Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan Buku Pembelajaran IPS SD ini sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Pembelajaran IPS SD.
Karya ini menyajikan serpihan pemikiran dan informasi dari berbagai sumber
yang telah didapat oleh penulis. Pilihan topik dan sistematik nya di sesuaikan
dengan RPS mata kuliah Pembelajaran IPS SD Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar Universitas Lampung.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Maman
Surahman, M. Pd dan Deviyanti Pangestu, M. Pd serta semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan buku ini.
Penulis berharap semoga buku ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya buku selanjutnya yang lebih baik. Demikian buku
ini penulis buat dan susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
terdapat banyak kekurangan penulis mohon maaf.
ii
DAFTAR ISI
iii
KUNCI JAWABAN .............................................................................................43
BAB IV ..................................................................................................................44
ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN IPS 44
A. Globalisasi dan Keragaman Budaya...........................................................44
B. Masalah-Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan dalam
Pembelajaran IPS .......................................................................................50
C. Masalah-Masalah Hukum Ketertiban dan Kesadaran Hukum dalam
Pembelajaran IPS .......................................................................................50
D. Masalah-Masalah Kesadaran, Hukum, dan Pendidikan Kesadaran Hukum
Warga Negara Dalam Pembelajaran IPS ...................................................51
E. Pluralisme Budaya dan Keanekaragaman Etnis dalam Pendidikan IPS .....53
KESIMPULAN ....................................................................................................56
SOAL PILIHAN GANDA ...................................................................................57
KUNCI JAWABAN .............................................................................................60
BAB V ...................................................................................................................61
MATERI PEMBELAJARAN IPS SD BERDASARKAN KURIKULUM
TERBARU ............................................................................................................61
A. Hakikat Kurikulum Merdeka......................................................................61
B. Pengertian Ilmu Pendidikan Sosial dalam Kurikulum Merdeka ................63
C. Pendekatan Inkuiri pada Pembelajaran IPS dalam Kurikulum Merdeka ...64
D. Materi IPS yang di ajarkan dalam Kurikulum Merdeka ............................66
KESIMPULAN ....................................................................................................69
SOAL PILIHAN GANDA ...................................................................................70
KUNCI JAWABAN .............................................................................................73
BAB VI ..................................................................................................................74
PENDEKATAN STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD..74
A. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode Pembelajaran IPS ..................74
B. Macam-Macam, Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran IPS SD
....................................................................................................................78
C. Contoh Aplikasi Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran dalam
Pembelajaran IPS ......................................................................................97
KESIMPULAN ...................................................................................................99
SOAL PILIHAN GANDA .................................................................................100
KUNCI JAWABAN ...........................................................................................106
iv
BAB VII ..............................................................................................................107
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS ....................................................107
A. Pengertian Model Pembelajaran IPS ........................................................107
B. Model-Model Pembelajaran IPS SD ........................................................108
KESIMPULAN ..................................................................................................119
SOAL PILIHAN GANDA .................................................................................121
KUNCI JAWABAN ...........................................................................................125
BAB VIII.............................................................................................................126
SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN .................................................126
A. Sumber dan Media Pembelajaran .............................................................126
B. Jenis-jenis Media dan Sumber Belajar .....................................................128
C. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ................................................131
D. Karakteristik Media Pembelajaran ...........................................................134
E. Pemilihan Media Pembelajaran Yang Baik ..............................................137
F. Mengidentifikasi Alasan Pendidik Yang Tidak Menggunakan Media
Pembelajaran ............................................................................................140
KESIMPULAN ..................................................................................................144
SOAL PILIHAN GANDA ....................................................................................147
KUNCI JAWABAN ...........................................................................................150
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................151
v
BAB I
KARAKTERISTIK PENDIDIKAN IPS DAN KOMPETENSI PENDIDIKAN IPS
SD
6
tentang manusia dalam lingkungan fisik dan alamnya serta dalam lingkungan
sosialnya, dan materinya diambil dari berbagai ilmu-ilmu sosial seperti
geografi, sejarah, ekonomi. , antropologi, sosiologi, ilmu politik dan sosial,
dan psikologi. Dengan mempelajari IPS, siswa perlu memperoleh
pengetahuan yang berharga untuk memahami diri sendiri dan orang lain
dalam masyarakat yang berbeda-beda menurut tempat dan waktu, baik secara
individu maupun kelompok, untuk mengembangkan kesukaannya sendiri
yang pada akhirnya dapat membentuk masyarakat yang baik dan harmonis.
d. Menurut Banks, pengajaran IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah
yang ditujukan bagi siswa dewasa agar dapat mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai untuk berpartisipasi dalam masyarakat, negara
bahkan dunia. Banks menekankan pentingnya penerapan pendidikan IPS di
sekolah, mulai dari lembaga pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi,
khususnya di sekolah dasar dan menengah.
Ciri khas mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah bersifat terpadu (integrated) dari sejumlah mata pelajaran
dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik
sehingga pengorganisasian materi atau bahan pelajaran disesuaikan dengan
lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, dalam
perkembangannya muncul berbagai pendekatan yang berorientasi pada
kebutuhan peserta didik seperti students centered, integrated approach, social
problem based approach, broad field approach, dan sebagainya.
7
C. Tujuan dan Pendidikan IPS
Tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi siswa
agar peka terhadap permasalahan sosial yang timbul di masyarakat, mempunyai
sikap mental yang positif dalam memperbaiki segala kesenjangan yang ada,
memperoleh dan mengembangkan keterampilan untuk menghadapi
permasalahan yang timbul setiap hari hal itu terjadi pada mereka atau sosial.
Menurut NCSS, tujuan utama studi ilmu sosial adalah untuk membantu siswa
sebagai warga negara membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia
untuk publik atau kebaikan bersama dalam masyarakat demokratis dan
pluralistik. Keanekaragaman budaya di dunia yang saling bergantung.
Tujuan pembelajaran ilmu-ilmu sosial adalah untuk mendukung
keterampilan pengetahuan kewarganegaraan, proses intelektual, dan karakter
demokratis yang diperlukan peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
kehidupan bermasyarakat. . Dengan mengedepankan kewarganegaraan, NCSS
menekankan pentingnya mendidik siswa yang berkomitmen pada ide dan nilai
demokrasi. Kewarganegaraan terletak pada komitmen terhadap nilai-nilai
demokrasi dan menuntut warga negara untuk mampu menggunakan
pengetahuannya terhadap masyarakat, bangsa, dan dunia. Menerapkan proses
investigasi dan menggunakan pengumpulan dan analisis data, kolaborasi,
pengambilan keputusan, dan keterampilan pemecahan masalah. Dibutuhkan
generasi muda yang berpengetahuan luas, kompeten dan pro-demokrasi untuk
mempertahankan dan mempromosikan gaya hidup demokratis dan berpartisipasi
sebagai anggota komunitas global.
8
c. Perkembangan pribadi siswa sebagai individu. Tujuan ketiga ditujukan pada
pengembangan pribadi peserta didik demi kepentingan dirinya sendiri,
masyarakat, dan ilmu pengetahuan.
Untuk mencapai ketiga tujuan di atas, guru harus mampu menguraikan
indikator keberhasilan, dari yang paling sederhana hingga yang paling rumit.
Caranya adalah dengan mengamati dua indikator keberhasilan, yaitu
kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran dan melihat dampak
hasil belajarnya.
9
rekonseptualisasi dan re-kontekstualisasi, mengacu pada filsafat pendidikan
yang digunakan.
Beberapa aspek atau bidang konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pengetahuan khususnya persepsi pada ranah kognitif
b. Pemahaman yaitu persepsidan kedalaman emosi yang dimiliki seseorang
c. Kemampuan (kompetensi) yang dimiliki seseoranguntuk melaksanakan
tugas yang diberikan
d. Nilai (value), merupakan standar perilaku yang diyakini dan melekat pada
psikologi seseorang
e. Sikap, yaitu emosi (kesenangan-tidak suka, suka-tidak suka) atau respon
terhadap rangsangan dari luar
10
sosial di antara sesama manusia guna memenuhi kebutuhan dan kepentingan
personal, sosio-kulturalnya.
b. Kompetensi personal
Kompetensi personal adalah kompetensi yang dikembangkan untuk
mambantu siswa mampu membentuk dan mengembangkan kepribadiannya
sebagai makhluk personal atau individu dalam konteks kehidupan keseharian
personal, sosial dan kultural.
c. Kompetensi Intelektual-Keilmuan
Secara umum kompetensi intelektual- keilmuan diartikan sebagai
kemampuan berpikir atau bernalar yang didasarkan pada adanya kesadaran
atau keyakinan atas sesuatu baik yang bersifat fisikal, sosial, kultural,
psikologis, dll. (inderawi atau tidak) yang dipandang memiliki makna baik
bagi dirinya maupun orang lain (Dewey, 1910). Termasuk dalam kompetensi
intelektual-keilmuan dalam pengertian ini adalah kemampuan berpikir
“standar” maupun “ilmiah”.
11
KESIMPULAN
12
SOAL PILIHAN GANDA
1. Dibawah ini yang bukan termasuk dalam beberapa aspek atau bidang konsep
kompetensi dasar IPS adalah
a. Pengetahuan khususnya persepsi pada ranah kognitif
b. Pemahaman yaitu persepsi dan kedalaman emosi yang dimiliki seseorang
c. Kemampuan (kompetensi) yang dimiliki seseorang untuk melaksanakan
tugas yang diberikan
d. Nilai -Nilai leluhur
e. Sikap yaitu emosi (keseringan tidak suka)
13
d. Struktur kompetensi IPS
e. Karakteristik pendidikan IPS
5. Berikut yang bukan merupakan aspek atau dimensi yang tercantum dalam
kompetensi yaitu…
a. Value
b. Kemampuan
c. Pengalaman
d. Pengetahuan
e. Pemahaman
7. Di bawah ini yang bukan termasuk dalam gabungan unsur- unsur Ilmu
pengetahuan sosial adalah....
a. Geografi
b. Kewarganegaraan
c. Matematika
d. Pendidikan
e. Agama
8. Ciri khas mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
adalah....
a. Bersifat terpadu
b. Bersifat terarah
14
c. Bersifat tersusun
d. Bersifat Individual
e. Bersifat menyimpang
9. Pengajaran IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang ditujukan bagi
siswa dewasa agar dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai untuk berpartisipasi dalam masyarakat, negara bahkan dunia. Pengertian
diatas merupakan teori dari?
a. Theo Buchari Alma
b. Maryani
c. Banks
d. National Council of Social Studio (NCSS)
e. Hasan
10. Menurut Hasan, tujuan pengajaran sosial ada tiga. Dibawah ini manakah yang
termasuk kedalam tujuan pengajaran sosial tersebut?
a. Pengajaran sosiologi merupakan suatu materi pembelajaran terpadu yang
melibatkan penyederhanaan dan lain-lain
b. Perkembangan dalam membentuk emosional siswa
c. Mengembangkan kompetensi dan rasa tanggung jawab sebagai anggota
masyarakat dan bangsa
d. Meningkatkan keingin tahuan siswa dalam proses belajar
e. Pemahaman dalam membentuk karakteristik siswa
15
KUNCI JAWABAN
1. D
2. B
3. B
4. E
5. C
6. B
7. C
8. A
9. C
10. C
16
BAB II
PERKEMBANGAN KURIKULUM IPS SD
17
1. Mengembangkan kemampuan memahami berbagai fenomena sosial yang akan
berguna dalam proses pengambilan keputusan
2. Mengembangkan kemampuan komunikasi social yakni keterampilan
menangkap berbagai fenomena social.
3. Mengembangkan kemampuan dasar dalam memecahkan masalah social
4. Mengembangkan kemampuan sikap peka, tanggap, dan adaftif tetapi tetap
kritis yaitu mampu menggunakan logika dan fakta dalam mengambil
kesimpulan/keputusan.
5. Mengembangkan kemampuan menganalisis masalah social secara terpadu.
18
Demikian pula kajian yang dijadikan objek telaahan akan berbeda selaras
dengan cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu. Nikunja (2015: 2)
berpendapat bahwa flosofi secara umum adalah jumlah dari dasar-dasar
kepercayaan dan keyakinan seseorang. Setiap manusia memiliki perbedaan
ide atau gagasan dan pendapat terhadap suatu hal, misal bentuk benda, arti
kehidupan, kematian, Tuhan, cantic dan buruk, bagus dan jelek, baik dan
jahat, suka dan tidak suka. Tentu saja, ide- ide tersebut diperoleh dengan
berbagai cara sehingga menimbulkan perbedaan dalam menarik kesimpulan
yang menyebabkan ketidakjelasan dan kebingungan. Akan tetapi, Filosofi
adalah panduan untuk hidup karena masalah yang dituju bersifat mendasar
dan menentukan arah yang akan diambil dalam hidup.
2. Landasan Ideologis.
Sistem gagasan untuk memberi pertimbangan dan menjawab
pertanyaan; (1) Keterkaitan antara das sein/fakta pendidikan IPS sebagai
disiplin ilmu dengandas sollen/teoripendidikan IPS, (2) Keterkaitan antara
teori-teori pendidikan dengan hakikat dan praksis etika, moral, politik, dan
norma-norma perilaku dalam membangun dan mengembangkan pendidikan
IPS.
3. Landasan Sosiologis.
Sistem gagasan mendasar untuk menentukan cita-cita, kebutuhan,
kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta pola kehidupan masa depan melalui
interaksi social yang akan membangun teori/prinsip pendidikan IPS sebagai
pendidikan disiplin ilmu.
4. Landasan Antropologis.
Sistem gagasan mendasar dalam menentukan pola, system, dan struktur
pendidikan disiplin ilmu sehingga relevan dengan pola, system, dan struktur
kebudayaan. Landasan ini memberikan dasar sosio-kultur masyarakat
terhadap IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu.
5. Landasan Kemanusiaan.
Sistem gagasan mendasar untuk menentukan karakter ideal manusia.
Landasan ini penting karena pada dasarnya proses pendidikan adalah
proses memanusiakan manusia.
19
6. Landasan Politis.
Menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari
pendidikan IPS. Peran dan keterlibatan pihak pemerintah dalam landasan
ini sangat besar sehingga tidak mungkin steril dari campur tangan birokrasi.
7. Landasan Psikologis
Menentukan cara-cara Pendidikan IPS membangun struktur tubuh
disiplin pengetahuannya, baik dalam tataran personal maupun komunal
berdasar entitas psikologisnya.
8. Landasan Religius.
Tentang nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa (ruh)
yang melandasi Pendidikan IPS, khususnya di Indonesia. Landasan
religious diterapkan di Indonesia menghendaki adanya keseimbangan
antara pengembangan materi yang bersumber dari intraceptive knowledge
dengan extraceptive knowledge.
20
mendisiplinkan perilaku seorang individu. Dalam bahasa Sanskerta "Shiksha"
adalah cabang sastra Sutra tertentu, yang memiliki enam cabang -Shiksh,
Chhanda, Byakarana, Nirukta, Jyotisha, dan Kalpa. Literatur Sutra dirancang
untuk mempelajari Veda. Siksha menunjukkan aturan pengucapan. Ada istilah
lain dalam Bahasa Sanskerta, yang melempar cahaya pada sifat pendidikan. Ini
adalah "Vidya" yang berarti pengetahuan. Istilah "Vidya" memiliki berasal dari
"Bid" yang berarti pengetahuan / untuk mengetahui / memperoleh
pengetahuan. Maka pendidikan di pengertian yang lebih luas adalah tindakan
atau pengalaman yang memiliki efek formatif pada pikiran, karakter atau
kemampuan fisik seorang individu. Dalam pengertian teknisnya, pendidikan
adalah proses di mana masyarakat dengan sengaja mentransmisikan
pengetahuan, keterampilan, dan nilainya yang terakumulasi dari satu generasi
ke generasi berikutnya (Nikunja, 2015: 14).
1. Landasan Filosofis Guru IPS dalam Perubahan Zaman
Untuk mengimbangi perkembangan dan kemajuan zaman, guru harus
mampu melakukan seleksi aneka kecenderungan peserta didik dalam
mengarahkan proses pembelajaran pendidikan IPS. Guru harus pandai
memanfaatkan kemajuan ini tetapi tetap dalam koridor kurikulum yang
dipakai.
Ada dua aliran filsafat ekstremitas yakni sikap reaksioner (hati-hati
dan takut pembaharuan) dan sikap radikal (sangat mendukung
pembaharuan). Menyikapi hal itu, guru IPS dapat menempati salah satu
dari empat titik utama yang terletak diantara dua ekstremitas tersebut,
yaitu:
a. Perenialisme: keyakinan adanya kebenaran yang sifatnya abdi dan
mutlak. (faham ini berakar pada filsafat Thomas Aquino)
b. Esensialisme: faham bahwa ada hakikat minimum tertentu yang harus
dipertahankan sekolah (hasil endapan pengetahuan dan kebijaksanaan
masa lampau) yang perlu diestafetkan.
c. Progresivisme: faham bahwa sesuatu harus dilakukan secara ilmiah,
dan sekolah sebagai pendahulunya. (faham John Dewey terhadap
pragmatism)
21
d. Rekonstruksionisme: mirip progresivisme tetapi lebih maju, secara
kongkrit lebih mendekati tujuan ideal yaitu sekolah menjadi pelopor
usaha pembaharuan masyarakat.
22
b. Aliran filsafat eklekitikisme. Merupakan perpaduan antara esensialis
dengan campur tangan kepentingan pendidikan. Pendidikan IPS
dikembangkan dalam bentuk pendekatan korelasi dan terpadu.
c. Aliran filsafat perenialisme. Liberal arts artinya pengembangan
intelektualisme didasarkan dan ditujukan untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur bangsa, berbicara tentang keagungan
dan kejayaan bangsa. Menghendaki adanya pewarisan nilai dari
generasi ke generasi. Menekankan pada transfer of culture.
d. Aliran filsafat progressivisme. Tujuan utama sekolah adalah untuk
meningkatkan kecerdasan praktis yang membuat siswa lebih efektif
dalam memecahkan berbagai masalah yang disajikan dalam konteks
pengalaman siswa pada umumnya.
e. Aliran filsafat rekonstruksi sosial. Aliran ini memandang pendidikan
sebagai wahana untuk mengembangkan kesejahteraan social. Sekolah
harus diarahkan pada kepada pencapaian tatanan demokratis yang
mendunia.
23
membantu siswa dalam memahami sedikitnya level kompetensi minimal,
supaya siswa bisa mengapai tujuan yang telah ditetapkan. (Mulyasa, E
,.2019)
Perubahan kurikulum ini mendorong perubahan paradigma kurikulum dan
pembelajaran. Perubahan paradigma yang dituju antara lain menguatkan
kemerdekaan guru sebagai pemegang kendali dalam proses pembelajaran,
melepaskan kontrol-kontrol standar yang terlalu mengikat dan menuntut proses
pembelajaran yang homogendi seluruh satuan Pendidikan di Indonesia, dan
menguatkan student agency, yaitu hak dan kemampuan peserta didik untuk
menentukan proses pembelajarannya melalui penetapan tujuan belajarnya,
merefleksikan kemampuannya, serta mengambil langkah secara proaktif dan
bertanggungjawab untuk kesuksesan dirinya.
Berdasarkan keputusan Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum 2013 bisa dipaparkan melalui suatu langkah belajar
dengan memakai suatu pendekatan ilmiah yaitu ada lima. Diawali dengan
mengamati, kemudian menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar
atau menghubungkan serta mengkomunikasikan (Slameto, 2014). Memahami 5
bagian dalam proses belajar siswa serta aktifitas kegiatan belajarnya, maka
dibutuhkan suatu perubahan mindset serta keputusan yang kuat dari para
guru untuk melaksanakanya. Pada proses belajar mengajar memerlukan suatu
perubahan dari kebiasaan lama seperti berceramah (transfer of knowladge)
kemudian di ubah menjadi suatu strategi baruyang lebih menekankan kepada
murid untuk bisa memahami sendiri akan sesuatu yang di ajarkan.
(Permendikbud.,2013)
Pada kurikulum 13 memakai penilaian otentik. Penilaian otentik ialah suatu
penilaian yang dilakukan secara langsung, dengan artian bahwa penilaian
yang dilaksanakan benar adanya tidak mengada ngada yang memang terjadi
apa adanya pada kehidupan sehari-hari. Maka penilaian otentik yaitu suatu
penilaian pemahaman siswa yang memang apa adanya pada
ketersinambungannya dalam kehidupan sehari-hari. Penilaian otentik ialah suatu
proses pengamatan, perekaman, pendokumentasian karya (apa yang
dilaksanakan siswa serta bagaimana anak itu melakukannya) sebagai
24
suatu keputusan tentang bagaimana suatu keputusan itu bisa di tujukan pada
pembentukan siswa mandiri.
Adapun Strategi Pembelajaran Kurikulum 2013 IPS(Hakim, 2017).
1. Pelajaran yang dipelajari menekankanpada suatu kompetensi
bersosialguna untuk mempersiapkan diriuntuk masuk ke ruang lingkup
sosial yang lebih luas.
2. Pada pelajaran IPS siswa membiaskan diri dengan membaca serta
memahami arti teks dan juga meringkas dan menyajikan kembali dengan
pemahaman ataupun bahasa sendiri.
3. Siswa dibuat terbiasa dengan merangkai suatu teks dan kejadian sosial
yang benar supaya sistematis, logis, dan efektif melalui suatu latihan dalam
ilmu sosial.
4. Siswa diperkenalkan dengan peraturan dan norma sosialyang sesuai
supaya tidak melanggar peraturan dan norma yang berlaku.
5. Siswa selalu dibiasakan untuk bisa menuangkan apa yang ada pada
dirinya serta pengetahuan melalui cara bersosial di lingkungan sekitarnya.
Dalam pembelajaran IPS pengajar memakai kompetensi inti satu, dua, tiga,
dan empat pada K.13 sebelumdi revisi. Guru memakai kompetensi inti dan
Kompetensi Dasar sebelum terjadinya revisi. Berbeda dari kurikulum merdeka
yang mana guru hanya memberikan intruksi kepada siswa.
(Nasution, S .,2019) Kurikulum merdeka ini diciptakan untuk kurikulum
yang lebih mudah serta fokusnya kepada materi yang bersifat esensial dan
pengembangangan kepada karakter siswa. Adapun sifat ataupun tujuan dari
kurikulum ini untuk mendukung penyembuhan dalam pembelajaran karakteristik
dari kurikulum ini ialah;
1. Kegiatan belajar yang berbasis projek untuk mengembangkan soft skills
dan sifat sesuai dengan profil belajar Pancasila.
2. Berfokus pada materi yang bersifat esensial sehingga para siswa
banyak mempunyai waktu dalam pembelajaran khususnya numerasi dan
literasi.
3. Membuat pembelajaran yang lebih fleksibel bagi pengajar untuk
melaksanakan kegiatan belajar yang berdiferensiasi sesuai dengan
25
kesanggupan siswa serta melaksanakan suatu penyesuaian pada konteks
dan muatan kelas
Ada 3 konsep yang berfokus dalam kurikulum ini ialah mempunyai
komitmen serta memiliki tujuan pembelajaran yang harus sesuai dengan
kebutuhan, minat, serta aspirasi. Untuk kurikulum merdeka juga menerapkan
yang namanya projek penguatan Profil Pelajaran Pancasila. (Ahmadi, Abu, &
Joko Tri Prasetyo.,2021)
Projek penguatan Profil Pelajaran Pancasila ini merupakan kegiatan belajar
berbasis projek. Yang mempunyai tujuan serta dimensi untuk bisa terwujudnya
Profil Pelajaran Pancasila. Dengan adanya kegiatan tersebut, sekolah bisa
menyiapakan tema tertetntu yang bisa ditentukan oleh kemampuan sekolah itu
sendiri. Untuk menerapkan kegiatan berbasis projek tersebut bisa melalui
kegiatan pembiasaan maupun suatu kegiatan belajar berbasis praktik yang
mana pada kegiatan tersebut menerapkan pembelajaran Profil Pelajaran
Pancasila.(Hassbullah.,2022)
Implemetasi kegiatan belajar dengan Profil Pelajaran Pancasilauntuk
pelajaranIPSpada kurikulum merdeka memiliki peranan yang sangat
penting terutama untuk meningkatkan kesadaran sosial.Mata pelajaran
IPSmerupakan pondasi utama untuk meningkatkan kegiatan sosial dan jiwa
sosial dikarenakan memiliki empat kompetensi utama pada pembelajaran sosial.
Semangat dalam nilai-nilai Profil Pembelajaran Pancasilabegitu penting karena
untuk menjawab masalah yang terjadi di pendidikan Indonesia. Jadi karena
itulah yang mendasari adanya kajian ini begitu penting dilaksanakan karena
membahasa suatu tantangan untuk pengimplementasian pada nilai Profil
PelajaranPancasilapadamata pelajaran IPS. (Sanjaya, Wina ., 2023
Kurikulum merdeka dikembangkan menggunakan suatu kerangka
Asesmen non-kognif yang digunakan untuk mengimput aspek psikologis
siswa dan keadaan emosional siswa, serta bagaimana kesenangan siswa
selama melakukan pembelajaran di rumah dan melihat keadaan keluarga siswa.
Kurikulum merdeka juga memiliki asesmen kognitif guna untuk
mengukur pemahaman siswa serta ketercapaian pembelajaran siswa. Pada
26
kurikulum merdeka dan kurikulum 2013 memiliki beberapa perbedaan. (Winkel,
Ws.,2021)
1. Kerangka dasar, Kurikulum 13 memiliki suatu perencanaan
landasan utama Kurikulum 13 ialah tujuan Sistem Pendidikan
Nasional dan Standar Nasional Pendidikan
2. Kompetensi yang ditujukan pada kurikulum 13, Kompetensi Dasar
(KD) yang merupakan suatu lingkup utama serta urutan yang di
golongkan untuk 4 kompetensi inti (KI) yaitu: Sikap Spiritual, Sikap
Sosial, Pengetahuan, serta Keterampilan.
3. KD yang digunakan berbentuk point-point dan dilakukan pengurutan untuk
mencapai KI yang diguanakan untuk pertahun. KD pada KI 1 dan KI
2 hanya ada pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan
Pengetahuan Sosial.
4. Pembelajaran, pada Kurikulum 13 Pendekatan pembelajaran memakai 1
pendekatan saja yaitu pendekatan saintifik bagi semua mata pelajaran
Pada umumnya, kegiatan pembelajaran berfokus pada kegiatan tatap
muka, untuk kegiatan kurikuler di alokasikan pada beban belajar
maksimun 50% diluar kegiatan belajar. Akan tetapi kegiatan ini tidak
diwajibkan pada kegiatan yang telah direncanakan dengan khusus, maka
hal ini diserahkan pada kemampuan guru pengampu kegiatan belajar.
5. Penilaian, pada kurikulum 13 penilaian yang dilakukan dengan formatif
dan sumatif oleh tenaga pendidikan yang berfungsi untuk melihat
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan
untuk perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan.
6. Perangkat ajar yang ada pada kurikulum 13 ini yaitu berupa Buku teks dan
buku non-teks.
7. Perangkat kurikulum, kurikulum 13 berpedoman untuk implementasi
kurikulum, Panduan Penilaian, dan Panduan Pembelajaran setiap jenjang.
27
1. Kerangka dasar, kurikulum merdeka memiliki rancangan utama pada
kurikulum nya ialah memiliki tujuan sistem pendidikan nasional dan
standar nasional pendidikan yaitu untuk mengembangkan profil pelajaran
pancasila pada siswa.
2. Kompetensi yang di tuju, pada kurikulum merdeka capaian belajar
yang disusun berfase. Capaian belajar dinyatakan dalam paragraf yang
merangkai pengetahuan, sikap, serta keterampilan. Untuk pencapaian,
penguatan, serta untukmeningkatkan kompetensi.
