Anda di halaman 1dari 7

HOPE FOR THE HOPELESS

Lukas 1:26-38

Apabila keputusasaan dapat mengikis daya juang, maka pengharapan akan membangkitkan
semangat yang diperlukan guna meraih masa depan yang gemilang. Pentingnya pengharapan yang
membangkitkan semangat dan daya juang itulah yang saya lihat pada 3 hari menjelang akhir tahun
di bulan Desember yang lampau. Malam itu, seusai mendampingi para pelayan ibadah yang berlatih
guna mempersiapkan ibadah awal tahun, saya turun dari lantai ke empat gedung gereja kita di Pasir
Koja ke lobi yang terletak di lantai dasar. Di situ saya memeriksa dekor yang telah dipersiapkan untuk
ibadah awal tahun. Sementara Saya mengamati dekor tadi, saya mendengar suara seekor kucing
yang mengeong. Mendengar suara itu, saya pun berusaha untuk mencari sumbernya. Saya dapati
bahwa suara itu berasal dari seekor kucing yang sedang berbaring di bawah sebuah meja yang
berada di lobi gedung gereja kita. Saya datangi kucing tersebut dan ia kembali mengeong dengan
nada yang memelas. Saya lihat kucing itu dalam keadaan mengandung. Saya membelainya, dan ia
terus berbaring sambil mengeong. Melihat hal itu saya menduga bahwa kucing ini menjelang
waktunya untuk melahirkan. Karena itu saya mengangkatnya, yaitu dengan maksud agar ia berdiri.
Ternyata kucing tersebut tidak mampu berdiri. Kaki belakangnya, yaitu kaki bagian kiri dalam
keadaan lunglai. Nampaknya kaki tersebut dalam keadaan patah.
Langsung Saya bertanya kepada para Satpam yang menjaga gedung Gereja tentang dari
mana datangnya kucing ini. Mereka nampak kebingungan dan berkata, “Tadi kami tidak melihat
kucing ini masuk ke dalam gedung gereja kita Pak. Mungkin kucing ini telah tergilas mobil di jalan,
dan kemudian masuk kemari”. Saya tidak tahu berapa puluh meter kucing ini telah berjuang, yaitu
agar dari tempat dirinya mengalami kecelakaan, ia dapat masuk ke dalam gedung Gereja kita. Tentu
untuk itu ia harus menyeret tubuhnya karena ia tidak mampu berdiri apalagi berjalan. Suatu
perjuangan yang sangat tidak mudah bagi seekor kucing yang dalam keadaan mengandung dan
sedang kesakitan. Tidak ada pilihan lain bagi saya kecuali harus mencari tempat untuk
mengamankan kucing itu. Sebab saat itu malam sudah cukup larut sehingga tentu semua tempat
praktik dokter hewan telah tutup. Saya menggendong kucing itu dan membawanya ke gedung
kantor yang terletak di sebelah gedung gereja kita. Saya sediakan kotak agar kucing itu dapat
berbaring tanpa terkena oleh air hujan. Saya alasi kotak itu dengan kain-kain perca, lalu saya
menaruh makanan dan air minum di dekatnya.
Keesokan harinya salah seorang staf gereja membawa kucing itu ke dokter hewan.
Berdasarkan foto x-ray memang terlihat bahwa pangkal paha kiri dari kucing itu dalam keadaan
patah dan terlepas, yaitu karena mengalami tumbukan yang kuat, kemungkinan karena tergilas oleh
