Anda di halaman 1dari 6

Sistem Pengendalian Temperatur Pada Miniplant

Pirolisis Berbasis Mikrokontroler


“Mesin Pengubah Sampah Plastik Menjadi BBM”
Detak Yan Pratama Ahmad Fauzan ‘Adzimaa Ahmad Ufi Isbar
Departemen Teknik Instrumentasi Departemen Teknik Instrumentasi Departemen Teknik Instrumentasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia Surabaya, Indonesia
XXXXX xxxx ahmadufiisbar@gmail.com

Abstrak— Pirolisis merupakan salah satu metode untuk dilakukan karena pada dasarnya plastik berasal dari minyak
mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar. Temperatur bumi, sehingga tinggal dikembalikan ke bentuk semula. Selain
pada proses pirolisis merupakan salah satu faktor yang itu plastik juga mempunyai nilai kalor cukup tinggi, setara
mempengaruhi proses pirolisis. Pada laporan ini telah dirancang dengan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar. Beberapa
sistem pengenadlian temperatur pada combustion chamber yang
penelitian seputar konversi sampah plastik menjadi produk cair
berfungsi untuk mengatur temperatur tetap terjaga. Set point
temperatur yang digunakan adalah 200 ℃ dan 250℃. Sampah berkualitas bahan bakar telah dilakukan dan menunjukkan hasil
plastik yang digunakan adalah sampah plastik PE. Dan lama yang cukup prospektif untuk dikembangkan. Perlu dicari data-
proses pembakaran pirolisis adalah 30 menit. Perancangan sistem data kinetika pirolisis dan penentuan kondisi operasi yang
pengendalian temperatur diawali dengan menggunakan sensor sesuai. Data-data itu berguna untuk rancang bangun reaktor
termokopel tipe K yang dihubungkan dengan mikrokontroller pirolisis.[2]
jenis ARM STM32 dan Motor Operated Valve (MOV) sebagai Plastik adalah salah satu produk turunan dari minyak bumi.
aktuator. Termokopel tipe K bertugas mengukur temperatur Oleh karena itu, plastik mempunyai kandungan energi yang
yang ada di dalam combustion chamber dan MOV bertugas tinggi seperti bahan bakar pada umumnya seperti bensin, solar,
mengatur laju alir gas untuk mengendalikan nyala api pada
dan minyak tanah. Mengkonversi sampah plastik menjadi
kompor. Sistem pengendalian yang digunakan adalah mode
kontrol P (Proporsional). Nilai akurasi sensor sebesar 99.03% dan bahan bakar dengan teknologi pirolisis merupakan pilihan yang
histerisis sebesar 1.81%. Pada set point temperatur 200℃ dengan sangat prospektif untuk daur ulang plastik yang tidak dapat
nilai Kp sebesar 1,53, terjadi overshoot sebesar 209 ℃ atau didaur ulang secara mekanis karena pertimbangan
memiliki selisih sebesar 9℃. Rise time sebesar 6 menit dan time keekonomian. Untuk memaksimalkan kapasitas reaktor di
peak pada menit ke 7, dan settling time sebesar 11 menit. dalam proses pirolisis maka densistas plastik yang sangat
rendah harus ditingkatkan, salah satu caranya adalah dengan
Kata kunci— Pirolisis, Temperatur, Sistem Pengendalian, dilakukan pencacahan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam
Combustion Chamber. reaktor.[3]
I. PENDAHULUAN Pirolisis atau devolatilisasi adalah proses fraksinasi material
oleh suhu. Proses pirolisis dimulai pada temperatur sekitar 230
Plastik merupakan salah satu bahan yang banyak , ketika komponen yang tidak stabil secara termal, dan volatile
digunakan untuk pembuatan peralatan rumah tangga, otomotif, matters pada sampah akan pecah dan menguap bersamaan
dan sebagainya. Penggunaan bahan plastik semakin lama dengan komponen lainnya. Produk cair yang menguap
semakin meluas karena sifatnya kuat dan tidak mudah rusak mengandung tar dan polyaromatic hydrocarbon. Produk
oleh pelapukan. Perkembangan produk plastik di Indonesia pirolisis umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu (H 2, CO, CO2,
sangat pesat pada dua dekade terakhir dengan merambah H2O, dan CH4), tar (pyrolytic oil), dan arang. Parameter yang
hampir di semua jenis kebutuhan manusia. Produk barang berpengaruh pada kecepatan reaksi pirolisis mempunyai
plastik selain sangat dibutuhkan oleh masyarakat juga hubungan yang sangat kompleks, sehingga model matematis
memepunyai dampak buruk terhadap lingkungan.[1] persamaan kecepatan reaksi pirolisis yang diformulasikan oleh
Perlu adanya alternatif proses daur ulang yang lebih setiap peniliti selalu menunjukkan rumusan empiris yang
menjanjikan dan berprospek ke depan. Salah satunya berbeda.[4]
mengonversi sampah plastik menjadi minyak. Hal ini bisa

