Anda di halaman 1dari 13

RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAU

DAN KENDALI SUHU PADA MODEL ALAT


PIROLISIS PLASTIK BOTOL MINUMAN
BEKAS BERBASIS MIKRONTROLLER

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

BARA PUTRA [4201617003]

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
JANUARI 2020
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAU DAN


KENDALI SUHU PADA MODEL ALAT PROSES
PIROLISIS PLASTIK BOTOL MINUMAN BEKAS
BERBASIS MIKRONTROLLER

Proposal ini diajukan sebagai persyaratan penyelesaian mata kuliah Skripsi pada
Program Studi DIV Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Pontianak,
pada Tahun Akademik 2019/2020.

Disetujui Pontianak, 8 Januari 2020


Dosen Pembimbing, Yang Mengusulkan,

H.DARYONO, S.T.,M.T BARA PUTRA


NIP. 197007181993031001 NIM. 4201617003

i
RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAU DAN
KENDALI SUHU PADA MODEL ALAT PROSES
PIROLISIS PLASTIK MINUMAN BEKAS
BERBASIS MIKRONTROLLER

Diajukan oleh: BARA PUTRA [NIM 4201617003]


Dosen Pembimbing: H.DARYONO, S.T.,M.T

ABSTRAK

Pengolahan sampah plastik melalui proses pirolisis dapat mengurangi dampak buruk
sampah plastik pada lingkungan sekaligus memberikan keuntungan karena dapat
menghasilkan bahan bakar minyak. Untuk mengembangkan proses pirolisis yang efektif
dan menghasilkan produk bahan bakar dengan karakteristik tertentu, diperlukan alat
pirolisis yang laju pemanasan dan suhu ruang pemanasnya dapat dipantau dan
dikendalikan. Oleh karena itu, pada skripsi ini akan dikembangkan sistem akuisisi data
dan kendali otomatis untuk memantau dan mengendalikan suhu pada model alat
pirolisis plastik yang dirancang beroperasi pada suhu 400-500C. Sistem pemantau dan
pengendali suhu tersebut dirancang beroperasi dengan kendali sebuah pengendali mikro
yang membaca sinyal dari beberapa termokopel yang dipasang pada beberapa bagian
alat pirolisis, mengolah sinyal tersebut untuk memperoleh data suhu, menampilkan data
suhu ke perangkat LCD, dan menyimpan data tersebut ke dalam SD card. Pengendali
mikro juga mengendalikan pemanas listrik berdasarkan data suhu target dan suhu ruang
pirolisis. Pemanasan ruang pirolisis dilakukan menggunakan pemanas listrik yang
terhubung dengan relay. Pengendali mikro mengaktifkan relay untuk menyalakan
pemanas jika suhu ruangan pemanas di bawah suhu target dan menon-aktifkan relay
untuk mematikan pemanas jika suhu ruangan pemanas di atas suhu target.
Pengembangan sistem pemantau dan kendali suhu tersebut dilakukan melalui tahap
perancangan, implementasi, dan evaluasi. Tahap perancangan mencakup penentuan
target rancangan, pembuatan diagram input/output, dan pemilihan komponen. Tahap
implementasi mencakup perakitan komponen, pembuatan program, uji fungsi setiap
komponen, dan kalibrasi sensor. Pada tahap akhir, yaitu tahap evaluasi, dilakukan uji
operasi untuk mempelajari unjuk kerja sistem secara keseluruhan.