mobil. Karena ia dalam keadaan hamil sehingga tidak mungkin kakinya itu dioperasi, satu-satunya
yang dapat dilakukan oleh dokter adalah menyuntik vitamin dan memberi obat penahan sakit.
Kemudian dokter menganjurkan agar kucing itu dibawa pulang serta dirawat sampai ia melahirkan,
lalu menunggu sampai anak-anaknya cukup besar, baru sesudah itu kakinya dapat dioperasi.
Seminggu kemudian kucing ini mulai dapat berdiri dengan menggunakan tiga kakinya. Dua minggu
kemudian ia mulai dapat berjalan dengan menyeret kakinya yang patah. Sebulan kemudian kucing
itu pun melahirkan 5 ekor anak dan semuanya dalam keadaan selamat. Sekarang sang induk kucing
itu dan anak-anaknya semuanya dalam keadaan yang sehat.
Yang merupakan misteri bagi saya sampai pada hari ini adalah mengapa kucing itu mencari
pertolongan di gedung gereja kita. Tentu saya tidak dapat bertanya kepadanya, namun apapun
alasannya, satu hal yang dapat kita duga yaitu bahwa ia berharap agar ada orang yang bersedia
menolong dirinya. Pengharapan yang mungkin timbul karena insting tersebut telah mendorong
dirinya untuk berjuang menyeret tubuhnya dari tempat ia tergilas oleh mobil dan masuk ke dalam
gedung gereja kita. Pengharapan yang mengakibatkan dirinya bersikap pantang menyerah sampai ia
memperoleh pertolongan.
Di sinilah pentingnya pengharapan itu. Pengharapan yang membangkitkan semangat dan
daya juang. Perlu saudara ketahui, kalau pengharapan seekor hewan kepada manusia yang terbatas
seperti saya tidak berakhir dalam kesia-siaan, terlebih lagi pengharapan kita kepada Tuhan. Dia
adalah pribadi yang dapat diandalkan, sehingga pengharapan kepada Tuhan Yesus akan hari depan
yang Ia janjikan tidak akan berakhir di dalam kekecewaan. Ketidaksia-siaan dari pengharapan kepada
Tuhan tersebut antara lain dapat kita lihat di dalam peristiwa kelahiran Tuhan Yesus. Kelahiran yang
sebelumnya telah diwartakan oleh malaikat Gabriel kepada Maria, seorang pemudi yang dipilih oleh
Allah untuk mengandung, melahirkan, serta menghadirkan Yesus, Sang Juru Selamat di dunia.
Di dalam warta yang disampaikan oleh malaikat Gabriel tersebut kita dapat melihat
pentingnya untuk berharap kepada Tuhan. Bahkan di saat orang tidak dapat berpengharapan,
artinya apabila di saat ini, yaitu menjelang akhir tahun yang sedang kita jalani ini, saudara diliputi
perasaan bimbang, khawatir, dan takut akan masa depan, maka berdasarkan pesan Tuhan yang
disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada Maria tersebut, saya ingin berkata kepada saudara,
tetaplah berharap kepada Tuhan Yesus, dan saudara tidak akan pernah dikecewakan-Nya!. Guna
melihat warta yang disampaikan oleh malaikat Gabriel tersebut, mari kita membaca peristiwanya,
yaitu sebagaimana yang dicatat di dalam Lukas pasal 1 ayat 26 sampai 38. Untuk itu kita akan
membaca ayat 26 sampai 33 terlebih dulu.

Lukas pasal 1 ayat 26 sampai 33:

26 Dalam bulan yang keenam malaikat Gabriel disuruh Allah pergi ke kota bernama
Nazaret di Galilea,
27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang Bernama Yusuf dari
keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
28 Ketika datang kepada Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai!
Tuhan menyertai engkau”.
29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apa maksud
salam itu.
30 Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh anugerah
di hadapan Allah.
31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan
engkau harus menamai Dia Yesus.
32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Maha Tinggi. Tuhan Allah akan
memberikan kepada-Nya tahta Daud, Bapa leluhur-Nya,
33 dan Ia akan memerintah atas keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-
Nya tidak akan berkesudahan”.

Sebagaimana yang telah kita baca di ayat 26 sampai 29, peristiwa ini terjadi di sebuah kota
yang bernama Nazaret. Sebuah kota yang saat itu merupakan sebuah kampung yang kecil dan
terpencil serta terletak di daerah Galilea. Peristiwa perjumpaan seorang malaikat yang bernama
Gabriel dengan seorang pemudi yang belum menikah, yaitu yang bernama Maria. Perawan ini telah
bertunangan dengan keturunan dari Raja Daud yang hidup di kampung dan yang bernama Yusuf.
Perjumpaan malaikat Gabriel dengan Maria ini bukan terjadi secara kebetulan, karena seperti yang
ditulis di ayat 26, malaikat Gabriel menjumpai Maria karena Allah yang menyuruh dirinya. Di dalam
hal ini yaitu seperti yang ditulis di ayat 31, yaitu untuk menyampaikan berita bahwa Maria akan
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yaitu Yesus.
Kehendak Allah dalam Yesus yang di kemudian hari juga disebut sebagai Kristus itu telah
mengubah masa depan dari Maria. Dari seorang gadis yang hidup di desa yang terpencil dan yang
tidak akan dikenal oleh banyak orang, sekarang Maria adalah seorang perempuan yang namanya
disebut- sebut oleh lebih dari sepertiga penduduk dunia, khususnya di minggu-minggu menjelang
hari natal seperti pada hari-hari ini.
Bukan itu saja, kendak Allah dalam kelahiran Yesus Kristus yang diwartakan oleh malaikat
Gabriel ini juga sudah mengubah kehidupan dari bermiliar-miliar manusia di dunia. Mereka yang
semula hidup di dalam keputusasaan, mengalami perubahan yaitu memperoleh hidup yang penuh
dengan pengharapan. Mereka yang semula hidup dalam kegelapan dan kebinasaan, oleh karena
Yesus Kristus telah beralih kepada hidup di dalam terang dan berjalan bersama dengan Tuhan di
dalam kebahagiaan untuk selama-lamanya. Sehingga dari sana kita dapat menyimpulkan
bahwasanya di dalam Kristus kita dapat hidup dengan penuh pengharapan sebab yang pertama:

1. Kehadiran Yesus merupakan wujud dari anugerah Allah


Saya ulangi, di dalam Kristus kita dapat hidup dengan penuh pengharapan sebab kehadiran
Yesus merupakan wujud dari anugerah Allah. Apakah yang dimaksudkan dengan anugerah itu?
Sebagaimana yang berulang-ulang telah saya utarakan, anugerah adalah kebaikan yang sangat besar
dari Allah yang kita alami bukan karena kita layak dan bukan pula karena usaha kita, namun semata-
mata karena Tuhan adalah pribadi yang Maha Baik dan pemurah. Hal itu berulang kali saya
gambarkan dengan menceritakan tentang seorang pegawai yang pemalas dan tidak bertanggung
jawab. Dia selalu masuk kerja dengan terlambat dan pulang lebih cepat dari yang seharusnya. Di
tempat kerja ia tidak melakukan tugasnya namun hanya main game di komputer dan sibuk
mengobrol sana sini.
Bukan itu saja ia juga mengorupsi uang perusahaan dan menggunakannya untuk berfoya-
foya. Kalau diminta untuk melakukan tanggung jawabnya ia selalu menolaknya dengan menjawab,
“Mengapa saya yang disuruh untuk bekerja? Mengapa bukan orang lain yang diminta untuk
mengerjakan tugas yang adalah tanggung jawab saya ini?”. Menurut saudara pegawai model
seperti ini pantasnya diapakan? Ya betul, ia hanya pantas untuk dipecat dengan tidak hormat di saat
itu juga. Namun kalau pemilik perusahaan tempat ia bekerja memanggil dirinya dan berkata kepada
si pegawai itu, “Saudara, walaupun saudara berperilaku secara tidak bertanggung jawab, namun
saya maafkan saudara. Saya naikkan gaji saudara dan menaikkan jabatan saudara”. Apakah
Pegawai ini layak dan berhak menerima kenaikan gaji dan kedudukan tersebut? Jelas tidak. Ia hanya
pantas untuk dipecat. Namun itulah anugerah. Pegawai ini mengalami kebaikan yang besar dari sang
majikan walaupun dirinya tidak layak dan berhak untuk menerimanya.
Begitu pula kehadiran Yesus di dunia 2000 tahun yang lalu, yaitu dengan lahir melalui rahim
Maria. Kehadiran-Nya itu adalah wujud dari anugerah Allah. Anugerah yang disampaikan oleh
malaikat Gabriel di ayat 30 dengan berkata, “Jangan takut hai Maria”. Perhatikan: “Sebab engkau
beroleh anugerah di hadapan Allah”. Anugerah, atau dalam bahasa Inggris diterjemahkan sebagai
Grace atau favor dan yang dalam bahasa Yunani, yaitu bahasa yang digunakan untuk menulis Kitab
Perjanjian Baru disebut sebagai Charis. Dengan kata lain apabila Maria dipilih oleh Allah untuk
menjadi pribadi yang melahirkan dan menghadirkan Yesus di dunia, maka seperti yang diutarakan
oleh malaikat Gabriel di ayat 30 tadi, hal tersebut semata-mata karena ia beroleh anugerah dari
Allah. Anugerah Allah yang sangat besar dan yang telah mengubah kehidupan Maria.
Anugerah seperti itulah yang diutarakan oleh John Newton dalam lagu yang ia gubah yaitu
lagu dengan judul Amazing Grace atau anugerah yang menakjubkan yang sangat terkenal itu. Lagu
yang menggambarkan besarnya anugerah Allah yang telah ia alami dalam hidupnya. John Newton
adalah seorang pelaut dari Inggris yang hidup 300 tahun yang lampau. Selama bertahun-tahun ia
bekerja sebagai pelaut pada kapal yang membawa para budak dari Afrika ke Karibia dan Amerika
Utara. Sebagai seorang anak buah kapal, ia hidup secara sangat amoral sehingga para pelaut lainnya
tidak tahan menghadapi kebejatannya. Padahal para pelaut itu bukan hidup secara santun, namun
karena sedemikian berantakannya perilaku John Newton sehingga mereka sangat tidak menyukai
yang bersangkutan.
Singkat cerita, setelah melewati berbagai pengalaman hidup yang sangat pahit, suatu hari
yaitu di tahun 1748, sebagai seorang Nakhoda, John Newton membawa kapal dari Brasil dan
berlayar ke Inggris. Dalam pelayaran itu kapal yang ia kemudikan tertimpa oleh badai yang sangat
dahsyat dan hampir tenggelam. Dalam situasi yang sangat gawat tersebut John Newton teringat
kepada ibunya yang ketika ia masih bocah setiap malam membacakan Alkitab bagi dirinya. Ingatan
itu membuat ia berdoa dan memohon belas kasihan dan pertolongan Tuhan. Tuhan di dalam
anugerah-Nya mengabulkan doa orang yang sangat bejat ini. Tak lama kemudian badai itu pun
mereda. Dua Minggu berikutnya kapal yang ia nakhodai tadi dalam keadaan yang sudah compang-
camping oleh karena terpaan badai dapat bersandar dengan selamat di pelabuhan Liverpool di
Inggris dan John Newton turun dari kapal sebagai seorang yang berbeda.
Krisis serta anugerah Allah yang ia alami di lautan Atlantik itu telah menjadi titik tolak bagi
pembaharuan hidupnya. Melewati perjalanan waktu, akhirnya John Newton menyerahkan hidupnya
untuk melayani sebagai seorang hamba Tuhan. Ia menggembalakan sebuah jemaat di dekat kota
London serta menulis banyak lagu-lagu pujian. Salah satunya yang paling terkenal adalah lagu
Amazing Grace tadi. Di dalam lagu itu ia berkata:

Amazing grace! How sweet the sound


That saved a wretch like me
I once was lost but now I’am found
Was blind but now I see

Anugerah yang menakjubkan, betapa merdu suara-Mu


Yang telah menyelamatkan aku orang yang bejat ini
Dahulu aku terhilang dan sekarang telah ditemukan
Dahulu aku buta dan sekarang telah melihat