3. Struktur Kurikulum, kurikulum merdeka memiliki struktur kurikulum
yang dibagi menjadi dua. Kegiatan belajar utama, yaitu kegiatan belajar
reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakulikuler serta projek
penguatan profil pembelajaran pancasila. Untuk jam pelajarannya
menggunakan sistem pertahun. Sekolah bisa mengatur sendiri alokasi
waktunyasupaya lebih mudah untuk ketercapaian JP yang ditentukan.
4. Penilaian, pada kurikulum merdeka memiliki suatu penguatan pada asesmen
formatik dan penguatan pada hasil asesmen untuk melakukan perancangan
pembelajaran yang disesuaikan dengan ketercapaian siswa. Memperkuat
dalam melaksanakan penilaian autentik untuk projek penguatan profil
pembelajaran Sosial. Kurikulum merdeka tidak memiliki pemisah pada
penilaian sikap, pengetahuan serta keterampilan. Pada kurikulum
merdeka ini juga tidak ada penilaian menggunakan KKM jadi KKM pada
kurikulum ini tidak ada.
5. Perangkat ajar yang disediakan. Pada kurikulum merdeka buju teks maupun
buku non teks seperti modul ajar, ATP aluran tujuan pembelajaran,
contoh projek penguatan profil pembelajaran sosialserta kurikulum
operasional satuan pendidikan.
28
KESIMPULAN
29
SOAL PILIHAN GANDA
4. Landasan pendidikan IPS SD sebagai disiplin ilmu yang memuat tentang nilai-nilai,
norma, etika, dan moral adalah…
a. Landasan filosofis
b. Landasan sosiologis
c. Landasan kemanusiaan
d. Landasan psikologis
e. Landasan religious
30
5. Alasan yang kurang tepat kurikulum pembelajaran ips harus mengalami
perkembangan adalah…
a. Laju perkembangan pendidikan, teknologi, dan budaya
b. Pendidikan ips merupakan bidang keilmuan statis
c. Arah tujuan pendidikan yang berubah
d. Perlunya relevansi kurikulum dengan masalah yang ada di kehidupan,
sebagaimana karakteristik pendidikan IPS
e. Output pendidikan yang relevan dengan tuntutan Masyarakat
6. Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
2006 yang mencakup 8 standar, penekanan kurikulum terhadap 4 standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses dan standar penilaian merupakan…
a. Desain kurikulum 2013
b. Struktur kurikulum 2013
c. Konsep kurikulum 2013
d. Penyempurnaan kurikulum 2013
e. Pengembangan kurikulum 2013
31
c. Landasan Antropologis
d. Landasan Ideologis
e. Landasan Filosofis
9. Pada pendidikan IPS SD terdapat landasan operasional, dibawah ini manakah yang
bukan landasan operasional pendidikan IPS SD kecuali…
a. Pasal 26 UU Nomor 20 tahun 2003
b. Bab III Pasal 2 UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Repulik
Indonesia.
c. Permendiknas No. 22/2006 tentang standar isi
d. PP No. 19/2005 tentang Kelompok mata Pelajaran
e. Kepmendiknas No. 22/2006 tentang KTSP
10. Dibawah ini yang bukan salah satu dari empat titik utama yang terletak diantara dua
ekstremitas yaitu sikap reaksioner dan sikap radikal adalah…
a. Perenialisme
b. Esensialisme
c. Reexamination
d. Progresivisme
e. Rekonstruksionisme
32
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. D
4. E
5. B
6. E
7. D
8. B
9. A
10. C
33
BAB III
ESENSI KURIKULUM IPS SD
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum berasal dari kata latin “curir” dan “ curere” yang bermakna
istilah jarak yang harus di tempuh seorang pelari mulai dari start sampai finish
untuk meraih penghargaan yang kemudian diadaptasikan ke pendidikan yang
bermakna mata pelajaran yang harus di tempuh peserta didik dari awal hingga
akhir untuk memperoleh ijazah. Menurut UU RI No.210 tahun 2003 tentang
Sisdiknas pasal 1 ayat 19 kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
penngaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan kegiatan pembelajaran mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum ialah bagian terpenting dalam pendidikan
karena tanpa adanya kurikulum maka proses pendidikan dan pembelajaran akan
berantakan dan tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Kurikulum digunakan
sebagai alat dan pedoman proses pembelajaran pada berbagai macam jenis dan
tingkatan jenjang pendidikan. Kurikulum yang digunakan haruslah bersifat
dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan yang terjadi di dunia
agar hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan.
34
didik ialah berguna untuk mempersiapkan diri untuk masuk ke ruang lingkup
sosial yang lebih luas dan mengenal norma-norma yang ada berlaku agar tidak
melanggar norma yang berlaku. Mata pelajaran IPS adalah pondasi utama untuk
meningkatkan kegiatan social dan jiwa sosial karena mempunyai empat
kompetensi utama pada pembelajaran sosial. Semangat dalam nilai-nilai Profil
Pembelajaran Pancasila sangat penting karena untuk menjawab masalah yang
terjadi di pendidikan Indonesia.
35
dapat diraba, dilihat dan diamati. Fakta ini juga merupakan hal penting dalam
pembelajaran IPS karena dengan fakta kita dapat menyimpulkan peristiwa yang
pernah terjadi.
c. Generalisasi
Fakta, konsep, dan generalisasi saling berkaitan satu sama lain dan
tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satunya tidak ada maka tujuan
pendidikan tidak akan tercapai. Dengan mengetahui fakta, konsep, dan
hubungan keduanya, akan dipahami pula apa yang dimaksud dengan
generalisasi. Hal ini dikarenakan korelasi antara dua konsep atau lebih itulah
yang disebut generalisasi.
Fakta merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran IPS karena
dengan fakta kita dapat menyimpulkan peristiwa apa saja yang terjadi, lalu dari
fakta inilah kita dapat membentuk konsep dan generalisasi yang menjadi bahan
kajian dalam IPS yang harus dipahami. Contohnya seperti Seorang anak yang
berasal dari keluarga kurang mampu yang bertekad untuk mencapai cita-cita
dan semangat untuk menempuh pendidikan hingga berhasil menjadi sarjana,
sejak duduk di bangku sekolah dasar ia sudah berjualan kue dan berjuang keras
36
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ia juga pernah bekerja paruh waktu di
sebuah tempat makan hingga ia dapat menyelesaikan studinya menjadi seorang
sarjana. Dari contoh di atas, dapat kita lihat bahwa fakta saling berkaitan
membentuk konsep tentang cita-cita. Untuk menggapai cita-cita, kita perlu
pengorbanan, usaha dan terus berjuang pantang menyerah. Seperti juga ketika
tingkat pengangguran di suatu negara meningkat, maka tindakan kriminal pun
meningkat juga. Disini kita dapat ketahui bahwa dari contoh tersebut terdapat
beberapa konsep, diantaranya konsep kriminal, konsep pengangguran, konsep
negara, dan lain-lain. Untuk membentuk generalisasi, maka diperlukan fakta
dan membentuk sebuah konsep hingga tercipta lah generalisasi. Konsep dan
generalisasi sendiri bersifat lebih luas dari fakta. Oleh karena itu fakta, konsep
dan generalisasi sangat penting dalam pendidikan IPS dan dari ketiga unsur
inilah akan lahir teori baru yang akan di kaji.
37
2. Saling toleransi
3. Sikap bertanggung jawab
4. Sikap disiplin, cermat, bijaksana
Pada kelas rendah, penanaman nilai ini tidak boleh dilupakan Pengajaran nilai dan sikap
hendaknya benar-benar mampu menyentuh kesadaran nilai siswa itu sendiri dan
tertanam melalui logika pembenaran yang dapat diterima siswa, sehingga nilai-nilai
tersebut menjadi milik dan keyakinan yang tidak berubah.
b. Keterampilan
Materi studi sosial sangat lah luas sehingga diperlukanlah
pengajaran IPS ini untuk membantu mengembangkan keterampilan yang
ada pada diri peserta didik. Keterampilan sosial yang dimiliki peserta didik
harus terus dilatih dan diajarkan dalam pelajaran IPS SD agar para peserta
didik kelak dapat hidup sebagai warga dunia yang memiliki peran dalam
kehidupan masyarakat. Keterampilan tersebut diantaranya ialah
keterampilan mengorganisasi menggunakan informasi, keterampilan
intelektual, keterampilan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dan
berhubungan dengan kehidupan sosial. Dengan keterampilan peserta didik
dapat mencapai tujuan tertentu misalnya berkomunikasi yang baik,
pemilihan kata-kata yang baik, cara berpikir yang baik, cara
mendengarkan, cara menggunakan bahasa non-verbal, cara meminta maaf,
sopan santun serta keterampilan-keterampilan lainnya yang terkait.
Keterampilan- keterampilan tersebut tidak akan terbentuk tanpa proses
latihan dan pembelajaran di dalam kelas.
38
KESIMPULAN
Berdasarkan teori yang telah di susun di bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan
sebagai berikut.
1. Kurikulum merupakan sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna
mencapai tujuan Pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai alat dan pedoman
proses pembelajaran pada berbagai macam jenis dan tingkatan jenjang
pendidikan. Kurikulum yang digunakan haruslah bersifat dinamis dan terus
berkembang sesuai dengan perkembangan yang terjadi di dunia agar hasil yang
diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan
2. Adapun manfaat dari pendidikan IPS ini ialah membangun dan melahirkan
peserta didik yang kreatif, inovatif, produktif, efektif melalui pengamatan nilai,
sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi.
3. Fakta, konsep, dan generalisasi saling berkaitan satu sama lain ddan tidak dapat
dipisahkan. Apabila salah satunya tidak ada maka tujuan pendidikan tidak akan
tercapai. Untuk membentuk generalisasi, maka diperlukan fakta dan membentuk
sebuah konsep hingga tercipta lah generalisasi.
4. Pendidikan IPS memiliki peranan penting dalam pengembangan aspek sikap,
nilaidan keterampilan peserta didik.
39
SOAL PILIHAN GANDA
2. Pernyataan yang benar terkait contoh susun fakta, konsep dan generalisasi
secara sistematis dalam pembelajaran IPS di SD ditunjukkan pada….
a. gerakan Organisasi Papua Merdeka, gerakan Aceh Merdeka, dan
gerakan Republik Maluku Selatan
b. provinsi Papua Barat, Ibu Kota Provinsi Papua Barat, dan Jayawijaya kota
teramai di pulau Papua
c. Grafik permintaan dan penawaran, jual beli komoditas pertanian, dan pasar
tempat transaksi jual beli
d. Asosiatif sebagai bentuk interaksi sosial, perang yang tak
berkesudahan, konflik antar etnis di Uganda.
e. provinsi Papua Barat, provinsi di Indonesia bagian timur, umbi-umbian
adalah makanan pokok penduduknya
40
4. Pendidikan IPS SD memuat banyak nilai antara lain: nilai edukatif, nilai
ketuhanan, filosofis dan praktis. Untuk mengembangkan nilai praktis bagi peserta
didik maka pembelajaran IPS sebaiknya diarahkan untuk ….
a. Mengatasi masalah kerukunan antar umat beragama dan toleransi
beragama bagi peserta didik.
b. Mampu mengatasi masalah kehidupan di masyarakat secara tuntas dan
bijaksana
c. Pengembangan nilai-nilai luhur dan intelektual yang berkembang pada
diri peserta didik.
d. Pengembangan nilai sosial, nilai budaya dan nilai spiritual di lingkungan
sekitar peserta didik.
e. Mengembangkan gagasan, ide dan menilai norma yang berlaku dalam
berbudaya bagi peserta didik.
41
7. Pendekatan yang digunakan dalam ilmu sosial (social sciences) adalah
a. Multidisiplin dan interdisiplin
b. Multidisiplin dan multidimensional
c. Interdisiplin dan disipliner
d. Multidisiplin dengan bidang keilmuan
e. Disipliner dan multidimensional
10. Merupakan hubungan dua konsep atau lebih untuk mengungkapkan sejumlah
besar informasi" merupakan pengertian dari...
a. Konsep
b. Generalisasi
c. Fakta
d. Materi
e. Teoritis
42
KUNCI JAWABAN
1. C
2. E
3. D
4. B
5. C
6. D
7. E
8. C
9. E
10. B
43
BAB IV
ISU DAN MASALAH SOSIAL BUDAYA DALAM PEMBELAJARAN IPS
44
perubahan yang ada maka pendidikan hendaknya membekali siswa semua
kompetensi yang mungkin dibutuhkan di masa depan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperkuat
kembali pembelajaran IPS di sekolah. Hal ini perlu dilakukan mengingat
pembelajaran IPS dewasa ini cenderung diabaikan. Pembelajaran IPS di sekolah
hanya diberikan sekedarnya saja sehingga siswa tidak memiliki bekal yang kuat
dalam menghadapi perubahan fenomena sosial di dalam masyarakat. Pendidikan
IPS perlu diperbaharui sesuai tuntutan zaman (Somantri, 2001).
2. Penguatan Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi
Penguatan pendidikan IPS disekolah di era globalisasi dan
keanekaragaman budaya urgen untuk dilakukan. Hasil penelitian (Mahardika &
Ramadhan, 2021) menunjukkan bahwa penguatan pembelajaran IPS sangat
berguna dalam memperkuat nasionalis bangsa di era globalisasi. Penelitian
serupa juga mengungkapkan bahwa pembelajaran IPS dapat digunakan sebagai
sarana dalam memperkuat rasa cinta tanah air (Hadi, 2020). Pembelajaran IPS
dapat membentengi peserta didik dari bahaya globalisasi dan keanekaragaman
budaya (Wahyuni et al., 2022). Hal ini sesuai dengan pendapat (Tricahyono &
Sariyatun, 2021) yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran IPS sarat dengan
pendidikan nilai. Pendidikan nilai inilah yang berguna dalam membentengi
karakter siswa dari bahaya globalisasi. Melalui pendidikan nilai dapat
memberikan edukasi kepada siswa tentang keberagaman dan meminimalkan
terjadinya konflik (Rahmad Hidayat et al., 2020). Pendidikan IPS sangat
relevan untuk dikembangkan dalam era globalisasi terutama dalam
membeerikan bekal kemampuan dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial
(Kuntari, 2019).
45
baru diharapkan siswa dapat memiliki mental positif serta dapat melatih siswa
dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi di dalam masyarakat (Indra,
2021). Desain pembelajaran IPS yang baru juga diharapkan dapat membantu
siswa dalam memaknai ilmu yang telah dipelajari. Terlebih lagi pada jenjang
sekolah dasar pembelajaran IPS sangat penting diberikan sebagai sarana dalam
penanaman konsep kewarganegaraan yang baik.
3. Urgensi Penguatan Pembelajaran IPS Dalam Keanekaragaman Budaya
Pembelajaran IPS dalam proses pembelajarannya harus mampu
mengembangkan sikap hormat dan menghargai akan tanggung jawab sebagai warga
negara sekaligus menerima keanekaragaman budaya di dalamnya. Melalui
pembelajaran IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian akan
keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan
isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan jiwa (Adhani, 2014).
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengajarkan hal tersebut
diantaranya sebagai berikut: Mengajarkan murid untuk memfilter mana yang
baik dan buruk, Memberikan keteladanan yang baik, Mengajarkan budaya asli
bangsa kita.
Tugas yang sangat penting dalam proses pembelajaran IPS di sekolah adalah
mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang mampu berperan aktif
dalam masyarakat. Tugas ini menjadi sangat kompleks mengingat bahwa IPS
merupakan salah satu kajian yang banyak mendapat sorotan ahli pendidikan
sebagai mata pelajaran yang dapat mengambil peranan di dalam mempersiapkan
siswa agar mereka dapat memasuki masyarakat demokratis dengan pengalaman
akademik dan keterampilan sosial yang memadai. Adapun kontribusi mata
pelajaran IPS untuk penanaman sikap sosial dapat dilakukan dengan adanya
pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada penanaman konsep. Namun, dalam
pembelajaran terdapat praktik pembelajaran yang dilakuakn oleh peserta didik.
Melalui praktik tersebut dan dengan
46
integrasi sumber belajar berbasis lingkungan sosial ke dalam materi pembelajaran
memungkinkan keterlibatan peserta diidk untuk melakukan aktivitas sosial di
dalam pembelajaran (Jumriani et al., 2021). Internalisasi nilai karakter gotong
royong dalam pembelajaran IPS untuk membangun modal sosial peserta diidk
sejatinya merupakan proses penanaman nilai karakter tersebut ke dalam diri
melalui nilia- nilai utama dalam materi IPS sehingga dapat membangun modal
sosial yang meliputi kepercayaan (trust), jaringan (network) dan norma dengan sub
nilai kerja sama, musyawarah, diskusi pemecahan masalah, tolong menolong,
empati, anti diskriminasi, anti kekerasan sehingga nilai-nilai tersebut menjadi
bagian dalam diri (Prasetyo, 2018).
Keragaman dalam masyarakat majemuk merupakan sesuatu yang alami yang
harus di pandang sebagai sebuah fitrah. Negara yang memiliki keunikan
multietnis dan multimental seperti Indonesia dihadapkan pada dilematisme
tersendiri, di satu sisi membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar sebagai
multicultural nation-state, tetapi di sisi lain merupakan suatu ancaman. Menyoal
tentang rawan terjadi konflik antarkelompok, etnis, agama, dan suku bangsa.
Salah satu indikasinya yaitu mulai tumbuh suburnya berbagai organisasi
kemasyarakatan, profesi, agama dan organisasi atau golongan yang berjuang dan
bertindak atas nama kepentingan kelompok yang mengarah pada konflik SARA
(Mahdayeni et al., 2019). Penekanan lambang bhinneka tunggal ika dengan
mengacu pada pembukaan UUD 1945 tersebut jelas menunjukkan
keanekaragaman kebudayaan dan bukannya keanekaragaman sukubangsa
(Suparlan, 2014).
4. Globalisasi dan Keragaman Budaya di Indonesia
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia merasakan gelombang
globalisasi yang semakin lama seakin terasa menerpa segala segi kehidupan
masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, teknologi, politik, sosial dan budaya.
47
Trend globalisasi akhir-akhir ini yang melanda Indonesia adalah penggunaan
jaringan internet dalam telekomunikasi. Orang Indonesia dapat mengetahui apa pun
tentang negara dan bangsa lain, sebaliknya bangsa lain pun bisa memperoleh
informasi yang berkaitan dengan Indonesia.
48
Pebelajaran keanekaragaman dalam IPS haruslah mengandung
tujuan, sebagai berikut:
Dari tujuan-tujuan yang terumuskan di atas, jelas bahwa melalui pembelajaran IPS
diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian akan keragaman budaya
dan ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan
tingkat pendidikandan kematangan jiwa.
49
B. Masalah-Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan dalam
Pembelajaran IPS
Manusia dalam kehidupannya, baik secara individu maupun kelompok
tidak dapat dilepaskan dari lingkungan sekitar ia hidup. Lingkungan sekitar
memberikan wahana bagi manusia untuk mengembangkan dan
mengaktualisasikan dirinya sehingga tercapai tujuan yang diinginkan, seperti
kenyamanan, kesejahteraan, dan ketenangan dalam kehidupannya. Manusia
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sekitar, maka corak
hubungan keduanya lebih bersifat fungsional, yaitu saling ketergantungan antara
satu dengan yang lainnya untuk memainkan fungsi dan perannya masing-
masing. Corak hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya
mengalami perubahan. Sesuai dengan perkembangan zaman dan kemajuan
peradaban manusia, maka ada usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk
mengubah, mengolah, dan menaklukkan alam. Usaha-usaha yang dilakukan oleh
manusia itu pada gilirannya membawa dampak pada perubahan tatanan
lingkungan alam yang ada. Sering kali dampak yang ditumbuhkan oleh
lingkungan alam itu sedemikian rupa sehingga tidak menguntungkan juga bagi
kehidupan manusia. Bencana alam, seperti banjir, bahaya kekeringan, kelaparan,
tanah yang tandus, polusi udara, tanah, dan air, baik secara langsung maupun
tidak langsung bersumber dari ulah manusia juga.
50
Apabila di antara individu tersebut tidak mengindahkan kaidah-kaidah
hukum yang berlaku maka akan muncul masalah hukum. Masalah-masalah
hukum adalah suatu keadaan yang memperlihatkanketidakselarasan antara
kepentingan satu individu/kelompok denganindividu/kelompok lain, yang
ditandai adanya pelanggaran terhadap tatananhukum yang berlaku. Di sinilah
pentingnya kesadaran hukum dimiliki olehsetiap individu atau anggota
masyarakat sehingga suasana tertib, aman dandamai dapat terwujud.
51
kelompok masyarakat tersebut maupun dengan alam sekitarnya yang diikat
oleh hukum yang berlaku dalam masyarakat tersebut akan terbentuk suatu
masyarakat hukum.
Dengan adanya hukum yang mengikat, bagi setiap anggota masyarakat
harus memiliki kesadaran hukum. Kesadaran hukum ini yang dimaksud
adalah dia mengetahui mana yang boleh dia lakukan dan mana yang tidak
boleh dilakukan menurut dasar hukum yang telah digariskan. Selain itu,
kesadaran dapat pula menimbulkan pemahaman individu anatara hak dan
kewajiban yang dimiliki oleh individu tersebut.
52
Untuk dapat melaksanakan program-program IPS dengan baik, sudah
sewajarnya apabila guru pengajar ilmu sosial mengetahui benar-benar akan
tujuan pengajaran, di samping pengorganisasian bahan pelajaran dan metode
yang dipakai dalam pelaksanaan proes belajar mengajar.
53
menerpa segala segi kehidupanmasyarakat, baik dari dalam bidang ekonomi,
teknologi, politik sosial dan tentusaja budaya. Berkembangnya karakter global
dan teknologi, masalahlingkungan, keuangan, telekomunikasi, dan menia
menyebabkan lahirnyaumpan balik budaya yang baru yakni kebijakan suatu
pemerintas, termasuk pemerintah Indonesia, menjadi perhatian bagi Negara lain.
Fungsi pelajaran IPS menurut Skell (1995) antara lain membantu para
siswa untuk mengembangkan kemauan pemahaman terhadap diri pribadinya,
menolongmereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyarakat
globalkeanekaragaman budayanya, memperkenalkan proses sosialisasi,
memberika pengertian tentang pentingnya mempertimbangkan masa lampau atau
masa kinidalam mengambil keputusan untuk masa datang, mengembangkan
keterampilannmenganalisis dan memecahkan masalah dalam membimbing
pertumbuhan danmengembangkan partisipasi dalam aktifitas di masyarakat.
(dalam Jschak, 1997:4.11).
54
2. Membimbing para siswa untuk mengembangkan sikap-sikap positif
dalammendekati masalah perbedaan budaya, ras, etnik dan kelompok
agama.
3. Mendorong siswa untuk tidak menjadi kelompok yang dirugikan
dengancara memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan
danmengembangkan sikap-sikap sosial.
4. Membimbbing para siswa mengembangkan kemampuan memahami saling
keterhubungan dan ketergantungan budaya dan mampu melihatnya dari
pandangan yang berbeda-beda
55
KESIMPULAN
56
SOAL PILIHAN GANDA
1. Apa pengaruh globalisasi terhadap budaya-budaya lokal yang ada di
berbagai negara di dunia?
a. menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme
b. budaya asli masih sangat kuat
c. adanya rasa gotong royong saling membantu
d. gaya hidup yang sesuai
e. tertanamnya sifat kekeluargaan
57
5. apa saja Kedudukan pembelajaran ips dalam era globalisasi dan keragaman
budaya? Kecuali,
58
c. Kemunduran teknologi dalam Pembangunan
d. Kurang Meningkatkan daya potensi nasional
e. Tidak menyaring budaya asing
9. Permasalahan apa sajakah yang terjadi terkait dengan konsep pembelajaran ips
bagi mahasiswa dan guru IPS saat ini?
a. Metode Pembelajaran Yang Variatif
b. Memahami Materi Diluar Bidang Ilmu
c. Sarana Dan Prasarana Pembelajaran memadai
d. Perilaku peserta didik yang baik
e. Perilaku Disruptif peserta didik
10. Dibawah ini yang bukan peran pendidikan agar dapat meningkatkan wawasan
global adalah?
a. kemampuan mengantisipasi
b. mengenali dan mengatasi masalah
c. mengakomodasi perkembangan IPTEK
d. mereorientasikan sikap, nilai, dan wawasan.
e. kemampuan mengantisipasi nya renda
59
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. C
4. B
5. B
6. D
7. A
8. B
9. E
10. A
60
BAB V
MATERI PEMBELAJARAN IPS SD BERDASARKAN KURIKULUM
TERBARU
61
Merdeka belajar merupakan kebijakan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia. Kurikulum Merdeka diterapkan dengan tujuan
untuk melatih kemerdekaan dalam berpikir peserta didik. Inti paling penting dari
kemerdekaan berpikir ditujukan kepada guru. Jika guru dalam mengajar belum
merdeka dalam mengajar, tentu peserta didik juga ikut tidak merdeka dalam
berpikir. Merdeka belajar yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia adalah jabawan terhadap keluhan dan masalah
yang dihadapi oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Dengan adanya merdeka
belajar, beban dan tugas dari seorang guru lebih diminimalisir mulai dari
pengadministrasian sampai pada kebebasan dari tekanan intimidasi. Selain itu,
merdeka belajar juga membuka cakrawala guru terhadap permasalahan yang
dihadapi. Mulai dari penerimaan siswa, RPP, proses pembelajaran, evaluasi,
sampai Ujian Nasional. Dengan begitu, guru menjadi wadah penyalur potensi
untuk melahirkan bibit unggul harapan bangsa sehingga dibutuhkan suasana
pembelajaran yang menarik dan inovatif agar peserta didik semangat dalam
belajar.
Merdeka belajar menjadi sebuah suatu terobosan baru Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk menjadikan proses pembelajaran di
setiap sekolah menjadi lebih efektif dan efisien. Dampak positif merdeka belajar
ditujukan kepada guru, peserta didik, dan bahkan wali murid. Pembelajaran
merdeka belajar memgutamakan minat dan bakat peserta didik yang dapat
memupuk sikap kreatif dan menyenangkan pada peserta didik. Kurikulum merdeka
belajar menjawab semua keluhan pada sistem pendidikan. Salah satunya yaitu
nilai peserta didik hanya berpatokan pada ranah pengetahuan. Di samping itu,
merdeka belajar membuat guru lebih merdeka lagi dalam berpikir sehingga diikuti
oleh peserta didik. Saat percaya terhadap kemerdekaan guru dan kemerdekaan
belajar, maka akan bersinggungan dengan banyak hal, salah satunya kemerdekaan
dalam proses belajar. Proses belajar butuh kemerdekaan karena kemerdekaan harus
melekat pada subjek yang melakukan proses belajar anak ataupun orang dewasa.
Termasuk melibatkan dukungan banyak pihak.
62
Konsep merdeka belajar yang dicanangkan oleh Nadiem Makarim dapat
ditarik beberapa poin. Pertama, konsep merdeka belajar merupakan jawaban atas
masalah yang dihadapi oleh guru dalam praktik pendidikan. Kedua, guru dikurangi
bebannya dalam melaksanakan profesinya. Dilakukan melalui keleluasaan yang
merdeka dalam menilai belajar peserta didik dengan berbagai jenis instrumen;
merdeka dari pembuatan administrasi yang memberatkan; serta merdeka dari
tekanan dan mempolitisasi guru. Ketiga, membuka mata untuk mengetahui lebih
banyak kendala apa yang dihadapi oleh guru dalam tugas pembelajaran di
sekolah. Mulai dari permasalahan siswa baru, administrasi guru dalam persiapan
mengajar, proses pembelajaran, hingga masalah evaluasi seperti USBN-UN.
Keempat, guru sebagai garda terdepan dalam membentuk masa depan bangsa
melalui proses pembelajaran, maka penting untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih menyenangkan di dalam kelas.
63
majemuk, bermasyarakat demokratis yang memiliki ketergantungan satu sama
lain.
Pengertian diatas terkandung maksud, bahwa , sosial studies merupakan materi
pelajaran yang memiliki muatan, antara lain :
64
yang dapat membimbing siswa untuk melakukan penemuan sehingga dapat
memperoleh pengetahuan yang mendalam. Pendekatan inkuiri juga memiliki
peran penting dalam proses pembelajaran.Ngalimun (2014:33)
menjelaskan bahwa penerapan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran
dapat mengembangkan sikap dan keterampilan siswa yang memungkinkan
mereka menjadi pemecah masalah yang mandiri. Juhji (2016:61) menjelaskan juga
bahwa pendekatan inkuiri dapat dijadikan sebagai suatu proses bertanya dan
mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan oleh guru
kepada siswa. Joice dan Weil (Ngalimun, 2014:35) menyatakan juga bahwa
pendekatan inkuiri dapat membantu siswa dalam mengembangkan disiplin ilmu
dan keterampilan yang diperlukan untuk memunculkan masalah dan mencari
jawabannya sendiri melalui rasakeingintahuaanya.
Belajar IPAS berbasis inkuiri juga memungkinkan siswa memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang akurat sehingga dapat memenuhi tujuan
pembelajaran IPAS sebagaimana yang dinyatakan oleh Acar (2019) bahwa tujuan
terpenting dari pelajaran IPAS adalah memberi siswa informasi dan budaya
umum yang memampukan siswa memahami lingkungan dan masyarakat,
menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dan menjadi warga Negara yang baik.
Dengan adanya pendekatan inkuiri, siswa akan lebih aktif dalam belajar, dan siswa
terlihat lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan lebih mandiri dalam
belajar karena siswa dituntut dapat menemukan sendiri jawaban untuk setiap
permasalahan yang ada. Adapun manfaat dari pendekatan inkuiri menurut Poetra
(Widuri,2013:21) yaitu:
65
D. Materi IPS yang di ajarkan dalam Kurikulum Merdeka
Konsep pembelajaran IPS sebagai program pendidikan, tidak hanya
menyajikan pengetahuan sosial semata, melainkan juga membina peserta didik
menjadi warga negara yang memiliki tanggung jawab antara kesejahteraan
bersama. Peserta didik yang dibinanya tidak hanya cukup berpengetahuan dan
berkemampuan berpikir tinggi, melainkan harus pula memiliki kesadaran yang
tinggi serta tanggung jawab yang kuat terhadap kesejahteraan masyarakat, bangsa
dan negara. Maka kompetensi dasar yang disajikan, tidak terbatas pada materi
yang berorientasi pada pengetahuan, melainkan juga meliputi nilai-nilai yang harus
melekat pada diri peserta didik sebagai warga masyarakat dan warga negara.
Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS, adalah: Kehidupan manusia
dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat atau dapat Ruang
lingkup mata pelajaran IPS.
Materi pokok yang dikembangkan dalam mata pelajaran IPS menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006, meliputi:
a. Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling
menghormati dalam kemajemukan keluarga.
b. Mendiskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan
lingkungan tetangga, serta jenis kerja sana diantarea keduanya.
c. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupaten/ kota dan propinsi.
d. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di
lingkungan kabupaten/ kota dan propinsi.
e. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman
suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
f. Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
g. Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara di Asia
66
tenggara serta benua-benua.
h. Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara
tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana alam.
i. Memahami peranan Indonesia di era global
Jika dicermati dari uraian diatas, bahwa materi mata pelajaran IPS adalah
integrasi antara social sciences dan humaniora, sesuai dengan pendapat Barr dan
Shermis, bahwa isi materi pendidikan IPS merupakan integrasi dari social science
dan homaniora, yang pengajarannya dirahkan pada Pendidikan Kewarganegaraan.
Sebagai program pendidikan yang bertujuan membentuk warganegara yang
baik (good citizen), maka Pembelajaran IPS harus mampu membekali siswa dengan
berbagai kemampuan, yaitu:
67
iii. Sikap (attitudes), yaitu: sikap untuk menghargai nilai, etika dan moral yang mampu
menjadikan siswa sebagai warganegara yang baik. Pembelajaran IPS merupakan
wahana pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu “untuk mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermatabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.(Depdiknas, Pasal
3 UU No. 20 tentang SPN, 2005: 9).
68
KESIMPULAN
Berdasarkan materi yang telah dipaparkan diatas, maka penulis dapat menarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Merdeka belajar yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia adalah jabawan terhadap keluhan dan masalah yang dihadapi oleh pendidik
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran merdeka belajar memgutamakan minat dan
bakat peserta didik yang dapat memupuk sikap kreatif dan menyenangkan pada
peserta didik.
2. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial adalah membantu generasi muda
mengembangkan kemampuan untuk membuat keputusan yang informative dan
rasional bagi kebaikan masyarakat sebagai warga Negara dari sebuah dunia yang
berbudaya majemuk, bermasyarakat demokratis yang memiliki ketergantungan satu
sama lain.
3. Belajar IPAS berbasis inkuiri juga memungkinkan siswa memiliki kemampuan
pemecahan masalah yang akurat sehingga dapat memenuhi tujuan pembelajaran IPAS
sebagaimana yang dinyatakan oleh Acar (2019) bahwa tujuan terpenting dari
pelajaran IPAS adalah memberi siswa informasi dan budaya umum yang
memampukan siswa memahami lingkungan dan masyarakat, menyelesaikan masalah
yang mereka hadapi dan menjadi warga Negara yang baik.
4. Pembelajaran IPS merupakan wahana pencapaian tujuan pendidikan nasional, yaitu
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
69
SOAL PILIHAN GANDA
70
5. Sistem kurikulum merdeka bagi siswa berfokus pada apa?
a. Fokus hanya pada apa yang di sampaikan oleh guru
b. Fokus pada perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai sertasikap
c. Fokus pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi)tugas-tugas
d. Fokus pada kemampuan akademik siswa secara umum
e. Fokus pada pengembangan karakter dan moral siswa
7. Berikut yang bukan Metode pembelajaran yang bisa diterapkan dalam materi IPS SD?
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode sains
d. Metode diskusi
e. Metode karya wisata
71
d. Kurikulum merdeka
e. Suplemen kurikulum
9. Yang bukan Materi pokok yang dikembangkan dalam mata pelajaran IPS
menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 adalah
a. Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling
menghormati dalam kemajemukan keluarga.
b. Memahami identitas diri, dan tidak saling menghormati dengansesama
c. Mendiskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga danlingkungan
tetangga, serta jenis kerja sana diantarea keduanya.
d. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa dilingkungan
kabupaten/ kota dan propinsi.
e. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuanteknologi di
lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.
10. Kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan
lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi.pengertian di atas merupakan pengertian dari kurikulum apa?
a. Ktsp
b. Kurikulum k13
c. Kurikulum merdeka
d. Kurikulum kbk
e. Kurikulum 1974
72
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. B
4. D
5. E
6. E.
7. C
8. D
9. B
10. C
73
BAB VI
PENDEKATAN STRATEGI DAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD
74
2. Strategi Pembelajaran
75
Pemakaian suatu strategi pembelajaran dalam kelas harus
memperhatikan berbagai pertimbanganantara lain
• Tujuan yang akan dicapai.
Karena strategi adalah sebuah cara dalam mencapai tujuan, dalam
hal iniadalah tujuan pembelajaran, maka tujuan yang akan dicapai
harus dirumuskan dengan jelas berserta indikator keberhasilan yang
dapat diukur
• Bahan atau materi pembelajaran
Bahan atau materi pembelajaran sangat mempengaruhi
penggunaanstrategi pembelajaran. Hal ini dikarenakan bahan atau
materi yang akandisampaikan harus mampu tersampaikan dengan
jelas kepada pesertadidik sesuai denga tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan.
• Peserta serta kesiapan pendidik
Sebagai subyek dan obyek dari pembelajaran, siswa dan guru juga
harus dipertimbangkan tingkat kesiapannya dalam menggunakan
strategi pembelajaran agar keberhasilan strategi ini dapat maksimal
sesuaidengan tujuan yang diinginkan dalam pembelajaran
3. Metode Pembelajaran
76
yang berbeda. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, artinya
melibatkan langkah-langkah tertentu, sedangkan rekayasa adalah
metode yang digunakan dan dilaksanakan. Dengan kata lain, caranya
mungkin sama, namun tekniknya berbeda.
77
B. Macam-Macam, Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran IPS SD
78
c) Pendekatan ekonomi Pendidikan
Memandang anak sekolah sebagai investasi masa depan sehimgga
kegiatan pembelajaran harus dirancang sesuai dengan kebutuhan
pasar kerja yang dapat mengembalikan investasi yang dibutuhkan
selama sekolah baik kepada diri peserta didik, keluarga maupun
pada Negara.
d) Pendekatan agama
Memandang kegiatan pembelajaran sebagai kegiatan ibadah
sehingga nilai-nilai keagamaan sangat berpengaruh pada semua
proses pembelajaran.
2) Prinsip komunikasi
3) Prinsip kesiapan
4) Prinsip berkelanjutan.
79
2. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.
Strategi pembelajaran ini menekankan pada penggunaan masalah
actual sebagai satu pembelajaran yang menantang dan menarik.
Adapun langkah-langkah strategi pemebelajaran ini antara lain:
1) Guru menyebutkan kompetensi yang ingin dicapai
91
dipelajari denganrealitas dunia nyata harus mampu dihubungkan
dan mampu menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam
kehidupan mereka. Adapun langkah-langkah dalam strategi
pembelajaran ini antara lain:
1) Mengembangkan pemikiran bahwa pembelajaran
lebih bermakna manakala peserta didik belajar dengan caranya
sendiri danmengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua
topic
2) Mengembangkan hipotesis
4) Menarik kesimpulan
92
5. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
Strategi pembelajaran kemampuan berpikir merupakan suatu
strategi pembelajaran yang bertumpu pada proses peningkatan
kemampuan berfikir peserta didik melalui telaah fakta-fakta, dan
menghubungkanantara pengalaman yang dimiliki peserta didik dan
dikaitkan dengankehidupan nyata. Adapun tahap dalam strategi
pembelajaran ini yakni:
1) Orientasi
2) Tahap pelacakan (poenjajahan pengalaman dengan Tanya jawab)
3) Tahap konfrontasi (penyajian permasalahan)
4) Tahap menemukan (pemecahan masalah)
5) Tahap akomodasi (pemantapan pembelajaran)
6) Tahap transfer ( penyajian masalah yang sepadan)
93
diakibatkandari proses pembelajaranyang dilakukan oleh pendidik.
94
3. Metode Demonstrasi. Merupakan cara penyajian pelajaran
dengan memperagakan ataumempertunjukkan kepada peserta
didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebanarnya ataupuntiruannya. Metode ini cocok
untuk digunakan dalam pembelajaranyang membutuhkan
pengetahuan proses dan memakai ataumengaplikasikan sesuatu
hal.
4. Metode Eksperimen. Metode ini menekankan cara penyajian
pembelajaran dengan caramenugaskan siswa, untuk melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri tentang
sesuatu yang di pelajari. Dengan mengaplikasikan metode ini,
peserta didik diberikan kesempatan untuk mengalami, mengamati
proses, mengamati suatu objek, mengumpulkan data,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
tentang suatu keadaan, kejadian, objek atau proses tertentu.
5. Metode Simulasi. Suatu metode menyajikan pengalaman belajar
dengan menggunakan situasi buatan untuk memahami konsep,
prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan
sebagai metode pembelajaran dengan asumsi tidak semua proses
pembelajaran dapat dilakukan pada objek nyata.
6. Metode Tanya Jawab. Merupakan cara penyajian pembelajaran
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru
dan harus dijawab oleh siswa. Dalam praktiknya, metode Tanya
jawab dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan
yang diangkat dari materi pembelajaran yang akan diajarkan,
mengajukan pertanyaan, mengevaluasi proses Tanya jawab yang
sedang berlangsung, dan menindaklanjutinya. Penerapan metode
ini dapat menarik perhatian, merangsang berpikir, meningkatkan
keberanian, melatih keterampilan berbicara dan berpikir secara
rutin, serta berfungsi sebagai alat untuk mengevaluasi secara
objektif tingkat kemampuan siswa.
95
7. Metode Drill. Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu
ketangkasan atauketrampilan dari apa yang dipelajari. Metode ini
merupakan implementasi dari salah satu atau gabungan dari
berbagai metode pembelajaran. Mengingat dalam metode ini
kurang mengembangkandaya kreativitas atau bakat inisiatif
peserta didik untuk berpikir, makaguru harus mempertimbangkat
tingkat kewajaran penggunaan metode iniseperti penggunaannya
contohnya untuk hal-hal motorik dan penggunaan rumusan.
96
berupa kesenjangan antara yang sehariusnya dengan realitas,
sesuatu yang bila dibiarkan akan berdampak pada kerugian dan
sesuatu yang membutuhkan kejelasan.
97
Dalam kegiatan membaca, guru meminta salah satu dari masing-masing
perwakilan siswa untuk membaca lantang di depan. Setelah kegiatan
membaca tersebut siswa diminta menuliskan 3 pertanyaan masing-masing
kelompok pada selembar kertas, setelah selesai membuat pertanyaan,
lembaran kertas tersebut dikumpulkan pada guru kemudian dibagisecara acak,
setelah masing-masing kelompok mendapatkan kertas, siswa diberi
waktu untuk mencari jawabannya kemudian secara bergantian perwakilan
kelompok mempresentasikan apa yang telah diperolehnya. Setelahitu guru
dan siswa merefleksikan pembelajaran dan berpesan untuk selalu bersyukur
terhadap apa yang kita peroleh sekarang
98
KESIMPULAN
Pembelajaran adalah proses kompleks yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik pada suatu lingkungan Menurut Khatib Thaha sebagaimana dikutip oleh
Ramayulis, mendefinisikan bahwa pendekatan adalah cara pemprosesan subjek atas
objek untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisitentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai. Metode pembelajaran adalah suatu ilmu pengetahuan yang membahas
tentang bagaimana cara-cara atau teknik yang perlu ditempuh atau digunakan dalam
upaya menyampaikan materi atau bahan ajar kepada obyeknya yaitu peserta didik.
