Anda di halaman 1dari 5

32 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No.

3, 2023

Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Lontara Makassar pada


Anak Santri TKA TPA Hidayatullah di Dusun Bungung Lompoa
St Nurhalizah H.1, Andi Fatimah Yunus2, Sukmawati3
Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah, Universitas Negeri Makassar
Email:stnurhalizah10@gmail.com

Abstrak. Anak santri yang berada di TKA TPA Hidayatullah adalah anak-anak yang duduk di bangku
sekolah dasar. Di Sekolah, mereka juga diajarkan bahasa daerah yang salah satu materinya adalah
menulis aksara lontarak Makassar. Namun berdasarkan hasil observasi, beberapa dari mereka belum
dapat menulis aksara lontarak Makassar dengan benar. Mereka menganggap menulis aksara lontarak
itu sulit. Hal inilah yang menyebabkan mereka kurang berminat dalam belajar menulis aksara lontarak
Makassar. Untuk mengatasi hal tersebut, maka mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Daerah
berinsiatif mengajarkan cara menulis aksara lontarak dengan benar. Hasil yang diperoleh dari
pengabdian ini adalah anak santri merasa sangat mudah menulis aksara lontarak, bahkan beberapa
huruf telah mereka hafal.
Kata Kunci: Kemampuan, Menulis, Lontara

PENDAHULUAN
Di kalangan orang Bugis, sejak zaman dahulu lontarak mempunyai peranan yang
penting sekali dalam kehidupannya karena lontarak mengandung nilai-nilai budaya yang
tinggi yang menjadi pedoman hidup. Kemampuan seseorang memahami makna lontarak,
sangat erat hubungannya dengan kemampuannya mengenal huruf lontarak (Salim, 1991: iii).
Aksara lontarak dikenal sebagai aksara Bugis Makassar. Aksara lontarak Bugis terdiri
atas 23 huruf, sedangkan aksara lontarak Makassar terdiri atas 19 huruf. Perbedaan jumlah
huruf ini karena aksara lontarak Bugis memiliki huruf ngka, mpa, nra, dan nca, sedangkan
aksara lontarak Makassar huruf tersebut tidak ada.
Aksara lontarak termasuk tulisan silabis (suku kata), yaitu simbol-simbolnya mewakili
suku kata (Said, 1995: 1). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 29), pengertian aksara
silabis adalah sistem tulisan yang menggunakan satu lambang untuk satu suku kata. Untuk
dapat menggunakan aksara lontarak dalam menulis kata atau kalimat, tentunya terlebih
dahulu harus diketahui huruf-hurufnya. Oleh karena itu, anak-anak di sekolah dasar pada
kelas satu diajarkan huruf-huruf yang ada dalam aksara lontarak.
Anak santri yang berada di TKA TPA HIDAYATULLAH adalah anak-anak yang sudah
berada pada kelas empat, lima dan enam di bangku SD. Di sekolah, mereka sudah diajarkan
menulis huruf aksara lontarak Makassar, tetapi beberapa dari mereka masih kurang
mengetahui cara menulis aksara lontarak yang benar. Berdasarkan hasil observasi diketahui
bahwa beberapa diantara mereka masih ada yang menulis huruf lontarak yang bentuknya
berbeda atau tidak sesuai dengan huruf lontarak.yang benar, bahkan ada yang menganggap
menulis aksara lontarak itu sulit karena harus dihafal. Hal inilah yang menyebabkan anak-
anak tersebut tidak berminat untuk belajar menulis aksara lontarak. Untuk mengatasi hal
Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Lontara Makassar pada Anak Santri 33

tersebut, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah berinsistif untuk
mengajarkan anak-anak santri menulis aksara lontarak Makassar. Kegiatan ini didukung oleh
pengurus TKA TPA Hidayatullah, yaitu Dg Paleng.
Kegiatan ini juga memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi mahasiswa
sebab melalui kegiatan ini mahasiswa dihadapkan langsung dengan lingkungan masyarakat
yang memungkinkan dapat berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran serta mampu
mengatasi masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan untuk
meningkatkan kemampuan menulis aksara lontaraq dengan benar pada anak santri di dusun
bungung lompoa
METODE KEGIATAN
Metode yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Daerah adalah: observasi, sosialisasi, dan pelaksanaan. Penjelasan ketiga metode tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kesulitan-kesulitan yang
dihadapi anak santri dalam menulis aksara lontaraq Makassar, sekaligus berkenalan
dengan pengurusnya.
2. Sosialisasi. Mahasiswa memberikan gambaran mengenai kegiatan yang akan dilakukan
dan tujuan yang akan dicapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut kepada pengurusnya.
3. Pelaksanaan. Mahasiswa melaksanakan kegiatan mengajarkan anak-anak santri TKA
TPA Hidayatullah menulis aksara lontarak, kemudian memberikan latihan pada anak –
anak santri agar huruf lontarak yang mereka tulis tidak ada lagi yang salah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Anak-anak yang latihan menulis aksara lontarak sangat senang dan antusias mengikuti
kegiatan latihan yang diajarkan dalam menuliskan aksara lontarak dengan baik dan benar,
mereka terlihat begitu senang dan sangat bersemangat dalam mengerjakan dan menuliskan
aksara lontarak, walaupun awalnya mereka masih kurang paham tapi seiring berjalannya
kegiatan latihan mereka pun mulai belajar menuliskan aksara lontarak dengan baik dan
benar.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah anak-anak santri TKA TPA Hidayatullah
sangat senang belajar menuliskan aksara lontarak, kegiatan ini juga diharapkan dapat
membawa kesan dan pemahaman yang positif agar anak-anak santri TPA dapat termotifasi
untuk terus mempelajari aksara lontarak yang merupakan aksara dalam bahasa Makassar
dan tentunya agar mereka tidak melupakan huruf-huruf lontarak yang berasal dari
daerahnya sendiri.
Tahapan kegiatan yang mahasiswa lakukan, yaitu sebelum pengabdi melaksanakan
kegiatan menulis aksara lontaraq, pengabdi melakukan observasi dan tanya jawab kepada
pengurus dan anak santri mengenai kemampuan mereka menulis aksara lontarak. Mereka
mengatakan bahwa ada beberapa huruf dalam aksara lontarak yang belum mereka ketahui
cara menulisnya. Dari hasil tanya jawab tersebut, pengabdi berinisiatif untuk mengajarkan
mereka cara menulis aksara lontarak yang benar.
34 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No. 3, 2023

Inisiatif pengabdi ini diterima dengan baik oleh pengurus dan anak-anak selain untuk mengisi
luang mereka, mereka juga memperoleh pengetahuan cara menulis lontarak yang benar
sehingga tulisan lontarak mereka tidak lagi ada yang salah.

Gambar 1. Mahasiswa melakukan observasi di TKA TPA Hidayatullah

Gambar 2. Mahasiswa menyampaikan maksud dan tujuan mereka kepada Pimpinan TKA
TPA Hidayatullah

Tahap selanjutnya, pengabdi memberikan pelatihan kepada anak santri. Pada saat
pengabdi memberikan penjelasan kepada anak santri, mereka memperhatikan dengan
sangat teliti cara menulis huruf-huruf lontarak. Setelah itu, pengabdi memberikan
kesempatan kepada anak santri untuk menulis aksara lontarak di kertas.

Gambar 3. Mahasiswa memberikan penjelasan kepada anak-anak santri mengenai cara


menulis aksara lontaraq yang benar
Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Lontara Makassar pada Anak Santri 35

Pada saat berlatih menulis, anak santri, sangat antusias terlihat dari keinginan mereka
untuk mengetahui cara menulis huruf lontarak yang benar. Mereka menanyakan
kepada pengabdi huruf-huruf yang kurang jelas.

Gambar 4. Mahasiswa memberikan petunjuk cara menulis yang benar kepada santri
yang masih kuarng paham.

Tahap terakhir adalah pengabdi mendampingi anak santri dalam menulis. Anak santri
menulis semua huruf lontarak sesuai yang dicontohkan oleh pengabdi. Pengabdi
mendampingi anak santri dalam menulis dan memberikan petunjuk kepada anak santri
yang masih mengalami kesulitan, yaitu dengan cara memberikan contoh cara
menulisnya sehingga anak santri dapat dengan cepat memahaminya. Setelah berlatih,
akhirnya huruf lontarak mereka sudah sesuai dengan yang diajarkan oleh pengabdi.

Gambar 5. Anak santri latihan menulis aksara lontarak dan memperlihatkan hasil tulisan
mereka
36 IPTEK: Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat Vol. 2., No. 3, 2023

Gambar 6. Foto bersama dengan anak-anak santri TKA TPA Hidayatullah. Anak-anak
sudah dapat menulis aksara lontarak dengan benar
KESIMPULAN
Adapun hasil dari kegiatan yang dilakukan adalah anak-anak santri sudah dapat menulis
aksara lontaraq dengan benar. Mereka yang awalnya merasa menulis aksara lontarak itu
susah, akhirnya tulisan mereka sudah bagus. Bahkan ada beberapa anak sudah mulai
mengenal dan menghafal beberapa huruf dari aksara lontarak yang diajarkan.
DAFTAR PUSTAKA
Moeliono, Anton M. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi keempat. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Said, Ide. (1995). Beberapa Kendala dalam Pengajaran Aksara Lontarak dan Upaya
Penanggulangannya. Makalah. Makassar: Balai Penelitian Bahasa
Salim, Muhammad. (1991). Translitrasi dan Terjemah Lontaraq Budiistiharah. Sulawesi
Selatan: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai