Anda di halaman 1dari 6

Makalah Seminar Kerja Praktek

SISTEM INDUCTION HEATER MESIN EXTRUDER UNTUK PENGOLAHAN WASTE PADA


PROSES RECLAIM

Singgih Kurniawan (L2F 008 149)


Jurusan Teknik Elektro Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia
E-mail : singgih_fair@yahoo.com

Abstrak

Pada proses pembuatan BOPP sering kali terjadi permasalahan baik secara teknis, kimia dan human error yang
menyebabkan kegagalan produksi. Kegagalan produksi ini menghasilkan waste yang banyak dan perlu dilakukan daur
ulang agar dapat dimanfaatkan kembali. Proses daur ulang waste yang ada di PT Polidayaguna Perkasa mulanya
menggunakan extruder dengan heater konvensional jenis band heater kemudian diganti dengan induction heater.
Pada Laporan kerja praktek ini, akan dibahas tentang prinsip kerja, bagian-bagian utama dan penggunaan
sistem induction heater yang terdapat pada extruder dan perhitungan efisiensi pergantian heater konvensional menjadi
induction heater.
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa sistem induction heater menghasilkan panas didalam screw sehingga
energi dapat digunakan secara maksimal untuk memanaskan material dan Induction heater bekerja secara optimal pada
frekuensi tinggi, Hal ini juga yang menyebabkan penggunaan induction heater menghemat daya hingga 30% dari daya
yang digunakan untuk heater konvensional.

Kata kunci : BOPP, induction heater, keunggulan, efisiensi

I. PENDAHULUAN konvensional yang digunakan adalah jenis band


1.1 Latar Belakang heater
Industri plastik setiap tahun selalu mengalami 3 Tidak membahas secara mendetail.
kenaikan, ke depan industri plastik akan naik sekitar 7 – 8 4 Tidak dibahas secara mendalam mengenai rangkaian
persen per tahun seiring dengan pertumbuhan industri elektronika daya, kontrol dan prinsip quasy resonant.
makanan dan minuman, bahan kimia dan farmasi. 5 Tidak membahas desain lilitan kumparan penginduksi
Pada proses pembuatan BOPP sering kali terjadi dan jarak antara kumparan penginduksi
permasalahan baik secara teknis, kimia dan human error 6 Tidak membahas mengenai bahan yang digunakan
yang menyebabkan kegagalan produksi. Kegagalan pada screw dan bahan kimia dari biji plastik secara
produksi ini menghasilkan waste yang banyak dan perlu mendetail
dilakukan daur ulang agar dapat dimanfaatkan kembali.
Proses daur ulang waste yang ada di PT Polidayaguna II. PROSES PENGOLAHAN WASTE PADA
Perkasa mulanya menggunakan extruder dengan heater RECLAIM
konvensional kemudian diganti dengan induction heater. 2.1 Pengertian Dasar Proses
Sistem induction heater merupakan salah satu teknologi
terbaru yang digunakan pada industri plastik yang perlu BOPP Film adalah singkatan dari “Biaxially
dikaji dan dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan Oriented Polypropylene Film”, yaitu suatu bahan yang
efisiensi dari sistem tersebut. memperoleh popularitas dengan cepat dewasa ini. Secara
garis besar proses pembuatannya dapa dilihat pada Gambar
1.2 Tujuan dibawah ini
Mengetahui prinsip kerja dan bagian-bagian dari
induction heater pada extruder dan menganalisis efisiensi
penggunaan induction heater pada extruder untuk
pengolahan waste pada proses reclaim.

1.3 Pembatasan Masalah


1 Prinsip kerja sistem induction heater pada extruder
untuk pengolahan waste pada proses reclaim
2 Analisa effisiensi penggunaan induction heater
dibandingkan konvensional heater, Heater Gambar 1 Proses Pembuatan BOPP Film
2.2 Bahan Baku 2.4 Extruder

Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan plastik Ada yang dimaksut extruder adalah mesin yang terdiri dari
ini terdiri dari berbagai macam bahan dan menghasilkan Hopper, Barrel screw dan Die. Berikut gambaran extruder
plastik yang bermacam-macam pula. yang sering ada saat ini
Polypropylene merupakan bahan yang digunakan oleh
PT Polidayaguna Perkasa untuk pembuatan BOPP.
Sifat-sifatnya :
Bersifat lebih keras daripada PE, lebih tahan
lama terhadap temperatur tinggi, tetapi akan mudah pecah
pada temperatur rendah, sangat bagus untuk berbagai
macam gantungan, karena sifatnya keras dan mudah pecah.
Selain itu juga bagus untuk bahan isolasi. Aman terhadap Gambar 3 Komponen Extruder
tubuh tetapi menyebabkan bau. Ahan terhadap asam, alkali,
larutan garam, alkohol, minyak tanah, jus buah-buahan dan Gambar diatas menjelaskan dasar dari mesin
berbagai macam jenis oli. Tetapi tidak tahan terhadap extruder. Pellet plastic atau serpihan (Juga disebut sebagai
cholohydrocarbon, hindarkan kontak dengan tembaga dan resin) yang berasal dari sepanjang hopper dimasukkan
semua larutannya. kedalam screw melalui barrel chamber. Resin bergerak
Pengenalan Bahan : sepanjang barrel yang berputar, Hal ini memberikan
Sangat mudah terbakar, apabila terbakar apinya gesekan, tekanan dan daerah panas. Hasilnya resin akan
menetes dan menyala terus, menyala terang dan berwarna meleleh dan selanjutnya akan keluar melalui screw yang
biru ditengah-tengahnya, berbau seperti parafin. berfungsi untuk mencampurkan lelehan yang menjadi
Penginjeksian : homogen. Lelehan akan memasuki ruang yang dirancang
Memerlukan tekanan injeksi yang tinggi, yaitu untuk memastikan aliran merata yang mengalir pada die.
antara 120-130 Kg/ . Memerlukan waktu holding Pada die juga terdapat filter yang berfungsi mencegah
pressure yang lama, dimaksudkan untuk menghilangkan partikel atau benda asing melalui die.
dekik kecepatan yang tinggi, tergantung dari ketebalan Para feedscrew, barel, dan pengontrol suhu
plastik. membentuk bagian dari extruder disebut unit plastication.
Pada Jenis ini OPP filmnya terdiri dari beberapa Plastication didefinisikan sebagai konversi termoplastik
lapis film, bagian tengahnya disebut sebagai “core” dan untuk mencairkan. Pada ekstruder untuk melelehkan
bagian atas bawahnya disebut “skin”. Core terbentuk dari serpihan plastik digunakan pemanas atau heater yang
polypropylene homopolymer dan tambahan/additive, memiliki suhu ± 230°C. Jenis heater yang dapat digunakan
Sedangkan skin terbentuk dari polypropylene copolymer antara lain :
dan bahan tambahan/additive. 1. Heater Konvensional / Band Heater

