Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 5 No.

1 Mei 2020
p-ISSN 2502-4922,e-ISSN 2615-0867

ANALISIS PENGERINGAN SERBUK KAYU MENGGUNAKAN


ROTARY DRYER DENGAN TEMPERATUR TUNGKU
700˚C,750˚C,800˚C DALAM RANGKA PERBAIKAN HASIL
CETAK PELLET KAYU DI PT.GOUKA INDO ENERGI

(1)
Mujidurahman,(2)Gusti Rusydi Furqon Syahrillah

(1)(2)
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan MAAB
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi banjarmasin
Email : rahmanmajid93@gmail.com,rani_rusdi@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil cetak pellet kayu dalam proses
pengeringan rotary dryer dengan temperatur tungku 700˚C,750˚C,800˚C sehingga dalam
pembuatan pellet kayu didapatkan hasil yang efisien dan untuk mengatasi masalah pellet
kayu yang kurang sempurna. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui
survei kelokasi perusahaan dimana rotary dryer digunakan, mempelajari literature dan
sumber informasi internet yang berkaitan dengan masalah yang sedang dilakukan untuk
menunjang dalam proses penelitian, serta menggunakkan persamaan-persamaan yang
terkait dengan penelitian.Hasil penelitian yang di dapat dalam proses pengeringan serbuk
kayu rotary dryer kadar air berpengaruh nyata. semakin rendah kadar air bahan maka
semakin besar pengaruh penurunan kadar dalam proses pengeringan sedangkan semakin
besar kadar air maka semakin rendah pengaruh penurunan kadar air bahan dalam proses
pengeringan.dan dari hasil analisis cetak pellet kayu yang di dapat dari proses
pengeringan serbuk kayu rotary dryer dengan temperatur tungku 700˚C,750˚C,800˚C
adalah dari proses pengeringan serbuk kayu rotary dryer pada temperatur tungku 700˚C
dengan kadar air setelah pengeringan 18% adalah tercetak dengan kondisi mengembang
dan agak retak, dari temperatur tungku 750˚C dengan kadar air setelah pengeringan 14%
adalah tercetak dengan kondisi bagus dan tidak ada retak, dan dari temperatur tungku
800˚C dengan kadar air setelah pengeringan 11% adalah tidak tecetak dengan kondisi
hancur. Hasil cetak pellet kayu yang baik dan bagus pada temperatur tungku 750˚C
dengan kadar air setelah pengeringan 14%.

Kata kunci : rotary dryer, kadar air, serbuk kayu, temperatur tungku, pellet kayu

Abstract

The research aims to determine the results of the printing of wood pellets in a rotary dryer
Drying process with a furnace temperature of 700 °c,750 °c,800 °c so that in the
manufacture of wood pellets obtained efficient results and to overcome the problem of
less-than-perfect wood pellets. The method used in this research is through a survey of
the company's property where rotary dryer is used, studying literature and Internet
Information resources related to the problem that is being done tosupported in the
research process, as well asthe similaritiesassociated with the research. The Results of the
research in can DNatural drying process of wood powder rotary dryer water content
real effect. The lower the moisture content of the material then the greater the influence

22 |
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 5 No. 1 Mei 2020
p-ISSN 2502-4922,e-ISSN 2615-0867

of the rate of decrease in the drying processis thegreater the water content and the lower
the influence of water content decrease in the drying process. and Danalysis results of
printing of wood pellets that can be from the drying process of a wood powder rotary
dryer with a furnace temperature of 700 °c,750 °c,800 °c is from the drying process of
wood powder rotary dryer at a temperature furnace 700 ° C with moisture content after
18% drying is printed with a inflated and somewhat cracked conditions, from the
temperature of the furnace of 750 ° C with moisture content after drying 14% is printed
with good conditions and no cracks, and from the temperature of the furnace 800 ° C with
moisture content after drying 11% is not in the condition of destroyed. Excellent and good
wood pellet prints at a furnace temperature of 750 ° C with moisture content after 14%
drying.

Keywords : rotary dryer, moisture content, wood grain, furnace temperature, wood pellet

