Anda di halaman 1dari 12

Bab 3.

Ketidakpastian Pengukuran Tunggal

Pengukuran tunggal merupakan pengukuran yang hanya dilakukan


sekali saja. Pada pengukuran tunggal, nilai yang dijadikan pengganti nilai benar
(x0) adalah hasil pengukuran itu sendiri. Sedangkan ketidakpastiannya (Δx)
diperoleh dari setengah nilai skala terkecil (1/2 nst) instrumen/alat ukur yang
digunakan. Nilai skala terkecil (nst) alat ukur adalah dua garis skala yang
berdekatan pada alat ukur tersebut. Pada pengukuran tunggal, nilai
ketidakpastiannya (Δx) disebut ketidakpastian mutlak. Semakin kecil
ketidakpastian mutlak yang dicapai pada pengukuran tunggal, maka hasil
pengukurannya pun makin mendekati kebenaran. Nilai ketidakpastian tersebut
juga menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada laporan hasil
pengukuran. Bagaimana cara menentukan banyaknya angka pada pengukuran
tunggal?. Cara menentukan banyaknya angka yang boleh disertakan pada
pengukuran tunggal adalah dengan mencari ketidakpastian relatif pengukuran
tunggal tersebut. Ketidakpastian relatif (KR) dapat ditentukan dengan membagi
ketidakpastian pengukuran (∆x) dengan nilai satu kali pengukuran (x0) lalu dikali
100%. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
 x 
Ketidakpastian Relatif (KR) adalah KR =  100%
 x0 
Setelah mengetahui ketidakpastian relatifnya, dapat digunakan aturan
yang telah disepakati para ilmuwan untuk mencari banyaknya angka penting yang
boleh disertakan dalam laporan hasil pengukuran tunggal. Aturan banyaknya
angka yang dapat dilaporkan dalam pengukuran tunggal adalah sebagai berikut.
Aturan penulisan Angka Penting
KR = 100 % s.d 999,9 % maka 1 AP
KR = 10 % s.d 99,9 % maka 2 AP
KR = 1 % s.d 9,9 % maka 3 AP
KR = 0,1 % s.d 0,99 % maka 4 AP
KR = 0,01 % s.d 0,09 % maka 5 AP

A. Alat Ukur Dasar


Konsep pengukuran suatu besaran merupakan kegiatan membandingkan
besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan.
Pengukuran dikatakan akurat jika kesalahan sistematik kecil, dan pengukuran
dikatakan presisi jika kesalahan acak kecil. Untuk mengukur panjang suatu benda
dapat digunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pengunaan alat
ukur panjang harus disesuaikan dengan benda yang akan diukur.
Mistar :
Umumnya memiliki skala terkecil (skt) = 1 mm
Ketelitian pengukuran = ½ skala terkecil = 0,5 x 1 mm = 0,5 mm = 0,05 cm
Untuk satu kali pengukuran atau pengukuran tunggal, maka pelaporannya yaitu :
Misal hasil pengukuran dilaporkan = (8,30 ± 0,05) cm atau (83,0 ± 0,5) mm
Jangka Sorong :
Umumnya memiliki skala terkecil = 0,1 mm atau 0,05 mm
Ketelitian pengukuran = ½ skala terkecil = 0,5 x 0,1 mm = 0,05 mm
Ketelitian pengukuran = ½ skala terkecil = 0,5 x 0,5 mm = 0,025 mm

1
Misal, hasil pengukuran dilaporkan = (8,30 ± 0,05) mm
Misal. hasil pengukuran dilaporkan = (8,300 ± 0,025) mm
Contoh : Pengukuran suatu benda dengan jangka sorong (skt =
0,1 mm), memberikan pengukuran seperti gambar di
samping. Laporkan hasil pengukuran !!
= Nilai pengukuran = (31,0 + 0,9) mm = 31,9 mm
= Laporan hasil pengukuran = (31,90± 0,05) mm
Mikrometer Sekrup :
Umumnya memiliki skala terkecil = 0,01 mm
Ketelitian pengukuran = ½ skala terkecil = 0,5 x 0,01 mm = 0,005 mm
Misal, hasil pengukuran = (8,5 + 0,01x14) mm = 8,64 mm
maka, Laporan hasil pengukuran = (8,640 ± 0,005) mm

Misalkan : panjang sebuah benda diukur sekali (tunggal) menggunakan mistar.


Bagamana menuliskan laporan hasil pengukuran tunggal tersebut menggunakan
nilai skala terkecil dari alat ukur.
Pada gambar 2.1 di bawah panjang ujung benda terlihat pada tanda 1,2
cm lebih sedikit. Berapa nilai lebihnya? Ingat, skala terkecil mistar adalah 0,1 cm.
Telah disepakati bahwa ketidakpastian pada pengukuran tunggal merupakan
setengah skala terkecil alat. Jadi, ketidakpastian pada pengukuran tersebut adalah
sebagai berikut.
0 1 mistar
0,1 cm

Gambar 3.1 Panjang suatu benda yang diukur dengan


menggunakan mistar
Alat ukur mistar (nst = 0,1 cm atau nst = 1 mm)
x0 = 1, 2 cm
1 1
x = nst atau x = ( 0,1) = 0, 05 cm
2 2
Laporan
x = x0  x = (1, 2  0, 05) cm
 x   0, 05   5 
KR =  100% =   100% =   = 4, 2% atau ada 3 AP
 x0   1, 2   1, 2 
x = (1, 20  0, 05) cm
0 1 mistar
0,1 cm

Alat ukur mistar (nst = 0,1 cm)


1 1
x0 = 0,8 cm maka x = nst atau x = ( 0,1) = 0, 05 cm
2 2

2
Laporan
x = x0  x = ( 0,8  0, 05) cm
 x   0, 05   50 
KR =  100% =   100% =   = 6, 25% atau ada 3 AP
 x0   0,8   8 
x = ( 0,800  0, 050 ) cm atau x = (8, 00  0,50 ) .10−1 cm
Penggunaan nst 0,1 cm pada penulisan Laporan yang dimulai dengan angka nol,
kurang baik dari segi tampilan, maka laporan dapat ditulis memakai pangkat.

misal mistar memiliki skala terkecil (skt) = 0,1 cm.


Ketidakpastian pengukuran Δx = ½ skala terkecil = 0,5 x 0,1 cm = 0,05 cm
Misal satu pengukuran tunggal x0 = 8,3 cm
 x   0, 05 
KR =  100% =  100% = 0, 6% terdapat 4 AP
 x0   8,3 
Untuk satu kali pengukuran atau pengukuran tunggal, maka pelaporannya yaitu :
Maka hasil pengukuran dilaporkan = (8,300 ± 0,050) cm
Atau
Umumnya mistar memiliki skala terkecil (skt) = 0,1 cm.
Ketidakpastian pengukuran Δx = ½ skala terkecil = 0,5 x 0,1 cm = 0,05 cm
Misal satu pengukuran tunggal x0 = 83,0 cm
 x   0, 05 
KR =  100% =  100% = 0, 06% terdapat 5 AP
 x0   83, 0 
Untuk satu kali pengukuran atau pengukuran tunggal, maka pelaporannya yaitu :
Maka hasil pengukuran dilaporkan = (83,000 ± 0,050) cm
Atau
Mistar memiliki skala terkecil (skt) = 1 mm.
Ketidakpastian pengukuran Δx = ½ skala terkecil = 0,5 x 1 mm = 0,5 mm
Misal satu pengukuran tunggal x0 = 83 mm
 x   0,5 
KR =  100% =  100% = 0, 6% terdapat 4 AP
 x0   83 
Untuk satu kali pengukuran atau pengukuran tunggal, maka pelaporannya yaitu :
Maka hasil pengukuran dilaporkan = (83,00 ± 0,50) mm
Atau dengan cara Lain
Alat ukur mistar (nst = 1 mm)
x0 = 8 mm
1 1
x = nst atau x = (1) = 0,5 mm
2 2
Laporan
x = x0  x = (8  0,5) mm
 x   0,5   50 
KR =  100% =  100% =   = 6, 25% atau ada 3 AP
 x0   8   8 
x = (8, 00  0,50 ) mm

3
Penggunaan nst 1 mm pada penulisan Laporan terlihat lebih baik, karena dimulai
dengan bukan angka nol.
Arti dari laporan pengukuran tersebut adalah kita tidak tahu nilai x
(panjang benda) yang sebenarnya. Namun, setelah dilakukan pengukuran
sebanyak satu kali kita mendapatkan nilai 8 mm lebih sedikit atau antara 7,5 mm
sampai 8,5 cm. Secara statistik ini berarti ada jaminan 100% bahwa panjang
benda terdapat pada selang 7,5 mm sampai 8,5 cm atau (7,5 ≤ x ≤ 8,5) mm.
Pengunaan alat ukur panjang harus disesuaikan dengan benda yang akan diukur
dan penentuan ketidakpastian pengukuran dapat menggunakan nilai skala terkecil
alat. Setiap pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian dan penentuan jumlah
Angka Penting (AP) pengukuran dapat memgunakan Kesalahan Relatif (KR).

Alat ukur jangka sorong (nst = 0,01 cm atau nst = 0,1 mm)

Karena tidak terdapat tulisan satuan pada skala mistar, maka perhitungan dengan
menggunakan skala mm dulu.
x0 = 1,36 mm
1 1
x = nst atau x = ( 0,1) = 0, 05 mm
2 2
Laporan
x = x0  x = (1,36  0, 05) mm
 x   0, 05   5 
KR =  100% =   100% =   = 3, 7% atau ada 3 AP
 0
x  1,36   1,36 
x = (1,36  0, 05) mm
Penggunaan skala mm pada perhitungan di atas ternyata tidak sesuai, karena nst
jangka sorong 0,1 mm yang terdapat 1 angka di belakang koma dan hasil x0 =
1,36 mm terdapat 2 angka di belakang koma, ini suatu yang mustahil, karena nst
nya hanya 1 angka di belakang koma.
Perhitungan dengan menggunakan skala cm
x0 = 1,36 cm
1 1
x = nst atau x = ( 0, 01) = 0, 005 cm
2 2
Laporan
x = x0  x = (1,36  0, 005) cm
 x   0, 005   0,5 
KR =  100% =   100% =   = 0,37% atau ada 4 AP
 x0   1,36   1,36 
x = (1,360  0, 005) cm = (13, 60  0, 05) mm
Penggunaan skala cm pada perhitungan di atas ternyata sesuai, karena nst jangka
sorong 0,01 cm yang terdapat 2 angka di belakang koma dan hasil x0 = 1,36 cm
terdapat 2 angka di belakang koma.
4
Contoh:
Alat ukur jangka sorong
x0 = 3,19 mm atau x0 = 3,19 cm (mana yang benar ?)
1 1
x = nst atau x = ( 0, 01) = 0, 005 cm
2 2
 x   0, 005   0,5 
KR =  100% =   100% =   = 0,12% atau ada 4 AP
 0
x  3,19   3,19 
Laporan
x = x0  x = ( 3,190  0, 005) cm
Contoh:
Alat ukur jangka sorong
misal x0 = 31,90 cm
1 1
x = nst atau x = ( 0, 01) = 0, 005 cm
2 2
 x   0, 005   0,5 
KR =  100% =   100% =   = 0, 012% atau ada 5 AP
 x0   31,9   31,9 
Laporan
x = x0  x = ( 31,900  0, 005 ) cm
Contoh:
Alat ukur micrometer skrup (nst = 0,01 mm)
x0 = 4, 62 mm
1 1
x = nst atau x = ( 0, 01) = 0, 005 mm
2 2
Laporan
x = x0  x = ( 4, 62  0, 005) mm
 x   0, 005   0,5 
KR =  100% =   100% =   = 0,11% atau ada 4 AP
 x0   4, 62   4, 62 
x = ( 4, 620  0, 005) mm
Contoh:
Mikrometer Sekrup memiliki skala terkecil = 0,01 mm
Ketidakpastian pengukuran = ½ skala terkecil = 0,5 x 0,01 mm = 0,005 mm
1 1
x = nst = ( 0, 01) = 0, 005
2 2
Misal, hasil pengukuran = (12,5 + 0,01x25) mm = 12,75 mm
x0 = 12, 75 mm
 x   0, 005   0,5 
KR =  100% =   100% =   = 0, 04% atau ada 5 AP
 x0   12, 75   12, 75 
maka, Laporan hasil pengukuran = (12,750 ± 0,005) mm

5
Dari ketiga alat ukur di atas terlihat bahwa semakin kecil nilai nst alat ukur, maka
ketelitian alat ukur tersebut semakin tinggi. Semakin tinggi ketelitian suatu alat
ukur, maka semakin besar resolusi (daya beda) alat ukur tersebut.
Contoh soal :
01. Hasil pengukuran tebal kertas dengan mikrometer sekrup dari data di bawah
ini yang tepat adalah …cm
A. 4,1 B. 4,110 C. 4,11 D. 4,10 E. 4
02. Pengukuran suatu benda dengan jangka sorong,
memberikan pengukuran seperti gambar di
samping. Hasil pengukurannya adalah …. cm
A. 1,36 C. 1,34 E. 1,32
B. 1,20 D. 1,19
03. Pengukuran suatu benda dengan mikrometer
sekrup, memberikan pengukuran seperti gambar
di samping. Hasil pengukurannya adalah….mm
A. 4,45 C. 4,46 E. 4,96
B. 4,20 D. 4,19
04. Pengukuran suatu benda dengan mikrometer
sekrup, memberikan pengukuran seperti gambar
di samping. Hasil pengukurannya adalah….mm
A. 2,50 C. 4,20 E. 4,04
B. 4,12 D. 4,62

B. Ketidakpastian pengukuran pada fungsi satu perubah (satu variabel)


Pengukuran tunggal secara tidak langsung, dapat menggunakan
persamaan dengan fungsi perubah untuk menghitung hasil akhir pengukuran.
Untuk fungsi satu perubah dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
dz
z = x
dx
dy n −1 n −1 y nax n −1x nyx
1. y = ax ,
n
= nax , y = nax x , = n
, y =
dx y ax x
dy 1 x y x x
2. y = ln x , = , y = , = , y =
dx x x y x ln x x
dy  y e x
x
3. y = ex , = e x , y = e x x , = x , y = yx
dx y e
dy y cos xx yx
4. y = sin x , = cos x , y = cos xx , = , y =
dx y sin x tan x
= 2 x + 6 x 2 , y = ( 2 x + 6 x 2 ) x ,
dy
5. y = x 2 + 2 x3 ,
dx
y ( + ) x , y = ( 2 + 6 x ) yx
2
2 x 6 x
=
y x 2 + 2 x3 ( x + 2x2 )
dx 10log e 1 1 1
6. y = log x , x = 10 y , = = = =
dy x ( e log10 ) x ( ln10 ) x x ln10
x y x yx
y = , = , y =
x ln10 y log x ( x ln10 ) x log x ln10

6
Misal luas bujur sangkar adalah A = x 2 , maka untuk menentukan nilai
ketidakpastian A
dA dA A 2 xx 2Ax
= 2 x dan A = x = 2 xx atau = 2 maka A =
dx dx A x x
Contoh :
Diameter kawat silinder didapati d = (2,00 ± 0,05) mm. Berapakah ketidakpastian
pada luas penampangnya ?
Jawab :
Ketidakpastian pengukuran tunggal pada fungsi 1 variabel
 d 2 dA 2 d dA 2 d d
A= , = , A = d = d = d
4 dd 4 dd 4 2
A d 2d A d 0, 05
= d = maka =2 =2 = 0, 05
A d 
2
d A d 2, 00
2 
 4 
 A 
KR =  100% = ( 0, 05 )100% = 5% ada 3 angka penting
 A 
 (2)2
A= =  = 3,1419 dan A = 0, 05 xA = 0, 05 x3,1416 = 0,15708
4
Penulisan luas penampang yaitu
A = (3,14 ± 0,16) mm2

Contoh : pengukuran menggunakan mistar pada bangun bujur sangkar


diperoleh panjang salah satu sisinya yaitu : x = x0  x = ( 6, 40  0, 05) cm .
Hitung luas bujur sangkar tersebut ?
Jawab:
Ketidakpastian pengukuran tunggal pada fungsi 1 variabel
A0 = x 2
dA dA A 2 xx 2x
= 2 x , A = x = 2 xx , = 2 =
dx dx A x x
A x  0, 05   0,1 
=2 = 2 =  = 0, 015625
A0 x  6, 40   6, 4 
A0 = x 2 = ( 6, 4 ) = 40,96
2

A = 0, 015625A0 = ( 0, 015625)( 40,96 ) = 0, 64


A = A0  A = ( 40,96  0, 64 ) cm2
 A 
KR =  100% = ( 0, 015625 )100% = 1,56% atau ada 3 AP
 A0 
A = ( 41, 0  0, 6 ) cm 2

7
Contoh : pengukuran menggunakan mistar pada bangun kubus diperoleh
panjang salah satu sisinya yaitu : x = x0  x = (1, 20  0, 05) cm . Hitung
volume kubus tersebut ?
Jawab:
Ketidakpastian pengukuran tunggal pada fungsi 1 variabel
V = x3
dV dV V 3 x 2 x 3x
= 3x 2 dan V = x = 3 x 2 x , dan = =
dx dx V x3 x
V x  0, 05   0,15 
=3 = 3 =  = 0,125
V0 x  1, 20   1, 2 
V0 = x3 = (1, 2 ) = 1, 728 cm3
3

V = 0,125V0 = ( 0,125)(1, 728) = 0, 216 cm3


V = V0  V = (1, 728  0, 216 ) cm3 ini Laporan sementara
 V 
KR =  100% = ( 0,125 )100% = 12,5% atau ada 2 AP
 V0 
V = V0  V = (1, 7  0, 2 ) cm3

C. Ketidakpastian pengukuran pada fungsi dua perubah atau lebih


Ketidakpastian pengukuran secara tidak langsung pada suatu fungsi
yang mempunyai dua variabel atau lebih pada pengukuran tunggal adalah
sebagai berikut :
z z z
z =  xi atau z = x + y dengan i = 1, 2, 3, ...
xi x y
dengan Δx dan Δy berupa ½ nilai sekala terkecil ( ½ nst ) alat ukur
Contoh :
a. z = 2 x + y
z z z z
= 2 dan = 1 dan z = x + y maka z = 2x + y
x y x y
z 2x + y
atau =
z 2x + y
b. z = 2 x − y 2

z z
= 2 dan = 2 y maka z = 2x + 2 yy
x y
z 2x + 2 yy
atau =
z 2x − y2
c. z = 2 x m y n
z z
= 2mx m −1 y n dan = 2nx m y n −1 ,
x y

8
z z
z = x + y maka z = 2mx m −1 y n x + 2nx m y n −1y
x y
z 2mx m−1 y n x + 2nx m y n−1y 2mx m−1 y n x 2nx m y n −1y
dan = = + atau
z 2xm y n 2xm y n 2xm y n
z mx m y n x nx m y n y z mx ny
= m n
+ m n maka = +
z x.x y x y .y z x y
d. volume tabung, V =  r t tentukan V = ?
2

V V
V = r + t
r t
V V
= 2 rt dan =  r 2 maka V = 2 rt r +  r 2 t
r t
V 2 rt r  r 2 t 2r t
atau = + = +
V0  r 2t  r 2t r0 t0
Contoh : pengukuran menggunakan mistar pada bangun tabung diperoleh
jejari r yaitu : r = r0  r = ( 2, 00  0, 05) cm dan tinggi tabung t yaitu
t = t0  t = ( 2,50  0, 05) cm . Hitung volume tabung tersebut ?
Jawab:
Ketidakpastian pengukuran tunggal pada fungsi 2 variabel
V =  r 2t
V V
= 2 rt dan =  r2
r t
V V
V = r + t maka V = 2 rt r +  r 2 t
r t
V 2 rt r  r 2 t
= +
V  r 2t  r 2t
V 2r t
= +
V r t
r = r0  r = ( 2, 00  0, 05) cm dan t = t0  t = ( 2,50  0, 05) cm
V 2r t  0, 05   0, 05 
= + = 2 +  = 0, 05 + 0, 02 = 0, 07
V0 r t  2, 00   2,50 
V
= 0, 07
V0
 V 
KR =  100% = ( 0, 07 )100% = 7% ada 3 AP
 V0 
V0 =  r 2t = ( 3,14 )( 2 ) ( 2,5 ) = 31, 4 cm3
2

V = 0, 07V0 = 0, 07 ( 31, 4 ) = 2,198 cm3


Laporan
V = V0  V = ( 31, 4  2, 2 ) cm3 = ( 3,14  0, 22 ) .101 cm3

9
Contoh :
1
Persamaan gerak GLBB s = at 2 dengan v0 = 0 m/s tentukan nilai a dari
2
pengukuran tunggal s = s0  s = (10, 00  0, 05) cm menggunakan meteran
dengan nst 0,1 cm dan t = t0  t = ( 2, 0  0,5) s menggunakan stopwatch
dengan nst 1 s.
Jawab :
2s
a 0 = 20
t0
a a
= ..... , = .....
s t
a a
a = s + t
s t
a  a 
= ...... dan KR =  100% = ........ ada …. AP
a0  a0 
2s
a 0 = 20 = ....... dan a = (....)a0 = ......
t0
Laporan : a = (a0  a) cm/s2 = (...  ...) cm/s2

Contoh :
Menghitung percepatan gravitasi bumi (g)
 F = ma , gaya pemulih F = −mg sin 
−mg sin  = ma atau − g sin  = a …….. (3.1)
d
dengan s = L , v = L = L , dan
dt
d d 2
a = L = L = L 2 , maka persamaan (3.1)
dt dt
d 2
menjadi − g sin  = L 2 atau
dt
d2
L 2 + g sin  = 0
dt
dengan sudut kecil, melalui deret
3 5 7
sin  =  − + − + , maka sin   
3! 5! 7!
d 2 g g d 2
2
+  = 0 dengan  = atau 2 +  2 = 0 ………… (3.2)
2

dt L L dt
Persamaan (3.2) ini adalah bentuk persamaan getaran, sehingga solusinya dapat
ditulis dalam bentuk
x = A sin t

10
dx
v= = A cos t
dt
dv
a= = − A 2 sin t atau a = − 2 ( A sin t ) = − 2 x
dt
atau a = − 2 x ……………………………………………….….. (3.3)
dari gambar di atas terlihat bahwa ketika  = sudut kecil , maka x  s dan
x
sin  = sehingga dari persamaan (3.1) dan (3.3) − g sin  = a menjadi
L
x x g g
− g = a atau − g = − 2 x dan x =  2 x maka didapat  2 =
L L L L
(nilai ω2 ini sama dengan persamaan getaran (3.2) tersebut di atas)
2  2  g 4 2
2
g
= dan   = atau =
T  T  L L T2
Sehingga persamaan percepatan gravitasi bumi yaitu
4 2 L
g= ………………………………………………..….. (3.4)
T2
persamaan ini untuk menentukan nilai g secara eksperimen
Percepatan gravitasi juga dapat ditentukan secara teori lewat persamaan
berikut :
Mm
F = G 2 atau W = mg dengan F = W
R
Mm M
mg = G 2 maka g = G 2 (dari inti sampai ke titik Lokasi pengukuran)
R R
GM GM
g= atau g t = ……………………………………. (3.5)
( r+h ) ( r+h )
2 2

gt = percepatam gravitasi secara teori


G = konstantanta gravitasi umum,
M = massa bumi
r = jejari bumi dari inti bumi ke permukaan laut
h = ketinggian benda dari permukaan laut (didapat melalui accurate
altimeter sebagai aplikasi yang dapat didpwnload lewat Playstore)

gt =
( 6, 674.10−11 Nm2 / kg )( 5,97219.1024 kg )
= ................
( 6,3781.106 + 109) m2
2

Misal : ketinggian kota Surakarta h = 109 m dari permukaan laut dan jari-jari
bumi di daerah khatulistiwa rata-rata, r = 6,3781.106 m
(https://id.wikipedia.org/wiki/Bumi)
maka Kesalahan Mutlak (KM) antara hasil pengukuran secara eksperimen
dan perhitungan secara teori yaitu :
 g −g 
KM =  t 100% = ......
 gt 
Contoh :
L diukur 1 kali menggunakan meteran dengan nst = 0,1 cm,
T diukur 1 kali menggunakan stopwatch analog dengan nst = 0,1 s
11
nilai T didapat dengan pengukuran n getaran bandul selama waktu t
t
T=
n
Nilai ketidakpastian pengukuran tunggal yaitu
nst nst
L = = ..... dan T = = .....
2 2
Pengukuran satu kali yaitu
L0 = ......... dan T0 = .........
Kesalahan relatif pengukuran
 L   T 
KR =  100% dengan … AP dan KR =  100% dengan … AP
 L0   T0 
Penulisan laporan pengukuran yaitu
L = ( L0  L ) = ........
T = (T0  T ) = ........
Penentuan percepatan gravitasi bumi dari persamaan (3.4)
4 2 L0
g0 =
T02
g 4 2 1  4 2 L0  g 8 2 L0 2  4 2 L0 
= 2 =   dan = − = −  
L0 T0 L0  T02  T0 T03 T0  T02 
g g 1  4 2 L0  2  4 2 L0 
g = L + T =   L +   T
L T L0  T02  T0  T02 
1  4 2 L0  2  4 2 L0 
  L +   T
g L0  T02  T0  T02  1 2
= = L + T
g0  4 L0 
2
L0 T0
 2 
 T0 
g L T
= +2
g0 L0 T0 θ
L = ( L0  L ) = ........
L
T = (T0  T ) = ........
g L T ..... .....
= +2 = +2 = .....
g0 L0 T0 ..... ..... x
Ketidakpastian Relatif (KR) s
 g 
KR =  100% = ........% ada ….. AP mg sin θ
mg cos θ
 0
g mg
Ketidakpastian percepatan gravitasi
g = (.....) g0
Penulisan laporan percepatan gravitasi bumi
g = g 0  g =

12

Anda mungkin juga menyukai