MG 1 Desember
MG 1 Desember
Lukas 1:26-38
Apabila keputusasaan dapat mengikis daya juang, maka pengharapan akan membangkitkan
semangat yang diperlukan guna meraih masa depan yang gemilang. Pentingnya pengharapan yang
membangkitkan semangat dan daya juang itulah yang saya lihat pada 3 hari menjelang akhir tahun
di bulan Desember yang lampau. Malam itu, seusai mendampingi para pelayan ibadah yang berlatih
guna mempersiapkan ibadah awal tahun, saya turun dari lantai ke empat gedung gereja kita di Pasir
Koja ke lobi yang terletak di lantai dasar. Di situ saya memeriksa dekor yang telah dipersiapkan untuk
ibadah awal tahun. Sementara Saya mengamati dekor tadi, saya mendengar suara seekor kucing
yang mengeong. Mendengar suara itu, saya pun berusaha untuk mencari sumbernya. Saya dapati
bahwa suara itu berasal dari seekor kucing yang sedang berbaring di bawah sebuah meja yang
berada di lobi gedung gereja kita. Saya datangi kucing tersebut dan ia kembali mengeong dengan
nada yang memelas. Saya lihat kucing itu dalam keadaan mengandung. Saya membelainya, dan ia
terus berbaring sambil mengeong. Melihat hal itu saya menduga bahwa kucing ini menjelang
waktunya untuk melahirkan. Karena itu saya mengangkatnya, yaitu dengan maksud agar ia berdiri.
Ternyata kucing tersebut tidak mampu berdiri. Kaki belakangnya, yaitu kaki bagian kiri dalam
keadaan lunglai. Nampaknya kaki tersebut dalam keadaan patah.
Langsung Saya bertanya kepada para Satpam yang menjaga gedung Gereja tentang dari
mana datangnya kucing ini. Mereka nampak kebingungan dan berkata, “Tadi kami tidak melihat
kucing ini masuk ke dalam gedung gereja kita Pak. Mungkin kucing ini telah tergilas mobil di jalan,
dan kemudian masuk kemari”. Saya tidak tahu berapa puluh meter kucing ini telah berjuang, yaitu
agar dari tempat dirinya mengalami kecelakaan, ia dapat masuk ke dalam gedung Gereja kita. Tentu
untuk itu ia harus menyeret tubuhnya karena ia tidak mampu berdiri apalagi berjalan. Suatu
perjuangan yang sangat tidak mudah bagi seekor kucing yang dalam keadaan mengandung dan
sedang kesakitan. Tidak ada pilihan lain bagi saya kecuali harus mencari tempat untuk
mengamankan kucing itu. Sebab saat itu malam sudah cukup larut sehingga tentu semua tempat
praktik dokter hewan telah tutup. Saya menggendong kucing itu dan membawanya ke gedung
kantor yang terletak di sebelah gedung gereja kita. Saya sediakan kotak agar kucing itu dapat
berbaring tanpa terkena oleh air hujan. Saya alasi kotak itu dengan kain-kain perca, lalu saya
menaruh makanan dan air minum di dekatnya.
Keesokan harinya salah seorang staf gereja membawa kucing itu ke dokter hewan.
Berdasarkan foto x-ray memang terlihat bahwa pangkal paha kiri dari kucing itu dalam keadaan
patah dan terlepas, yaitu karena mengalami tumbukan yang kuat, kemungkinan karena tergilas oleh
mobil. Karena ia dalam keadaan hamil sehingga tidak mungkin kakinya itu dioperasi, satu-satunya
yang dapat dilakukan oleh dokter adalah menyuntik vitamin dan memberi obat penahan sakit.
Kemudian dokter menganjurkan agar kucing itu dibawa pulang serta dirawat sampai ia melahirkan,
lalu menunggu sampai anak-anaknya cukup besar, baru sesudah itu kakinya dapat dioperasi.
Seminggu kemudian kucing ini mulai dapat berdiri dengan menggunakan tiga kakinya. Dua minggu
kemudian ia mulai dapat berjalan dengan menyeret kakinya yang patah. Sebulan kemudian kucing
itu pun melahirkan 5 ekor anak dan semuanya dalam keadaan selamat. Sekarang sang induk kucing
itu dan anak-anaknya semuanya dalam keadaan yang sehat.
