Anda di halaman 1dari 6

Kajian Pengeringan Lateks dengan Unit Pengering Bertenaga...

Jurnal Agroteknologi Vol. 08 No. 02 (2014)

KAJIAN PENGERINGAN LATEKS DENGAN UNIT PENGERING BERTENAGA


LISTRIK PADA PENGOLAHAN KARET (Heven brassiliensis)
Study of an Electrical Powered Dryer Unit for Rubber Processing

Hervian Rahardiansyah1)*, Iwan Taruna1), Siswoyo Soekarno1)


1)
Jurusan Teknik Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember
Jalan Kalimantan No. 37 Jember, 68121
*E-mail: vian_kent_arjunasemar@yahoo.com

ABSTRACT

This study was purposed to design and construct a prototype electric-powered dryer unit for
drying of Rubber Smoked Sheet (RSS). The performance of designated dryer was examined in terms of
drying conditioning and the quality of RSS and then compared to original curing process based on the sheet
quality and pace of drying. The results showed that the dryer was capable to produce the standard quality of
RSS, as indicated by the absences of bubbles, product defects and impurities. The prototype of drying unit
could reduce also the weight of RSS or latex rubber in average of about 36% of the initial weight for about 48
hours at temperature range between 56 and 76°C.

Keywords: drying unit, latex sheet, sheet quality

PENDAHULUAN referensi dan literatur juga kenyataan


Sheet adalah salah satu produk karet diperkebunan milik pemerintah perlunya
alam yang telah sejak lama dikenal di diciptakan unit yang dapat melakukan
pasaran. Pada masa sebelum perang dunia proses tersebut dengan lebih efisien dan
kedua, dalam perdagangan sheet dikenal efektif. Selama ini yang ada hanyalah
“Java Standard Sheet”, yaitu berupa berupa ruang pengering yang nantinya
lembaran- lembaran sheet yang telah diasap, akan difungsikan sebagai tempat
bersih dan liat, bebas dari buluk (jamur), tidak pengeringan dan pengasapan. Pengasapan
saling melekat, warna jernih, tidak dilakukan selama 5 hari berturut-turut
bergelembung udara dan bebas dari akibat dengan suhu pengasapan yang berbeda-
pengolahan yang kurang sempurna. Standar beda. Pada hari ke-6 sheet diturunkan
tesebut sampai sekarang masih dipertahankan untuk dilakukan proses sortasi
sehingga perdagangan sheet masih mampu (Nazzarudin et al., 1992).
bertahan sampai saat ini (Setyamidjaja, Proses pengasapan untuk
1993). mengeringkan lateks menjadi lembaran-
Karet alam berasal dari tanaman lembaran kering sheet membutuhkan
karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) yang waktu yang cukup lama dan energi bahan
diusahakan oleh perkebunan besar dan bakar berupa kayu yang tidak sedikit. Hal
perkebunan rakyat sebagai bahan baku ini dikarenakan proses pengeringan dalam
industri memerlukan sistem jaminan mutu ruang pengasapan masih manual dan
yang baik, biasanya penentuan mutu konvensional sehingga energi panas yang
dilakukan berdasarkan uji produk akhir. digunakan tidak maksimal. Metode seperti
Sistem yang ada saat ini mempunyai ini juga akan berdampak pada tingkat
banyak kelemahan diantaranya adalah produktivitas apabila suatu saat nanti
belum dapat menjamin hasil kualitas sheet ketersediaan kayu bakar semakin
yang baik, yakni bebas kontaminasi dan berkurang. Oleh karena itu diperlukan
konstituen. Dalam proses pengeringan dari adanya usaha rekayasa perancangan unit

179
Kajian Pengeringan Lateks dengan Unit Pengering Bertenaga...
Jurnal Agroteknologi Vol. 08 No. 02 (2014)

pengering atau mesin yang mampu menjadi sebuah kotak persegi panjang
mensuplai panas secara cukup, bersih, dan berukuran P x L x T= (47 x 32 x 27) cm3
terkontrol sesuai kebutuhan sehingga dan tebal plat 1,5 mm. Unit penahan yang
kualitas mutu karet tetap terjaga. Cacat terbuat dari bambu, berbentuk silinder
produk olahan bagi industri berarti suatu dengan panjang sekitar 32 cm dan
kerugian akibat mutu turun atau menjadi berdiameter sekitar 5 mm. Penyangga lateks
lewat mutu. Bagi konsumen produk yang ini berjumlah 8 buah dan diletakkan secara
cacat tidak menarik akan mengurangi nilai tertata dengan posisi berjejer sebanyak 8
pemuas (Soekarto, 1990). baris ke belakang. Unit pemanas yakni
Adapun tujuan penelitian ini adalah elemen pemanas berbentuk lingkaran dan
merancang bangun unit pengering karet berdiameter sekitar 5 cm dengan panjang
bertenaga listrik skala laboratorium, sekitar 7,63 cm yang diletakkan di hadapan
mengevaluasi kinerja unit pengering blower di bagian samping kotak pengering
bertenaga listrik hasil rancangan, untuk atau bagian lubang saluran panasnya. Unit
proses pengeringan lateks dan menguji penyalur dengan menggunakan fan atau
kualitas hasil pengeringan unit pengering blower yang terbuaat dari kipas dengan jari-
bertenaga listrik dengan proses jari 9,49 cm dan berat 400 gram serta terbuat
pengasapan aslinya ditinjau dari segi dari plastik fiber karbon. Unit pengontrol
warna. yang digunakan adalah potensiometer
berdiameter 2 cm dengan panjang sekitar 5
METODE PENELITIAN cm dan diletakkan di bagian belakang unit
pengering dan terakhir adalah Unit
Alat dan Bahan pengukur yakni termometer suhu yang
Alat dan bahan yang digunakan diletakkan di depan lubang ventilasi dan
dalam penelitian ini terdiri dari bahan memiliki kisaran ukur dari 0˚C - 100˚C
untuk konstruksi alat dan bahan percobaan
ditunjukkan pada Tabel 1. Rancangan Fungsional
Unit pengering bertenaga listrik ini
Tabel 1. Alat dan bahan
menggunakan elemen pemanas sebagai
No Alat No Bahan sumber panasnya, dirancang secara
1 Colour Reader 1 Plat Aluminium sederhana dengan menggunakan bahan
2 Termometer 2 Kertas Isolator
yang terbuat dari alumunium. Komponen-
3 Timer 3 Lem“AutoSealer”
4 Kamera digital 4 Blwer fan komponen yang menjadi bahan dasar
5 Anemometer 5 Kabel perakitan unit pengering antara lain: Kotak
digital pengering fungsinya adalah sebagai tempat
6 Timbangan 6 Mur untuk memanaskan lateks. Kotak ini juga
7 Roll Meter 7 Lakban
akan dilengkapi oleh sebuah lubang
8 Gunting 8 Element
9 Obeng 9 Bambu panjang di bagian belakang kotak yang
10 Lateks berfungsi sebagai ventilasi untuk
11 Shet mengeluarkan uap air yang berasal dari
dalam bahan. Elemen pemanas adalah
Rancangan Struktural putaran besi kecil berbentuk spiral yang
Rancangan struktural adalah akan digunakan untuk menaikan suhu
perencanaan awal untukmemetakan bagian ruang dalam kotak. Blower atau fan
atau komponen-komponen yang diperlukan berfungsi untuk mengarahkan suplai panas
dalam perakitan unit pengering ini. Bagian menuju ruang pengeringan sehingga
atau kompenen tersebut antara lain: unit penyebaran panas dapat tersalurkan
penampung yang dibuat dari bahan dasar dengan cepat dan merata. Potensiometer
lembaran plat alumunium yang didesain adalah alat pengatur kecepatan putaran

180
Kajian Pengeringan Lateks dengan Unit Pengering Bertenaga...
Jurnal Agroteknologi Vol. 08 No. 02 (2014)

blower yang berfungsi untuk mengalirkan


udara yang dikehendaki nantinya.
Termometer akan diletakkan dalam ruang
pengeringan untuk menjaga suhu agar
tetap dapat dikontrol dan sebagai alat
untuk mengukur seberapa tingginya
perubahan suhu terjadi sehingga dapat
mengukur kemampuan mesin.

Tahapan Penelitian
Setelah alat dan bahan telah Gambar 1. Desain unit pengering lateks tampak
terkumpul dan tahapan penelitian samping
diperlukan agar penelitian yang dilakukan
berjalan secara sistematis dan efisien.
Berikut dan tahapan penelitian:

Tahap 1 (membandingkan berbagai


metode)
Pengukuran suhu dan penurunan
berat seluruh potong lateks dilakukan
setiap 12 jam sekali. Pengukuran tersebut
dilakukan selama 5 hari.
Gambar 2. Desain unit pengering lateks tampak
Tahap 2 (mengukur tingkat efisiensi setiap atas: 1). Kotak ruang pengering; 2).
rak dalam mesin) Rak penyangga lateks; 3). Blower; 4).
a. Mencatat suhu dan penurunan berat Saklar
lateks pada masing-masing rak setiap
12 jamnya.
b. Melakukan pengecekan ada tidaknya
kotoran, gelembung dan busa pada
seluruh potongan lateks jika seluruh
proses telah usai.
c. Menimbang berat akhir lateks setelah
pengeringan ditiap raknya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Gambar 3. Desain unit pengering lateks tampak
belakang: 1). Kotak ruang pengering;
Desain dan Komponen Rancangan Unit 2). Blower; 3). Output
Gambar desain tampak beserta keluaran/sirkulasi udara
ukurannya dapat dilihat pada Gambar 1,
2, 3 dan 4.

