Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tambal ban merupakan jasa perbaikan ban dalam yang bocor, karena terkena
paku atau benda tajam lainnya. Bengkel tambal ban sekarang kebanyakan
menggunakan alat tambal ban manual, penambalan menggunakan pemanas
konvensional yang dipanaskan menggunakan minyak tanah atau spirtus yang dibakar
ditungku.
Penelitian Perancangan Dan Pengembangan Press Ban Elektrik Otomatis
membahas pengembangan produk yang diarahkan pada perubahan proses pemanasan
lem pada ban. Alat pemanas yang berasal dari bara api diganti dengan pemanas listrik.
Alat tambal ban dipasang alat otomatis yang mati sendiri, ketika mengalami panas
yang tinggi (Hidayat dan Mu’alim, 2013).
Penelitian pengembangan alat tambal ban diberi fungsional yang dapat
menambal bagian sisi valve. Alat tambal ban ini membantu masyarakat saat
mengelami kebocoran ban pada bagian sisi valve ban dalam. Penggunakan alat tambal
pressing valve ini maka tidak perlu penggantian ban dalam ketika terjadi kebocoran.
Sistem kerja alat ini menggunakan sistem lead screw yaitu poros berulir yang
merupakan sebagai pengubah gerakan dengan memanfaatkan gaya tekan akibat
perputaran ulir menjadi gerakan linier, proses pemanasan menggunakan kompor gas
kecil (Restu, dkk., 2020).
Penelitian Rancang Bangun Alat Tambal Ban Sepeda Motor Yang Ergonomis
Menggunkan Arduino menghasilkan alat bekerja sesuai dengan rancangannya,
dimana masing-masing sensor dapat bekerja dengan baik yang sesuai dengan
fungsinya. Alat Tambal terdiri dari beberapa komponen penting diantaranya yaitu
batang penekan, elemen pemanas, arduino, sensor thermokopel, bluetooth, Lcd, relay
sebagai saklar otomatis, modul bloetooth HC06 sebagai koneksi alat tambal

1
2

ban. Diperlukannya preventive maintenance pada plat pemanas, agar terhindar dari
kerusakan pada lapisan anti lengket yang dapat berdampak buruk pada kualitas hasil
penambalan (Jusnita dan Danil, 2021).
Tambal ban tradisional dikembangkan menjadi perpindahan panas menggunakan
listrik dengan variasi waktu. Penambalan dengan variasi waktu yang telah ditentukan
diperoleh hasil tambal yang baik dan kurang baik. Tambalan yang kurang baik
terdapat pada variasi waktu 1, 3, 4, 5 menit dengan kekuatan tekan 28,2 Psi, 35 Psi,
28 Psi dan 28,4 Psi. Hasil tambalan yang paling baik, kuat, dan menyatu dengan ban
dalam aslinya adalah tambalan dengan waktu 2 menit dengan kekuatan tekan 36 Psi,
suhu ruangan 30°C peningkatan suhu setelah dialiri arus listrik, suhu panas elemen
mencapai 135,8°C pada plat baja, suhu ban mencapai 117,0°C dengan perpindahan
panas dihasilkan 265,312 Joule (Ashari, dkk., 2015).
Berdasarkan penelitian terdahulu maka diperlukan adanya pengembangan alat
yaitu dengan membuat alat tambal ban elektrik otomatis dengan sensor suhu berbasis
arduino dengan penambahan komponen pressing valve. Penelitian pengembangan
alat tambal ban elektrik otomatis dengan sensor suhu berbasis arduino dibutuhkan
sebagai solusi penyelesaian masalah yang ada. Fokus penilitan mencakup pembuatan
alat, pengujian alat tambal dalam bentuk variasi suhu 800C, 1000C dan 1200C dengan
variasi waktu 5, 10 dan 15 menit. Analisa ini bertujuan untuk mengetahui hasil
tambalan yang baik dengan variasi nilai suhu dan waktu pada proses penambalan,
hasil tambalan yang baik yaitu ban menyatu dan tahan pada tekanan udara 35 Psi.
3

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh variasi suhu 800C, 1000C, 1200C dan waktu 5, 10 dan
15 menit terhadap hasil tambalan
2. Bagaimana pengaruh pressing valve dengan variasi waktu 5, 10 dan 15 menit
dengan hasil suhu terbaik terhadap hasil tambalan
3. Bagaimana membuat alat tambal ban listrik yang mempermudah bengkel
tambal ban menjadi lebih efektif
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah yang dipakai agar penelitian ini yakni:
1. Perbandingan suhu pada elemen pemanas 800C, 1000C dan 1200C dengan
waktu 5 menit, 10 menit , 15 menit
2. Sensor suhu yang digunakan sensor suhu LM35 dan thermostat bimetal
3. Arduino yang digunakan Arduino mega 2560
4. Lcd yang digunakan Lcd 2x16 (2 baris, 16 kolom) green black
5. Tambal ban dalam ini khusus untuk kendaraan roda 2
6. Ban dalam yang digunakan bersertifikat ISO 9001:2015 merek Japan Tube
7. Uji tekanan udara menggunakan kompressor dengan Tire Pressure Gauge
8. Kikir yang digunakan merek Tekiro ukuran 4 inch sebanyak 20 kali kikiran
9. Lem karet menggunakan karet tambal yang dilarutkan bensin
10. Karet tambal / kompon dengan luas 1 cm dan ketebalan 3 mm
11. Pemanas yang digunakan adalah elemen pemanas
1.4 Tujuan
Tujuan Penelitian ini yakni:
1. Mengetahui pengaruh hasil tambalan pada variasi suhu 800C, 1000C, 1200C
dan variasi waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit terhadap hasil tambalan
2. Mengetahui pengaruh hasil tambalan pada variasi waktu 5 menit, 10 menit,
dan 15 menit terhadap hasil tambalan menggunakan pressing valve
3. Membuat alat tambal ban dari hasil analisis variasi suhu dan waktu terbaik
4

1.5 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yakni:
1. Terpenuhinya salah satu persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Teknik.
2. Sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapatkan pada
materi perkuliahan khususnya ilmu konversi energi.
3. Memperoleh pemahaman dan kemampuan dalam pengembangan alat tambal
ban elektrik otomatis dengan sensor suhu berbasis arduino.
4. Terwujudnya pengembangan alat tambal ban elektrik otomatis dengan sensor
suhu berbasis arduino.
5. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam pembuatan
alat tambal ban.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
Penelitian pengembangan alat tambal ban yang diberi penambahan fungsional
yang dapat menambal pada bagian sisi valve ban dalam. Alat tambal ban membantu
masyarakat saat mengelami kebocoran ban pada bagian sisi valve ban dalam, dengan
alat ini masyarakat tidak perlu mengganti ban dalam ketika terjadi kebocoran pada
bagian sisi valve ban dalam. Alat tambal ban menggunakan sistem lead screw yaitu
poros berulir yang merupakan sebagai pengubah gerakan dengan memanfaatkan gaya
tekan akibat perputaran ulir menjadi gerakan linier, proses pemanasan menggunakan
kompor gas kecil. Alat tambal pada penelitian ditunjukan pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Alat tambal ban (Restu, dkk., 2020).


Penelitian Rancang Bangun Alat Tambal Ban Sepeda Motor Yang Ergonomis
Menggunkan Arduino menghasilkan alat bekerja sesuai dengan rancangannya. Alat
tambal terdiri dari beberapa komponen penting diantaranya batang penekan, elemen
pemanas, arduino, sensor thermokopel, bluetooth, LCD, relay, modul bloetooth HC06

5
6

sebagai koneksi alat tambal ban. Penelitian ini menggunakan metode validitas yaitu
pengujian temperatur panas terhadap alat tambal ban otomatis berbasis arduino uno
dengan koneksi bloetooth.
Pengujian alat tambal ban dilakukan 3 kali percobaan, pengujian pertama
menggunakan suhu 800C-1000C membutuhkan waktu 3 menit 28 detik, pengujian
kedua menggunakan suhu 1000C-1200C membutuhkan waktu 4 menit 30 detik
dengan hasil kurang baik, pengujian ketiga menggunakan suhu 1200C -1600C dengan
waktu yang dibutuhkan 5 menit 40 detik dengan hasil tambalan yang baik. Penelitian
ini perlu adanya preventive maintenance pada plat pemanas, agar terhindar dari
kerusakan pada lapisan anti lengket yang dapat berdampak buruk pada kualitas hasil
penambalan. Pengujian alat tambal pada penelitian ditunjukan pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Pengujian alat tambal ban (Jusnita dan Danil, 2021).
Penelitian pembuatan alat tambal ban dalam listrik dengan teknologi timer
otomatis bertujuan meningkatkan efisiensi dalam penambalan ban dalam motor
maupun mobil. Fungsi dari pembuatan alat ini yaitu memberikan tingkat kepraktisan
dan keamanan bagi seseorang saat melakukan proses penambalan ban dalam.
Pengujian kinerja alat tambal ban listrik terdapat tiga perbandingan analisa yaitu:
1. Waktu 5 menit dengan suhu 88°C menggunakan lapisan bahan kertas mendapatkan
hasil “Baik”
7

2. Waktu 10 Menit dengan suhu 96°C menggunakan lapisan bahan plastik


mendapatkan hasil “Baik, tapi lama”
3. Waktu 15 Menit dengan suhu 105°C dengan lapisan bahan daun mendapatkan hasil
“Baik, tapi beresiko ban memual”
Hasil pengujian tersebut dapat dilihat bahwa dengan menggunakan lapisan
plastik akan menghasilkan tambal ban yang baik dan tidak memakan waktu yang lama
(Setiawan, dkk., 2018).
Penelitian tambal ban tradisional dikembangkan menggunakan listrik dengan
variasi waktu. Penambalan dengan variasi waktu yang telah ditentukan diperoleh
hasil tambal yang baik dan kurang baik. Tambalan yang kurang baik terdapat pada
variasi waktu 1, 3, 4, 5 menit dengan kekuatan tekan 28,2 Psi, 35 Psi, 28 Psi dan 28,4
Psi. Hasil tambalan yang paling baik, kuat, dan menyatu dengan ban dalam aslinya
adalah tambalan dengan waktu 2 menit dengan kekuatan tekan 36 Psi, suhu ruangan
30°C peningkatan suhu setelah dialiri arus listrik, suhu panas elemen mencapai 135,8
°C pada plat baja, suhu ban mencapai 117,0°C, dengan perpindahan panas dihasilkan
265,312 Joule (Ashari, dkk., 2015).
Berdasarkan kajian pustaka di atas maka dapat diketahui bahwa nilai suhu dan
waktu mempengaruhi efisisensi terhadap hasil tambalan. Penelitian yang dilakukan
pada tugas akhir ini adalah tentang pembuatan dan pengujian alat tambal ban elektrik
otomatis, penelitian ini menggunakan variasi suhu dan waktu dengan penambahan
komponen pressing valve.
8

2.2 Landasan Teori


2.2.1 Penambalan ban
Penambalan merupakan proses dimana tukang tambal menambal ban dalam yang
bocor, proses penambalan ban dalam membutuhkan keahlian khusus dan
pengalaman. Proses menambal ban dalam membutuhkan waktu yang lumayan lama
dan pengerjaan yang lumayan repot (Setiawan, dkk., 2018). Alat tambal ban dalam
sendiri ada 2 macam yaitu:
1. Alat tambal ban berbahan bakar minyak atau gas
Alat tambal ban ini merupakan alat tambal ban yang mengunakan minyak tanah
atau gas yang dibakar ditungku. Penambalan ban ini harus di tunggu dan sekali harus
dilihat apakah tambalan sudah matang atau belum, apabila terlalu lama ban meleleh.
2. Alat tambal ban eletrik
Alat tambal ban elektrik merupakan alat tambal ban yang pemanasnya
menggunakan elemen pemanas heater. Pemanas pada elemen ini dapat diatur suhu
dan waktunya untuk mendapatkan hasil tambalan yang matang sempurna (Ashari,
dkk., 2015).
2.2.2 Elemen pemanas
Elemen pemanas merupakan sebuah komponen yang dapat mengubah energi
listrik menjadi energi panas. Elemen pemanas menghasilkan panas dari proses
resistensi yang terjadi pada logam bertahanan tinggi, logam elemen pemanas terbagi
dua macam yaitu campuran Fe-Cr-Al dan campuran Ni-Cr. Ni-Cr disebut juga
Nichrome atau nickel chromium dengan komposisi 80% nickel dan 20% chromium,
logam inilah yang paling banyak ditemui pada elemen pemanas karena efisiensinya
yang lebih besar (Hakim, dkk., 2017). Elemen pemanas yang digunakan harus
memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Tahan lama pada suhu yang dikehendaki
2. Pada suhu yang dikehendaki mekanik harus kuat
3. Koefisien muai kecil, pada suhu yang dikehendaki tidak mengalami perubahan
bentuk
9

4. Mempunyai tahanan jenis tinggi (Meriadi, dkk., 2018).


2.2.3 Perpindahan panas
Perpindahan panas merupakan perpindahan energi panas/kalor akibat adanya
perbedaan temperatur. Perpindahan panas konduksi yaitu proses perpindahan panas
melalui perantara, dimana zat perantaranya tidak ikut berpindah. Konduksi/hantaran
kalor pada suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya. Contoh
perpindahan panas konduksi yaitu saat kita memasak air, kalor dari api akan
merambat ke panci dan membuat air mendidih (Setiawan, dkk., 2018).
Laju perpindahan kalor konduksi pada persamaan 2.1.
𝑄 𝑇1− 𝑇2
= 𝐾𝐴 (𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒) … … . . … … … … … … … … … … … … … . (2.1)
𝑡 𝑑

Dimana:
T1 = Suhu lebih tinggi (˚C)
T2 = Suhu lebih rendah (˚C)
d = Panjang atau tebal benda (m)
A = Luas penampang benda (m2)
K = Konduktifitas kalor (J/s m.˚C)
Q = Kalor (Joule)
t = waktu (s)
10

Konduktifitas kalor ditunjukan pada tabel 2.1.


Tabel 2.1 Konduktifitas kalor (Ashari, dkk., 2015).

2.2.4 Sensor suhu


Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran panas menjadi
besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Karakteristik sensor
suhu ditentukan dari sejauh mana sensor tersebut memiliki kemampuan yang baik
dalam mendeteksi setiap perubahan suhu yang ingin dideteksinya. Kemampuan
mendeteksi perubahan suhu meliputi:
1. Sensitivitas
Sensitivitas yaitu ukuran seberapa sensitif sensor terhadap suhu yang
dideteksinya. Sensor yang baik mampu mendeteksi perubahan suhu meskipun
kenaikan suhu tersebut sangat sedikit. Gambaran sebuah inkubator bayi yang
dilengkapi dengan sensor yang memiliki sensitifitas yang tinggi
11

2. Waktu respon dan waktu recovery


Waktu respon dan waktu recovery yaitu waktu yang dibutuhkan sensor untuk
memberikan respon terhadap suhu yang dideteksinya. Semakin cepat waktu respon
dan waktu recovery maka semakin baik sensor tersebut
3. Stabilitas dan daya tahan
Stabilitas dan daya tahan yaitu sejauh mana sensor dapat secara konsisten
memberikan besar sensitivitas yang sama terhadap suhu, serta seberapa lama sensor
tersebut dapat terus digunakan.
Berikut ini adalah jenis sensor suhu:
1. Sensor suhu bimetal
Bimetal adalah sensor suhu atau sensor temperatur yang sangat populer
digunakan karena kesederhanaan yang dimilikinya. Bimetal biasa dijumpai pada
peralatan listrik seperti setrika listrik dan lampu dimer atau lampu penerangan daya
besar. Bimetal adalah sensor suhu yang terbuat dari dua buah lempengan logam yang
berbeda koefisien muainya (α) yang direkatkan menjadi satu.
Logam jika dipanaskan terjadi pemuaian, besarnya pemuaian tergantung dari
jenis logam dan tingginya temperatur kerja logam tersebut. Pemanasan dua lempeng
logam yang saling direkatkan maka logam yang memiliki koefisien muai lebih tinggi
memuai lebih panjang, sedangkan yang memiliki koefisien muai lebih rendah
memuai lebih pendek. Perbedaan reaksi muai bimetal ditunjukan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Pemuaian bimetal


Konsep dasar sensor suhu bimetal adalah memanfaatkan koefisien muai dari dua
logam yang berbeda dan diaplikasikan sebagai sebuah saklar Normally Closed (NC)
atau Normally Open (NO) yang akan berubah posisi pada saat temperatur/suhu dingin
dan panas (Wahyu, dkk., 2012).
12

2. Sensor suhu Lm35


Sensor suhu Lm35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk
mengubah besaran kalor menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Hal ini
terjadi proses berubahnya panas menjadi tegangan dikarenakan di dalam Lm35
terdapat termistor berjenis PTC (Positive Temperature Coefisient), yang mana
termistor inilah yang menangkap adanya perubahan panas. Lm35 memiliki
keakuratan tinggi jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, Lm35 mempunyai
keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan
mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus. Prinsip kerja dari PTC adalah
nilai resistansinya meningkat seiring dengan meningkatnya temperature suhu.
Resistansi yang semakin besar tersebut menyebabkan tegangan output yang
dihasilkan semakin besar.
Karakteristik dan spesifikasi dari sensor suhu tipe Lm35:
1) Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu
10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam celcius
2) Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25ºC
3) Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55ºC sampai +150ºC
4) Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt
5) Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA
6) Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari 0,1ºC
pada udara diam
7) Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1 mA
8) Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC (Wahyu, dkk, 2012).
2.2.5 Mikrokontroller arduino
Mikrokontroller merupakan contoh suatu sistem komputer sederhana yang
masuk dalam kategori embedded komputer. Mikrokontroller memiliki sebuah
komponen-komponen seperti: prosesor, memori, clock dan lain lain. Mikrokontroller
arduino adalah piranti elektronik berupa IC (Integrated Circuit) yang memiliki
13

kemampuan manipulasi data (informasi) berdasarkan suatu urutan instruksi


(program) yang dibuat oleh programmer (Dita, dkk., 2021).
Arduino merupakan pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari wiring platform, arduino dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan
softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Arduino adalah kit
mikrokontroler yang serba bisa dan sangat mudah penggunaan-nya. Berikut ini adalah
kelebihan arduino:
1. Tidak perlu perangkat chip programmer karena sudah ada bootloader yang akan
menangani upload program dari komputer.
2. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna laptop yang tidak
memiliki port serial/RS323 bisa menggunakan-nya.
3. Bahasa pemrograman relatif mudah karena software arduino dilengkapi dengan
kumpulan library yang cukup lengkap.
4. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board arduino.
Misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card, dll. Mikrokontroller arduino ditunjukan
pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Mikrokontroller arduino (Wahyu, dkk., 2012).


14

2.2.6 Lcd (Liquid crystal display)


Liquid crystal display adalah suatu perangkat elektronik yang digunakan untuk
menampilkan bilangan atau teks. Rangkaian Lcd pada alat ini di sambungkan dengan
module Inter Integrated Circuit atau disebut I2C adalah standar komunikasi serial
dua arah menggunakan dua saluran yang didisain khusus untuk mengirim maupun
menerima data. Mikrokontroller I2C terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA
(Serial Data) yang membawa informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti
yang dihubungkan dengan mikrokontroller I2C Bus dapat dioperasikan sebagai
Master dan Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus
dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal
Stop, dan membangkitkan sinyal clock. Lcd 16x2 karakter (2 baris dan 16 kolom),
Lcd 16x2 ditunjukan pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. Lcd 16x2 (Dita, dkk., 2021).


2.2.7 Relay module 1 ch
Relay merupakan alat yang berfungsi sebagai switch elektronik, dimana
penggeraknya terbuat dari lilitan kawat tembaga. Inti besi pada dasarnya sebuah
lilitan tembaga yang mana jika kedua ujungnya dihubungkan dengan sumber
tegangan, maka timbul medan magnet pada inti besi tersebut. Relay digunakan
sebagai saklar untuk menghidupkan komponen elektronik lainnya yang ada di dalam
15

perancangan alat ini. Skematik rancangan relay pada arduino ditunjukan pada gambar
2.6.

Gambar 2.6 Skematik perancangan relay (Dita, dkk., 2021).


2.2.8 Software IDE arduino
Pembuatan program dibuat dan di upload mengunakan software arduino, hal ini
bertujuan untuk menyisipkan kode program kedalam arduino. Pembuatan pada alat
ini menggunakan arduino mega 2560. Langkah di atas juga perlu menginisialkan port
serial, tujuannya agar arduino dapat terhubung ke komputer biasanya mengunakan
sebuah kabel USB agar arduino dapat terhubung dengan komputer (Dita, dkk., 2021).
2.2.9 Penulisan kode progam
Penulisan kode program dilakukan untuk memberikan instruksi-instruksi
menggunakan bahasa pemrograman C, hal ini bertujuan untuk menjalankan sistem
agar dapat berkerja sesuai kode program yang telah diisikan kedalam sebuah arduino.
Arduino tanpa kode program sistem tidak dapat berkerja, sebab kode program adalah
bagian yang paling utama dalam kita membuat sebuah alat. Layar aplikasi penulisan
sketch progam arduino ditunjukan pada gambar 2.7.
16

Gambar 2.7 Layar penulisan sketch progam (Dita, dkk., 2021).


2.2.10 Kerangka alat tambal ban
Kerangka alat tambal terdiri dari beberapa bagian yaitu plat landasan, pengunci
ulir dan penekan. Berikut penjelasan bagian-bagian alat tambal ban:
1. Plat landasan
Plat landasan berfungsi sebagai tempat di letakkannya ban dalam saat
dipress/tekan. Bagian plat dibentuk tidak jauh berbeda dari alat tambal ban yang
sudah ada, pada bagian plat disambungkan dengan besi hollow sebagai penyangga
atau badan dari tempat meletakkan pengunci ulir dengan alat penekan. Plat landasan
alat tambal ban ditunjukan pada gambar 2.8.

Gambar 2.8 Plat landasan alat tambal ban


17

2. Pengunci ulir
Pengunci ulir merupakan bagian untuk memegang pada saat memutar alat
penekan. Bagian pengunci disambungkan dengan ulir (batang besi panjang yang
berulir) yang berguna sebagai penekan dengan cara kerja seperti baut dan mur. Sistem
perputaran yang mengakibatkan gaya tekan antara pengunci ulir dengan alat penekan.
Pengunci ulir pada alat tambal ditunjukan pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Pengunci ulir


3. Pressing / Penekan
Pressing berfungsi sebagai penekan ban ke plat landasan pada saat melakukan
pemanasan. Alat pressing tersebut disambungkan dengan alat penyambung pengunci
ulir. Alat pressing tersebut berdiameter 60 mm. Pada alat penekan diberi lubang
dibawah dengan ukuran diameter 17 mm dan kedalaman 35 mm untuk tempat valve
ban agar dapat masuk kedalam. Pressing pada alat tambal ditunjukan pada gambar
2.10.

Gambar 2.10 Pressing (Restu, dkk., 2020).


18

2.2.11 Ban dalam


Ban kendaraan terbuat dari karet karena sifatnya yang lentur dan elastis, elastis
adalah keadaan benda dimana jika ditekan akan kembali kebentuk semula
(Hendrawan, dkk., 2015). Ban dalam menampung dan menahan tekanan udara, hal
ini berfungsi membentuk serta mempertahankan profil ban luar tetap sempurna. Valve
pentil berfungsi sebagai pemasukan dan pengeluaran udara dalam ban, serta menjaga
tekanan udara karet yang berbentuk melingkar (Ashari, dkk., 2015).
2.2.12 Karet tambal
Karet tambal atau kompon merupakan bahan untuk menembel ban dalam yang
bocor karena terkena benda tajam. Jenis tambal ban ini dilakukan dengan cara
memanasi karet yang dilem, kemudian ditempel pada permukaan yang bocor, serta
ditekan dengan tujuan agar bahan karet tersebut menyatu dengan ban dalam (Pribadi
dan Istiqomah, 2021). Proses pembuatan kompon yaitu dengan pencampuran antara
karet mentah dengan bahan kimia karet (bahan aditif). Karet kompon terdiri dari dua
jenis ,yaitu karet alam dan karet sintetis. Karet alam adalah sumber karet yang berasal
dari getah pohon karet (lateks), Karet sintetis adalah karet yang berasal dari hasil
samping pengolahan minyak bumi, yang kemudian melalui reaksi polimerisasi
menjadi suatu material baru yang sifatnya mendekati sifat karet alam. Bahan kimia
yang digunakan meningkatkan sifat fisis karet dalam pembuatan kompon adalah
bahan anti degrandan, bahan pengisi (filler), anti oksidan, bahan pelunak dan bahan
kimia lainnya (Hendrawan, dkk., 2015). Kompon karet yang telah dibuat
dikondisikan pada suhu ruang 25°C selama 24 jam. Vulkanisat dilakukan dengan
mesin hidrolik press pada suhu 150°C (Hasyim, 2015).
2.2.13 Pengikiran ban dalam
Ban dikerok untuk mendapatkan permukaan ban yang kasar sebagai tempat
ikatan matrial karet tambahan (Susanto, dkk., 2013). Ban yang dikerok atau dikikir
dapat menghasilkan daya rekat tambalan yang lebih baik.
19

