Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

INSTRUMENTASI 1
“Alat Pirolisis”

Disusun oleh :

22260159 - Muhammad Nur Achmad Shandy

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA

2023
A. PENDAHULUAN
Pirolisis merupakan suatu proses dekomposisi bahan secara termal tanpa oksigen. Hasil
pirolisis berupa tiga jenis produk yaitu padatan (charcoal/arang), gas (fuel gas) dan cairan (bio-
oil). Umumnya proses pirolisis berlangsung pada suhu di atas 300°C dalam waktu 4-7 jam.
Namun keadaan ini sangat bergantung pada bahan baku dan cara pembuatannya. Pirolisis
terbagi kedalam empat tipe yang terbagi berdasarkan temperature, laju pemanasan dan waktu
tinggal. 4 tipe pirolisis tersebut yaitu sebagai berikut :
1. Flash pyrolysis (Pirolisis sangat cepat)
Proses pirolisis ini berlangsung hanya beberapa detik saja dengan pemanasan yang sangat
tinggi. Flash pyrolysis pada biomassa membutuhkan pemanasan yang cepat dan ukuran
partikel yang kecil sekitar 105 - 250 μm.
2. Fast pyrolysis (pirolisis cepat)
Pirolisis ini dilakukan pada lama pemanasan 0,5-2 detik, suhu 400-600OC dan proses
pemadaman yang cepat pada akhir proses. Pemadaman yang cepat sangat penting untuk
memperoleh produk dengan berat molekul tinggi sebelum akhirnya terkonversi menjadi
senyawa gas yang memiliki berat molekul rendah. Dengan cara ini dapat dihasilkan produk
minyak pirolisis yang hingga 75% lebih tinggi dibandingkan dengan pirolisis konvensional.
3. Slow pyrolysis (pirolisis lambat)
Pirolisis yang dilakukan pada pemanasan rata–rata lambat (5-7 K/menit). Pirolisis ini
menghasilkan cairan yang sedikit sedangkan gas dan arang lebih banyak dihasilkan.
4. Pirolisis katalitik biomassa
Pirolisis ini untuk membuktikan kualitas minyak yang dihasilkan. Minyak tersebut
diperoleh dengan cara pirolisis katalitik biomassa tidak memerlukan teknik pra-pengolahan
sampel yang mahal yang melibatkan kondensasi dan penguapan kembali.

Proses Pirolisis membutuhkan plastik sebagai bahan bakunya. Plastik dibedakan kedalam
7 golongan, yaitu :
1. Polyethylene (PE)
PE adalah polimer alifatik yang terdiri dari atom karbon dan hidrogen. Komposisinya
adalah CnH2n, di mana n adalah jumlah unit etilena yang diulurkan dalam rantai polimer.
Dengan kata lain, PE adalah polietilena. Terdapat dua jenis utama dari Polyethylene (PE)
berdasarkan struktur molekulnya dan melting point (titik leleh) yang berbeda :
a. High-Density Polyethylene (HDPE)
• Karakteristik :
HDPE memiliki struktur molekul yang lebih padat dengan rantai polimer yang
rapat, sehingga memiliki kerapatan tinggi. Hal ini membuatnya lebih kuat,
kaku, dan tahan terhadap tekanan. HDPE sering digunakan dalam pipa air,
botol deterjen, wadah bahan kimia, dan produk-produk berat lainnya.
• Melting Point : ± 130-136°C.
b. Low-Density Polyethylene (LDPE)
• Karakteristik :
LDPE memiliki struktur molekul yang lebih longgar dan rantai polimer yang
tidak sepadat HDPE, sehingga memiliki kerapatan yang lebih rendah. Ini
membuat LDPE lebih fleksibel dan memiliki sifat tahan terhadap peregangan.
LDPE sering digunakan dalam kemasan makanan, kantong plastik, bungkus
makanan, dan berbagai produk plastik fleksibel
• Melting Point : ± 105-115°C.
2. Polypropylene (PP)
• Komposisi : (C3H6)n.
• Karakteristik :
PP memiliki sifat tahan terhadap panas dan kimia yang baik. Hal ini membuatnya cocok
untuk wadah makanan dan produk berdaya tahan tinggi.
• Melting Point : ± 160-166°C.
3. Polyvinyl Chloride (PVC)
• Komposisi : (C2H3Cl)n
• Karakteristik :
PVC memiliki kekuatan yang baik dan kekakuan yang relatif tinggi, tahan terhadap
korosi dan tidak terpengaruh oleh air atau sebagian besar bahan kimia, kemampuan
isolasi listrik yang baik, serta mudah terbakar, tetapi aditif tahan api dapat ditambahkan
untuk meningkatkan resistensinya terhadap api.
• Melting Point : ± 100-260°C.
4. Polystyrene (PS)
• Komposisi : (C8H8)n
• Karakteristik :
PS umumnya transparan, keras, dan ringan. Ada dua jenis utama: PS kristal (keras dan
transparan) dan PS amorf (seperti foam polistiren).
• Melting Point : ± 240-260°C.
5. Polyethylene Terephthalate (PET)
• Komposisi : (C10H8O4)n
• Karakteristik :
PET adalah plastik yang tahan terhadap air dan memiliki tingkat transparansi yang
tinggi. Biasanya digunakan untuk botol minuman dan serat tekstil.
• Melting Point : ± 250-260°C.
6. Polycarbonate (PC)
• Komposisi : (C15H16O2)n + nCOCl2 → (C15H16O2·CO3)n + 2nHCl
• Karakteristik :
PC sangat tahan terhadap benturan dan tahan terhadap panas. Ini membuatnya cocok
untuk produk yang memerlukan kekuatan dan kejernihan tinggi, seperti helm dan
kacamata.
• Melting Point : ± 150-160°C.
7. Polyurethane (PU)
• Komposisi : (NHCOO)n
• Karakteristik :
PU dapat berbentuk keras seperti plastik atau fleksibel seperti busa, tergantung pada
formulasi dan penggunaan yang dimaksud. Digunakan dalam berbagai produk seperti
busa karet, pelapis, dan sepatu.
• Melting Point : ± 60-120°C.