Kata kunci: pirolisis plastik, suhu pirolisis, sistem monitor dan kendali suhu, sensor
suhu, pengendali mikro.

ii
RANCANG BANGUN SISTEM PEMANTAU DAN KENDALI SUHU
PADA MODEL ALAT PROSES PIROLISIS PLASTIK MINUMAN
BEKAS

A. Latar Belakang

Plastik memainkan peranan penting dalam kehidupan modern. Plastik digunakan di


berbagai sektor seperti bangunan dan konstruksi, industri otomotif dan dirgantara,
peralatan listrik dan elektronik, pertanian, peralatan olah raga dan hiburan, serta produk
medis dan kesehatan. Oleh karena itu, produksi plastik terus meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2015, produksi plastik dunia mencapai 322 juta ton, meningkat 3,5%
dari 311 juta ton pada tahun 2014 (PlasticsEurope and EPRO, 2016).
Penggunaaan plastik secara luas terkait dengan sifat plastik yang unik, yaitu kuat
dan ringan, stabil secara kimiawi, dan tidak mudah terdegradasi. Di sisi lain, sifat
plastik yang tidak mudah terdegradasi menimbulkan masalah dalam penanganan
sampah plastik. Pembuangan sampah plastik mengakibatkan penumpukan sampah yang
tidak dapat terurai secara alami dalam waktu ratusan bahkan ribuan tahun (Barnes, et
al., 2009). Daur ulang merupakan salah satu cara untuk mengatasi penumpukan sampah
plastik. Namun demikian, cara ini membutuhkan proses pemilahan yang rumit sehingga
seringkali menjadi tidak efisien. Alternatif lain penanganan sampah plastik adalah
dengan proses pengambilan energi (energy recovery process) dari sampah plastik, baik
melalui proses pembakaran maupun proses pirolisis. Di Eropa, dari 25,8 juta ton
sampah plastik yang dihasilkan pada tahun 2014, 29,7% diolah melalui proses daur
ulang, 39,5% diolah melalui proses pengambilan energi, dan 30,8% dibuang ke tempat
pembuangan sampah (PlasticsEurope and EPRO, 2016).
Pada proses pengambilan energi melalui pirolisis, sampah plastik dipanaskan
sampai mencapai suhu dekomposisinya sehingga rantai molekul plastik yang panjang
terurai menjadi rantai yang lebih pendek dan membentuk gas atau cairan jika
didinginkan. Gas atau cairan yang dihasilkan dari proses pirolisis plastik ini dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Perlu diperhatikan bahwa setiap jenis plastik memiliki
suhu dekomposisi yang berbeda-beda (Stoliarov & Walters, 2008) sehingga suhu ruang
pirolisis harus diatur sesuai dengan jenis plastik. Laju pemanasan dan suhu ruang
pirolisis sangat berpengaruh terhadap jumlah dan sifat bahan bakar yang diperoleh dari
proses pirolisis (Sharuddin, 2016; Endang, et al., 2016). Oleh karena itu, untuk

1
2

mengembangkan proses pirolisis yang efektif dan menghasilkan produk dengan


karakteristik tertentu, diperlukan alat pirolisis yang laju pemanasan dan suhu ruang
pemanasnya dapat dipantau dan dikendalikan.
Ada beberapa penelitian terdahulu yang mengembangkan alat untuk memantau
maupun mengendalikan suhu ruang pirolisis. Pada penelitian Amiruddin dkk
dikembangkan alat pengendali suhu dan laju pemanasan menggunakan kendali logika
fuzzy dan TRIAC sebagai kontaktor elektronik pemanas listrik (Amiruddin, et al.,
2012). Alat ini hanya memantau suhu pada satu titik dan tidak dilengkapi dengan data
logger. Sementara pada penelitian dilakukan oleh Hartulistiyoso dkk, suhu ruang
pirolisis pada beberapa lokasi yang berbeda dipantau dengan 5 buah termokopel yang
terhubung dengan alat akuisi data komersial (National Instrument) dan dibaca
menggunakan komputer yang dilengkapi dengan perangkat lunak LabView
(Hartulistiyoso, et al., 2015). Suhu ruang pirolisis dikendalikan menggunakan kontaktor
yang terpisah dari sistem akuisisi data. Penggunaan sistem akuisisi data komersial dan
perangkat lunak LabView membuat sistem pemantau ini menjadi mahal. Selain itu,
operasi sistem tersebut membutuhkan koneksi dengan komputer, sehingga sistem ini
menjadi kurang praktis. Oleh karena itu, pada skripsi ini akan dikembangkan sistem
pemantau dan pengendali suhu ruang pirolisis yang terintegrasi yang memungkinkan
proses pemantauan dan pengendalian secara otonom tanpa koneksi dengan komputer.
Selian itu, sistem tersebut berbasis pengendali mikro dan dikembangankan dengan
lingkungan pengembangan Arduino, sehingga dapat dikembangkan dengan biaya yang
relatif murah.

B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Alat pirolisis plastik biasanya terdiri dari ruang pemanas atau ruang pirolisis,
sistem pendingin gas hasil pirolisis, dan sistem pemantau dan pengendali suhu. Pada
skripsi ini hanya diangkat permasalahan rancang bangun sistem pemantau dan
pengendali suhu, sementara permasalahan rancang bangun ruang pirolisis dan sistem
pendingin di luar cakupan skripsi ini. Adapun permasalahan khusus yang dihadapi
dalam rancang bangun sistem pemantau dan kendali suhu pada model alat pirolisis
plastik adalah sebagai berikut:
 Pembuatan rancangan sistem yang memungkinkan pemantauan suhu pada beberapa
bagian alat pirolisis, menampilkan data dan menyimpan data suhu secara periodik,
3

serta mengendalikan pemanas listrik untuk mempertahankan suhu ruang pirolisis


pada suhu target tertentu. Selain itu, sistem juga harus memberikan akses kepada
pengguna untuk mengendalikan suhu target dan proses perekaman data.
 Pemilihan sensor suhu yang memungkinkan pemantauan suhu ruang pirolisis yang
berkisar antara 400-500C.
 Pengujian fungsi setiap komponen untuk memastikan semua komponen yang telah
dirakit bekerja dengan baik.
 Kalibrasi dan uji konsistensi pembacaan sensor suhu untuk memastikan keadalan
data yang diperoleh dari sensor suhu.
 Pengujian sistem secara keseluruhan untuk memastikan fungsi pemantauan dan
pengendalian suhu berjalan dengan baik.

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan utama skripsi ini adalah merancang, membuat dan mengevaluasi unjuk
kerja alat pemantau dan pengendali suhu pada model alat pirolisis plastik minuman
bekas berbasis mikrontroller. Adapun target-target yang ingin dicapai dalam
pengembangan alat pemantau dan pengendali suhu adalah sebagai berikut:
 Alat harus dapat memantau suhu yang relatif tinggi (400-500C) pada beberapa
bagian alat pirolisis. Pembacaan sensor suhu harus dalam tingkat keakuratan dan
konsistensi yang memadai.
 Alat harus dapat menampilkan menampilkan data ke LCD secara periodik dan
merekam data ke SD card baik secara otomatis maupun dengan perintah pengguna.
 Alat harus dapat mengendalikan suhu ruang pirolisis mendekati suhu yang
ditetapkan oleh pengguna.
Pengembangan alat pemantau dan pengendali suhu pada model alat pirolisis plastik
ini memungkinkan pelaksanaan eksperimen untuk mempelajari pengaruh suhu ruang
pirolisis terhadap efektivitas proses pirolisis serta karakteristik produk yang
dihasilkannya. Eksperimen ini akan berkontribusi terhadap usaha untuk
mengembangkan proses pirolisis yang efektif untuk menghasil produk dengan
karakteristik tertentu. Selain itu, model alat pirolisis plastik yang dilengkapi dengan alat
pemantau dan pengendali suhu ini dapat menjadi alat bantu pembelajaran di Jurusan
Teknik Mesin, terutama untuk mata kuliah Mesin Konversi Energi.
4

D. Metode Penyelesaian Masalah

Alat pemantau dan pengendali suhu yang dikembangkan pada skripsi ini dirancang
memiliki fungsi sebagai berikut:
 Fungsi pemantauan: membaca suhu di beberapa lokasi pada alat pirolisis, serta
menampilkan dan merekam data suhu tersebut secara berkala.
 Fungsi pengendalian: membaca suhu target dan mengendalikan pemanas listrik
agar suhu ruang pirolisis mendekati suhu target.

