Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Teknik Konversi Energi
Di Jurusan Teknik Mesin
Oleh :
Muthia Sari Atikayanti NIM. 1215020035
Sagita Firza Nur NIM. 1215020022
Oleh :
Muthia Sari Atikayanti NIM. 1215020035
Sagita Firza Nur NIM. 1215020022
Pembimbing 1 Pembimbing 2
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Muthia Sari Atikayanti NIM. 1215020035
Sagita Firza Nur NIM. 1215020022
iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI
Menyatakan bahwa judul dan isi Laporan Tugas Akhir ini bebas dari plagiasi.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya.
Penulis,
iv
ABSTRAK
Heat exchanger merupakan salah satu komponen penting di PLTP, karena berfungsi untuk
memindahkan energi panas antara dua atau lebih fluida yang memiliki perbedaan
temperatur. Studi ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kinerja heat exchanger
tipe plate-frame dan shell and tube pada intercooler di PLTP Kamojang Unit 2, dimana air
pendingin primary digunakan untuk mendinginkan air pendingin secondary. Heat exchanger
yang digunakan di PLTP Kamojang Unit 2 adalah tipe plate heat exchanger. Namun,
beberapa masalah ditemukan pada plate heat exchanger ini, yaitu mudahnya terjadi
kebocoran pada seal yang diakibatkan dari gasket yang mudah mengalami deformasi bentuk
dan apabila terjadi kerusakan pada pelat, pelat tersebut harus diganti dan tidak bisa
diperbaiki, sedangkan material yang digunakan pada heat exchanger ini adalah titanium
yang memiliki harga relatif mahal. Penelitian ini akan membahas perancangan berupa
perhitungan dimensi heat exchanger tipe shell and tube satu pass shell dan dua pass tube
aliran berlawanan. Dengan hasil perancangan tersebut, maka akan diketahui perbandingan
tipe heat exchanger yang memiliki kinerja dan keunggulan yang lebih baik dengan metode
pengambilan data, wawancara dan analisis. Hasil perancangan heat exchanger tipe shell
and tube ini memiliki nilai efektivitas sebesar 0,4565 dengan dimensi panjang 1,83m,
diameter shell 0,405m, diameter luar tuber 0,01905m, diameter dalam tube 0,01483m, luas
daerah per tube 0,00017m dengan material baja (SUS304).
ABSTRACT
Heat exchanger is one of important component in geothermal power plant, because it serves to
move the heat energy between two or more fluids which have a temperature differences. This
research aims to analyze the comparison of plate-frame with shell and tube heat exchanger
performance in intercooler at Kamojang Geothermal Power Plant Unit 2, where the primary
cooling water is used to cool the secondary cooling water. The type of Heat exchanger used in
Kamojang Geothermal Power Plant Unit 2 is plate heat exchanger. However, some problems are
found in this plate heat exchanger type, which is the seals that easily to leak due to the shape of
gaskets that easily deformed. Moreover, if there is a problem on the plate, the plate must be
replaced and can not be repaired, while the material used in this heat exchanger is titanium which
has a relatively high price. With some of these problems, the effectiveness of plate heat exchanger
is 30,7%. In the industrial world, the use of shell and tube type heat exchanger is generally used
because the construction is relatively simple, moreover if there is a leak in the tube it can be
handled by plugging. Therefore, this research will discuss the design of the calculation of shell
and tube one pass shell and two tube counterflow type heat exchanger by calculation analysis of
LMTD (Log Mean Temperature Difference) method. The effectiveness of design of shell and tube
heat exchangers is 45.65% which means that shell and tube heat exchanger has better
performance than the plate-frame type.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis Perbandingan Heat
exchanger Tipe Plate-Frame dan Shell and tube pada Intercooler”.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang diperlukan untuk
memperoleh gelar Diploma pada Program Studi Teknik Konversi Energi Jurusan
Teknik Mesin di Politeknik Negeri Jakarta.
Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini tidak lepas dari berkah
dan rahmat Allah SWT serta dukungan dari kedua orang tua penulis, bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu dengan rasa kerendahan hati
penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Budi Santoso, Ir sebagai Dosen Pembimbing dari Jurusan Teknik
Mesin Program Studi Teknik Konversi Energi yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk membimbing dan membagi ilmu dalam
penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
2. Ibu Arifia Ekayuliana, S.T, M.T sebagai Dosen Pembimbing dari Jurusan
Teknik Mesin Program Studi Teknik Konversi Energi yang senantiasa
meluangkan waktunya untuk membimbing dan membagi ilmu dalam
penyusunan laporan Tugas Akhir ini.
3. Seluruh dosen Teknik Konversi Energi yang telah memberikan ilmu dan
memberikan dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Opan Ropandi, S.T. selaku pembimbing lapangan di PT. Indonesia
Power UPJP Kamojang yang telah banyak memberikan arahan dan
masukan kepada kami.
5. Bapak Anta, Bapak Anto, Bapak Bambang, Bapak Dito, Bapak Dodi,
Bapak Dedi, Bapak Iqbal, Bapak Heri, Bapak Fahri selaku crew
maintenance cooling tower, dan crew mekanik yang telah banyak
membantu saat terjun langsung ke lapangan.
vi
6. Bapak Maulana, Bapak Silman, Bapak Surya, Bapak Firman, Bapak Budi,
Bapak Miran, Bapak Asep, Bapak Awang, Bapak Andi, Bapak Yosep,
serta semua operator yang ada di Central Control Room (CCR) yang telah
banyak membantu dalam pengumpulan data.
7. Risky Noviasari dan Friska Yustika selaku sahabat yang selalu
memberikan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
8. Tak lupa pula penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak terkait lainnya yang telah banyak membantu dan memberikan
dukungan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna. Kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penulisan
selanjutnya dapat lebih baik dan sempurna.
Akhir kata semoga laporan Tugas Akhir yang berjudul “Analisis
Perbandingan Heat exchanger Tipe Plate-Frame dan Shell and tube pada
Intercooler” dapat dipahami dan memberikan banyak manfaat bagi kita semua.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
2.5 Perhitungan Perancangan Heat exchanger Shell and tube ..................... 19
2.5.1 Laju Perpindahan Panas .................................................................. 19
2.5.2 Beda Temperatur Rata-rata Logaritma (LMTD)............................. 20
2.5.3 Koefisien Overall Perpindahan Panas Desain (Ud) ........................ 21
2.5.4 Perhitungan Desain Shell and tube ................................................. 21
BAB III ............................................................................................................... 245
METODE PELAKSANAAN ............................................................................... 25
3.1 Diagram Alir ........................................................................................... 25
3.2 Penjelasan Diagram Alir ........................................................................ 26
3.2.1 Studi Literatur ................................................................................. 26
3.2.2 Pengumpulan data Intercooler ........................................................ 26
3.2.3 Kecukupan Data .............................................................................. 26
3.2.4 Pengolahan Data.............................................................................. 27
3.2.5 Perhitungan Perancangan ................................................................ 27
3.2.6 Analisis............................................................................................ 27
3.2.7 Kesimpulan ..................................................................................... 27
3.3 Data Komisioning Intercooler Unit 2 PLTP Kamojang ........................ 28
3.4 Data Parameter Operasi Normal Intercooler Unit 2 PLTP Kamojang... 30
3.5 Teknik Pengolahan Data ........................................................................ 31
3.5.1 Menghitung Laju Perpindahan Panas dengan Metode LMTD ....... 31
3.5.2 Menghitung Nilai Efektifitas Heat exchanger ................................ 33
BAB IV ................................................................................................................. 34
ANALISA DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 34
4.1 Data Hasil Perhitungan ........................................................................... 34
4.1.1 Hasil Perhitungan Efektivitas Perpindahan Panas Plate-Frame Heat
exchanger pada Intercooler ........................................................................... 34
4.2 Pengolahan Data ..................................................................................... 36
4.2.1 Perhitungan Efektivitas Perpindahan Panas Plate-Frame Heat
exchanger pada Intercooler ........................................................................... 36
4.2.2 Perhitungan Perancangan Heat exchanger Tipe Shell and tube pada
Intercooler ..................................................................................................... 39
4.2 Analisa Data ........................................................................................... 47
BAB V................................................................................................................... 50
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 51
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis perbandingan efektivitas heat exchanger tipe
plate-frame pada intercooler dengan hasil perancangan heat exchanger
tipe shell and tube?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dan manfaat dari tugas akhir ini adalah:
1. Mengetahui perbandingan nilai efektivitas tipe plate heat exchanger
dan hasil rancangan tipe shell and tube.
2. Mengetahui hasil perancangan heat exchanger dari tipe plate menjadi
tipe shell and tube pada intercooler.
2
1.5 Lokasi Objek Tugas Akhir
Lokasi objek tugas akhir akan dilaksanakan di:
1. PT. Indonesia Power UPJP Kamojang.
2. Laboratorium Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Jakarta.
1.6 Manfaat
Manfaat dari pembuatan tugas akhir ini yang ingin diberikan
penulis:
1.6.1 Manfaat Bagi Penulis
1. Menambah ilmu pengetahuan mengenai alat penukar panas.
2. Menambah ilmu pengetahuan mengenai perhitungan
perpindahan panas untuk heat exchanger tipe plate-frame dan
shell and tube.
3. Mengetahui metode yang dilakukan untuk merancang heat
exchanger pada intercooler tipe shell and tube.
3
1.6.4 Manfaat Bagi PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
Sebagai bahan masukan kepada perusahaan untuk
menentukan tipe heat exchanger yang memiliki kualitas lebih baik
pada sistem pendinginan intercooler pada unit 2 di PLTP
Kamojang.
4
h. Bab V Kesimpulan
Berisi kesimpulan dari seluruh hasil pembahasan yang disertai
dengan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya.
i. Daftar Pustaka
j. Lampiran
k. Riwayat hidup penulis.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
panas, biasanya pada Shell and tube Heat exchanger dipasang sekat
(buffle). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan
menambah waktu tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan
memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa,
sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.[5]
Ada beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat
merancang tabung di shell dan penukar panas tabung, yaitu :
a. Diameter pipa
Menggunakan tabung kecil berdiameter membuat penukar panas
baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih mungkin untuk heat exchanger
untuk mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran kecil membuat mekanik
membersihkan fouling yang sulit. Untuk mengatasi masalah fouling dan
pembersihan, diameter tabung yang lebih besar dapat digunakan. Jadi
untuk menentukan diameter tabung, ruang yang tersedia, biaya dan sifat
fouling dari cairan harus dipertimbangkan [5].
b. Ketebalan tabung
Ketebalan dinding tabung biasanya ditentukan untuk memastikan:
Ada ruang yang cukup untuk korosi
Tahan vibrasi
Axial kekuatan
Ketersediaan stok suku cadang
c. Panjang tabung
Penukar panas biasanya lebih murah ketika mereka memiliki
diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang. Dengan
demikian, biasanya ada tujuan untuk membuat penukar panas selama
mungkin. Namun, ada banyak keterbatasan untuk ini, termasuk ruang yang
tersedia di situs mana akan digunakan dan kebutuhan untuk memastikan
bahwa ada tabung tersedia dalam panjang yang dua kali panjang yang
dibutuhkan (sehingga tabung dapat ditarik dan diganti). Juga, itu harus
7
diingat bahwa tunggal, tabung tipis yang sulit untuk mengambil dan
mengganti.
d. Tabung pitch
Ketika mendesain tabung, pastikan bahwa tabung pitch (yaitu jarak
pusat-pusat tabung sebelah) tidak kurang dari 1,25 kali diameter luar
tabung. Cairan yang berada didalam tube haruslah fluida yang ingin
didinginkan atau dipanaskan. Shell and tube heat exchanger biasanya
digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan tekanan lebih besar dari
30 bar) dan suhu lebih besar dari 260° C. Hal ini karena Shell and tube
heat exchanger memiliki bentuk yang kuat [5].
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih Material
Tabung, yaitu :
Agar dapat memindahkan panas dengan baik, material tabung harus
mempunyai thermal conductivity. Karena panas ditransfer dari suatu sisi
yang panas menuju sisi yang dingin melalui tabung, terdapat perbedaan
temperature sepanjang lebar tabung. Karena ada kecenderungan material
tabung untuk mengembang berbeda-beda secara thermal pada berbagai
temperature thermal stresses muncul selama operasi. Hal ini sesuai
terhadap tegangan dari tekanan tinggi dari fluida itu sendiri.
Material tabung juga harus sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan
sisi tube yang dialiri untuk periode lama dibawah kondisi-kondisi operasi
(temperature, tekanan, pH, dan lain-lain) untuk memperkecil hal yang
buruk seperti korosi. Semua yang dibutuhkan yaitu melakukan pemilihan
seksama atas bahan yang kuat, thermalconductive, corrosion resistant,
material tabung bermutu tinggi, yang secara khas berbahan metal. Pilihan
material tabung yang buruk bisa mengakibatkan suatu kebocoran melalui
suatu tabung antara sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida yang
lewat terkontaminasi dan kemungkinan hilangnya tekanan [5].
8
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan aliran
fluida dalam shell side dan Tube side untuk shell and tube exchanger
adalah :
a) Kemampuan untuk dibersihkan (Cleanability)
Jika dibandingkan cara membersihkan Tube dan Shell, maka
pembersihan sisi shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang bersih
biasanya dialirkan di sebelah shell dan fluida yang kotor melalui Tube.
b) Korosi
Masalah korosi atau kebersihan sangat dipengaruhi oleh
penggunaan dari paduan logam. Paduan logam tersebut mahal, oleh
karena itu fluida dialirkan melalui Tube untuk menghemat biaya yang
terjadi karena kerusakan shell. Jika terjadi kebocoran pada Tube, heat
exchanger masih dapat difungsikan kembali. Hal ini disebabkan
karena Tube mempunyai ketahanan terhadap korosif, relatif murah dan
kekuatan dari small diameter Tube melebihi shell.
c) Tekanan
Shell yang bertekanan tinggi dan diameter yang besar akan
diperlukan dinding yang tebal, hal ini akan memakan biaya yang
mahal. Untuk mengatasi hal itu apabila fluida bertekanan tinggi lebih
baik dialirkan melalui Tube.
d) Temperatur
Biasanya lebih ekonomis meletakkan fluida dengan temperatur
lebih tinggi pada Tube side, karena panasnya ditransfer seluruhnya ke
arah permukaan luar Tube atau ke arah shell sehingga akan diserap
sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di shell. Jika fluida dengan
temperatur lebih tinggi dialirkan padashell side, maka transfer panas
tidak hanya dilakukan ke arah Tube, tapi ada kemungkinan transfer
panas juga terjadi ke arah luar shell (ke lingkungan).
e) Sediment/ Suspended Solid / Fouling
Fluida yang mengandung sediment/suspended solid atau yang
menyebabkan fouling sebaiknya dialirkan di Tube sehingga Tube-Tube
9
dengan mudah dibersihkan. Jika fluida yang mengandung sediment
dialirkan di shell, maka sediment/fouling tersebut akan terakumulasi
pada stagnant zone di sekitar baffles, sehingga cleaning pada sisi shell
menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa mencabut Tube bundle.
f) Viskositas
Fluida yang viscous atau yang mempunyai low transfer rate
dilewatkan melalui shell karena dapat menggunakan baffle. Koefisien
heat transfer yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan menempatkan
fluida yang lebih viscous pada shell side sebagai hasil dari peningkatan
turbulensi akibat aliran crossflow (terutama karena pengaruh baffles).
Koefisien perpindahan panas yang lebih tinggi terdapat pada shell side,
karena aliran turbulen akan terjadi melintang melalui sisi luar Tube
dan baffle [5].
Faktor yang mempengaruhi efektivitas Heat exchanger tipe shell &
tube:
a) Penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas,
hal ini sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
b) Pengaruh tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat
hingga suatu harga maksimum dan kemudian berkurang.
c) Dengan menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas
berkurang, jika kecepatan udara masuk dingin meningkat dan
efektifitas meningkat, jika laju alir massa udara meningkat.
d) Menentukan jarak antar baffle minimum 0,2 dari diameter shell
sedangkan jarak maksimum ialah 1x diameter bagian dalam shell.
Jarak baffle yang panjang akan membuat aliran membujur dan kurang
menyimpang dari aliran melintang [5].
10
Gambar 2.1 Shell and tube Heat exchanger[6]
Shell and tube ini dibagi lagi sesuai dengan penggunaannya yaitu
class R (untuk keperluan proses dengan tekanan tinggi), class C (untuk
keperluan proses dengan tekanan dan temperatur menengah dan fluida yang
tidak korosif, serta class B (untuk keperluan fluida yang korosif). Proses
pertukaran panas pada kedua fluida ini terjadi pada dinding tube dimana
terdapat dua proses perpindahan yaitu secara konduksi dan konveksi [5].
