1
Misal, hasil pengukuran dilaporkan = (8,30 ± 0,05) mm
Misal. hasil pengukuran dilaporkan = (8,300 ± 0,025) mm
Contoh : Pengukuran suatu benda dengan jangka sorong (skt =
0,1 mm), memberikan pengukuran seperti gambar di
samping. Laporkan hasil pengukuran !!
= Nilai pengukuran = (31,0 + 0,9) mm = 31,9 mm
= Laporan hasil pengukuran = (31,90± 0,05) mm
Mikrometer Sekrup :
Umumnya memiliki skala terkecil = 0,01 mm
Ketelitian pengukuran = ½ skala terkecil = 0,5 x 0,01 mm = 0,005 mm
Misal, hasil pengukuran = (8,5 + 0,01x14) mm = 8,64 mm
maka, Laporan hasil pengukuran = (8,640 ± 0,005) mm
2
Laporan
x = x0 x = ( 0,8 0, 05) cm
x 0, 05 50
KR = 100% = 100% = = 6, 25% atau ada 3 AP
x0 0,8 8
x = ( 0,800 0, 050 ) cm atau x = (8, 00 0,50 ) .10−1 cm
Penggunaan nst 0,1 cm pada penulisan Laporan yang dimulai dengan angka nol,
kurang baik dari segi tampilan, maka laporan dapat ditulis memakai pangkat.
3
Penggunaan nst 1 mm pada penulisan Laporan terlihat lebih baik, karena dimulai
dengan bukan angka nol.
Arti dari laporan pengukuran tersebut adalah kita tidak tahu nilai x
(panjang benda) yang sebenarnya. Namun, setelah dilakukan pengukuran
sebanyak satu kali kita mendapatkan nilai 8 mm lebih sedikit atau antara 7,5 mm
sampai 8,5 cm. Secara statistik ini berarti ada jaminan 100% bahwa panjang
benda terdapat pada selang 7,5 mm sampai 8,5 cm atau (7,5 ≤ x ≤ 8,5) mm.
Pengunaan alat ukur panjang harus disesuaikan dengan benda yang akan diukur
dan penentuan ketidakpastian pengukuran dapat menggunakan nilai skala terkecil
alat. Setiap pengukuran selalu dihinggapi ketidakpastian dan penentuan jumlah
Angka Penting (AP) pengukuran dapat memgunakan Kesalahan Relatif (KR).
Alat ukur jangka sorong (nst = 0,01 cm atau nst = 0,1 mm)
Karena tidak terdapat tulisan satuan pada skala mistar, maka perhitungan dengan
menggunakan skala mm dulu.
x0 = 1,36 mm
1 1
x = nst atau x = ( 0,1) = 0, 05 mm
2 2
Laporan
x = x0 x = (1,36 0, 05) mm
x 0, 05 5
KR = 100% = 100% = = 3, 7% atau ada 3 AP
0
x 1,36 1,36
x = (1,36 0, 05) mm
Penggunaan skala mm pada perhitungan di atas ternyata tidak sesuai, karena nst
jangka sorong 0,1 mm yang terdapat 1 angka di belakang koma dan hasil x0 =
1,36 mm terdapat 2 angka di belakang koma, ini suatu yang mustahil, karena nst
nya hanya 1 angka di belakang koma.
Perhitungan dengan menggunakan skala cm
x0 = 1,36 cm
1 1
x = nst atau x = ( 0, 01) = 0, 005 cm
2 2
Laporan
x = x0 x = (1,36 0, 005) cm
x 0, 005 0,5
KR = 100% = 100% = = 0,37% atau ada 4 AP
x0 1,36 1,36
x = (1,360 0, 005) cm = (13, 60 0, 05) mm
Penggunaan skala cm pada perhitungan di atas ternyata sesuai, karena nst jangka
sorong 0,01 cm yang terdapat 2 angka di belakang koma dan hasil x0 = 1,36 cm
terdapat 2 angka di belakang koma.
4
Contoh:
Alat ukur jangka sorong
x0 = 3,19 mm atau x0 = 3,19 cm (mana yang benar ?)
1 1
x = nst atau x = ( 0, 01) = 0, 005 cm
2 2
x 0, 005 0,5
KR = 100% = 100% = = 0,12% atau ada 4 AP
0
x 3,19 3,19
Laporan
x = x0 x = ( 3,190 0, 005) cm
Contoh:
Alat ukur jangka sorong
misal x0 = 31,90 cm
1 1
x = nst atau x = ( 0, 01) = 0, 005 cm
2 2
x 0, 005 0,5
KR = 100% = 100% = = 0, 012% atau ada 5 AP
x0 31,9 31,9
Laporan
x = x0 x = ( 31,900 0, 005 ) cm
Contoh:
Alat ukur micrometer skrup (nst = 0,01 mm)
x0 = 4, 62 mm
1 1
x = nst atau x = ( 0, 01) = 0, 005 mm
2 2
Laporan
x = x0 x = ( 4, 62 0, 005) mm
x 0, 005 0,5
KR = 100% = 100% = = 0,11% atau ada 4 AP
x0 4, 62 4, 62
x = ( 4, 620 0, 005) mm
Contoh:
Mikrometer Sekrup memiliki skala terkecil = 0,01 mm
Ketidakpastian pengukuran = ½ skala terkecil = 0,5 x 0,01 mm = 0,005 mm
1 1
x = nst = ( 0, 01) = 0, 005
2 2
Misal, hasil pengukuran = (12,5 + 0,01x25) mm = 12,75 mm
x0 = 12, 75 mm
x 0, 005 0,5
KR = 100% = 100% = = 0, 04% atau ada 5 AP
x0 12, 75 12, 75
maka, Laporan hasil pengukuran = (12,750 ± 0,005) mm
5
Dari ketiga alat ukur di atas terlihat bahwa semakin kecil nilai nst alat ukur, maka
ketelitian alat ukur tersebut semakin tinggi. Semakin tinggi ketelitian suatu alat
ukur, maka semakin besar resolusi (daya beda) alat ukur tersebut.
Contoh soal :
01. Hasil pengukuran tebal kertas dengan mikrometer sekrup dari data di bawah
ini yang tepat adalah …cm
A. 4,1 B. 4,110 C. 4,11 D. 4,10 E. 4
02. Pengukuran suatu benda dengan jangka sorong,
memberikan pengukuran seperti gambar di
samping. Hasil pengukurannya adalah …. cm
A. 1,36 C. 1,34 E. 1,32
B. 1,20 D. 1,19
03. Pengukuran suatu benda dengan mikrometer
sekrup, memberikan pengukuran seperti gambar
di samping. Hasil pengukurannya adalah….mm
A. 4,45 C. 4,46 E. 4,96
B. 4,20 D. 4,19
04. Pengukuran suatu benda dengan mikrometer
sekrup, memberikan pengukuran seperti gambar
di samping. Hasil pengukurannya adalah….mm
A. 2,50 C. 4,20 E. 4,04
B. 4,12 D. 4,62
6
Misal luas bujur sangkar adalah A = x 2 , maka untuk menentukan nilai
ketidakpastian A
dA dA A 2 xx 2Ax
= 2 x dan A = x = 2 xx atau = 2 maka A =
dx dx A x x
Contoh :
Diameter kawat silinder didapati d = (2,00 ± 0,05) mm. Berapakah ketidakpastian
pada luas penampangnya ?
Jawab :
Ketidakpastian pengukuran tunggal pada fungsi 1 variabel
d 2 dA 2 d dA 2 d d
A= , = , A = d = d = d
4 dd 4 dd 4 2
A d 2d A d 0, 05
= d = maka =2 =2 = 0, 05
A d
2
d A d 2, 00
2
4
A
KR = 100% = ( 0, 05 )100% = 5% ada 3 angka penting
A
(2)2
A= = = 3,1419 dan A = 0, 05 xA = 0, 05 x3,1416 = 0,15708
4
Penulisan luas penampang yaitu
A = (3,14 ± 0,16) mm2
7
Contoh : pengukuran menggunakan mistar pada bangun kubus diperoleh
panjang salah satu sisinya yaitu : x = x0 x = (1, 20 0, 05) cm . Hitung
volume kubus tersebut ?
Jawab:
Ketidakpastian pengukuran tunggal pada fungsi 1 variabel
V = x3
dV dV V 3 x 2 x 3x
= 3x 2 dan V = x = 3 x 2 x , dan = =
dx dx V x3 x
V x 0, 05 0,15
=3 = 3 = = 0,125
V0 x 1, 20 1, 2
V0 = x3 = (1, 2 ) = 1, 728 cm3
3
z z
= 2 dan = 2 y maka z = 2x + 2 yy
x y
z 2x + 2 yy
atau =
z 2x − y2
c. z = 2 x m y n
z z
= 2mx m −1 y n dan = 2nx m y n −1 ,
x y
8
z z
z = x + y maka z = 2mx m −1 y n x + 2nx m y n −1y
x y
z 2mx m−1 y n x + 2nx m y n−1y 2mx m−1 y n x 2nx m y n −1y
dan = = + atau
z 2xm y n 2xm y n 2xm y n
z mx m y n x nx m y n y z mx ny
= m n
+ m n maka = +
z x.x y x y .y z x y
d. volume tabung, V = r t tentukan V = ?
2
V V
V = r + t
r t
V V
= 2 rt dan = r 2 maka V = 2 rt r + r 2 t
r t
V 2 rt r r 2 t 2r t
atau = + = +
V0 r 2t r 2t r0 t0
Contoh : pengukuran menggunakan mistar pada bangun tabung diperoleh
jejari r yaitu : r = r0 r = ( 2, 00 0, 05) cm dan tinggi tabung t yaitu
t = t0 t = ( 2,50 0, 05) cm . Hitung volume tabung tersebut ?
Jawab:
Ketidakpastian pengukuran tunggal pada fungsi 2 variabel
V = r 2t
V V
= 2 rt dan = r2
r t
V V
V = r + t maka V = 2 rt r + r 2 t
r t
V 2 rt r r 2 t
= +
V r 2t r 2t
V 2r t
= +
V r t
r = r0 r = ( 2, 00 0, 05) cm dan t = t0 t = ( 2,50 0, 05) cm
V 2r t 0, 05 0, 05
= + = 2 + = 0, 05 + 0, 02 = 0, 07
V0 r t 2, 00 2,50
V
= 0, 07
V0
V
KR = 100% = ( 0, 07 )100% = 7% ada 3 AP
V0
V0 = r 2t = ( 3,14 )( 2 ) ( 2,5 ) = 31, 4 cm3
2
9
Contoh :
1
Persamaan gerak GLBB s = at 2 dengan v0 = 0 m/s tentukan nilai a dari
2
pengukuran tunggal s = s0 s = (10, 00 0, 05) cm menggunakan meteran
dengan nst 0,1 cm dan t = t0 t = ( 2, 0 0,5) s menggunakan stopwatch
dengan nst 1 s.
Jawab :
2s
a 0 = 20
t0
a a
= ..... , = .....
s t
a a
a = s + t
s t
a a
= ...... dan KR = 100% = ........ ada …. AP
a0 a0
2s
a 0 = 20 = ....... dan a = (....)a0 = ......
t0
Laporan : a = (a0 a) cm/s2 = (... ...) cm/s2
Contoh :
Menghitung percepatan gravitasi bumi (g)
F = ma , gaya pemulih F = −mg sin
−mg sin = ma atau − g sin = a …….. (3.1)
d
dengan s = L , v = L = L , dan
dt
d d 2
a = L = L = L 2 , maka persamaan (3.1)
dt dt
d 2
menjadi − g sin = L 2 atau
dt
d2
L 2 + g sin = 0
dt
dengan sudut kecil, melalui deret
3 5 7
sin = − + − + , maka sin
3! 5! 7!
d 2 g g d 2
2
+ = 0 dengan = atau 2 + 2 = 0 ………… (3.2)
2
dt L L dt
Persamaan (3.2) ini adalah bentuk persamaan getaran, sehingga solusinya dapat
ditulis dalam bentuk
x = A sin t
10
dx
v= = A cos t
dt
dv
a= = − A 2 sin t atau a = − 2 ( A sin t ) = − 2 x
dt
atau a = − 2 x ……………………………………………….….. (3.3)
dari gambar di atas terlihat bahwa ketika = sudut kecil , maka x s dan
x
sin = sehingga dari persamaan (3.1) dan (3.3) − g sin = a menjadi
L
x x g g
− g = a atau − g = − 2 x dan x = 2 x maka didapat 2 =
L L L L
(nilai ω2 ini sama dengan persamaan getaran (3.2) tersebut di atas)
2 2 g 4 2
2
g
= dan = atau =
T T L L T2
Sehingga persamaan percepatan gravitasi bumi yaitu
4 2 L
g= ………………………………………………..….. (3.4)
T2
persamaan ini untuk menentukan nilai g secara eksperimen
Percepatan gravitasi juga dapat ditentukan secara teori lewat persamaan
berikut :
Mm
F = G 2 atau W = mg dengan F = W
R
Mm M
mg = G 2 maka g = G 2 (dari inti sampai ke titik Lokasi pengukuran)
R R
GM GM
g= atau g t = ……………………………………. (3.5)
( r+h ) ( r+h )
2 2
gt =
( 6, 674.10−11 Nm2 / kg )( 5,97219.1024 kg )
= ................
( 6,3781.106 + 109) m2
2
Misal : ketinggian kota Surakarta h = 109 m dari permukaan laut dan jari-jari
bumi di daerah khatulistiwa rata-rata, r = 6,3781.106 m
(https://id.wikipedia.org/wiki/Bumi)
maka Kesalahan Mutlak (KM) antara hasil pengukuran secara eksperimen
dan perhitungan secara teori yaitu :
g −g
KM = t 100% = ......
gt
Contoh :
L diukur 1 kali menggunakan meteran dengan nst = 0,1 cm,
T diukur 1 kali menggunakan stopwatch analog dengan nst = 0,1 s
11
nilai T didapat dengan pengukuran n getaran bandul selama waktu t
t
T=
n
Nilai ketidakpastian pengukuran tunggal yaitu
nst nst
L = = ..... dan T = = .....
2 2
Pengukuran satu kali yaitu
L0 = ......... dan T0 = .........
Kesalahan relatif pengukuran
L T
KR = 100% dengan … AP dan KR = 100% dengan … AP
L0 T0
Penulisan laporan pengukuran yaitu
L = ( L0 L ) = ........
T = (T0 T ) = ........
Penentuan percepatan gravitasi bumi dari persamaan (3.4)
4 2 L0
g0 =
T02
g 4 2 1 4 2 L0 g 8 2 L0 2 4 2 L0
= 2 = dan = − = −
L0 T0 L0 T02 T0 T03 T0 T02
g g 1 4 2 L0 2 4 2 L0
g = L + T = L + T
L T L0 T02 T0 T02
1 4 2 L0 2 4 2 L0
L + T
g L0 T02 T0 T02 1 2
= = L + T
g0 4 L0
2
L0 T0
2
T0
g L T
= +2
g0 L0 T0 θ
L = ( L0 L ) = ........
L
T = (T0 T ) = ........
g L T ..... .....
= +2 = +2 = .....
g0 L0 T0 ..... ..... x
Ketidakpastian Relatif (KR) s
g
KR = 100% = ........% ada ….. AP mg sin θ
mg cos θ
0
g mg
Ketidakpastian percepatan gravitasi
g = (.....) g0
Penulisan laporan percepatan gravitasi bumi
g = g 0 g =
12