XXX-X-XXXX-XXXX-X/XX/$XX.00 ©20XX IEEE


Miniplant pirolisis yang dibangun saat ini adalah miniplant Setelah merancang schematic mynsis dan minimum system
pirolisis dengan bahan baku limbah plastik dengan jenis PE board, dapat dibentuk rangkaian dari termokopel menggunakan
(polyethylene) yang berupa plastik kantong atau kemasan. ARM STM32 dan juga terdapat LCD dengan ukuran 16x2.
Variabel suhu yang digunakan dalam proses pembakaran
adalah 200℃ dan 250℃, dengan lama waktu pembakaran sekitar 30
menit. Kemudian untuk mode kontrol yang digunakan adalah
mode kontrol proporsional. Alasan memilih mode kontrol
proporsional karena mode kontrol ini memberi pengaruh
langsung (sebanding) pada error. Semakin besar error,
semakin besar sinyal kendali yang dihasilkan kontroler.
Pengaruh pada sistem jika menggunakan kontroler
proporsional adalah menambah atau mengurangi kestabilan,
dapat memperbaiki respon transien khususnya rise time dan
settling time, mengurangi error steady state.
Gambar 3. Minimum System Rangkaian Sensor
Termokopel
II. METODE PERANCANGAN ALAT
A. Perancangan Hardware Sistem Pengendalian Temperatur LCD dengan ukuran 16x2 menampilkan besar ADC yang
Miniplant Pirolisis dikeluarkan oleh sensor termokopel, temperatur di dalam
Adapun perancangan hardware berupa rangkaian sensor reaktor, putaran dari motor stepper, setpoint yang dipilih, dan
termokopel tipe K dan rangkaian motor stepper. Dan tampilan reset dari motor stepper agar saat miniplant akan
penambahan tombol push button untuk opsi pilihan set point dimatikan, motor stepper akan berputar kembali menjadi posisi
temperatur yang di pilih. awal.
Pada miniplant pirolisis ini, mikrokontroller yang
digunakan adalah ARM STM32. Alasan menggunakan
mikrokontroller ini adalah karena VCC dari ARM adalah 5v
dan vref 3,3v. Sehingga saat terjadi masalah di VCC berupa
tegangan yang jatuh, pembacaan sensor relatif stabil. Kemudian
ARM STM32 sendiri memilki kecepatan proses yang lebih baik
dari Atmega.
Perancangan dimulai dengan mendesain schematic mynsis
yang dapat ditunjukkan pada gambar 1. Pin ADC yang
digunakan adalah pin A1. Gambar 4. Tampilan LCD

Motor stepper yang digunakan adalah motor stepper dengan


merek Sanyo Denki dengan tipe 103H6707-0741 yang
dikendalikan oleh TB6560 stepping motor driver.

