Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS INDONESIA-FAKULTAS TEKNIK

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL & LINGKUNGAN


UAS – PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI & B3 (ENCV 607001)
Semester : Ganjil 2020/2021
Program/SKS : S1 Teknik Lingkungan/3 SKS
Hari/Tanggal : RABU, 6 Januari 2021
Lama Ujian : 24 Jam
Dosen : Firdaus Ali, MSc. PhD., Dr. Ir. Setyo Sarwanto M. DEA. & Dr. Sandyanto A. MSc.
Jenis Ujian : TAKE HOME EXAM (THE)

1. Baca semua instruksi THE ini dengan hati-hati!!!


1.1 Anda hanya punya waktu 24 jam untuk menyelesaikan THE ini dan mengirimkan hasil
kerja anda kepada saya segera.
1.2 Batas pengiriman hasil kerja anda kepada saya adalah KAMIS tanggal 7 Januari 2021
sebelum pukul 14:30 WIB.
1.3 Kirim hasil kerja anda ke: firdausali2014@gmail.com. Jika ada pertanyaan terkait dengan
THE ini segera email saya.
1.4 Setiap menit KETERLAMBATAN mengirimkan hasil kerja anda akan diganjar dengan
pengurangan 1 poin dari nilai kerja anda.
1.5 Ini adalah THE yang bersifat INDIVIDUAL, bukan berkelompok/group. Jadi kerjakan
sendiri sesuai dengan kapasitas knowledge yang anda miliki.

2. (65%) Pengelolaan Limbah Industri dan B3 secara terpadu dan berkelanjutan dengan
mempertimbangkan efektifitas teknologi dan biaya akan terus menjadi tantangan baik bagi
Otoritas atau regulator (pemerintah), dunia industri (pelaku usaha) dan penyedia layanan dan
teknologi pengelolaan Limbah B3 dihadapkan dengan tuntutan agar mampu menjamin keamanan
dan keselamatan lingkungan (air, tanah, udara, manusia, hewan dan tanaman) akibat keberadaan
materi dan limbah B3 dalam kehidupan modern dewasa ini. Dalam konteks tersebut, anda
diminta membuat ulasan atau telaah ilmiah tentang Teknologi Pengolahan Limbah Industri & B3
yang dapat dikategorikan pada “emerging technology.” Sebagai ilustrasi untuk memicu gagasan
anda, pengembangan teknologi superbugs, separasi membrane, gelombang mikro (microwave),
SCF, SCWO, dan nanobubble telah menyemangati para peneliti dan engineer yang terlibat dan
tertarik untuk mengaplikasikannya dalam Pengolahan Limbah Industri & B3. Terkait dengan hal
tersebut anda diminta menulis makalah ilmiah dengan mengambil salah 1 aspek atau kategori dari
“emerging technology” yang dimaksud, dengan batasan sebagai berikut:
a. Jumlah halaman maksimum tidak melebihi 10 (sepuluh) halaman ukuran A4 dengan spasi
1,5 pts untuk ukuran uruf (font) 12.
b. Anda dapat melakukan penelusuran referensi melalui textbook, jurnal (cetak atau online),
brosur teknologi, referensi lain selama anda dapat menyebutkan sumbernya.
c. Anda dibebaskan membuat asumsi teknis, ilustrasi atau visiualisasi grafis untuk mendukung
ulasan anda selama relevan dan dapat dipertanggungjawabkan serta dengan menyebutkan
sumber referensinya.

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


2. (35%) Setelah terpapar selama 1 semester penuh (walaupun dengan sistem PJJ karena Pandemi
Covid 19) dengan pengetahuan terkait dengan Pengolahan Limbah Industri & B3 untuk
evaluasi capaian kuantitatif pembelajaran, Anda diminta untuk melakukan perhitungan
perencanaan teknis unit Air Stripping (AS) untuk dapat mengolah air yang mengandung
senyawa B3 organik berupa CHCl3 (nilai konstanta Henry = 128 atm, KLa = 0,01/detik). Air
Stripper berupa Packed-Column (3” Tri-pakcs) ini direncanakan untuk mereduksi konsentrasi
kontaminan utama yang dimaksud dari nilai konsentrasi awal sebesar 35 ppm menjadi 50 ppb.
Untuk mendukung perencanaan teknis aplikasi AS ini, data teknis berupa debit air
terkontaminasi (20 oC) yang akan diolah adalah 27,256 m3/jam, tingkat pembebanan hidrolis
yang direncanakan adalah sepesar 18 gpm/ft2 dengan Stripping factor sebesar 3.