Itulah anugerah Allah dalam Yesus Kristus yang membuka masa depan yang baru dan
memberi pengharapan bagi orang yang tak berpengharapan seperti John Newton. Mungkin ada di
antara saudara yang berkata, “Namun kehidupan saya tidak separah seperti John Newton”. Memang
bisa jadi seperti demikian, namun bukan berarti saudara tidak memerlukan anugerah Allah. Sebab
patut kita akui bahwa kita adalah manusia yang terbatas. Di tengah beratnya badai kehidupan, kita
sangat memerlukan uluran pertolongan Tuhan. Berita baik, melalui kehadiran Yesus Kristus, Allah
telah mengulurkan anugerah-Nya kepada kita. Anugerah yang memungkinkan kita memandang hari
esok dengan penuh pengharapan.
Selanjutnya yang kedua, di dalam Kristus kita dapat hidup dengan penuh pengharapan
sebab:

2. Kehadiran Yesus merupakan wujud dari kesetiaan Allah .


Saya ulangi, yang kedua, di dalam Kristus kita dapat hidup dengan penuh pengharapan
sebab kehadiran Yesus merupakan wujud dari kesetiaan Allah. Kesadaran tentang kesetiaan Tuhan
ini sangat kita perlukan sebab kesetiaan Tuhan tersebut membangkitkan pengharapan dalam hidup
kita. Di kala kita mengalami masa yang sukar dan kita menyadari bahwa Tuhan adalah pribadi yang
setia kepada janji-Nya dan umat-Nya, maka masa sukar tersebut tidak akan membuat kita berputus
asa.
Kesetiaan Allah yang nampak melalui Allah kehadiran Yesus Kristus inilah yang diwartakan
oleh malaikat Gabriel kepada Maria dan dicatat di ayat 32 dan 33. Di ayat-ayat tersebut malaikat
Gabriel mengulang janji yang telah Allah sampaikan kepada Raja Daud melalui nabi Natan, yaitu
seperti yang dicatat dalam 2 Samuel pasal 7 ayat 8 sampai 16. Dalam janji-Nya tersebut Tuhan
berkata bahwa keturunan Raja Daud akan memerintah untuk selama-lamanya.
Seribu tahun telah berlalu sejak Allah menyampaikan janji-Nya kepada Daud tersebut. Di
dalam kurun waktu itu, umat Tuhan, yaitu bangsa Yehuda yang berada di pemerintahan keturunan
Raja Daud, berkali-kali telah meninggalkan Tuhan. Namun seperti yang Allah janjikan kepada Daud,
Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Bahkan ketika bangsa Yehuda mengalami pembuangan di
Babel yaitu karena penyembahan berhala yang telah mereka lakukan, Tuhan tetap bersikap setia
kepada umat-Nya itu. Ia memulihkan mereka dan membawa umat-Nya itu kembali ke negeri tempat
mereka berasal itu yaitu negeri Yehuda . Demikian pula, ketika malaikat Gabriel datang menjumpai
Maria, Tuhan tetap mengingat janji-Nya itu.
Seperti yang telah saya katakan, 1000 tahun telah berlalu, namun Tuhan dalam kesetiaan-
Nya tidak pernah melupakan janji-Nya. Melalui kehadiran Yesus sang Mesias yang adalah keturunan
Daud, Tuhan berkata bahwa Ia akan memulihkan umat-Nya. Dalam hal ini, Ia bukan sekadar
memulihkan bangsa Israel belaka, tetapi semua kita umat manusia. Hal itulah yang disampaikan oleh
malaikat Gabriel di ayat 32 sampai 33 dengan menegaskan ulang janji Allah kepada Daud di dalam 2
Samuel pasal 7 ayat 8 sampai 16 tadi yaitu dengan berkata sebagai berikut:

Lukas pasal 1 ayat 32 dan 33


32 Ia, yaitu Yesus Kristus yang akan dikandung dan dilahirkan oleh Maria, akan menjadi
besar dan akan disebut Anak Allah yang Maha Tinggi. Tuhan Allah akan memberikan
kepada-Nya takhta Daud, Bapa leluhur-Nya,
33 dan Ia, yaitu Yesus sang Mesias, akan memerintah atas keturunan Yakub sampai
selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan”.