Yang merupakan misteri bagi saya sampai pada hari ini adalah mengapa kucing itu mencari
pertolongan di gedung gereja kita. Tentu saya tidak dapat bertanya kepadanya, namun apapun
alasannya, satu hal yang dapat kita duga yaitu bahwa ia berharap agar ada orang yang bersedia
menolong dirinya. Pengharapan yang mungkin timbul karena insting tersebut telah mendorong
dirinya untuk berjuang menyeret tubuhnya dari tempat ia tergilas oleh mobil dan masuk ke dalam
gedung gereja kita. Pengharapan yang mengakibatkan dirinya bersikap pantang menyerah sampai ia
memperoleh pertolongan.
Di sinilah pentingnya pengharapan itu. Pengharapan yang membangkitkan semangat dan
daya juang. Perlu saudara ketahui, kalau pengharapan seekor hewan kepada manusia yang terbatas
seperti saya tidak berakhir dalam kesia-siaan, terlebih lagi pengharapan kita kepada Tuhan. Dia
adalah pribadi yang dapat diandalkan, sehingga pengharapan kepada Tuhan Yesus akan hari depan
yang Ia janjikan tidak akan berakhir di dalam kekecewaan. Ketidaksia-siaan dari pengharapan kepada
Tuhan tersebut antara lain dapat kita lihat di dalam peristiwa kelahiran Tuhan Yesus. Kelahiran yang
sebelumnya telah diwartakan oleh malaikat Gabriel kepada Maria, seorang pemudi yang dipilih oleh
Allah untuk mengandung, melahirkan, serta menghadirkan Yesus, Sang Juru Selamat di dunia.
Di dalam warta yang disampaikan oleh malaikat Gabriel tersebut kita dapat melihat
pentingnya untuk berharap kepada Tuhan. Bahkan di saat orang tidak dapat berpengharapan,
artinya apabila di saat ini, yaitu menjelang akhir tahun yang sedang kita jalani ini, saudara diliputi
perasaan bimbang, khawatir, dan takut akan masa depan, maka berdasarkan pesan Tuhan yang
disampaikan oleh malaikat Gabriel kepada Maria tersebut, saya ingin berkata kepada saudara,
tetaplah berharap kepada Tuhan Yesus, dan saudara tidak akan pernah dikecewakan-Nya!. Guna
melihat warta yang disampaikan oleh malaikat Gabriel tersebut, mari kita membaca peristiwanya,
yaitu sebagaimana yang dicatat di dalam Lukas pasal 1 ayat 26 sampai 38. Untuk itu kita akan
membaca ayat 26 sampai 33 terlebih dulu.
26 Dalam bulan yang keenam malaikat Gabriel disuruh Allah pergi ke kota bernama
Nazaret di Galilea,
27 kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang Bernama Yusuf dari
keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
28 Ketika datang kepada Maria, malaikat itu berkata, “Salam, hai engkau yang dikaruniai!
Tuhan menyertai engkau”.
29 Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apa maksud
salam itu.
30 Kata malaikat itu kepadanya, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh anugerah
di hadapan Allah.
31 Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan
engkau harus menamai Dia Yesus.
32 Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Maha Tinggi. Tuhan Allah akan
memberikan kepada-Nya tahta Daud, Bapa leluhur-Nya,
33 dan Ia akan memerintah atas keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-
Nya tidak akan berkesudahan”.
Sebagaimana yang telah kita baca di ayat 26 sampai 29, peristiwa ini terjadi di sebuah kota
yang bernama Nazaret. Sebuah kota yang saat itu merupakan sebuah kampung yang kecil dan
terpencil serta terletak di daerah Galilea. Peristiwa perjumpaan seorang malaikat yang bernama
Gabriel dengan seorang pemudi yang belum menikah, yaitu yang bernama Maria. Perawan ini telah
bertunangan dengan keturunan dari Raja Daud yang hidup di kampung dan yang bernama Yusuf.
Perjumpaan malaikat Gabriel dengan Maria ini bukan terjadi secara kebetulan, karena seperti yang
ditulis di ayat 26, malaikat Gabriel menjumpai Maria karena Allah yang menyuruh dirinya. Di dalam
hal ini yaitu seperti yang ditulis di ayat 31, yaitu untuk menyampaikan berita bahwa Maria akan
mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yaitu Yesus.
Kehendak Allah dalam Yesus yang di kemudian hari juga disebut sebagai Kristus itu telah
mengubah masa depan dari Maria. Dari seorang gadis yang hidup di desa yang terpencil dan yang
tidak akan dikenal oleh banyak orang, sekarang Maria adalah seorang perempuan yang namanya
disebut- sebut oleh lebih dari sepertiga penduduk dunia, khususnya di minggu-minggu menjelang
hari natal seperti pada hari-hari ini.
Bukan itu saja, kendak Allah dalam kelahiran Yesus Kristus yang diwartakan oleh malaikat
Gabriel ini juga sudah mengubah kehidupan dari bermiliar-miliar manusia di dunia. Mereka yang
semula hidup di dalam keputusasaan, mengalami perubahan yaitu memperoleh hidup yang penuh
dengan pengharapan. Mereka yang semula hidup dalam kegelapan dan kebinasaan, oleh karena
Yesus Kristus telah beralih kepada hidup di dalam terang dan berjalan bersama dengan Tuhan di
dalam kebahagiaan untuk selama-lamanya. Sehingga dari sana kita dapat menyimpulkan
bahwasanya di dalam Kristus kita dapat hidup dengan penuh pengharapan sebab yang pertama:
Itulah anugerah Allah dalam Yesus Kristus yang membuka masa depan yang baru dan
memberi pengharapan bagi orang yang tak berpengharapan seperti John Newton. Mungkin ada di
antara saudara yang berkata, “Namun kehidupan saya tidak separah seperti John Newton”. Memang
bisa jadi seperti demikian, namun bukan berarti saudara tidak memerlukan anugerah Allah. Sebab
patut kita akui bahwa kita adalah manusia yang terbatas. Di tengah beratnya badai kehidupan, kita
sangat memerlukan uluran pertolongan Tuhan. Berita baik, melalui kehadiran Yesus Kristus, Allah
telah mengulurkan anugerah-Nya kepada kita. Anugerah yang memungkinkan kita memandang hari
esok dengan penuh pengharapan.
Selanjutnya yang kedua, di dalam Kristus kita dapat hidup dengan penuh pengharapan
sebab:
Singkat kata, kehadiran Yesus di dunia seperti yang diwartakan oleh malaikat Gabriel
membuktikan tentang kesetiaan Allah kepada umat-Nya dan kepada janji-Nya. Janji yang telah Ia
ucapkan kepada Daud dan diulang oleh Gabriel di ayat 32 dan 33 ini. Kesetiaan-Nya itulah yang
memberi jaminan bahwa di segala keadaan kita tidak perlu berputus asa.
Kesetiaan yang sangat mengharukan seperti itulah yang dapat kita lihat pada seekor anjing
Terrier yang bernama Vinney, yang dengan setia mendampingi majikannya yang telah meninggal
dunia ketika melakukan pendakian gunung di daerah Colorado Amerika Serikat. Sebagaimana yang
diberitakan di berbagai media massa pada awal bulan November yang lalu, Rich Moore, seorang
warga Colorado yang berusia 70 tahun pada bulan Agustus yang lampau, telah melakukan perjalanan
guna mendaki pegunungan San Juan yang terletak tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Ia
mendaki seorang diri dengan ditemani oleh Vinney, anjing kesayangannya. Namun Rich Moore tidak
pernah kembali ke rumah. Ia hilang di dalam pendakian tersebut. Selama berbulan-bulan Polisi
maupun Timsar berusaha mencari Rich Moore namun tak kunjung menemukannya.