99
SOAL PILIHAN GANDA
1. Titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, dan
didalamnya mewadahi, menginsprasi, menguatkan, dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu merupakan pengertian dari…
a. Model pembelajaran
b. Strategi pembelajaran
c. Teknik pembelajaran
d. Pendekatan pembelajaran
e. Taktik pembelajaran
100
b. Metode Simulasi
c. Metode Tanya Jawab
d. Metode Demonstrasi
e. Metode Diskusi
5. Metode ini digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari
apa yang dipelajari. Metode ini merupakan implementasi dari salah satu atau
gabungan dari berbagai metode pembelajaran. Metode yang dimaksud adalah…
a. Metode Pemberian Tugas
b. Metode Karyawisata
c. Metode Problem Solving
d. Metode Simulasi
e. Metode Drill
6. Proses interaksi peserta didk dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang bertukar informasi
adalah….
a. Belajar
101
b. Evaluasi
c. Metode
d. Pembelajaran
e. Teknik
8. Pandangan atau sudut pandangan yang berupa rencana awal untuk menentukan
pelaksanaan dari proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan
kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut merupakan
penjelasan dari….
a. Metode pembelajaran
b. Strategi pembelajaran
c. Pendekatan pembelajaran
d. Model pembelajaran
e. Teknik pembelajaran
9. Dibawah ini metode manakah yang pantas untuk melakukan pemecahan sebuah
masalah….
a. Ceramah
b. Demonstrasi
c. Diskusi
d. Simulasi
e. Drill
10. pada langkah-langkah yang telah ditetapkan guru, yaitu pembuktian luas
permukaan bola, kemudian
104
diminta untuk menyimpulkan dan mempresentasikan di kelas. Strategi
pembelajaran yang tepat yaitu….
a. Kooperatif
b. Inkuiri
c. Problem solving
d. Kontekstual
e. Afektif
105
KUNCI JAWABAN
1. D
2. D
3. C
4. C
5. A
6. D
7. A
8. B
9. C
10. E
106
BAB VII
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN IPS
107
tertentu akan menghasilkan pencapaian tujuan-tujuan yang telah diprogramkan.
3. Menurut Samatowa, model pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu
deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan
kurikulum, kursus- kursus, desain unit-unit pembelajaran, perlengkapan belajar,
buku-buku pelajaran, dan bantuan melalui program komputer.
Dari pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
suatu pola atau perencanaan yang di rancang untuk menciptakan pembelajaran di
kelas secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran.
108
Dalam pembelajaran IPS melalui model inkuiri akan lebih fokus pada peserta
didik, karena peserta didik yang berusaha sendiri mengolah informasi untuk
memecahkan masalah sampai pada kesimpulan. Pendidik hanya bertindak
sebagai pembimbing dan pengarah bagi peserta didik untuk menemukan dan
memecahkan masalah.
Model pembelajaran inkuiri dapat digunakan untuk menumbuh kembangkan
aktivitas belajar peserta didik, serta memberikan makna bagi perubahan sikap
dan prilaku peserta didik tersebut.
Menurut (Nurhadi 2005: 124 dalam Tin Runtini) menyatakan bahwa dalam
pelaksanaan pembelajaran, model inkuiri digunakan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Merumuskan masalah
b. Membuat hipotesis
c. Mengumpulkan data
d. Menganalisis data
e. Menguji hipotesis
f. Membuat simpulan
109
2. Model Pembelajaran Role Playing
Role Playing adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang dipakai
untuk menjelaskan peranan, sikap, tingkah laku, nilai, dengan tujuan
menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berpikir orang lain. (Husein
Achmad, 1981:80), Role Playing adalah salah satu model pembelajaran yang
perlu menjadi pengalaman belajar peserta didik. terutama dalam konteks
pembelajaran Pengetahuan Sosial dan Kewarganegaraan didalamnya.
Tujuan dan manfaat role playing:
a. Agar menghayati sesuatu kejadian atau hal yang sebenarnya dalam
realita hidup
b. Agar memahami apa yang menajdi sebab dari sesuatu serta
bagaimana akibatnya
c. Untuk mempertajam indera dan rasa peserta didik terhadap sesuatu
d. Sebagai penyaluran/pelepasan ketegangan dan perasaan-perasaan
e. Menggali peranan-peranan dari pada seseorang dalam suatu
kehidupan kejadian/keadaan
f. Membina peserta didik dalam kemampuan memecahkan masalah,
berpikir kritis, analisis, berkomunikasi, hidup dalam kelompok
g. Melatih peserta didik ke arah mengendalikan dan memperbarui
perasaannya, cara berfikirnya, dan perbuatannya.
110
Masalah-masalah sosial yang dapat diselesaikan dengan model role
playing adalah sebagi berikut:
a. Masalah pertentangan antar pribadi-pribadi.
• Mengungkapkan perasaan orang-orang yang bertentangan
• Menentukan cara-cara pemecahannya.
b. Masalah hubungan antar kelompok. Mengungkap masalah
hubungan antar suku, bangsa, kepercayaan.
c. Masalah pribadi antara tekanan orangtua dan kemaunnya, juga
antara kelompoknya dengan kemaunnya
d. Masalah masa lampau dan sekarang. Hal ini meliputi situasi yang
kritis di waktu lampau dan sekarang di mana para pejabat dan
pemimpin politik menghadapi berbagai permasalahan dan harus
mengambil keputusan.
111
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika
saling berdiskusi dengan temanya. Peserta didik secara rutin bekerja
dalam kelompok untuk saling memecahkan masalah-masalah yang
kompleks. Jadi, hakikat sosial dan penggunaan kelompok sejawat
menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif tipe make a
match.
Langkah-langkah pembelajaran model kooperatif adalah sebagai
berikut:
• Pendidik menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa
konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian
kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
• Setiap peserta didik akan mendapatkan sebuah kartu bertuliskan
soal, tiap peserta didik memikirkan jawaban dari kartu yang
dipegang.
• Setiap peserta didik mencari pasangan kartu yang cocok dengan
kartunya, misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama
tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan
nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
112
4. Model Pembelajaran Bermain Peta
Keterampilan menggunakan dan menafsirkan peta dan globe
merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Keterampilan menginterpretasi peta maupun
globe perlu dilakukan peserta didik secara fungsional. Peta dan globe
memberikan manfaat. yaitu: a) peserta didik dapat memperoleh
gambaran mengenai bentuk. besar, batas-batas suatu daerah; b)
memperoleh pengertian yang lebih jelas mengenai istilah-istilah
geografi seperti: pulau, selat, semenanjung, samudera, benua dan
sebagainya.
Memahami peta dan globe, diperlukan beberapa syarat yaitu: (a) arah,
peserta didik mengerti tentang cara menentukan tempat di bumi
seperti arah mata angin, meridian, paralel, belahan timur dan barat,
(b) skala, merupakan model atau gambar yang lebih kecil dari
keadaan yang sebenarnya; (c) lambang-lambang, merupakan simbo-
simbol yang mudah dibaca tanpa ada keterangan lain: (d) warna,
menggunakan berbagai warna untuk menyatakan hal-hal tertentu
misalnya: laut, beda tinggi daratan, daerah, negara tertentu dsb.
113
Dengan kata lain, Djahiri (1979: 116) menyimpulkan bahwa
VCT dimaksudkan untuk melatih dan membina peserta didik
tentang bagaimana cara menilai, mengambil keputusan terhadap
suatu nilai umum untuk kemudian dilaksanakannya sebagai
warga masyarakat.
114
6. Model Reasoning and Problem Solving
Model pembelajaran problem solving dan reasoning merupakan teori
yang dibangun oleh konsep-konsep: problem, problem solving, dan
reasoning. Problem adalah situasi yang tidak jelas jalan
pemecahannya yang mengkonfrontasikan individu atau kelompok
untuk menemukan jawaban (Juniartina, 2010) atau dengan kata lain
problem adalah keadaan yang perlu diselesaikan dan menjadi
tanggung jawab individu.
115
Sutawidjaja dalam Mariawan et al (2007) memaparkan lebih lanjut
ada dua syarat untuk mengelompokkan permasalahan yang bertipe
problem solving dan reasoning yaitu:
1. orang itu tidak mempunyai gambaran langsung tentang jawaban
masalah itu, dan
2. orang itu berkeinginan atau berkemauan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
116
bermakna yang pada akhirnya bermuara pada hasil belajar fisika
siswa yang lebih baik. Nur (dalam Mariawan et al, 2007)
mengungkapkan ciri-ciri kelas yang melaksanakan model
pembelajaran problem solving dan reasoning adalah:
1. Siswa secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran
2. Siswa belajar dari teman melalui kerja kelompok, diskusi, saling
mengoreksi
3. Pembelajaran menekankan pada pemecahan masalah
kontekstual terbuka
4. Prilaku siswa dibangun atas kesadaran diri, dan hadiah untuk
prilaku baik adalah kepuasan diri
5. Siswa menggunakan langkah-langkah penalaran dalam
memecahkan masalah
6. Siswa mengkomunikasikan hal-hal yang berkaitan dngan
situasi dan pemecahan masalah
7. Penghargaan terhadap pengalaman siswa sangat diutamakan.
117
komputasi, aljabar, dan geometri).
• Refleksi atau perluasan (mengoreksi jawaban, menemukan
alternatif pemecahan, memperluas konsep dan generalisasi,
mendiskusikan pemecahan, memformulasikan masalah-masalah
variatif yang orsinil). Pada model pembelajaran ini pendidik
berperan sebagai konselor, konsultan, sumber kritik yang
konstruktif, fasilitator, pemikir tingkat tinggi.
118
KESIMPULAN
119
• Model Pembelajaran VCT
VCT dimaksudkan untuk melatih dan membina peserta didik
tentang bagaimana cara menilai, mengambil keputusan terhadap
suatu nilai umum untuk kemudian dilaksanakannya sebagai warga
masyarakat.
• Model Pembelajaran Reasoning and Problem Solving
Reasoning merupakan bagian berpikir yang berada di atas level
memanggil (retensi), yang meliputi basic thinking, critical thinking,
dan kreative thinking. Sedangkan Model problem solving adalah
sebuah kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih peserta didik
menghadapi berbagai masalah baik pribadi atau perorangan maupun
kelompok untuk dipecahkan sendiri atau bersama-sama.
120
SOAL PILIHAN GANDA
1. A. Merumuskan masalah.
B. Membuat hipotesis
C. Mengumpulkan data
D. Menganalisis data
E. Menguji hipotesis
F. Membuat simpulan
Merupakan langkah langkah dari model pembelajaran...
a. Model pembelajaran vct
b. Model pembelajaran reasonning and problem solving
c. Model pembelajaran cooperative
d. Model pembelajaran inkuiri
e. Model pembelajaran role playing
2. Model pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif dan heterogen disebut model
pembelajaran…
a. Kooperatif
b. Koordinatif
c. Ekspasitoris
d. Individualis
e. Inkuiri
121
4. Model-model pembelajaran ips yang paling bener
a. Model kelanjutan hasil kerja kelompok
b. Model pembelajaran Bermain Peta
c. Model kelas secara efektif
d. Model hasil kerja kelompok
e. Model kegiatan peserta didik
122
e. alternatif model pembelajaran inovatif yang dikembangkan berlandaskan
paradigma konstruktivistik.
123
b. 1987:9
c. 1971:10
d. 1987:10
e. 1971:9
124
KUNCI JAWABAN
1. D
2. A
3. B
4. B
5. D
6. E
7. C
8. A
9. C
10. E
125
BAB VIII
Sumber belajar adalah semua sumber seperti pesan, orang, bahan, alat,
teknik, dan latar yang dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber untuk
kegiatan belajar dan dapat meningkatkan kualitas belajarnya (Jonassen, 2015).
Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan guna memberi
kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya (Nana, S & Ahmad, 2013).
Manfaat sumber belajar terhadap proses pembelajaran seperti:
a) Memungkinkan untuk menemukan bakat terpendam pada
diriseseorang yang selama ini tidak tampak,
b) Memungkinkan pembelajaran berlangsung terus menerus
dan belajar menjadi mudah diserap dan lebih siap diterapkan,
dan
c) Seseorang dapat belajar sesuai dengan kecepatan waktu
yangtersedia (Abdullah, 2012).
Media menurut (Gede Putu Arya Oka, 2017:1-2) merupakan salah satu
isu penting dalam proses pembelajaran. Media juga merupakan pranala utama
dalam menjembatani pembelajar dengan pusat serta sumber belajar. Media
126
seringkai menjadi sandaran utama dalam proses pembelajaran konvensional.
Dimana dalam proses pembelajaran konvensional, strategi pembelajaran
langsung berpusat pada seorang guru di depan siswa dimana guru ini menjadi
sumber sekaligus menjadi pusat dalam pembelajaran. Namun, perkembangan
yang kita alami untuk saat ini dan mungkin juga dimasa mendatang, selalu
dihadapkan pada perubahan dengan rotasi yang sangat cepat. Perkembangan
Teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan perubahan pada segala
lini kehidupan. lebih-lebih di sektor pendidikan (pembelajaran). Rohani dalam I
Gede Wawan Sudatha dan I Made Tegeh (2015:3) lebih lanjut mengemukakan
beberapa definisi mengenai media pembelajaran, diantaranya adalah sebagai
berikut:
127
komunikasi. Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari
"Medium" yang secara harfiah berarti "Perantara" atau "pengantar yaitu perantara
atau pengantar sumber pesan kepada penerima pesan. Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran,
perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya
proses belajar pada peserta didik. (Satriyo Wibowo, 2011:1).
a. Media Visual. Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber
ke penerima pesan. pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam
bentuk-bentuk visual Jenis-jenis media visual antara lain: gambar atau foto,
sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, peta atau globe, papan panel,
dan papan buletin.
b. Media Audio. Media Audio adalah jenis media yang berhubungan dengan
indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan pada
lambang-lambang auditif. Jenis-jenis media audio antara lain radio dan alat
perekam atau tape recorder.
c. Media Proyeksi Diam. Jenis-jenis media proyeksi diam antara lain adalah
film bingkai, film rangkai, OHP, opaque projektor, mikrofis.
d. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual. Jenis-jenis media proyeksi gerak
dan audio visual antara lain: film gerak, film gelang, programTV dan Video.
e. Multimedia. Multimedia adalah sembarang kombinasi yang terdiri atas teks,
seni grafik, bunyi, animasi, dan video yang diterima oleh pengguna melalui
komputer. selain itu juga, multimedia berarti penggabungan atau
pengintegrasian dua atau lebih format media yang terpadu seperti tes, grafik,
animasi dan video untuk membentuk aturam informasi ke dalam computer,
128
f. Benda. Benda-benda yang ada di alam sekitar dapat juga digunakan sebagai
media pembelajaran, baik itu benda asli ataupun benda tiruan.
a. Pesan (Messages)
Pesan merupakan sumber belajar yang meliputi pesan formal yaitu pesan
yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, seperti pemerintah atau pesan yang
disampaikan guru dalam situasi pembelajaran. Pesan-pesan ini selain
disampaikan secara lisan juga dibuat dalam bentuk dokumen seperti
kurikulum, peraturan pemerintah, perundangan, GBPP, silabus, satuan
pembelajaran dan sebagainya. Pesan non formal yaitu pesan yang ada di
lingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran misalnya cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh
masyarakat dan ulama, prasasti, relief-relief pada candi, kitab-kitab kuno,
dan peninggalan sejarah yang lainnya.
b. Orang (People)
Semua orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar, namun
secara umum dapat dibagi dua kelompok. Pertama kelompok orang yang
didesain khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara
profesional untuk mengajar, seperti guru, konselor, instruktur,
widyaiswara. Termasuk kepala sekolah, laboran, teknisi sumber belajar,
pustakawan, dan lain-lain. Kelompok yang kedua adalah orang yang
memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan dan
profesinya tidak terbatas, misalnya politisi, tenaga kesehatan, pertanian,
arsitek, psikolog, loyer, polisi, pengusaha dan lain-lain.
c. Bahan (Materials)
Bahan merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan pesan
pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film,
129
OHT (Over Head Transparency), program slide, alat peraga dan
sebagainya.
d. Alat (Device)
Alat yang dimaksud disini adalah benda-benda yang berbentuk fisik sering
disebut juga dengan perangkat keras (hardware). Alat ini berfungsi untuk
menyajikan bahan-bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup
Multimedia Projector, Slide Projector, OHP, Film tape recorder, Opaqe
projector dan sebagainya.
e. Teknik (Teknik)
yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang dalam
memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di
dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, tanya jawab,
sosiodrama, dan sebgainya.
f. Latar (Setting)
Latar atau lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan
yang berada di luar sekolah, baik yang sengaja di rancang maupun yang
tidak secara khusus disiapkan untuk pembelajaran; termasuk didalamnya
adalah pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas, perpustakaan,
laboratorium, tempat workshop, halaman sekolah, kebun sekolah,
lapangan sekolah dan sebagainya.
Menurut Sudjana (2007:212) ada tiga jenis lingkungan sebagai sumber belajar:
1. Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi
manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat
dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan,
struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai.
2. Lingkungan berkenaan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah
seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora
(tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-
batuan dan lain-lain).
3. Lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan atau
dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
130
C. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
131
berkembangnya paradigma dalam teknologi pendidikan memengaruhi
perkembangan media pembelajaran sebagai berikut:
Fungsi media, khususnya media visual juga dikemukakan oleh Levie dan
Lentz, seperti yang dikutip oleh Arsyad (2002) bahwa media tersebut memiliki
empat fungsi yaitu: fungsi atensi. fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi
kompensatoris. Dalam fungsi atensi, media visual dapat menarik dan
132
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
Fungsi afektif dari media visual dapat diamati dari tingkat "kenikmatan"
siswa ketika belajar (membaca) teks bergambar. Dalam hal ini, gambar atau
simbol visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa. Berdasarkan temuan-
temuan penelitian diungkapkan bahwa fungsi kognitif media visual melalui
gambar atau lambang visual dapat mempercepat pencapaian tujuan
pembelajaran untuk memahami dan mengingat yang terkandung dalam gambar
atau lambang visual tersebut. Fungsi kompensatoris media pembelajaran
adalah memberikan konteks kepada siswa yang kemampuannya lemah dalam
mengorganisasikan dan mengingat kembali informasi dalam teks. Dengan kata
lain, bahwa media pembelajaran ini berfungsi untuk mengakomodasi siswa
yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi pelajaran yang
disajikan dalam bentuk teks. (disampaikan secara verbal).
133
siswa. Pebelajar yang belajar lewat mende- ngarkan saja akan berbeda tingkat
pemahaman dan lamanya "ingatan bertahan, dibandingkan dengan pebelajar yang
belajar lewat melihat atau sekaligus mendengarkan dan melihat. Media
pembelajaran juga mampu membangkitkan dan membawa pebelajar ke dalam
suasana rasa senang dan gembira, di mana ada keterlibatan emosional dan menta
134
c. Ciri distributif,
Yang menggambarkan kemampuan media mentransportasikan objek atau
kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian itu disajikan kepada
sejumlah besar siswa, di berbagai tempat, dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadiantersebut.
1. Media grafis.
Pada prinsipnya, semua jenis media dalam kelompok ini merupakan
penyampaian pesan lewat simbol-simbol visual dan melibatkan
rangsangan indra peng- lihatan. Karakteristik yang dimiliki, yaitu: bersifat
konkret, dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, dapat memperjelas
suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada tingkat usia berapa
saja, murah harganya dan mudah. mendapatkan serta menggunakannya,
terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram), merupakan
ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbol- simbol
verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat
interpretatif.
135
2. Media audio.
Hakikat dari jenis-jenis media dalam kelom pok ini adalah berupa pesan
yang disampaikan atau dituangkan ke dalam simbol-simbol auditif (verbal
dan/atau nonverbal), yang melibatkan rangsangan indra pendengaran.
Secara umum, media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai
berikut: mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah
dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan
diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan
merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah
kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai
untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/ informasi atau program
terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
3. Media proyeksi diam.
Beberapa jenis media yang termasuk kelompok ini memerlukan alat bantu
(misal, proyektor) dalam penyajiannya. Adakalanya media ini hanya
disajikan dengan penampilan visual saja, atau disertai rekaman audio.
Karakteristik umum media ini, yaitu: pesan yang sama dapat disebarkan
ke seluruh siswa secara serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru,
cara penyimpanannya mudah (praktis), dapat mengatasi keterbatasan
ruang, waktu, dan indra, menyajikan objek-objek secara diam (pada media
dengan penampilan visual saja), terkadang dalam penyajiannya
memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media grafis,
sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belaiar
secara berkelompok atau individual, praktis digunakan untuk semua
ukuran ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktik secara terpa
du, menggunakan teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk
menampilkan objek/kejadian tertentu (terutama pada jenis media film),
dan media film lebih realistik, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan
sebagainya, sesuai dengan kebutuhan.
136
4. Media permainan dan simulasi,
Ada beberapa istilah lain untuk kelompok media pembelajaran ini,
misalnya simulasi dan permainan peran, atau permainan simulasi.
Meskipun berbeda-beda, semuanya dapat dikelompkkan ke dalam. satu
istilah yaitu permainan (Sadiman, 1990). Ciri atau karakteristik dari media
ini, yaitu: melibatkan pebelajar secara aktif dalam proses belajar, peran
pengajar tidak begitu. kelihatan tetapi yang menonjol adalah aktivitas
interaksiAntar-pebelajar, dapat memberikan umpan balik langsung,
memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran ke dalam
situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes karena dapat dipakai
untuk berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah alat dan
persoalannya sedikit saja, mampu meningkatkan kemampuan komunikatif
pebelajar. mampu mengatasi keterbatasan pebelajar yang sulit belajar
dengan metode tradisional, dan dalam penyajiannya mudah dibuat serta
diperbanyak.
Sementara itu, kriteria khusus yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media
dikemukakan oleh Erickson (1993), yaitu:
137
(1) apakah materinya penting dan berguna bagi siswa?
(10) apakah bahan tersebut sudah melalui pernantapan uji coba atauvalidasi?
Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat
dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu akronim dari Access, Cost,
Technology, Interacti vity, Organization, dan Novelty. Kriteria ini dapat
dijelaskan, sebagai berikut:
1. Akses
Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media.
Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah, dan dapat
dimanfaatkan oleh murid? Misalnya, kita ingin menggunakan media
internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu, apakah ada saluran untuk
koneksi ke internet, adakah jaringan teleponnya? Akses juga menyangkut
aspek kebijakan, misalnya apakah murid diizinkan untuk menggunakan
komputer yang terhubung ke internet? Jangan hanya kepala sekolah saja
yang boleh menggunakan internet, tetapi juga guru/karyawan dan murid.
Bahkan murid lebih penting untuk memperoleh akses.
2. Biaya.
Biaya juga harus menjadi bahan pertimbangan. Banyak jenis media yang
dapat menjadi pilihan kita. Media pembel ajaran yang canggih biasanya
mahal. Namun biaya itu harus kita hitung dengan aspek manfaat. Sebab
138
semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media
akan semakin menurun.
3. Teknologi.
Mungkin saja kita tertarik kepada satu media tertentu. Tetapi kita perlu
memperhatikan apakah teknisinya tersedia dan mudah menggunakannya?
Katakanlah kita ingin menggunakan media audiovisual untuk di kelas,
perlu kita pertimbangkan, apakah ada aliran listriknya, apakah voltase
listriknya cukup dan sesuai, bagaimana cara mengoperasi
4. Interaktif.
Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah
atau interaktivitas. Semua kegiatan pembelajaran yang akan
dikembangkan oleh guru tentu saja me merlukan media yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5. Organisasi.
Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi, misalnya
apakah pimpinan sekolah atau pimpinan yayasan mendukung? Bagaimana
pengorganisasiannya? Apakah di sekolah tersedia sarana yang disebut
pusat sumber belajar?
6. Novelty
Kebaruan dari media yang akan dipilih juga harus menjadi
pertimbanganSebab media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih
menarik bagi siswa. Beberapa pertimbangan di atas memungkinkan guru
untuk mengembangkan dan menggunakan media pembelajaran yang
"mudah digunakan dan dapat menyampaikan informasi yang cepat dengan
kualitas yang baik dan murah." Guru perlu mengubah sikap untuk selalu
kreatif dan penuh ide-ide baru dengan memilih berbagai variasi media,
memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan sekitarnya untuk
menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas.
139
F. Mengidentifikasi Alasan Pendidik Yang Tidak Menggunakan Media
Pembelajaran
Walaupun disadari media berpengaruh terhadap semangat belajar siswa
dan kondisi pembelajaran yang lebih hidup, yang nantinya bermuara kepada
peningkatan pemahaman pembel ajar terhadap materi ajar, namun masih ada
guru yang enggan menggunakan media dalam mengajar? Dari hasil pengalaman,
pengamatan dan diskusi dalam berbagai kesempatan dengan para guru, menurut
Sutjono Kepala sekolah SMP BPK Penabur, Tasikmalaya terdapat sekurang-
kurangnya tujuh alasan guru tidak menggunakan media pembelajaran, yaitu:
140
Demam teknologi ternyata menyerang sebagian dari guru-guru kita. Ada
beberapa guru yang "takut" dengan peralatan elektronik, takut kena
setrum, takut korsleting, takut salah pijit, dan sebagainya. Alasan ini
menjadi lebih parah ditambah dengan takut rusak. Akibatnya media OHP,
audiovisual atau slide projector yang telah dimiliki, sejak awal beli baru
tetap tersimpan di ruang kepala sekolah. Sebenarnya, dengan sedikit
latihan dan mengubah sikap bahwa media mudah dan menyenangkan,
maka segala sesuatunya akan berubah.
4. Media Itu Hiburan
Media kadang kala dijadikan alat main-main oleh siswa, mereka tidak
serius menggunakannya, sedangkan belajar itu serius. Alasan ini sudah
jarang ditemui di sekolah, namun tetap ada. Menurut pendapat orang-
orang terdahulu belajar itu harus dengan serius. Belajar itu harus
mengerutkan dahi. Media pembelajaran itu identik dengan hiburan.
Hiburan adalah hal yang berbeda dengan belajar. Tidak mungkin belajar
sambil santai. Ini memang pendapat orang-orang zaman dahulu.
Paradigma belajar kini sudah berubah. Jika bisa belajar dengan
menyenangkan, mengapa harus dengan menderita?Jika dapat dilakukan
dengan mudah, mengapa harus dipersulit?
5. Tidak Tersedia
Tidak tersedia media pembelajaran di sekolah, mungkin ini adalah alasan
yang masuk akal. Tetapi seorang guru tidak boleh menyerah begitu saja. la
adalah seorang profesional yang harus kreatif, inovatif, dan banyak
6. Media Itu Hiburan
Media kadang kala dijadikan alat main-main oleh siswa, mereka tidak
serius menggunakannya, sedangkan belajar itu serius. Alasan ini sudah
jarang ditemui di sekolah, namun tetap ada. Menurut pendapat orang-
orang terdahulu belajar itu harus dengan serius. Belajar itu harus
mengerutkan dahi. Media pembelajaran itu identik dengan hiburan.
Hiburan adalah hal yang berbeda dengan belajar. Tidak mungkin belajar
sambil santai. Ini memang pendapat orang-orang zaman dahulu.
Paradigma belajar kini sudah berubah. Jika bisa belajar dengan
141
menyenangkan, mengapa harus dengan menderita?Jika dapat dilakukan
dengan mudah, mengapa harus dipersulit?
7. Tidak Tersedia
Tidak tersedia media pembelajaran di sekolah, mungkin ini adalah alasan
yang masuk akal. Tetapi seorang guru tidak boleh menyerah begitu saja. la
adalah seorang profesional yang harus kreatif, inovatif, dan banyak
inisiatif. Media pembelajaran tidak harus selalu canggih, namun dapat
juga dikembangkan sendiri oleh guru. Dalam hal ini, pimpinan sekolah
hendaklah cepat tanggap. Jangan sampai suasana kelas itu menjadi
gersang, di kelas hanya ada papan tulis dan kapur.
8. Kebiasaan Menikmati Ceramah
Metode mengajar dengan ceramah adalah hal yang enak. Berbicara itu
memang nikmat. Inilah kebiasaan yang sulit di ubah. Seorang guru
cenderung mengulang cara guru-gurunya yang terdahulu. Mengajar
dengan mengandalkan verbal lebih mudah, tidak memerlukan persiapan
mengajar yang banyak, jadi lebih enak untuk guru, tetapi tidak enak untuk
murid. Hal yang harus dipertimbangkan dalam pembelajaran adalah
kepentingan murid yang belajar, bukan kepuasan guru semata. Belajar
dengan pendekatan terpusat kepada guru sudah mentradisi dalam kegiatan
pendidikan kita, oleh karena itu guru masih cenderung untuk berceramah
dan dibantu dengan alat bantu media seperti LCD dan komputer akan
menjadi lebih efektif.
9. Kurangnya Penghargaan dari Atasan
Kurangnya penghargaan dari atasan, mungkin adalah alasan yang masuk
akal. Sering terjadi bahwa guru yang mengajar dengan media
pembelajaran yang dipersiapkan secara baik, kurang mendapatkan
penghargaan dari pimpinan sekolah/pimpinan yayasan. Tidak adanya
reuard bagi guru sering menjadikan guru menjadi "malas". Selama ini,
tidak ada perbedaan perlakuan bagi guru yang menggunakan media
pembelajaran dengan guru yang mengajar dengan tidak menggunakan
media (metode ceramah/bicara saja). Sebetulnya bentuk penghargaan tidak
harus dalam bentuk materi, tetapi dapat dengan bentuk pujian atau bentuk
142
lainnya.Untuk mengatasi semua alasan tersebut hanya satu hal yang
diperlukan, yaitu perubahan sikap guru
143
KESIMPULAN
144
3. Sadiman, dkk. (1990) menyampaikan fungsi media (media pendidikan) secara
umum, sebagai berikut:
a. memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifatvisual:
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra, misal objek yang
terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan gambar,
slide, dan sebagainya. Peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat film, video, fota ataufilm bingkai;
c. meningkatkan kegairahan belajar, memungkinkan siswa belajar
sendiri berdasarkan minat dan kemampuannya, dan mengatasi sikap
pasif siswa; dan memberikan rangsangan yang sama, dapat
menyamakan pengalaman dan persepsi siswa terhadap isi pelajaran.
Sudjana dan Rivai (1992) mengemukakan beberapa manfaat media dalam
proses belajar siswa, yaitu:
a. dapat menumbuh- kan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan
lebih menarik perhatian mereka:
b. makna bahan pengajaran akan menjadi lebih jelas sehingga dapat
dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya penguasaan serta
pencapaian tujuan pengajaran:
c. metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata didasarkan
atas komunikasi verbal melalui kata-kata; dan
d. siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan belajar, tidak
hanya mendengarkan tetapi juga mengamati, mendemon- strasikan,
melakukan langsung, dan memerankan.
145
.
5. Kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam memilih media
pembelajaranyang baik di antaranya:
(1) tujuan pembelajaran;
(2) kesesuaian dengan materi;
(3) karakteristik siswa;
(4) gaya belajar siswa (auditif, visual, dan kinestetik);
(5) lingkungan, dan
(6) ketersediaan fasilitas pendukung.
146
SOAL PILIHAN GANDA
1. Sumber belajar adalah semua sumber seperti pesan, orang, bahan alat, teknik, dan
latar yang dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber untuk kegiatan belajar dan
dapat meningkatkan kualitas belajarnya pengertian tersebut dikemukakan oleh dan
tahun berapa.....
a. Jonassen, 2015
b. Cepi Riyana, 2002
c. Rudi Susilana 2018
d. Nana, S & Ahmad, 2013
e. Abdullah, 2012
2. Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi telah
menyebabkan perubahan pada segala hal ini dalam kehidupan contoh
perkembangan apa yang terjadi pada saat ini di kehidupan sehari-
hari....
a. e-mail dan e-banking
b. biaya pendidikan mahal
c. masih menggunakan media atk
d. transportasi sulit
e. pengiriman barang
147
4. Jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran adalah
a. Media audio
b. Media visual
c. Media audiobook
d. Media proyek
e. Media multimedia
5. Yang termasuk jenis media pembelajaran di bawah ini kecuali....
a. Media motorik
b. Media visual
c. Media audio
d. Media proyeksi diam
e. Media proyoksi gerak
6. Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi
manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat
dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan,
kependudukan, struktur pemerintahan, sebagai agama dan sistem nilai
merupakan jenis sumber belajar yang di kemukakan oleh....
a. Cepi Riyana, 2002
b. Rudi Susilana 2018
c. Nana, S & Ahmad, 2013
d. Abdullah, 2012
e. Sudjana (2007:212)
7. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan
media pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
adalah...
a. Guru perlu mempunyai pemahaman tentang media pembelajaran
b. guru hendaknya dapat menyiapkan tugas bagi siswa dalam membuat
media pembelajaran sederhana
c. guru harus mampu mengevaluasi hasil pembelajaran yang
menggunakan media pembelajaran
d. guru harus mampu menggunakan berbagai jenis media
e. Memilih media pembelajaran
148
8. Karakteristik atau ciri media pembelajaran yang di kemukakan oleh
(Arsyad,2002)Yang menggambarkan kemampuan media untuk
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu
peristiwa atau objekpengertian dari ciri...
a. Ciri Fisik
b. Ciri Manipulatif
c. Ciri Fiksatif
d. Ciri Distributor
e. Ciri distribusi
9. Berdasarkan ukurannya, media pembelajaran terbagi menjadi dua jenis yaitu...
a. media belajar dan media pembelajaran
b. media dua dimensi dan media tiga dimensi
c. media tunggal dan media ganda
d. Media satu dan media dua
e. Media abstrak dan media visual
10. Media yang menggunakan film, televisi, video (VCD, DVD,
VTR),komputer merupakan media pembelajaran...
a. Visual gerak
b. Audio
c. Visual diam
d. Visual
e. Motorik
149
KUNCI JAWABAN
1. A
2. A
3. A
4. A
5. A
6. E
7. D
8. C
9. B
10. A
150
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, S. N., & Rofiah, L. 2020. Pengembangan sumber dan media pembelajaran ips
untuk meningkatkan ecoliteracy peserta didik. JIPSINDO (Jurnal Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial Indonesia), 7(2), 136-161.
Ahmadi, Abu & Joko Tri Prasetyo. 2021. Strategi Belajar-Mengajar untuk Fakultas
Tarbiyah MKDK. Bandung Pustaka Setia.
Ani, C. 2019. Pengembangan media dan sumber belajar: Teori dan prosedur.
Arminah, S., Quraisy, H., & Rahman, S. A. 2023. Penerapan Pendekatan Inkuiri dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Inpres Malakaya Kabupaten
Gowa. Journal Innovation In Education, 1(3), 01-13.
151
Damadi. 2017.Pengembangan Model dan metode Pembelajaran dalam Dinamika
Belajar Siswa.Yogyakarta: Deepublish.
Edi Susrianto, I. P. 2022. Tantangan Pendidikan IPS Di Era Masyarakat Madani. Jurnal
Pendidikan Edukasi, 10(1), 38–53.
Farisi, M. 2012. Struktur Kompetensi Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar dan
Pengorganisasian Pengalaman Belajar Siswa. Jurnal Kependidikan
INTERAKSI, 7(3), 4-19.
Gunawan, R. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Alfabeta.
Hendarwati, E. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber
Belajar
Hadi, H. (2020). Penguatan Karakter Cinta Tanah Air Melalui Pembelajaran Geografi
Abad 21. GENTA MULIA, XI (2), 220–232.
Hamzah B. Uno & Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan, M., Milawati, M., Darodjat, D., Harahap, T. K., Tahrim, T., Anwari, A. M.,... &
Indra, I. (2021). Media pembelajaran.
Hasanah, U. 2018. Media Dan Sumber Belajar Ips Bagi Anak Usia Sd/Mi. IJTIMAIYA:
Journal of Social Science Teaching, 2(1).
152
Hasbullah. 2022. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Cet. IV. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Hermakori, Z., Yani, N. I., Levia, O., & Arfika. 2023 R. PERKEMBANGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN IPS SD/MI. Bengkulu
Isa, S. F. P., & Rustini, T. 2023. PENGARUH MEDIA PADA PEMBELAJARAN IPS
DI SD. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN, 8(1), 24-29.
Jumriani, J., Rahayu, R., Abbas, E. W., Mutiani, M., Handy, M. R. N., & Subiyakto, B.
(2021). Kontribusi Mata Pelajaran IPS untuk Penguatan Sikap Sosial pada Anak
Tunagrahita. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(6), 4651–4658.
https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i6.1536
Jumriani, Syaharuddin, Noorya Tasya Febrylia Witari Hadi, Mutiani Ersis Warmansyah
Abbas. 2021. Telaah Literatur; Komponen Kurikulum IPS di Sekolah Dasar
pada Kurikulum 2013. Jurnal Basicedu
Karsiwan, dkk. 2023. Sosialisasi Materi Kearifan Lokal Dalam Kurikulum Merdeka
Pada Mata Pelajaran IPS Bagi Guru di Kota Metro Lampung. Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat. 2 (1). 12-22.
153
pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran..Yogyakarta
Deepublish.
Mahanal, S. 2014. Peran Guru dalam Melahirkan Generasi Emas dengan Keterampilan
Abad 21. Seminar Nasional Pendidikan HMPS Pendidikan Biologi FKIP
Universitas Halu Oleo, September, 1–16.
https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP/article/download/2763/2191
Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. 2019. Manusia dan Kebudayaan
(Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya
dan Peradaban, Manusia dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 7(2), 154– 165. https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i2.1125
Mariyaningsih, Nining &Mistina Hidayati, Bukan Kelas Biasa Teori dan Praktik
Berbagai Modeldan Metode Pembelajaran Menerapkan Inovasi Pembelajaran di
Kelas-Kelas Inspiratif. Surakarta: Kekata Group.
Melalui Metode Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Siswa SDN 1 Sribit Delanggu Pada
Pelajaran IPS. Jurnal Pendidikan Vol.2, No.1.
Mustadi, A. 2020. Landasan pendidikan sekolah dasar (Vol. 174). UNY Press.
154
Nurhadi. 2005. Kurikulum 2004 dalam Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo.
Priyanto, W. 2016. Penerapan Multimedia Interaktif Berbasis Inkuiri
Terbimbing Dalam Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Vol.3.
Pernantah, P. S., Rizka, M., Ibrahim, B., & Syafiq, A. 2021. Integrasi Nilai Tradisi
Bara’an Melayu Bengkalis Sebagai Sumber Penguatan Karakter Dalam
Pembelajaran IPS. Indonesian Journal of Social Science Education (IJSSE),
3(2). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.29300/ijsse.v3i2.5939
Prasetyo, E. 2018. Internalisasi Nilai Karakter Membangun Modal Sosial. Jurnal Teori
Dan Praksis, 3(November 2015), hal 95-102.
Rahmad Hidayat, Bunyamin, & Elly Malihah. 2020. Pendidikan Resolusi Konflik
Melalui Pembelajaran Multikultural Pada Pendidikan Formal. BUANA ILMU,
5(1), 24–35. https://doi.org/10.36805/bi.v5i1.1212
Rosmalah, R. 2012. Hakikat dan tujuan pembelajaran IPS. Jurnal Humanis, 13(1), 42-
51.
Sanjaya, Wina. 2023. Pembelajaran dalam Implementasi KBK. Cet. I. Jakarta: Kencana.
Siska, Yulia. 2013. Konsep Dasar IPS. Yogyakarta. Penerbit Garudhawaca Susilowati
Eki. 2015. Sikap, Nilai dan Keterampilan Sosial (IPS).
155
Slameto. 2014. Rasional dan elemen perubahan kurikulum 2013. Scholaria, 4(3), 1–9.
Stimulus Positif Pembelajaran IPS Siswa Sekolah Dasar. Medan: Jurnal Kajian Ilmu
Pendidikan, 9(1), 80-88.
Sulfemi, Wahyu Bagja., & Yuliana, D. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan. Jurnal Rontal Keilmuan Pancasila dan Kewarganegaraan, (1),
17-30.
Susilo, A., & Wulansari, R. 2019. Kuliah Lapangan Sejarah Sebagai Penguatan
Pendidikan Karakter Mahasiswa STKIP PGRI Lubuklinggau. Criksetra: Jurnal
Pendidikan Sejarah, 8(2), 1-17.
Tricahyono, D., & Sariyatun, S. 2021. Tradisi Ulur-Ulur Ditinjau Dari Pendekatan
Konstrukstivisme Sebagai Upaya Penguatan Pendidikan Nilai Dalam
Pembelajaran IPS. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 7(1), 79.
https://doi.org/10.37905/aksara.7.1.79-88.2021
Utami, M. P., Santika, I. D., & Khoiriyah, B. 2023. Kurikulum Merdeka Dan
Pengembangan Modul Ipas Kontekstual Berbasis Inkuiri Untuk Membentuk
Nalar Kritis Siswa SD Fase B. Innovative: Journal Of Social Science Research,
156
3(3), 7532-7544
Wahdahnurulfah. 2016. Esensi Kurikulum IPS Tahun 2006 Kelas 1, 2, 3 yang Berkaitan
dengan Nilai dan Sikap serta Keterampilan, dengan Contohnya.
Wahyuni, D., Neng Ani, T. R., & Arifin, M. H. 2022. Analisis Nilai-Nilai Budaya Pada
Pembelajaran IPS Di Kelas 2 SD. HARMONY, 7(2), 32–39.
https://doi.org/https://doi.org/10.15294/harmony.v7i1.55990
Winkel. W.S. 2021. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Yogyakarta: FIP.
Sanata Dharma
157