Artikel Miftahul Jannah (RBCD)
Artikel Miftahul Jannah (RBCD)
Abstract
A sense of independence is an important aspect in the formation of individuals
who are independent, resilient and contribute positively to society. However,
assisted children often face challenges in developing their sense of independence,
especially because their backgrounds are full of uncertainty, instability, or even
trauma. The aim of this research is to determine the role of RBCD volunteers in
fostering a sense of independence in assisted children. This research method uses
a qualitative research type with a descriptive analysis approach, because this
article will provide a descriptive explanation, not based on statistics or numbers.
The sources used in this article come from journals, theses and related scientific
articles. The results of this research show that RBCD Volunteers play a crucial
role in fostering a sense of independence in assisted children through various
literacy activities, discussions and interactions. They not only provide access to
quality reading material but also motivate children to think critically, speak,
express themselves, and apply lessons from reading to everyday life.
Keywords: Role, Independence, Assisted Children.
***
Rasa kemandirian adalah aspek penting dalam pembentukan individu yang
mandiri, tangguh, dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Namun, anak-anak
binaan seringkali menghadapi tantangan dalam mengembangkan rasa kemandirian
mereka, terutama karena latar belakang mereka yang penuh dengan
ketidakpastian, ketidakstabilan, atau bahkan trauma. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui peran relawan RBCD dalam menumbuhkan rasa kemandirian pada
anak binaan. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
pendekatan deskriptif analisis, karena artikel ini akan memberikan penjelasan
secara deskriptif bukan berdasarkan statistik atau angka. Sumber yang digunakan
dalam artikel ini bersumber dari jurnal, skripsi, dan artikel ilmiah terkait. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Relawan RBCD memainkan peran krusial
dalam menumbuhkan rasa kemandirian pada anak-anak binaan melalui berbagai
kegiatan literasi, diskusi, dan interaksi. Mereka tidak hanya menyediakan akses
kepada materi bacaan yang bermutu tetapi juga memotivasi anak-anak untuk
berpikir kritis, berbicara, mengekspresikan diri, dan menerapkan pelajaran dari
bacaan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci: Peran, Kemandirian, Anak Binaan.
PENDAHULUAN
A. Identifikasi Masalah
Pendidikan dan perkembangan anak merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam pembangunan masyarakat. Pada dasarnya, pembentukan
karakter dan nilai-nilai positif pada anak-anak adalah kunci untuk
menciptakan generasi yang tangguh dan berdaya saing. Dalam upaya ini,
peran relawan dalam pengembangan anak binaan sangatlah penting. Salah
satu kelompok relawan yang memiliki peran penting dalam mengembangkan
kemandirian anak adalah RBCD.
Pemahaman akan pentingnya pendidikan dan pengasuhan anak binaan
yang efektif telah menjadi perhatian utama dalam upaya menciptakan
generasi muda yang berkualitas. Anak-anak yang tinggal di panti asuhan,
lembaga sosial, atau berada di bawah perwalian negara sering kali
memerlukan perhatian khusus dalam pembentukan karakter dan
perkembangan pribadi mereka1. Dalam konteks ini, peran relawan yang
terlibat dalam Program Relawan Binaan dan Pembinaan Anak RBCD telah
muncul sebagai elemen kunci dalam membantu menumbuhkan rasa
kemandirian pada anak-anak binaan.
RBCD adalah kelompok relawan yang memiliki komitmen kuat untuk
mendukung dan membantu anak-anak binaan dalam meningkatkan rasa
kemandirian mereka. Kemandirian merupakan salah satu aspek penting dalam
perkembangan anak, karena ini akan memengaruhi kemampuan mereka untuk
mengatasi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan. Namun,
meskipun peran relawan RBCD dalam menumbuhkan rasa kemandirian pada
anak binaan sangat penting, masih ada berbagai masalah dan tantangan yang
perlu diidentifikasi dan dipecahkan.
Rasa kemandirian adalah aspek penting dalam pembentukan
individu yang mandiri, tangguh, dan berkontribusi positif dalam
masyarakat. Namun, anak-anak binaan seringkali menghadapi tantangan
dalam mengembangkan rasa kemandirian mereka, terutama karena latar
1
Kurnia, A, “Peran Relawan dalam Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak Binaan
di Panti Asuhan Al-Ikhlas”, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5.1 (2021), 1-10.
belakang mereka yang penuh dengan ketidakpastian, ketidakstabilan,
atau bahkan trauma. Salah satu masalah yang perlu diidentifikasi adalah
rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang peran relawan
dalam pengembangan anak-anak 2.
Terkadang, relawan RBCD mungkin tidak mendapatkan dukungan
yang cukup dari masyarakat atau pihak-pihak terkait, yang dapat menghambat
kemampuan mereka untuk memberikan pengaruh positif pada anak-anak
binaan. Selain itu, kurangnya sumber daya dan pelatihan yang memadai untuk
relawan RBCD juga menjadi masalah yang perlu diperhatikan. Tanpa
keterampilan dan pengetahuan yang memadai, relawan mungkin kesulitan
dalam memberikan bimbingan dan dukungan yang efektif kepada anak-anak
binaan mereka.
Anak-anak yang tinggal di lembaga binaan sering kali telah
mengalami trauma atau kehilangan orang tua, yang dapat menghambat
perkembangan kemandirian mereka. Relawan perlu menghadapi tantangan ini
dan membantu anak-anak mengatasi mereka. Relawan dalam program ini
menjadi model peran yang positif bagi anak-anak binaan. Mereka membantu
dalam membentuk nilai-nilai, etika, dan norma-norma yang mendukung
perkembangan kemandirian. Relawan tidak hanya memberikan dukungan
emosional tetapi juga dapat mengajarkan keterampilan praktis seperti
keterampilan sosial, keuangan, dan profesional yang penting dalam
mengembangkan kemandirian3.
Hubungan antara relawan dan anak binaan adalah elemen kunci dalam
membantu anak-anak membangun rasa percaya diri dan kemandirian. Ini
memerlukan waktu dan keterlibatan yang berkelanjutan. Penting untuk
mengidentifikasi sejauh mana relawan RBCD memahami tantangan dan
kebutuhan khusus anak-anak binaan, serta sejauh mana mereka dapat
membantu dalam menumbuhkan rasa kemandirian. Program RBCD sering
2
Fitri, Ika, “Peran Relawan dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Binaan di Panti
Asuhan Baitul Muttaqin”, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6.1 (2022), 1-10.
3
Nurcahyani, E, “Gerakan Literasi Untuk Kemandirian Anak”, Jurnal Pendidikan
Karakter, 8.2 (2022), 12-23.
kali terbatas oleh anggaran, sumber daya, dan dukungan yang kurang
memadai. Ini dapat menghambat kemampuan relawan untuk berkontribusi
secara maksimal dalam pembentukan kemandirian anak-anak.
B. Tinjauan Teori
1. Pengertian Peran
Biddle dan Thomas dalam konsep peran mereka menggambarkan
bahwa peran seseorang dalam kehidupan sosial dapat dibandingkan dengan
penampilan seorang aktor di atas panggung sandiwara. Seperti seorang aktor
yang harus tunduk pada skenario, instruksi sutradara, peran sesama aktor,
tanggapan penonton, dan juga dipengaruhi oleh bakat pribadinya, demikian
juga seseorang dalam kehidupan sosial harus menjalankan perannya sesuai
dengan fungsi yang diberikan oleh struktur sosial.
Edy Suhardono (1994) menjelaskan lebih lanjut bahwa dalam konteks
ilmu sosial, konsep peran mengacu pada bagaimana seseorang menjalankan
tugas atau fungsi yang melekat pada karakterisasi atau posisinya dalam
struktur sosial. Dengan kata lain, peran sosial seseorang adalah bagaimana
mereka berperilaku dan berfungsi dalam masyarakat sesuai dengan peran atau
posisi mereka dalam struktur sosial tersebut.
C. Metode
7
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (PT Remaja Rosda Karya, 2011).
Artikel ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif analisis, karena artikel ini akan memberikan penjelasan secara
deskriptif bukan berdasarkan statistik atau angka. Sumber yang digunakan
dalam artikel ini bersumber dari jurnal, skripsi, dan artikel ilmiah terkait.
Analisis data yang dilakukan ialah dengan melakukan penarikan kesimpulan
pada beberapa jurnal terkait yang sesuai dengan ruang lingkup artikel ini.
PEMBAHASAN
Peranan Relawan RBCD dalam Menumbuhkan Rasa Kemandirian Pada
Anak Binaan
Kemandirian adalah kemampuan individu untuk mengendalikan dan
mengatur pikiran, perasaan, serta tindakan mereka sendiri secara bebas. Selain itu,
kemandirian juga melibatkan usaha individu untuk mengatasi perasaan-perasaan
seperti malu dan keragu-raguan. Menurut pandangan Desmita (2011), dalam
konteks ini, kemandirian sering dikenali dengan adanya kemampuan untuk
mengambil kendali atas nasib pribadi, menunjukkan inisiatif kreatif, mengatur
perilaku, bertanggung jawab, memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri,
membuat keputusan secara mandiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa
ketergantungan pada bantuan orang lain8.
Peranan fasilitatif yang dimainkan oleh relawan RBCD berhubungan
dengan kemampuan mereka dalam mendukung kebutuhan anak-anak yang mereka
bina. Ini mencakup pemenuhan kebutuhan anak-anak tersebut baik yang bersifat
materiil maupun nonmateriil, serta melibatkan pendekatan personal. Sejauh ini,
pemberian fasilitasi dalam bentuk materiil telah berjalan dengan baik, termasuk
penyediaan alat tulis, perlengkapan sholat, buku bacaan, dan juga rencana untuk
memberikan program beasiswa sekolah kepada anak-anak yang dibina oleh
relawan RBCD di masa depan.
Penyediaan fasilitasi dalam bentuk materiil memiliki peran penting dalam
mendorong perkembangan perilaku mandiri anak-anak. Ini membantu anak-anak
untuk lebih bertanggung jawab terhadap tugas-tugas atau kewajiban mereka.
8
Kurniawati, T., Sulistiani, N, M, “Peningkatan Kemandirian Anak Binaan melalui
Gerakan Literasi”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7.2 (2019), 1-10.
Berkaitan dengan fasilitasi dalam bentuk nonmateriil, Relawan RBCD
melaksanakannya melalui kegiatan yang disesuaikan dengan minat dan keinginan
anak-anak, termasuk pelatihan, pembelajaran, dan permainan. Selain itu, relawan
RBCD juga sering memberikan layanan sukarela secara fleksibel sebagai bentuk
perhatian terhadap kondisi anak-anak yang mereka bina.
Pemberian fasilitasi dalam bentuk nonmateriil memiliki peran yang
signifikan dalam membentuk kemandirian anak-anak dalam aspek emosi, sosial,
perilaku, dan berpikir. Melalui program kegiatan yang fokus pada perkembangan
emosional anak, ini membantu anak-anak melatih kemampuan mereka dalam
mengendalikan emosi mereka. Terkait dengan aspek kemandirian sosial, anak-
anak diperkenalkan dengan kondisi lingkungan setempat yang seringkali berubah-
ubah, memaksa mereka untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan tersebut.
Anak-anak juga menghadapi banyak orang yang aktif di lingkungan tersebut,
yang mengharuskan mereka untuk berinteraksi dengan berbagai individu,
terutama orang-orang yang baru mereka kenal9.
Hingga saat ini, program pembelajaran dan pelatihan berjalan lancar dan
sesuai dengan jadwal pengajaran rutin mingguan yang telah ditetapkan. Dalam
implementasi kegiatan pembelajaran rutin ini, pemberian materi lebih berfokus
pada pendekatan nonformal, dianggap lebih efektif, praktis, dan lebih sesuai
dengan kebutuhan anak-anak. Seiring berjalannya waktu, program tersebut lebih
berorientasi pada pengembangan minat dan bakat anak-anak melalui pelatihan.
Penyusunan program pembelajaran tidak lagi bergantung pada kurikulum atau
silabus, sehingga kegiatan berjalan lebih organik, tetapi tetap terencana dengan
berpusat pada keinginan anak. Pendekatan ini diadopsi agar program
pembelajaran dan pelatihan lebih dapat diterima dengan baik oleh anak-anak yang
menjadi pesertanya10.
Melalui pelaksanaan peran edukatif yang terkait dengan program
pembelajaran dan pelatihan, terdapat kontribusi signifikan terhadap peningkatan
9
Astuti, D., Nursalim, “Peningkatan Kemandirian Anak Binaan Melalui Gerakan
Literasi”, Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 18.1 (2022), 1-14.
10
Sari, N., Safitri, A, “Efektivitas Gerakan Literasi terhadap Peningkatan Kemandirian
Anak Binaan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak”. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7.1
(2019), 1-10.
kemandirian emosional, sosial, dan perilaku anak. Dengan fokus pada
pengembangan aspek emosional anak, program pembelajaran dan pelatihan dapat
membantu anak-anak untuk lebih terampil dalam mengelola emosi mereka. Di
samping itu, melalui pelaksanaan berbagai program pembelajaran dan pelatihan,
anak-anak menjadi terbiasa beradaptasi dengan berbagai kondisi dan situasi di
lingkungan sekitar, serta terlatih untuk berinteraksi dengan orang lain 11. Sejalan
dengan hal tersebut, relawan RBCD melaksanakan beberapa program yang
bertujuan untuk menumbuhkan kemandirian anak binaan, yaitu 1) Kampung
Ngajar, dan 2) Lapak Baca/G5 (Generasi Literasi Baca). Adapun penjelasan ketiga
program tersebut sebagai berikut:
1. Kampung Ngajar
Kampung Ngajar oleh relawan RBCD adalah sebuah program
pendidikan alternatif yang bertujuan untuk membantu anak-anak binaan
dalam menumbuhkan rasa kemandirian. Program ini dijalankan oleh relawan
yang tergabung dalam RBCD (Relawan Belajar Cerdas dan Damai), sebuah
organisasi nirlaba yang fokus pada pendidikan dan pemberdayaan anak-anak
di lingkungan binaan. Tujuan utama dari Kampung Ngajar adalah
memberikan pelatihan, bimbingan, dan pendampingan kepada anak-anak agar
mereka bisa mandiri, mengembangkan potensi diri, dan meraih masa depan
yang lebih baik. Program dimulai dengan identifikasi anak-anak binaan yang
akan berpartisipasi dalam Kampung Ngajar. Anak-anak ini biasanya berasal
dari keluarga yang kurang mampu, dan mereka dipilih berdasarkan kriteria
tertentu, seperti usia, kebutuhan pendidikan, dan potensi untuk berkembang.
Relawan RBCD merencanakan materi pelatihan berdasarkan
kebutuhan dan tingkat pengetahuan peserta. Materi pelatihan dapat mencakup
berbagai bidang, seperti literasi, numerasi, keterampilan hidup,
kewirausahaan, keterampilan sosial, dan sebagainya. Tujuannya adalah agar
anak-anak mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari dan masa depan mereka. Kampung Ngajar biasanya
11
Nurhasanah, S., Sulistyoningsih, H, “Dampak Gerakan Literasi terhadap Peningkatan
Kemandirian Anak Binaan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak”, Jurnal Ilmu Sosial dan
Humaniora, 22.1 (2020), 1-12.
dilaksanakan dalam bentuk kelompok kecil atau kelas-kelas kecil yang
dipandu oleh relawan. Program ini dapat berlangsung selama beberapa bulan
atau bahkan lebih lama, tergantung pada kompleksitas materi pelatihan.
Kegiatan dilaksanakan di lokasi yang nyaman dan aman bagi anak-anak.
Selain sesi kelas, relawan RBCD juga memberikan pendampingan
individual kepada anak-anak. Ini dapat berupa sesi konseling, bimbingan
akademik, atau berbagi pengalaman pribadi. Tujuannya adalah memberikan
dukungan dan motivasi kepada setiap anak untuk mencapai tujuan mereka.
Salah satu fokus utama program ini adalah mengajarkan anak-anak
keterampilan kemandirian. Ini mencakup hal-hal seperti perencanaan waktu,
manajemen keuangan, pemecahan masalah, dan keterampilan interpersonal.
Dengan menguasai keterampilan ini, anak-anak menjadi lebih mandiri dalam
mengatasi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Relawan RBCD secara berkala mengevaluasi kemajuan anak-anak
dalam program. Hal ini melibatkan pengukuran kemajuan akademik,
perkembangan keterampilan kemandirian, dan perubahan dalam sikap dan
perilaku. Hasil evaluasi digunakan untuk mengidentifikasi area yang perlu
ditingkatkan dan menyesuaikan program sesuai kebutuhan anak-anak.
Relawan RBCD juga berusaha untuk melibatkan keluarga dan komunitas
dalam program ini. Mereka berkomunikasi dengan orangtua atau wali anak-
anak binaan untuk mendapatkan dukungan mereka dan menjelaskan manfaat
program ini. Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait dalam komunitas juga
dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan
anak-anak.
KESIMPULAN
Relawan RBCD memainkan peran krusial dalam menumbuhkan rasa
kemandirian pada anak-anak binaan melalui berbagai kegiatan literasi, diskusi,
dan interaksi. Mereka tidak hanya menyediakan akses kepada materi bacaan yang
bermutu tetapi juga memotivasi anak-anak untuk berpikir kritis, berbicara,
mengekspresikan diri, dan menerapkan pelajaran dari bacaan ke dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung, relawan
RBCD membantu anak-anak merasa dihargai dan didengarkan, yang pada
gilirannya memperkuat rasa percaya diri mereka. Melalui berbagai kegiatan
kreatif seperi kampung ngajar dan lapak baca/G5, relawan RBCD juga
merangsang pertumbuhan kemandirian anak-anak dan membantu mereka merasa
yakin dalam mengejar tujuan serta mengembangkan keterampilan pribadi.
Keseluruhan, peran relawan RBCD sangat penting dalam membantu anak-anak
binaan mengembangkan rasa kemandirian yang akan membawa manfaat jangka
panjang dalam kehidupan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D., Nursalim, “Peningkatan Kemandirian Anak Binaan Melalui Gerakan
Literasi”, Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 18.1 (2022), 1-14.
Booree, C. G, Psikologi Sosial, (Prismasophie, 2010).
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (PT Remaja Rosda Karya,
2011)
Fitri, Ika, “Peran Relawan dalam Meningkatkan Kemandirian Anak Binaan di
Panti Asuhan Baitul Muttaqin”, Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
6.1 (2022), 1-10.
Kurnia, A, “Peran Relawan dalam Menumbuhkan Rasa Percaya Diri pada Anak
Binaan di Panti Asuhan Al-Ikhlas”, Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 5.1 (2021), 1-10.
Kurniawati, T., Sulistiani, N, M, “Peningkatan Kemandirian Anak Binaan melalui
Gerakan Literasi”, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7.2 (2019), 1-10.
Nurcahyani, E, “Gerakan Literasi Untuk Kemandirian Anak”, Jurnal Pendidikan
Karakter, 8.2 (2022), 12-23.
Nurhasanah, S., Sulistyoningsih, H, “Dampak Gerakan Literasi terhadap
Peningkatan Kemandirian Anak Binaan di Lembaga Kesejahteraan Sosial
Anak”, Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 22.1 (2020), 1-12.
Sari, N., Safitri, A, “Efektivitas Gerakan Literasi terhadap Peningkatan
Kemandirian Anak Binaan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak”.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7.1 (2019), 1-10.
Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (PT Raja Grafindo Persada,
2012)