Tim Penyusun:
Setiap negara memiliki kedaulatan untuk melindungi sumber daya alamnya dari
kemungkinan masuk dan tersebarnya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina
(OPTK) yang mungkin terbawa masuk melalui komoditas buah nanas segar yang
dimasukkan dari Indonesia. Untuk itu, persyaratan ekspor buah nanas segar dari
Indonesia sangat tergantung dari persyaratan negara tujuan ekspor.
Secara umum persyaratan ekspor buah nanas segar sebagai berikut:
1. Buah dipastikan bebas dari serangga (lalat buah, kutu putih (mealybug)) dan
jamur pembusuk (Phytophtora sp. dan Erwinia sp.).
2. Buah harus sesuai dengan ukuran dan kematangan buah tertentu.
3. Buah harus bebas dari tangkai buah dan daun pada pangkal buah dan bagian
tanaman lainnya.
4. Sebagian mahkota (crown) buah dibuang dengan tidak menghilangkan estetika
tampilan buah tersebut.
5. Setiap individu buah di bungkus dengan jaring steorofoam untuk mencegah
kerusakan fisik selama dalam pengangkutan.
6. Buah dikemas dengan kotak kardus dan diberi label serta identitas penomoran
kode produksi.
7. Buah harus dikirim dalam kontener berpendingin dan aman dari re-infestasi atau
kontaminasi OPT dan cemaran lainnya.
8. Dilengkapi dengan Phytosanitari Certificate dari negara pengekspor apabila
dipersyaratkan oleh negara tujuan ekspor.
9. Kandungan pestisida pada buah tidak boleh lebih dari ambang Batas Maksimum
Residu (Maximum Residue Limit, MRL) yang dipersyaratkan oleh negara tujuan
ekspor.
Defect adalah penyimpangan atau cacat yang terjadi pada buah yang
disebakan oleh serangan penyakit, serangan hama serta memar.
c. Proses sortasi dan sanitasi adalah proses seleksi dan pembersihan buah
dari defect yang dapat mempengaruhi kualitas buah.
d. Pencucian/washing
Pencucian buah adalah kegiatan untuk membersihkan buah dari sisa – sisa
debu dan hama yang masih menempel pada buah menggunakan larutan
kaporit.
e. Grading dan pengeringan buah yang bertujuan untuk memilih ukuran dan
keseragaman buah serta mengeringkan buah dari sisa-sisa air proses
pencucian buah (Gambar 20).
h. Pengemasan (Packing)
Buah dikemas dengan menggunakan kotak karton berlabel yang berisi
keterangan/deskripsi dalam bahasa Inggris antara lain: informasi nama
produk, negara asal, nama pemilik (eksportir), nomor registrasi kebun,
nomor registrasi dan alamat rumah kemas, jumlah berat kotor dan berat
bersih.
Jumah buah dalam setiap kotak karton bervariasi tergantung dari
permintaan pembeli di negara tujuan dengan berat lebih kurang 15 kg.
Karton harus memiliki ventilasi minimal pada kedua belah sisi.
Secara umum, proses kegiatan pasca panen buah nanas di rumah kemas
sebagaimana Gambar 29.
4.4. Dokumentasi
Untuk menjamin kegiatan ekspor buah nanas segar dapat ditelusuri kembali
apabila diperlukan, maka fasilitas ekspor harus menerapkan sistem
dokumentasi yang baik untuk setiap tahapan kegiatan ekspor.
Tahap kritis ekspor buah nanas segar selain pada saat penyimpanan juga terjadi pada
saat pengangkutan. Penurunan kualitas buah, kemungkinan re-infestasi OPT serta
kontaminasi kotoran dan cemaran pada buah nanas segar siap ekspor dapat terjadi
saat proses pengangkutan. Oleh karena itu proses pengangkutan dan pengiriman
harus dilaksanakan dengan mempertimbangkan mitigasi OPT sebagai berikut:
1. Buah yang telah dikemas dan siap kirim dimuat ke dalam alat angkut (truk atau
kontener) yang tertutup dan/atau berpendingin. Kemasan di dalam alat angkut
disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan adanya sirkulasi udara dan
dapat mencegah terjadinya kerusakan buah.
Petugas Pemeriksa/Inspector,
NIP. …………………………………………….
Tim Penyusun: