BAB 1 PENDAHULUAN
4.1 Hasil
1. Tabel pengamatan
a. Penentuan kadar Kaffein
Kelompok Volume Titrasi % kadar
1 11,6 mL 67,2 %
2 9,4 mL 94,74 %
3 7,5 mL 75,6 %
4 8,4 mL 75,58 %
2. Perhitungan
1) Kelompok 1
Dik : Vt = 11,6 mL
Bst = 5,3 mg
Bs = 0,0869 mg
Fk = 0,1
N[iod] = 0,0951 N
Vt × N [iod ]× Bst
% kadar=
Bs × Fk
311 ,6 × 0 , 0951× 5 ,3 mg
¿
0,0869 ×0 , 1
5,846748
¿ 100%
8 , 69
% kadar=67 ,2 %
2) Kelompok 2
Dik : Vt = 9,4 mL
Bst = 5,3 mg
Bs = 0,0869 mg
Fk = 0,1
N[iod] = 0,0951 N
Vt × N [iod ]× Bst
% kadar=
Bs × Fk
2. Reaksi
CH2OH CH2OH
H O H H O H
H H + I2
O OH H O OH H O
H OH H OH n
CH2OH CH2OH
H O H I H O H
H H
O OH H O OH H O
H OH I H OH n
Kompleks iodium dengan amilum
(Endapan biru)
4.2 Pembahasan
Titrasi secara iodimetri atau titrasi langsung adalah dimana zat pereduksi
langsung dititrasi dengan larutan baku iodium, sedangkan titrasi secara
iodometri adalah iodin di runah ke iodium, lalu iodium yang tebentuk dititrasi
dengan larutan baku natrium tiosulfat. Titrasi iodometri digunakan untuk
mengetahui zat oksidator, sedangkan pada titrasi iodimetri digunakan untuk
mengetahui zat reduktor. Titrasi iodometri dan iodimetri ini adalah dua dari
banyak metode titrasi pada titrasi redoks.
Titrasi redoks merupakan titrasi terhadap larutan analit berupa reduktor
atau oksidator dengan titran berupa larutan dari zat standar oksidator atau
reduktor. Prinsip yang digunakan dalam titrasi redoks adalah reaksi reduksi
oksidasi atau dikenal denga reaksi redoks.
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu Untuk menentukan kadar suatu
kaffeinn dengan mennggunanakan titrasi iodometri dengan menggunakan
larutan baku Na2S2O3 sebagai titrannya.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang trelah dihasilkan dapat disimpulkan yaitu pada
penetapan kadar kaffein terjadi perubahan warna dari merah ke bening :
1. kelompok 1 dengan volume titrasi 11,6 mL dan % kadar 67,2 %
2. Kelompok 2 dengan volume titrasi 9,4 mL dan % kadar 94,74 %
3. Kelompok 3 dengan volume titrasi 7,5 mL dan kadar 75,6 %
4. Kelompk 4 dengan volume titrasi 8,4 mL dan % kadar 75,58 %
Dari hasil yang diperoleh dari tiap kelompok, hasil dari persen kadar yang
didapatkan kurang dari kadar yang ada pada literature FI III.
5.2 Saran
Disarankan sebaiknya sebelum melakukan pratikum, alat dan bahan yang
digunakan dalam keadaan baik agar diperoleh hasil yang murni. Saran untuk
asisten agar selalu mengawasi pratikannya agar tidak melakukan kesalahan.
Ditjen POM 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Day & Underwood, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif Edisi kelima, Jakarta :
Erlangga.
Rohman, Abdul, 2007, Kimia Analisis Farmasi, Digi Art Yogya, Pustaka Pelajar :
Yogyakarta.
Safaryani, Nurhayati, Sri Haryanti, dan Endah Dwi Hastuti,. 2007. Pengaruh Suhu
dan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli
(Brassica oleracea L), Buletin Anatomi dan Fisiologi, Vol. XV, No. 2 :
Semarang.
Tjitro, 2000, Studi Prilaku Korosi Tembaga dengan Variasi Konsentrasi Asam
Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang Mengandung Klorida
dan Sulfat, Jurnal Teknik Mesin, Vol. 2, No. 1 : Surabaya.
Wahyuni, 2008, Jurnal Kesehatan, Vol. 1, No. 2, ISSN : 1979- 7621 : Yogyakarta.
Penyaringan kafein