2.2.14 Lem karet


Lem karet berasal dari karet sintetis alam dengan komposisi tertentu, khusus untuk
pembuatan lem dengan cara melarutkan menggunakan bensin. Kegunaan lem untuk
melekatkan karet dengan permukaan ban (Susanto, dkk., 2013). Perekat merupakan
suatu bahan yang mampu menyambungkan kedua permukaan benda sehingga
mempunyai kekuatan yang memadai saat dikenai beban tertentu. Peristiwa perekatan
tidak terlepas dari pengaruh gaya elektron pada bahan-bahan yang saling direkat.
Perekatan dapat terjadi karena mengerasnya cairan perekat yang masuk ke dalam
struktur bahan yang direkat. Karakteristik perekat peka tekanan adalah sifat
kohesifnya yang lebih dominan (Susanto dan Nurhayati, 2017). Pengusangan karet
mengakibatkan turunnya sifat fisik karet seperti tegangan putus, perpanjangan putus
dan kekerasan. Selama penyimpanan, karet akan menjadi keras, retak, lunak dan
lengket. Penurunan sifat fisik tersebut akibat terjadinya degradasi karet karena
oksidasi oleh oksigen dan ozon. Oksidasi dipercepat dengan adanya panas, sinar
ultraviolet, dan logam logam yang mengkristalisasi oksidasi karet (Daut, 2015).
2.2.15 Proses penambalan ban
Proses penambalan merupakan proses dimana ban yang sudah dikikir kemudian
diberi lem karet dan diberi karet tambal kemudian dipanaskan. Berikut merupakan
cara kerja alat tambal ban:
1. Putar pengunci ulir kearah atas guna mendapatkan ruang untuk meletakkan ban
dalam yang sudah diberi lem atau kompon di bagian ban yang bocor pada bagian
sisi valve.
2. Putar pengunci ulur ke bawah guna menjepit dan mendapatkan gaya tekan antara
alat penekan dengan ban menuju bagian base. Pastikan valve ban dalam masuk ke
dalam lubang alat penekan tersebut. Putar dengan kencang agar ban dijepit secara
benar agar pada saat pemanasan dapat menyebar secara rata.
3. Sebelum ban dijepit, lakukan pengikisan atau gosok bagian ban yang bocor
menggunakan kikir atau bisa menggunakan benda tajam lainnya seperti gergaji
besi. Setelah itu, tempel karet penambal pada bagian yang telah digosok.
20

4. Pada bagian base diberi alumunium foil atau kertas biasa agar pada saat
pemanasan, karet penambal tidak lengket.
5. Nyalakan sumber pemanas bisa berasal dari kompor gas kecil, lalu letakkan pada
slot yang tersedia pada bagian badan alat tambal ban tersebut.
6. Biarkan selama kurang lebih 5-10 menit agar panas bisa merata dengan baik.
7. Matikan api dari pemanas jika sudah mancapai waktunya. Biarkan ban tersebut
dingin terlebih dahulu.
8. Setelah itu, putar handle ke atas untuk melepaskan jepitan alat penekan dengan ban
dalam (Restu, dkk., 2020).
2.2.16 Tekanan ban
Tekanan ban adalah besarnya tekanan angin yang dikompres ke dalam ban,
tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan dengan luas tertentu.
Dalam sistem Satuan Internasional, satuan tekanan adalah Pa (pascal). Tetapi satuan
tekanan ban yang umum digunakan dalam praktek adalah Psi. Satuan pada tekanan
ditunjukan pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Satuan tekanan dan konversinya (Setyawan, dkk., 2019).
Kpa Mm Hg Millibar In H2O Psi
1 Atm 101,325 760 1013,25 406,795 14,696
1 Kpa 1 7,5 10 4,01475 0,145
1 Mm Hg 0,1332 1 1,3322 0,535 0,01933
1 Mbar 0,1 0,75 1 0,401 0,0145
1 In H2O 0,2490 1,868 2,4908 1 0,0361
1 Psi 6,89473 51,7148 68,9473 27,6807 10,0361
1 mm H20 0,009806 0,07355 98x10-8 0,03937 0,0014223

Kompresor adalah alat pemampat atau pengkompresi udara, dengan kata lain
kompresor adalah penghasil udara mampat (Wibowo dan Rahmat, 2015). Tekanan
ban adalah besarnya tekanan angin yang dikompres ke dalam ban. Kondisi tekanan
ban ditunjukan pada gambar 2.11.
21

(A) (B) (C)


Gambar 2.11 Tekanan ban dalam
Berdasarkan gambar diatas (A) menunjukkan suatu ban dengan kondisi tekanan
angin ban yang kurang, (B) menunjukkan suatu ban dengan kondisi tekanan angin
ban tinggi, (C) menunjukkan suatu ban dengan kondisi tekanan ban standart. Setiap
produsen kendaraan baik sepeda motor, mobil, bus, dan lain sebagainya pasti
mempunyai rekomendasi tekanan ban yang standar. Tekanan ban standard pada
sepeda motor dan mobil ditunjukan pada tabel 2.3.
Tabel 2.3 Tekanan ban standard (Setyawan, dkk., 2019).
Jenis Ban depan Ban belakang
Sepeda motor 29-31 psi 33-35 psi
Mobil 28-32 31-35 psi
2.2.17 Uji Foto Makro
Foto makro dilakukan untuk mengambil foto kerusakan, patahan, ataupun
retakan spesimen akibat menerima beban tekan selama pengujian. Pengambilan foto
dapat dilakukan menggunakan mikroskop ataun kamera ponsel. Tujuan pengambilan
foto kerusakan adalah untuk menganalisis bentuk robekan atau retakan yang terjadi
(Wibowo, dkk., 2019). Pada pengujian alat tambal ban dapat ditemukan robekan hasil
kegagalan dari uji tekanan udara setelah pengujian.
22

2.3 Kerangka Pikir


Kerangka pikir merupakan gambaran alur pemikiran peneliti yang disusun secara
sistematis dalam memecahkan atau menjawab masalah penelitian. Berikut kerangka
pikir pada penelitian ini:
Penelitian ini menjurus ke pengembangan alat tambal ban, fokus dalam penelitian
ini adalah pengembangan alat tambal ban bahan bakar minyak menjadi eletrik
otomatis dengan variasi suhu dan waktu dengan penambahan pressing valve. Hal ini
bertujuan agar mempermudah bengkel tambal ban menjadi lebih efektif dalam proses
penambalan ban dalam. Komponen utama alat tambal ban ini yaitu plat landasan,
pengunci ulir, pressing, elemen pemanas, sensor suhu bimetal, sensor suhu LM35,
relay, arduino, dan LCD 16x2. Metode penelitian ini yaitu meliputi persiapan alat dan
bahan, desain alat tambal, membuat alat tambal, pengujian perpindahan panas pada
alat tambal dengan variasi suhu dan waktu, dan uji alat tambal menggunakan pressing
valve.
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atau asumsi sementara terhadap
pertanyaan yang muncul dalam sebuah penelitian. Hipotesis dari penelitian ini
berdasarkan dengan rumusan masalah dan landasan teori tersebut adalah
pengembangan alat tambal ban elektrik otomatis dengan sensor suhu berbasis
arduino, dengan variasi suhu 800C dan variasi waktu 5 menit. Hasil tambalan yang
baik didapat dari proses uji tekanan udara mencapai 35 Psi.
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 6 bulan mulai dari pengajuan judul
sampai selesai dan bertempat di Laboratorium Teknik Mesin, Fakultas Teknik
Universitas Tidar.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Elemen pemanas
Elemen pemanas sebagai penghasil panas
2. Mikorkontroller arduino
Mikrokontroler arduino sebagai penyimpan program, pengolah data, dan output
data yang digunakan untuk mengontrol blok lainnya
3. Sensor suhu lm35
Sensor Lm35 sebagai pengukur suhu dalam ruangan
4. Sensor suhu bimetal
Sensor suhu bimetal sebagai penyestabil suhu pada elemen pemanas
5. Lcd (Liquid crystal display)
Lcd 2x16 adalah Lcd yang mempunyai 2 baris dan 16 kolom digunakan sebagai
output tampilan dari proses pengolahan data
6. Pengunci ulir
Pengunci ulir berguna sebagai penekan dengan cara kerja seperti baut dan mur
7. Pressing
Pressing digunakan untuk mengepres atau menekan ban dalam dari pengunci ulir
ke plat pemanas

23
24

8. Plat Landasan
Plat landasan berfungsi sebagai tempat di letakkannya ban dalam saat
dipress/tekan.
Peralatan pendukung yang digunakan pada proses pembuatan alat ini sebagai
berikut:
1. Gunting tuas berfungsi memotong benda kerja
2. Mesin bor berfungsi melubangi benda kerja
3. Penggaris berfungsi mengukur benda kerja
4. Mesin bubut berfungsi membuat pengunci ulir
5. Tang berfungsi menjepit benda kerja
6. Gerinda berfungsi memotong benda kerja
7. Palu berfungsi memukul benda kerja
8. Las berfungsi menyambungkan 2 benda kerja atau lebih
9. Timba berfungsi menngecek hasil tambalan lewat air
10. Stopwach untuk menghitung waktu.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ban dalam
Ban dalam digunakan sebagai bahan baku pada penelitian alat tambal ban ini,
penelitian ini menggunakan ban dalam merek Japan Tube ring 14 yang sudah SNI
bersertifikat ISO 9001:2015
2. Karet tambal
Karet tambala tau kompon yang digunakan untuk menambal ban dalam terbuat
dari kandungan keret alam dan belerang, kompon yang digunakan yaitu seluas 10mm
dengan ketebalan 3 mm
3. Lem karet
Lem karet digunakan untuk melapisi ban dalam dan karet tambal, lem karet yang
digunakan adalah karet tambal yang dilarutkan menggunakan bensin. Hal ini
bertujuan agar menghasilkan tambalan dengan daya rekat yang lebih maksimal.
25

3.3 Desain Alat


Desain alat tambal ban dibuat dengan dimensi kerangka 20 cm x 30 cm x 51 cm,
alat tambal ini menggunakan elemen pemanas. Elemen pemanas berbahan dasar
material keramik sebagai reflector gelombang infrared, material tersebut
menghasilkan panjang gelombang 2-10 mikron. Desain alat tambal ban ditunjukan
pada gambar 3.1.

Gambar 3.1 Desain alat tambal ban


26

3.4 Metode Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yaitu
metode yang digunakan untuk menguji dan mencari suhu dan waktu yang terbaik
pada hasil tambal ban. Penelitian ini menggunakan alat tambal ban elektrik yang
sebelumnya sadah dibuat berdasarkan referensi sebelumnya, sistem kerja alat ini
menggunakan sistem lead screw yaitu poros berulir yang merupakan sebagai
pengubah gerakan dengan memanfaatkan gaya tekan akibat perputaran ulir menjadi
gerakan linier. Ban dalam yang digunakan pada penelitian menggunakan ban dalam
merek Japan Tube ukuran diameter ring 14 inci, karet tambal yang digunakan
kompon dengan luas 10 mm ketebalan 3 mm, lem karet menggunakan kompon yang
dilarutkan dengan bensin. Proses penambalan ban dalam ditunjukan pada gambar 3.2.

Gambar 3.2 Proses penambalan ban dalam


27

3.4.1 Uji perpindahan panas dengan variasi suhu


Uji perpindahan panas dengan variasi suhu dilakukan untuk mengetahui panas
yang dihasilkan dari elemen pemanas secara konduksi. Pengujian dilakukan dengan
nilai suhu 80˚C, 100˚C dan 120˚C, setiap variasi suhu dilakukan 3 kali percobaan
guna mendapat hasil yang tepat. Alat yang digunakan untuk mengetahui suhu yaitu
termometer / rangkaian arduino dan sensor suhu lm35, persamaan yang digunakan
untuk menghitung laju kalor secara konduksi terdapat pada persamaan 2.1.
Berikut tahapan dalam uji perpindahan panas terhadap hasil tambalan:
1. Siapkan ban dalam yang bocor
2. Kikir / amplas area ban dalam kemudian diberi lem karet dan diberi karet tambal
3. Kemudian ban dalam yang sudah dikikir, dilem, diberi karet tambal lalu dipress
di elemen pemanas tersebut
4. Kemudian uji kerekatan tambalan dengan mengisi udara pada ban dalam kuat
berapa Psi sampai meletus
5. Pengujian ini dengan ketiga nilai variasi suhu tersebut dalam 3 kali percobaan
6. Kemudian analisis hasil tambalan.
3.4.2 Uji hasil variasi suhu terbaik dengan variasi waktu
Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan waktu yang efisien dari proses
penambalan. Pengujian ini dilakukan dengan variasi waktu 5 menit, 10 menit, dan 15
menit dari hasil variasi terbaik suhu. Alat yang digunakan pada pengujian ini yaitu
elemen pemanas, sensor suhu bimetal dan stopwatch. Berikut tahapan dalam uji
perpindahan panas menggunakan sensor suhu bimetal terhadap hasil tambalan:
1. Siapkan ban dalam yang bocor
2. Kikir / amplas area ban dalam kemudian diberi lem karet dan diberi karet tambal
3. Kemudian ban dalam yang sudah dikikir, dilem, diberi karet tambal lalu dipress
di elemen pemanas tersebut
4. Kemudian pasang sensor bimetal dengan nilai variasi suhu terbaik disamping
elemen, hal ini bertujuan agar suhu pada plat stabil
28

5. Kemudian uji kerekatan tambalan dengan mengisi udara pada ban dalam kuat
berapa Psi sampai meletus
6. Kemudian analisis hasil tambalan.
3.4.3 Uji alat tambal ban dengan pressing valve
Pengujian alat tambal dengan pressing valve menggunakan variasi waktu 5
menit, 10 menit dan 15 menit dari hasil suhu terbaik. Berikut tahapan dalam
melakukan uji alat tambal menggunakan pressing valve:
1. Siapkan ban dalam sepeda motor yang berlubang atau bocor
2. Kikir/amplas area ban dalam yang bocor tersebut lalu di lem bagian yang
berlubang, kemudian tutup ban dalam yang bolong menggunakan karet tambal
3. Siapkan alat tambal ban, kemudian ban dalam yang sudah ditambal karet tambal
dipress menggunakan pressing valve
4. Kemudian colokan alat tambal ban listrik ke stop kontak
5. Setelah beberapa saat elemen pemanas akan mati sendiri dengan waktu yang
sudah ditentukan
6. Kemudian tunggu sampai alat tambalnya mati agar ban dalamnya mateng dengan
sempurna, kemudian lepas pengunci ulirnya
7. Kemudian uji kerekatan tambalan dengan mengisi udara pada ban dalam kuat
berapa Psi sampai meletus
8. Kemudian analisa hasil tambalan terbaik berdasarkan menyatu dan kuat.
29

3.5 Variabel Penelitian


Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel
terikat dan variabel terkontrol.
3.5.1 Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu menggunakan elemen pemanas pada alat
tambal ban dengan pressing yang berbeda yaitu
1. pressing non valve yaitu proses penambalan ban dalam bagian tidak sisi valve
2. pressing valve yaitu proses penambalan ban dalam bagian sisi valve
3.5.2 Variabel terikat
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu nilai perpindahan panas dan nilai
tekanan udara terhadap hasil tambalan.
3.5.3 Variabel kontrol
Variabel terkontrol dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Suhu pada elemen pemanas untuk penambalan yaitu 800C, 1000C, dan 1200C
2. Waktu yang digunakan pada penambalan yaitu 5 menit, 10 menit dan 15 menit
3. Karet tambal yang digunakan karet kompon dengan luas 10 mm dan tebal 3mm
4. Lem karet yang digunakan adalah kompon yang dilarutkan menggunakan bensin
5. Kikir yang digunakan ukuran 4 inch dengan pengikikiran sebanyak 20 kali
30

3.5 Diagram Alir


Penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu tahap pra penelitian,
pembuatan alat, pengujian dan analisis. Diagram alir penelitian ditunjukan pada
gambar 3.3.

Gambar 3.3 Diagram alir penelitian


31

3.6 Jadwal Penelitian


Jadwal penelitian ditunjukan pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jadwal penelitian
Bulan
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Proposal dan Seminar
2 Persiapan Alat dan Bahan
3 Pembuatan Desain dan Alat
4 Penelitian Dan Pengumpulan Data
5 Menganalisis Data Hasil Pengujian
6 Laporan Akhir
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, A. (2015), Analisis Perpindahan Panas pada Alat Tambal Ban Elektrik
,Doctoral Dissertation, Universitas Muhammmadiyah Jember
Wahyu, C., Widyamurti, T., & Alva, K. (2012), Pengukuran Suhu Menggunakan LM
35
Daud, D. (2015), Kaolin sebagai bahan pengisi pada pembuatan kompon karet:
pengaruh ukuran dan jumlah terhadap sifat mekanik-fisik, Jurnal Dinamika
Penelitian Industri, 26(1),41-48
Eka, P., Dita, S., Fahrezi, A. Al, Prasetyawan, P., & Amarudin. (2021), Sistem
Keamanan Pintu Menggunakan Sensor Sidik Jari Berbasis Mikrokontroller
Arduino UNO R3, Jurnal Teknik Dan Sistem Komputer (JTIKOM), 2, 121–135
Hakim, E. Z. R., Hasan, H., & Syukriyadin. (2017), Perancangan Mesin Pengering
Hasil Pertanian Secara Konveksi dengan Elemen Pemanas Infrared Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno dengan Sensor DS18B20. KITEKTRO: Jurnal
Online Teknik Elektro, 2(3), 16–20
Hasyim, U. H (2015), Modifikasi permukaan precipitated calcium carbonate (PCC)
dengan coating agents asam stearat dan gama mercaptosilane sebagai
reinforcing filler pada pembuatan kompon karet, prosiding semnastek
Hendrawan, M. A., & Purboputro, P. I. (2015), Studi karakteristik sifat mekanik
kompon karet dengan variasi kompisisi sulfur dan carbon black sebagai bahan
dasar ban luar
Hidayat, R., & Mu’alim. (2014), Perancangan dan Pengembangan Press Ban Elektrik
Otomatis, 201–212
Jusnita, & Danil. (2021), Tambal Ban Speda Motor yang Ergonomis Menggunakan
Arduino Uno. 8(1), 274–281
Luwar, B., & Husodo, N. (2009), Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin ( SNTTM
) VIII Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin ( SNTTM ) VIII, 790–805
Meriadi, Meliala, S., & Muhammad. (2018), Perencanaan dan Pembuatan Alat

55
56

Pengering Biji Coklat dengan Wadah Putar Menggunakan Pemanas Listrik,


Jurnal Energi Elektrik, 47–53
Pribadi, I. A., & Istiqomah, N. (2021), Aplikasi Pencarian Fasilitas Tambal Ban Di
Kabupaten Pringsewu Berbasis Android, Jurnal Pepadun, 2(2),
https://doi.org/10.23960/pepadun.v2i2.50
Restu, F., Hakim, R., & Ramadhana, H. K. (2020), Rancang Bangun Alat Tambal
Ban Dalam Sepeda Motor, Jurnal Technopreneur (JTech), 8(1), 18–25
Sadeghi, A., Mahshid, R., Heidari-Rarani, M., & Lessard, L (2022), Effect of lamina
fiber orientation interfaced with semi-flexible adhesive layer on strenght and
failure mode ofe composite single-lap joints. International jaournal of adhesion
and adhesive, 118,102323
Setiawan, F., Budiyono, & Prasetyo, I. (2018), Pembuatan Alat Tambal Ban Dalam
Eletrick dengan Teknologi Timer Otomatis, Surya Teknika, 2(1), 38–44
Setyawan, E. N., Winardi, S., & Susilo, E. K. (2019), Pendeteksi Tekanan Udara Ban
Pada Kendaraan Bermotor Untuk Safety Riding, Jurnal Santika, 4
Sunanto, A. (2013). Analisis Cacat Produk Ban Vulkanisir Jenis Truk dan Bus pada
CV, Sigma Jaya Surakarta, Universitas Sebelas Maret, 51(1),
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ptm/article/view/1843
Susanto, T., & Chasri, N. (2017), The Effect of Temperature and Duration
Depolimerization of Natural Rubber Latex Towards Molecular Weight and Its
Adhesive Quality, Jurnal Dinamika Penelitian Industri, 28(1), 32–41
Wibowo, A. E. P., & Rahmat, R. (2015), Rancang Bangun Ulang Alat Uji Sistem
Kompresor Torak Satu Tingkat (Re-Design System Test Equipment Of Single
Stage Piston Compressor) (Doctoral Dissertation, D3 Teknik Mesin)
Wibowo, T. N., Setiawan, K., & Sutrimo, W. (2019), Analisa Pengaruh Variasi Arus
Pengelasan Smaw Terhadap Kekuatan Tarik Dan Foto Makro Pada Material
Besi Cor Kelabu, Iteks, 10(2).
LAMPIRAN
Lampiran 1. Desain Alat

Desain Alat Tampak Samping

57
58

Desain Alat Tampak Bawah


59

Desain Alat Tampak Depan


60

Desain Alat Tampak Samping


61

Lampiran 2. Proses Pembuatan Alat

Proses pemotongan alat

Proses pengelasan alat


62

Hasil pembuatan plat landasan

Hasil pembuatan pressing

Hasil pembuatan penggunci ulir


63

Proses perakitan rangkaian listrik

Proses perapian kabel dalam box

Proses perakitan komponen listrik alat tambal


64

Rangkaian listirk alat tambal ban


65

Koding arduino alat tambal ban


66

Lampiran 3. Proses pengujian alat tambal

Proses pengikiran ban dalam

Proses pengeleman ban dalam

Proses penempelan kompon ban dalam


67

Proses pemanasan menggunakan pressing non valve

Proses pemanasan menggunakan pressing valve


68

Proses pengujian tekanan ban

Proses pengujian tekanan ban menggunakan media air


69

Proses pengukuran hasil tambalan


70

Lampiran 4. Rencana anggaran biaya penelitian


Tabel rencana anggaran biaya (RAB)

PEKERJAAN PEMBUATAN RANGKA


Pembuatan rangka
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga
1 Pengelasan Cm 30 5.000 150.000,00
Jumlah Harga Tenaga Kerja 150.000,00
B Bahan
Besi hollow 2x2 kg 1 15.000 15.000,00
Besi hollow 6x3 kg 3 15.000 45.000,00
Pipa besi diameter 6 kg 2 16.000 32.000,00
Besi ulir m 1 17.000 17.000,00
Baut biji 2 3.000 6.000,00
Plat baja kg 1 18.000 18.000,00
Plat besi kg 1 15.000 15.000,00
Jumlah Harga Bahan 148.000,00
C Peralatan
-
Jumlah Harga Peralatan -
D Jumlah Harga Tenaga, Bahan, dan Peralatan (A + B + C) 298.000,00
E Overhead 5,00 % 298.000 14.900,00
Profit 10,00 % 298.000, 29.800,00
F Harga Satuan Pekerjaan (D + E) 342.700,00
71

PEKERJAAN KELISTRIKAN DAN PEMANAS


Pemasangan elemen pemanas dan sensor suhu
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga
1 - - - - - -
Jumlah Harga Tenaga Kerja -
B Bahan
Elemen pemanas 220 V 1 105.000 105.000,00
Sensor suhu bimetal 250 V 2 5.000 10.000,00
Kabel tembaga m 2 16.000 32.000,00
Kabel jumper biji 30 500 30.000,00
Sensor suhu Lm35 5V 1 24.000 24.000,00
Arduino mega 5V 1 205.000 205.000,00
Lcd 16x2 + I2C 5V 1 35.000 35.000,00
Relay modul 1ch 5V 1 10.000 10.000,00
Adaptor 5V 1 20.000 20.000,00
Jumlah Harga Bahan 471.000,00
C Peralatan
Solder W 60 70.000 70.000,00
Obeng biji 1 15.000 15.000,00
Jumlah Harga Peralatan 85.000,00
D Jumlah Harga Tenaga, Bahan, dan Peralatan (A + B + C) 556.000,00
E Overhead 5,00 % 556.000 27.800,00
Profit 10,00 % 298.000, 55.600,00
F Harga Satuan Pekerjaan (D + E) 639.400,00
72

PEKERJAAN PENGUJIAN
Pengujian hasil tambalan
Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan (Rp)
(Rp)
1 2 3 4 5 6 7
A Tenaga
1 - - - - - -
Jumlah Harga Tenaga Kerja -
B Bahan
Ban dalam japan tube biji 29 18.000 522.000,00
Karet tambal 13x23 3mm biji 1 10.000 10.000,00
Pertalite
Jumlah Harga Bahan 532.000,00
C Peralatan
Kikir 4 inch biji 1 18.000 18.000,00
Tire pressure gauge biji 1 180.000 180.000,00
Jumlah Harga Peralatan 198.000,00
D Jumlah Harga Tenaga, Bahan, dan Peralatan (A + B + C) 730.000,00
E Overhead 5,00 % 730.000 36.500,00
Profit 10,00 % 730.000, 73.000,00
F Harga Satuan Pekerjaan (D + E) 839.500,00

Anda mungkin juga menyukai