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN


Penggunaan energi berbasis bahan bakar Tempat dan Waktu Penelitian
fosil di indonesia sudah sangat familiar Penelitian akan dilaksanakan pada
seperti batubara, minyak bumi, gas bumi PT.GOUKA INDO ENERGY di desa
yang digunakan sebagai bahan bakar tinggiran II luar, tamban-barito kuala,
untuk pembangkit listrik, transportasi, kalimantan selatan, Waktu penelitian
dan lainnya. Energi tak terbarukan ini dilaksakan pada bulan mei 2019 sampai
ketersediaanya terbatas sehingga apabila dengan selesai
energi ini habis, maka tidak dapat Alat dan Bahan
diperbarui kembali dan juga banyak a. Alat yang akan digunakan dalam
dampak negatif dari energi tak pengujian ini berupa :
terbarukan bagi lingkungan sekitar. - Mesin Rotary Dryer model HG
Energi terbarukan adalah jawaban dari 2,6-9m
permasalahan tersebut, di Indonesia - Termocouple sebagai alat
sendiri tersedia berbagai macam energi pengukur temperatur
terbarukan yang dapat dimanfaatkan dan - Alat pengukur MC (moisture
dimaksimalkan kegunaannya. Salah satu content) sebagai alat pengukur
dari energi terbarukan yang potensial di kadar air
Indonesia adalah pellet kayu, hal ini - Timbangan sebagai alat
disebabkan Indonesia memiliki banyak pengukur berat bahan serbuk
indsutri disektor perkebunan dan kayu
pertanian. Limbah dari industri tersebut b. Bahan yang akan digunakan dalam
dapat dijadikan bahan baku pembuatan pengujian ini berupa :
pellet kayu. - Serbuk kayu
Dari identifikasi di atas maka, masalah Metode Penelitian
yang dibahas dalam penulisan ini adalah Metode penelitian yang digunakkan
a. Menganalisis bagaimana pengaruh adalah:
kadar air bahan serbuk kayu dalam 1. Analisis ini didapat melalui
proses pengeringan rotary dryer. b. survei kelokasi perusahaan
Menganalisis bagaimana hasil cetak dimana rotary dryer digunakan.
pellet kayu dalam proses pengeringan 2. Mempelajari literature dan
serbuk kayu rotary dryer dengan sumber informasi internet yang
temperatur tungku 700˚C,750˚C,800˚C. berkaitan dengan masalah yang
sedang dilakukan untuk
menunjang dalam proses
penelitian.

23 |
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 5 No. 1 Mei 2020
p-ISSN 2502-4922,e-ISSN 2615-0867

3. Menggunakkan persamaan- Dryer Dengan Temperatur Tungku


persamaan yang terkait dengan 700˚C,750˚C,800˚C
penelitian. Data yang akan diuji pada analisis hasil
cetak pellet kayu dalam proses
HASIL DAN PEMBAHASAN pengeringan rotary dryer dengan
temperatur tungku 700˚C,750˚C,800˚C
Analisis Pengaruh Kadar Air Dalam
dapat dilihat pada tabel 4.2
Proses Pengeringan Rotary Dryer.
Tabel.4.2.Data temperatur dan kadar air
Data yang akan diuji pada analisis
bahan yang akan diuji
pengaruh kadar air dalam proses Temperatur Kadar air awal Kadar air setelah pengeringan
pengeringan rotary dryer dapat dilihat tungku rotary dryer

pada tabel 4.1 700˚C 53% 18 %


Tabel.4.1.Data berat bahan dan kadar air
750˚C 53% 14%
yang akan diuji .
pengujian Berat bahan Kadar air Berat bahan setelah 800˚C 53% 11%
awal awal proses pengerigan
rotary dryer
Sumber : termocouple dipanel kontrol
Uji 1 60 kg 53% 46,5 kg
dan alat pengukur MC
Uji 2 60 kg 55% 45,8 kg

Analisis dari cetak pellet kayu dalam


Sumber : timbangan dan alat pengukur proses pengeringan serbuk kayu
MC menggunakan rotary dryer dengan
temperatur tungku 700˚C,750˚C,800˚C
Hasil analisis pengaruh kadar air dapat dilihat pada gambar 4.2.
bahan serbuk kayu dalam proses
pengeringan rotary dryer menunjukkan Gambar 4.2.Hasil cetak pellet kayu
pengaruh yang nyata, semakin rendah
kadar air bahan maka semakin besar
pengaruh penurunan kadar dalam proses
pengeringan sedangkan semakin besar
kadar air bahan maka semakin rendah
pengaruh penurunan kadar air bahan
dalam proses pengeringan dapat dilihat
pada gambar 4.1.
Gambar 4.1. kadar air basis basah dan
kadar air basis kering
Sumber : dukumentasi pribadi

(A). Hasil cetak pellet kayu dalam proses


pengeringan serbuk kayu rotary dryer
pada temperatur tungku 700˚C dengan
kadar air setelah pengeringan 18%,
tercetak dalam kondisi mengembang dan
agak retak.
(B). Hasil cetak pellet kayu dalam proses
Sumber : menggunakan rumus pengeringan serbuk kayu rotary dryer
persamaan pada temperatur tungku 750˚C dengan
kadar air setelah pengeringan 14%,
Analisis Hasil Cetak Pellet Kayu tercetak dengan kondisi bagus dan baik
Dalam Proses Pengeringan Rotary

24 |
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 5 No. 1 Mei 2020
p-ISSN 2502-4922,e-ISSN 2615-0867

