Abstrak— Pirolisis merupakan salah satu metode untuk dilakukan karena pada dasarnya plastik berasal dari minyak
mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar. Temperatur bumi, sehingga tinggal dikembalikan ke bentuk semula. Selain
pada proses pirolisis merupakan salah satu faktor yang itu plastik juga mempunyai nilai kalor cukup tinggi, setara
mempengaruhi proses pirolisis. Pada laporan ini telah dirancang dengan bahan bakar fosil seperti bensin dan solar. Beberapa
sistem pengenadlian temperatur pada combustion chamber yang
penelitian seputar konversi sampah plastik menjadi produk cair
berfungsi untuk mengatur temperatur tetap terjaga. Set point
temperatur yang digunakan adalah 200 ℃ dan 250℃. Sampah berkualitas bahan bakar telah dilakukan dan menunjukkan hasil
plastik yang digunakan adalah sampah plastik PE. Dan lama yang cukup prospektif untuk dikembangkan. Perlu dicari data-
proses pembakaran pirolisis adalah 30 menit. Perancangan sistem data kinetika pirolisis dan penentuan kondisi operasi yang
pengendalian temperatur diawali dengan menggunakan sensor sesuai. Data-data itu berguna untuk rancang bangun reaktor
termokopel tipe K yang dihubungkan dengan mikrokontroller pirolisis.[2]
jenis ARM STM32 dan Motor Operated Valve (MOV) sebagai Plastik adalah salah satu produk turunan dari minyak bumi.
aktuator. Termokopel tipe K bertugas mengukur temperatur Oleh karena itu, plastik mempunyai kandungan energi yang
yang ada di dalam combustion chamber dan MOV bertugas tinggi seperti bahan bakar pada umumnya seperti bensin, solar,
mengatur laju alir gas untuk mengendalikan nyala api pada
dan minyak tanah. Mengkonversi sampah plastik menjadi
kompor. Sistem pengendalian yang digunakan adalah mode
kontrol P (Proporsional). Nilai akurasi sensor sebesar 99.03% dan bahan bakar dengan teknologi pirolisis merupakan pilihan yang
histerisis sebesar 1.81%. Pada set point temperatur 200℃ dengan sangat prospektif untuk daur ulang plastik yang tidak dapat
nilai Kp sebesar 1,53, terjadi overshoot sebesar 209 ℃ atau didaur ulang secara mekanis karena pertimbangan
memiliki selisih sebesar 9℃. Rise time sebesar 6 menit dan time keekonomian. Untuk memaksimalkan kapasitas reaktor di
peak pada menit ke 7, dan settling time sebesar 11 menit. dalam proses pirolisis maka densistas plastik yang sangat
rendah harus ditingkatkan, salah satu caranya adalah dengan
Kata kunci— Pirolisis, Temperatur, Sistem Pengendalian, dilakukan pencacahan terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam
Combustion Chamber. reaktor.[3]
I. PENDAHULUAN Pirolisis atau devolatilisasi adalah proses fraksinasi material
oleh suhu. Proses pirolisis dimulai pada temperatur sekitar 230
Plastik merupakan salah satu bahan yang banyak , ketika komponen yang tidak stabil secara termal, dan volatile
digunakan untuk pembuatan peralatan rumah tangga, otomotif, matters pada sampah akan pecah dan menguap bersamaan
dan sebagainya. Penggunaan bahan plastik semakin lama dengan komponen lainnya. Produk cair yang menguap
semakin meluas karena sifatnya kuat dan tidak mudah rusak mengandung tar dan polyaromatic hydrocarbon. Produk
oleh pelapukan. Perkembangan produk plastik di Indonesia pirolisis umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu (H 2, CO, CO2,
sangat pesat pada dua dekade terakhir dengan merambah H2O, dan CH4), tar (pyrolytic oil), dan arang. Parameter yang
hampir di semua jenis kebutuhan manusia. Produk barang berpengaruh pada kecepatan reaksi pirolisis mempunyai
plastik selain sangat dibutuhkan oleh masyarakat juga hubungan yang sangat kompleks, sehingga model matematis
memepunyai dampak buruk terhadap lingkungan.[1] persamaan kecepatan reaksi pirolisis yang diformulasikan oleh
Perlu adanya alternatif proses daur ulang yang lebih setiap peniliti selalu menunjukkan rumusan empiris yang
menjanjikan dan berprospek ke depan. Salah satunya berbeda.[4]
mengonversi sampah plastik menjadi minyak. Hal ini bisa
Suhu (˚C)
90 91.6 84.8 -1.13612 200
150
rata-rata -0.43102 100
50
0
B. Hasil Sistem Pengendalian Temperatur Pada Miniplant 0 5 10 15 20
Pirolisis Waktu (menit)
Pengujian plant dilakukan pada temperatur 200°C dan Kp=1,19 Kp=1,28
250°C. Pengujian dilakukan selama 20 menit. Dari tiap set Kp=1,26 Kp=1,31
point, diuji selama empat kali yang kemudian menghasilkan Set Point Temperatur
empat nilai Kp. Adapun hasil sistem kontrol temperatur pada
plant pirolisis adalah sebagai berikut : Gambar 12 Grafik Sistem Kontrol Temperatur 250°C
Grafik Sistem Kontrol Temperatur 200°C Berdasarkan gambar 12, setpoint yang digunakan sebesar
250˚C, dapat disimpulkan bahwa pada nilai Kp sebesar 1,28
350 ditunjukkan dengan garis berwarna merah, overshoot yang
terjadi sebesar 261˚C atau memiliki selisih sebesar 11˚C dari
250 nilai setpoint, Rise time sebesar 13 menit, time peak pada menit
Suhu (˚C)
0
1 5 9 13 17
Waktu (menit)
Pembacaan Temperatur Set Point Temperatur
Bukaan Valve
.Gambar 13. Grafik Aktuator pada Setpoint 200°C dan
Kp=1,53 Gambar 16. Hasil Minyak pada Temperatur 250°C
Pembahasan
0 Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan untuk
1 5 9 13 17 membuat sistem pengendalian suhu pada miniplant pirolisis
diawali dengan melakukan validasi pada thermocouple tipe k
Waktu (menit) dan motor stepper. Sensor thermocouple tipe k dibandingkan
Pembacaan Temperatur Set Point Temperatur dengan Rotronic TP22 Thermopalm yang sudah tervalidasi.