2. Induction Heater

Gambar 2 Composit Film / Coextrude Film Pada mulanya PT Polidayaguna Perkasa


menggunakan band heater atau heater konvensional pada
2.3 Proses Reclaim proses extrusi waste. Namun karena faktor efisiensi maka
heater konvensional atau band heater digantikan induction
Extrusi pada thermo plastik adalah proses pada heater. Faktor efisiensi dan penjelasan mengenai sistem
material sampai mencapai meleleh akibat panas dari luar / induction heater inilah yang akan dijelaskan pada sub bab
panas gesekan dan yang kemudian dialirkan ke die oleh selanjutnya.
screw yang kemudian dibuat produk sesuai bentuk yang
diinginkan. Proses ekstrusi adalah proses kontinyu yang 2.5 Sistem Heater pada Proses Extrusion
menghasilkan beberapa produk seperti, Film plastik, tali Proses Extrusion yang ada di PT Polidayaguna
rafia, pipa, peletan, lembaran plastik, fiber, filamen, Perkasa dibagi menjadi 2 menurut fungsi kerja yaitu :
selubung kabel dan beberapa produk dapat juga dibentuk. 1. Proses Extrusion untuk peleburan pellet plastik
Reclaim adalah pengolahan waste yang berasal dari menjadi plastik. Prinsip peleburan ini terjadi di Main
kegagalan produksi maupun sisa produksi. Proses reclaim Extruder, Satex A dan Satex B
dapat dikatakan adalah proses extrusi thermo plastik yang 2. Proses Extrusion untuk peleburan waste plastik
menghasilkan produk Pellet. Peralatan yang ada pada menjadi pellet plastik. Prinsip peleburan ini terjadi di
proses reclaim hampir sama dengan peralatan yang Reclaim.
digunakan pada proses extrusi termo plastik yang Mesin dan peralatan pada kedua sistem ini hampir
menghasilkan BOPP (Biaxially Oriented Polypropylene) sama, karena pada prinsipnya kedua proses extrusion ini
Film. memanfaatkan suhu panas untuk meleburkan waste dan
pellet plastik. Suhu panas yang dibutuhkan untuk peleburan
plastik dan pellet plastik berkisar antara ± 230°C. Suhu ini
didapatkan dari heater yang dipasang pada mesin extruder
pada kedua proses.
Kedua proses ini memanfaatkan heater yang
berbeda, meskipun sama-sama menghasilkan suhu panas
yang dibutuhkan untuk melakukan peleburan. Perbedaan
yang paling mendasar dari heater yang digunakan adalah
proses transfer panas yang dihasilkan heater ke objek yang Gambar 5 Power Modul SAVERO
akan dileburkan
Power modul SAVERO menggunakan inverter quasy
resonant frekuensi tinggi. Frekuensi tinggi digunakan untuk
III. SISTEM INDUCTION HEATER
memicu 2 mosfet yang dipasang secara paralel untuk
3.1 Induction Heater
menyuplai kumparan penginduksi. Hal ini dikarenakan
Pada Induction Heater, panas dihasilkan didalam
Induction Heater akan bekerja secara optimal pada
material dan berasal dari pemanasan oleh material itu
frekuensi tinggi sehingga dibutuhkan sebuah power suplai
sendiri sehingga energi dapat digunakan secara maksimal
khusus yang akan digunakan untuk menyuplai induction
untuk memanaskan material.
heater.
Pemanasan secara induksi memiliki karakteristik sebagai
berikut :
2. Kumparan Induksi
Secara teknis:
Lilitan penginduksi digunakan untuk menginduksi
 Karena kerapatan energinya tinggi, pemanas induksi
obyek atau benda kerja yang ingin dipanaskan. Lilitan
bisa berukuran kecil dan mampu melepaskan panas
penginduksi ini harus mempunyai jumlah liiltan yang
dalam waktu yang relatif singkat.
cukup agar medan magnetik yang dihasilkan dapat
 Dengan induksi dimungkinkan untuk mencapai suhu menginduksi benda kerja dengan baik, disamping itu juga
yang sangat tinggi. diusahakan memiliki nilai induktansi yang sesuai dengan
 Pemanasan dapat dilakukan pada lokasi tertentu. frekuensi resonansi yang diinginkan. Hal ini dikarenakan
 Sistem dapat dibuat bekerja secara otomatis. selain kumparan berfungsi untuk menginduksi benda kerja,
Konsumsi energi: kumparan ini juga digunakan sebagai induktor pada
 Pemanas induksi secara umum memiliki efisiensi rangkaian resonant.
energi yang tinggi, namun hal ini juga bergantung
pada karakteristik material yang dipanaskan.
 Rugi-rugi pemanasan dapat ditekan seminimal
mungkin.

3.2 Rangkaian Induction Heater


Induction heater yang digunakan di PT
Polidayaguna Perkasa memiliki beberepa komponen utama Gambar 6 Lilitan Penginduksi
yaitu : Power Modul, Kumparan Penginduksi dan barrel Prinsip kerja kumparan ini sama dengan sebuah
screw yang menjadi objek yang dipanaskan seperti gambar trafo, dimana arus pada sisi sekunder sebanding dengan
dibawah ini. arus pada sisi primer dikalikan dengan rasio trafo.

3. Barrel Screw
Barrel screw merupakan salah satu komponen
penting dari proses extrusion dan juga induction heater.
Hal ini dikarenakan barrel screw merupakan tempat
peleburan serbuk maupun pellet plastik. Dan barrel
screw juga merupakan objek yang dipanaskan oleh
Gambar 4 Sistem Induction Heater induction heater.
Komponen-komponen ini akan dijelaskan secara terperinci
sebagai berikut :

1. Power Modul (Modul Daya)


Power Modul ini menggunakan modul power Gambar 7 Barrel Screw
merek SAVERO dengan supply 220 1 fasa, seperti
gambar dibawah ini :
Bahan dari barrel screw terbuat dari baja murni pada material yang bersifat ferromagnetik seperti besi.
yang tahan terhadap tekanan tinggi (20.000 psig) Untuk material diamagnetik seperti aluminium,
pemanasan lebih didominasi oleh arus eddy.
3.4 Prinsip Kerja Induction Heater “SAVERO” Rugi-rugi hysterisis adalah suatu energi untuk
Induction Heater berdasarkan pada prinsip induksi mengubah intensitas fluks dari induksi residu menjadi
elektromagnetik. nol. Energi ini digunakan untuk mengatasi suatu
Tegangan AC 1 fasa dari sumber disearahkan hambatan dari pergesaran intensitas fluks yang terjadi.
untuk menyuplai peralatan heater. Penggunaan energi ini akan menyebabkan panas yang
juga dimanfaatkan untuk memanaskan benda kerja.

c. Efek Kulit
Jika arus searah melewati sebuah konduktor, maka
arus akan terdistribusi secara merata pada seluruh
permukaan konduktor tersebut. Tetapi jika arus bolak-
balik dialirkan melalui konduktor yang sama, arus tidak
tersebar secara merata. Kerapatan arus paling besar
Gambar 8 Induction Heater selalu berada dipermukaan konduktor dan kerapatan
di PT Polidayaguna Perkasa arus ini akan semakin berkurang ketika mendekati pusat
konduktor. Hal ini disebut efek kulit.
Tegangan bolak-balik yang memiliki frekuensi
tinggi yang dibangkitkan dari power modul dengan Semakin tinggi frekuensi yang diterapkan pada
frekuensi ± 27 KHz. Frekuensi ini akan memicu mosfet konduktor, maka semakin besar arus yang mengalir
untuk membangkitkan daya Ac yang memiliki frekuensi pada permukaan konduktor. Efek kulit ini
tinggi. Daya Ac frekuensi tinggi ini yang dikirimkan ke menyebabkan energi panas yang dikonversi dari energi
kumparan untuk menimbulkan fluks, besar kecilnya listrik terpusat pada permukaan material, sehingga
fluks yang di bangkitkan bergantung pada luas bidang permukaan material lebih cepat panas dari pada
kumparan induksi yang digunakan. Hal ini dikarenakan pusatnya.
induction heater memanfaatkan rugi-rugi yang terjadi
pada kumparan penginduksi. Rugi-rugi yang
dimanfaatkan untuk memanaskan objek adalah sebagai
berikut :

a. Arus Eddy
Arus eddy memiliki peranan yang paling dominan Gambar 10 Pengaruh Frekuensi pada Pemanasan
dalam proses pemanasan induksi. Panas yang dihasilkan Induksi
pada material sangat bergantung kepada besarnya arus Kedalaman pemanasan bisa diatur dengan
eddy yang diinduksikan oleh lilitan penginduksi. Ketika memvariasikan frekuensi inverter. Kecepatan
lilitan dialiri oleh arus bolak-balik, maka akan timbul pemanasan akan semakin tinggi dengan
medan magnet di sekitar kawat penghantar. Medan mengkonsentrasikan arus pada bagian permukaan
magnet tersebut besarnya berubah-ubah sesuai dengan material.
arus yang mengalir pada lilitan tersebut. Jika terdapat
bahan konduktif disekitar medan magnet yang berubah-
ubah tersebut, maka pada bahan konduktif tersebut akan
mengalir arus yang disebut arus eddy.