Sampai 3 setengah bulan kemudian, yaitu pada tanggal 30 Oktober, seorang pemburu
menemukan jenazah dari Rich Moore di dasar dari sebuah jurang yang sangat curam. Yang luar biasa
adalah Vinney, anjing Terrier yang kecil itu didapati sedang duduk mendampingi jenazah dari
tuannya. Walaupun tiga setengah bulan telah berlalu, di tempat yang sangat terpencil sehingga ia
harus mencari makanannya sendiri, anjing ini dengan setia terus menjaga jenazah dari tuannya
supaya tidak dimangsa oleh hewan buas. Kehadiran dari anjing Terier ini merupakan wujud dari
kesetiaan dirinya.
Demikian pula kehadiran Kristus di tengah umat-Nya yang kelahirannya melalui rahim Maria
akan kita peringati dalam perayaan natal pada tanggal 24 Desember yang akan datang, baik dalam
ibadah secara online maupun onsite, merupakan bukti dari kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya.
Kesetiaan Tuhan yang menyanggupkan kita untuk tetap memandang masa depan dengan penuh
pengharapan di masa yang sesukar apapun juga. Dia yang setia tidak akan pernah mengecewakan
kita.
Sekarang yang ketiga, dalam Kristus kita dapat hidup dengan penuh pengharapan sebab:
Mari kita sekarang baca ayat 37 secara bersama-sama dengan suara yang nyaring dan serempak.
Baca dengan penuh iman dan aminkan firman Allah yang disampaikan oleh malaikat Gabriel ini di
dalam hati Saudara, satu, dua, tiga:
38 Kata Maria, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Lalu
malaikat itu meninggalkan dia.
Di dalam kalimat tersebut terungkap iman dan kerendahan hati Maria. Iman dan
kerendahan hati yang juga perlu mengisi hati kita di dalam menanggapi anugerah Allah, sehingga
dengan demikian kita dapat hidup dengan penuh pengharapan. Anugerah dan pengharapan yang
memampukan kita mengakhiri tahun ini dan memasuki tahun yang ada di hadapan kita dengan
penuh kemenangan.
Sekarang, kita akan mengingat kasih kuasa dan kesetiaan Tuhan Yesus tersebut dengan
mengambil bagian dalam perjamuan kudus. Sebelum itu mari kita berdoa dan menyerahkan
kehidupan kita di bulan yang terakhir dalam tahun ini ke dalam tangan Tuhan. Mari kita berdoa agar
kita mengalami mukjizat dalam perayaan natal yang akan kita rayakan pada tanggal 24 Desember
yang akan datang, baik dalam ibadah secara online maupun onsite. Dalam rangka menyiapkan hati
guna menyambut perayaan natal yang sangat penting tersebut, saya mengajak saudara untuk
memasuki masa Advent. Kata Advent yang artinya adalah Penantian. Itulah masa di mana kita
menyiapkan hati dan menantikan hari saat kita akan merayakan kelahiran Yesus Kristus. Masa
Advent yang dalam tradisi gereja dimulai dari minggu yang lalu, yaitu 4 Minggu sebelum hari Natal.
Dalam masa Advent yang selama 4 minggu itu saya mengajak saudara untuk melakukan
renungan secara pribadi seminggu sekali. Renungan yang dapat saudara lakukan dengan
menggunakan penuntun yang disediakan baik dalam bentuk video maupun naskah tertulis. Semua
itu dapat saudara ikuti melalui website dengan alamat seperti yang ditayangkan pada layar saudara
masing-masing. Website tersebut dapat saudara akses melalui handphone, tablet, maupun
komputer mulai minggu yang lalu.
Saya juga telah menjelaskan langkah-langkah untuk menggunakan website tersebut melalui
YouTube Channel doa Fajar pengharapan. Silakan saudara mengakses Youtube Channel doa Fajar
pengharapan tersebut sehingga Saudara dapat mengikuti renungan masa Advent tanpa kesukaran.
Dengan demikian saudara akan dapat merayakan Natal dengan penuh makna, mengakhiri tahun
dengan penuh kemenangan, dan memasuki tahun yang ada di hadapan kita dengan penuh
pengharapan yang tidak akan mengecewakan. Sekarang mari kita berdoa kepada Tuhan Yesus
dengan penuh iman dan pengharapan. Mari kita berdoa.