Anda di halaman 1dari 20

Polimer LDPE (Low Density Polyethylene)

Oleh :

Bagus Suciantoro 2017430029

Latif Nopiyantoro 20174300523


Polimer LDPE (Low Density Polyethylene)

Polimer merupakan makro molekul besar yang


dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang
kecil ( monomernya ) yang berakibat umumnya
molekul polimer memiliki massa molekul yang
relative besar
Alam

Polimer
Polimer
Sintesis
Alam

• Dihasilkan dari diturunkan dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui, dapat diuraikan dan
tidak menghasilkan racun

Sintesis

• Polimer sintetis lebih biasa dikenal sebagai plastik, seperti polietilena dan nilon.
Polimer
Klasifikasi polimer Komersial
Klasifikasi polimer
berdasar
berdasar
kegunaan
kegunaan Polimer Teknis
Polimer Komersial

• Polimer yang disintesis dengan biaya murah dan diproduksi secara besar-besaran. Polimer ini
dihasilkan di negara berkembang, harganya murah dan banyak dipakai dalam kehidupan sehari
hari

Polimer Teknik
• Polimer ini sebagian dihasilkan di negara berkembang dan sebagian lagi di negara maju.
Polimer ini cukup mahal dan canggih dengan sifat mekanik yang unggul dan daya tahan yang
lebih baik. Polimer ini banyak dipakai dalam bidang transportasi (mobil, truk, kapal udara),
bahan bangunan (pipa ledeng), barang-barang listrik dan elektronik
Polimer
Klasifikasi polimer Termoplastik
Klasifikasi
berdasarpolimer
Sifat
berdasar
TermalSifat Polimer
Termal Termosetting
Termoplastik
• Polimer yang mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas. Jika dipanaskan, maka akan
menjadi lunak dan didinginkan akan mengeras. Proses tersebut dapat terjadi berulang kali,
sehingga dapat dibentuk ulang dalam berbagai bentuk melalui  cetakan yang berbeda untuk
mendapatkan produk polimer yang baru

Termosetting
• Mempunyai sifat tahan terhadap panas. Jika dipanaskan, maka tidak dapat meleleh. Sehingga
tidak dapat dibentuk ulang kembali. Susunan polimer ini bersifat permanen pada bentuk cetak
pertama kali (pada saat pembuatan). Bila rusak atau pecah, maka tidak dapat disambung atau
diperbaiki lagi
LDPE (Low Density Polyethylene)

LDPE adalah plastik sering dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang
bersifat lunak. Plastik LDPE memiliki ciri kuat, agak tembus cahaya, fleksibel dan permukaan agak
berlemak. LDPE mempunyai massa jenis antara 0,91-0,94 gmL-1, separuhnya berupa kristalin
(50- 60%) dan memiliki titik leleh 1150C. Secara fisik LDPE lebih fleksibel dan kerapatannya lebih
kecil dibandingkan HDPE. Perkembangan selanjutnya, telah diproduksi LDPE yang memiliki
bentuk linier dan dinamakan Low Linear Density Poliethylene (LLDPE)
LDPE (Low Density Polyethylene)

Kebanyakan LDPE dipakai sebagai pelapis komersial, plastik, lapisan pelindung sabun, dan
beberapa botol yang fleksibel. Kelebihan LDPE sebagai material pembungkus adalah harganya
yang murah, proses pembuatan yang mudah, sifatnya yang fleksibel, dan mudah didaur ulang.
Selain itu, LDPE mempunyai daya proteksi yang baik terhadap uap air, namun kurang baik
terhadap gas lainnya seperti oksigen. LDPE juga memiliki ketahanan kimia yang sangat tinggi,
namun melarut dalam benzena dan tetrachlorocarbon (CCl4)
Reaksi Pembentukan Polimer LDPE

Pembentukan polimer LDPE melalui polimerisasi adisi yang umumnya terjadi pada monomer
ikatan rangkap. Umumnya monomer yang direaksikan dalam polimerisasi adisi adalah senyawa
alkena dan turunannya. Dari reaksi polimerisasi adisi dihasilkan polimer adisi sebagai produk
tunggal.
LDPE (Low Density Polyethylene)

1. Diawali dengan pengubahan wujud etena dari gas menjadi cair melalui
peristiwa kompresi
2. Lalu, dilanjutkan dengan inisiasi reaksi, yaitu proses penggunaan inisiator untuk
polimerisasi. Inisiator yang digunakan harus mampu membentuk radikal R*.
Kemudian, radikal R* tersebut akan bereaksi dengan etena membentuk R-CH2-
CH2*.
3. Dengan adanya radikal R-CH2-CH2*, reaksi akan terus berlanjut membentuk
rantai yang lebih panjang. Pada tahap inilah, biasanya terjadi percabangan rantai
polimer. Percabangan itu nantinya memengaruhi kerapatan polimer yang
dihasilkan. Jika terjadi penggabungan rantai polimer radikal, maka proses akan
berhenti. Proses ini disebut terminasi.
Penggunaan LDPE

LDPE banyak digunakan untuk :


- Plastik lembaran
- Kantong plastik, dan pembungkus kabel.
- Sebagai pelapis komersial, plastik, lapisan pelindung sabun, dan beberapa botol yang fleksibel.
- tempat makanan & plastik kemasan
- botol-botol yang lembek
- tutup plastik
- kantong/tas kresek
- dan plastik tipis lainnya
Kelebihan LDPE sebagai material pembungkus adalah harganya yang murah, proses pembuatan yang
mudah, sifatnya yang fleksibel, dan mudah didaur ulang.Bersifat fleksibel, kuat, sulit dihancurkan. Pada suhu
di bawah 600C sangat resisten terhadap senyawa kimia.
Daur ulang sampah plastik *JURNAL TEKNIK VOL.3 NO.1/APRIL 2013

Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak dapat dilakukan dengan proses cracking (perekahan).
Cracking adalah proses memecah rantai polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih rendah.
Hasil dari proses cracking plastik ini dapat diguna sebagai bahan kimia atau bahan bakar. Ada tiga macam
proses cracking yaitu hidro cracking, thermal cracking dan catalytic cracking
Hydro Cracking

Cracking Thermal Cracking


Cracking

Catalytic
Cracking
Hidro cracking

Proses cracking dengan mereaksikan plastik dengan hidrogen di dalam wadah tertutup yang dilengkapi
dengan pengaduk pada temperatur antara 423 – 673 K dan tekanan hidrogen 3 – 10 MPa. Dalam proses
hydrocracking ini dibantu dengan katalis
Penelitian tentang proses hydrocracking ini antara lain telah dilakukan oleh Rodiansono (2005) yang
melakukan penelitian hydro cracking sampah plastik polipropilena menjadi bensin (hidrokarbon C5-C12)
menggunakan katalis NiMo/Zeolit dan NiMo/Zeolit-Nb2O5.
Thermal cracking

Termasuk proses pyrolisis, yaitu dengan cara memanaskan bahan polimer tanpa oksigen. Proses ini biasanya
dilakukan pada temperatur antara 350 °C sampai 900 °C. Dari proses ini akan dihasilkan arang, minyak dari
kondensasi gas seperti parafin, isoparafin, olefin, naphthene dan aromatik, serta gas yang memang tidak
bisa terkondensasi.
Penelitian yang dilakukan oleh Sarker dkk. (2012). Pada penelitian ini, sampah plastik LDPE diolah menjadi
kerosin pada tekanan atmosfir dan antara 150 °C dan 420 °C. Proses depolimerisasi dilakukan tanpa
penambahan katalis. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa kerosin yang didapat sekitar 30 %. Bahan
bakar yang diperoleh dari proses ini mempunyai kandungan sulfur yang rendah dan nilai kalor yang baik
Catalytic cracking

Menggunakan katalis untuk melakukan reaksi perekahan. Dengan adanya katalis, dapat mengurangi
temperatur dan waktu reaksi
Osueke dan Ofundu (2011) melakukan penelitian konversi plastik low density polyethylene (LDPE) menjadi
minyak. Pyrolisis dilakukan di dalam tabung stainless steel yang dipanaskan dengan elemen pemanas listrik
dengan temperatur bervariasi antara 475 – 600 °C. Kondenser dengan temperatur 30 – 35 °C, digunakan
untuk mengembunkan gas yang terbentuk setelah plastik dipanaskan menjadi minyak. Katalis yang
digunakan pada penelitian ini adalah silica alumina. Dari penelitian ini diketahui bahwa dengan temperatur
pyrolisis 550 °C dan perbandingan katalis/sampah plastik 1 : 4 dihasilkan minyak dengan jumlah paling
banyak
Alat Pengolah Sampah Plastik Jenis Ldpe (Low Density Polyethylene) Menjadi
Bahan Bakar Alternatif *Jurnal Teknik Mesin S-1, Vol. 5, No. 1, Tahun 2017

Mengkonversi limbah plastik menjadi bahan bahan bakar alternatif. Bahan limbah plastik adalah LDPE (Low
Density Polyethylene) , dilakukan dengan menggunakan alat pirolisis yang terdiri dari reaktor, pipa
penghubung, kondensor, dan tempat penampungan minyak hasil pirolisis. Metode penelitian melakukan
proses pirolisis pada temperatur 350o C, 500o C, dan 700o C dan waktu reaksi selama 0-60 menit. Di
dapatkan volume yang dihasilkan dari tiga variasi temperatur 350o C, 500o C, dan 700o C adalah 140 ml,
210 ml, dan 365 ml. Densitas yang dihasilkan dari tiga variasi temperature 350o C, 500o C, dan 700o C yaitu
0,7291 gr/ml, 0,7563 gr/ml, dan 0,7336 gr/ml. Nilai kalor yang dihasilkan dari tiga variasi temperature 350o
C, 500o C, dan 700o C adalah 36,290 J/gr, 28,517 J/gr, dan 40,124 J/gr. Dari hasil densitas dan nilai kalor yang
dihasilkan bahan bakar hasil pirolisis nilai ini mendekati densitas dan nilai kalor pada minyak tanah dan
bensin. Dari hasil pengujian untuk suhu optimum diantara tiga variasi suhu yang dilakukan yaitu pada suhu
700o C.
Bahan yang digunakan didalam penelitian adalah sampah plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene) berupa kantong kresek,
plastik pembungkus daging,dan jenis plastik tipis lainnya.Sebelum dipergunakan, sampah plastik dijemur terlebih dahulu pada
panas matahari. Selanjutnya dipilah dari pengotor tanah lalu dipotong-potong dalam ukuran tertentu dan ditimbang.Sampah
plastik yang telah dikeringkan dan dipilah dari zat pengotor, dipotong kecil-kecil . Kemudian ditimbang dengan berat awal 1000
gram. Masukkan sampah plastik kering seberat 1000 gram ke dalam reaktor. Pemanas reaktor dijalankan dan dengan variasi
suhu 300o C,500o C,dan 700o C. Setelah mencapai suhu yang ditentukan, maka saat itu waktu mulai dihitung dan setelah
mencapai waktu satu jam, minyak hasil proses pirolisis ditimbang dan diuji hasilnya

Anda mungkin juga menyukai