Pyrolysis Chamber

Electric Heater

Thermocouple (6) Contactor / Relay (1)

Potensiometer (1) Display - LCD (1)


Microcontroller
Push Button (3) Storage - SD Card (1)

Real Time Clock (1) Indicator Lamp (3)

Input Processor Output

Gambar 1: Rancangan konseptual alat pemantau dan pegendali suhu alat pirolisis
plastik.

Untuk mewujudkan fungsi di atas, alat pemantau dan pengendali suhu dirancang
memiliki perangkat input/output seperti ditujukkan pada gambar 1. Untuk memantau
suhu, sistem ini memiliki 5 buah termokopel yang dipasang di ruang pirolisis dan 1
buah termokopel yang dipasang di luar ruang pirolisis. Pengendali mikro secara berkala
membaca sinyal dari termokopel tersebut dan mengolah sinyal tersebut menjadi data
suhu. Data suhu tersebut secara berkala ditampilkan ke perangkat output berupa LCD,
dan jika diperlukan, disimpan ke dalam SD card. Proses penyimpanan data dikendalikan
5

dengan tombol (push button) yang terdiri dari tombol Mode, Record, dan Stop. Tombol
Mode untuk mengatur mode penyimpanan, yaitu mode otomatis atau mode manual.
Pada mode otomatis, data akan disimpan secara terus menerus setiap 5 detik tanpa harus
menekan tombol Record. Sedangkan pada mode manual, perekaman dilakukan secara
berkala (setiap 5 detik) jika tombol Record ditekan dan berhenti jika tombol Stop
ditekan. Pada saat perekaman data, informasi waktu diambil dari RTC (real time clock)
dan disimpan bersama dengan data suhu.
Pada proses pengendalian suhu ruang pirolisis, pengendali mikro membaca suhu
target yang ditentukan menggunakan potensiometer dan membandingkannya dengan
suhu ruang pirolisis yang diperoleh dari termokopel. Jika suhu ruang pirolisis di bawah
suhu target, pengendali mikro akan mengaktifkan pemanas listrik menggunakan relay
yang berfungsi sebagai saklar elektro-mekanis. Jika suhu ruang pirolisis sudah sama
atau lebih tinggi dari suhu target, pemanas listrik dimatikan.
Pengembangan alat pemantau dan kendali suhu ini akan dilakukan melalui tahap
perancangan, implementasi, dan evaluasi. Tahap perancangan mencakup penentuan
target rancangan, pembuatan diagram input/output, dan pemilihan komponen. Tahap
implementasi mencakup perakitan komponen, pembuatan program, uji fungsi setiap
komponen, dan kalibrasi sensor. Pada tahap akhir, yaitu tahap evaluasi, dilakukan uji
operasi untuk mempelajari unjuk kerja sistem secara keseluruhan.

D.1 Tahap Perancangan

Perancangan alat dimulai dengan penyusunan target rancangan yang dinyatakan di


dalam fitur-fitur yang harus dimiliki alat. Untuk memenuhi fitur-fitur tersebut
ditentukan perangkat input/output seperti ditunjukkan pada gambar 1. Selanjutnya
dilakukan penulusuran informasi terkait dengan spesifikasi, harga dan ketersediaan
komponen yang akan dijadikan bahan pertimbangan untuk memilih komponen.
Spesifikasi komponen dapat diperoleh dari datasheet yang disediakan produsen,
sementara informasi harga dan ketersediaan komponen dapat diperoleh dengan survei
ke toko atau penelusuran di portal belanja online, baik melalui portal dalam negeri
seperti Bukalapak, Shopee, Tokopedia, maupun melalui portal luar negeri seperti
Aliexpress, eBay, dan Amazon.
Berdasarkan spesifikasi teknis komponen, disusun rancangan koneksi perangkat
input/output dengan pengendali mikro. Rancangan koneksi ini dapat dituangkan ke
6

dalam wiring diagram yang dapat dibuat menggunakan perangkat lunak seperti Eagle.
Rancangan koneksi ini dapat juga dituangkan dalam bentuk yang lebih sederhana yaitu
dengan tabel koneksi yang menunujukkan pemetaan terminal/konektor pada perangkat
input/output dengan pin koneksi pada board pengendali mikro. Karena pada skripsi ini
hanya dilakukan perakitan tanpa harus membuat board khusus, maka rancangan koneksi
disajikan dalam bentuk tabel koneksi.