(C). Hasil cetak pellet kayu dalam proses kadar air setelah pengeringan 11%
pengeringan serbuk kayu rotary dryer adalah tidak tecetak dengan kondisi
pada temperatur tungku 800˚C dengan hancur. Hasil cetak pellet kayu yang
kadar air setelah pengeringan 11%, tidak baik dan bagus pada temperatur
tercetak dengan kondisi hancur. tungku 750˚C dengan kadar air
Dari hasil analisis cetak pellet yang setelah pengeringan 14%
di dapat dari proses pengeringan serbuk
kayu rotary dryer dengan temperatur REFERENSI
tungku 700˚C,750˚C,800˚C adalah dari
proses pengeringan serbuk kayu rotary [1] Abelloncleanenergy, 2009. Cofiring
dryer pada temperatur tungku 700˚C with biopellets: An efficient way to
dengan kadar air setelah pengeringan reduce greenhouse greenhouse gas
18% adalah tercetak dengan kondisi emissions. India: Abellon.
mengembang dan agak retak, dari [2] Battacharya SC, 1998. Appropriate
temperatur tungku 750˚C dengan kadar Biomass Energy Technologies:
air setelah pengeringan 14% adalah Issues and Problems. Invited Paper
tercetak dengan kondisi bagus dan tidak for seminar On Renewable Energy
ada retak, dan dari temperatur tungku Source For Rural Areas,Nadi,Fizi,
800˚C dengan kadar air setelah 20-25 july, 1998
pengeringan 11% adalah tidak tecetak [3] Buckle, K.A., R.A. Edwars, H.A.,
dengan kondisi hancur. Pengaturan Fleet, M. Wooton. 1985. Ilmu
temperatur tungku yang sesuai dengan Pangan. Diterjemahkan oleh
kadar air bahan serbuk yang digunkan Purnomo H, Adiono. UI Press,
dalam proses pengeringan serbuk kayu Jakarta
menggunakan rotary dryer sangat [4] Desrosier NW. 1988. Teknologi
menentukan hasil pellet kayu yang Pengawetan Pangan. Muljohardjo
dicetak. M, Penerjemah. Jakarta: UI Press.
Terjemahan dari: Technology of
KESIMPULAN Food Preservation.
[5] Earle, R. L. 1969. Satuan Operasi
1. Dalam proses pengeringan serbuk
dalam Pengolahan Pangan.
kayu rotary dryer kadar air
Terjemahan: Ir. Zein Nasution.
berpengaruh nyata. semakin rendah
Sastra Hudaya. Bogor.
kadar air bahan maka semakin besar
[6] Jumari, A dan Purwanto A.,
pengaruh penurunan kadar dalam
2005.Design Of RotaryDryer For
proses pengeringan sedangkan
Improving The Quality OfProduct Of
semakin besar kadar air maka
Semi Organic PhosphateFertilizer,
semakin rendah pengaruh penurunan
Jurusan Teknik KimiaF.T.UNS :
kadar air bahan dalam proses
Solo
pengeringan.
[7] Mani S, Tabil LG, Sokhansanj S.
2. Hasil analisis cetak pellet yang di
2006. Effek Of Compressive force,
dapat dalam penlitian ini adalah dari
Particle Size and Moisture Content
temperatur tungku 700˚C dengan
on Mechanical Propeties of Biomass
kadar air setelah pengeringan 18%
pellets from Grasses. Biomass and
adalah tercetak dengan kondisi
bioenergy (30): 648-654
mengembang dan agak retak, dari
[8] Mc.Cabe, L. Warren. 1985.
temperatur tungku 750˚C dengan
Operation of Chemical Engineering.
kadar air setelah pengeringan 14%
Mc GrawHill Book Inc: New York
adalah tercetak dengan kondisi bagus
[9] Mujumdar, AS, Devastin, S.2001.
dan tidak ada retak, dan dari
Prinsip Dasar Pengeringan.
temperatur tungku 800˚C dengan

25 |
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 5 No. 1 Mei 2020
p-ISSN 2502-4922,e-ISSN 2615-0867

Penerjemah : Armansyah et al.,


editor. Bogor : IPB Press.
Terjemahan dari : Mujumdar’s
Practical Guide to Industrial Drying.
[10] Muhardityah1, Mulfi Hazwi2,
2014. Pengujiuan Performasi Mesin
Pengering Produk/ Pertanian Sistem
Tenaga Surya Tipe kolektor Bersirip,
Medan: Universitas sumatra utara.
[11] Ratnasari, Y. N. 2014. Pengaruh
Suhu Dan Lama Perendaman
Terhadap Laju Pengeringan Kacang
Hijau Pada Kinerja Alat Rotari
Dryer.

26 |

Anda mungkin juga menyukai