Dilihat dari konstruksinya, Heat exchanger tipe Shell and tube dibedakan
atas:
11
lebih baik telah tersedia dan konstruksinya juga paling murah di antara
yang lain. Untuk menjamin bahwa fluida pada shell-side mengalir
melintasi tabung dan dengan demikian menyebabkan perpindahan kalor
yang lebih tinggi, maka di dalam shell tersebut dipasangkan
sekat/penghalang (baffles). [5]
Komponen – komponen shel and tube heat exchanger adalah:
Tubes
Pipa yang digunakan dalam heat exchanger bukanlah pipa – pipa
biasa, tetapi pipa-pipa yang khusus dibuat untuk heat exchanger, dibuat dari
berbagai material. Umumnya digunakan pipa berukutran diameter luar ¾ inch
atau 1 inch. Tetapi tersedia juga pipa-pipa dengan dengan diameter luar1/4;
1,75; 1,50 inch. Tebal pipa dinyatakan dengan kode BWG (Birmingham Wire
Gauge). Makin besar bilangan BWG, makin tipis pipanya. Tube terpasang
pada tube – sheet dengan pitch 1,25 DO (diameter luar). Formasi pipa dapat
membentuk segitiga atau bujur sangkar [7].
Shell
Biasanya digunakan baja karbon untuk ukuran kecil dapat digunakan
pada standar baja karbon. Untuk ukuranbesardibuat dari pelat yang di roll atau
di- las. Untuk heat exchanger yang tidak beroperasi pada tekanan tinggi biasa
digunakan:
Tebal 3/8 in untuk diameter 13 in
Tebal 7/8 in untuk diameter 31 in
Sering diberi kelebihan 1/8 in untuk kemungkinan korosi [7].
Baffle
Dipasang dengan tujuan untuk mengarahkan aliran didalam shell,
sehingga seluruh bagian terkena aliran. Adanya baffle juga memperbesar dan
membuat turbulen aliran sehingga didapatkan koefisien perpindahan panas
yang besar. Luas baffle lebih kurang 75% penampang shell. Spasi antar baffle
tidak lebih dekat dari 1/5 diameter shell, bila terlalu dekat akan didapat
kehilangan tekanan yang besar [7].
12
2.2.2 Plate-Frame Heat exchanger
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat
tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak
lurus dipasang penyekat lunak (biasanya terbuat dari karet). Pelat – pelat
dan sekat disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut
pelat 10 terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida
dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang lain
mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada
sekat[5]. Heat exchanger ini dibagi atas 3 macam :
1. Plate and frame or gasketed plate exchanger
Jenis ini terdiri dari bingkai-bingkai dan plat-plat yang disusun
rapat, permukaan plat mempunyai alur-alur yang berpasangan
sehingga jika dirangkai mempunyai dua aliran. Heat exchanger ini
digunakan untuk temperatur dan tekanan rendah seperti
mendinginkan cooling water.
2. Spiral plate heat exchanger
3. Lamella (ramen) heat exchanger
13
2.3 Intercooler Unit 2 PLTP Kamojang
Intercooler adalah salah satu heat exchanger jenis pelat. Dalam
plate heat exchanger, pelat disusun dengan susunan tertentu, sehingga
terdapat dua jalur yakni hot side dan cold side. Hot side dialiri fluida yang
relatif lebih tinggi suhunya, sedangkan cold side sebaliknya[6]. Zat cair
yang digunakan sebagai pendingin bisa dari jenis yang sama maupun
berbeda. Di PLTP Kamojang menggunakan fluida yang sama berupa zat
cair yaitu air. Pertukaran panas terjadi dari cairan yang lebih panas ke
cairan yang lebih dingin melalui pelat-pelat yang memisahkan kedua jalur.
2.3.1 Komponen Intercooler
1. Plate
Komponen pelat pada Plate Heat exchanger berfungsi
sebagai tempat mengalirnya fluida panas dan fluida dingin.
Bentuk dan pola dari pelat sangat menentukan proses
perpindahan kalor. Setiap pelat dibentuk cekungan supaya
didapatkan pola yang bergelombang yang nantinya akan
menyebabkan jalur aliran yang berdekatan, berliku-liku yag
dapat meningkatkan transfer kalor dan mengurangi
fouling/pengendapan yang terjadi dengan meningkatnya
tegangan geser dan turbulensi aliran.
Gambar 2.3 Berbagai macam tipe pelat pada plate heat exchanger[8]
Pola Plat (a) washboard; (b) zigzag; (c) chevron/herringbone; protrusions and depressions;
(e) washboard with secondary corrugation; (f) oblique washboard
14
Pola pelat yang digunakan di PLTP Kamojang adalah tipe
chevron/herringbone dikarenakan memiliki berbagai
kelebihan, diantaranya adalah terbentuknya turbulensi aliran
pada kecepatan rendah (0.1-1 m/s) dan dapat menahan tekanan
yang tinggi meski dengan ketebalan plat yang relatif tipis[9].
2. Gasket
Gasket pada plate heat exchanger berfungsi untuk mengatur
aliran fluida, yang membatasi aliran fluida agar tidak
bercampur satu sama lain. Dari semua komponen yang ada
dalam plate heat exchanger, gasket merupakan komponen yang
paling sering diganti, karena pada umumnya gasket adalah
komponen yang mengalami deformasi bentuk. Material dari
gasket sendiri harus memiliki ketahanan terhadap reaksi kimia
dan temperatur yang tinggi, juga dapat digunakan pada periode
yang lama.
15
3. Frame
Frame berfungsi sebagai penyangga unit Plate Heat
exchanger, dimana frame akan mengapit susunan pelat di
dalamnya. Bentuk frame diklasifikasikan menjadi tipe C frame,
B frame, dan F frame. Tipe C frame digunakan untuk Plate
Heat exchanger berukuran kecil, tipe B frame digunakan untuk
Plate Heat exchanger berukuran besar, dan tipe F digunakan
untuk Plate Heat exchanger berukuran sedang. Material frame
biasanya adalah carbon steel yang dilapisi lapisan anti korosi.
Aplikasi Plate Heat exchanger pada dunia industri, relatif lebih
sempit dibandingkan dengan Heat exchanger yang paling
populer saat ini yaitu jenis Shell and tube Heat exchanger[10].
16
cp,h = Kalor spesifik air panas (J/kgK)
Th,i = Temperatur air panas masuk intercooler (ºC)
Th,o = Temperatut air panas keluar intercooler (ºC)
Tc,i = Temperatur air pendingin masuk intercooler (ºC)
Tc,o = Temperatut air pendingin keluar intercooler (ºC)
Keterangan:
U = Koefisien overall perpindahan panas (W/m2K)
αh = hot stream heat transfer coefficient (m2)
αc = cold stream heat transfer coefficient (m2)
t = plate thickness (m)
𝜆p = plate conductivity (W/m.K)
Rf = fouling factor
17
∆T2 = ( Th2 – Tc1 ) ....................................... (2.8)
Gambar 2.6 Grafik nilai faktor koreksi LMTD Plate-Frame Heat exchanger aliran berlawanan[6]
18
2.4.2 Efektivitas Perpindahan Panas dengan Menggunakan Metode NTU
(Number Transfer Unit)
Laju Kapasitas Panas
ch = ṁ x cp,h ............................................... (2.9)
cc = ṁ x cp,c ............................................... (2.10)
Laju Perpindahan Panas Maksimum (Qmaks)
19
2.5.2 Beda Temperatur Rata-rata Logaritma (LMTD)
Untuk mengetahui Tlm digunakan persamaan:
∆𝑇1 −∆𝑇2
ΔTlm = ∆𝑇1 ......................................... (2.16)
ln( )
∆𝑇2
(𝑇1−𝑇2)
R= ................................................ (2.17)
(𝑡2−𝑡1)
(t2−t1)
S= ................................................ (2.18)
(T1−t1)
Gambar 2.7 Grafik nilai faktor koreksi LMTD Shell and tube One Shell Two Tube aliran
berlawanan[6]
20
2.5.3 Koefisien Overall Perpindahan Panas Desain (Ud)
Koefisien perpindahan panas menyeluruh desain dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan:
Q̇
Ud = ..................................... (2.19)
𝐴 𝑥 ΔTlm 𝑥 𝐹
Nilai Ud didapat dari tabel 8 Kern
Q̇
A= .................................... (2.20)
𝑈𝑑 𝑥 ΔTlm 𝑥 𝐹
Keterangan:
A = luas perpindahan panas (m2)
L = Panjang tube (m)
do,t = Diameter luar tube (m)
21
Penentuan spesifikasi tube yang digunakan bisa dilakukan dengan
mengacu pada tabel BWG (Birmingham Wire Gauge), yang tertera di
bawah ini:
22
Menghitung Luas Permukaan Perpindahan Panas Total (a)
𝑎′𝑡
Pada tube (at) = 𝑁𝑡 (m2) ................................. (2.22)
𝑛
𝑑𝑖,𝑠 .𝐶′.𝐵
Pada shell (as) = (m2) ......................... (2.23)
𝑃𝑡
Keterangan :
a’t = flow area per tube (m2)
n = number of tube passes
di,s = diameter inlet shell (m)
23
Menghitung Koefisian Konveksi Perpindahan Panas (h)
𝑁𝑢. 𝑘
Pada tube (hi) = (W/m2.ºC) ...................... (2.28)
𝑑𝑖,𝑡
𝑁𝑢. 𝑘
Pada shell (ho) = (W/m2.ºC) .................... (2.29)
𝑑𝑒
Keterangan:
Nu = Nusselt Number
k = konduktivitas thermal (W/m.ºC)
Keterangan:
ro = jari – jari luar tube (m)
ri = jari – jari dalam tube (m)
Menghitung Penurunan Tekanan (ΔP)
Sisi Tube
𝑓𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑥 𝐺𝑡 2 𝑥 𝐿 𝑥 𝑛
ΔP,t = (kg/m2) ..................(2.31)
2 𝑥 𝑔 𝑥 𝑑𝑖,𝑡 𝑥 𝜌 𝑥 ᴓ𝑡
Sisi Shell
𝐿
𝑓𝑠ℎ𝑒𝑙𝑙 .𝐺𝑠 2 {( −1)+1}.𝐷𝑠
𝑏
ΔP,s = (kg/m2) .........(2.32)
2 . 𝜌. 𝐷𝑒. ∅0,14
24
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Data
terpenuhi
Tidak
Ya
Pengolahan Data :
Perhitungan efektivitas plate heat
exchanger dengan menggunakan metode
NTU
Menghitung Perancangan
Shell and tube
Analisis
Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1 Bagan Diagram Alir
25
3.2 Penjelasan Diagram Alir
Berikut ini adalah penjelasan dari setiap rangkaian kegiatan yang
dilakukan selama pengerjaan Tugas Akhir:
3.2.1 Studi Literatur
Studi literatur merupakan tahapan untuk mencari literatur-
literatur atau tinjauan pustaka seperti, membaca, mempelajari dan
memahami pembahasan mengenai penelitian melalui media yang
bersumber dari buku-buku, jurnal, serta dokumen perusahaan.
Tujuan dari tahap ini adalah membantu proses penulisan Tugas
Akhir terutama dalam proses pengolahan data seperti, perhitungan
efektivitas perpindahan panas dan perancangan alat penukar kalor
atau heat exchanger.
26
3.2.4 Pengolahan Data
Pada tahap ini dilakukan pengolahan data menggunakan
Microsoft Excell dengan cara menghitung efektivitas perpindahan
panas pada intercooler jenis plate-frame dengan menggunakan
metode NTU.
3.2.6 Analisis
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan heat
exchanger yang memiliki keunggulan lebih baik antara heat
exchanger tipe plate-frame dengan tipe shell and tube untuk
intercooler pada Unit 2 di PLTP Kamojang.
3.2.7 Kesimpulan
Hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil suatu
kesimpulan untuk menjawab tujuan dari hasil penelitian.
27
3.3 Data Komisioning Intercooler Unit 2 PLTP Kamojang
Untuk mengetahui kinerja intercooler pada kondisi operasi normal
dilakukan pengambilan data desain dan data operasi. Berikut merupakan
data komisioning intercooler pada PLTP Kamojang unit 2:
28
Tabel 3.2 Data Parameter Operasi dalam Kondisi Desain
29
3.4 Data Parameter Operasi Normal Intercooler Unit 2 PLTP Kamojang
Berikut merupakan data operasi normal Sistem Pendingin Primary
dan Secondary Unit 2 PLTP Kamojang pada tanggal 9 Maret 2018:
Tabel 3.3 Parameter Operasi Sistem Pendingin Primary dan Secondary tanggal 9 Maret 2018 Unit
2 PLTP Kamojang (divalidasi oleh )
30
20.00 2,4 34 34,5 38 36
21.00 2,4 34 34,5 38 36
22.00 2,4 34 34,5 38 36
23.00 2,55 34 35,5 37,5 35,5
00.00 2,55 34 35,5 37,5 35,5
∆𝑇1 −∆𝑇2
ΔTlm = ∆𝑇1 F
ln( )
∆𝑇2
ΔTm = ΔTlm x F
ƞ 𝑥 𝐶𝑝 𝜌𝑥𝑣𝑥𝑙
Pr = Re =
𝑘 ƞ
Nu = 0,664 x Re0,5Pr0,33
𝜆
αi = Nu x 𝐷𝑒
31
Laju Perpindahan Panas
ṁ cp ΔT
Qact = ṁ x cp x ΔT
αi 𝜆
1 1 1 1
= + + + Rf
𝑈 αh 𝜆𝑝 αc
U A Cmin
𝑈𝑥𝐴
NTU =
𝐶𝑚𝑖𝑛
32
3.5.2 Menghitung Nilai Efektifitas Heat exchanger
Laju Kapasitas Panas (C)
Qact Qma
x
𝑄𝑎𝑐𝑡
Ɛ== x 100%
𝑄𝑚𝑎𝑥
33
BAB IV
Tabel 4.1 Data Penunjang untuk Perhitungan Efektivitas Plate-Frame Heat exchanger pada
Intercooler
Suhu Suhu
Primary Secondary ṁc ṁh A cp Cmin
Jam
[ºC] [ºC] [kg/s] [kg/s] [m2] [kJ/kg ºC] [kW/ ºC]
Tabel 4.2 Data hasil Perhitungan Laju Perpindahan Panas dan Efektivitas Plate-Frame Heat
exchanger pada Intercooler
Suhu Suhu
Jam Primary Secondary Qact Qmaks
Ɛ
[ºC] [ºC] [kW] [kW]
T1in T2out t1in t2out
34
4.1.2 Hasil Perhitungan Perancangan dan Efektivitas Perpindahan
Panas Heat exchanger Tipe Shell and tube pada Intercooler
Berikut data-data hasil perhitungan berdasarkan data desain operasi
intercooler yang disajikan pada Tabel 3.1 dan 3.2 yang digunakan untuk
menghitung perancangan dan efektivitas pada intercooler, sebagai berikut:
Tabel 4.3 Data hasil Perhitungan Perancangan Heat exchanger Tipe Shell and tube pada
Intercooler
Koefisien perpindahan
4. 1703,46 W/(m2.oC)
panas keseluruhan (Ud)
1. Panjang 1,83 m
35
Tabel 4.4 Data Penunjang untuk Perhitungan Efektivitas Heat exchanger Tipe Shell and tube pada
Intercooler
Suhu Suhu
Primary Secondary ṁc ṁh A cp Cmin
[ºC] [ºC] [kg/s] [kg/s] [m2] [kJ/kg ºC] [kW/ ºC]
Tabel 4.5 Data hasil Perhitungan Laju Perpindahan Panas dan Efektivitas Heat exchanger Tipe
Shell and tube pada Intercooler
Suhu Suhu
Primary Secondary Qact Qmaks
Ɛ
[ºC] [ºC] [kW] [kW]
T1in T2out t1in t2out
36
b. Beda Temperatur Rata-rata Logaritma (LMTD)
∆𝑇1 −∆𝑇2
ΔTlm = ∆𝑇1
ln( )
∆𝑇2
5,5 − 4,5
= 5,5 = 4,98 ºC
ln(4,5)
= 8,80286129 = 10630,21318
Maka, jenis aliran yang melewati pelat adalah turbulen,
karena Re < 50000.
Nu = 0,664 . Re0,5 . Pr0,33
= 0,664 . (10630,21318)0,5 . (8,80286129)0,33
= 140,3346577
𝜆
αi = Nu .