Gambar 1. Schematic Mynsis

Kemudian dilanjutkan dengan merancang minimum system


board dari rangkaian sensor termokopel
Gambar 5. Motor Stepper

Gambar 2. Minimum System Board Gambar 6. TB650 Stepping Motor Driver


Kemudian motor stepper disambung dengan valve yang III. HASIL DAN ANALISIS
kemudian menjadi MOV (Motor Operated ValveI). MOV
A. Pengujian Sensor Termokopel Tipe K
inilah yang kemudian bergerak untuk mengatur besar kecil
masukan gas LPG menuju kompor pemanas tabung reaktor. Pengujian sensor dilakukan di luar dari plant karena di
Motor stepper ini merupakan jenis motor stepper unipolar yang dalam tabung reaktor, sensor termokopel masuk ke dalam
memiliki 8 kabel. Namun dengan menggunakan 4 kabel saja wadah dari sensor yaitu thermowel. Dan thermowel ini tidak
sudah bisa menggerakkan motor stepper ini yang dapat memungkinkan untuk dimasukkan lebih dari satu sensor
ditunjukkan pada gambar 7. termokopel atau thermopalm. Sehingga validasi dilakukan di
gelas heater, sehingga dapat menentukan apakah pembacaan
dari sensor termokopel sudah benar dan sesuai.
Pengujian sensor dilakukan pada rentang suhu 30℃-90℃.
Alat uji standar yang digunakan sebagai pembanding adalah
Rotronic TP22 Thermopalm yang telah terstandarisasi secara
tertelusur. Mekanisme dari validasi sensor dengan cara
membandingkan dengan validator yaitu Rotronic TP22
Thermopalm yang kemudian diambil beberapa nilai data ADC
dari beberapa titik suhu termokopel yang dicocokkan dengan
Thermopalm. Berikut ini adalah data yang diperoleh dari
pengujian.
Tabel 1 Hasil Pengambilan Data Suhu Naik
Pembacaan Pembacaan Error
Gambar 7. MOV No Temperatur Standar Temperatur Alat
(%)
(°C) (°C)
B. Perancangan Software Sistem Pengendalian Temperatur 1 30 31.8 0.056
Miniplant Pirolisis 2 40 43.4 0.078
Perancangan software diawali dengan membuka STM32 3 50 46.4 0.077
CubeMX untuk mengatur ARM STM32 dan pinout yang
4 60 53.9 0.113
digunakan..
5 70 67.6 0.035
6 80 76.2 0.049
7 90 84.8 0.061
Rata-rata 0.028
Berdasarkan data pada tabel 1 maka dapat dibuat grafik
perbandingan antara pembacaan standar dengan pembacaan
alat seperti pada gambar 10.

Grafik Pengujian Termokopel Tipe K


Gambar 8. Tampilan STM32 CubeMX 100
75
Suhu (°C)

Kemudian untuk memasukkan program menggunakan


50
aplikasi Keil uVision 5. Program yang dimasukkan adalah
program untuk pembacaan temperatur dari termokopel tipe K, 25
program untuk menggerakkan motor stepper, dan juga program 0
untuk pilihan setpoint. 1 2 3 4 5 6 7 8
Waktu (menit)
Temperatur standar Temperatur termokopel

Gambar 10 Grafik Pengujian Termokopel Tipe K


Miniplant Pirolisis

Dari gambar 2.1 dapat disimpulkan bahwa pembacaan alat


hampir mendekati pembacaan temperatur standar dengan
Gambar 9. Tampilan Program Termokopel dan MOV keterangan garis berwarna biru menunjukkan pembacaan
temperatur standar dan garis warna oranye menunjukkan Kemudian pada nilai Kp sebesar 1,33 yang ditunjukkan
pembacaan temperatur termokopel tipe K. Dari grafik tersebut dengan garis warna kuning, overshoot yang terjadi sebesar
dapat disimpulkan bahwa pembacaan sensor termokopel tipe K 214˚C atau memiliki selisih sebesar 14˚C dari nilai setpoint,
sudah linear. Rise time sebesar 6 menit, time peak pada menit ke 9 dan
Tabel 2. Hasil Pengambilan Data Suhu Turun settling time sebesar 14 menit.
Pada nilai Kp sebesar 1,36 yang ditunjukkan dengan garis
Pembacaan warna hijau, overshoot yang terjadi sebesar 206˚C atau
Pembacaan Pembacaan
Temperatur memiliki selisih sebesar 6˚C dari nilai setpoint, Rise time
Temperatur Temperatur H
Standar sebesar 6 menit, time peak pada menit ke 8 dan settling time
Naik (°C) Turun (°C)
(°C) sebesar 13 menit.
30 31.8 29.3 0.283949 Dan yang terakhir nilai Kp sebesar 1,53 yang ditunjukkan
dengan garis biru, overshoot yang terjadi sebesar 209˚C atau
40 43.4 38 0.027448 memiliki selisih sebesar 9˚C dari nilai setpoint, Rise time
sebesar 6 menit, time peak pada menit ke 7 dan settling time
50 51.9 46.4 -0.18266
sebesar 11 menit.
60 61.7 53.9 -0.42697
Grafik Respon Sistem Kontrol Temperatur 250°C
70 70.4 67.6 -0.64944
350
80 83.5 76.2 -0.93339 300
250

Suhu (˚C)
90 91.6 84.8 -1.13612 200
150
rata-rata -0.43102 100
50
0
B. Hasil Sistem Pengendalian Temperatur Pada Miniplant 0 5 10 15 20
Pirolisis Waktu (menit)
Pengujian plant dilakukan pada temperatur 200°C dan Kp=1,19 Kp=1,28
250°C. Pengujian dilakukan selama 20 menit. Dari tiap set Kp=1,26 Kp=1,31
point, diuji selama empat kali yang kemudian menghasilkan Set Point Temperatur
empat nilai Kp. Adapun hasil sistem kontrol temperatur pada
plant pirolisis adalah sebagai berikut : Gambar 12 Grafik Sistem Kontrol Temperatur 250°C

Grafik Sistem Kontrol Temperatur 200°C Berdasarkan gambar 12, setpoint yang digunakan sebesar
250˚C, dapat disimpulkan bahwa pada nilai Kp sebesar 1,28
350 ditunjukkan dengan garis berwarna merah, overshoot yang
terjadi sebesar 261˚C atau memiliki selisih sebesar 11˚C dari
250 nilai setpoint, Rise time sebesar 13 menit, time peak pada menit
Suhu (˚C)

ke 12 dan settling time sebesar 19 menit.


150
Kemudian pada nilai Kp sebesar 1,19 yang ditunjukkan
dengan garis warna kuning, overshoot yang terjadi sebesar
50
255˚C atau memiliki selisih sebesar 5˚C dari nilai setpoint,
-50 0 Rise time sebesar 6 menit, time peak pada menit ke `12 dan
5 10 15 20
settling time sebesar 18 menit.
Waktu (menit) Pada nilai Kp sebesar 1,26 yang ditunjukkan dengan garis
Kp=1,29 Kp=1,33 warna hijau, overshoot yang terjadi sebesar 264˚C atau
Kp=1,36 Kp=1,53 memiliki selisih sebesar 14˚C dari nilai setpoint, Rise time
Set Point Temperatur sebesar 10 menit, time peak pada menit ke 12 dan settling time
sebesar 14 menit.
Gambar 11 Grafik Sistem Kontrol Temperatur 200°C
Dan yang terakhir nilai Kp sebesar 1,31 yang ditunjukkan
dengan garis biru, overshoot yang terjadi sebesar 261˚C atau
Berdasarkan gambar 11, setpoint yang digunakan sebesar memiliki selisih sebesar 11˚C dari nilai setpoint, Rise time
200˚C, dapat disimpulkan bahwa pada nilai Kp sebesar 1,29
sebesar 10 menit, time peak pada menit ke 12 dan settling time
ditunjukkan dengan garis berwarna merah, overshoot yang
sebesar 16 menit.
terjadi sebesar 212˚C atau memiliki selisih sebesar 12˚C dari
nilai setpoint, Rise time sebesar 8 menit, time peak pada menit
ke 10 dan settling time sebesar 19 menit.
Grafik Aktuator
100

Bukaan valve (%)


Temperatur (˚C)

0
1 5 9 13 17
Waktu (menit)
Pembacaan Temperatur Set Point Temperatur
Bukaan Valve
.Gambar 13. Grafik Aktuator pada Setpoint 200°C dan
Kp=1,53 Gambar 16. Hasil Minyak pada Temperatur 250°C

Gambar 15 dan 16 merupakan gambar hasil minyak dari


Grafik Aktuator miniplant pirolisis. Pada percobaan dengan setpoint 200°C,
100 minyak yang dihasilkan berwarna kuning cerah. Sedangkan

Bukaan valve (%)


Temperatur (˚C)

pada percobaan dengan setpoint 250°C, minyak yang


dihasilkan berwarna kuning gelap.