D.2 Tahap Implementasi

Rancangan alat seperti pada gambar 1 diimplementasikan dengan membeli dan


merakit perangkat input/output, membuat program pengendali, dan menguji fungsi
masing-masing perangkat. Untuk memudahkan proses pengujian fungsi masing-masing
perangkat, perakitan dilakukan secara bertahap dengan urutan sebagai berikut: modul
LCD, potensiometer, sensor suhu, modul RTC, modul SD card, relay, dan lampu
indikator. Pengembangan perangkat lunak pengendali juga dilakukan secara bertahap.
Setiap penambahan perangkat, ditambahkan program pengendali untuk perangkat
tersebut yang sekaligus merupakan program untuk menguji fungsi perangkat yang
ditambahkan. Adapun kriteria pengujian untuk masing-masing perangkat adalah sebagai
berikut:
 Modul LCD: dapat menampilkan informasi seperti yang diprogramkan.
 Potensiometer: nilai pin analog yang terhubung dengannya bertambah besar jika
potensiometer diputar searah jarum jam dan bertambah kecil jika diputar
sebaliknya.
 Sensor suhu: nilai suhu yang terbaca dari sensor suhu mendekati pembacaan alat
ukur suhu komersial.
 Modul RTC: informasi waktu dapat disinkronkan dengan informasi waktu acuan
awal (komputer) dan informasi waktu terus ter-update walaupun catu daya sistem
dimatikan.
 Modul SD card: data waktu dan suhu dapat direkam dengan format yang
ditentukan, dan data tersebut dapat diakses menggunakan komputer.
 Relay: pemanas menyala ketika relay pada kondisi ON dan pemanas mati pada saat
relay dalam kondisi OFF.
7

 Lampu indikator: indikator status catu daya menyala jika ada catu daya ke sistem,
indikator status pemanas menyala jika relay dalam kondisi ON, dan indikator status
perekaman menyala jika alat merekam data.
Untuk mempelajari tingkat kepercayaan data (data reliability) yang diperoleh dari
sensor suhu, dilakukan uji konsistensi, kalibrasi, dan uji respon transien. Uji konsistensi
dilakukan dengan memasang beberapa termokopel di satu titik pengukuran dan
membandingkan pembacaan suhu dari masing-masing termokopel tersebut. Pada
kondisi ideal semua termokopel akan menunjukkan nilai yang sama, tetapi pada kondisi
nyata akan terjadi penyimpangan nilai suhu yang terbaca dari setiap sensor. Semakin
kecil penyimpangannya, semakin konsisten hasil pembacaan sensor suhu.
Pembacaan sensor suhu menggunakan chip analog to digital converter sebenarnya
sudah dikalibrasi. Namun demikian, pengaruh berbagai faktor seperti panjang kabel
sensor dapat mengakibatkan nilai suhu menyimpang dari nilai yang seharusnya. Oleh
karena itu pembacaan sensor suhu dikalibrasi dengan membandingkan nilainya dengan
nilai yang diperoleh dari alat ukur suhu komersial. Pengujian dilakukan pada berbagai
nilai suhu. Dengan memplot nilai suhu dari alat ukur suhu komersial sebagai fungsi
nilai suhu dari termokopel dan mencari fungsi kurva pendekatannya, maka diperoleh
fungsi kalibrasi yang digunakan untuk mengkonversi nilai pembacaan termokopel pada
perangkat lunak pengendali.
Sensor suhu memiliki lapisan pelindung yang memungkin perbedaan antara suhu
sensor dan suhu permukaan yang diukur dalam selang waktu tertentu. Oleh karena itu,
dilakukan uji transien untuk mempelajari waktu yang dibutuhkan oleh sensor untuk
merespon perubahan suhu. Untuk itu digunakan dua buah sensor yaitu sensor acuan dan
sensor uji. Sensor acuan ditempelkan pada media yang diukur dan dibiarkan mencapai
kondisi tunak (nilai suhu konstan). Setelah sensor acuan mencapai kondisi tunak, sensor
uji ditempelkan pada lokasi yang sama dengan sensor acuan dan perubahan nilai suhu
dicatat secara berkala sampai sensor uji mencapai kondisi tunak. Waktu yang
dibutuhkan sensor uji mencapai kondisi tunak disebut dengan waktu tanggap (response
time).