Anda diminta menghitung:

1. Minimum dan Desain air-to-water ratio!


2. Debit aliran udara yang diperlukan!
3. Luas permukaan (A) dan ketinggian (H) Air Stripping Packing yang direncakan!
4. Berapa jumlah unit AS yang diperlukan?

Jika ada data pendukung atau formula hitungan yang dibutuhkan anda dipersilahkan untuk
melakukan asumsi-asumsi teknis yang masuk akal dan relevan.

Pastikan anda paham dan teliti dengan unit satuan yang digunakan!!!

oooOOooo

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


TEKNOLOGI GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE) SEBAGAI
EMERGING TECHNOLOGY DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Vira Azzahra Rizqi - 1706042610

Di negara berkembang, jumlah fasilitas penelitian atau perusahaan komersial yang


relatif sedikit bekerja dengan mikroorganisme dengan biosafety level (BSL) yang lebih tinggi
sehingga sebagian besar limbah biohazardous dihasilkan di rumah sakit.. Biasanya, 5–90%
limbah rumah sakit adalah limbah umum yang mirip dengan sampah rumah tangga, dan
sekitar 10% diklasifikasikan sebagai biohazardous. Jenis limbah berbahaya lainnya bersifat
toksik dan radioaktif. Limbah rumah sakit memiliki komposisi dari 85% limbah noninfeksius,
10% limbah infeksius; dan 5% bahan kimia/radioaktif (UNEP, 2012; WHO, 2014).
Terdapat empat proses dasar dalam melakukan pengolahan limbah B3 yang
terkandung dalam limbah rumah sakit, yaitu:
1. Proses Termal (e.g. insinerasi, autoclave, microwave);
2. Proses Kimia;
3. Proses Irradiative, dan;
4. Proses Biologis.
Teknologi pemanasan gelombang mikro atau yang lebih dikenal dengan microwave
(MV) adalah teknologi yang eco-friendly untuk detokfikasi limbah karena memiliki
keberlanjutan dan efektivitasnya sebagai proses dekontaminasi dan detoksifikasi penuh jika
dibandingkan dengan teknologi insinerasi atau konvensional pirolisis. Teknologi MV juga
dapat dipilih dibandingkan proses secara kimia-fisika konvensional atau teknik pemanasan
dalam mengolah tanah yang terkontaminasi ketika tanah yang hadir secara alami. Teknologi
MW menjadi teknologi yang paling menguntungkan karena prosesnya yang cepat, selektif,
dan berkelanjutan secara lingkungan.
Teknologi MV dapat digunakan pada pengolahan limbah padat dan limbah cair.
Teknologi iradiasi dengan MV dapat diterapkan pada skala domestik, industri, maupun medis
karena mampu menghasilkan laju pemanasan yang lebih tinggi, mengurangi energi aktivasi,
meningkatkan lanju reaksi dan mengurangi ukuran peralatan. Teknologi ini mempunyai
kinerja yang baik dalam mengolah polutan volatil maupun semivolatil. MV sudah banyak
diterapkan pada aplikasi pirolisis, proses fase pemisahan dan ekstraksi, remediasi tanah,
remediasi limbah B3, dan pengolahan limbah lumpur.

