Anda di halaman 1dari 2

ATURAN BERKENDARA

PONDOK PESANTREN ISLAM DARUSY SYAHADAH


(2 Shafar 1441 H / 2 Oktober 2019 M)

A. Ketentuan Umum
1. Berkendara merupakan wasilah untuk mempermudah pelaksanaan program dalam rangka meraih
efektifitas dan efisiensi pekerjaan hingga akhirnya memperoleh produktifitas.
2. Berkendara saat menjalankan tugas pesantren dianggap dinas, segala konsekuensinya ditanggung
pesantren, termasuk biaya operasional dan biaya tanggungan jika terjadi kecelakaan.
3. Berkendara yang dimaksud adalah penggunaan sarana transportasi baik manual-seperti sepeda
onthel, maupun bermesin sepeti sepeda motor, mobil dan lainnya.
4. Dalam aplikasinya penerapan berkendara, seluruh pemakai hendaknya menjaga kenyaman an dan
keselamatan bagi diri sendiri dan orang lain serta menjunjung tinggi adab-dan akhlak serta
kehormatan pesantren.

B. Ketentuan Khusus
Penggunaan sepeda motor dan atau mobil mengikuti tata atur yang berlaku di pesantren, diantaranya :
1. Kecepatan maksimal di dalam pesantren adalah maksimal 20 km/jam.
2. Kecepatan maksimal di area simo karang gede maksimal 60 km/jam.
3. Memperhatikan standar keamanan berkendara yang meliputi :
a. Penggunaan helm di wilayah yang layak dan mengharuskan pemakaian
b. Perawaatan kesehataan kendaraan saat pemakaian ; kondisi mesin, ban, lampu dll
c. Menguasai aturan main berkendaraan di jalan raya
d. Meningkatkan kemampaun dan skil berkendara
4. Jenis kendaraan (terutama sepeda motor) yang dipakai sesuai dengan kepatutan seorang pengasuh,
dari sisi jenis kendaraan, modifikasi bentuk dan pilihan aksesoris lainnya.
5. Meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor sangat diprioritaskan tidak menggunakan
kendaraan jika masih memungkinkan dengan jalan kaki .
6. Melakuan tegur sapa dengan siapaun yang ditemui di pesantren dengan cara yang paling
memungkinkan.
7. Jika berada di area pesantren, pengguna sepeda motor melepas helm atau membuka kaca penutup
helm, dan pengguna mobil membuka kaca mobil.
8. Jika berkendara dan bertemu dengan sekelompok santri yang sedang beracara resmi, maka
pengendara menunggu atau mencari jalan lain sehingga acara tidak terganggu dengan adanya
kendaraan yang lewat.
9. Kendaraan yang dimiliki pesantren semuanya harus ada identitas pesantren.
10. Rambu-rambu keamanan berkendara :
a. Guna meningkatkan kenyamanan berkendara dan tidak terganggunya pihak lain maka perlu
dibuatkan rambu-rambu dan banner bekaitan dengan hal tersebut ditempat-tempat strategis.
b. Semua pengendara diharuskan mematuhi rambu-rambu yang ada.
11. Perawatan kendaraan pesantren:
a. Sisakan bahan bakar setiap setelah digunakan dan hindari tangki kosong.
b. Servis sepeda motor dilakukan oleh bagian yang menggunakan kendaraan tersebut.
c. Servis mobil di lakukan oleh petugas khusus pesantren.
d. Biaya servis diambilkan dari anggaran perbagian.
e. Kendaraan pribadi yang digunakan untuk dinas mendapatkan subsidi perawatan dengan
ketentuan berdasarkan intensitas penggunaan, jumlah subsidi tergantung pengamatan di
lapangan.

1
12. Pinjam meminjam kendaraan
Dalam kondisi tertentu warga pesantren bisa menggunakan kendaraan pesantren dengan ketentuan :
1) Sepeda motor dipinjam untuk urusan pribadi jika tidak sedang digunakan oleh bagiannya atau
diperhitungkan kerja bagian masih bisa berjalan tanpa harus menggunakan kendaraan bagian
tersebut, diukur oleh ketua bagian.
2) Peminjam kendaraan motor untuk urusan pribadi mengganti bahan bakar sesuai jarak tempuh
yang ia habiskan atau dilebihkan.
3) Menjaga adab meminjam diantaranya ; benar-benar mendapat ijin atau sepengetahuan pemilik
atau bagiannya, baik sepeda motor, helm atau kelengkapan lainnya dan segera
mengembalikannya jika sudah selesai.
4) Mobil bisa digunakan untuk urusan pribadi dan kepesantrenan, dengan tata atur sebagai berikut :
a) Mobil untuk urusan kedinasan dengan prosedur menghubungi penanggung jawab untuk
memastikan waktu penggunaan dan pilihan kendaraan yang memungkinkan.
b) Untuk kegiatan dinas, sopir bisa menggunakan sopir resmi pesantren jika tidak berbenturan
dengan kedinasan lain yang lebih penting. Jika sopir resmi tidak memungkinkan maka
peminjam mencari sopir yang terekomendasikan.
c) Untuk urusan pribadi, warga mengajukan kepada penanggungjawab mobil, dan jika sudah
mendapatkanya, maka sopir dan bahan bakar sepenuhnya menjadi tanggungan peminjam.
d) Peminjam bertanggung jawab terhadap kendaraan yang dipinjam, baik untuk dinas maupun
non dinas.
5) Pemegang amanah kendaraan berlaku amanah terhadap kendaraannya baik dari sisi kebersihan,
keamanan, kenyamanan, kelengkapan, namun juga menjaga diri dari sifat keakuan berlebihan
terhadap kendaraan yang dikelolanya, jangan sampai terjadi pemisahan pribadi dan dinas tidak
jelas.
6) Pembagian Kendaraan Dinas
Kendaraan yang ada di pesantren merupakan inventaris pondok dengan pembagian kepada
bagian-bagian yang ada dengan mekanisme :
a. Bagian yang berkepentingan mengajukan
b. Pimpinan atau Yayasan menentukan jenis kendaraan
c. Antar bagian bisa saling menggunakan setelah memalui prosedur perizinan yang jelas.
13. Kecelakaan
a. Jika kecelakaan saat menjalankan tugas, maka semua konsekuensi karenanya ditanggung
pesantren.
b. Jika kecelakaan terjadi bukan saat menjalankan tugas pesantren maka pesantren memberikan
bantuan sesuai ketentuan dalam aturan kepegawaian.
14. Kerusakan / kehilangan
a. Jika kerusakan / kehilangan saat menjalankan tugas, maka semua konsekuensi karenanya
ditanggung pesantren.
b. Jika kerusakan / kehilangan terjadi bukan saat menjalankan tugas pesantren maka pesantren
tidak memiliki tanggungan karenanya.
15. Pengendara Usia Dini
Kepada para orang tua diminta untuk :
a. Bijak dalam mengizinkan anak menggunakan kendaraan bermotor.
b. Mengajari tata tertib berkendara dan sopan santun dalam pemakaiannya.
c. Mengenalkan aturan berkendara di pesantren.
d. Memberikan batasan yang jelas penggunaan kendaraan bermotor.
e. Tidak mengizinkan anak meminjamkan kendaraan kepada santri.
f. Waspada dengan efek negatif dengan berkendara pada usianya.

C. Lain-lain
Peraturan yang belum tercantum atau ada perubahan dan dipandang perlu Insya Allah akan disampaikan
menyusul.

Anda mungkin juga menyukai