𝐷𝑒
0,31
= 140,3346577 . = 483,37 W/m2.ºC
0,09
37
d. Koefisien Menyeluruh Perpindahan Panas (U)
1 1 𝑡 1
= + + + Rf
𝑈 αh 𝜆𝑝 αc
1 1 0,0008 1
= + + + 0,0005
𝑈 483,37 20,772 759,69
U = 254,87
= 0,307
38
h. Number Transfer Unit
𝑈. 𝐴
NTU =
𝐶𝑚𝑖𝑛
254,87 . 88
=
9703,393614
= 2,3
39
d. Jenis Shell dan Head
Spesifikasi Heat exchanger yang dirancang dan dianalisa
untuk menurunkan suhu air secondary dengan Standar
TEMA yang dipilih adalah A E P, yaitu channel and
removable cover, one pass shell and outside packed
floating head dan klasifikasi type R (penggunaan heat
exchanger pada dunia industri berat)[11].
e. Tubing
Berdasarkan tabel BWG, diguakan spesifikasi tube berupa
OD 3⁄4 𝑖𝑛, BWG 14, wall thickness 0,083 in, ID 0,584 in,
flow area per tube 0,268 in2, dengan panjang 6 ft.
dimana,
∆T1 = ( Th1 – Tc2 ) ∆T2 = ( Th2 – Tc1 )
= ( 42,2 -37 ) = ( 38 -33 )
= 5,2 oC = 5 oC
sehingga,
∆T1 −∆T2
Tlm = ∆T1
ln( )
∆T2
40
5,2 −5
Tlm = 5,2
ln( )
5
Tlm = 5,1 oC
Faktor koreksi untuk satu pass sheel dan dua pass tube:
Thi−Tho 42,2−38 4,2
R= = = = 1,05
Tco−Tci 37−33 4
Tco−Tci 37−33 4
P= = = =0,43
Thi−Tci 42,2 −33 9,2
Gambar 3.8 Grafik nilai faktor koreksi LMTD Shell and tube One Shell
Two Tube aliran berlawanan[6]
41
Asumsi Nilai Ud dari tabel 8 Kern Water – Water adalah
300 Btu/h ft² ºF =1703,46 W/m² ºC.
Q
A=
Ud . F. LMTD
40737,73 w
=
1703,46 W/m²℃ . 0,88. 5,1℃.
= 5,33 m2
d. Perhitungan Sisi Tube
Menentukan jumlah tube
Spesifikasi tube yang digunakan
OD : 3/4 inch = 0,01905 m
ID : 0,584 inch = 0,01483 m
BWG : 14, thickness =0,002108 m
5,33 𝑚²
Nt = = 48,68 ≈ 49
1,8288𝑚. 3,14. 0,01905𝑚
42
0,01483m. 557,26kg/m².s
Re,c =
0,653.10−3 kg/ms
= 12655,57
Jadi, jenis aliran yang terjadi di dalam tube adalah
aliran turbulen karena Re,c >2300.
= 14992,04 W/m² ºC
e. Perhitungan sisi Shell
Menghitung Diameter Shell
Spesifikasi parameter yang digunakan dalam
perhitungan diameter shell:
Susunan tube = Triangular
Triangular pitch Pt = 1,25 do = 1,25 . 0.019 = 0,023 m
C` = 0,25 do = 0,25 . 0,019 = 0,00475 m
Persamaan untuk menghitung diameter shell
Ds = Db + Cl
43
Nt 1
Db = do ( )
k1 𝑛1
49 1
= 0,019 ( )
0,249 2,207
= 0,019. (196,787)0,45
= 0,205m
Ds = 317 + Cl
44
Jadi, jenis aliran yang terjadi di dalam shell adalah aliran
= 37363,73 W/m² ºC
1
Uc = 0,009525
𝑙𝑛0,007415 1 1
+ +
2𝜋. 1,8288. 16,3 1428,07 285,13
= 180,36 W/m².ºC
45
0,00738 .( 557,26kg/m².s)² .1,8288m .2
maka, ΔPt =
2 . 9,81 m/s² . 0,01483m . 992,63kg/m³ .1
46
40737,7278
Ɛ=
89230,8
= 0,4565
k. Number of Transfer Unit ( NTU )
U. A
NTU =
Cmin
1703,46 W/m².°C .5,33m²
NTU = = 0,936
9699,46 W/°C
47
diameter luar 0,01905 m, diameter dalam 0,01483m, dengan wall
thickness sebesar 0,0021 m. Kami mengusahkan ukuran diameter tube
yang sekecil-kecilnya karena semakin kecil diameter tube, maka luas
permukaan perpindahan kalor tube yang dihasilkan akan semakin besar.
Jumlah tube yang dibutuhkan pada desain ini sebanyak 49 buah yang
disusun dengan konfigurasi segitiga atau triangular dengan panjang pitch
adalah 0,023 m. Berdasarkan standar literatur nilai pitch harus ≥ 0,023 m,
sehingga desain pitch ini telah sesuai standar [14]. Luas perpindahan
panas total pada perancangan heat exchanger ini adalah 5,33 m2.
Pada bagian shell didesain dengan diameter dalam 0,405. Heat exchanger
yang digunakan pada desain ini dilengkapi dengan baffle yaitu baffle 25%
cut. Semakin besar nilai cut yang digunakan, maka akan semakin besar
pula pressure drop yang dihasilkan. Menurut literatur, ukuran baffle
optimum adalah baffle 25% cut[14]. Jumlah baffle pada desain ini
sebanyak 9 buah. Baffle ini dapat meningkatkan keefektivan perpindahan
panas pada heat exchanger. Akan tetapi, jumlah baffle yang terlalu
banyak akan berakibat pada biaya yang tinggi pula. Pemilihan jumlah 9
baffle sudah mempertimbangkan keefektivan dan keekonomisannya.
Material heat exchanger yang digunakan adalah stainless steel. Dasar
pemilihan stainless steel SUS 304 adalah karena material ini paling sering
digunakan untuk fluida air. Material ini mengandung molibdenum yang
memberikan ketahanan korosi yang lebih tinggi. Material ini juga
mengandung austenit yang membuat material ini lebih kuat dan tahan
pada suhu dingin.
Besarnya nilai pressure drop pada shell yaitu 0,1714 bar, hal ini telah
memenuhi standar literatur dimana nilainya harus < 0,7 bar [14].
Besarnya nilai pressure drop pada tube yaitu 0,00281 bar, hal ini telah
memenuhi standar literatur dimana nilainya harus < 0,35 bar[14]. Dari
hasil perhitungan dapat dianalisa bahwa hasil perancangan shell and tube
heat exchanger ini layak pakai.