 Pembahasan
0 Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan untuk
1 5 9 13 17 membuat sistem pengendalian suhu pada miniplant pirolisis
diawali dengan melakukan validasi pada thermocouple tipe k
Waktu (menit) dan motor stepper. Sensor thermocouple tipe k dibandingkan
Pembacaan Temperatur Set Point Temperatur dengan Rotronic TP22 Thermopalm yang sudah tervalidasi.
Bukaan Valve Untuk kontroller yang digunakan adalah ARM STM32F1 dan
Gambar 14. Grafik Aktuator pada Setpoint 250°C dan aktuator yang digunakan adalah Motor stepper. Motor Stepper
Kp=1,19 digunakan untuk menggerakkan valve yang mengendalikan laju
gas LPG untuk mengatur besar kecil api pada kompor.
Gambar 13 dan 14 menjelaskan bahwasanya aktuator Rangkaian sensor dihubungkan dengan ARM yang kemudian
yang digunakan yaitu MOV bergerak berdasarkan dua kondisi dihubungkan dengan aktuator. Setelah rangkaian pengendalian
yaitu 100% membuka dan 0% menutup. Dimana saat kondisi suhu berhasil dirangkai, selanjutnya adalah melakukan uji
temperatur pada plant belum menyentuh set point, MOV 100% respon sistem
membuka, dan saat temperatur berada di atas set point, MOV Dari pengujian respon MOV dapat disimpulkan bahwa pada
0% menutup. Keadaan ini berjalan sampai waktu yang percobaan dengan set point 200 ˚C nilai Kp sebesar 1,53,
ditentukan atau saat plant selesai bekerja. overshoot yang terjadi sebesar 209˚C atau memiliki selisih
sebesar 9˚C dari nilai setpoint, Rise time sebesar 6 menit, time
peak pada menit ke 7 dan settling time sebesar 11 menit. Dan
pada set point 250 ˚C dengan nilai Kp sebesar 1,19, overshoot
yang terjadi sebesar 255˚C atau memiliki selisih sebesar 5˚C
dari nilai setpoint, Rise time sebesar 6 menit, time peak pada
menit ke `12 dan settling time sebesar 18 menit.. Hasil respon
tersebut sudah baik karena error yang dihasilkan sangat kecil.
Dan setelah dilakukan percobaan selama 25 menit, miniplant
pirolisis dapat menghasilkan minyak sebanyak 50ml.

IV. KESIMPULAN
a. Telah dirancang sistem pengendalian temperatur pada
miniplant pirolisis dengan menggunakan termokopel tipe K
Gambar 15. Hasil Minyak pada Temperatur 200°C sebagai sensor, Motor Operated Valve sebagai aktuator, dan
LCD dengan ukuran 16x4 sebagai display. Setelah
dilakukan percobaan, disimpulkan bahwa pada percobaan
dengan set point 200 ˚C dan nilai Kp sebesar 1,53,
overshoot yang terjadi sebesar 209˚C atau memiliki selisih REFERENSI
sebesar 9˚C dari nilai setpoint, Rise time sebesar 6 menit, [1] N. Karuniastuti, “Bahaya Plastik,” vol. 03, no. 1, 2017.
time peak pada menit ke 7 dan settling time sebesar 11
menit. [2] Mulyadi, E.,, “Kinetika reaksi Katalitik Dekomposisi
b. Pada sistem pengendalian temperatur miniplant pirolisis, Gambut.” 10 : 90-110, 2010
telah ditentukan set point sebesar 200˚C dan 250˚C. Dan [3] Surono, U.B., Ismanto “Pengolahan Sampah Plastik
dengan percobaan selama 25 menit, miniplant pirolisis Jenis PP, PET, dan PE Menjadi Bahan Bakar Minyak
dapat menghasilkan minyak sebanyak 50ml. dan Karakteristiknya”, Jurnal Mekanika dan Sistem
Termal, Vol. 1(1), pp. 32-37,2016

[4] Sapriyanto, A., "Mesin Pengubah Sampah Plastik


Menjadi Minyak." 8:132-136,2011

Anda mungkin juga menyukai