181
Kajian Pengeringan Lateks dengan Unit Pengering Bertenaga...
Jurnal Agroteknologi Vol. 08 No. 02 (2014)

Gambar 4. Desain unit pengering lateks tampak Gambar 5. Peningkatan suhu ruangan diberbagai
diagonal: 1). Kotak ruang pengering; bagian pada variable kecepatan blower
2). kayu penyangga lateks; 3). panel rata-rata
kontrol blower; 4). saklar On/Off;
5). kotak ruangan blower; 6).
ventilasi/output keluaran
Uji Fungsional

Uji Kinerja
Unit pengering ini mampu mencapai
suhu tertingginya 76oC pada posisi bagian
depan atau terjauh dari blower dengan
kecepatan putaran no V atau yang paling
lambat seperti ditunjukan oleh Gambar 5.
Sedangkan untuk suhu terendahnya
dicapai 56oC pada bosisi bagian belakang
atau tepat persis di atas blower yang
menghadap ke depan dengan kecepatan
putaran no. I atau yang paling cepat. Hal
ini juga menunjukan bahwa semakin
lemahnya putaran blower yang Gambar 6. Perbandingan persentase penurunan
menghembuskan panas dari elemen berat lateks dari berbagai metode
pemanas, maka semakin tinggi suhu panas
yang diterima oleh setiap bagian dari kotak Dari keseluruhan metode di Gambar
pengering atau dengan kata lain 6 terlihat sebuah kesamaan bahwa
berbanding terbalik. Hal tersebut sesuai kesemuanya mengalami penurunan
dengan yang ditulis oleh (Hall, 1980), persentase berat secara tiba-tiba pada .pada
bahwa periode laju pengeringan dengan suatu waktu tertentu. Penurunan ini bisa
kecepatan menurun terjadi setelah periode terjadi oleh berbagai faktor. Salah satu
laju konstan. Kadar air kritis terjadi antara faktor yang disinyalir menjadi penyebab
periode laju konstan dan menurun. Kadar utama grafik persentase tersebut tidak
air kritis adalah kadar air bahan minimum, konstan meningkat adalah kondisi cuaca.
yang menunjukkan laju aliran bebas ke Kondisi cuaca disini akan mempengaruhi
permukaan bahan seimbang dengan laju suhu lingkungan yang nantinya akan
pergerakan penguapan air dari bahan menyebabkan melambatnya proses
maksimal selama proses pengeringan pengeringan sehingga mempengaruhi
tinggi rendahnya kadar air yang ada pada
bahan. Dengan bentuk lateks yang seperti
susu, tidak dapat dipungkiri bahwa