Singkat kata, kehadiran Yesus di dunia seperti yang diwartakan oleh malaikat Gabriel
membuktikan tentang kesetiaan Allah kepada umat-Nya dan kepada janji-Nya. Janji yang telah Ia
ucapkan kepada Daud dan diulang oleh Gabriel di ayat 32 dan 33 ini. Kesetiaan-Nya itulah yang
memberi jaminan bahwa di segala keadaan kita tidak perlu berputus asa.
Kesetiaan yang sangat mengharukan seperti itulah yang dapat kita lihat pada seekor anjing
Terrier yang bernama Vinney, yang dengan setia mendampingi majikannya yang telah meninggal
dunia ketika melakukan pendakian gunung di daerah Colorado Amerika Serikat. Sebagaimana yang
diberitakan di berbagai media massa pada awal bulan November yang lalu, Rich Moore, seorang
warga Colorado yang berusia 70 tahun pada bulan Agustus yang lampau, telah melakukan perjalanan
guna mendaki pegunungan San Juan yang terletak tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Ia
mendaki seorang diri dengan ditemani oleh Vinney, anjing kesayangannya. Namun Rich Moore tidak
pernah kembali ke rumah. Ia hilang di dalam pendakian tersebut. Selama berbulan-bulan Polisi
maupun Timsar berusaha mencari Rich Moore namun tak kunjung menemukannya.
Sampai 3 setengah bulan kemudian, yaitu pada tanggal 30 Oktober, seorang pemburu
menemukan jenazah dari Rich Moore di dasar dari sebuah jurang yang sangat curam. Yang luar biasa
adalah Vinney, anjing Terrier yang kecil itu didapati sedang duduk mendampingi jenazah dari
tuannya. Walaupun tiga setengah bulan telah berlalu, di tempat yang sangat terpencil sehingga ia
harus mencari makanannya sendiri, anjing ini dengan setia terus menjaga jenazah dari tuannya
supaya tidak dimangsa oleh hewan buas. Kehadiran dari anjing Terier ini merupakan wujud dari
kesetiaan dirinya.
Demikian pula kehadiran Kristus di tengah umat-Nya yang kelahirannya melalui rahim Maria
akan kita peringati dalam perayaan natal pada tanggal 24 Desember yang akan datang, baik dalam
ibadah secara online maupun onsite, merupakan bukti dari kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya.
Kesetiaan Tuhan yang menyanggupkan kita untuk tetap memandang masa depan dengan penuh
pengharapan di masa yang sesukar apapun juga. Dia yang setia tidak akan pernah mengecewakan
kita.
Sekarang yang ketiga, dalam Kristus kita dapat hidup dengan penuh pengharapan sebab:

3. Kehadiran Yesus merupakan wujud dari kuasa Allah


Saya ulangi, yang ketiga, di dalam Kristus kita dapat hidup penuh pengharapan sebab
kehadiran Yesus merupakan wujud dari kuasa Allah. Karena sesungguhnya kelahiran Tuhan Yesus
membuktikan bahwa kuasa Allah tidak terbatas sehingga mujizat-Nya tetap berlangsung sampai
pada hari ini dan tidak ada yang mustahil bagi Allah. Itulah yang menjadi jawaban dari malaikat
Gabriel kepada Maria yang bertanya tentang bagaimana mungkin ia dapat mengandung padahal
Maria adalah seorang pemudi yang masih gadis.
Secara alamiah adalah tidak mungkin bagi seorang yang masih gadis untuk mengandung.
Tanya jawab antara Maria dan Malaikat Gabriel ini dicatat di ayat 34 sampai 37 sebagai berikut:
34 Kata Maria kepada malaikat itu, “Bagaimana mungkin hal itu terjadi, karena aku belum
pernah berhubungan dengan laki-laki?”.
35 Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang
Maha Tinggi akan menaungi engkau. Anak yang akan dilahirkan itu kudus dan akan
disebut Anak Allah.
36 Lihat, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada
hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu”.

Mari kita sekarang baca ayat 37 secara bersama-sama dengan suara yang nyaring dan serempak.
Baca dengan penuh iman dan aminkan firman Allah yang disampaikan oleh malaikat Gabriel ini di
dalam hati Saudara, satu, dua, tiga:

37 “Sebab, bagi Allah tidak ada yang mustahil”.

Menanggapi ketidakmengertian dari Maria tentang bagaimana ia dapat mengandung,


malaikat Gabriel menyebut 2 hal. Yang pertama yaitu bahwa Roh Kudus akan turun atas Maria, dan
kuasa Allah menaungi dirinya sehingga Maria pun akan mengandung. Yang kedua, yaitu bahwa
kuasa Allah bersifat tidak terbatas. Hal ini dapat dilihat oleh Maria pada diri Elisabet, sanaknya yang
mandul dan yang telah berusia lanjut. Namun karena kuasa dan kesetiaan Allah, maka Elisabet pun
mengandung di hari tuanya. Lalu sebagai kesimpulan, seperti yang telah kita baca di ayat 37 secara
bersama-sama tadi malaikat Gabriel berkata, “Sebab, bagi Allah tidak ada yang mustahil”. Hal itu
menunjukkan bahwa kehadiran Yesus dalam rahim Maria merupakan wujud dari kuasa Allah yang
tidak terbatas. Tidaklah mengherankan apabila dalam masa pelayanan yang selama tiga setengah
tahun di dunia ini pelayanan Yesus ditandai dengan mukjizat-mukjizat dan perkara- perkara yang
ajaib. Sesungguhnya kuasa Tuhan tidak terbatas dan kuasanya itu tetap berlangsung sampai pada
hari ini.
Berulang-ulang saya melihat dan mengalami besarnya kuasa Tuhan tersebut, baik dalam
kehidupan pribadi, dalam pelayanan saya, maupun dalam kehidupan orang-orang yang berharap
kepada Tuhan. Kuasa Tuhan itulah yang dialami oleh seorang bapak yang datang beribadah di gereja
kita di Kopo beberapa bulan yang lalu. Hari Minggu itu sebagaimana lazimnya, Saya mengundang
jemaat yang memiliki beban dalam kehidupannya agar selesai ibadah mereka datang ke ruang doa
yang terletak di gedung ibadah kita untuk didoakan. Di situ saya bersama para gembala yang lain
mendoakan Bapak tadi. Minggu depannya Bapak ini datang lagi dan beribadah di gereja kita di Kopo.
Selesai ibadah ia bercerita kepada salah seorang gembala satelit Kopo tentang bagaimana pada hari
Minggu sebelumnya itu ia telah datang ke ruang doa. Ia datang ke sana bukan dengan maksud agar
ia didoakan, namun karena ia mendampingi istrinya yang merasa perlu dilayani dengan didoakan.
Di luar yang ia sangkakan, ketika saya dan para gembala satelit Kopo berdoa untuk para
jemaat secara satu persatu, saya bukan hanya berdoa untuk istrinya namun juga berdoa untuk
dirinya. Sementara didoakan, Bapak ini berpikir dalam hatinya, “Beban apa ya di dalam hidupku
yang perlu didoakan?”. Karena seperti yang ia ceritakan tadi, ia datang ke ruang doa bukan dengan
maksud untuk didoakan. Mendadak ia teringat kepada rumah yang ia miliki di kota Bekasi. Rumah
yang sudah lama hendak ia jual, namun belum juga ditawar orang, apalagi laku terjual. Jadi, daripada
tidak ada hal yang perlu didoakan, sementara saya berdoa bagi dirinya, Bapak ini memohon kepada
Tuhan agar rumah itu segera laku terjual.
Memang kuasa Tuhan tidak terbatas. Dua hari sesudah didoakan, ada orang yang
menghubungi bapak ini. Orang itu berminat membeli rumah yang sudah sekian lama tidak laku
terjual tadi. Bukan itu saja, hari itu juga orang tadi membeli rumah tersebut dan langsung
memberikan uang muka sebagai tanda jadi. Sekali lagi, saya mau sampaikan, yaitu bahwa kuasa
Tuhan sungguh tidak terbatas. Tidak ada yang mustahil bagi Dia!.
Sebagaimana kehadiran Yesus merupakan kuasa Allah, demikianlah melalui kehadirannya di
masa kini, yaitu melalui Roh Kudus, kuasa Tuhan tetap tersedia bagi kita. Kuasa Tuhan, yang
memungkinkan kita untuk memandang hari esok dengan penuh pengharapan. Seperti yang telah
diutarakan oleh malaikat Gabriel, apabila Tuhan dalam kesetiaan dan kuasa-Nya menaungi Maria,
maka hal tersebut semata-mata adalah karena anugerah-Nya. Anugerah yang disambut oleh Maria
dengan iman dan kerendahan hati, sehingga anugerah tersebut tidak menjadi sia-sia. Sambutan
terhadap anugerah atau amazing grace itulah yang dikemukakan oleh Maria di ayat 38 dengan
berkata:

38 Kata Maria, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Lalu
malaikat itu meninggalkan dia.

Di dalam kalimat tersebut terungkap iman dan kerendahan hati Maria. Iman dan
kerendahan hati yang juga perlu mengisi hati kita di dalam menanggapi anugerah Allah, sehingga
dengan demikian kita dapat hidup dengan penuh pengharapan. Anugerah dan pengharapan yang
memampukan kita mengakhiri tahun ini dan memasuki tahun yang ada di hadapan kita dengan
penuh kemenangan.
Sekarang, kita akan mengingat kasih kuasa dan kesetiaan Tuhan Yesus tersebut dengan
mengambil bagian dalam perjamuan kudus. Sebelum itu mari kita berdoa dan menyerahkan
kehidupan kita di bulan yang terakhir dalam tahun ini ke dalam tangan Tuhan. Mari kita berdoa agar
kita mengalami mukjizat dalam perayaan natal yang akan kita rayakan pada tanggal 24 Desember
yang akan datang, baik dalam ibadah secara online maupun onsite. Dalam rangka menyiapkan hati
guna menyambut perayaan natal yang sangat penting tersebut, saya mengajak saudara untuk
memasuki masa Advent. Kata Advent yang artinya adalah Penantian. Itulah masa di mana kita
menyiapkan hati dan menantikan hari saat kita akan merayakan kelahiran Yesus Kristus. Masa
Advent yang dalam tradisi gereja dimulai dari minggu yang lalu, yaitu 4 Minggu sebelum hari Natal.
Dalam masa Advent yang selama 4 minggu itu saya mengajak saudara untuk melakukan
renungan secara pribadi seminggu sekali. Renungan yang dapat saudara lakukan dengan
menggunakan penuntun yang disediakan baik dalam bentuk video maupun naskah tertulis. Semua
itu dapat saudara ikuti melalui website dengan alamat seperti yang ditayangkan pada layar saudara
masing-masing. Website tersebut dapat saudara akses melalui handphone, tablet, maupun
komputer mulai minggu yang lalu.
Saya juga telah menjelaskan langkah-langkah untuk menggunakan website tersebut melalui
YouTube Channel doa Fajar pengharapan. Silakan saudara mengakses Youtube Channel doa Fajar
pengharapan tersebut sehingga Saudara dapat mengikuti renungan masa Advent tanpa kesukaran.
Dengan demikian saudara akan dapat merayakan Natal dengan penuh makna, mengakhiri tahun
dengan penuh kemenangan, dan memasuki tahun yang ada di hadapan kita dengan penuh
pengharapan yang tidak akan mengecewakan. Sekarang mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus
dengan penuh iman dan pengharapan. Mari kita berdoa.

Anda mungkin juga menyukai