Bukaan Valve Untuk kontroller yang digunakan adalah ARM STM32F1 dan
Gambar 14. Grafik Aktuator pada Setpoint 250°C dan aktuator yang digunakan adalah Motor stepper. Motor Stepper
Kp=1,19 digunakan untuk menggerakkan valve yang mengendalikan laju
gas LPG untuk mengatur besar kecil api pada kompor.
Gambar 13 dan 14 menjelaskan bahwasanya aktuator Rangkaian sensor dihubungkan dengan ARM yang kemudian
yang digunakan yaitu MOV bergerak berdasarkan dua kondisi dihubungkan dengan aktuator. Setelah rangkaian pengendalian
yaitu 100% membuka dan 0% menutup. Dimana saat kondisi suhu berhasil dirangkai, selanjutnya adalah melakukan uji
temperatur pada plant belum menyentuh set point, MOV 100% respon sistem
membuka, dan saat temperatur berada di atas set point, MOV Dari pengujian respon MOV dapat disimpulkan bahwa pada
0% menutup. Keadaan ini berjalan sampai waktu yang percobaan dengan set point 200 ˚C nilai Kp sebesar 1,53,
ditentukan atau saat plant selesai bekerja. overshoot yang terjadi sebesar 209˚C atau memiliki selisih
sebesar 9˚C dari nilai setpoint, Rise time sebesar 6 menit, time
peak pada menit ke 7 dan settling time sebesar 11 menit. Dan
pada set point 250 ˚C dengan nilai Kp sebesar 1,19, overshoot
yang terjadi sebesar 255˚C atau memiliki selisih sebesar 5˚C
dari nilai setpoint, Rise time sebesar 6 menit, time peak pada
menit ke `12 dan settling time sebesar 18 menit.. Hasil respon
tersebut sudah baik karena error yang dihasilkan sangat kecil.
Dan setelah dilakukan percobaan selama 25 menit, miniplant
pirolisis dapat menghasilkan minyak sebanyak 50ml.
IV. KESIMPULAN
a. Telah dirancang sistem pengendalian temperatur pada
miniplant pirolisis dengan menggunakan termokopel tipe K
Gambar 15. Hasil Minyak pada Temperatur 200°C sebagai sensor, Motor Operated Valve sebagai aktuator, dan
LCD dengan ukuran 16x4 sebagai display. Setelah
dilakukan percobaan, disimpulkan bahwa pada percobaan
dengan set point 200 ˚C dan nilai Kp sebesar 1,53,
overshoot yang terjadi sebesar 209˚C atau memiliki selisih REFERENSI
sebesar 9˚C dari nilai setpoint, Rise time sebesar 6 menit, [1] N. Karuniastuti, “Bahaya Plastik,” vol. 03, no. 1, 2017.
time peak pada menit ke 7 dan settling time sebesar 11
menit. [2] Mulyadi, E.,, “Kinetika reaksi Katalitik Dekomposisi
b. Pada sistem pengendalian temperatur miniplant pirolisis, Gambut.” 10 : 90-110, 2010
telah ditentukan set point sebesar 200˚C dan 250˚C. Dan [3] Surono, U.B., Ismanto “Pengolahan Sampah Plastik
dengan percobaan selama 25 menit, miniplant pirolisis Jenis PP, PET, dan PE Menjadi Bahan Bakar Minyak
dapat menghasilkan minyak sebanyak 50ml. dan Karakteristiknya”, Jurnal Mekanika dan Sistem
Termal, Vol. 1(1), pp. 32-37,2016