182
Kajian Pengeringan Lateks dengan Unit Pengering Bertenaga...
Jurnal Agroteknologi Vol. 08 No. 02 (2014)

kandungan terbesar di dalam lateks segar


adalah air. Pada lateks segar, air memiliki
jumlah lebih besar di bandingkan karet.
Dalam lateks segar, sekitar 59,62%
kandungan air di dalamnya, sedangkan
pada karet kering hanya terdapat 1,00%
kandungan air di dalamnya. Dari beberapa
kandungan yang terdapat di dalam latex,
dapat terlihat bahwa selain air semua
kandungan yang terdapat di dalamnya
menjadi lebih besar setelah di keringkan,
(Anonim, 2010). Gambar 7. Perbandingan persentase penurunan
Selain itu faktor lain yang juga berat lateks dari berbagai rak
berpengaruh adalah kondisi dari lateks penyangga dalam unit pengering
tersebut sendiri yang pada saat akan
memasuki proses pengeringan Berdasarkan hasil penelitian ini
dimungkinkan memiliki kadar air yang dapat ditarik beberapa analisis antara lain
cukup tinggi sehingga proses yang pertama adalah mengenai besarnya
pengeringannya berjalan lambat. Pada persentase penurunan berat yang tertinggi
proses pengasapan, tujuan perlakuan berada di posisi rak 4 dan terendah berada
proses pengasapan adalah agar supaya diposisi rak 2. Yang kedua adalah tidak
bahan-bahan yang berada dalam asap dan berubahnya berat lateks pada suatu waktu
yang mempunyai sifat pengawet, diserap atau konstan seperti yang terjadi pada rak
oleh lembaran-lembaran karet. Bahan- 2, rak 3, rak 4, rak 5, rak 6 dan rak 7. Yang
bahan yang berasal dari asap ini dapat ketiga adalah pencapaian titik
mencegah atau menghambat pertumbuhan kesetimbangan yang paling cepat berada
spora-spora dan cendawan. Selain sebagai pada rak 5 dan rak 6, sedangkan yang
pengawet, asap juga dipakai untuk terlambat berada pada rak 1 dan rak 2.
mengeringkan (Goan, 1980). Sedangkan rak yang berat lateksnya masih
Unit pengering lateks yang dibuat terus menurun atau belum mencapai titik
saat ini memiliki beberapa rak yang kesetimbangan seperti pada rak 3 dan rak 7
berfungsi sebagai penyangga ketika lateks memiliki sebab yang berbeda. Pada rak 7
dikeringkan. Posisi peletakan rak akan hal ini dikarenakan rak tersebut
mempengaruhi tinggi rendahnya efisiensi mendapatkan hembusan udara panas
kecepatan pengeringannya. Hal ini terakhir karena letaknya berada di atas
dikarenakan di dalam ruang mesin blower yang menghembuskan udara
pengering ini setiap sudut dan posisinya panasnya kedepan sedangkan untuk rak 3,
menerima panas yang berbeda sehingga lebih disebabkan karena kondisi lateks
mempengaruhi kecepatan pengeringan dari pada rak ini yang disinyalir memiliki kadar
lateks tersebut. Hal ini selanjutnya akan air yang masih terlalu tinggi. Kadar air ini
mempengaruhi berat lateks tersebut di perlu diturunkan dengan jalan melakukan
akhir proses pengeringan berdasarkan proses penirisan pada bahan. Namun
posisi raknya. Perbandingan persentase menurut Venhaar (1973), waktu penirisan
penurunan berat lateks dari berbagai rak setelah penggilingan biasanya 2-4 jam,
penyangga dalam unit pengering tetapi waktu yang lama akan mengurangi
ditunjukan pada Gambar 7. timbulnya gelembung. Jika ini dilakukan
berlebihan, akan mempengaruhi warna
sheet. Pada temperatur awal suhu
pengering lebih dari 50oC akan

183
Kajian Pengeringan Lateks dengan Unit Pengering Bertenaga...
Jurnal Agroteknologi Vol. 08 No. 02 (2014)

menyebabkan terbentuknya gelembung. Venhaar, G. 1973. Processing of Natural


Kelembaban udara dapat tetap terjaga Rubber. Royal Tipical Institute,
sampai 4 jam pertama pengeringan. Pada Amsterdam.
proses pengeringan terdapat dua periode
utama, yaitu periode pengeringan dengan
laju pengeringan konstan dan periode
pengeringan dengan laju pengeringan
menurun. Kedua periode utama ini dibatasi
oleh kadar air kritis. Kadar air kritis adalah
kadar air terendah saat laju air bebas dari
dalam bahan ke permukaan sama dengan
laju pengambilan uap air maksimum bahan
(Henderson et al., 1955).

KESIMPULAN
Prototipe unit pengering lateks ini
mampu menurunkan berat lateks mencapai
36% dari berat awalnya dalam waktu 48
jam. Model unit pengering hasil rakitan
mampu menunjukan suhu tertingginya
pada angka 76oC dengan letak di posisi
bagian depan atau terjauh dari blower dan
kecepatan putaran blower yang paling
lambat.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Pedoman Pengolahan Karet.
Bogor: Balai Penelitian Perkebunan.
Goan, L. T. 1980. Tuntunan Praktis
Mengelola Karet Alam (Terjemahan).
PT. Kinta, Jakarta.
Hall, C. W. 1980. Drying and Storage of
Agriculture. Avi Publising Company,
West Part United States of Amerika.
Henderson, S. M., dan Perry, R. L. 1955.
Teknik Pengolahan Hasil Pertanian
(Agricultural Process Engineering). A
VI Publishing Co., Connecticut.
Nazzarudin., dan Paimin, F. B. 1992. Karet:
Strategi Pemasaran Tahun 2000,
Budidaya dan Pengolahan. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Setyamidjaja, J. 1993. Karet, Budidaya dan
Pengolahan. Kanisius, Yogyakarta.
Soekarto, S. T. 1990. Dasar-Dasar
Pengawasan dan Standarisasi Mutu
Pangan. IPB Press, Bogor.

184

Anda mungkin juga menyukai