kaku. Ada
juga yang frustrasi karena tidak bisa menorehkan huruf-huruf dengan benar, akhirnya
semaunya sendiri.