D.3 Tahap Evaluasi

Setelah masing-masing perangkat dipastikan bekerja dengan baik, sistem pemantau


dan pengendali suhu dipasang pada alat pirolisis dan dilakukan uji operasi untuk
8

mengevaluasi unjuk kerja sistem secara keseluruhan. Adapun kriteria untuk


mengevaluasi unjuk kerja sistem adalah sebagai berikut:
 Sistem dapat membaca, menampilkan, dan merekam data suhu di beberapa bagian
alat pirolisis.
 Sistem dapat mengendalikan suhu ruang pirolisis mendekati suhu target yang
ditentukan oleh pengguna.
Unjuk kerja alat dievaluasi secara detil dengan mengolah data yang tersimpan di
dalam SD card dan menampilkannya dalam bentuk grafik. Kemampuan alat dalam
mengendalikan suhu dapat dinilai dari grafik yang menunjukkan perubahan suhu pada
beberapa bagian ruang pirolisis selama proses pirolisis berlangsung. Jika fungsi
pengendalian bekerja dengan baik, setelah suhu mencapai nilai suhu target, suhu akan
berfluktuasi di sekitar suhu target. Semakin kecil fluktuasi suhu, semakin baik fungsi
pengendalian alat.

E. Daftar Pustaka

Amiruddin, M., Sutopo, B. & Rochmadi, 2012. Sistem Kontrol Suhu dan Laju
Pemanasan Alat Pirolisis. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknik Informasi,
1(3), pp. 49-54.
Barnes, D. K. A., Galgani, F., Thompson, R. C. & Barlaz, M., 2009. Accumulation and
fragmentation of plastic debris in global environments. Phil. Trans. R. Soc. B,
Volume 364, p. 1985–1998.
Endang, K., Mukhtar, G., Abed Nego & Angga Sugiyana, F., 2016. Pengolahan
Sampah Plastik dengan Metoda Pirolisis menjadi Bahan Bakar Minyak.
Yogyakarta, Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”.
Hartulistiyoso, E., Sigiro, F. & Yulianto, M., 2015. Temperature distribution of the
plastics pyrolysis process to produce fuel at 450C. Procedia Environmental
Sciences, Volume 28, p. 234–241.
Next System, 2012. NS.One | Next System. [Online]
Available at: http://nextsys.web.id/edukasi/produk/mikrokontroler/nsone
[Accessed 11 12 2017].
PlasticsEurope and EPRO, 2016. Plastics – the Facts 2016: an Analysis of European
Plastics Production, Demand and Waste Data, s.l.: Messe Düsseldorf and
PlasticsEurope Deutschland.
9

Sharuddin, S. D. A., 2016. A review on pyrolysis of plastic wastes. Energy Conversion


and Management, Volume 115 , p. 308–326.
Stoliarov, S. I. & Walters, R. N., 2008. Determination of the heats of gasification of
polymers using differential scanning calorimetry. Polymer Degradation and
Stability, Volume 93, pp. 422-427.
F. Lampiran

10

Anda mungkin juga menyukai