B. RANGKAIAN ALAT

6 4
5 2
7

1
8

3
9
Keterangan :
1. Reaktor pembakaran
2. Filter asap
3. Tungku pembakaran
4. Leher angsa
5. Kondensor 1
6. Kondensor 2
7. Kondensor 3
8. Evaporator kulkas
9. Kaki penyangga
C. UKURAN ALAT
Satuan : sentimeter (cm)
Alat ukur yang digunakan : meteran bangunan, Pita Ukur, dan Jangka Sorong (digital &
manual)
1. Reaktor pembakaran

2. Filter asap
3. Tungku pembakaran

4. Leher angsa
5. Kondensor 1

6. Kondensor 2
7. Kondensor 3

8. Evaporator kulkas
9. Kaki penyangga

D. CARA KERJA
Cara Kerja:
1. Siapkan sampah plastik yang telah dipisah berdasarkan 7 tipe plastik yaitu PET, HDPE,
PVC, DLL.
2. Masukkan sampah plastik ke dalam reaktor pembakaran, lalu bakar dengan suhu
disesuaikan dengan jenis plastik. Setiap jenis plastik memiliki melting point yang berbeda
– beda, sehingga suhu yang diperlukan pada saat proses pembakaran juga harus disesuaikan
dengan jenis plastik yang digunakan. Sebagai contoh jika kita ingin pirolisis plastik PET
yang sudah dipotong-potong, maka membutuhkan pembakaran 200˚C.
3. Dalam reaktor pembakaran, plastik yang meleleh akan menghasilkan asap/gas yang akan
mengalir ke tabung kondensor melalui pipa leher angsa.
4. Pada tabung kondensor yang pertama, asap/gas akan dikondensasi menggunakan aliran air
sehingga akan ada beberapa gas yang berubah menjadi cair (Bahan Bakar Cair). Bahan
bakar cair yang dihasilkan dari tabung kondensasi pertama masih terlihat sangat kotor
karena masih mengandung partikel karbon.
5. Asap yang lolos dari tabung kondensor pertama akan mengalir ke dalam tabung kondensor
kedua. Proses pada tabung ini masih sama dengan tabung sebelumnya. Pada proses ini
dihasilkan bahan bakar cair yang berwarna coklat tua atau lebih bersih dari proses
sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar kotoran yang terdapat dalam asap
sudah tertangkap pada kondensor pertama
6. Sisa asap yang belum terkondensasi akan mengalir kembali ke dalam tabung kondensor
ketiga. Pada tabung ini, proses kondensasi asap dilakukan dengan bantuan sistem pendingin
AC, sehingga sebagian besar asap atau bahkan seluruh asap akan berubah menjadi bahan
bakar cair, tetapi menutup kemungkinan ada asap atau gas yang lolos. Bahan bakar cair
yang dihasilkan pada proses ini lebih bersih dari proses sebelumnya.

Proses pirolisis dapat digunakan untuk mengolah limbah plastik LDPE menjadi produk
yang berpotensial sebagai bahan baku bahan bakar. Proses pirolisis menggunakan microwave
lebih baik karena dari distribusi temperature merambat melalui dari inti bhan baku ke luar,
sedangkan untuk pirolisis elektrik furnace prinsip untuk distribusi temperaturenya berkebalikan
dari luar ke inti bahan baku.

E. DOKUMENTASI
Kelompok
Individu

Anda mungkin juga menyukai