48
Efektivitas Shell and tube Heat exchanger
Dari hasil perancangan yang telah ditentukan, maka kami melakukan
pengolahan data untuk mengetahui nilai efektivitas shell and tube heat
exchanger ini, sehingga dari spesifikasi perancangan yang kami buat
didapatkan nilai efektivitas sebesar 0,4565 dimana shell and tube heat
exchanger memiliki nilai efektivitas yang lebih tinggi dibandingkan
dengan plate heat exchanger.
49
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa :
1. Hasil perancangan heat exchanger tipe shell and tube dapat diaplikasikan
untuk intercooler di PLTP Kamojang dan memiliki nilai efektivitas
sebesar 0,4565, dimana nilai efektivitas heat exchanger tipe ini lebih
besar dibandingkan dengan tipe plate-frame heat exchanger yang
memiliki nilai efektivitas sebesar 0,307.
2. Hasil perancangan heat exchanger tipe shell and tube kami layak dipakai
dengan dimensi panjang 1,83m, shell diameter 0,405m, tube outside
diameter 0,01905m, tube inside diameter 0,01483m, flow area per tube
0,00017m dengan material steel (SUS304) sudah memenuhi standar-
standar spesifikasi perancangan heat exchanger shell and tube.
5.2 Saran
1. Diharapkan adanya pengamatan dan penelitian lebih lanjut dalam
merencanakan heat exchanger ini dari segi dimensi nosel, cara
pengelasan, rancangan anggaran biaya dan perencanaan peralatan
pendukung seperti gasket, flange, tie rod, dan bolt and nut.
50
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/energi-panas-
bumi/item268? (akses 18 Mei 2018 : 10.00)
[2] Kern, D. Q, Process Heat Transfer, Mc Graw-Hi. Book Company, New
York, 1965
[3] Siagian, S, Analisa Efektivitas Alat Penukar Kalor Jenis Shell and tube
Hasil Perancangan Mahasiswa Skala Laboratorium, Bina Teknika, 2016
[4] Muttaqin, Zaenal dan Irijanto, Pengujian Efektivitas Penukar Kalor Multi
Flat Plate Heat exchanger Aluminium Dengan Aliran Cross Flow, 2012.
[5] Handayani, N.M dan Cahyono, R, Klasifikasi Heat exchanger, 2014
[6] Hewitt, G. F; Shires, G.L; Bott, T. R., Process Heat Transfer, Begell
House Inc, New York, 1994.
[7] Purba, J.E dan Dwiyandini, W, Heat exchanger, 2012
[8] Shah, K.J. dan Sekulic, D. P, Fundamentals of Heat exchanger Design.
Edisi ke-1,Wiley, New Jersey. USA, 2003.
[9] Thulukkanam, K, Heat exchanger Design Handbook. Edisi ke-2, CRC
Press, Florida. USA, 2013
[10] https://citraputraabadi.wordpress.com/2011/10/23/plate-heat-exchanger-
gasket-phe/ (akses 18 mei 2018 : 10.00)
[11] P. Jurandir, “ Shell and tube Heat exchanger Basic Calculations”, PDH
Online, 2012
[12] Holman, J. P, Heat Transfer Tenth Edition, McGraw-Hill Series in
Mechanical Engineering, New York, 2010.
[13] http://www.roymech.co.uk/Useful_Tables/Matter/Costs.html (akses 26
Juni 2018)
[14] Sinnott, R. K, Chemical Engineering Design, Vol. 6, 4th Ed. UK:
ELSEVIER, 2005.
51
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data perhitungan Plate Heat exchanger
Bar °C °C °C °C
09-Mar 2,4 0,088888889 32,5 33,5 39 37 4,98 254,87 2,3
Fouling S
R P F ΔTm B De (Cross-sectional
Factor
Area)
M M M
0,5 0,31 0,72 3,59 0,005 0,045 0,09 0,030105
Hot Area
Cold Area
bar °C °C °C °C
09-Mar 2,4 0,088888889 32,5 33,5 39 37 5,099 1,05 0,43 0,88 1073,46 0,94
m m M m m
0,01905 0,01483 0,009525 0,007415 14 1,8288
Tube Area
Luas Luas
Kecepatan Diameter
Permukaan Jumlah Permukaan baffle cut Baffle Triangular Diameter
Aliran
Perpindahan Tube Perpindahan spacing Pitch hidrolik Buffle
Massa Air (C′)
Panas per tube (Nt) Panas Total (B) (Pt) (de) (Db)
(Gt)
(a't) (at)
m2 m2 kg/m².s m m m m m
Koefisian Koefisian
rasio Konveksi Konveksi Pressure
Dinamik Konduktivitas
Fouling viskosita Density
Viscisity Re Pr Nu Thermal Perpindah Perpindah Drop
Factor s fluida (𝜌)
(μ) (k) an Panas an Panas (ΔPt)
(ᴓ)
(hi) (ho)
Ns/m2 W/mK kg/m3 W/m2K W/m2K kg/m2
Koefisien
rasio Perpindahan
Dinamik Panas Pressure Drop
viskosita Density Fshell
Viscisity Re Pr Nu
s fluida (𝜌) Menyeluruh (ΔPt)
(μ)
(ᴓ) Bersih
(Uc)
Ns/m2 kg/m3 W/m2K kg/m2
Luas Luas
Kecepatan Kecepatan
Permukaan Permukaan
Aliran Aliran Cl
Perpindahan Perpindahan
Massa Air Massa Air
Panas Total Panas Total
(Gs) (Gs)
(as) (as)
m2 kg/m².s m2 kg/m2s mm
NIM : 1215020035
Agama : Islam
No. HP : +6285888740624
Data Pribadi
NIM : 1215020022
Agama : Islam
No. HP : +6287788476024