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


Teknologi MV ditujukan untuk mengolah limbah lumpur atau limbah
berbahaya/radioaktif, termasuk limbah rumah sakit. Teknologi ini memiliki potensi menjadi
salah satu emerging technology yang mampu mengolah limbah B3 dalam bentuk
biohazardous yang banyak terdapat dalam limbah rumah sakit. Apabila pengolahan dan
tempat pembuangan akhir limbah B3 yang mengandung limbah biohazardous yang
diproduksi dari rumah sakit tidak dilakukan dengan tepat akan menyebabkan berbagai
masalah yang berpotensi menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan keselamatan kerja
dan lingkungan (Diaz et al., 2005). Teknologi MV memiliki manfaat utama dalam transfer
energi, dimana energi dikirimkan langsung ke bahan yang mampu menyerap gelombang
mikro. Pemanasan sampel dilakukan sepenuhnya dari dalam dan luar selama bahan
mengandung molekul dipolar seperti air. Teknologi ini mampu meminimalkan permasalahan
waktu pemanasan yang lama, gradien termal, serta mengurangi kehilangan energi ke
lingkungan. Faktor yang memperngaruhi kinerja MV, meliputi pretreatment, penambahan
MW-absorber, material, kontaminan dan kelembaban, serta konsumsi energi.
Gelombang mikro yang ditunjukkan pada Gambar 1. merupakan pita radiasi
elektromagnetik dengan frekuensi dalam kisaran 300 MHz hingga 300 GHz (antara frekuensi
inframerah dan radio), yang sesuai dengan panjang gelombang dalam rentang 1–100 cm.
Biasanya frekuensi 2.45 GHz digunakan dalam aplikasi kimia dan lingkungan. Pada
prinsipnya, aplikasi MV berdasarkan “dielectric heating” atau pemanasan secara dielectric,
dimana kemampuan medium yang diiradiasi untuk diserap dan energi yang dikonversi
menjadi panas. Minimal konsumsi energi sebesar 150kWh/ton yang mampu menghasilkan
efisiensi penyisihan kontaminan sebesar 75%, dengan cost energi berkisar antara 18-27 €/ton
untuk model remediasi insitu.

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


Gambar 1. Spektrum Elektromagnetik
Sumber: (Falciglia et al., 2018)

Gelombang mikro terdiri dari dua komponen perpendicular, yaitu medan elektrik (E)
dan medan magnetik (B) yang ditunjukkan pada Gambar 2. Prinsip pemanasan dalam
teknologi MV adalah polarisasi dipolar, mekanisme kondusksi dan polarisasi interfacial.
Selama proses iradiasi, elektrik power sebagian diabsorbsi oleh medium yang teriradiasi dan
dikonversi menjadi panas. Mekanisme konversi ini menjadi faktor utama dari “efek termal”
dari prinsip pemanasan MV. Medan elektromagnetik ini menginduksi rotasi dari dipol air dan
substansi polar lainnya yang ada pada medium sehingga dihasilkan gesekan intermolekular
yang mampu menghasilkan panas. Ketika medium ditembus oleh medan MV, energi tersebut
diadsorbsi secara ireversibel dan menghasilkan pemanasan volumetrik secara cepat. Efek
atermal tanpa peningkatan suhu dihubungkan dengan iradiasi MW. Hal ini disebabkan oleh
bagian makromolekul yang terpolarisasi bersamaan dengan kutub medan elektromagnetik
yang menghasilkan kemungkinan terpecahnya ikatan hidrogen.

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


Gambar 2. Komponen Medan Elektrik (E) dan Magnetik (H) pada Mirowaves
Sumber: (Falciglia et al., 2018)

Pemanasan MV adalah kebalikan dari pemanasan konvensional, dimana panas


ditransfer ke permukaan suatu material dari sumber panas eksternal dengan cara konduksi,
konveksi atau radiasi dan kemudian akan ditransfer melalui bagian yang lebih dingin secara
konduksi termal. Sebaliknya, MW dapat menembus material dan mengumpulkan energi,
sehingga panas dihasilkan dari volume material daripada sumber eksternal. Proses pemanasan
yang unik ini memberikan banyak keuntungan, seperti pemanasan material yang sama,
peningkatan efisiensi transfer energi, dan reduksi pada proses waktu pemanasan.
Dibandingkan dengan pemanasan konvensional yang proses pemanasannya hampir terjadi
secara instan. Berikut ini adalah Gambar 3. yang menunjukkan distribusi suhu dan arah
transfer panas anatara pemanasan konvensional dan microwave.

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


Gambar 3. Distribusi suhu dan arah transfer panas antara pemanasan konvensional dan MV
Sumber: (Falciglia et al., 2018)

Terdapat dua sistem desain untuk teknologi advanced microwave, yaitu proses batch
dan semi-continuous microwaves. Sisetem semi-continuous biasanya diperuntukkan untuk
pengolahan limbah biomedis dalam jumlah besar sehingga proses koleksi, transportasi dan
inaktivatsi pada satu lokasi. Sedangkan, sistem batch mampu mengontrol pemanasan limbah
termasuk limbah dengan komposisi yang tidak homogen dan mampu secara automatis
menambah air dan mengontrol kelembaban udara, memanaskan dan inaktivasi limbah.
Gambar 4. berikut adalah perbandingan antara microwave konvensional dan canggih.

Gambar 4. Kelebihan dan Kekurangan antara Microwave Konvensional dan Canggih.


Sumber: (Falciglia et al., 2018)

Teknologi MV dapat diterapkan untuk mengolah limbah lumpur maupun limbah


fasilitas kesehatan, seperti limbah rumah sakit dan farmasi. Air limbah yang terkontaminasi

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


limbah farmasi/medis meningkat dengan jumlah yang signifikan. Teknologi MW dapat
diterapkan sebagai teknologi yang mampu untuk menghilangkan kontaminan limbah
farmasi/medis dari air. Teknologi MW dengan peningkatan Fenton mampu mengolah air
limbah dengan kandungan farmasi yang tinggi dengan konsentrasi COD mencapai 50.000
mg/l. Kondisi operasional yang optimal dari microwave, yaitu 300W, waktu radiasi selama 6
menit, initial pH 4.42, Dosis H 2 O 2 and Fe2 (SO¿¿ 4)3 ¿ sebanyak 1300 mg/l dan 4900 mg/l.
Dengan pengolahan yang diterapkan, mampu mencapai efisiensi penyisihan COD sebesar
57.53% dan rasio BOD5/COD mengalami peningkatan dari 0.165 hingga 0.470.
Dibandingkan dengan tradisional reaksi Fenton dan pemanasan konvensional. Teknologi MV
dengan peningkatan Fenton sebagai pengolahan dengan efisiensi yang tinggi. Tujuan studi
ini untuk meningkatkan kualitas pengendapan dari lumpur yang dihasilkan, dan mereduksi
konsentrasi dari lumpur dan meningkatkan biodegrabilitas efluen. Selain itu, teknologi
iradiasi microwave banyak diterapkan juga untuk mengolah limbah rumah sakit, salah
satunya disinfeksi dengan microwave. Teknologi ini berhasil dan merupakan kondisi optimal
untuk menonaktifkan mikroorganisme spora Bacillus atrophaeus yang berada pada air limbah
yang dipengaruhi oleh kelembaban air, kehadiran surfactant, power per unit mass dari
limbah, dan waktu eksposure radiasi. Berikut ini adalah Gambar 5. yang menunjukkan
skema diagram dari reaktor MV untuk pengolahan air limbah.

Gambar 5. Reaktor Microwave dalam Pengolahan Air Limbah


Sumber: (Remya & Lin, 2011)

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


KESIMPULAN
Berdasarkan hasil review terkait teknologi microwave sebagai emerging technology
yang mampu mengolah air limbah, beberapa keuntungan dari teknologi MV, diantaranya: (1)
mengurangi waktu retensi, (2) meningkatkan kemampuan selektif reaksi, (3) mengurangi
energi aktivasi, (4) meningkatkan kecepatan reaksi, (5) mengurangi ukuran peralatan dan
limbah yang dihasilkan dan, (6) menyediakan kontrol yang mudah. Selain sebagai teknologi
mengolah air limbah, iradiasi microwave mampu menjadi alat yang efektif dalam
mengaktivasi limbah padat biohazardous. Teknologi MV ditujukan untuk mengolah limbah
lumpur atau limbah berbahaya/radioaktif, termasuk limbah rumah sakit. Teknologi ini
memiliki potensi menjadi salah satu emerging technology yang mampu mengolah limbah B3
dalam bentuk biohazardous yang banyak terdapat dalam limbah rumah sakit. Selain itu,
Teknologi MV dapat digunakan pada pengolahan limbah cair. Teknologi iradiasi dengan MV
dapat diterapkan pada skala domestik, industri, maupun medis.

REFERENSI

Zimmermann, K. (2017). Microwave as an emerging technology for the treatment of


biohazardous waste: A mini-review. Waste Management & Research, 35(5), 471–479.
doi:10.1177/0734242x16684385 
Zimmermann, K. (2018). Microwave Technologies: An Emerging Tool for Inactivation of
Biohazardous Material in Developing Countries. Recycling, 3(3), 34.
doi:10.3390/recycling3030034
Falciglia, P. P., Roccaro, P., Bonanno, L., De Guidi, G., Vagliasindi, F. G. A., & Romano, S.
(2018). A review on the microwave heating as a sustainable technique for environmental
remediation/detoxification applications. Renewable and Sustainable Energy Reviews, 95,
147–170. doi:10.1016/j.rser.2018.07.031
Remya, N., & Lin, J.-G. (2011). Current status of microwave application in wastewater
treatment—A review. Chemical Engineering Journal, 166(3), 797–813.
doi:10.1016/j.cej.2010.11.100

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


JAWABAN NO. 2
Data Diketahui:
- Unit Air Stripping - Konsentrasi akhir = 50 ppb (50 x
- K CHCl3 = 128 atm 10-3 mg/L)
- KLa = 0,01/detik - Suhu = 20°C
- Air stripper berupa 3” tri-packs - Q = 27,256 m3/jam = 120 gpm
column - Tingkat pembebanan hidrolis = 18
- Konsentrasi awal = 35 ppm (35 gpm/ft2
mg/L) - Stripping factors = 3
Ditanya:
1. Minimum dan Desain air-to-water ratio
2. Debit aliran udara yang diperlukan
3. Luas permukaan (A) dan ketinggian (H) Air Stripping Packing yang direncanakan
4. Berapa jumlah unit AS yang diperlukan?
Jawaban:
1. Minimum dan Desain air-to-water ratio
 Konstanta Henry (tanpa dimensi)
H∗RT (1000 γ )
H=
W
H ¿ (0,082)(273+ 20)(1000)(1)
H= =128
18
H ¿ =0,096
 Minimum air-to-water ratio

H¿
( )
Qa
Qw
=1(0,096)
min
( ) ( )
Qa
Qw min
=1
Qa
Qw min
=10,42

 Desain air-to-water ratio

H
( )
¿ Qa
Qw
=S(0,096)
min
( )
Qa
Qw min
=3

( )
Qa
Qw min
=31,25

2. Debit aliran udara

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


Qa=Q w ×
( )
Qa
Qw
3
m
Qa=27,256 × 3 1,25
jam
3
m
Qa=851,75
jam

3. Luas permukaan (A) dan ketinggian (H) Air Stripping Packing yang direncanakan
 Nilai konstanta Henry = 0,096
 Luas area penampang
Q 120 gpm 2 2
A stripping = = =6,667 ft ≈ 6,6 ft
Surface Loading Rate 18 gpm/ ft 2

( ) ( )
1
4 A 12 4 ( 6,6 ft )
2
2
Diameter air stripping column= =
π π
¿ 2,89 ft =0,88 m≈ 1 m
 Luas penampang area kolom

( )( )
2
π d2 π (1 m ) 2
¿ = =0,785 m
4 4
 Hydraulic loading rate to the column
Q 27,256 m3 / jam
¿ = =34,72m/ jam=0,00964 m/s
A 0,785 m2

4. Berapa jumlah unit AS yang diperlukan

 NTU (Number of Transfer Unit)

[ ]
C¿
( FS−1 )+ 1
NTU =
FS
(
FS−1
× ln
C out
) FS

[ ]
35 mg/L
(3−1 ) +1
NTU =
3
3−1( )
×ln
0,05 mg /L
3
NTU = 9,22 → 10 unit
 HTU (Height of Transfer Unit)
V 0,00964 m/s
HTU = = =0,964 m
Kla 0,01/s

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR


 Z (Tinggi kolom keseluruhan)
Z=HTU × NTU
Z=0,964 m ×9,22=8,88 m

SELAMAT BEKERJA DENGAN TELITI DAN JUJUR

Anda mungkin juga menyukai