Gambar 11 Pemanasan Screw Mengunakan Induction


Heater
Selama proses dalam screw suhu dijaga konstan
pada suhu antara 225°C-230°C. Untuk menjaga suhu
tetap konstan dilakukan dengan sistem on-off induction
Gambar 9 Arus Eddy pada Permukaan Bahan heater. Sistem ini bekerja dengan sensor suhu yang
dipasang pada silinder heater. Sepanjang satu silinder
heater terdapat 17 induction heater dengan 6
b. Rugi-rugi Hysterisis
termokontrol, setiap termokontrol mengontrol 3 buah
Rugi-rugi histerisis juga memiliki peranan penting
induction heater savero.
dalam pemanasan induksi. Namun hal ini hanya berlaku
3.5 Keuntungan Penggunaan Induction Heater  Prosentase Penghematan
dibandingkan dengan Heater Konvensional PP (%) = 566,4 Kwh–393,6 Kwh x 100%
Tabel 1 Perbandingan Penggunaan Heater 566,4
konvensional dengan Induction heater = 30 %
No Heater Konvensional Induction Heater  Penghematan Biaya =498.432 – 346.368
per hari =152.064
1 Memiliki efisiensi 30-70% Memiliki efisiensi 95%
Rugi-rugi coil ≈ 2%, rugi-  Penghematan Biaya =152.064 x 30
rugi power module ≈ 2% Per bulan = 4.561.920
2 Panas harus dihubungkan Panas dihasilkan secara Dari perhitungan diatas dapat kita lihat bahwa
sepanjang kontak resistan langsung didalam dinding dengan menggunakan induction heater dapat menghemat
barrel biaya per bulan hingga Rp. 4.561.920 rupiah. Jika biaya
3 Panas tidak dapat Panas dapat diterapkan pengadaan dari 1 buah induction heater adalah 10.000.000,
diterapkan secara seragam seragam di seluruh barrel maka BEP (Back Even Point) dapat kita hitung sebagi
ke seluruh barel berikut :
4 Operasi elemen pemanas Operasi elemen dingin  Jumlah Induction Heater =17 buah
memiliki batas waktu sehingga tidak memiliki  Harga total induction heater
batas waktu H = 17 x 10.000.000 = 170.000.000
5 Massa panas dijumlahkan Inersia thermal pemanas  BEP = 170.000.000 / 4.561.920
dengan inersia termal pada dapat dihilangkan = 37, 265 Bulan = 3,1 tahun
sistem
Dalam waktu 3,1 tahun perusahan sudah dapat
6 Waktu start up lama Waktu start up cepat
mendapatkan keuntungan yang senilai dengan pengadaaan
7 Tidak hemat energi Hemat energi dan mampu
meningkatkan kualitas
induction heater sementara induction heater memiliki life
produksi time yang panjang dan induction heater memiliki biaya
perawatan yang murah.
1. Hemat Energi
Induction heater merupakan salah satu perangkat 2. Mengurangi Waktu Start Up
yang hemat energi. Energi yang dapat di hemat dari
penggunaan induction heater berkisar antara 30-75%. Waktu induction heater untuk mencapai setting suhu
yang cepat membutuhkan waktu yang lebih cepat
Tabel 2 Perbandingan perhitungan efisiensi Heater dibandingkan dengan heater konvensional, hal ini
konvensional dengan Induction heater dikarenakan fluks yang dihasilkan pada kumparan induksi
oleh tegangan ac berfrekuensi tinggi lebih cepat
NO Heater Induction Heater
Konvensional menginduksi screw tanpa memanaskan kumparan terlebih
1 Daya terpasang 50,4 Kw 35 Kw dahulu sehingga sehingga pemanasan pada screw lebih
cepat tercapai akibat arus eddy yang terjadi pada screw.
2 Waktu Heat up 4 Jam 20 menit
3 Biaya Heat up P x t x harga tiap P x t x harga tiap
Kwh = 50,4 x 4 x Kwh
880 = 35 x (20/60) x
= 177.408 880 = 10.267
4 Konsumsi Daya 566, 4 Kwh 393,6 Kwh
per hari (
menurut
pengukuran )
5 Biaya Per Hari = P x Harga / Kwh = P x Harga / Kwh Gambar 12 Pembagian Panas pada Induction Heater dan
=566,4 x 880 =393,6 x 880 Heater Konvensional
= 498.432 = 346.368
Dari data diatas dapat kita hitung Penghematannya sebagai 3. Peningkatan Kualitas dan Pemerataan Panas
berikut :
 Penghematan dalam rupiah (P) : Biaya heat up heater Kualitas panas yang dihasilkan oleh induction
konvensional- Biaya heat up induction heater heater lebih merata dibandingkan dengan heater
P =177.408- 10.267 = 167.141 konvensional. Transfer panas yang dihasilkan pada
 Penghematan Daya per hari heater konvensional ke screw cenderung tidak merata
PD = 566,4 Kwh – 393,6 Kwh akibat panas hanya dihasilkan pada band heater
= 172.8 Kwh sehingga semakin jauh jarak antara band heater yang
satu dengan yang lain maka panas yang di transferkan
semakin tidak merata, dimana titik yang cenderung
dekat dengan band heater lebih cepat mencapai panas
yang dibutuhkan di bandingkan dengan titik yang jauh 4.2 Saran
dari band heater. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1. Perlu adanya perencanaan dan perhitungan lebih
dibawah ini. lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan
penghematan energi pada penggantian sistem
heater.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai peningkatan
frekuensi kerja induction heater dan pemilihan
bahan dari screw.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
induction heater yang menggunakan inverter
bertopologi quasy resonant.

Gambar 13 Pembagian Panas pada Induction Heater dan DAFTAR PUSTAKA


1) Presentation Nxheat Melt Tecnology
Heater Konvensional
”Revolutionary New Melt Technology For The
Plastic Industri. XALOY.2010
4. Life Time Operasi Koil (Kumparan) Lebih Lama
2) Manual Book Extrusion Processes. Reliance
Operasi dari koil atau kumparan penginduksi dari
Electric. 2000
induction heater memiliki life time yang lebih lama
3) Manual Book User and Maintenance Senfa
dibandingkan dengan heater konvensional, hal ini
Extrusion. Yung Kang City, Taiwan,
dikarenakan saat memanaskan screw, elemen pemanas atau
4) Pandu Sandi P. Tugas Akhir “Perancangan Inverter
koil pada induction heater tidak akan ikut memanas. Koil
Resonan Seri Frekuensi Tinggi Sebagai Suplai
pada induction heater hanya berfungsi sebagai penghasil
Pemanas Induksi Pada Alat Pemanas Bearing”.
fluks yang digunakan untuk menimbulkan induksi pada
Universitas Dipponegoro.2010
screw sehingga pada screw akan timbul arus eddy dan
5) Alberth Zachariace N. Tugas Akhir “Perancangan
screw akan menjadi panas.
Modul Inverter Frekuensi Tinggi Sebagai Pemanas
Induksi Untuk Aplikasi Pengering Pakaian.
IV. Penutup
Universitas Dipponegoro.2009
4.1 Kesimpulan
6) AN9012 : Induction Heating System Topology
1. Induction Heater menghasilkan panas didalam material
Review, Fairchaild semiconductor, 2000.
screw sehingga energi dapat digunakan secara
7) www.sextrusion.con.tw
maksimal untuk memanaskan material.
8) www.XAloy.com
2. Induction heater bekerja secara optimal pada frekuensi
9) http://dunia-listrik.blogspot.com/
tinggi, pada sistem ini induction heater bekerja pada
frekuensi 27 KHz.
3. Induction heater adalah sistem pemanasan objek BIODATA
SINGGIH KURNIAWAN
dengan memanfaatkan rugi-rugi yang terjadi pada
kumparan yang dialiri arus :
Penulis yang lahir di Pringsewu, 9
1. Arus Eddy
Januari 1990 mempunyai riwayat
2. Rugi-rugi Hysterisis
pendidikan di SD Muhammadiyah,
3. Efek kulit
SMPN 1 Pringsewu, SMAN 10
5. Panas yang dihasilkan pada material sangat bergantung
Yogyakarta dan saat ini sedang
kepada besarnya arus eddy yang diinduksikan oleh
menjalankan studi strata 1 di Teknik
lilitan penginduksi.
Elektro Universitas Diponegoro
6. Induction heater memiliki efisiensi yang lebih baik
konsentrasi teknik tenaga listrik.
dibandingkan heater konvensional. Penggunaan
induction heater menghemat daya hingga 30% dari
daya yang digunakan untuk heater konvensional.
Pembimbing
7. Di PT. Polidayaguna Perkasa penggantian heater
konvensional ke induction heater memiliki BEP (Back
Even Point) selama 4 tahun.
8. Kualitas panas yang dihasilkan oleh induction heater
lebih merata dibandingkan dengan heater konvensional.
9. Operasi dari koil atau kumparan penginduksi dari
induction heater memiliki life time yang lebih lama
Ir. Agung Warsito, DHET
dibandingkan dengan heater konvensional.

Anda mungkin juga menyukai